e-mail : healthy_harapanmulia@yahoo.co.id
Tahun 2018
PERATURAN DIREKTUR RSIA HARAPAN MULIA
NOMOR: 00.07/PER/DIR/RSIA-HM/III/2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT RAWAT INAP MATERNITAS
RSIA HARAPAN MULIA
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
ii
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II
STANDAR KETENAGAAN ............................................................................... . 5
BAB III
STANDAR FASILITAS……................................................................................ 11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN ..................................................................... 14
BAB V
LOGISTIK .......................................................................................................... 39
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN ..…......................................................................... 42
BAB VII
KESELAMATAN KERJA..……........................................................................ 46
BAB VIII
PENGENDALI MUTU…...……........................................................................ 58
BAB IX
PENUTUP………………...……......................................................................... 59
iii
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RSIA HARAPAN MULIA
NOMOR: 00.07/PER/DIR/RSIA-HM/III/2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT RAWAT INAP
MATERNITAS
RSIA HARAPAN MULIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi
indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih tergolong tinggi di
Indonesia yaitu AKI : 307/100.000 KH (SDKI 2002/2003) dan AKB : 35/10000 KH
(SDKI 2002/2003).
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati peringkat teratas diantara
negara-negara Asia Tenggara. Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan
28%, Eklampsia 24%, Infeksi 11%, partus macet/lama 8% dan aborsi 5% (SKRT,
2001). Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal, dimana
kematian karena gangguan perinatal menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga 1986
adalah 42,3% dari kematian bayi pada usia 0 - 1 bulan.
Mengingat kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat
dengan kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi maka betapa pentingnya pelayanan
Maternal dan Perinatal sebagai kegiatan integrative di Rumah Sakit untuk terus
ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Penyebab kematian pada masa
prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan,
kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang
bermasalah.
Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja
terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu perlu strategi
penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas
pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan pembekalan
pelatihan secara berkala. Pedoman Pelayanan Maternal dan Perinatal di Unit Rawat
Inap Maternitas ini merupakan panduan untuk melaksanakan kebijakan pelayanan
1
maternal dan perinatal di RSIA Harapan Mulia yang tercakup dalam ruang lingkup dan
batasan operasional.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek
administrasi & manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta
prosedur pelayanan di RS.
b. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan perinatal.
c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di Rumah Sakit.
C. RUANG LINGKUP
Pelayanan di Unit Rawat Inap Maternitas Rumah Sakit RSIA Harapan Mulia
meliputi Bidanan dan penanganan maternal, perinatal, pediatric, gynekologi, bedah
dalam dan ponek rumah sakit.
D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan
Standar Prosedur Operasional.
a. Pelayanan maternal perinatal.
Maternal adalah jangka waktu dari mulai kehamilan, bersalin sampai masa nifas
(42 hari setelah melahirkan).
Perinatal adalah jangka waktu dari masa konsepsi sampai 7 hari setelah lahir.
Sebagai batasan operasional, periode perinatal dimulai pada usia kehamilan 28 minggu
hingga bayi lahir sampai 7 hari
b. Pelayanan Gynekologi
Gynekologi adalah pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan paripurna bagi
seorang wanita yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya saat tidak hamil
ataupun di masa hamil, bersalin atau nifas. Baik yang bersifat preventif (pencegahan
terhadap penyakit), Kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (perbaikan
2
kelainan yang timbul) pada alat reproduksinya.
c. Ponek
Ponek adalah pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif
dan terintegrasi 24 jam.
A. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/ XI/2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/PER/
III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/
MENKES/148/I/2010 tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/
PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/
PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 1999.
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
16. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
17. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
3
Republik Indonesia 2005.
18. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi KeBidanan di RS dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
19. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan1991.Pedoman
Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C dan D Departemen
Kesehatan 1991.
20. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan dan Bidan Di
RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.
21. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B (non
pendidikan), C, dan D, Departemen Kesehatan 2006.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI KETENAGAAN
Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di Unit Rawat Inap Maternitas adalah :
1. Tenaga medik
4
Tenaga medik yang ada di Unit Rawat Inap Maternitas adalah tenaga medik yang
bersertifikat dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari pendidikan
kedokteran baik sebagai dokter umum maupun dokter spesialis serta lulus dalam
kredensial yang dilakukan oleh rumah sakit.
2. Tenaga Bidan/Bidan
Untuk menunjang pelayanan Kebidanan di Unit Rawat Inap Maternitas harus di
dukung oleh tenaga Bidan/Bidan yang memiliki keterampilan, pendidikan dan
pelatihan yang mendukung dalam pelayanan Unit Rawat Jalan.
3. Tenaga kesehatan lain
Dalam hal ini tenaga kesehatan lain juga diperlukan oleh Unit Rawat Inap
Maternitas untuk mendukung berjalannya pelayanan rawat jalan, diantaranya Ahli
Gizi, Farmasi, Radiologi, Rekam Medik dan Laboratorium.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Kebutuhan
Kepala Unit D-IV Kebidanan APN 1
BHD
Bidan Pelaksana D III Kebidanan APN 9
BHD
Tabel 1 Distribusi Ketenagaan di Unit Rawat Inap Maternitas
C. PENGATURAN JAGA/DINAS
Pengaturan jaga/dinas di Unit Rawat Jalan diatur sebagai berikut:
Jam
Nama Jabatan Keterangan
Masuk Pulang
Penanggung jawab Unit 07:00 14:00 Hari kerja Senin-Sabtu
Bidan pelaksana shift 1 07:00 14:00 6 hari kerja, libur disesuaikan
Bidan pelaksana shift 2 14:00 21:00 6 hari kerja, libur disesuaikan
Middle shift 10:00 17:00 Jadwal disesuaikan dengan
praktek dokter
Diatas jam 21:00 WIB untuk pasien rawat jalan dialihkan ke UGD
Tabel 2 Pengaturan Dinas Unit Rawat Inap Maternitas
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan siap 24 jam menangani kasus maternal
(terjadwal).
Dokter spesialis anak siap 24 jam menangani kasus neonatal (terjadwal).
Tenaga bidan siap 24 jam melayani kasus maternal neonatal (terjadwal).
5
D. URAIAN JABATAN
1. KEPALA UNIT RAWAT INAP MATERNITAS
1) Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan :
a) Membuat perencanaan tenaga kebidanan yang diperlukan
b) Membuat perencanaan jenis dan jumlah peralatan keBidanan dan
kebidanan yang diperlukan
c) Membuat perencanaan asuhan keBidanan dan kebidanan sesuai
kebutuhan Pasien
2. Melaksanakan fungsi kegiatan asuhan keBidanan :
2) Wewenang
a) Menandatangani dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kanit
rawat inap maternitas
b) Meminta informasi dan pengarahan pada atasan
c) Memberi pengarahan dan bimbingan dalam pemberian mutu
kebidanan sesuai standar
6
d) Memberi petunjuk dan bimbingan penerapan asuhan keBidanan yang
sesuai standar
3) Tanggung Jawab
Bertanggung jawab dalam segala aspek yang terjadi dalam penyelenggaraan
pelayanan rawat inap maternitas.
2. BIDAN PELAKSANA
1) Uraian Tugas
a) Bertanggung jawab pada semua pasien di ruangan
b) Mengatur kegiatan ruangan selama berdinas sehingga lancar.
c) Mengatur kelengkapan dan kesiapan alat yang akan digunakan saat
berdinas dan pada saat dinas berikutnya.
d) Bertanggung jawab terhadap setiap kejadian diruangan yang terkait
dengan pemberian asuhan kebidanan.
e) Menemani visite dokter dan memberikan asuhan keBidanan sesuai
dengan standar dan pasien yang dikelola.
f) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
g) Memberikan orientasi bagi pasien baru.
h) Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga berdasarkan format
orientasi pasien dan keluarga sehingga tercipta hubungan terapeutik.
i) Melakukan pengkajian terhadap pasien baru maupun pasien lama,
menentukan diagnosa keBidanan
j) Menentukan rencana asuhan keBidanan berdasarkan standar renpra
sesuai dengan hasil pengkajian klien.
k) Melakukan kontrol ke pasien setiap dinas minimal 2 kali kunjungan.
l) Menciptakan kerjasama yang harmonis.
m)Membina hubungan yang terapeutik dengan keluarga pasien selama
dirawat.
n) Bertanggung jawab kepada koordinator.
o) Mengontrol dan mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari
berdasarkan standar asuhan kebidanan.
p) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
q) Melakukan tindakan kegawatan kepada pasien (antara lain panas tinggi,
kolaps, perdarahan, keracunan, henti nafas dan henti jantung), sesuai
SPO yang berlaku. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah
dilakukan kepada ketua tim dan dokter ruang rawat/dokter jaga
r) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatan mutu asuhan keBidanan
s) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keBidanan, antara
lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin/persetujuan atasan
7
t) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keBidanan yang
tepat dan benar sesuai Standar Asuhan KeBidanan
u) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya.
v) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Kepala Unit Rawat
Inap
w) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis, pada saat penggantian dinas.
x) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
- Program diet
- Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
- Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas atau
institusi kesehatan ini
- Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi
atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial ekonomi
- Merawat luka
- Melatih anggota gerak.
y) Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi : Menyediakan
formulir untuk penyelesaian administrasif, sbb :
- Surat ijin pulang
- Surat keterangan istirahat sakit
- Petunjuk diet
- Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan
- Surat kontrol atau pemeriksaan ulang
z) Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi : Menyediakan
formulir untuk penyelesaian administrasif, sbb :
- Surat ijin pulang
- Surat keterangan istirahat sakit
- Petunjuk diet
- Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan
- Surat kontrol atau pemeriksaan ulang
2) Wewenang
a) Dalam melaksanakan tugasnya Bidan pelaksana mempunyai wewenang
meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b) Memberikan asuhan keBidanan kepada pasien/keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya
c) Memberi saran dan pertimbangan kepada kanit tentang klien untuk
keperluan asuhan keBidanan
8
d) Dalam melaksanakan tugasnya Bidan pelaksana mempunyai wewenang
meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
e) Memberikan asuhan keBidanan kepada pasien/keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya
f) Memberi saran dan pertimbangan kepada koordinator tentang klien
untuk keperluan asuhan keBidanan
3) Tanggung Jawab
a) Secara Administrasi dan Fungsional bertanggungjawab kepada kepala
bidang medik
b) Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada dokter
kepala unit rawat inap maternitas
BAB III
STANDAR FASILITAS
9
A. FASILITAS BAGI PETUGAS
1. Denah
Ruangan Unit Rawat Inap Maternitas terletak di lantai 1 (denah pada lampiran)
2. Standart Fasilitas
Kelengkapan alat dalam Unit Rawat Inap Maternitas RSIA Harapan Mulia terdiri dari
10
No Nama Barang Ratio RSIA Harapan Mulia
1. Kursi roda 1 / unit 1 / unit
2. Lemari obat Emergency 1 / unit 1 / unit
3. Emergency Lamp 1 / unit 1/Unit
4. Meja pasien 1:1 1:1
5. Baki 1 / unit 1
6. Tempat tidur pasien 1:1 1:1
7. Tempat sampah besar tertutup 2 / ruangan 2/ruangan
8. Waskom mandi 8 – 12 / 1
9. Lampu senter ruangan
1 – 2 / unit 1
Tabel 5 Standar Alat Rumat Tangga di Unit Rawat Inap Maternitas
11
19. Pensil 2 / unit 1/unit
20. Spidol White Board 2 / unit 2/unit
Tabel 6 Standar Alat Pelaporan di Unit Rawat Inap Maternitas
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
12
B. PROSEDUR PELAYANAN
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS
dan Standar Prosedur Operasional.
Prosedur pelayanan maternal & perinatal adalah :
1. Melakukan identifikasi pasien:
- Pasien baru :
a. Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
b. Dilakukan anamnese penyakit dan pengisian rekam medik yang baru secara
lengkap.
- Pasien lama :
a. Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
b. Dilakukan anamnese penyakit dan pengisian rekam medik yang lama secara
lengkap
2. Tindakan pertama dilakukan setelah pemeriksaan oleh tenaga medis
(dokter/bidan). Pemeriksaan dilakukan secara sisitematis meliputi anamnese dan
pemeriksaan fisik.
3. Setelah itu kolaborasi dengan tenaga keBidanan lainnya sesuai kewenangan
masing-masing.
4. Apabila akan dilakukan tindakan/operasi maka pasien dan keluarga diberikan
informasi mengenai tindakan/operasi yang akan dilakukan (teknik, lokasi dll),
setelah setuju maka informed consent di tandatangani.
5. Pada kasus-kasus dengan resiko tinggi sebelum diberikan informasi, pasien
harus ditangani terlebih dahulu.
6. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada dokter
penanggung jawab pasien (DPJP).
7. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan sebagainya.
8. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
9. Pulang dan kunjungan ulang/kontrol
Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter.
Pada saat pulang ibu diberikan catatan mengenai kesehatan ibu dan bayi
menggunakan buku KIA atau sejenisnya. Kunjungan kontrol di poliklinik tempat
pemberi layanan (RS) sesuai dengan jadwal untuk selanjutnya dapat dilakukan
13
di tempat fasilitas kesehatan diluar RS (Puskesmas, klinik, dokter/bidan swasta)
apabila pasien sebelumnya merupakan kiriman/rujukan dari sarana pelayanan
kesehatan tersebut.
C. JENIS PELAYANAN
1. Pelayanan maternal mencakup :
Pelayanan konseling pada masa pra hamil.
Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
Pelayanan persalinan normal.
Pelayanan ibu nifas normal.
Pelayanan ibu menyusui.
Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2. Pelayanan perinatal di rumah sakit mencakup :
Pelayanan bayi baru lahir.
Pelayanan bayi.
3. Pelayanan gynekologi
Melayani kesehatan yang menyeluruh dan paripurna bagi seorang wanita
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya saat tidak hamil ataupun di
masa hamil, bersalin atau nifas. Baik yang bersifat preventif (pencegahan
terhadap penyakit), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif
(perbaikan kelainan yang timbul) pada alat reproduksinya.
4. Pelayanan bedah dalam
Pelayanan bedah di rumah sakit mencakup :
Pemberian asuhan keBidanan pada pasien pre Op Sesar
Pemberian asuhan keBidanan pada pasien post Op Sesar
Pelayanan kasus penyakit dalam di rumah sakit mencakup :
Pemberian asuhan keBidanan pada kasus penyakit dalam me-liputi
pengkajian, observasi, intervensi, kolaborasi untuk pemberi-an terapi dan
evaluasi
D. PONEK
PONEK merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
14
Komprehensif. Ponek adalah Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif/RS 24 jam memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan
langsung terhadap ibu hamil/ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan desa dan Puskesmas.
15
1. Penanggung jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Perangkat Kerja
Perawat menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk tindakan yaitu :
c. Set kateterisasi yang berisi : Kom kecil 2 buah, bengkok 1 buah, pinset
Anatomis 1 buah, kassa 5 buah, duk bolong
d. Bethadine solution
f. Spuit steril 20 cc
g. Xylocaine jelly
h. Aquadest steril 15 - 30 cc
j. Under pad
3. Tata Laksana
a. Perawat mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Beritahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukan.
c. Bawa alat ke dekat pasien.
d. Pasang tabir di sekeliling tempat tidur.
e. lepaskan pakaian dalam pasien bagian bawah
f. Bantu pasien dalam posisi litotomi.
g. Letakkan piala ginjal diantara paha.
h. Buka set kateterisasi dan meletakkan diantara paha pasien.
i. Perawat I membuka sarung tangan steril, perawat II menuangkan bethadine
ke dalam galipot.
16
j. Perawat I membuka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri,
kemudian tangan kanan membersihkan labia minora dengan menggunakan
kassa steril yang diberi bethadine dari arah ke bawah sampai bersih dimana
satu kassa untuk satu kali pemakaian lalu buang ke dalam bengkok
Pasang duk bolong pada daerah genitalia.
i. Perawat II membuka pembungkus kateter dan memberikan folley kateter
secara steril kepada perawat I.
k. Perawat I memegang ujung kateter dengan tangan kanan dan perawat II tetap
memegang pangkalnya.
l. Perawat II memberikan xylocaine jelly dengan tangan kiri secara steril dan
perawat I meratakannya sampai sepanjang 5 cm.
m. Perawat I memasukkan kateter kedalam uretra secara perlahan-lahan sampai
keluar urine sambil pasien dianjurkan untuk tarik nafas panjang.
n. Bila ada hambatan, dicoba dengan menganjurkan pasien tarik nafas panjang
dan masukkan kateter agar didorong dengan hati-hati.
17
j. Perawat mencatat jumlah urine yang tersisa dan tindakan yang dilakukan di
form catatan perawatan
18
1) Ruangan bersih, alat peraga, meja, kursi - kursi.
Kriteria yang dibahas dalam penyuluhan untuk ibu setelah melahirkan :
Tehnik menyusui yang benar
Pemeliharaan payudara sesudah melahirkan.
Perawatan bayi sehari - hari (memandikan bayi, merawat tali pusat
dll)
Imunisasi
Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Pemijatan Bayi
Latihan senam sesudah melahirkan
Keluarga Berencan
19
Istirahat yang cukup dan pikiran tenang
Langkah – langkah pengurutan :
Tuangkan minyak ke tangan secukupnya
Friction :
Sokong payudara kiri dengan tangan kiri (bergiliran dengan tangan kanan menyokong
payadara kanan), 2 atau 3 jari dan tangan yang berlawanan membuat gerakan
memutar sambil menekan, dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu.
Gerakan ini dilakukan 2x setiap payudara.
Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara, Urutlah payudara dari
tengah keatas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan kedua payudara
perlahan-lahan, Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut
payudara dengan sisi
kelingking dari arah tepi kearah puting susu Pengompresan :
Alat - alat yang disiapkan
2 buah kom (masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin) dan 2 buah
washlap
Kompres kedua payudara dengan washlap hangat selama 2 menit. Kompres bergantian
3 x berturut - turut dan diakhir dengan kompreshangat. Kemudian ganti dengan
washlap dingin selama 1 menit
1) Tata Laksana double breast pump
1) Persiapan alat :
a. Alat Double Breast Pump
2) Prosedur kerja :
a) Perawat/bidan mencuci tangan dan menjelaskan prosedur
b) Periksa kelengkapan alat double breast pum termasuk botol susu, alat pemompa dan
mesin pemompa serta sambungan ke listrik PLN
c) Sambungkan kedua botol susu bayi ke alat pemompa serta selang yang terhubung
ke mesin pemompa
d) Bersihkan bagian payudara ibu post partum dan letakkan corong sambungan
pemompa ke kedua bagian payudara ibu kanan dan kiri
e) Pastikan semua sambungan tersebut terpasang dengan baik dan benar. Kemudian
sambungkan ke listrik PLN
f) Tekan tombol on/off yang terdapat di bagian depan mesin pemompa
a) Tunggu beberapa menit sampai asi keluar dan sesuai dengan kebutuhan bayi.
b) Jika sudah selesai, lepaskan corong pemompa dari payudara ibu serta bersihkan
payudara ibu
20
g) Berikan susu pada bayi jika bayi membutuhkan, jika tidak simpan susu pada lemari
es
h) Bersihkan dan rapikan alat double breast pump setelah selesai digunakan
i) Jika ingin digunakan lagi, sterilisasikan kedua botol susu yang tersambung pada
alat double breast pump
j) Perawat/bidan cuci tangan
2) Tata Laksana Breast Care
a) Perawat menyiapkan peralatan yaitu :
Minyak kelapa/baby oil
Waslap 2 buah
Air hangatdan air dingin
Kom 2 buah
Handuk 1 buah
Baki
b) Perawat mencuci tangan
c) Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
d) Kompres payudara dengan air hangat dan dingin selang-seling selama 5 menit
e) Tuangkan minyak/baby oil ketangan secukupnya
f) Letakkan Kedua telapak tangan berada di antara kedua belah payudara lalu urut
mulai dari atas, kesamping, kebawah dan menuju ke puting susu dengan
mengangkat payudara perlahan- lahan dan dilepaskan perlahan-lahan. Pemijatan
dilakukan sebanyak 20 kali
g) Telapak tangan kiri menyokong payudara sebelah kiri dan tangan kanan dengan
sisi kelingking
h) Mengurut payudara mulai dari pangkal dada ke arah puting susu. demikian
dengan payudara sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 20 kali.Sokong payudara
kiri dengan tangan kiri, kanan dengan tangan kanan, 2 atau 3 jari dari tangan yang
berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan, dari pangkal payudara
dan berakhir pada puting susu, setiap payudara 2 kali gerakan.
a) Setelah selesai payudara di bersihkandan di keringkan dengan handuk kemu 3) T
dianjurkan ibu menggunakan BH yang dapat menyokong payudara. a
b) Alat di rapikan, t
c) Perawat cuci tangan
a
Laksana Penyuluhan Pasien Pulang Setelah Melahirkan
21
a) Perawat menganjurkan kepada pasien/keluarga untuk kontrol sesuai dengan pesanan
dokter atau 1 (satu) minggu setelah di rumah.
b) Jaga kebersihan luka episiotomies / luka operasi.
c) Ibu cukup istirahat dan makan yang cukup.
d) Makan obat secara teratur.
e) Jangan minum jamu dan ayam arak atau kolesom
4) Tata Laksana Permintaan Surat Keterangan Lahir
a) Petugas menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan terdiri dari Blangko Sertifikat
kelahiran, Komputer PC Klien, Printer, Stempel RSIA
b) Petugas mendapatkan informasi dari Perawat/Bidan Kamar Bersalin untuk
membuatkan Surat Keterangan Lahir, adapun data yang diberikan yaitu :
i. Nama Ibu & Nama Ayah
ii. Nama Bayi
iii. Alamat
iv. Hari, tanggal lahir dan jam kelahiran
v. Jenis kelamin bayi
vi. Berat badan, panjang badan, lingkar kepala
vii. Lahir kembar/tunggal
viii. Anak keberapa
ix. Normal/SC
x. Nama Dokter Kebidanan
c) Data Orangtua yang telah disesuaikan dengan KTP/SIM /Paspor langsung diketik
pada Blangko Surat Keterangan lahir
d) Petugas mengeprint Surat Keterangan Lahir
e) Petugas mengantar Surat Keterangan Lahir ke Ruang Rawat Inap untuk
ditandatangani oleh Dokter yang menolong persalinan.
J. PELAYANAN PEMBERIAN TOKOLISIS DENGAN DUVADILAN,
PEMATANGAN PARU DAN PEMERIKSAAN DALAM
1. Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Tata Laksana
1) Tata Laksana Pemberian Tokolisis dengan Duvadillan
a) Mencuci tangan
b) Pasien diinformasikan tindakan yang akan dilakukan dan hal-hal yang mungkin
terjadi yaitu berdebar dan pernafasan terganggu.
22
c) lakukan pemeriksaan CTG pada umur kehamilan > 30 mgg.
d) siapkan cairan infuse dextrose 5% 500 ml sesuai instruksi dokter, tambahkan 1
ampul duvadilan di infusan mulai 8 tts/mnt.
e) Jika kontraksi uterus 3x dalam 10 mnt, naikkan tetesan 4 tts/30 mnt, dengan tetesan
maksimal 16 tpm atau sesuai dengan instruksi dokter.
f) Lakukan pemeriksaan nadi, jika dalam 1 menit > 100x/mnt turunkan tetesan
menjadi 8 tts.
g) Jika kontraksi uterus sudah tidak ada, ganti cairan infuse dengan cairan kosong,
berikan obat tokolitik oral atau sesuai instruksi dokter.
h) Obs 1x24 jam, kontraksi uterus tidak ada infuse dilepas. Direncanakan pulang
control 1 mgg kemudian.
i) Lakukan kontrol DJJ tiap 3 jam sekali, catat hasil pemeriksaan dalam status.
j) Pada umur kehamilan < 34 mgg diberikan obat pematangan paru dengan dosis
sesuai dengan instruksi dokter
2) Tata Laksana Pematangan Paru
Persiapan Bahan dan alat :
a) Dexametason 8 ampul
b) Spuit 5 cc 4 buah
c) Infus set 1
d) Cairan RL 3 botol
e) Abocet 1 buah no. 18
f) Bila pematangan paru pada kasus KPD pemberian antibiotik propilaksis cepotaksim
2 vial
g) Pada kehamilan yang direncanakan konservatif (dipertahankan sampai aterm)
Tahap Pelaksanaan :
- Dexametason diberikan 6 mg / IM tiap 12 jam sebanyak 4 kali (2 hari)
Pada kehamilan yang akan diperkirakan kelahiran akan terjadi dalam waktu dekat
(salvage procedure)
3) Tata Laksana Pemeriksaan Dalam
a) Menyiapkan perlengkapan:
Sarung tangan steril
Kom steril berisi kapas steril
Cairan hibicef
Xylocain jelli
Nierbeken
23
Underpad k/p
Sampiran / Scherm (kalau perlu)
b) Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan ditakukan.
c) Pasang sampiran / scherm / gorden
d) Atur posisi pasien (posisi Lihotomi)
e) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
f) Lakukan vulva hygiene
g) Oleskan xylocain jelly pada kedua jari (telunjuk dan jari tengah)
h) Masukan jari tengah diikuti jari telunjuk ke dalam vagina secara perlahan-lahan
sambil menilai:
i. Ada tidaknya kelainan di dalam vagina misal: polip varices
ii. Promontorium teraba/tidak
iii. Arcus pubis luas/sempit
iv. Keadaan porsio: posisi, tebal/tipisnya, lunak/kaku dan pembukaan
v. Selaput ketuban ada/tidak
vi. Menilai bagian terendah dari presentasi janin: Apakah kepala, bokong atau
bagian lain,dan Hodge
i) Bila sudah selesai periksa dalam bersihkan labia mayora dan rapihkan pasien
j) Mencuci tangan
k) Dokumentasikan semua penilaian yang sudah didapat
l) Laporkan dari hasil penilaian.
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan :
1. Melakukan periksa dalam tidak boleh sesering mungkin minimal 4 jam sekali (lihat
kondisi)
2. Tidak boleh melakukan periksa dalam pada pasien HAP dan plasenta previa
3. Saat periksa dalam, pasien dalaim keadaan rileks, dan tetap lakukan komunikasi
dengan pasien
24
Mobilisasi aktif setelah 6 jam post partum
II Diet
Bebas
Bila terjadi ruptur totalis diet lunak atau rendah serat sesuai instruksi dokter
III Perawatan
a. Observasi Tensi, Suhu, Nadi & Pernapasan
b. Observasi kontraksi uterus
c. Observasi perdarahan pervaginam & luka episiotomi
d. Cuci bersih perineum dengan air dan sabun dan beri kompres betadine atau cebok
betadine sesuai instruksi dokter
a. Ganti pembalut 4 - 6 jam sesuai kebutuhan
b. Observasi keadaan kandung kemih & monitor bak minimal 6 jam postpartum
c. Monitor tingginya fundus uteri dan kontraksi uterus pada 2 jam I post partum dan
e. Periksa laboratorium Hb, Ht segera setelah pasien diruangan/sesuai instruksi dokter.
f. Hari ketiga post partum bila belum bab beri dulcolax supp / lakukan klisma dengan
glyserin sesuai program dokter
g. Beri terapi sesuai instruksi dokter
h. Catat didalam formulir Nifas / Grafik ibu
2) Tata Laksana Vulva Hygiene
a) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan:
Sarung tangan on steril
Perlak dan handuk
Kom yang berisi air hangat
Waslap, sabun, kalau perlu softek
Pispot, Kantong plastik
b) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga.
c) Cuci tangan dan dekatkan alat-alat.
d) Pasang perlak dibawah bokong pasien, buka pakaian dalam tutupi dengan handuk
e) Beri posisi pasien genecology, pasang pispot dan pakai sarung tangan.
f) Dengan tangan non dominant buka labia mayora, tuang air hangat basahi waslap
dengan sabun bersihkan labia kemudian bilas dengan air hangat dan pispot di
angkat.
g) Keringkan dengan handuk, pasang softex bila perlu dan celana
25
h) Berikan posisi pasien senyaman mungkin.
i) Bereskan alat-alat dan cuci tangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Observasi keluhan yang didapat dari pasien selama melakukan vulva
2. Observasi keadaan vulva, luka episiotomy
26
L. PELAYANAN PEMASANGAN OKSIGEN, PENGGUNAAN OKSIGEN
SENNTRAL DAN PEMAKAIAN LAMPU EMERGENCY
1. Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Tata Laksana
1) Tata Laksana Pemasangan Oksigen
Persiapan alat
a) Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dgn flowmeter &
humidifier yg berisi aquades hingga batas pengisian
b) Kanul binasal
c) Cotte budd atau tissue
d) Bengkok
e) Plester
Prosedur kerja
a) Siapkan Kateter nasal, kanula nasal atau masker sesuai yang dibutuhkan dengan 1
set tabung oksigen ( oksigen central )
b) Hubungkan antara kanul binasal, Kateter nasal, atau masker dengan flowmeter
pada tabung oksigen.
c) Bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton budd atau tissue
d) Cek fungsi dari flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen &
mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier
e) Cek aliran oksigen dgn cara mengalirkan oksigen lewat kanul binasal kepunggung
tangan perawat
f) Pasang kanul binasal kelubang hidung pasien dengan tepat/sesuai
g) Atur pengikat kanul binasal dengan benar, janganlah terlalu kencang & jangan
sampai terlalu kendur
h) Pastikan kanul binasal terpasang dengan aman
i) Atur aliran oksigen sesuai dengan program yang telah ditentukan
j) Alat-alat dikembalikan di tempat yg sesuai tempatnya semula
k) Perawat mencuci tangan sesudah melaksanakan tindakan
l) Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam kepada klien
m) Kontrak waktu selanjutnya
2) Tata Laksan Penggunaan Oksigen Sentral
27
a) Pasang dan rekatkan Flow Meter Oksigen dengan saluran oksigen pada sistem
collum.
b) Isi aquadest ke dalam humidifer hingga batas yang ditentukan.
c) Pasang humidifier dan rekatkan dengan baik dan benar.
d) Hubungkan slang oksigen (nasal / RM / NRM) dengan saluran oksigen pada
humidifier.
e) Hidupkan oksigen sentral dengan cara memutar tombol flow meter berwarna hijau
kearah kiri.
f) Berikan konsentrasi oksigen sesuai instruksi dokter.
g) Matikan oksigen jika tidak diperlukan lagi dengan memutar tombol flow (hijau)
kearah kanan.
h) Perhatikan :
oksigen via nasal : 1 - 5 Ipm; RM dan NRM >5 Ipm
3) Tata Laksana Pemakaian Lampu Emergency
a) Menyiapkan lampu emergency untuk dipasang di dinding
b) Pastikan lampu emergency dekat dengan stop kontak
c) Pasang kabel lampu emergency dengan menggunakan baterai, apabila lampu
menyala semua dengan baik maka tidak ada masalah apapun atau test lampu
dengan mencharger, apabila lampu tiba-tiba mati dan lampu emergency tetap
menyala maka tidak ada masalah
d) Lampu emergency akan mencharger dengan sendirinya tanpa harus melepas
kabel dari stop kontak
28
d) Menjelaskan maksud dan tujuan Stock Opname kepada petugas penanggung
jawab yang bertugas pada saat itu
e) Meminta salah satu petugas untuk mendampingi saat Stock Opname berlangsung
f) Mencocokkan barang secara fisik dengan daftar stock tetap yang sudah
ditetapkan yang disaksikan oleh petugas dari unit-unit yang mendampingi yang
meliputi Kuantitas (jumlah barang), kualitas (Expired date, kerusakan barang
dll.)
g) Menarik barang–barang yang akan Expired atau 3 ( tiga ) bulan mendekati
Expired, dan membuat laporan barang–barang tersebut yang di tandangani oleh
petugas penanggung jawab pada saat itu
h) Mengganti barang–barang Expired yang di tarik dari unit–unit secepatnya
setelah Stock Opname selesai
i) Setelah selesai mengecek, menandatangani berkas acara dan meminta tanda
tangan dari petugas penanggung jawab yang bertugas pada saat itu yang
kemudian akan ditembuskan kepada Kabid Medik
j) Membuat laporan berita acara jika ada barang yang selisih baik yang kurang
maupun yang berlebih dari stock tetap yang sudah di tetapkan
Hal–hal yang harus diperhatikan :
1. Selama stock opname berlangsung harap memperhatikan etika dan sopan santun
kepada petugas yang berada disana
2. Jika ada barang selisih baik yang kurang atau berlebih sebaiknya tanyakan dahulu
kepada petugas penanggung jawab sebelum membuat berita acara selisih barang
2) Tata Laksana Mengantar Resep dan Mengambil Obat
a) Perawat Pelaksana terima resep dari Katim yang telah ditulis lengkap (nama
pasien, umur, Ruang/ Kls, No.RM)
b) Perawat Pelaksana menulis resep dari Katim yang akan di kirim ke apotik, di buku
expedisi resep ruangan.
c) Perawat Pelaksana mengantar resep ke apotik rawat inap.
d) Perawat pelaksana mencatat nama pasien, No.RM, jam datang, ruangan dan tanda
tangan yang mengantar resep di buku resep apotik.
e) Setelah obat selesai, obat di cek dan dicocokkan sesuai dengan resep. Kalau sudah
cocok, perawat tanda tangan di resep bagian bawah sebelah kiri.
f) Perawat membawa obat ke ruangan.
g) Perawat memberitahukan ke Katim bahwa obat pasien sudah datang.
h) Katim mengecek obat yang datang sesuai dengan resep.
29
i) Bila resep obat cito / segera wajib distempel dengan tanda “cito“dan perawat
Pelaksana harus menunggu obat tersebut. Bila ada kesibukan dan harus kembali
ke ruangan, Perawat memberitahukan petugas apotik agar segera menghubungi
ruangan bila obat telah selesai.
3) Tata Laksana Permintaan Darah Ke PMI
a) Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan :
Formulir permintaan darah
Formulir persetujuan transfusi
Perlengkapan pengambilan darah untuk contoh darah
b) Dokter menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang maksud dan tujuan transfusi.
c) Pasien/keluarga harus mengisi inform consent yang telah di sediakan.
d) Dokter menuliskan formulir permintaan darah dan di beri stempel RSIA Keluarga kita,
tempelkan stiker nama pasien pada setiap lembar formulir permintaan darah.
Berdasarkan jenisnya yaitu :
PRC
Whole blood
FFP
Thrombocyt
Wash PC
Produk darah lain
e) Ambil contoh darah pasien sesuai prosedur dan menulis identitas contoh darah sesuai
formulir permintaan darah kemudian menandatangani.
f) Konfirmasi dengan bank darah (PMI) apakah darah yang di butuhkan tersedia.
g) Jika darah tersedia di PMI, bawa formulir permintaan darah
h) serta contoh darah ke bank darah (PMI).
i) Saat mengambil darah, petugas harus mengecek darah yang sudah tersedia dengan
formulir permintaan darah di bank darah (PMI), cek golongan darah, jumlah darah,
nama pasien, tanggal kadaluarsa dan jenis darah yang diminta apakah sudah sesuai.
Bila darah sudah ada di ruangan, catat dalam catatan perawat.
4) Tata Laksana Pemberian Transfusi Darah
a) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Siapkan alat-alat dalam trolley :
i. Canula Intravena + Blood set.
ii. Darah atau produknya (sesuai kebutuhan) yang sudah di cross-match
iii. Formulir bukti cross-match
iv. Cairan normal saline (NaCl 0,9%)
v. Infusion warmer k/p
30
vi. Tiang infuse
vii. Sarung tangan
viii. Plester
c) Formulir observasi khusus dan alat tulis
d) Lakukan double check dengan perawat lain tentang :
e) Instruksi dokter
f) Nama pasien dan golongan darah pasien
g) Jenis, jumlah darah dan No. nya harus sesuai antara formulir permintaan, form cross
match dan yang tertulis di kantong darah, cek tanggal dan jam kadaluarsa
h) Cuci tangan dan pakai sarung tangan
i) Lakukan prosedur pemasangan infus dengan menggunakan blood set.
j) Pasang cairan NaCl 0,9% untuk spoel ± 50 cc selama 15 menit.
k) Sebelum transfusi, observasi tanda-tanda vital seperti: tekanan darah, nadi,
pernafasan, suhu dan keadaan umum pasien
l) Berikan darah/produknya sesuai instruksi dokter dan atur tetesannya
m) Rapikan pasien dan alat-alat, buang sampah sesuai tempatnya
n) Cuci tangan
o) Observasi setiap 15 menit untuk 1 jam pertama selanjutnya setiap jam dan
dokumentasikan dalam lembar observasi (15 menit pertama, perawat harus berada di
sisi pasien)
p) Dokumentasikan semua tindakan di formulir catatan perkembangan pasien dan daftar
infus
q) Beritahu dokter spesialis atau dokter jaga bila ditemukan :
i. Peningkatan suhu, nadi, pernafasan
ii. Pasien gelisah, menggigil, berdebar, keringat dingin, gatal-gatal
iii. Adanya darah dalam urine
iv. Bila timbul reaksi alergi
r) Hentikan transfusi segera
s) Pasang tranfusi set baru dengan cairan NaCL 0,9%
t) Lapor dokter
u) Bunyikan bel emergency bila perlu
v) Kumpulkan alat-alat bekas transfusi dan sisa darah lalu kirim ke laboratorium
w) Jika terjadi anaphylactik syok, lakukan seperti tindakan no 14 dan mulai CPR
31
Hal-hal yang harus di perhatikan :
1. Pemberian transfusi darah WB, PC dapat langsung diberikan dengan menggunakan
infusion warmer
2. Pemberian FFP tidak boleh lebih dari 4 jam
3. Bila darah tidak digunakan, harus disimpan di Bank Darah
4. Set transfusi tidak boleh lebih dari 24 jam (ganti set baru setelah transfuse selesai)
5. Sesudah transfusi, lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai instruksi dokter
6. Konfirmasikan ke dokter tentang obat sebelum dan sesudah dilakukan transfusi
7. Tidak diperkenankan memasukkan zat tambahan (obat-obatan) ke dalam darah.
32
l) Bersihkan area sekitar drain dengan cairan normal saline jika perlu, sesuai order
dokter.
m)Pastikan suction telah dilepas sebelum mencabut drain
n) Ganti sarung tangan dengan yang steril
o) Jika perlu lepaskan jahitan pengaman drain.
p) Pasang arteri klem pada selang drain yang akan dilepas.
q) Saat melepas, tekan area sekitar drain dengan tangan lainnya kemudian pelan-
pelan cabut drain.
r) Setelah drain dilepas, tekan area tersebut dengan kasa steril beberapa menit,
kemudian pasang dressing (gunakan transparan dressing untuk menutup kasa
steril agar kelainan yang timbul dapat terlihat dengan mudah, misalnya:
rembesan, perdarahan).
s) Periksa ujung drain, apakah masih utuh atau rusak, mintakan perawat lain untuk
bersama-sama memeriksanya.
t) Masukkan selang drain ke tempat sampah infeksi, sedangkan dressing ke tempat
sampah infeksi.
u) Bersihkan trolley dan lengkapi kembali stoknya.
v) Observasi keadaan pasien terhadap tanda-tanda komplikasi.
w) Tinggalkan pasien dalam keadaan nyaman
x) Catat prosedur yang telah dilakukan dalam lembar perkembangan pasien
termasu
y) kondisi pasien dan catat pula jumlah cairan dalam drain pada lembar catatan
intake - output.
2) Tata Laksana Memasang Kanula Intravena
1. Perawat menyiapkan peralatan yang dibutuhkan :
a) Instruksi Dokter (lembar instruksi dokter, skema infus, daftar obat)
b) Trolley yang berisi :
Alkohol Swab
Underpad / Perlak
Tourniquet
IV Kanula dengan ukuran sesuai kebutuhan
Sarung tangan Non-steril
Non-Occlusive Dressing / Transparent Dressing
Plester
c) Tempat sampah Infeksi dan Non-infeksi
d) Sharp Container
k) Periksa instruksi dokter untuk pemasangan kanula lntravena
l) Perawat menginformasikan dan menjelaskan kegunaan kepada pasien/keluarga
untuk tindakan yang akan dilakukan
33
m) Pasien/keluarga pasien mengerti dan menyetujui dilakukan tindakan tersebut. Jika
pasien menolak dipasang IV Kanula, pasien diminta untuk menandatangani form
penolakan tindakan dan laporkan hal itu ke dokter
n) Perawat mencuci tangan
o) Palpasi vena supertisialis pada lengan yang tidak dominan dengan tepat.
p) Jika tidak ditemukan pembuluh darah yang sesuai, periksa pada lengan yang lain
q) Pilih jenis dan ukuran kanula yang tepat bagi pasien
r) Pasang underpad / perlak di bawah lengan yang akan dipasang kanula.
s) Anjurkan pasien untuk menahan (tidak menggerakkan) tangannya yang akan
dipasang kanul
t) Pasang toumiquet secara proximal pada bagian yang akan dipasang kanula
u) Kenakan sarung tangan
v) Bersihkan kulit sekitar bagian yang hendak ditusuk dengan alkohol swab, dengan
gerakan melingkar dari dalam keluar minimal 3 kali atau sampai bersih (diameter
5 cm dari lokasi yang akan ditusuk)
w) Ambil IV kanula dengan bagian siku-sikunya ke atas dan masukkan ke kulit pada
sudut 30¬45 derajat sekitar area yang akan ditusuk.
x) Pegang ekstremitas, dan kencangkan kulit bagian distal yang akan ditusuk
y) Tusukkan ke subkutan dengan cepat dan halus
z) Tunggu adanya darah yang masuk ke dalam kanula, masukkan sedikit lagi, bila
sudah benar, tarik sedikit mandrainnya lalu masukkan IV kanula perlahan-lahan
aa) Masukkan 5 cc NaCl 0,9 % ke dalam IV kanula kemudian tutup pangkal IV
kanula dengan stopper
bb) Amankan (stabilkan) kanula dan infus set dengan plester (perhatikan status alergi
pasien terhadap plester) dan tutup dengan dressing yang transparan
cc) Buang semua peralatan yang telah digunakan pada tempat yang benar
dd) Lepaskan sarung tangan & cuci tangan
ee) Catat dalam lembar catatan perkembangan pasien meliputi: lokasi, ukuran dan
jenis kanula, serta hambatan yang ditemui selama prosedur serta penanganannya.
ff) Beri label pada bagian dressing dengan tanggal
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Pastikan tehnik aseptic diterapkan selama prosedur
b. Pastikan pasien tetap dalam kondisi yang nyaman setelah prosedur
34
c. IV Kanula diganti setiap 2 x 24 jam.
BAB V
LOGISTIK
35
3 Spidol Board Marker Merah 5
4 Penggaris 30 Cm 2
5 Spidol Board Marker Hitam 2
6 Buku Folio Isi 100 3
7 Spidol Markeer Hitam 3
8 Isi Staples 2 pack
Tabel 8 Logistik Alat Tulis di Unit Rawat Inap Maternitas
36
22 Surat Keterangan Lahir
Tabel 9 Logistik Percetakan di Unit Rawat Inap Maternitas
37
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. DEFINISI
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. TUJUAN
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
38
Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
39
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. TUJUAN
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSIA Harapan Mulia.
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
40
proses kerjanya.
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
41
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
42
Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Penyulit
43
Tabel 13 Pemberi Pelayanan Persalinan dengan tindakan operasi di Unit Rawat
Inap Maternitas
5. Kepuasan Pelanggan
44
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu
pelayanan persalinan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
operasional pelanggan terhadap pelayanan persalinan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥ 80 %
Penanggung jawab Ketua Komite Mutu/Tim Mutu
Tabel 14 Kepuasan Pelanggang di Unit Rawat Inap Maternitas
45
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 14 Ketersediaan Pelayanan di Unit Rawat Inap Maternitas
46
Standar .100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 16 Tempat Tidur dengan Pengaman di Unit Rawat Inap Maternitas
4. Kamar Mandi Dengan Pengaman
47
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber data Rekam medik
\Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 18 DPJP di Unit Rawat Inap Maternitas
48
Definisi operasional infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi
nosokomial pada semua kategori luka sayatan
operasi bersih yang dilaksanakan di Rumah Sakit dan
ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color),
pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam
waktu lebih dari 3x24 jam
Frekuensi tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis tiap bulan
Numerator jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi
dalam satu bulan
Denominator jumlah seluruh pasien yang dioperasi dalam satu
bulan
Sumber data rekam medis
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Ketua Komide Medik/Komite Mutu/Tim Mutu
Tabel 20 Kejadian Infeksi Pasca Operasi di Unit Rawat Inap Maternitas
49
9. Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat
Kecacatan/kematian
10. Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS
50
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tuberculosis dengan strategi
DOTS adalah pelayanan tuberculosis dengan 5
strategi penanggulangan tuberculosis nasional.
Penegakaan diagnosis dan follow up pengobatan
pasien
tuberculosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis
tuberculosis, pengeobatan harus menggunakan
paduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan
standar penanggulangan tuberculosis nasional, dan
Frekuensi Tiap
semua tiga bulanyang tuberculosis yang diobati
pasien
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang
ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan
Sumber data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 23 di Unit Rawat Inap Maternitas
51
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 24 Pencatatan dan pelaporan TB di Unit Rawat Inap Maternitas
52
Sumber data rekam medis
Standar ≤ 0,24 %
Penanggung Ketua Komite Mutu/Tim Mutu
jawab
Tabel 26 Kematian Pasien > 48 Jam di Unit Rawat Inap Maternitas
53
BAB IX
PENUTUP
Pada prinsipnya pelayanan unit rawat inap maternitas adalah bagian pelayanan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Mulia yang tidak hanya memberikan pelayanan
berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang
mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara
meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan-pelatihan.
Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan di Unit Rawat Inap Maternitas
dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.
54
LAMPIRAN
55