ABSTRAK
Latar Belakang: Semakin bertambahnya usia seorang individu dapat mempengaruh pola
pikir yang mengakibatkan individu tersebut mengalami gangguan tidur/ insomnia. Insomnia
merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada orang-orang dengan usia
lanjut (lansia). Terapi untuk mengatasi insomnia pada lansia terdiri dari terapi farmakologi
dan nonfarmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk
menurunkan tingkat insomnia adalah dengan menggunakan aromaterapi. Tujuan:
Mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat insomnia pada lansia. Metode:
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan desain penelitian quasi
eksperiment dengan pre and post test without control. Sampel berjumlah 30 orang lansia
yang berada di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading, Semarang. Pengukuran tingkat
insomnia diukur menggunakan kuesioner KSPBJ-IRS. Data dianalisis dengan menggunakan
program komputer. Hasil: Pada penelitian di dapatkan perbedaan yang bermakna sebelum
dan sesudah penelitian yaitu p=0,001. Kesimpulan: Terapi non farmakologi aromaterapi
dapat digunakan untuk menurunkan derajat insomnia pada lansia.
Kata Kunci: Insomnia, Lansia, Aromaterapi
ABSTRACT
THE EFFECT OF AROMATHERAPY ON THE LEVEL OF INSOMNIA IN
ELDERLY
Background: Aging process at individual level can affect someone’s mindset resulting
sleeping disorders or so-called insomnia. Insomnia is one of health problems that are
frequently found in elderly. Two types of therapy used to treat insomnia consist of
pharmacologic and non-pharmacologic therapy. One of the non-pharmacologic therapy used
to decrease insomnia level is by using aromatherapy. Aim: To observe the effect of
aromatherapy on the level of insomnia in elderly. Method: This is an experimental research,
using quasi-experimental design with pre- and post-test without control. Total sample used
are 30 elderly at Social Rehabilitation Unit Pucang Gading, Semarang. The insomnia level
was measured using KSPJB-IRS questionnaire. Data obtained was analysed by computer
program. Results: Significant result was observed before and after research was conducted
with p=0,001. Conclusion: Non-pharmacologic aromatherapy can be used to reduce the
insomnia level in elderly.
Keywords: Insomnia, Eldery, Aromatherapy
Penelitian ini telah di laksanakan di Unit adalah total sampling. Penelitian dilakukan
Rehabilitasi Sosial Pucang Gading pada 30 subjek penelitian.
Semarang pada bulan Mei 2018. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah lansia Karakteristik subjek penelitian
yang memenuhi kriteria yaitu, lansia dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan insomnia, tidak memiliki gangguan Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
penciuman, tidak menggunakan obat tidur Karakteristik Frekuensi Presentase
Pada penelitian ini dijumpai adanya perubahan pola tidur yang biasanya
Penelitian ini menunjukan hasil yang sama ketidakmampuan untuk melanjutkan tidur,
oleh Sri Adiyati pada tahun 2009 tentang Perlu adanya aroma wangi yang
tingkat insomnia pada lansia di Bantul yang sensitive terhadap sistem limbik di
dengan nilai p=0.0056. Hasil penelitian ini otak. Dimana bagian tersebut berhubungan
selaras dengan penuturan Kania pada tahun dengan emosional dan memori pada
merupakan salah satu terapi relaksasi yang udara adalah sebagai uap air. Ketika uap
aromaterapi dihirup, molekul uap tersebut misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan
akan berjalan mempengaruhi sistem limbik jari-jari. Sistem saraf otonom berfungsi
otak yang bertanggung jawab dalam sistem mengendalikan gerakan-gerakan yang
integrasi dan eksresi perasaan, belajar, otomatis, misalnya fungsi digestif, proses
ingatan, emosi rangsangan fisik serta kardiovaskuler dan gairah seksual. Sistem
memberikan perangsang fisik sehingga saraf otonom ini terdiri dari subsistem
memberikan lingkungan tidur yang yaitu sistem saraf parasimpatis yang
nyaman.9 kerjanya saling berlawanan. Jika sistem
Proses tidur individu di pengaruhi saraf simpatis meningkatkan rangsangan
Sistem Aktivasi Retikuler (RAS) yang atau memacu organ-organ tubuh,
terletak di batang otak bagian atas. Fungsi sebaiknya sistem saraf parasimpatis
dari bagian ini adalah mempengaruhi menstimulasi turunnya semua fungsi yang
proses tidur seperti kewaspadaan atau dinaikkan oleh sistem saraf simpatis dan
keterjagaan. Fungsi tersebut di pengaruhi menaikkan semua fungsi yang diturunkan
oleh stimulus sensori, taktil, auditorius, oleh sistem saraf simpatis. Pada saat
dan aktivitas korteks serebri seperti proses individu mengalami ketegangan dan
emosi, kecemasan dan ketakutan juga ikut kecemasan10.
menstimulasi fungsi dari RAS, apabila
adanya stimulasi tersebut dapat SIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan terjaga sampai pada Simpulan
6
gangguan tidur. Terdapat perbedaan yang
Insomnia dapat diatasi dengan bermakna antara tingkat insomnia sebelum
terapi relaksasi. aromaterapi merupakan pemberian aromaterapi dan sesudah
salah satu terapi relaksasi yang dapat pemberian aromaterapi pada subjek
digunakan untuk mengatasi insomnia. Hal penelitian.
tersebut dikarenakan aroma wangi dari Saran
7
aromaterapi memberikan efek rileks. Penulis menyarankan
Sistem saraf manusia terhadap untukpenelitian lebih lanjut tentang
sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. indomnia dan lansia dengan melibatkan
Sistem saraf pusat berfungsi mengendalika faktor-faktor yang mempengaruhi
gerakan-gerakan yang dikehendaki, insomnia seperti penyakit komorbid dan