Sejarah
Sejarah
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Alat komunikasi
Ketika kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi,kita
sudah maksud dan tujuan yaitu ingin dipahami orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, harapan, perasaan, dan lain-
lain yang dapat diterima orang lain. Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan
sebagai alat komunikasi sekligus merupakan alat untuk menunjukkan
identitas diri. Melalui bahasa, kitadapat menunjukkan sudut pandang kita,
pemahaman kita atas suatu hal,asal usul bangsa, budaya, dan negara kita,
pendidikan dan latar sosial kita, bahkan sifat/temperamen/karakter kita.
Fungsi bahasa disini sebagai cermin dari diri kita,baik sebagai bangsa,
budaya, maupun sebagai diri sendiri/pribadi.
3. Alat integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa Indonesia mampu mempersatukan beratus-ratus kelompok
etnis di tanah air kita. Sebagai alat integrasi bangsa,ada beberapa sifat
potensial yang dimiliki bahasa Indonesia: (1) bahasa Indonesia telah
terbukti dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang multicultural, (2)
bahasa Indonesia bersifat demokratis dan egaliter, (3) bahasa Indonesia
bersifat terbuka/ transparan,dan (4) bahasa Indonesia sudah mengglobal.
4. Alat kontrol sosial
Sebagai alat kontrol sosial,bahasa Indonesia sangat efektif. Kontrol
Social dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat
pemakainya. Berbagai penerangan,informasi,atau pendidikan disampaikan
melalui bahasa. Buku –buku pelajaran di sekolah sampai universitas,
bukubuku instruksi, perundang-undangan serta peraturan pemerintah
lainnya adalah salah satu contoh penggunaan bahasa Indonesia sebagai
alat kontrol sosial. Ceramah agama, dakwah, dan wujud pembinaan
rohani, sebagai peredam rasa emosi dan marah adalah contoh bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat kontrol social
3
yang digunakan untuk mengungkapkan bahasa. Teori-teori bahasa pada awal
pertengahan abad ke-20 menganggap bahasa bukan sebagai subtansi tetapi
sebagai bentuk. Bahas tidak sama dengan pikiran dan benda tentang apa kita
berbicara; tidak juga sama dengan bunyi dan gerakan lidah yang kita gunakan
untuk berbicara tentang bunyi-bunyi dan gerak-gerak tersebut. Bahasa bisa
berupa penamaan pikiran dan benda ( isi-bentuk ) dan bisa juga
pengelompokan abstrak atau image bunyi dan bentuk ( ekspresi-bentuk ), atau
formalisasi kedua-duanya tenteang apa yang kita bicarakan dan bagaiman kita
bicarakan tentang hal itu ( isi dan pengungkapan ).
Suatu teori dapat dilihat dari tiga sudut pandang yang berbeda,
yaitu:
1. dari bunyi dan bentuknya 3. perkembangannya
2.cara kerjannya
Indonesia terdiri dari dari berbagai suku bangsa, disetiap suku bangsa
Idonesia memiliki bahasa masing-masing yang tentunya berbeda anatara satu
dengan yang lainnya, karena keaneka ragaman inilah yang membuat suatu
cara untuk menyatukan keragaman atau variasi bahasa yaitu dengan membuat
bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai
berbagai macam tingkatan, seperti bahasa untuk kehidupan sehari-hari atau
istilahna bahasa pergaulan, serta tata bahasa dalam bebicara terhadap
seseorang yang lebih tua.
4
2.3 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesi
5
Sumatera Barat. Malah bahasa Indonesia pun dapat dikatakan bahasa resmi
selama penjajahan karena ia dipakai baik oleh Belanda dan terutama Jepang
sebagai bahasa sebagai pemerintah di dalam menghadapi penduduk asli di
samping bahasa Belanda dan bahasa Jepang selama penjajahan Jepang.
Namun jelaslah bahawa Indonesia pada waktu itu tidak memiliki kedudukan
sebagai bahasa negara.
6
1928. Dengan demikian, pengumandangan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional di dalam Sumpah Pemuda 1928 itu tidak menimbulkan kesukaran
apa-apa.
Lambang Negara
7
Bahasa Daerah
Bahasa Asing
8
ditumukan di Palembang, Jambi, dan Bangka, berisi piagam yang
bertuliskan huruf-hurf Sriwijaya. Adapun batu-batu yang bertulis di
Palembang yaitu prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuwo yang
bertanggal tahun Syaka 604 dan 605 kira-kira sesuai tahun Masehi 682
dan 683. Batu bertulis di Jambi yaitu Berahi, yang terdapat antara Jambi
dan Sungai Musi bertanggal tahuan Syaka 608, kira-kira sesuai dengan
tahun Masehi 686, sama dengan tanggal prasasti Krang Berahi.
2. Periode Abad XV
9
Nederlands-Indie.” Akhirnya penyebaran bahasa melayu semakin meluas
di seluruh Nusantara, dan merata di berbagai kalangan masyarakat.
5. Periode abad XX
Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh ch. A.
Van Ophuysen, dimuat dalam Kitab Logat Melayu. Ini memantapkan
kedudukan bahasa Melayu yang oleh Gunernemen Belanda telah
ditetapkan sebagai bahasa pengantar disekolah-sekolah bumiputra.
Didalam menyusun ejaan resmi bahasa Melayu ini Prof. Ch. A . van
Ophuysen dibantu oleh guru bahasa Melayu, seperti Engku Nawasi Gelar
Sutan Makmur dan Muhamad Tabib Sutan Ibrahim atas perintah
pemerintah Hindia Belanda, tak mengherankan kalau bahasa Melayu
banyak dipengaruhi ejaan Belanda seperti huruf j untuk menuliskan jang,
majat dsb.; Oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, moeloet, doedoek,
boeroek dsb. Ejaan bahasa Melayu di Malaysia disesuaikan ejaan bahasa
Inggris, sehingga dapat kita lihat penggunaan huruf j untuk jangan, jari,
jalan, juga, dsb, yang dalam bahasa Indonesia dituliskan dengan dj, seperti
djangan, djari, djalan, djuga dsb. Y untuk kata-kata seperti yang, mayat,
10
saya, dsb. Dalam bahasa Indonesia dituliskan dengan seperti jang , majat,
saja, dsb. Kata-kata seperti tjin, tjari, matjan ditulis chinta, chari, machan
dsb, sama dengan ejaan bahasa Inggris
11
Akhirnya dalam penyusunan Undang-Undang Dasar 1945, tanpa
ragu-ragu bahsa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu itu ditetapkan
menjadi bahasa negara, tercantum pada Bab XV pasal 36 yang berbunyi:
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
12
Besar Bahasa Indonesia, dan (4) diterbitkan buku Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, yang dilampiri dengan (a) Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, edisi kedua berdasarkan
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Nomor 0543a/U/1987 tanggal 9 September 1987, (b) Pedoman Umum
Istilah, edisi kedua bedasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.0389/U/1988 tanggal 11 Agustus 1988.
Tahun 1801 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab
Logat Melayu.
13
Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang
Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
14
tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan
peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam,
Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu
ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di
Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia
Pada deawasa ini kedudukan bahasa indonesia semaki terkikis, hal ini
dapat dilihat dari bagaimana pengunaan bahasa oleh remaja saat ini. Masa
remaja ditinjau dari perkembangannya merupakan masa kehidupan manusia
yang paling menarik dan mengesankan. Ciri-ciri ini tercermin dari bahasa
mereka, ingin membuat satu kelompok dan menciptakan suatu bahasa rahasia
yanag hanya dimenerti oleh kelompoknya saja sumarsono,2011:150) contoh:
ayah dan ibu disebut dengan bonyok yang merupakan singkatan dari bokap
“dan nyokap”.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Generasi muda disarankan bisa menghilangkan sikap negatif dalam
berbahasa.Hindari penggunaan bahasa gaul atau prokem atau alay dalam
bahasa komunikasi sehari-hari. Lebih baik kita menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dengan berbagai ragamnya. Generasi muda
disarankan pula memperhatikan kesantunan dalam berbahasa. Kegiatan
pemasyarakatan bahasa Indonesia melalui bacaan-bacaan anak atau siswa
perlu diperbanyak dan disebarluaskan ke seluruh penjuru tanah air
terutama sekolah agar mereka semakin cinta kepada bahasa Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Hj .Peian Supinah dan Drs. H. M. E. Suhendar, M.Pd. 2010. Pembinaan dan
Pengembangn Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.
http://josepmunthe.blogspot.co.id/2010/makalah-perkembangan-bahasa-
indonesia.html
17