Anda di halaman 1dari 29

TUGAS PERANCANGAN ELEMEN MESIN

PERANCANGAN PULI

Disusun Oleh:

TRI WALUYO (160120067)

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2018
Lembaran Pengesahan Pembimbing

PERANCANGAN PULI

Disusun oleh:
TRI WALUYO (160120067)

Pembimbing

Faisal,S.T.,M.T
Nip:197702022006041015
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan perancangan Elemen Mesin tentang puli ini.
Adapun Laporan perancangan Elemen Mesin tentang puli ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan Laporan ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun
segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Laporan ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Laporan ini kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Lhoksuemawe,28 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR NOTASI ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah ..................................................................................1
1.2 Tujuan perencanaan ........................................................................................2
1.3 Pembatasan masalah .......................................................................................2
BAB III DASAR TEORI
2.1 Landasan teori .................................................................................................3
2.2 Jenis-jenis puli plat datar ................................................................................5
2.3 Prosedur perancangan puli besi cor ................................................................9
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
3.1 Perancangan puli 1 ........................................................................................14
3.2 Perancangan puli 2 ........................................................................................17
BAB IV PERAWATAN DAN PELUMASAN
4.1 Perawatan Puli ..............................................................................................20
4.2 Pelumas Puli ................................................................................................20
4.3 Penjagaan Puli ..............................................................................................20
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................21
5.2 Saran .............................................................................................................21
Daftar pustaka ........................................................................................................22
Lampiran gambar

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bentuk susunan puli .............................................................................4
Gambar 2.2 Puli besi cor padat ................................................................................5
Gambar 2.3 Puli terbagi dua.....................................................................................6
Gambar 2.4 Puli kayu(wooden pulley) .....................................................................7
Gambar 2.5 Puli kertas(paper pulley) ......................................................................8
Gambar 2.6 Puli cepat dan puli bebas ......................................................................8

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar dimensi lengan/arm puli menurut IS ...........................................6


Tabel 2.2 Lebar standar puli ..................................................................................10
Tabel 2.3 Tabel Pasak Standar ...............................................................................12

iv
DAFTAR NOTASI

IS = Indian Standard

ρ = Densitas di tepi material

ν = Kecepatan puli

Τ = Torsi daya yang diteruskan

R = Jari-jari puli

n = Jumlah arm/lengan puli

d = Diameter poros

w = Lebar pasak

L = Panjang pasak

D = Diameter puli

arm = Lengan puli

𝑊𝑇 = Beban tangensial per lengan

M = Moment bending maximum lengan pada ujung hub

z = Modulus penampang

l = Panjang hub puli

b = Lebar penampang belt puli

𝑇1 = Tegangan di sisi ketat sabuk

𝑇2 = Tegangan di sisi kendur sabuk

B = Lebar puli

t = Ketebalan rahang puli

μ = Koefesien gesek

τ = Tegangan geser

𝜎𝑏 = Tegangan bending

rim = Penampang puli


v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah


Sebuah mesin biasanya terdiri dari tiga bagian utama yang saling bekerja
bersama. Ketiga bagian itu adalah penggerak, sistem penerus daya(transmisi daya)
dan bagian yang digerakkan. Bagian penggerak dalam sebuah mesin umumnya
berupa motor listrik atau motor bakar yang memiliki modus gerak berupa putaran.
Elemen yang berputar dalam hal ini adalah poros. Pada bagian yang digerakkan,
disinilah fungsi mesin itu terlihat. Modus gerak biasa berupa putaran ataupun
gerak linear bolak-balik tergantung pada fungsi dari mesin itu. Untuk
menghubungkan antara bagian penggerak dan bagian digerakkan terdapat sistem
penerus daya atau sistem transmisi daya. Ada beberapa jenis sistem transmisi daya
yang sudah dikenal yaitu Transmisi puli-sabuk, Transmisi sprocket-rantai,
Transmisi roda gigi. Dalam laporan ini penulis akan membahas tentang transmisi
puli-sabuk.
puli digunakan untuk mengirimkan daya dari satu poros ke poros lainnya
dengan menggunakan sabuk datar, V-belt atau tali. Karena rasio kecepatan adalah
rasio terbalik dari diameter penggerak dan puli yang digerakkan, maka diameter
puli harus hati-hati dipilih untuk memiliki rasio kecepatan yang diinginkan. puli
harus dalam posisi yang sempurna agar belt dapat bergerak dalam garis normal ke
permukaan puli. Pada kenyataan nya puli sering kali di temukan dibuat tidak
sesuai dengan kebutuhan kerja nya. Ketidaksesuaian bahan puli, kekuatan dan
dimensi puli dengan yang dibutuhkan mengakibatkan berkurangnya kemampuan
dan daya tahan dari puli itu sendiri. Puli harus dirancang sesuai dengan beban
yang di pindahkannya, kondisi yang dialaminya, dan jangka waktu penggunaanya.
Maka dengan ini penulis mengambil sebuah judul laporan “perancangan
sebuah puli besi cor”. puli dapat dibuat dari besi cor, baja tuang atau baja tekan,
kayu dan kertas. Bahan puli besi cor harus memiliki karakteristik gesekan dan
keausan yang baik. puli yang dibuat dari baja tekan lebih ringan

1
2

dari puli cor, tetapi dalam banyak kasus mereka memiliki gesekan yang lebih
rendah dan dapat menghasilkan keausan yang berlebihan.

1.2 Tujuan perencanaan


1. Mengetahui fungsi dan jenis-jenis puli
2. Mengetahui ketentuan-ketentuan dalam merancang puli
3. Mampu Merencanakan puli yang sesuai dengan kebutuhan
4. Mampu Merencanakan poros,belt, dan pasak untuk kelengkapan puli
5. Mampu Menggambar bentuk puli sesuai dengan perhitungan.

1.3 Pembatasan masalah


1. Laporan ini dibuat untuk menyelesaikan tugas perancangan elemen mesin
2. Perancangan akan dihitung dengan menggunakan rumus-rumus sederhana
pada buku panduan dan sumber-sumber referensi
3. Gambar hasil perancangan akan digambar menggunakan aplikasi autodesk
inventor
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Landasan teori


Menurut(Ulrich,2000)Produk adalah sebuah artefak yang merupakan
kreativitas budi-daya manusia man-made object yang dapat dilihat, didengar,
dirasakan serta diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan fungsional tertentu yang
dihasilkan melalui sebuah proses panjang. Produk ini bisa berupa benda fisik
maupun non fisik atau jasa, bisa dalam bentuk yang kompleks seperti mesin
maupun fasilitas kerja yang lain, dan bisa pula merupakan barang-barang
konsumtif sederhana untuk keperluan sehari-hari. Untuk bisa menghasilkan
produk khususnya produk industri yang memiliki nilai komersial tinggi, maka
diperlukan serangkaian kegiatan berupa perencanaan, perancangan dan
pengembangan produk yaitu mulai dari tahap menggali ide atau gagasan tentang
fungsi- fungsi yang dibutuhkan, dilanjutkan dengan tahapan pengembangan
konsep, perancangan sistem dan detail, pembuatan prototipe, evaluasi dan
pengujian baik uji kelayakan teknis maupun kelayakan komersial, dan berakhir
dengan tahap pendistribusiannya.
Puli merupakan salah satu bentuk dari pesawat sederhana yang berfungsi
untuk memudahkan pemindahan benda. Prinsip kerja dari pesawat sederhana
adalah melipat gandakan gaya atau mengubah arah gaya. Benda atau beban yang
berat dapat dipindahkan dengan memberikan sedikit gaya saja. Bilangan yang
menyatakan pelipat gandaan hasil dari suatu pesawat sederhana terhadap gaya
atau jarak perpindahan disebut keuntungan mekanis.
Dalram pemakaian puli, biasanya puli dilengkapi dengan tali/sabuk.
Terdapat dua jenis puli yaitu puli tetap(gambar 1a) dan puli bergerak (gambar 1b).
Dalam pemakaiannya kita sering menggabungkan beberapa puli yang disebut
dengan sistem puli (gambar 1c dan 1d).

3
4

Gambar 2.1 Bentuk susunan puli


Untuk sistem puli yang yang terdiri dari 2 buah puli, maka ada dua penggal
tali yang menahan gaya yang diberikan oleh beban Fk seperti terlihat pada
Gambar 2.1. Sehingga satu penggal tali akan memberikan gaya kuasa sebesar
setengahnya dari gaya yang diberikan beban. Dengan demikian mengangkat
benda dengan menggunakan sistem dua puli dapat dilakukan dengan memberikan
gaya yang besarnya setengah dari gaya yang diberikan benda atau beban.
Sering kali beban yang harus kita pindahkan berat sekali. Untuk
mengangkatnya kita bisa menggunakan puli majemuk yang merupakan gabungan
dari beberapa puli diam dan puli bergerak seperti pada Gambar 2.1(D). Terlihat
bahwa gaya yang ditahan oleh 4 utas atau penggal tali. Masing-masing penggal
tali memberikan gaya seperempat dari gaya beban.
Disamping keuntungan tersebut di atas, penggunaan sistem puli atau puli
ganda juga memilki kelemahan. Kelemahan penggunaan puli ganda dalam
memindahkan beban adalah pergeseran yang harus kita lakukan menjadi sekian
kali lipat dari jumlah penggal tali yang terlibat.
Puli adalah suatu roda yang berputar pada porosnya. Puli biasanya
digunakan bersama-sama dengan rantai dan tali. Benda–benda yang berat
biasanya dapat diangkat menggunakan puli. Puli dapat merubah arah gaya yang
digunakan untuk menarik atau mengangkat benda (Haryanto, 2007).
5

2.2 Jenis-jenis puli plat datar


1. Puli besi cor(cast iron pulley)
Puli besi cor adalah puli yang umum digunakan karena harga nya murah.
Penampang sabuk berada di sekeliling pusat puli, yang terhubung dengan
beberapa lengan/jari-jari puli. lengan pulley bias berbentuk lurus dan juga
melengkung,dan penampangnya berbentuk elips. Seperti ditunjukan pada gambar:

Gambar 2. 2 Puli besi cor padat


Ketika sebuah puli cor menyusut didalam cetakan, lengan puli berada dalam
keadaan stress dan sangat rentan patah. Dan lengan puli yang berbentuk
curva/melengkung cenderung lebih tidak mudah patah.
Puli besi cor umumnya dibuat memiliki rim yang bulat. Pemegang sabuk
pada puli yaitu crowning. Crowning yang berbentuk mahkota, penampang
crowning yang berbentuk mahkota berfungsi menjaga sabuk tetap berada pada
titik tengah rim puli saat bergerak. Penampang berukuran 9 mm untuk lebar rim
300 mm.
Puli besi cor ada dua yaitu, puli besi cor padat,yang terlihat pada Gambar
2.2 Dan puli besi cor terbagi dua, yang terlihat pada Gambar 2.3 Puli besi cor
terbagi dua digunakan ketika diperlukan untuk dipasang pada poros yang telah
terpasang puli di depannya, ataupun poros yang memilki ukuran berbeda pada
sumbunya. Akan lebih mudah pemasangannya jika menggunakan split puli,
karena kedua bagian dapat dilepas dan di dapat disatukan kembali dengan
menggunakan baut pengencang.
6

Gambar 2. 3 Puli terbagi dua


3 Puli baja
Puli baja terbuat dari baja lembaran yang di tekan. puli baja memiliki
kekuatan dan ketahanan yang tinggi. Puli jenis ini lebih ringan sekitar 40-60 %
daripada puli besi cor dengan kapasitas yang sama dan puli ini dirancang untuk
penggunaan pada kecepatan tinggi. Koefesien gesek yang dihasilkan dengan kulit
sabuk hampir sama dengan yang dihasilkan oleh puli besi cor.
Puli baja umumnya dibuat dengan dua bagian yang dikunci secara bersama.
Pengunci puli berada pada hub yang menguncu ke poros, sehingga tidak
diperlukan pengunci tambahan kecuali untuk keperluan beban berat. Puli baja
umumnya dilengkapi dengan bushing yang memiliki beberapa ukuran yang dapat
ditukar untuk penggunaan pada poros yang berbagai ukuran. Table berikut
menunjukkan jumlah lengan dan ukuran lengan puli sesuai dengan standar
India,IS: 1691-1980(ditegaskan kembali 1990).
Tabel 2. 1 Standar dimensi lengan/arm puli menurut IS
Diameter puli(mm) Jumlah lengan/arm Diameter lengan(mm)
280 - 500 6 19
560 - 710 8 19
800 - 1000 10 22
1120 12 22
1250 14 22
1400 16 22
1600 - 1800 18 22
7

Perbandingan lainnya untuk puli baja,


lebar permukaan
Panjang hub =
2
Catatan : Panjang hub tidak boleh kurang dari 100 mm untuk diameter lengan 19
mm dan 138 mm untuk diameter lengan 22 mm.
Tebal rim/penampang = 5 mm untuk semua ukuran
Catatan : Untuk jari-jari tunggal digunakan pada puli yang lebarnya hingga 300
mm dan jari-jari double digunakan pada puli yang lebarnya yang lebih dari 300
mm.
4 Puli kayu
Puli kayu lebih ringan dan memiliki koefesien gesek yang lebih tinggi
daripada puli besi cor maupun puli baja. Dengan ukuran yang sama puli jenis ini
lebih ringan 25 %. Umumnya terbuat dari kayu pilihan yang di letakkan pada
sebuah segmen dan direkatkan dengan dibantu oleh penjepit yang sangat kuat.
Disimpan pada tempat yang tidak lembab dan dilapisi dengan lapisan
pelindung/pernis sehingga tidak terjadi lengkungan/bengkokan.
Puli ini juga dubuat dengan bentuk padat dan terbagi dua dengan bushing
yang yang dapat disesuaikan. Yang mencegah rotasi relatif antara puli dan shaft
oleh tahanan gesekan yang meningkat. puli ini digunakan pada drive motor
dimana kontak antara permukaan puli dan sabuk dibatasi.

Gambar 2. 4 Puli kayu(wooden pulley)


8

5 Puli kertas
Puli kertas terbuat dari serat kertas yang dipadatkan dan dibentuk dengan
logam di tengahnya. Puli kertas umumnya digunakan untuk transmisi daya dari
motor listrik, dimana jarak titik pusat dan titik pusat poros yang kecil.

Gambar 2. 5 Puli kertas(paper pulley)


6 Puli cepat dan puli bebas
Sebuah puli cepat dan puli bebas digunakan pada poros yang berfungsi
untuk starter mesin atau mematikan mesin sesuai kehendak. Puli cepat di kunci
pada poros sementara puli bebas tidak terkunci melainkan bebas bergerak
sepanjang poros. Untuk mentransmisikam daya dari mesin, sabuk berada pada
puli cepat. Dan sabuk berpindah ke puli bebas saat tidak mentransmisikan daya.
Dengan cara ini untuk menghentikan satu mesin tidak akan menggangu mesin
yang lain yang bekerja pada sebuah poros.

Gambar 2. 6 Puli cepat dan puli bebas


9

Puli bebas dilengkapi dengan bushing besi cor atau logam kuningan dengan
di salah satu ujungnya terdapat kerah untuk mencegah gerakan aksial. Rim puli
cepat dibuat lebih besar daripada puli bebas sehingga sabuk dapat berjalan dengan
longgar di puli bebas. Puli bebas biasanya dibuat dengan hub yang lebih panjang
untuk mengurangi gesekan dan keausan dan juga memerlukan pelumasan yang
tepat.

2.3 Prosedur perancangan puli besi cor


Untuk merancang sebuah puli besi cor, terdapat beberapa prosedur dalam
merencanakan bagiam-bagian puli, berikut prosedur yang dapat diadopsi yaitu :
1. Dimensi puli
Diameter puli(D) dapat diperoleh dari pertimbangan rasio maupun dari
tegangan sentrifugal. Kita mengetahui bahwa tegangan sentrifugal di induksi di
tepi puli,
𝜎𝑡 = 𝜌. 𝑣 2
𝜌 = Densitas di tepi material = 7200 𝑘𝑔⁄𝑚3 untuk besi cor
𝑣 = kecepatan puli = 𝜋𝐷𝑁⁄60 , D menjadi diameter puli dan N adalah
kecepatan puli.
Berikut adalah diameter puli dalam mm untuk jenis V-belt dan plat datar :
20, 22, 25, 28, 32, 36, 40, 45, 50, 56, 63, 71, 80, 90, 100, 112, 125, 140,
160, 180, 200, 224, 250, 280, 315, 355, 400, 450, 500, 560, 630, 710, 800, 900,
1000, 1120, 1250, 1400, 1600, 1800, 2000, 2240, 2500, 2800, 3150, 3550, 4000,
5000, 5400.
Untuk 6 angka pertama(20-36) hanya digunakan untuk V-belt.
Jika lebar sabuk diketahui, maka lebar permukaan puli(B) dapat diambil
25% lebih besar dari lebar sabuk
𝐵 = 1,25 . 𝑏 Dimana b = lebar sabuk
Menurut standar india, IS :2122(part 1)-1973(ditegaskan kembali 1990)
lebar puli diperbaiki dengan nilai-nilai sebagai berikut:
10

Tabel 2. 2 Lebar standar puli


Lebar sabuk dalam mm Lebar puli lebih besar dari lebar sabuk
<= 125 13
125 - 250 25
250 - 375 38
375 - 500 50

Berikut adalah lebar bidang untuk puli besi cor dan baja ringan :
16, 20, 25, 32, 40, 50, 63, 71, 80, 90, 100, 112, 125, 140, 160, 180, 200,
224, 250, 315, 355, 400, 450, 560, 630.
𝐷 𝐷
Ketebalan rim puli(t) bervariasi mulai dari + 2 𝑚𝑚 sampai +
300 200
𝐷
3 𝑚𝑚 untuk sabuk tunggal dan + 6 𝑚𝑚 untuk sabuk double. Untuk diamenet
200

puli(D) dalam mm.


2. Dimensi arm/lengan puli
Jumlah arm dapat bervariasi sesuai dengan diameter puli. 4 arm/lengan
puli untuk diameter puli mulai dari 200-600 mm dan 6 arm/lengan puli untuk
diameter puli mulai dari 600-1500 mm.
Catatan : untuk puli yang berdiameter kurang dari 200 mm dibuat dengan
piringan solid sebagai ganti arm/lengan puli. Ketebalannya dapat diasumsikan
sama dengan tebal rim puli.
Penampang lengan biasanya berbentuk elips dengan ukuran sumbu
utama(𝑎1 ) sama dengan dua kali ukuran sumbu minor(𝑏1 ). Penampang lengan
diperoleh dengan mempertimbangkan lengan sebagai beban kantilever i.e tetap
diujung hub dan membawa beban konsentrasi di ujung rim. Panjang kantilever
adalah sama dengan panjang lengan puli. Dapat diasumsikan bahwa daya yang
ditransmisikan dari hub ke rim puli atau sebaliknya, hanya setengah dari jumlah
lengan/arm.
𝑇 = Torsi daya yang diteruskan
𝑅 = Jari-jari puli
𝑛 = Jumlah arm/lengan puli
11

Beban tangensial per lengan,


𝑇 2𝑇
𝑊𝑇 = 𝑅.𝑛⁄2 = 𝑅.𝑛

Moment bending maximum lengan pada ujung hub,


2𝑇 2𝑇
𝑀= 𝑥𝑅 =
𝑅𝑥𝑛 𝑛
Dan modulus penampang,
𝜋
𝑧= 𝑥 𝑏 𝑥 (𝑎1 )2
32 1
Sekarang menggunakan perbandingan,
𝜎𝑏 atau 𝜎𝑡 = 𝑀⁄𝑧 penampang lengan diperoleh.
Bentuk lengan diruncingkan dari ujug hub mencapai rim. Umumnya
diruncingkan 1/48 sampai 1/32. Ketika lebar puli melebihi besarnya diameter puli,
maka puli dibuat dengan dua baris lengan seperti ditunjukkan dalam gambar 1.
Ini dilakukan agar tidak terjadi lengan yang terlalu berat dalam satu baris.
3. Dimensi poros
Menghitung diameter dengan menggunakan hubungan torsi,daya dan
putaran:
𝑝.60
𝑇 = 2 𝜋.𝑛 ,
𝜋
𝑇 = 16 𝑥 𝜏 𝑥 𝑑

3 16 .𝑇
𝑑 = √ 𝜋.𝜏

standar diameter untuk poros :


25 s/d 60 mm dengan kenaikan 5 mm
60 s/d 110 mm dengan kenaikan 10 mm
110 s/d 140 mm dengan kenaikan 15 mm
140 s/d 500 mm dengan kenaikan 20 mm
4. Dimensi hub puli
Diameter hub(𝑑1 ) dalam diameter poros(𝑑) dapat diketahui dengan
dengan hubungan berikut :
𝑑1 = 1.5 𝑑 + 25 𝑚𝑚 (diameter hub tidak boleh mencapai 2. 𝑑)
12

Panjang hub(L),
𝜋
𝐿= 𝑥𝑑
2

Panjang minimum hub adalah 2⁄3 𝐵, tetapi tidak boleh lebih besar dari B.
5. Dimensi pasak
Pasak yang digunakan untuk mengunci puli dengan poros yaitu jenis pasak
rata. Dalam merancang pasak hal yang harus diketahui yaitu diameter poros dan
tegangan geser bahan pasak. Daan ukuran lebar dan ketebalan pasak diambil dari
table standar pasak.

Tabel 2.3 Tabel Pasak Standar


Diameter Penampang Pasak Diameter Penampang Pasak
Poros Lebar Tebal (mm) Poros Lebar Tebal
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
13

Jika bahan poros diasumsikan sama dengan bahan pasak maka untuk
menghitung panjang pasak dapat menggunakan hubungan,
d = diameter poros
w = lebar/lembar pasak
L = panjang pasak,
𝑑
𝑇 = 𝐿. 𝑤. 𝜏
2
𝑇
𝐿=
𝑤. 𝜏. . 𝑑⁄2
BAB III
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Perancangan puli 1


Diketahui Sebuah puli besi cor untuk mentransmisikan daya(p) 67 kW pada
(N) 300 rpm.diameter puli(d) 500 mm dan sudut kontak 180°. Puli mempunyai
empat arm berpenampang elips dengan sumbu mayor(𝑎1 ) dua kali sumbu
minor(𝑏1 ). Koefesien gesek(𝜇) antara belt dan puli adalan 0.3. tegangan yang
diijinkan per meter lebar belt adalah 2,5 N. tegangan yang diijinkan dapat diambil
: tegangan geser(𝜏) untuk material poros = 50 Mpa, dan tegangan bending(𝜎𝑏 )
untuk arm puli = 15 Mpa.

Dengan mengikuti prosedur perancangan sebuah puli maka langkah


perancangan untuk kebutuhan yang diinginkan diatas adalah :

1. Perhitungan dimensi puli


Kecepatan yang akan di hasilkan dari puli :
𝜋. 𝑑. 𝑁 (3.14)(500)(300)
𝑣= = = 7,85 𝑚⁄𝑠
60 60

Torsi yang ditransmisikan oleh puli :

𝑝. 60 (67 × 103 ). 60
𝑇= = = 2133.76 𝑁. 𝑚
2𝜋. 𝑁 2(3.14)(300)

2. Perhitungan arm/lengan puli


Beban tangensial per arm/lengan puli :
2𝑇 2(2133.76 × 103 )
𝑊𝑇 = = = 4267,52 𝑁
𝑅. 𝑛 (250)(4)
Momen lentur maximum arm/lengan pada ujung hub :

2𝑇 2(2133,76 × 103 )
𝑀= = = 1066 𝑁. 𝑚
𝑛 4

14
15

Modulus penampang :

𝜋(𝑏1 )3
𝑧=
8

Sebelumnya kita telah mengetahui tegangan bending (𝜎𝑏 )=15 Mpa, maka
dapat ditentukan :

𝑀 (1066 × 103 ). (8) 2718 × 103


15 = = =
𝑧 𝜋(𝑏1 )3 (𝑏1 )3

2718 × 103
(𝑏1 )3 =
15
3
𝑏1 = √181 × 103 = 56 𝑚𝑚 Dan, 𝑎1 = 2(𝑏1 ) = 112 𝑚𝑚

3. Perhitungan poros untuk puli


Diameter poros= d
3 32.𝑀 3
𝑑=√ = √217273 = 60.13 𝑚𝑚
𝜋.𝜏

Desain diameter poros yang dibutuhkan = 65 mm


4. Perhitungan pada hub puli:
Diameter shaft = d
Diameter hub puli = 𝑑1
𝑑1 = 1.5 𝑑 + 25 𝑚𝑚
= 1.5(65 𝑚𝑚) + 25 𝑚𝑚
= 122 𝑚𝑚
Panjang hub puli = 𝐿
𝜋
𝐿 = 𝑥𝑑
2
3.14
= 𝑥 65
2
= 102 𝑚𝑚
5. Perhitungan pada penampang puli
𝑏 = lebar penampang belt puli
𝑇1 = tegangan di sisi ketat sabuk
16

𝑇2 = tegangan di sisi kendur sabuk


𝑝 = (𝑇1 − 𝑇2 )𝑣
67𝑥103 = (𝑇1 − 𝑇2 )7,85
(𝑇1 − 𝑇2 ) = 67𝑥103 ⁄7,85 = 8535 𝑁
∴ 𝑇2 = 2𝑇1
𝑇1 − 2𝑇1 = 8535 𝑁
𝑇1 = 8535 ;
𝑑𝑎𝑛, 𝑇2 = 2𝑇1 = 2(8535) = 17070 𝑁

Catatan:
Karena kecepatan puli kurang dari 10 𝑚⁄𝑠, oleh karena itu tegangan
sentrifugal tidak perlu dipertimbangkan. Karena tegangan yang diijinka per-
meter lebar sabuk adalah 2.5 N. maka lebar penampang sabuk :

𝑇1 8535 𝑁
𝑏= = = 341 𝑚𝑚
2.5 2.5 𝑁⁄𝑚

Lebar standar untuk sabuk(b) adalah 355 𝑚𝑚.


Karena lebar sabuk adalah 355 𝑚𝑚, maka lebar puli :
𝐵 = 𝑏 + 38 𝑚𝑚
𝐵 = 355 + 38 = 393 𝑚𝑚
Dan ketebalan rahang puli,
𝐷
𝑡= + 3 𝑚𝑚 = 5.5 𝑚𝑚
200

6. Perhitungan pasak

d = diameter poros

w = lebar pasak(berdasarkan table)

L = panjang pasak

𝑇 2133.76 𝑁. 𝑚
𝐿= = = 65,65 𝑚𝑚
𝑤. 𝜏. . 𝑑⁄2 (20)(50)(65⁄2)
17

3.2 Perancangan puli 2


Diketahui Sebuah puli besi cor untuk mentransmisikan daya(p) 79 kW pada
(N) 300 rpm. diameter puli(d) 500 mm dan sudut kontak 180°. Puli mempunyai
empat arm berpenampang elips dengan sumbu mayor(𝑎1 ) dua kali sumbu
minor(𝑏1 ). Koefesien gesek(𝜇) antara belt dan pulley adalan 0.3. tegangan yang
diijinkan per meter lebar belt adalah 2,5 N. tegangan yang diijinkan dapat diambil
: tegangan geser(𝜏) untuk material poros = 50 Mpa, dan tegangan bending(𝜎𝑏 )
untuk arm puli = 15 Mpa.

1. Perhitungan dimensi puli


Kecepatan yang akan di hasilkan dari puli:
𝜋. 𝑑. 𝑁 (3.14)(500)(300)
𝑣= = = 7,85 𝑚⁄𝑠
60 60

Torsi yang ditransmisikan oleh puli :

𝑝. 60 (79 × 103 ). 60
𝑇= = = 2515.92 𝑁. 𝑚
2𝜋. 𝑁 2(3.14)(300)

2. Perhitungan arm/lengan puli


Beban tangensial per arm/lengan puli :
2𝑇 2(2515.92 × 103 )
𝑊𝑇 = = = 5031,84 𝑁
𝑅. 𝑛 (250)(4)
Momen lentur maximum arm/lengan pada ujung hub :

2𝑇 2(2515.92 × 103 )
𝑀= = = 1258 𝑁. 𝑚
𝑛 4

Modulus penampang :

𝜋(𝑏1 )3
𝑧=
8

Sebelumnya kita telah mengetahui tegangan bending (𝜎𝑏 )=15 Mpa, maka
dapat ditentukan :
18

𝑀 (1258 × 103 ). (8) 3505 × 103


15 = = =
𝑧 𝜋(𝑏1 )3 (𝑏1 )3

3505 × 103
(𝑏1 )3 =
15
3
𝑏1 = √233 × 103 = 61,53 𝑚𝑚 Dan, 𝑎1 = 2(𝑏1 ) = 123,06 𝑚𝑚

3. Perhitungan poros untuk puli


Diameter poros= d
3 32.𝑀 3
𝑑=√ = √256407 = 63.52 𝑚𝑚
𝜋.𝜏

Desain diameter poros yang dibutuhkan = 65 mm


4. Perhitungan pada hub puli:
Diameter hub puli = 𝑑1
Diameter shaft = d
𝑑1 = 1.5 𝑑 + 25 𝑚𝑚
= 1.5(65 𝑚𝑚) + 25 𝑚𝑚
= 122 𝑚𝑚

Panjang hub puli = 𝐿


𝜋
𝐿 = 𝑥𝑑
2
3.14
= 𝑥 65
2
= 102 𝑚𝑚
5. Perhitungan pada penampang puli
𝑏 = lebar penampang belt puli
𝑇1 = tegangan di sisi ketat sabuk
𝑇2 = tegangan di sisi kendur sabuk

𝑝 = (𝑇1 − 𝑇2 )𝑣
67𝑥103 = (𝑇1 − 𝑇2 )7,85
19

(𝑇1 − 𝑇2 ) = 79𝑥103 ⁄7,85 = 10063 𝑁


∴ 𝑇2 = 2𝑇1
𝑇1 − 2𝑇1 = 10063 𝑁
𝑇2 = 10063 ;
𝑑𝑎𝑛, 𝑇2 = 2𝑇1 = 2(10063) = 20126 𝑁

Catatan:
Karena kecepatan puli kurang dari 10 𝑚⁄𝑠, oleh karena itu tegangan
sentrifugal tidak perlu dipertimbangkan. Karena tegangan yang diijinka per-
meter lebar belt adalah 2.5 N. maka lebar penampang sabuk ;

𝑇
1 10063 𝑁
𝑏 = 2.5 = = 402,52 𝑚𝑚
2.5 𝑁⁄𝑚

Lebar standar untuk belt(b) adalah 400 𝑚𝑚.

Menghitung lebar dan ketebalan rahang puli,


Karena lebar belt adalah 400 𝑚𝑚, maka lebar puli :
𝐵 = 𝑏 + 50 𝑚𝑚
𝐵 = 400 + 50 = 450 𝑚𝑚
Dan ketebalan rahang puli,
𝐷
𝑡= + 3 𝑚𝑚 = 5.5 𝑚𝑚
200
6. Perhitungan pasak

d= diameter poros

w= lebar pasak

L= panjang pasak

𝑇 2515.92 𝑁. 𝑚
𝐿= = = 77,41 𝑚𝑚
𝑤. 𝜏. . 𝑑⁄2 (20)(50)(65⁄2)
BAB IV
PERAWATAN DAN PELUMAS PADA PULI

4.1 Perawatan Puli


Puli harus dirawat secara berkala agar fungsi dan kegunaan tetap terjaga
dengan baik. Adapun cara perawatan puli, yaitu:

1. Selalu menjaga pelumas agar puli tetap dalam kondisi baik.


2. Ganti pelumas pada waktu yang telah ditentukan.
3. Mengecek tampilan puli.
4. Menjaga permukaan kontak antara puli dan sabuk selalu dalam keadaan
baik (tidak kering maupun basah).
5. Menjaga tegangan belt agar permukaan rim puli tidak cepat aus.
6. Mengacek kondisi pengunci puli.
7. Melihat kebalingan puli.

4.2 Pelumas Puli


Pelumas yang digunakan untuk puli yaitu grease, Grease adalah pelumas
terbentuk setengah padat. Umumnya grease dibuat dari pelumas cair yang diberi
tambahan pengental (thickening agent). Grease berguna untuk melumasi
komponen dengan peputaran ratio yang rendah. Standar pelumas untuk puli
adalah wheel bearings grease yang berkode G.

4.3 Penjagaan Puli


1. Hindari penggunaan oli pada puli.
2. Mur/pengunci puli harus tetap terkunci dengan kuat.
3. Grease pada puli jangan sampai kering.

20
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Puli adalah elemen mesin yang harus diperhatikan dalam proses
perancangannya karena puli merupakan elemen mesin yang paling
penting perannya dalam proses memindahkan daya
2. Dalam merancang puli kita perlu memperhatikan prosedur-prosedur
perancangan yang telah di bahas diatas
3. Untuk merancang puli yang kuat dan sesuai dengan kebutuhan, bahan
dan proses manufaktur puli harus dipilih dengan tepat.
4. Puli yang dirancang dengan tidak memperhatikan bahan material dan
dimensi ukuran pada puli tidak akan bekerja dengan baik dan tidak tahan
lama.

5.2 Saran
1. Lakukan perhitungan pada puli menggunakan alat hitung(kalkulator) agar
didapatkan ukuran yang presisi dan detail
2. Lakukan perhitungan tahap demi tahap mengikuti prosedur yang telah
ditentukan diatas agar tidak terjadi kesalahan dalam merancang.
3. Pertimbangkan toleransi hasil perancangan dengan kesesuaian daya yang
diteruskan dan kondisi di lapangan.

21
Daftar pustaka

Achmad, Z. 2006. Elemen Mesin I. Bandung: Refika Aditama.

Dahlan, Dahmir. 2012. Elemen Mesin. Jakarta: Citra Harta Prima.

Irawan, Agustinus purna. Diktat elemen mesin. Universitas Taruma Negara.


Jakarta. 2009

Ir.Hery Sonawan, MT. 2010. Perancangan Elemen Mesin. Bandung: Alfabeta.

Ir.Sularso, MSME. 2018. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin.


Jakarta: PT. Pradnya paramita.

R.S. Khurmi, J.K. Gupta. 2005. Machine Design. New Delhi : Eurasia Publishing
House (PVT.) LTD.

Suhariyanto, Syamsul Hadi. Elemen Mesin I. Institut Teknologi Sepuluh


Nopember. Surabaya. 2004

Ulrich, Karl and Eppinger, Steven B. Product. 2000. Desigen and Development.
Boston : Irwin McGrawHill Co

22

Anda mungkin juga menyukai