Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa adalah milik manusia. Bahasa adalah salah satu identitas
sebuah bangsa demikian juga bangsa inonesia. Bahasa mengonsepsikan
seluruh isi alam pikiran manusia, manusia mempergunakan bahasa sebagai
sarana komunikasi vital dalam hidup. Bahasa merupakan alat komunikasi
utama, dan dengan bahasa manusia mengungkapkan pikiran dan
perasaannya kepada orang lain. Proses-proses pemikiran sangat ditentukan
oleh kemampuan berbahasa. Melalui ungkapan bahasa, pikiran, perasaan,
dan penalaran dapat dirangsang dan dilatih.

Bahasa Indonesia memiliki dialaek, oleh karena itu bahasa


Indonesia terdiri dari latar belakang etnis, budaya, dan bahasa yang
berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hakikat bahasa Indonesia ?
2. Seberapa penting bahasa Indonesia bagi negara ?
3. Bagaimana fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia ?
4. Bagaimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia ?
5. Bagaimana dengan bahasa dewasa ini ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami hakikat bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui betapa pentingya bahasa indonesia bagi
negara
3. Untuk memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia
5. Untuk mengetahui bahasa dewasa in

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Bahasa

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh masyarakat


Indonesia untuk keperluan sehari-hari, misalnya belajar, bekerja sama, dan
berinteraksi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi di
Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa yang menjadi standar di Negara
Indonesia. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak mengikat pemakainya
untuk sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan secara non resmi,
santai dan bebas. Dalam pergaulan sehari-hari antar warga yang dipentingkan
adalah makna yang disampaikan. Pemakai bahasa Indonesia dalam konteks
bahasa nasional dapat menggunakan dengan bebas menggunakan ujarannya baik
lisan maupun tulis. Adapun bahasa resmi adalah bahasa yang digunakan dalam
komunikasi resmi seperti dalam perundang-undangan dan surat menyurat dinas.
Dalam hal ini, bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah, tertib,
cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku.
Tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaian.
Bahasa Adapun bahasa resmi adalah bahasa yang digunakan dalam komunikasi
resmi seperti dalam perundang-undangan dan surat menyurat dinas. Dalam hal
ini,bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah, tertib, cermat, dan
masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku. Tingkat
kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaian. Bahasa
Indonesia memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
pemakainya, yaitu :
1. Alat ekspresi diri
Pada awalnya, seseorang (anak-anak) berbahasa untuk
mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya dan pikirannya pada
sasaran yang tetap,yakni ibu bapaknya atau masyarakat di sekitar tempat
tinggalnya. Dalam perkembangannya, tidak lagi menggunakan bahasa
untuk mengekspresikan kehendaknya tetapi untuk berkomunikasi dengan
lingkungan yang lebih luas di sekitarnya. Setelah dewasa, kita
menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk
berkomunikasi.

2
2. Alat komunikasi
Ketika kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi,kita
sudah maksud dan tujuan yaitu ingin dipahami orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, harapan, perasaan, dan lain-
lain yang dapat diterima orang lain. Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan
sebagai alat komunikasi sekligus merupakan alat untuk menunjukkan
identitas diri. Melalui bahasa, kitadapat menunjukkan sudut pandang kita,
pemahaman kita atas suatu hal,asal usul bangsa, budaya, dan negara kita,
pendidikan dan latar sosial kita, bahkan sifat/temperamen/karakter kita.
Fungsi bahasa disini sebagai cermin dari diri kita,baik sebagai bangsa,
budaya, maupun sebagai diri sendiri/pribadi.
3. Alat integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa Indonesia mampu mempersatukan beratus-ratus kelompok
etnis di tanah air kita. Sebagai alat integrasi bangsa,ada beberapa sifat
potensial yang dimiliki bahasa Indonesia: (1) bahasa Indonesia telah
terbukti dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang multicultural, (2)
bahasa Indonesia bersifat demokratis dan egaliter, (3) bahasa Indonesia
bersifat terbuka/ transparan,dan (4) bahasa Indonesia sudah mengglobal.
4. Alat kontrol sosial
Sebagai alat kontrol sosial,bahasa Indonesia sangat efektif. Kontrol
Social dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat
pemakainya. Berbagai penerangan,informasi,atau pendidikan disampaikan
melalui bahasa. Buku –buku pelajaran di sekolah sampai universitas,
bukubuku instruksi, perundang-undangan serta peraturan pemerintah
lainnya adalah salah satu contoh penggunaan bahasa Indonesia sebagai
alat kontrol sosial. Ceramah agama, dakwah, dan wujud pembinaan
rohani, sebagai peredam rasa emosi dan marah adalah contoh bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat kontrol social

Konsep-konsep Alat ini berkisar antara konsep bahasa sebagai rangkain


bunyi hingga konsep bahasa sebagai segala sesuatu yang dapat dibicarakan,
termasuk alat yang digunakan untuk membicarakan itu semua. Teori bahasa
bisa didasarkan pada asumsi bahwa bahasa pda hakikatna ialah: (1) subtansi,
(2) bentuk, atau (3) subtansi dan bentuk. Bahasa sebagai subtansi bisa
dianggap susunan bentuk dan dapat dilihat dan didengar, dirasakan, dan
dipikirkan.
Teori-teori bahasa yang modern tidak lagi menganggap kata-kata sebagai
benda; bahkan orang menganggap kata dan benda sebagai identik, isi-subtansi
atau hakikat. Teori-teori bahasa yang mengutamakan penelitian materi secara
khusus tentang apa yang dapat dilihat atau didengar, yaitu dengan subtansi

3
yang digunakan untuk mengungkapkan bahasa. Teori-teori bahasa pada awal
pertengahan abad ke-20 menganggap bahasa bukan sebagai subtansi tetapi
sebagai bentuk. Bahas tidak sama dengan pikiran dan benda tentang apa kita
berbicara; tidak juga sama dengan bunyi dan gerakan lidah yang kita gunakan
untuk berbicara tentang bunyi-bunyi dan gerak-gerak tersebut. Bahasa bisa
berupa penamaan pikiran dan benda ( isi-bentuk ) dan bisa juga
pengelompokan abstrak atau image bunyi dan bentuk ( ekspresi-bentuk ), atau
formalisasi kedua-duanya tenteang apa yang kita bicarakan dan bagaiman kita
bicarakan tentang hal itu ( isi dan pengungkapan ).
Suatu teori dapat dilihat dari tiga sudut pandang yang berbeda,
yaitu:
1. dari bunyi dan bentuknya 3. perkembangannya
2.cara kerjannya

2.2 Pentingnya Bahasa

Indonesia terdiri dari dari berbagai suku bangsa, disetiap suku bangsa
Idonesia memiliki bahasa masing-masing yang tentunya berbeda anatara satu
dengan yang lainnya, karena keaneka ragaman inilah yang membuat suatu
cara untuk menyatukan keragaman atau variasi bahasa yaitu dengan membuat
bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai
berbagai macam tingkatan, seperti bahasa untuk kehidupan sehari-hari atau
istilahna bahasa pergaulan, serta tata bahasa dalam bebicara terhadap
seseorang yang lebih tua.

Untuk kehidupan sehari-hari atau masyarakat, terkadang kita


menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana tidak terlalu baku dan kaku
seperti pada ejaan yang disepurnakan namun terkadang bahasa yang
digunakan membuat menjadi kompleks. Kompleks disini dalam arti penulisan
suatu kata.

Kurangnya pemahaman terhadap ejaan yang kurang benar dan terbiasa


mengucapkan kata-kata yang salah menjadi keterusan, hal ini bisa berdampak
pada saat kita menulis suatu karangan atau penulisan karya ilmimiah yang
mengaharuskan mengeja dengan ejaan yan baku dan benar. Karena bahsa
Indonesia alat pemersatu bangsa dan juga menjadi ciri khas bangsa Indonesia
sendiri. Hal ini dibuat agar tidak ada propaganda atau salah pengerian
terhadap suatau maksud dalam bahas Indonesia

4
2.3 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesi

Sumpah pemuda ( 1928 ) yang berisi pengakuan bahwa bahasa


Indonesia adalah bahasa nasional kita, merupakan langkah yang menentukan
di dalam perumusan garis kebijaksanaan mengenai bahasa nasional kita “
Bahasa negara adalah bahasa Indonesia ”, meberikan dasar yang kuat dan
resmi bagi pemakian bahsa Indonesia bukan saja sebagai bahhasa
perhubungan pada tingkat nasional tetapi sebagai bahasa resmi kenegaraan.
Kongres bahasa Indonesia 1954, di Medan, yang mengaku bahwa bahasa
Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, dan bahwa didalam
pertumbuhan dan perkembangannya itu bahasa telah diperkaya bahasa-bahasa
lain, terutama bahasa daerah, yang terdapat di Indonesia merupakan langkah
maju yang berdasarkan kenyataan. Namun demikian, kalau kita perhatikan
benar, beberapa pernyataan pokok mengenai garis kebijaksanaan tentang
bahasa kita itu masih tetap belum terjawab.

Masalah fungsi dan kedudukan bahasa indonesia sudah banyak


disebut-sebut. Selain ketentuan-ketentuan yang termuat dokumen-dokumen
resmi seperti Sumpah Pemuda 1928, Undang-Undang Dasar 1945 ( Bab XV,
pasal 36 ), dan keputusan kongres Bahasa Indonesia 1954, kita dapati
kenyataan bahwa masalah ini sudah di bahas dengan bermacam-macam cara
dan gaya di dalam berbagai tulisan dalam bentuk kertas kerja, tesis, skripsi,
pidato pengukuhan jabatam guru besar, dan karangan dalam surat kabar serta
majalah. Pada dasarnya tulisan-tulisan itu menunjukan keputusan mengenai
fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia. Pertama bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional adalah lambang kebulatan semangat kebangsaan Indonesia,
alat penyatuan berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang
kebahasan, kebudayaan, dan kesatuan antar suku, antar daerah serta budaya.
Kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
adalah bahasa resmi pemeritahan, bahasa pengantar di dalam dunia
pendidikan, alat perhubungan tingkat nasional, serta alat pengembangan
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

 Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara

Di dalam hubungan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara,


istilah “ bahasa resmi ” sengaja tidak dipakai dalam makalah ini. Penghidaraan
bahasa resmi itu disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak semua bahasa resmi
adalah bahasa negara. Bahasa daerah dapat pula menjadi bahasa resmi di
dalam lingkungan sosial budayanya sendiri. Upacara tesmi keraton di Jawa
tengah, misalnya, dipergunakan bahasa Jawa, tidak dengan bahasa Indonesia,
dan begitu pula pemakaian bahasa Minangkabau di dalam upacara adat di

5
Sumatera Barat. Malah bahasa Indonesia pun dapat dikatakan bahasa resmi
selama penjajahan karena ia dipakai baik oleh Belanda dan terutama Jepang
sebagai bahasa sebagai pemerintah di dalam menghadapi penduduk asli di
samping bahasa Belanda dan bahasa Jepang selama penjajahan Jepang.
Namun jelaslah bahawa Indonesia pada waktu itu tidak memiliki kedudukan
sebagai bahasa negara.

Salah satu fungsi bahasa Indonesia di dalam kedudukanna sebagai


bahasa negara adalah pemakainnya sebagai bahasa resmi kenegaraan. Didalam
hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara,
dan kegiatan kenegaraan baik secara lisa maupun dalam bentuk tulisan.

Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan srtea surat menyurat


yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainya seperti
Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditulis dalam
bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan
diucapakan di dalam bahasa Indonesia. Hanya di dalam keadaan tertentu, demi
kepentingan komunikasi antar bangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan
diucapkan di dalam bahasa asing, terutama bahsa Inggris.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa indonesia


berfungsi pula sebagai bahasa pengantar dilembaga pendidikan dari taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Akhirnya, di dalam kedudukan sebagai bahasa negara, bahasa


Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Didalam kedudukan sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

1. Bahasa resmi kenegaraan.


2. Bahasa pengantar dunia pendidikan.
3. Alat penghubung pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta
kepentingan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
serta kepentingan pemerintah dan
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah kedududkannya sebagai


bahasa nasional. Kedudukan sebagai bahasa nasional ini dimiliki oleh bangsa
Indonesia sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober

6
1928. Dengan demikian, pengumandangan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional di dalam Sumpah Pemuda 1928 itu tidak menimbulkan kesukaran
apa-apa.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia


berfungsi sebagai:

1. Lambang kebanggaan bangsa.


2. Lambang identitas nasional.
3. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-
masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia dan
4. Alat penghubung antar daerah antar budaya`

Sebagai kebanggan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-


nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Dengan melalui
bahasa nasionalnya, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-
nilai budaya yang menjadi pegangan hidup. Atas dasar kebanggaan ini
bahasa indonesia kita pelihara dan kita kembangkan, dan rasa kebanggan
memakainnya senantiasa kita bina.

 Lambang Negara

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa indonesia kita junjung


di samping bendera dan negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini
bahasa indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula,
sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa
Indonesia dapat memiliki identitasnya sendiri apabila masyarakat
pemakainnya membina dan mengembangkannya sedimikian mungkin rupa
sehinggga ia bersih dari unsur-unsur bahasa lain, terutama bahasa asing
seperi bahasa inggris yang tidak benar-benar diperlukan.

Fungsi bahasa indonesia sebagai lambang kebanggan kebangsaan


dan sebagai lambang identitas nasional berhubungan erat dengan fungsi
yang ketiga, yaitu sebagai alat yang memungkinkan terlasanakan
penyatuan berbagai-bagai suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan yang
berbeda-beda kedalam kebangsaan yang bulat. Dengan bahasa nasional
kita jauh di atas kepentingan daerah.

7
 Bahasa Daerah

Didalam hubungannya dengan kedudukan bahasa Indonesia,


bahasa seerti Sunda, Jawa, Madura, Bugis, Makasar, dan Batak, yang
terdapat di wilayah Republik Indonesia, kedudukan sebagai bahasa daerah.
Kedudukan ini berdasarkan kenyataan bahwa bahasa daerah itu adalah
salah satu unsur kebudayaan nasianla dan lindungi oleh negara, sesuai
dengan bunyi penjelasan pasal 36, Bab XV Undang-Undang Dasar 1945.

Fungsi sebagai bahasa daerah yaitu alat penghubung di dalam


keluarga dan masyarakat daerah, pendukung bahasa nasional, bahasa
penganter di dearah tertentu pada tingkat permulaan untuk memperlancar
pengajaran bahasa indonesia dan mata pelajaran lain, dan alat
pengembangan serta pendukung kebudayaan daerah.

 Bahasa Asing

Kedudukan ini ini di dasarkan kenyataan bahwa bahasa asing


tertentu di ajarakan di lembaga-lembaga pendidikan pada tingkat tertentu,
dan di dalam kedududkan demikian, bahasa-bahsa asing tidak bersaingan
dengan bahasa Indonesia baik sebgai nasional maupun sebagai negara,
serta dengan bahasa bahasa daerah baiak sebagai lambang nilai sosial
budaya maupun sebagai alat perhubungan masyarakat daerah.

Fungsi sebagai bahasa asing yaitu sebagai alat perhubungan antar


bangsa, alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa
modern, dan sebagai alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern untuk pembangunan nasional.

2.4 Perkembangan Bahasa Indonesia


1. Periode Abad VI

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang tumbuh berabad abad, sudah


tumbuh sejak beberapa abad bukan baru satu atau dua abad, di Asia
Selatan, di Nusantara, dan setelah bangkitnya pergerakan kemerdekaan
awal abad kedua puluh diangkat menjadi bahasa persatuan. Bahasa yang
sudah tumbuh berabad-abad di Nusantara yang diangkat menjadi bahasa
persatuan itu adalah bahasa Melayu, yang kemudian diangkat menjadi
bahasa Indonesia ( Alisyahbana, 1978:37).

Bahasa Melau tertua yang masih dapat diselidki sebagai


peninggalan masa lampau ialah bahasa Melayu di atas empat buah batu
bersurat peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Keempat buah batu bersurat

8
ditumukan di Palembang, Jambi, dan Bangka, berisi piagam yang
bertuliskan huruf-hurf Sriwijaya. Adapun batu-batu yang bertulis di
Palembang yaitu prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuwo yang
bertanggal tahun Syaka 604 dan 605 kira-kira sesuai tahun Masehi 682
dan 683. Batu bertulis di Jambi yaitu Berahi, yang terdapat antara Jambi
dan Sungai Musi bertanggal tahuan Syaka 608, kira-kira sesuai dengan
tahun Masehi 686, sama dengan tanggal prasasti Krang Berahi.

2. Periode Abad XV

Pada tahun 1526 Bintan pun dihancurkan juga oleh Portugis,


Sultan Mahmud melarakan diri ke Kampar sampai meninggalnya disana.
Sultan Alaudin Riayat Syah II Pada tahun 1530 mendirikan kembali
kesusasteraan Melayu sebagai pengganti yang sudah musnah.

Melalui perkembangan agama Islam, maka berkembanglah bahasa


Melayu, karena pengantar yang dipakai penyebaran agama Islam adalah
bahasa Melayu, bahasa Melayu yang dipengaruhi oleh bahasa tanah asli
agama Islam, yaitu bahasa bahasa Arab. Disamping melalui penyebaran
agama Islam, bahasa Melayu menyebar melalaui kekuasan kerajaan dan
perdagangan.

3. Periode Abad XVI

Masa dibangunnya kembalai kesusasteraan Melayu Johor sebagai


pengganti kesusasteraan yang masih musnah. Yang terpenting ialah
Sejarah Melayu yang di tulis Tun Muhamad Sri Lanang gelar Bendahara
Paduka Raja yang diperkirakan selesai ditulisnya pada tahun 1616. Bahasa
yang dipakai ialah bahasa Melayu Johor. Bahasa Melayu yang dipandang
sebagai bahasa yang bertradisi adalah bahasa yang dipakai pada masa
kerajaan ini. Setelah kerajaan Johor untuk akibat peselisihan dengan Aceh,
kerajaan ini sudah meninggalkan warisan berupa hasil-hasil sastra dalam
bentuk buku-buku yang dituli dalam bahsa Melayu.

Pada tahun 1600, VOC ( Vereenigde Oost Indische Compagnie )


sebuah perusahaan dagang Belanda mulai menjelajah Nusantara. Sewaktu
orang Belanda datang dan mengusir orang Portugis, dicoba pula dengan
pengajaran bahasa Belanda di sekolah-sekolah, tetapi mendapat kesukaran.
Untuk itu maka bahasa Melayulah yang dijadikan bahasa pengantar,
misalnya di Ambon sekitar tahun 1615, sebagaimana dikemukan oleh Dr.
I.J. Brugmans dalam bukunya “Geschiendenis wan het Onderwijs in

9
Nederlands-Indie.” Akhirnya penyebaran bahasa melayu semakin meluas
di seluruh Nusantara, dan merata di berbagai kalangan masyarakat.

4. Periode abad XIX

Pada pemulaan abad ke-19 merupakan masa pujangga Abdulah bin


Abdulkadir Munsi. Ia seorang keturunan Arab peranakan keling. Sebagai
juga ayahnya ia mempunyai perhatian besar terhadap bahasa dan
kesusasteraan Melayu. Ia mencea dan mengecam bangsa Melayu yang
dikatakannya tak ada perhatian atau seolah-olah acuh tak acuh terhadap
bahasa dan kesusasteraan sendiri. Dari buku-buku peninggalannya seperti
“Hikayat Abdulah” dan syair perihal “Singapura Dimakan Api” terlihat
karangan-karangannya yang tidak lagi istana sentris sehingga Abdulah
dianggap sebagai pembaharu kesusasteraan Melayu.

5. Periode abad XX

Pada awal abad ke-20 ini boleh dikatakan bermulalah


perkembangan bahasa Melayu menuju ke bahasa Indonesia.
Perkembangan ini pada mulanya bejalan agak lambat. Banyak hal yang
diluar bahasa yang sebenarnya telah membantu dan mendorong pesatnya
perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia adalah bahsa Melayu yang ditambah dengan unsur-unsur yang
sesuai bahasa Indonesia dan dikurangi dengan unsur-unsur yang tidak
sesuai dengan bahasa Indonesia.

 Periode Tahun 1901

Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh ch. A.
Van Ophuysen, dimuat dalam Kitab Logat Melayu. Ini memantapkan
kedudukan bahasa Melayu yang oleh Gunernemen Belanda telah
ditetapkan sebagai bahasa pengantar disekolah-sekolah bumiputra.
Didalam menyusun ejaan resmi bahasa Melayu ini Prof. Ch. A . van
Ophuysen dibantu oleh guru bahasa Melayu, seperti Engku Nawasi Gelar
Sutan Makmur dan Muhamad Tabib Sutan Ibrahim atas perintah
pemerintah Hindia Belanda, tak mengherankan kalau bahasa Melayu
banyak dipengaruhi ejaan Belanda seperti huruf j untuk menuliskan jang,
majat dsb.; Oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, moeloet, doedoek,
boeroek dsb. Ejaan bahasa Melayu di Malaysia disesuaikan ejaan bahasa
Inggris, sehingga dapat kita lihat penggunaan huruf j untuk jangan, jari,
jalan, juga, dsb, yang dalam bahasa Indonesia dituliskan dengan dj, seperti
djangan, djari, djalan, djuga dsb. Y untuk kata-kata seperti yang, mayat,

10
saya, dsb. Dalam bahasa Indonesia dituliskan dengan seperti jang , majat,
saja, dsb. Kata-kata seperti tjin, tjari, matjan ditulis chinta, chari, machan
dsb, sama dengan ejaan bahasa Inggris

Kesukaran dalam ejaan Prof. Ch. A. Van Ophuysen ialah


banyaknya tanda-tanda diokritik seperti koma, ain, koma wasla, tanda
trema, yang selalu menimbulkan kesukaran-kesukaran dalam menuliskan
kata-kata secara tepat lagi pada kebanyakan mesin tulis tidak terdapat
koma ain ( koma terbalik di atas huruf ), memang dalam
mengindonesiakan kata-kata Arab Prof. Ch. A. Van Ophuysen kurang
berhasil, misalnya: ma’lum, ma’af, da’if dsb.

 Periode Tahun 1928

Dengan bertambahnya kesadaran nasional pada masyarakat


Indonesia akibat usaha dan gemblengan kaum muda yanng terpelajar,
pemakaian bahasa Melayu semakin melualuas. Sebagai puncaknya, pada
Kongres Pemuda yang diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928,
di bawah pimpinan Muhammad Yamin, para pemuda itu tanpa ragu-ragu
berikrar menjunjung bahasa pesatuan bahasa Indonesia. Pada saat inilah,
untuk pertama kali secara resmi bahasa Melayu untuk bangsa Indonesia
diganti namanya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan nasional
semakin kukuh. Setelah diadakan ikrar Sumpah pemuda tahun 1928, yang
salah satu isi ikrarnya menjunjung bahasa Indonesia menjadi bahasa
Nusantara di Indonesi.

 Periode Tahun 1945

Pada taggal 20 Oktober 1942 kantor pengajaran Belantara Jepang


mendirikan Komisi Bahasa Indonesia. Anggota komisi ini diangkat dari
antara pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia sendiri. Tugas komisi adalah
untuk menentukan terminologi yang dapat dipakai untuk mengungkapkan
hasil kebudayaan modern, juga menyusun tata bahasa yang bersifat
normatif. Disamping itu, pemimpin bangsa Indonesia semakin menyadari
bahwa bahasa Indonesia merupakan lambang persatuan yang kuat.

Dengan demikian, sejak zaman pendududkan Jepang, bahasa


Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semakin
tidak asing lagi bagi masyarakat. Dan pada Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia yang dipakai
dalam teks proklamasi berkumandangan keseluruh dunia menyatakan
kemerdekaan bangsa Indonesia.

11
Akhirnya dalam penyusunan Undang-Undang Dasar 1945, tanpa
ragu-ragu bahsa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu itu ditetapkan
menjadi bahasa negara, tercantum pada Bab XV pasal 36 yang berbunyi:
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

 Periode Tahun 1966

Angkatan 66 itu adalah suatu generasi baru yang melakukan


pendobrakan yang disebabkan oleh penyelewengan-penyelewengan yang
besar-besaran yang memebawa negara ke jurang kehancuran. Di angkatan
66 momentum menegakkan keadilan dengan kejadian para
penyair/pengarang dan para cendikiawan timbul suatu ledakan
pemberontakan, karena telah sekian lamanya dijajah jiwanya oleh
semboyan-semboyan dan slogan-slogan yang tidak wajar dan tidak sesuai
denagan kepribadian bangsa. Angkatan 45 menjadikan dunia sumber
ilhamnya dan mengutarakan sikapnya, sedangkan angkatan 66 mempunyai
nilai-nilai baru dalam kebudayaan daerah agar masuk ke tingkat nasional

Memang, bahasa menunjukkan bangsa, bahasa sebagai ciri bangsa,


bahasa sebagai manifestasi bangsa, sastra sebagai hasil seni yang
menggunakan bahasa sebagai alat manifestasinya. Namun demikian, hal
yang tidak kalah penting didalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia
di dalam periode ini adalah dengan diresmikannya Ejaan Bahasa Indonesia
yang disempurnakan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh presiden Suharto
di depan sidang DPR, di dalam suatu pidato kenegaraan, secara lengkap
disini penyusun kemukaan ejaan yang diresmikan.

Memang, bahasa menunjukkan bangsa, bahasa sebagai ciri bangsa,


bahasa sebagai manifestasi bangsa, sastra sebagai hasil seni yang
menggunakan bahasa sebagai alat manifestasinya. Namun demikian, hal
yang tidak kalah penting didalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia
di dalam periode ini adalah dengan diresmikannya Ejaan Bahasa Indonesia
yang disempurnakan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh presiden Suharto
di depan sidang DPR, di dalam suatu pidato kenegaraan, secara lengkap
disini penyusun kemukaan ejaan yang diresmikan.

 Periode Tahun 1988

Didalam peride ini hal yang amat penting di dalam sejarah


perkembangan bahsa Indonesia adalah (1) enam puluh tahun sumpah
pemuda, (2) kongres bahasa Indonesia kelima, (3) diterbitkannya Kamus

12
Besar Bahasa Indonesia, dan (4) diterbitkan buku Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, yang dilampiri dengan (a) Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, edisi kedua berdasarkan
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Nomor 0543a/U/1987 tanggal 9 September 1987, (b) Pedoman Umum
Istilah, edisi kedua bedasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.0389/U/1988 tanggal 11 Agustus 1988.

2.5 Peristiwa-peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Bahasa Indonesia.

 Tahun 1801 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab
Logat Melayu.

 Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan


penerbit buku-buku bacaan yang di beri nama Commissie voor de
Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun
1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini
menerbitkan novel- novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan,
buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara
kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa
Melayu di kalangan masyarakat luas.

 Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kayo menggunakan bahasa


Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam
sidang Volksraad (dewan rakyat), seseorang berpidato
menggunakan bahasa Indonesia.

 Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi pengokohan bahasa


indonesiamenjadi bahasa persatuan.

 Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang


menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh
Sutan Takdir Alisyahbana.

 Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru


Bahasa Indonesia.

 Tanggal 25 28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia


I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha
pembinaan.

13
 Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang
Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

 Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik


(ejaan soewandi) sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang
berlaku sebelumnya.

 Tanggal 28 Oktober 2 November 1954 diselenggarakan Kongres


Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan
tekad bangsa Indonesia untuk terus menerus menyempurnakan
bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan
ditetapkan sebagai bahasa negara.

 Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik


Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan
sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No.
57 tahun 1972.

 Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayan


menetapkan pedoman Umum Ejann Bhasa Indonesia yang
disempurnakn dan pedoman umum pembentukan istilah resmi
berlaku dan pedoman umum pembentukan istilah resmi berlaku di
seluruh wilayah Indonesia ( Wawasan Nusantara ).

 Tanggal 28 Oktober–2 November 1978 diselenggarakan Kongres


Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam
rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke 50 ini selain
memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan
bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

 Tanggal 21–26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa


Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka
memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya
disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua
warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.

 Tanggal 28 Oktober–3 November 1988 diselenggarakan Kongres


Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira

14
tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan
peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam,
Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu
ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di
Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia

 Tanggal 28 Oktober–2 November 1993 diselenggarakan Kongres


Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar
bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara
meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India,
Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika
Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga
Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang
Bahasa Indonesia.

 Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa


Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu
mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa

2.6 Bahasa dewasa ini

Pada deawasa ini kedudukan bahasa indonesia semaki terkikis, hal ini
dapat dilihat dari bagaimana pengunaan bahasa oleh remaja saat ini. Masa
remaja ditinjau dari perkembangannya merupakan masa kehidupan manusia
yang paling menarik dan mengesankan. Ciri-ciri ini tercermin dari bahasa
mereka, ingin membuat satu kelompok dan menciptakan suatu bahasa rahasia
yanag hanya dimenerti oleh kelompoknya saja sumarsono,2011:150) contoh:
ayah dan ibu disebut dengan bonyok yang merupakan singkatan dari bokap
“dan nyokap”.

Perkembangan bahasa Indonesia sulit dicegah karena memang bahasa


Indonesia bahsa yang mudah untuk brkembang, pendapat abdul Leonie (2014)
terjadinya perubahan bahasa tidak dapat diamati, sebab perubahan itu sudah
menjadi sifat hakiki bahasa berlangsung pada masa yang relatif lama.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahasa merupakan alat paling vital di kehidupan karena sebagai lambang


bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi anatara satu dengan yang lain oleh
masyarakat. Bahahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang berkembang
dari abad ke abad dan dari tahun ketahun sampai menjadi bahasa yang
disempurnakan dan mejadi bahasa nasional, dan kedudukan bahasa sebagai,
bahasa negara, bahasa nasional, lambang negara, bahasa daerah, dan bahasa
asing.

3.2 Saran
Generasi muda disarankan bisa menghilangkan sikap negatif dalam
berbahasa.Hindari penggunaan bahasa gaul atau prokem atau alay dalam
bahasa komunikasi sehari-hari. Lebih baik kita menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dengan berbagai ragamnya. Generasi muda
disarankan pula memperhatikan kesantunan dalam berbahasa. Kegiatan
pemasyarakatan bahasa Indonesia melalui bacaan-bacaan anak atau siswa
perlu diperbanyak dan disebarluaskan ke seluruh penjuru tanah air
terutama sekolah agar mereka semakin cinta kepada bahasa Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Hj .Peian Supinah dan Drs. H. M. E. Suhendar, M.Pd. 2010. Pembinaan dan
Pengembangn Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik


Indonesia,2013

http://josepmunthe.blogspot.co.id/2010/makalah-perkembangan-bahasa-
indonesia.html

17

Anda mungkin juga menyukai