Anda di halaman 1dari 15

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tak terhingga kami haturkan Kepada Allah SWT., karena
atas karunianya dan ridhonya kami dapat menyelesaikan laporan percobaan
dalam mata pelajaran biologi dan dengan tepat waktu. Laporan ini sebagaimana
adalah tugas kelompok yang ditugaskan untuk kami oleh guru pembimbing kami
untuk memenuhi nilai proyek pada BAB I Pertumbuhan pada Tumbuhan Kelas XII
MIA. Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Khusnul Hudha yang
telah membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini,
sehingga kami anak didiknya memahami langkah-langkah pada kegiatan ini.

Dalam menyusun laporan ini kami juga mengalami adanya kesulitan, namun
dengan kerja sama antara kami, semua dapat berjalan dengan baik. Dengan
adanya laoran ini, kami berharap pembaca dapat lebih mudah memahami
langkah-langkah serta cara ketika hendak melakukan percobaan dalam mata
pelajaran biologi khususnya pada BAB I Pertumbuhan pada Tumbuhan Kelas XII
MIA. Kami berharap juga, pembaca tidak meniru persis dengan apa yang kami
lakukan, namun lebih tepatnya adalah mengembangkan dan melakukan cara
yang lebih baik dari yang kami lakukan.

Tenggarong, 01 Agustus 2017

Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR
A. Gambar
B. Tabel
C. Lampiran

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis
E. Variabel Penelitian

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3
METODE PENELITIAN

BAB 4
HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 5
KESIMPULAN
SARAN
PENUTUP
A. Daftar Pustaka
B. Gambar (ilustrasi, grafik, tabel)
C. Lampiran
DAFTAR TABEL, GAMBAR, dAN LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu ciri fisiologis makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Proses pertumbuhan ditandai dengan dua ciri dasar, yaitu
sebagai berikut.
1. Kenaikan volume yang ireversible (tidak dapat kembali seperti asalnya)
disertai dengan pertumbuhan substansi dan diferensiasi.
2. Kenaikan atau pertambahan jumlah sel sebagai hasil dari kegiatan sel
meristem.
Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
kurva dengan menggunakan auksanometer*) . Dengan alat ini kita dapat
mengukur kecepatan pertumbuhan berbagai macam tumbuhan.
Pekembangan adalah suatu proses menuju tingkat kedewasaan, yang
ditandai dengan adanya peningkatan kualitas sebagaimana layaknya makhluk
hidup dewasa. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan tidak dapat
dinyatakan dengan ukuran atau bersifat kualitatif.
1. Pertumbuhan pada Tumbuhan
Pertumbuhan memanjang pada kecambah awalnya berjalan lambat,
kemudian memasuki periode panjang, pertumbuhannya menjadi cepat ,
akhirnya menurun lagi atau berhenti ketika mendekati dewasa. Jika tinggi
dan berat tumbuhan menahun digambarkan berdasarkan umurya, akan
dihasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk S. Keadaan ini merupakan
salah satu ciri yang juga dijumpai pada pertumbuhan hewan.
Kurva tumbuhan menahun dan tumbuhan semusim berbeda. Tumbuhan
semusim terus-menerus tumbuh, sedangkan tumbuhan menahun berhenti
tumbuh setelah matang (dewasa).
a) Pertumbuhan Akar
Bagian tumbuhan di atas permukaan tanah tumbuh dan meluas
selama masa hidupnya, demikian pula bagian akar serta cabang-
cabangnya jauh menembus tanah. Titik tumbuh pada ujung akar terdiri
atas jaringan meristem yang sel-selny aktif membelah. Daerah (zona)
meristem dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra.
Di belakang zona meristem terdapat sel-sel hasil pembelahan
meistem yang mengalami pertumbuhan memanjang, disebut zona
perpanjangan. Sel-sel yang telah memanjang sepenuhnya (matang)
berdiferensiasi membantuk struktur-struktur khusus.
Berikut adalah bagian-bagian akar :
1) Tudung Akar
Ujung akar ditutupi oleh tudung akar yang terdiri atas sel-sel
parenkim yang tidak berdifernsiasi. Sel-sel tersebut menyekresikan
lendir yang berfungsi untuk membasahi permukaan tudung akar
sehingga memudahkan ujung akar menembus tanah pada waktu sel-
sel akar tersebut memanjang. Jika sel-sel tudung akar aus atau rusak
akan digantikan oleh sel-sel baru yang berasal dari meristem apikal
yang berada di bagian belakang.
2) Zona Meristematis
Zona meristematis tersusun atas kumpulan sel-sel kecil yang
terartur dengan bentuk yang relatif sama atau seragam. Karena
kemampuannya membelah diri tak terbatas, maka dinamakan sel-sel
meristematis (embrional). sel-sel meristematis berbeda dengan sel
dewasa (matang) dalam beberapa hal terutama ukurannya.
3) Zona Pemanjangan
Sel-sel yang terlatak di belakang zona meristematis segera
menjadi besar dan bagian akar tersebut menjadi zona pemanjangan.
Sel-sel pada bagian tersebut sebagian besar membesar dan
memanjang. Hal ini menyebabkan vakuola bertambah besar.
Pembesaran vakuola tersebut menekan sitoplasma ke arah dinding
sel dan membentuk lapisan seperti garis tipis. Perubahan pada
sitoplasma dialami pula oleh inti, akhirnya inti memipih dan melekat
pada dinding sel, tetapi masih terendam sitoplasma.
Pada zona meristematis bentuk sel-selnya serupa, sedangkan
pada zona pemanjangan sel-selnya membentuk jaringan khusus, dan
pada bagian akar yang matang (dewasa) mulai tampak sel-sel yang
berbeda ukuran ataupun bentuknya. Bahkan akan tampak jelas
bilamana sel-sel yang sama telah matang berdiferensiasi menjadi
bagian tengah (stele) dikelilingi bagian yang bentuk dan ukurannya
berbeda (korteks) serta lapisan terluar yang terdiri atas selapis sel
yang tipis (epidermis).
4) Zona Pematangan
Perbedaan bentuk dan ukuran pada zona pematangan menjadi
lebih jelas. Pemanjangan yang maksimal merupakan ciri bahwa sel-
sel tersebut telah matang atau dewasa.
Biasanya dinding sel yang matang mengalami penebalan karena
penumpukan substansi di dalam dinding tersebut. Pada jaringan
yang berbeda, jenis dan jumlah substansi yang menumpuk berbeda
pula sehingga menyebabkan perbedaan struktur.

b) Pertumbuhan Batang
Seperti halnya akar, pada ujung batang terdapat pula titik tumbuh.
Titik tumbuh batang pada ummnya tidak mempunyai pelindung yang
khusus tetapi balutan bakal daunnya berfungsi sebagai pelindung. Pada
ujung batang terdapat daerah pertumbuhan dan perkembangan seperti
pada ujung akar.
Pada zona meristem terdapat meristem apkal (titik tumbuh) dan
bakal daun. Permukaan bawah daun lebih cepat tumbuh dibandingkan
dengan bagian permukaan atas sehingga daun muda melengkung di atas
titik tumbuh.
Pada zona pemanjangan, sel-sel tumbuh memanjang dan membesar
serta mulai tampak bakal jaringan pembuluh. Pada daerah diferensiasi
terdapat bermacam-macam jaringan, tetapi pada dasarnya batang
memiliki lapisan-lapisan yang sama dengan akar, yaitu epidermis,
korteks, dan silinder pusat (stele). pertumbuhan pada batang dibagi
menjadi dua, pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
1) Pertumbuhan Primer
Titik tumbuh pada ujung akar dan ujung batang telah terbentuk
sejak tumbuhan masih embrio. Oleh karena itu, titik tumbuh
tersebut dinamakan titik tumbuh primer. Pertumbuhan yang
disebabkan oleh aktivitas titik tumbuh primer disebut pertumbuhan
primer.
2) Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder merupakan lanjutan pertumbuhan
primer. Pertumbuhan yang ditimbulkan titik tumbuh sekunder
disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan ini hanya terdapat
pada tumbuhan dikotil dan gimnospermae.

Aktivitas kambium menghasilkan jaringan baru yang menyebabkan akar dan


batang tumbuh membesar. Oleh karena itu, kambium memegang peranan utama
dalam proses pertumbuhan sekunder. Kambium yang memengaruhi
pertumbuhan sekunder terdiri atas kambium primer dan kambium sekunder.
1. Kambium Primer
Kambium primer terdiri atas kambium fasikuler dan kambium interfasikuler
yang bersangkutan antara yang satu dan yang lain sehingga membentuk suatu
lingkaran.
Aktivitas kambium pada akar dan batang menghasilkan unsur-unsur kayu
(xilem) ke arah dalam dan menghasilkan kulit kayu (floem) ke arah luar. Aktivitas
kambium ke arah dalam jauh lebih besar daripada aktivitas kambium ke arah luar.
Sehingga bagian kayu jauh lebih tebal daripada bagian kulit kayu. Kambium juga
menghasilkan sel-sel hidupyang berderet-deret menurut arah jari-jari dari bagian
kayu sampai kulit dan disebut jari-jari empulur.

2. Kambium Sekunder (kambium gabus)


Pembentukan jaringan ke arah dalam oleh kambium lebih cepat daripada
pertumbuhan jaringan ke arah luar. Hal ini menyebabkan jaringan-jaringan
sebelah luar pecah-pecah dan rusak. Akibat kerusakan tersebut, di bawah
epidermis terbentuk kambium atau felogen yang bersifat meristematis.
Jaringan felogen membentuk floem ke arah luar dan membentuk feloderm
ke arah dalam. Floem terdiri atas sel-sel mati, sedangkan feloderm terdiri atas
sel-sel hidup.
Pertumbuhan sekunder tidak berlangsung terus-menerus sepanjang tahun.
Pada mausim hujan, ketika air dan zat makanan cukup, terjadi pertumbuhan
pesat, sedangkan pada musim kemarau, pertumbuhan tersebut terhenti.
Pertumbuhan jaringan sekunder selama satu masa tumbuh, yaitu dari musim
kemarau ke musim kemarau lagi, tampak seperti lingkaran konsentris lingkaran
tahun.
Tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium. Oleh karena itu, tidak terjadi
pertumbuhan sekunder. Batang monokotil setelah mencapai ukuran tertentu,
tidak akan bertambah besar lagi.
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan
a) Hereditas
Sel dikatan unit hereditas karena di dalamnya terdapat kromosom
dan gen yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat keturunan atau
hereditas melalui pembiakan. Gen menumbuhkan jaringan organ yang
akhirnya membina karakter makhluk hidup.
Dalam pertumbuhan tumbuhan, sel-sel mambiak dengan membelah
diri, menjadi besar, berdiferensiasi sesuai dengan pola hereditas dan
menghasilkan sejumlah besar variasi sel yang terorganisasi dalam
jaringan dan organ. Di samping itu, gen berperan pula dalam penyusunan
enzim-enzim dan hormon tumbuh yang mengatur dan mengendalikakan
pertmbuhan.
b) Nutrisi
Nutrisi atau zat makanan berupa unsur-unsur senyawa kimia lainnya
diperlukan tumbuhan sebagai sumber energi dan sumber materi untuk
sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan.
Unsur-unsur tersebut sebagian diperoleh dari dalam tanah yang diserap
melalui rambut-rambut akar.
Unsur -unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang besar
disebut unsur makro, yaitu C, H, O, N, S, F, K, Ca, dan Mg. Unsur-unsur
yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah kecil disebut unsur mikro yaitu,
Fe, Cl, Cu, Mn, Zn, Mo, Bo, dan Ni, sedangkan unsur-unsur yang
diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang sangat sedikit disebut unsur
tumbuhan. Hal ini berdasarkan pada hasil percobaan dari W. Pfeffer,
Julius Sach, dan W. Knop.
c) Hormon
Pada tumbuhan tidak dikenal adanya kelenjar serta sistem sirkulasi
seperti pada hewan, tetapi tumbuhan memiliki kemampuan menyusun
suatu senyawa organik yang didistribusikan dari suatu bagian tertentu
dan memberikan reaksi fisiologis pada bagian lain. Senyawa tersebut
dianmakan fitohormon (hormon tumbuhan) yang berfungsi sebagai zat
pengatur. Oleh karena itu, para ahli botani menyebutnya substansi
regulator pertumbuhan. Jenis- jenis fitohormon yaitu :

1) Auksin
Merupakan hormon pertumbuhan yang sangat penting. Auksin
ditemukan oleh F.W Went pada tahun 1928. senyawa tersebut
didapatkan pada ujung koleoptil kecambah Avena Sativa sejenis
gandum. Selaim di ujung koleoptil, menuju ke arah basipetal, yaitu
akar.
Fungsi- fungsi auksin :
 Meransang pembelahan, perpanjangan, dan diferensiasi sel-sel
pada daerah titik tumbuh.
 Menghambat pembentukan tunas.
 Merangsang pembentukakan bunga dan buah.
Hubungan auksin dengan beberapa proses fisologi :
 Proses pengembangan sel
Heteroauksin yang dihasilkan di bagian ujung memengaruhi sintesis
enzim tertentu yang kelak akan diteruskan menuju dinding sel dan
menyebabkan dinding sel menjadi elastis. Dengan adanya sifat elastis
tersebut, dinding sel mudah merenggang dan tumbuh memanjang.
 Fototropisme
Merupakan peristiwa pergerakan tumbuhan ke arah datangnya
cahaya. Hal ini terjadi kerena bagian yang tidak mendapat cahaya
akan bertambah panjang dan lebih cepat.
Cholodny dan Went menerangkan bahwa cahaya menyebabkan
terjadinya pemindahan auksin secara lateral dari bagian yang terkena
cahaya menuju bagian yang tidak terkena cahaya. Dengan demikian,
jumlah auksin yang ada di bagian gelap akan lebih banyak daripada
di bgian terang. Hal ini menyebabkan bagian batang yang tidak
terkena cahaya akan bertambah panjang lebih cepat, akibatnya
batang membelok ke arah cahaya.
 Geotropisme
Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap tumbuhan
yang terdiri atas :
a. Geotropisme positif (+), yaitu gerak akar mengarah ke pusat
bumi.
b. Geotropisme negatif (-), yaitu gerak batang yang menjauhi
pusat bumi.
 Auksin dalam pembentukan akar
Dari pengalaman sehari-hari dapat diketahui adanya tanaman yang
dapat dibiakkan secara vegetatif dan stek. Pemakaian berbagai
macam fitohormon pada stek daun, batang, dan akar dapat
merangsang pertumbuhan akar, seperti auksin asam Indole Butirat,
dan asam Naftalena Asetat.

2) Kalin
Berfungsi mengatur pembentukan organ tumbuhan. Misalnya,
rizokalin (mengatur pembentukan akar), kaulokalin (mengatur
pembentukan batang), fitokalin (mengatur pembentukan daun).

3) Florigen
Berfungsi mengatur pertumbuhan bunga.

d) Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan sebagai sumber energi terbesar bagi
makhluk hidup. Tumbuhan hijau memanfaatkan cahaya secara langsung
dalam proses fotosintesis dan secara tidak langsung energinya
dibutuhkan oleh hewan dan manusia.
Umumnya cahaya merupakan faktor yang menghambat petumbuhan
karena cahaya dapar menyebabkan translokasi hormon (regulator
pertumbuhan). hal ini dapat dibuktikan dengan menempatkan dua pot
kecambah, yang satu disimpan di tempat gelap, dan yang satu lagi
disimpan di tempat yang terang atau banyak cahaya. Dalam beberapa
hari kecambah yang ada di tempat gelap lebih cepat tumbuh dengan
ruas-ruas yang panjang, tetapi keadaannya lemah. Pertumbuhan yang
cepat di tempat gelap ini disebut etiolasi.
Lamanya penyinaran juga memengaruhi pertumbuhan. Di daerah
subtropik, beberapa jenis tanaman termasuk tumbuhan hari penjang.
Bunga mekar pada akhir musim panas, yaitu setelah tumbuhan
mendapat penyinaran lebih dari 12 jam. Pertumbuhan vegetatif dan
generatif suatu tumbuhan sangat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran.
Tanggapan suatu tumbuhan terhadap panjang pendeknya hari disebut
fotoperiodisme.

e) Suhu
Umumnya tumbuhan tidak tumbuh di bawah suhu 0 oC dan di atas
40oC. Suhu yang dikehendaki atau yang baik bagi pertumbuhan adalah
20oC-37oC.
Untuk tumbuh normal pada habitatnya, makhluk hidup memiliki
kisaran suhu tertentu, yaitu sebagai berikut:
1) Suhu minimum adalah suhu terendah. Pada suhu ini tumbuhan
masih dapat tumbuh. Suhu minimum untuk tumbuhan di daerah
tropis adalah 10oC, sedangkan di daerah subtropis dalah 5oC.
2) Suhu maksimum adalah suhu tertinggi. Pada suhu ini tumbuhan
masih dapat tumbuh.
3) Suhu optimum adalah suhu yang sangat sesuai bagi
pertumbuhan tumbuhan.
Apabila suhu lingkungan suatu umbuhan di bawah suhu minimum,
maka segala aktivitas fisiologi tubuhnya akan terhenti, dan ini disebut
masa tidur (dormansi), keadaan ini terjadi pada beberapa tumbuhan
yang ada di negara-negara 4 musim.

f) Kelembapan
Kelembapan udara dan tanah sangat berpengaruh dalam proses
pertumbuhan. Kelembapan udara memengaruhi proses penguapan air
yang berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Jika kelembapan udara
rendah, penguapan akan besar sehingga penyerapan unsur hara pun
makin banyak. Hal ini dapat memacu pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai