Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019


Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Novita Damayanti, Titis Hadiati

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT


INSOMNIA LANSIA
Novita Damayanti1, Titis Hadiati2
1
Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Ilmu Psikiatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK
Latar Belakang: Semakin bertambahnya usia seorang individu dapat mempengaruh pola
pikir yang mengakibatkan individu tersebut mengalami gangguan tidur/ insomnia. Insomnia
merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada orang-orang dengan usia
lanjut (lansia). Terapi untuk mengatasi insomnia pada lansia terdiri dari terapi farmakologi
dan nonfarmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk
menurunkan tingkat insomnia adalah dengan menggunakan aromaterapi. Tujuan:
Mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat insomnia pada lansia. Metode:
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan desain penelitian quasi
eksperiment dengan pre and post test without control. Sampel berjumlah 30 orang lansia
yang berada di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading, Semarang. Pengukuran tingkat
insomnia diukur menggunakan kuesioner KSPBJ-IRS. Data dianalisis dengan menggunakan
program komputer. Hasil: Pada penelitian di dapatkan perbedaan yang bermakna sebelum
dan sesudah penelitian yaitu p=0,001. Kesimpulan: Terapi non farmakologi aromaterapi
dapat digunakan untuk menurunkan derajat insomnia pada lansia.
Kata Kunci: Insomnia, Lansia, Aromaterapi

ABSTRACT
THE EFFECT OF AROMATHERAPY ON THE LEVEL OF INSOMNIA IN
ELDERLY
Background: Aging process at individual level can affect someone’s mindset resulting
sleeping disorders or so-called insomnia. Insomnia is one of health problems that are
frequently found in elderly. Two types of therapy used to treat insomnia consist of
pharmacologic and non-pharmacologic therapy. One of the non-pharmacologic therapy used
to decrease insomnia level is by using aromatherapy. Aim: To observe the effect of
aromatherapy on the level of insomnia in elderly. Method: This is an experimental research,
using quasi-experimental design with pre- and post-test without control. Total sample used
are 30 elderly at Social Rehabilitation Unit Pucang Gading, Semarang. The insomnia level
was measured using KSPJB-IRS questionnaire. Data obtained was analysed by computer
program. Results: Significant result was observed before and after research was conducted
with p=0,001. Conclusion: Non-pharmacologic aromatherapy can be used to reduce the
insomnia level in elderly.
Keywords: Insomnia, Eldery, Aromatherapy

1210 JKD : Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 : 1210-1216


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Novita Damayanti, Titis Hadiati

PENDAHULUAN digunakan terus menerus akan mengalami


Manusia memiliki berbagai macam ketergantungan.3 Sedangkan terapi non
kebutuhan fisioligis. Salah satu kebutuhan farmakologi untuk mengatasi gangguan
fisiologis utaman tersebut adalah tidur. tidur yaitu terapi pengaturan tidur, terapi
Tidur adalah suatu proses yang sangat psikologi dan terapi relaksasi.
penting bagi manusia, karena dalam tidur Terapi pengaturan tidur bertujuan
terjadi proses pemulihan, yang bermanfaat untuk mengatur jadwal tidur penderita
mengembalikan kondisi seseorang pada mengikuti irama sirkadian tidur normal
keadaan semula, dengan begitu tubuh yang penderita dan penderita harus disiplin
tadinya mengalami kelelahan akan menjadi menjalankan waktu tidurnya. Terapi
segar kembali.1 semakin bertambahnya psikologi bertujuan untuk mengatasi
umur seseorang dapat berpengaruh kepada gangguan jiwa atau stres berat berat yang
pola pikir yang mengakibatkan seseorang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi
tersebut mengalami gangguan relaksasi dapat dilakukan dengan cara
tidur/insomnia.1 relaksasi nafas dalam, relaksasi otot
Insomnia adalah ketidakmampuan progresif, latihan pasrah diri, terapi music
untuk tidur walaupun ada keinginan untuk dan aromaterapi.4
melakukannya. Lansia rentan terhadap Aromaterapi bekerja dengan
insomnia karena adanya perubahan pola merangsang sel-sel saraf penciuman dan
tidur yang biasanya menyerang tidur tahap mempengaruhi kerja system limbik dengan
4 NREM. Keluhan insomnia mencakup meningkatkan perasaan positif dan rileks.5
ketidakmampuan untuk tertidur, seringkali karena perasaan rileks itulah, tingkat stress
terbangun, ketidakmampuan untuk atau depresi seseorang akan menurun dan
melanjutkan tidur, serta terbangun lebih tingkat insomnia pun akan menurun.
awal.2
Cara yang dapat digunakan untuk METODE
mengatasi masalah kualitas tidur terdiri Penelitian ini merupakan penelitian
dari terapi farmakologi dan non eksperimental dengan rancangan quasi
farmakologi. Terapi farmakologi yang eksperimental pre and post test without
biasa digunakan dan dianggap paling control. Subjek penelitian adalah lansia
efektif adalah obat tidur, dimana jika yang mengalami gangguan tidur/insomnia.

1211 JKD : Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 : 1210-1216


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Novita Damayanti, Titis Hadiati

Penelitian ini telah di laksanakan di Unit adalah total sampling. Penelitian dilakukan
Rehabilitasi Sosial Pucang Gading pada 30 subjek penelitian.
Semarang pada bulan Mei 2018. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah lansia Karakteristik subjek penelitian
yang memenuhi kriteria yaitu, lansia dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan insomnia, tidak memiliki gangguan Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
penciuman, tidak menggunakan obat tidur Karakteristik Frekuensi Presentase

atau obat penenang, serta bersedia Usia

dilibatkan dalam penelitian ini. 55 – 64 16 70


65 – 70 4 23,3
Sampel diambil berdasarkan total
>70 10 6,7
sampling. Dalam penelitian ini peneliti
Jenis Kelamin
menggunakan sampel 30 orang sesuai
Laki-laki 16 53,3
jumlah lansia insomnia yang berada di
Perempuan 14 46,7
tempat penelitian. Agama
Variable bebas penelitian adalah Islam 25 83,3
pemberian aromatepai. Variable terikat Kristen 3 10,0
pada penelitian ini adalah tingkat insomnia Katolik 2 6,7
pada lansia.
Uji normalitas menggunakan uji Tingkat insomnia sebelum dan sesudah
shapiro wilk dengan kriteria p value > 0,05 penelitian
maka data berdistribusi normal. Sedangkan Tabel 2. Tingkat insomnia
hipotesis menggunkana uji T berpasangan Tingkat Sebelum Sesudah

dengan kriteria penerimaan hipotesis Insomnia perlakuan perlakuan


F P (%) F P (%)
diterima jika nilai p value < 0,01. Analisis
Tidak 3 10
statistic dilakukan dengan menggunakan
insomnia
program computer.
Ringan 19 63,3 24 80
Berat 8 26,6 1 3,33
HASIL
Sangat Berat 3 10 2 6,66
Penelitian ini telah dilakukan pada F: Frekuensi; P: Presentase
lansia yang telah memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Cara pemilihan sampel

1212 JKD : Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 : 1210-1216


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Novita Damayanti, Titis Hadiati

Uji Normalitas Data Terdapat penelitian tentang


aromaterapi dengan judul Pengaruh
Variabel Statistik df Sig.
Pemberian Aromaterapi Cendana terhadap
Sebelum
0,949 30 0,157 kualitas tidur remaja. Pada penelitian
perlakuan
tersebut terdapat pengaruh yang signifikan
Sesudah
0,945 30 0,123 setelah dilakukan pemberian aromaterapi8.
perlakuan
Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa insomnia lebih banyak di alami oleh
Uji T berpasangan
lansia dengan rentang usia 61-70 tahun.
Aromaterapi Mean ± SD p Hasil ini sesuai dengan teori yang
Sebelum perlakuan 25,47 ± 3,67 menyebutkan bahwa semakin
0,001
Sesudah perlakuan 24,37 ± 3,86 bertambahnya usia seseorang semakin
berkurang jam tidurnya. Lansia rentan

PEMBAHASAN terhadap insomnia karena adanya

Pada penelitian ini dijumpai adanya perubahan pola tidur yang biasanya

penurunan derajat insomnia yang menyerang tidur tahap 4 NREM. Keluhan

bermakna pada subjek penelitian sesudah insomnia mencakup ketidakmampuan

pemberian aromaterapi selama 3 minggu. untuk tertidur, seringkali terbangun,

Penelitian ini menunjukan hasil yang sama ketidakmampuan untuk melanjutkan tidur,

dengan hasil penelitian yang dilakukan serta terbangun lebih awal.2

oleh Sri Adiyati pada tahun 2009 tentang Perlu adanya aroma wangi yang

pengaruh pemberian aromaterapi terhadap ditimbulkan dipercaya mempunyai efek

tingkat insomnia pada lansia di Bantul yang sensitive terhadap sistem limbik di

dengan nilai p=0.0056. Hasil penelitian ini otak. Dimana bagian tersebut berhubungan

selaras dengan penuturan Kania pada tahun dengan emosional dan memori pada

2006 yang mengatakan bahwa aromaterapi manusia. Molekul yang di lepaskan ke

merupakan salah satu terapi relaksasi yang udara adalah sebagai uap air. Ketika uap

dapat digunakan untuk mengatasi air yang mengandung komponen kimia

insomnia, hal tersebut di karenakan tersebut di hirup, akan diserap tubuh

aromaterapi memberikan efek rileks.7 melalui hidung dan paru-paru yang


kemudian masuk ke aliran darah. Uap

1213 JKD : Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 : 1210-1216


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Novita Damayanti, Titis Hadiati

aromaterapi dihirup, molekul uap tersebut misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan
akan berjalan mempengaruhi sistem limbik jari-jari. Sistem saraf otonom berfungsi
otak yang bertanggung jawab dalam sistem mengendalikan gerakan-gerakan yang
integrasi dan eksresi perasaan, belajar, otomatis, misalnya fungsi digestif, proses
ingatan, emosi rangsangan fisik serta kardiovaskuler dan gairah seksual. Sistem
memberikan perangsang fisik sehingga saraf otonom ini terdiri dari subsistem
memberikan lingkungan tidur yang yaitu sistem saraf parasimpatis yang
nyaman.9 kerjanya saling berlawanan. Jika sistem
Proses tidur individu di pengaruhi saraf simpatis meningkatkan rangsangan
Sistem Aktivasi Retikuler (RAS) yang atau memacu organ-organ tubuh,
terletak di batang otak bagian atas. Fungsi sebaiknya sistem saraf parasimpatis
dari bagian ini adalah mempengaruhi menstimulasi turunnya semua fungsi yang
proses tidur seperti kewaspadaan atau dinaikkan oleh sistem saraf simpatis dan
keterjagaan. Fungsi tersebut di pengaruhi menaikkan semua fungsi yang diturunkan
oleh stimulus sensori, taktil, auditorius, oleh sistem saraf simpatis. Pada saat
dan aktivitas korteks serebri seperti proses individu mengalami ketegangan dan
emosi, kecemasan dan ketakutan juga ikut kecemasan10.
menstimulasi fungsi dari RAS, apabila
adanya stimulasi tersebut dapat SIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan terjaga sampai pada Simpulan
6
gangguan tidur. Terdapat perbedaan yang
Insomnia dapat diatasi dengan bermakna antara tingkat insomnia sebelum
terapi relaksasi. aromaterapi merupakan pemberian aromaterapi dan sesudah
salah satu terapi relaksasi yang dapat pemberian aromaterapi pada subjek
digunakan untuk mengatasi insomnia. Hal penelitian.
tersebut dikarenakan aroma wangi dari Saran
7
aromaterapi memberikan efek rileks. Penulis menyarankan
Sistem saraf manusia terhadap untukpenelitian lebih lanjut tentang
sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. indomnia dan lansia dengan melibatkan
Sistem saraf pusat berfungsi mengendalika faktor-faktor yang mempengaruhi
gerakan-gerakan yang dikehendaki, insomnia seperti penyakit komorbid dan

1214 JKD : Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 : 1210-1216


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Novita Damayanti, Titis Hadiati

tingkat stres. Karena penelitian berdampak di Panti Werdha Pangesti Lawang.


positif penulis juga berharap para Universitas Brawijaya Malang. 2013
responden tetap melanjutkan penggunaan 4. Sitralita S. Pengaruh Latihan Relaksasi
aromaterapi untuk kualitas tidur yang lebih Otot Progresif terhadap Kualitas Tidur
baik. pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Kasih Sayang Ibu
UCAPAN TERIMA KASIH Batusangkar. Universitas Andalas
Peneliti mengucapkan Lampung. 2010.
terimakasih kepada dr. Titis Hadiati, 5. Balkam B. Aromaterapi Penuntun
Sp.KJ, dr. Widodo Sarjana A.S,MKM, Praktis untuk Pijat Minyak Astiri dan
Sp.KJ, dr.Natalia Dewi Wardani, Sp.KJ Aroma. Semarang: Dahara Prize; 2001
(K) dan seluruh staf bagian Psikiatri 6. Aditya S. Pengaruh Aromaterapi
Fakultas Kedokteran Universitas terhadap Insomnia pada Lansia di
Diponegoro, dan pihak-pihak lain yang PSTW unit Budi Luhur Kasongan
telah membantu hingga penelitian dan Bantul Yogyakarta [Internet].
penulisan artikel ini dapat terlaksana Available from
dengan baik, serta para subjek penelitian Https://Www.Academia.Edu/3621410
yang telah bersedia dilibatkan dalam 6/Pengaruh_Aromaterapi_Terhadap_I
penelitian ini. nsomnia_Pada_Lansia_Di_Pstw_Unit
_Budi_Luhur_Kasongan_Bantul_Yog
DAFTAR PUSTAKA yakarta
1. Maas ML. Asuhan Keperawatan: 7. Kaina K. Pengaruh Aromaterapi
Diagnosis NANDA, Kriteria hasil Dalam Kehidupan Anda. Yogyakarta:
NOC & Intervensi NIC. Jakarta: EGC; Grafindo Litera Media; 2006
2011. 8. Lee IS, Lee GJ. Effects of Lavender
2. Stanley M, Beare PG. Buku Ajar Aromatherapy on Insomnia and
Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC; Depression in Woman College Student
2006. [Internet]. 2006;36(1):136-143.
3. Soemardini S, Suharsono T, Kusuma Available from
AM. Pengaruh Aromaterapi bunga https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
Lavender terhadap kualitas tidur lansia /16520572

1215 JKD : Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 : 1210-1216


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 4, Oktober 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Novita Damayanti, Titis Hadiati

9. Holmes C, Ballard C. Aromatherapy Anxiety and Self Esteem in Korean


in Dementia. [Internet]. 2018. Eldery Woman: A Pilot Study. Intern
Available from Journal Informa Health Care
https://doi.org/10.1192/apt.10.4.296 [Internet]. 2006;116(12):1447-1455
10. Rho KH, Han SH, Kim KS, Lee MS.
Effect of Aromatherapy Massage on

1216 JKD : Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 : 1210-1216

Anda mungkin juga menyukai