Anda di halaman 1dari 59

PEDOMAN PELAYANAN

UNIT RAWAT INAP MATERNITAS

RSIA Harapan Mulia


Jl. Raya Pemda Tigaraksa Rt. 01/01, Tigaraksa – Tangerang Banten 15720

Telp. 021.5991785 Fax. 021.5991786

e-mail : healthy_harapanmulia@yahoo.co.id

Tahun 2018
PERATURAN DIREKTUR RSIA HARAPAN MULIA
NOMOR: 00.07/PER/DIR/RSIA-HM/III/2018

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT RAWAT INAP MATERNITAS
RSIA HARAPAN MULIA

DIREKTUR RSIA HARAPAN MULIA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka upaya meningkatkan mutu pelayanan RSIA


Harapan Mulia, maka diperlukan penyelenggaraan Pedoman
Pelayanan Unit Rawat Inap Maternitas di RSIA Harapan Mulia.
b. Bahwa agar pelayanan RSIA Harapan Mulia dapat terlaksana
dengan baik, maka perlu adanya keputusan Direktur RSIA
Harapan Mulia sebagai landasan bagi penyelenggaran Pedoman
Pelayanan Unit Rawat Inap Maternitas RSIA Harapan Mulia.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a dan b, perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur RSIA
Harapan Mulia.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
Tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
Tentang Rumah sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan
5. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan Di
Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2001.
6. Standar Tenaga Kebidanan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2005.
7. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
8. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
9. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter,

Jl. Raya Pemda Tigaraksa, Ds. Matagara-Tigaraksa, Tangerang 15720


Telp. (021)5991785 Fax. (021)5991786
e-mail :healthy_harapanmulia@yahoo.co.id
Bidan dan Bidan Di RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.
10. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit
Umum Kelas B (non pendidikan), C, dan D, Departemen
Kesehatan 2006.
11. Surat Keputusan Direktur Utama PT. Harapan Mulia Berkah
Nomor 004/PTHMB/DIR/SK/XI/2018 tentang struktur
organisasi RSIA Harapan Mulia.
12. Surat Keputusan Direktur Utama PT. Harapan Mulia Berkah
Nomor 002/PTHMB/DIR/SK/III/2018 tentang pengangkatan
Direktur RSIA Harapan Mulia

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA HARAPAN MULIA


TENTANG PEDOMAN PELAYANAN UNIT RAWAT INAP
MATERNITAS RSIA HARAPAN MULIA
Kedua : Pedoman Pelayanan Unit Rawat Inap Maternitas di RSIA Harapan
Mulia Sebagaimana Tercantum dalam lampiran keputusan ini .

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila


dikemudian hari ternyata ada kekeliruan dalam penetapan ini maka
akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kab. Tangerang


Pada tanggal : 26 Maret 2018
Direktur RSIA Harapan Mulia

dr. Evie Kusmiati


NIK : 0/18.03/00427
DAFTAR ISI
Jl. Raya Pemda Tigaraksa, Ds. Matagara-Tigaraksa, Tangerang 15720
Telp. (021)5991785 Fax. (021)5991786
e-mail :healthy_harapanmulia@yahoo.co.id

ii
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II
STANDAR KETENAGAAN ............................................................................... . 5
BAB III
STANDAR FASILITAS……................................................................................ 11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN ..................................................................... 14
BAB V
LOGISTIK .......................................................................................................... 39
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN ..…......................................................................... 42
BAB VII
KESELAMATAN KERJA..……........................................................................ 46
BAB VIII
PENGENDALI MUTU…...……........................................................................ 58
BAB IX
PENUTUP………………...……......................................................................... 59

iii
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RSIA HARAPAN MULIA
NOMOR: 00.07/PER/DIR/RSIA-HM/III/2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT RAWAT INAP
MATERNITAS
RSIA HARAPAN MULIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi
indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih tergolong tinggi di
Indonesia yaitu AKI : 307/100.000 KH (SDKI 2002/2003) dan AKB : 35/10000 KH
(SDKI 2002/2003).
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati peringkat teratas diantara
negara-negara Asia Tenggara. Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan
28%, Eklampsia 24%, Infeksi 11%, partus macet/lama 8% dan aborsi 5% (SKRT,
2001). Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal, dimana
kematian karena gangguan perinatal menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga 1986
adalah 42,3% dari kematian bayi pada usia 0 - 1 bulan.
Mengingat kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat
dengan kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi maka betapa pentingnya pelayanan
Maternal dan Perinatal sebagai kegiatan integrative di Rumah Sakit untuk terus
ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Penyebab kematian pada masa
prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan,
kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang
bermasalah.
Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja
terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu perlu strategi
penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas
pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan pembekalan
pelatihan secara berkala. Pedoman Pelayanan Maternal dan Perinatal di Unit Rawat
Inap Maternitas ini merupakan panduan untuk melaksanakan kebijakan pelayanan

1
maternal dan perinatal di RSIA Harapan Mulia yang tercakup dalam ruang lingkup dan
batasan operasional.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek
administrasi & manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta
prosedur pelayanan di RS.
b. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan perinatal.
c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di Rumah Sakit.

C. RUANG LINGKUP
Pelayanan di Unit Rawat Inap Maternitas Rumah Sakit RSIA Harapan Mulia
meliputi Bidanan dan penanganan maternal, perinatal, pediatric, gynekologi, bedah
dalam dan ponek rumah sakit.

D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan
Standar Prosedur Operasional.
a. Pelayanan maternal perinatal.
Maternal adalah jangka waktu dari mulai kehamilan, bersalin sampai masa nifas
(42 hari setelah melahirkan).
Perinatal adalah jangka waktu dari masa konsepsi sampai 7 hari setelah lahir.
Sebagai batasan operasional, periode perinatal dimulai pada usia kehamilan 28 minggu
hingga bayi lahir sampai 7 hari
b. Pelayanan Gynekologi
Gynekologi adalah pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan paripurna bagi
seorang wanita yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya saat tidak hamil
ataupun di masa hamil, bersalin atau nifas. Baik yang bersifat preventif (pencegahan
terhadap penyakit), Kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (perbaikan

2
kelainan yang timbul) pada alat reproduksinya.
c. Ponek
Ponek adalah pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif
dan terintegrasi 24 jam.

A. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/ XI/2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/PER/
III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/
MENKES/148/I/2010 tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/
PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/
PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 1999.
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
16. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
17. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan

3
Republik Indonesia 2005.
18. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi KeBidanan di RS dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
19. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan1991.Pedoman
Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C dan D Departemen
Kesehatan 1991.
20. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan dan Bidan Di
RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.
21. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B (non
pendidikan), C, dan D, Departemen Kesehatan 2006.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI KETENAGAAN
Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di Unit Rawat Inap Maternitas adalah :
1. Tenaga medik

4
Tenaga medik yang ada di Unit Rawat Inap Maternitas adalah tenaga medik yang
bersertifikat dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari pendidikan
kedokteran baik sebagai dokter umum maupun dokter spesialis serta lulus dalam
kredensial yang dilakukan oleh rumah sakit.
2. Tenaga Bidan/Bidan
Untuk menunjang pelayanan Kebidanan di Unit Rawat Inap Maternitas harus di
dukung oleh tenaga Bidan/Bidan yang memiliki keterampilan, pendidikan dan
pelatihan yang mendukung dalam pelayanan Unit Rawat Jalan.
3. Tenaga kesehatan lain
Dalam hal ini tenaga kesehatan lain juga diperlukan oleh Unit Rawat Inap
Maternitas untuk mendukung berjalannya pelayanan rawat jalan, diantaranya Ahli
Gizi, Farmasi, Radiologi, Rekam Medik dan Laboratorium.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Kebutuhan
Kepala Unit D-IV Kebidanan APN 1
BHD
Bidan Pelaksana D III Kebidanan APN 9
BHD
Tabel 1 Distribusi Ketenagaan di Unit Rawat Inap Maternitas

C. PENGATURAN JAGA/DINAS
Pengaturan jaga/dinas di Unit Rawat Jalan diatur sebagai berikut:
Jam
Nama Jabatan Keterangan
Masuk Pulang
Penanggung jawab Unit 07:00 14:00 Hari kerja Senin-Sabtu
Bidan pelaksana shift 1 07:00 14:00 6 hari kerja, libur disesuaikan
Bidan pelaksana shift 2 14:00 21:00 6 hari kerja, libur disesuaikan
Middle shift 10:00 17:00 Jadwal disesuaikan dengan
praktek dokter
Diatas jam 21:00 WIB untuk pasien rawat jalan dialihkan ke UGD
Tabel 2 Pengaturan Dinas Unit Rawat Inap Maternitas

 Dokter spesialis kebidanan dan kandungan siap 24 jam menangani kasus maternal
(terjadwal).
 Dokter spesialis anak siap 24 jam menangani kasus neonatal (terjadwal).
 Tenaga bidan siap 24 jam melayani kasus maternal neonatal (terjadwal).

5
D. URAIAN JABATAN
1. KEPALA UNIT RAWAT INAP MATERNITAS
1) Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan :
a) Membuat perencanaan tenaga kebidanan yang diperlukan
b) Membuat perencanaan jenis dan jumlah peralatan keBidanan dan
kebidanan yang diperlukan
c) Membuat perencanaan asuhan keBidanan dan kebidanan sesuai
kebutuhan Pasien
2. Melaksanakan fungsi kegiatan asuhan keBidanan :

a) Melakasanakan Asuhan keBidanan dan kebidanan secara tertib,


disiplin, efektif, efisien
b) Mengisi lembar asuhan keperawan dan kebidanan dalam rekam
medik pasien dengan tertib
c) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan asuhan keBidanan dan
kebidanan

3. Melaksanakan fungsi pelayanan kepada pasien dan keluarganya :

a) Melaksanakan progaram orientasi kepada pasien dan keluarganya


meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, hak dan
kewajiban pasien, RS, dokter, Bidan, fasilitas yang tersedia, sekilas
tarif, serta kegiatan sehari –hari yang akan dijalani pasien.
b) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dialaminya.
c) Menjaga perasaan agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
d) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sebatas wewenang dan kemampuannya
e) Bertanggung jawab dalam kebersihan ruangan dan kelengkapan
peralatan yang berada di unit.

2) Wewenang
a) Menandatangani dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kanit
rawat inap maternitas
b) Meminta informasi dan pengarahan pada atasan
c) Memberi pengarahan dan bimbingan dalam pemberian mutu
kebidanan sesuai standar

6
d) Memberi petunjuk dan bimbingan penerapan asuhan keBidanan yang
sesuai standar
3) Tanggung Jawab
Bertanggung jawab dalam segala aspek yang terjadi dalam penyelenggaraan
pelayanan rawat inap maternitas.

2. BIDAN PELAKSANA
1) Uraian Tugas
a) Bertanggung jawab pada semua pasien di ruangan
b) Mengatur kegiatan ruangan selama berdinas sehingga lancar.
c) Mengatur kelengkapan dan kesiapan alat yang akan digunakan saat
berdinas dan pada saat dinas berikutnya.
d) Bertanggung jawab terhadap setiap kejadian diruangan yang terkait
dengan pemberian asuhan kebidanan.
e) Menemani visite dokter dan memberikan asuhan keBidanan sesuai
dengan standar dan pasien yang dikelola.
f) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
g) Memberikan orientasi bagi pasien baru.
h) Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga berdasarkan format
orientasi pasien dan keluarga sehingga tercipta hubungan terapeutik.
i) Melakukan pengkajian terhadap pasien baru maupun pasien lama,
menentukan diagnosa keBidanan
j) Menentukan rencana asuhan keBidanan berdasarkan standar renpra
sesuai dengan hasil pengkajian klien.
k) Melakukan kontrol ke pasien setiap dinas minimal 2 kali kunjungan.
l) Menciptakan kerjasama yang harmonis.
m)Membina hubungan yang terapeutik dengan keluarga pasien selama
dirawat.
n) Bertanggung jawab kepada koordinator.
o) Mengontrol dan mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari
berdasarkan standar asuhan kebidanan.
p) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
q) Melakukan tindakan kegawatan kepada pasien (antara lain panas tinggi,
kolaps, perdarahan, keracunan, henti nafas dan henti jantung), sesuai
SPO yang berlaku. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah
dilakukan kepada ketua tim dan dokter ruang rawat/dokter jaga
r) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatan mutu asuhan keBidanan
s) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keBidanan, antara
lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin/persetujuan atasan

7
t) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keBidanan yang
tepat dan benar sesuai Standar Asuhan KeBidanan
u) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya.
v) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Kepala Unit Rawat
Inap
w) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis, pada saat penggantian dinas.
x) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
- Program diet
- Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
- Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas atau
institusi kesehatan ini
- Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi
atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial ekonomi
- Merawat luka
- Melatih anggota gerak.
y) Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi : Menyediakan
formulir untuk penyelesaian administrasif, sbb :
- Surat ijin pulang
- Surat keterangan istirahat sakit
- Petunjuk diet
- Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan
- Surat kontrol atau pemeriksaan ulang
z) Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi : Menyediakan
formulir untuk penyelesaian administrasif, sbb :
- Surat ijin pulang
- Surat keterangan istirahat sakit
- Petunjuk diet
- Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan
- Surat kontrol atau pemeriksaan ulang

2) Wewenang
a) Dalam melaksanakan tugasnya Bidan pelaksana mempunyai wewenang
meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b) Memberikan asuhan keBidanan kepada pasien/keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya
c) Memberi saran dan pertimbangan kepada kanit tentang klien untuk
keperluan asuhan keBidanan

8
d) Dalam melaksanakan tugasnya Bidan pelaksana mempunyai wewenang
meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
e) Memberikan asuhan keBidanan kepada pasien/keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya
f) Memberi saran dan pertimbangan kepada koordinator tentang klien
untuk keperluan asuhan keBidanan
3) Tanggung Jawab
a) Secara Administrasi dan Fungsional bertanggungjawab kepada kepala
bidang medik
b) Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada dokter
kepala unit rawat inap maternitas

BAB III
STANDAR FASILITAS

9
A. FASILITAS BAGI PETUGAS
1. Denah
Ruangan Unit Rawat Inap Maternitas terletak di lantai 1 (denah pada lampiran)
2. Standart Fasilitas
Kelengkapan alat dalam Unit Rawat Inap Maternitas RSIA Harapan Mulia terdiri dari

No Nama Barang Ratio


RSIA Harapan Mulia
Pasien : Alat
1. Tensi meter 2 / ruangan 1
2. Stetoskop 2 / ruangan 2
3. Ambubag 1 / Ruangan 1
4. Tabung oksigen + flowmeter 2 / ruangan 2 / ruangan
5. Standar infuse 1:1 1:1
6. Vena Sectie set 2 / ruangan 1/ruangan
7. Termometer 5/Ruangan 1
8. Bak instrument besar 2 / ruangan 1
9. Bak instrument sedang 2 / ruangan 1
10. Bak instrument kecil 2 / ruangan 1
11. Bengkok 2 / ruangan 2
12. Pispot 1 : 1/2 2
13. Refleks Hammer 1:5 1:5
Tabel 3 Kelengkapan alat di Unit Rawat Inap Maternitas

B. STANDAR LINEN BIDANG KEBIDANAN

No Nama Barang Ratio RSIA Harapan Mulia


1. Handuk 1:3 1:1
2. Gordyn 1:2 1:2
3. Sarung kasur 1:1 1:1
4. Sprei besar 1:1 1:1
5. Selimut wool 1:1 1:1
6. Sprei kecil 1:3 1:3
7. Sarung bantal 1:1 1:1
8. Masker 1 : 1/2 1 : 1/2
Tabel 4 Standar Linen di Unit Rawat Inap Maternitas

C. STANDAR ALAT RUMAH TANGGA BIDANG KEBIDANAN

10
No Nama Barang Ratio RSIA Harapan Mulia
1. Kursi roda 1 / unit 1 / unit
2. Lemari obat Emergency 1 / unit 1 / unit
3. Emergency Lamp 1 / unit 1/Unit
4. Meja pasien 1:1 1:1
5. Baki 1 / unit 1
6. Tempat tidur pasien 1:1 1:1
7. Tempat sampah besar tertutup 2 / ruangan 2/ruangan
8. Waskom mandi 8 – 12 / 1
9. Lampu senter ruangan
1 – 2 / unit 1
Tabel 5 Standar Alat Rumat Tangga di Unit Rawat Inap Maternitas

D. STANDAR ALAT PENCATATAN DAN PELAPORAN BIDANG KEBIDANAN

No Nama Barang Ratio RSIA Harapan Mulia


1. Formulir pengkajian awal 1:1 1:1
2. Formulir rencana 1:4 1:4
3. Formulir perkembangan 1 : 10 1:10
4. Formulir observasi 1 : 10 1:10
5. Formulir resume keBidanan 1:1 1:1
6. Formulir catatan pengobatan 1 : 10 1:10
7. Formulir Medik lengkap 1:1 1:1
8. Formulir Laboratorium 1:3 1:1
9. Formulir Rontgen 1:2 1:1
10. Formulir permintaan darah 1:1 1:1
11. Resep 10 buku / 2 buku / bulan
12. Formulir konsul bulan
1:5 1:1
13. Formulir permintaan makanan 1:1 1:1
14. Formulir permintaan obat 1:1 1:1
15. Buku Ekspidisi 10 / ruangan /
tahun
16. Buku Register pasien 4 / ruangan/ 1/unit
tahun
17. Buku Folio 4 / ruangan/ 1/unit
tahun
18. Staples 1 / unit 1/unit

11
19. Pensil 2 / unit 1/unit
20. Spidol White Board 2 / unit 2/unit
Tabel 6 Standar Alat Pelaporan di Unit Rawat Inap Maternitas

E. STANDAR ALAT KEBIDANAN


Kapasitas 24 Pasien

No Nama Barang Standar RS Jumlah Kondisi


1. Tensi meter 2/ruangan 1 Baik
2. Stetoskop Lebih dari 2 2 Baik
3. Gunting verband 2/ruangan 1 Baik
4. Tabung O2 + flowmeter Lebih dari 2 2/ruangan Baik
5. Bak instrument kecil 1/ruangan 2 Baik
6. Bengkok Lebih dari 2 3 Baik
7. Ambubag 1/ruangan 1 Baik
8. Termometer 5/ruangan 1 Baik
9. Standar infuse 1:1 1:1 Baik
10. Nasal kateter 2/ruangan 2/ruangan Baik
Tabel 7 Standar Alat Kebidanan dengan Kapasitas 24 Pasien

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. KONSEP PELAYANAN SECARA UMUM


 Dilakukan secara kerjasama tim (teamwork).
 Pelayanan dilakukan sesuai standar
 Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan
 Semua tindakan terdokumentasikan dengan baik
 Harus ada sistem monitor dan evaluasi

12
B. PROSEDUR PELAYANAN
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS
dan Standar Prosedur Operasional.
Prosedur pelayanan maternal & perinatal adalah :
1. Melakukan identifikasi pasien:
- Pasien baru :
a. Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
b. Dilakukan anamnese penyakit dan pengisian rekam medik yang baru secara
lengkap.
- Pasien lama :
a. Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
b. Dilakukan anamnese penyakit dan pengisian rekam medik yang lama secara
lengkap
2. Tindakan pertama dilakukan setelah pemeriksaan oleh tenaga medis
(dokter/bidan). Pemeriksaan dilakukan secara sisitematis meliputi anamnese dan
pemeriksaan fisik.
3. Setelah itu kolaborasi dengan tenaga keBidanan lainnya sesuai kewenangan
masing-masing.
4. Apabila akan dilakukan tindakan/operasi maka pasien dan keluarga diberikan
informasi mengenai tindakan/operasi yang akan dilakukan (teknik, lokasi dll),
setelah setuju maka informed consent di tandatangani.
5. Pada kasus-kasus dengan resiko tinggi sebelum diberikan informasi, pasien
harus ditangani terlebih dahulu.
6. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada dokter
penanggung jawab pasien (DPJP).
7. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan sebagainya.
8. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
9. Pulang dan kunjungan ulang/kontrol
Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter.
Pada saat pulang ibu diberikan catatan mengenai kesehatan ibu dan bayi
menggunakan buku KIA atau sejenisnya. Kunjungan kontrol di poliklinik tempat
pemberi layanan (RS) sesuai dengan jadwal untuk selanjutnya dapat dilakukan

13
di tempat fasilitas kesehatan diluar RS (Puskesmas, klinik, dokter/bidan swasta)
apabila pasien sebelumnya merupakan kiriman/rujukan dari sarana pelayanan
kesehatan tersebut.

C. JENIS PELAYANAN
1. Pelayanan maternal mencakup :
 Pelayanan konseling pada masa pra hamil.
 Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
 Pelayanan persalinan normal.
 Pelayanan ibu nifas normal.
 Pelayanan ibu menyusui.
 Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2. Pelayanan perinatal di rumah sakit mencakup :
 Pelayanan bayi baru lahir.
 Pelayanan bayi.
3. Pelayanan gynekologi
Melayani kesehatan yang menyeluruh dan paripurna bagi seorang wanita
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya saat tidak hamil ataupun di
masa hamil, bersalin atau nifas. Baik yang bersifat preventif (pencegahan
terhadap penyakit), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif
(perbaikan kelainan yang timbul) pada alat reproduksinya.
4. Pelayanan bedah dalam
Pelayanan bedah di rumah sakit mencakup :
 Pemberian asuhan keBidanan pada pasien pre Op Sesar
 Pemberian asuhan keBidanan pada pasien post Op Sesar
Pelayanan kasus penyakit dalam di rumah sakit mencakup :
Pemberian asuhan keBidanan pada kasus penyakit dalam me-liputi
pengkajian, observasi, intervensi, kolaborasi untuk pemberi-an terapi dan
evaluasi

D. PONEK
PONEK merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

14
Komprehensif. Ponek adalah Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif/RS 24 jam memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan
langsung terhadap ibu hamil/ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan desa dan Puskesmas.

E. PELAYANAN PEMBERIAN OBAT MELALUI INHALASI/NEBULIZER


1. Penanggung jawab
a. Kepala Unit Rawat Jalan
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Jalan
2. Perangkat kerja
a. Pengalas
b. Cairan untuk mencuci tangan
c. Sarung tangan
d. Alat nebulizer
e. Obat untuk nebulizer
3. Tata Laksana
a. Bidan/bidan cuci tangan bawa alat kedekat pasien
b. Mengatur posisi klien dengan kepala lebih tinggi / semi fowler
c. Memasang pengalas di atas dada klien
d. Memasang sarung tangan
e. Menyiapkan obat yang akan diberikan
f. Bersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan hidung dengan kapas
lembab atau lidi kapas
g. Menempatkan cyrus nebu pada mulut dan hidung
h. Menyalakan mesin inhalasi/nebulizer
i. Menganjurkan klien untuk menghirup dengan dalam dan menahan nafas
selama 10 detik, baru mengeluarkan nafas dalam masker (bila memungkinkan)
j. Panggil nama pasien, dan Nomor RM pasien
k. Melakukan inhalasi sampai obat habis
a. Melepaskan sarung tangan
b. Mengangkat pengalas
c. Merapikan alat
d. Bidan/bidan cuci tangan

F. PELAYANAN MEMASANG KATETER PADA WANITA

15
1. Penanggung jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Perangkat Kerja
Perawat menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk tindakan yaitu :

a. Folley kateter ukuran sesuai kebutuhan pasien


b. Urine bag

c. Set kateterisasi yang berisi : Kom kecil 2 buah, bengkok 1 buah, pinset
Anatomis 1 buah, kassa 5 buah, duk bolong

d. Bethadine solution

e. Sarung tangan steril 1 pasang

f. Spuit steril 20 cc

g. Xylocaine jelly

h. Aquadest steril 15 - 30 cc

i. Kantong balutan kotor

j. Under pad

3. Tata Laksana
a. Perawat mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Beritahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukan.
c. Bawa alat ke dekat pasien.
d. Pasang tabir di sekeliling tempat tidur.
e. lepaskan pakaian dalam pasien bagian bawah
f. Bantu pasien dalam posisi litotomi.
g. Letakkan piala ginjal diantara paha.
h. Buka set kateterisasi dan meletakkan diantara paha pasien.
i. Perawat I membuka sarung tangan steril, perawat II menuangkan bethadine
ke dalam galipot.

16
j. Perawat I membuka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri,
kemudian tangan kanan membersihkan labia minora dengan menggunakan
kassa steril yang diberi bethadine dari arah ke bawah sampai bersih dimana
satu kassa untuk satu kali pemakaian lalu buang ke dalam bengkok
Pasang duk bolong pada daerah genitalia.
i. Perawat II membuka pembungkus kateter dan memberikan folley kateter
secara steril kepada perawat I.
k. Perawat I memegang ujung kateter dengan tangan kanan dan perawat II tetap
memegang pangkalnya.
l. Perawat II memberikan xylocaine jelly dengan tangan kiri secara steril dan
perawat I meratakannya sampai sepanjang 5 cm.
m. Perawat I memasukkan kateter kedalam uretra secara perlahan-lahan sampai
keluar urine sambil pasien dianjurkan untuk tarik nafas panjang.
n. Bila ada hambatan, dicoba dengan menganjurkan pasien tarik nafas panjang
dan masukkan kateter agar didorong dengan hati-hati.

G. PELAYANAN MELEPAS CATHETER URINE


1. Penanggung jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Perangkat kerja
a. Sarung tangan non steril
b. Plastik kuning dan plastic hitam
c. Spuit 10 cc/20 cc
d. Bengkok, Underpad
e. Tissue gulung, Gelas ukur
3. Tata Laksana
a. Atur posisi pasien dengan sikap lithotomie, lalu pasang underpad
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Keluarkan isi balon dengan spuit steril sesuai dengan volume yang
dimasukkan dan pastikan isi balon sudah kosong
e. Cabut catheter perlahan-lahan dan anjurkan pasien untuk menarik nafas
panjang
f. Masukkan catheter yang sudah dilepas kedalam kantong plastik hitam
g. Bersihkan daerah pemasangan catheter dengan tissue basah lalu keringkan
h. Rapikan kembali pasien dan alat-alat yang digunakan, buang sampah pada
tempatnya
i. Perawat mencuci tangan

17
j. Perawat mencatat jumlah urine yang tersisa dan tindakan yang dilakukan di
form catatan perawatan

H. PELAYANAN MENGHISAP OBAT DARI AMPUL/FLACON OBAT


1. Penanggung jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Tata Laksana
a. Dari Vial :
1. Cuci tangan.
2. Bersihkan tutup vial dengan alcohol swab, biarkan kering.
3. Siapkan spuit steril beserta jarumnya.
4. Isap udara sesuai dengan jumlah obat yang akan diaspirasi.
5. Suntikkan jarum kedalam vial melalui tutup karet.
6. Masukkan udara kedalam vial, hal ini untuk mencegah kevacuman vial pada saat
mengisap obat injeksi.
7. Pegang vial obat injeksi dengan tangan yang tidak dominan, aspirasi obat sesuai
dosis.
8. Periksa apakah ada gelembung-gelembung udara, jika ada keluarkan udara.
9. Periksa kembali volume cairan obat untuk menyakinkan bahwa dosis sudah
tepat.
10. Jarum suntik ditutup kembali
11. Desinfektan leher ampul dengan alcohol swab.
12. Siapkan syringe dan jarumnya.
13. Patahkan leher ampul.
14. Buka penutup jarum suntik.
15. Obat diaspirasi.
16. Jarum dikeluarkan dari ampul.
17. Periksa apakah ada gelembung-gelembung udara, keluarkan udara.
18. Periksa kembali volume cairan obat untuk meyakinkan bahwa dosis sudah tepat.

18
1) Ruangan bersih, alat peraga, meja, kursi - kursi.
Kriteria yang dibahas dalam penyuluhan untuk ibu setelah melahirkan :
 Tehnik menyusui yang benar
 Pemeliharaan payudara sesudah melahirkan.
 Perawatan bayi sehari - hari (memandikan bayi, merawat tali pusat
dll)
 Imunisasi
 Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
 Pemijatan Bayi
 Latihan senam sesudah melahirkan
 Keluarga Berencan

Teknik menyusui yang benar :


1. Mulut bayi terbuka lebar
2. Dagu bayi menempel dipayudara ibu
3. Bibir bayi melengkung keluar
4. Tepi aerola mammae bagian bawah tak tampak
5. Bayi tenang dan rileks
6. Puting susu ibu tak terasa sakit/nyeri
7. Kadang terdengar bayi menelan
8. Perut bayi menempel pada perut ibu
9. Setelah menyusui bayi disendawakan
Pemeliharaan Payudara Setelah Melahirkan
Tujuan :
 Memelihara kebersihan payudara
 Melancarkan keluarnya ASI
 Mencegah payudara bengkak
I. PELAYANAN PENYULUHAN SETELAH MELAHIRKAN DAN DOUBLE
BREAST PUMP
1. Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Tata Laksana
1) Tata Laksana Penyuluhan Ibu setelah Melahirkan
 Memakai BH yang bersih dan bentuknya menyokong payudara.

19
 Istirahat yang cukup dan pikiran tenang
Langkah – langkah pengurutan :
Tuangkan minyak ke tangan secukupnya
Friction :
 Sokong payudara kiri dengan tangan kiri (bergiliran dengan tangan kanan menyokong
payadara kanan), 2 atau 3 jari dan tangan yang berlawanan membuat gerakan
memutar sambil menekan, dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu.
Gerakan ini dilakukan 2x setiap payudara.
 Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara, Urutlah payudara dari
tengah keatas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan kedua payudara
perlahan-lahan, Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut
payudara dengan sisi
 kelingking dari arah tepi kearah puting susu Pengompresan :
Alat - alat yang disiapkan
 2 buah kom (masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin) dan 2 buah
washlap
 Kompres kedua payudara dengan washlap hangat selama 2 menit. Kompres bergantian
3 x berturut - turut dan diakhir dengan kompreshangat. Kemudian ganti dengan
washlap dingin selama 1 menit
1) Tata Laksana double breast pump
1) Persiapan alat :
a. Alat Double Breast Pump
2) Prosedur kerja :
a) Perawat/bidan mencuci tangan dan menjelaskan prosedur
b) Periksa kelengkapan alat double breast pum termasuk botol susu, alat pemompa dan
mesin pemompa serta sambungan ke listrik PLN
c) Sambungkan kedua botol susu bayi ke alat pemompa serta selang yang terhubung
ke mesin pemompa
d) Bersihkan bagian payudara ibu post partum dan letakkan corong sambungan
pemompa ke kedua bagian payudara ibu kanan dan kiri
e) Pastikan semua sambungan tersebut terpasang dengan baik dan benar. Kemudian
sambungkan ke listrik PLN
f) Tekan tombol on/off yang terdapat di bagian depan mesin pemompa
a) Tunggu beberapa menit sampai asi keluar dan sesuai dengan kebutuhan bayi.
b) Jika sudah selesai, lepaskan corong pemompa dari payudara ibu serta bersihkan
payudara ibu

20
g) Berikan susu pada bayi jika bayi membutuhkan, jika tidak simpan susu pada lemari
es
h) Bersihkan dan rapikan alat double breast pump setelah selesai digunakan
i) Jika ingin digunakan lagi, sterilisasikan kedua botol susu yang tersambung pada
alat double breast pump
j) Perawat/bidan cuci tangan
2) Tata Laksana Breast Care
a) Perawat menyiapkan peralatan yaitu :
 Minyak kelapa/baby oil
 Waslap 2 buah
 Air hangatdan air dingin
 Kom 2 buah
 Handuk 1 buah
 Baki
b) Perawat mencuci tangan
c) Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
d) Kompres payudara dengan air hangat dan dingin selang-seling selama 5 menit
e) Tuangkan minyak/baby oil ketangan secukupnya
f) Letakkan Kedua telapak tangan berada di antara kedua belah payudara lalu urut
mulai dari atas, kesamping, kebawah dan menuju ke puting susu dengan
mengangkat payudara perlahan- lahan dan dilepaskan perlahan-lahan. Pemijatan
dilakukan sebanyak 20 kali
g) Telapak tangan kiri menyokong payudara sebelah kiri dan tangan kanan dengan
sisi kelingking
h) Mengurut payudara mulai dari pangkal dada ke arah puting susu. demikian
dengan payudara sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 20 kali.Sokong payudara
kiri dengan tangan kiri, kanan dengan tangan kanan, 2 atau 3 jari dari tangan yang
berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan, dari pangkal payudara
dan berakhir pada puting susu, setiap payudara 2 kali gerakan.
a) Setelah selesai payudara di bersihkandan di keringkan dengan handuk kemu 3) T
dianjurkan ibu menggunakan BH yang dapat menyokong payudara. a
b) Alat di rapikan, t
c) Perawat cuci tangan
a
Laksana Penyuluhan Pasien Pulang Setelah Melahirkan

21
a) Perawat menganjurkan kepada pasien/keluarga untuk kontrol sesuai dengan pesanan
dokter atau 1 (satu) minggu setelah di rumah.
b) Jaga kebersihan luka episiotomies / luka operasi.
c) Ibu cukup istirahat dan makan yang cukup.
d) Makan obat secara teratur.
e) Jangan minum jamu dan ayam arak atau kolesom
4) Tata Laksana Permintaan Surat Keterangan Lahir
a) Petugas menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan terdiri dari Blangko Sertifikat
kelahiran, Komputer PC Klien, Printer, Stempel RSIA
b) Petugas mendapatkan informasi dari Perawat/Bidan Kamar Bersalin untuk
membuatkan Surat Keterangan Lahir, adapun data yang diberikan yaitu :
i. Nama Ibu & Nama Ayah
ii. Nama Bayi
iii. Alamat
iv. Hari, tanggal lahir dan jam kelahiran
v. Jenis kelamin bayi
vi. Berat badan, panjang badan, lingkar kepala
vii. Lahir kembar/tunggal
viii. Anak keberapa
ix. Normal/SC
x. Nama Dokter Kebidanan
c) Data Orangtua yang telah disesuaikan dengan KTP/SIM /Paspor langsung diketik
pada Blangko Surat Keterangan lahir
d) Petugas mengeprint Surat Keterangan Lahir
e) Petugas mengantar Surat Keterangan Lahir ke Ruang Rawat Inap untuk
ditandatangani oleh Dokter yang menolong persalinan.
J. PELAYANAN PEMBERIAN TOKOLISIS DENGAN DUVADILAN,
PEMATANGAN PARU DAN PEMERIKSAAN DALAM
1. Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Tata Laksana
1) Tata Laksana Pemberian Tokolisis dengan Duvadillan
a) Mencuci tangan
b) Pasien diinformasikan tindakan yang akan dilakukan dan hal-hal yang mungkin
terjadi yaitu berdebar dan pernafasan terganggu.

22
c) lakukan pemeriksaan CTG pada umur kehamilan > 30 mgg.
d) siapkan cairan infuse dextrose 5% 500 ml sesuai instruksi dokter, tambahkan 1
ampul duvadilan di infusan mulai 8 tts/mnt.
e) Jika kontraksi uterus 3x dalam 10 mnt, naikkan tetesan 4 tts/30 mnt, dengan tetesan
maksimal 16 tpm atau sesuai dengan instruksi dokter.
f) Lakukan pemeriksaan nadi, jika dalam 1 menit > 100x/mnt turunkan tetesan
menjadi 8 tts.
g) Jika kontraksi uterus sudah tidak ada, ganti cairan infuse dengan cairan kosong,
berikan obat tokolitik oral atau sesuai instruksi dokter.
h) Obs 1x24 jam, kontraksi uterus tidak ada infuse dilepas. Direncanakan pulang
control 1 mgg kemudian.
i) Lakukan kontrol DJJ tiap 3 jam sekali, catat hasil pemeriksaan dalam status.
j) Pada umur kehamilan < 34 mgg diberikan obat pematangan paru dengan dosis
sesuai dengan instruksi dokter
2) Tata Laksana Pematangan Paru
Persiapan Bahan dan alat :
a) Dexametason 8 ampul
b) Spuit 5 cc 4 buah
c) Infus set 1
d) Cairan RL 3 botol
e) Abocet 1 buah no. 18
f) Bila pematangan paru pada kasus KPD pemberian antibiotik propilaksis cepotaksim
2 vial
g) Pada kehamilan yang direncanakan konservatif (dipertahankan sampai aterm)
Tahap Pelaksanaan :
- Dexametason diberikan 6 mg / IM tiap 12 jam sebanyak 4 kali (2 hari)
Pada kehamilan yang akan diperkirakan kelahiran akan terjadi dalam waktu dekat
(salvage procedure)
3) Tata Laksana Pemeriksaan Dalam
a) Menyiapkan perlengkapan:
 Sarung tangan steril
 Kom steril berisi kapas steril
 Cairan hibicef
 Xylocain jelli
 Nierbeken

23
 Underpad k/p
 Sampiran / Scherm (kalau perlu)
b) Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan ditakukan.
c) Pasang sampiran / scherm / gorden
d) Atur posisi pasien (posisi Lihotomi)
e) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
f) Lakukan vulva hygiene
g) Oleskan xylocain jelly pada kedua jari (telunjuk dan jari tengah)
h) Masukan jari tengah diikuti jari telunjuk ke dalam vagina secara perlahan-lahan
sambil menilai:
i. Ada tidaknya kelainan di dalam vagina misal: polip varices
ii. Promontorium teraba/tidak
iii. Arcus pubis luas/sempit
iv. Keadaan porsio: posisi, tebal/tipisnya, lunak/kaku dan pembukaan
v. Selaput ketuban ada/tidak
vi. Menilai bagian terendah dari presentasi janin: Apakah kepala, bokong atau
bagian lain,dan Hodge
i) Bila sudah selesai periksa dalam bersihkan labia mayora dan rapihkan pasien
j) Mencuci tangan
k) Dokumentasikan semua penilaian yang sudah didapat
l) Laporkan dari hasil penilaian.
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan :
1. Melakukan periksa dalam tidak boleh sesering mungkin minimal 4 jam sekali (lihat
kondisi)
2. Tidak boleh melakukan periksa dalam pada pasien HAP dan plasenta previa
3. Saat periksa dalam, pasien dalaim keadaan rileks, dan tetap lakukan komunikasi
dengan pasien

K. PELAYANAN OBSERVASI POST PARTUM DAN VULVA HYGIENE


1. Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Tata Laksana
1) Tata Laksana Observasi Post Partum
Mobilisasi

24
Mobilisasi aktif setelah 6 jam post partum
II Diet
 Bebas
 Bila terjadi ruptur totalis diet lunak atau rendah serat sesuai instruksi dokter

III Perawatan
a. Observasi Tensi, Suhu, Nadi & Pernapasan
b. Observasi kontraksi uterus
c. Observasi perdarahan pervaginam & luka episiotomi
d. Cuci bersih perineum dengan air dan sabun dan beri kompres betadine atau cebok
betadine sesuai instruksi dokter
a. Ganti pembalut 4 - 6 jam sesuai kebutuhan
b. Observasi keadaan kandung kemih & monitor bak minimal 6 jam postpartum
c. Monitor tingginya fundus uteri dan kontraksi uterus pada 2 jam I post partum dan
e. Periksa laboratorium Hb, Ht segera setelah pasien diruangan/sesuai instruksi dokter.
f. Hari ketiga post partum bila belum bab beri dulcolax supp / lakukan klisma dengan
glyserin sesuai program dokter
g. Beri terapi sesuai instruksi dokter
h. Catat didalam formulir Nifas / Grafik ibu
2) Tata Laksana Vulva Hygiene
a) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan:
 Sarung tangan on steril
 Perlak dan handuk
 Kom yang berisi air hangat
 Waslap, sabun, kalau perlu softek
 Pispot, Kantong plastik
b) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga.
c) Cuci tangan dan dekatkan alat-alat.
d) Pasang perlak dibawah bokong pasien, buka pakaian dalam tutupi dengan handuk
e) Beri posisi pasien genecology, pasang pispot dan pakai sarung tangan.
f) Dengan tangan non dominant buka labia mayora, tuang air hangat basahi waslap
dengan sabun bersihkan labia kemudian bilas dengan air hangat dan pispot di
angkat.
g) Keringkan dengan handuk, pasang softex bila perlu dan celana

25
h) Berikan posisi pasien senyaman mungkin.
i) Bereskan alat-alat dan cuci tangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Observasi keluhan yang didapat dari pasien selama melakukan vulva
2. Observasi keadaan vulva, luka episiotomy

3) Tata Laksana Menghitung Denyut Jantung Janin


1. Pemeriksaan alat
a. Alat : Doppler
b. Bahan : Jelly
2. Instruksi kerja
a) Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
b) Beri jelly pada Doppler / lineac yang akan digunakan
c) Tempelkan Doppler pada perut ibu hamil di daerah punggung janin
d) Hitung detak jantung janin :
e) Dengar detak jantung janin selama 1 menit, normal detak jantung janin 120-140 /
menit
f) Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin
g) Jika pada pemeriksaan detak jantung janin tidak terdengar ataupun tidak ada
pergerakan bayi, maka pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk ke rumah sakit
h) Pasien dipersilahkan bangun
i) Catat hasil pemeriksaan jantung janin pada buku kartu ibu dan buku KIA pipa gelas
naik
3. Gambaran DJJ:
 Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/mnt
 Takikardi ringan: antara 160-180x/mnt
 Normal: antara 120-160x/mnt
 Bradikardia ringan: antara 100-119x/mnt Bradikardia
 sedang: antara 80-100x/mnt
j) Bradikardia berat: kurang dari 80x/mnt

26
L. PELAYANAN PEMASANGAN OKSIGEN, PENGGUNAAN OKSIGEN
SENNTRAL DAN PEMAKAIAN LAMPU EMERGENCY
1. Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Tata Laksana
1) Tata Laksana Pemasangan Oksigen
Persiapan alat
a) Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dgn flowmeter &
humidifier yg berisi aquades hingga batas pengisian
b) Kanul binasal
c) Cotte budd atau tissue
d) Bengkok
e) Plester
Prosedur kerja
a) Siapkan Kateter nasal, kanula nasal atau masker sesuai yang dibutuhkan dengan 1
set tabung oksigen ( oksigen central )
b) Hubungkan antara kanul binasal, Kateter nasal, atau masker dengan flowmeter
pada tabung oksigen.
c) Bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton budd atau tissue
d) Cek fungsi dari flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen &
mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier
e) Cek aliran oksigen dgn cara mengalirkan oksigen lewat kanul binasal kepunggung
tangan perawat
f) Pasang kanul binasal kelubang hidung pasien dengan tepat/sesuai
g) Atur pengikat kanul binasal dengan benar, janganlah terlalu kencang & jangan
sampai terlalu kendur
h) Pastikan kanul binasal terpasang dengan aman
i) Atur aliran oksigen sesuai dengan program yang telah ditentukan
j) Alat-alat dikembalikan di tempat yg sesuai tempatnya semula
k) Perawat mencuci tangan sesudah melaksanakan tindakan
l) Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam kepada klien
m) Kontrak waktu selanjutnya
2) Tata Laksan Penggunaan Oksigen Sentral

27
a) Pasang dan rekatkan Flow Meter Oksigen dengan saluran oksigen pada sistem
collum.
b) Isi aquadest ke dalam humidifer hingga batas yang ditentukan.
c) Pasang humidifier dan rekatkan dengan baik dan benar.
d) Hubungkan slang oksigen (nasal / RM / NRM) dengan saluran oksigen pada
humidifier.
e) Hidupkan oksigen sentral dengan cara memutar tombol flow meter berwarna hijau
kearah kiri.
f) Berikan konsentrasi oksigen sesuai instruksi dokter.
g) Matikan oksigen jika tidak diperlukan lagi dengan memutar tombol flow (hijau)
kearah kanan.
h) Perhatikan :
oksigen via nasal : 1 - 5 Ipm; RM dan NRM >5 Ipm
3) Tata Laksana Pemakaian Lampu Emergency
a) Menyiapkan lampu emergency untuk dipasang di dinding
b) Pastikan lampu emergency dekat dengan stop kontak
c) Pasang kabel lampu emergency dengan menggunakan baterai, apabila lampu
menyala semua dengan baik maka tidak ada masalah apapun atau test lampu
dengan mencharger, apabila lampu tiba-tiba mati dan lampu emergency tetap
menyala maka tidak ada masalah
d) Lampu emergency akan mencharger dengan sendirinya tanpa harus melepas
kabel dari stop kontak

M. PELAYANAN STOCK OPNAME, MENGANTAR RESEP, MENGAMBIL


OBAT, PERMINTAAN DARAH KE PMI DAN PEMBERIAN TRANSFUSI
DARAH
1. Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Tata Laksana
1) Tata Laksana Stock Opname
a) Petugas menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
 ATK
 Daftar stock tetap yang sudah ditetapkan
b) Mengucapkan salam kepada petugas yang berada di unit–unit yang akan di
lakukan Stock Opname
c) Memperkenalkan diri

28
d) Menjelaskan maksud dan tujuan Stock Opname kepada petugas penanggung
jawab yang bertugas pada saat itu
e) Meminta salah satu petugas untuk mendampingi saat Stock Opname berlangsung
f) Mencocokkan barang secara fisik dengan daftar stock tetap yang sudah
ditetapkan yang disaksikan oleh petugas dari unit-unit yang mendampingi yang
meliputi Kuantitas (jumlah barang), kualitas (Expired date, kerusakan barang
dll.)
g) Menarik barang–barang yang akan Expired atau 3 ( tiga ) bulan mendekati
Expired, dan membuat laporan barang–barang tersebut yang di tandangani oleh
petugas penanggung jawab pada saat itu
h) Mengganti barang–barang Expired yang di tarik dari unit–unit secepatnya
setelah Stock Opname selesai
i) Setelah selesai mengecek, menandatangani berkas acara dan meminta tanda
tangan dari petugas penanggung jawab yang bertugas pada saat itu yang
kemudian akan ditembuskan kepada Kabid Medik
j) Membuat laporan berita acara jika ada barang yang selisih baik yang kurang
maupun yang berlebih dari stock tetap yang sudah di tetapkan
Hal–hal yang harus diperhatikan :
1. Selama stock opname berlangsung harap memperhatikan etika dan sopan santun
kepada petugas yang berada disana
2. Jika ada barang selisih baik yang kurang atau berlebih sebaiknya tanyakan dahulu
kepada petugas penanggung jawab sebelum membuat berita acara selisih barang
2) Tata Laksana Mengantar Resep dan Mengambil Obat
a) Perawat Pelaksana terima resep dari Katim yang telah ditulis lengkap (nama
pasien, umur, Ruang/ Kls, No.RM)
b) Perawat Pelaksana menulis resep dari Katim yang akan di kirim ke apotik, di buku
expedisi resep ruangan.
c) Perawat Pelaksana mengantar resep ke apotik rawat inap.
d) Perawat pelaksana mencatat nama pasien, No.RM, jam datang, ruangan dan tanda
tangan yang mengantar resep di buku resep apotik.
e) Setelah obat selesai, obat di cek dan dicocokkan sesuai dengan resep. Kalau sudah
cocok, perawat tanda tangan di resep bagian bawah sebelah kiri.
f) Perawat membawa obat ke ruangan.
g) Perawat memberitahukan ke Katim bahwa obat pasien sudah datang.
h) Katim mengecek obat yang datang sesuai dengan resep.

29
i) Bila resep obat cito / segera wajib distempel dengan tanda “cito“dan perawat
Pelaksana harus menunggu obat tersebut. Bila ada kesibukan dan harus kembali
ke ruangan, Perawat memberitahukan petugas apotik agar segera menghubungi
ruangan bila obat telah selesai.
3) Tata Laksana Permintaan Darah Ke PMI
a) Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan :
 Formulir permintaan darah
 Formulir persetujuan transfusi
 Perlengkapan pengambilan darah untuk contoh darah
b) Dokter menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang maksud dan tujuan transfusi.
c) Pasien/keluarga harus mengisi inform consent yang telah di sediakan.
d) Dokter menuliskan formulir permintaan darah dan di beri stempel RSIA Keluarga kita,
tempelkan stiker nama pasien pada setiap lembar formulir permintaan darah.
Berdasarkan jenisnya yaitu :
 PRC
 Whole blood
 FFP
 Thrombocyt
 Wash PC
 Produk darah lain
e) Ambil contoh darah pasien sesuai prosedur dan menulis identitas contoh darah sesuai
formulir permintaan darah kemudian menandatangani.
f) Konfirmasi dengan bank darah (PMI) apakah darah yang di butuhkan tersedia.
g) Jika darah tersedia di PMI, bawa formulir permintaan darah
h) serta contoh darah ke bank darah (PMI).
i) Saat mengambil darah, petugas harus mengecek darah yang sudah tersedia dengan
formulir permintaan darah di bank darah (PMI), cek golongan darah, jumlah darah,
nama pasien, tanggal kadaluarsa dan jenis darah yang diminta apakah sudah sesuai.
Bila darah sudah ada di ruangan, catat dalam catatan perawat.
4) Tata Laksana Pemberian Transfusi Darah
a) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Siapkan alat-alat dalam trolley :
i. Canula Intravena + Blood set.
ii. Darah atau produknya (sesuai kebutuhan) yang sudah di cross-match
iii. Formulir bukti cross-match
iv. Cairan normal saline (NaCl 0,9%)
v. Infusion warmer k/p

30
vi. Tiang infuse
vii. Sarung tangan
viii. Plester
c) Formulir observasi khusus dan alat tulis
d) Lakukan double check dengan perawat lain tentang :
e) Instruksi dokter
f) Nama pasien dan golongan darah pasien
g) Jenis, jumlah darah dan No. nya harus sesuai antara formulir permintaan, form cross
match dan yang tertulis di kantong darah, cek tanggal dan jam kadaluarsa
h) Cuci tangan dan pakai sarung tangan
i) Lakukan prosedur pemasangan infus dengan menggunakan blood set.
j) Pasang cairan NaCl 0,9% untuk spoel ± 50 cc selama 15 menit.
k) Sebelum transfusi, observasi tanda-tanda vital seperti: tekanan darah, nadi,
pernafasan, suhu dan keadaan umum pasien
l) Berikan darah/produknya sesuai instruksi dokter dan atur tetesannya
m) Rapikan pasien dan alat-alat, buang sampah sesuai tempatnya
n) Cuci tangan
o) Observasi setiap 15 menit untuk 1 jam pertama selanjutnya setiap jam dan
dokumentasikan dalam lembar observasi (15 menit pertama, perawat harus berada di
sisi pasien)
p) Dokumentasikan semua tindakan di formulir catatan perkembangan pasien dan daftar
infus
q) Beritahu dokter spesialis atau dokter jaga bila ditemukan :
i. Peningkatan suhu, nadi, pernafasan
ii. Pasien gelisah, menggigil, berdebar, keringat dingin, gatal-gatal
iii. Adanya darah dalam urine
iv. Bila timbul reaksi alergi
r) Hentikan transfusi segera
s) Pasang tranfusi set baru dengan cairan NaCL 0,9%
t) Lapor dokter
u) Bunyikan bel emergency bila perlu
v) Kumpulkan alat-alat bekas transfusi dan sisa darah lalu kirim ke laboratorium
w) Jika terjadi anaphylactik syok, lakukan seperti tindakan no 14 dan mulai CPR

31
Hal-hal yang harus di perhatikan :
1. Pemberian transfusi darah WB, PC dapat langsung diberikan dengan menggunakan
infusion warmer
2. Pemberian FFP tidak boleh lebih dari 4 jam
3. Bila darah tidak digunakan, harus disimpan di Bank Darah
4. Set transfusi tidak boleh lebih dari 24 jam (ganti set baru setelah transfuse selesai)
5. Sesudah transfusi, lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai instruksi dokter
6. Konfirmasikan ke dokter tentang obat sebelum dan sesudah dilakukan transfusi
7. Tidak diperkenankan memasukkan zat tambahan (obat-obatan) ke dalam darah.

N. PELAYANAN MELEPAS SELANG DRAIN, DAN MEMASANG KANULA


INTRAVENA/STOPER
1. Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Rawat Inap Maternitas
b. Bidan pelaksana Unit Rawat Inap Maternitas
2. Tata Laksana
1) Tata Laksana Melepas Selang Drain
a) Perawat menyiapkan peralatan yang dibutuhkan :
 Dressing Pack Set GV : Pinset anatomi, Pinset sirugis, Gunting benang
 Non-Occlusive dressing besar
 Adhesive plester
 Sarung tangan non-steril
 Sarung tangan steril
 Goggle
 Cairan normal saline dalam kom kecil, betadine
 Kasa steril
 Pincet
 Arteri Klem
 Tempat sampah infeksi dan non-infeksi
b) Kenakan sarung tangan non-steril
c) Sapa pasien dengan menyebut namanya
d) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
e) Beri pasien analgesik (15 - 30 menit sebelumnya)
f) Tutup pintu dan gorden. Siapkan alat-alat di atas trolley.
g) Atur posisi pasien pada letak yang nyaman
h) Cuci tangan
i) Kenakan sarung tangan non-steril dan doggle
j) Buka sistem drainase agar udara masuk ke tabung dan system tidak lagi vakum,
bila diperlukan
k) Lepas pakaian pasien pada area yang terpasang drain dan masukkan ke linen
skip.

32
l) Bersihkan area sekitar drain dengan cairan normal saline jika perlu, sesuai order
dokter.
m)Pastikan suction telah dilepas sebelum mencabut drain
n) Ganti sarung tangan dengan yang steril
o) Jika perlu lepaskan jahitan pengaman drain.
p) Pasang arteri klem pada selang drain yang akan dilepas.
q) Saat melepas, tekan area sekitar drain dengan tangan lainnya kemudian pelan-
pelan cabut drain.
r) Setelah drain dilepas, tekan area tersebut dengan kasa steril beberapa menit,
kemudian pasang dressing (gunakan transparan dressing untuk menutup kasa
steril agar kelainan yang timbul dapat terlihat dengan mudah, misalnya:
rembesan, perdarahan).
s) Periksa ujung drain, apakah masih utuh atau rusak, mintakan perawat lain untuk
bersama-sama memeriksanya.
t) Masukkan selang drain ke tempat sampah infeksi, sedangkan dressing ke tempat
sampah infeksi.
u) Bersihkan trolley dan lengkapi kembali stoknya.
v) Observasi keadaan pasien terhadap tanda-tanda komplikasi.
w) Tinggalkan pasien dalam keadaan nyaman
x) Catat prosedur yang telah dilakukan dalam lembar perkembangan pasien
termasu
y) kondisi pasien dan catat pula jumlah cairan dalam drain pada lembar catatan
intake - output.
2) Tata Laksana Memasang Kanula Intravena
1. Perawat menyiapkan peralatan yang dibutuhkan :
a) Instruksi Dokter (lembar instruksi dokter, skema infus, daftar obat)
b) Trolley yang berisi :
 Alkohol Swab
 Underpad / Perlak
 Tourniquet
 IV Kanula dengan ukuran sesuai kebutuhan
 Sarung tangan Non-steril
 Non-Occlusive Dressing / Transparent Dressing
 Plester
c) Tempat sampah Infeksi dan Non-infeksi
d) Sharp Container
k) Periksa instruksi dokter untuk pemasangan kanula lntravena
l) Perawat menginformasikan dan menjelaskan kegunaan kepada pasien/keluarga
untuk tindakan yang akan dilakukan

33
m) Pasien/keluarga pasien mengerti dan menyetujui dilakukan tindakan tersebut. Jika
pasien menolak dipasang IV Kanula, pasien diminta untuk menandatangani form
penolakan tindakan dan laporkan hal itu ke dokter
n) Perawat mencuci tangan
o) Palpasi vena supertisialis pada lengan yang tidak dominan dengan tepat.
p) Jika tidak ditemukan pembuluh darah yang sesuai, periksa pada lengan yang lain
q) Pilih jenis dan ukuran kanula yang tepat bagi pasien
r) Pasang underpad / perlak di bawah lengan yang akan dipasang kanula.
s) Anjurkan pasien untuk menahan (tidak menggerakkan) tangannya yang akan
dipasang kanul
t) Pasang toumiquet secara proximal pada bagian yang akan dipasang kanula
u) Kenakan sarung tangan
v) Bersihkan kulit sekitar bagian yang hendak ditusuk dengan alkohol swab, dengan
gerakan melingkar dari dalam keluar minimal 3 kali atau sampai bersih (diameter
5 cm dari lokasi yang akan ditusuk)
w) Ambil IV kanula dengan bagian siku-sikunya ke atas dan masukkan ke kulit pada
sudut 30¬45 derajat sekitar area yang akan ditusuk.
x) Pegang ekstremitas, dan kencangkan kulit bagian distal yang akan ditusuk
y) Tusukkan ke subkutan dengan cepat dan halus
z) Tunggu adanya darah yang masuk ke dalam kanula, masukkan sedikit lagi, bila
sudah benar, tarik sedikit mandrainnya lalu masukkan IV kanula perlahan-lahan
aa) Masukkan 5 cc NaCl 0,9 % ke dalam IV kanula kemudian tutup pangkal IV
kanula dengan stopper
bb) Amankan (stabilkan) kanula dan infus set dengan plester (perhatikan status alergi
pasien terhadap plester) dan tutup dengan dressing yang transparan
cc) Buang semua peralatan yang telah digunakan pada tempat yang benar
dd) Lepaskan sarung tangan & cuci tangan
ee) Catat dalam lembar catatan perkembangan pasien meliputi: lokasi, ukuran dan
jenis kanula, serta hambatan yang ditemui selama prosedur serta penanganannya.
ff) Beri label pada bagian dressing dengan tanggal
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Pastikan tehnik aseptic diterapkan selama prosedur
b. Pastikan pasien tetap dalam kondisi yang nyaman setelah prosedur

34
c. IV Kanula diganti setiap 2 x 24 jam.

BAB V
LOGISTIK

A. PENGADAAN BARANG OPERASIONAL


1. BARANG UMUM (ALAT TULIS)

No Persediaan Barang Jumlah Barang


1 Pulpen 4 warna 3
2 Pulpen Biru 5

35
3 Spidol Board Marker Merah 5
4 Penggaris 30 Cm 2
5 Spidol Board Marker Hitam 2
6 Buku Folio Isi 100 3
7 Spidol Markeer Hitam 3
8 Isi Staples 2 pack
Tabel 8 Logistik Alat Tulis di Unit Rawat Inap Maternitas

2. BARANG UMUM (PERCETAKAN)

No Persediaan Barang Jumlah Barang


1 Lembar Visit Dokter
2 Resume Medis
3 Catatan Terintegrasi Rawat Inap
4 Grafik Tanda-Tanda Vital
5 Lembar Observasi
6 Daftar Pemberian Obat
7 Form Terapi Cairan
8 Hasil Pemeriksaan Diagnostic
9 Form Pemberian Informasi Dan
Edukasi
10 Form Persetujuan Rujukan
11 Form Audit Gelang
12 Form PPI
13 Form Resiko Jatuh Pasien Dewasa
14 Form Asesmen Nyeri Anak >3 Tahun
15 Form Serah Terima Pasien

16 Asesmen Pengkajian Awal Rawat Inap


Kebidanan
17 Asuhan Kebidanan
18 Form Pemberian Informasi Transfuse
Darah
19 Lembar Konsul
20 Lembar Ekg, Lembar Usg
21 Asesmen Bayi Baru Lahir Dan Apgar
Score

36
22 Surat Keterangan Lahir
Tabel 9 Logistik Percetakan di Unit Rawat Inap Maternitas

3. BARANG UMUM (RUMAH TANGGA)

No Persediaan Barang Jumlah Barang


1 Bokal Obat
2 Kresek Hitam Besar
3 Kresek Kuning Besar
4 Sabun Mandi bayi
5 Waslap
6 Tissu Makan
7 Sabun Cuci Tangan Lifebuoy
8 Tempat Sampah Injak Sedang
9 Tissu Kotak 600gr
10 Bayfresh
11 Keranjang Sampah
12 Shampo Baby
13 Tensimeter Digital
14 Gel Ultrasound
15 Microshield 4% Handwash 500 Ml
17 Microshield Handrub 500 Ml
18 Alcohol Swab /Pastik
19 Microshield 2% Cleancer 500 Ml
20 Alkohol 70%
21 Micropur 2,5cm
22 Micropur 5,5cm
23 Gelang Bayi Biru
24 Gelang Bayi Pink
25 Sarung Tangan Disposible
26 Umbilical Clem Cord
27 Kapas Gulung 1kg
Tabel 10 Logistik Barang Umum di Unit Rawat Inap Maternitas

37
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. DEFINISI
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

B. TUJUAN
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

38
 Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. STANDAR PATIENT SAFETY


Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan instalasi rawat inap
maternitas :
1. Ketepatan Identitas
Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : tidak terpasang, salah
pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah jenis
kelamin, salah alamat.
2. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap
Target 100% pasien yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
pasien.
3. Pelaksanaan SBAR
Target 100% konsul ke dokter via telpon menggunakan metode SBAR.
4. Ketepatan penyampaian hasil pemeriksaan penunjang.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila: salah ketik hasil, mengetik
terbalik dengan hasil lain, hasil tidak terketik, salah identitas.
5. Ketepatan pemberian obat.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat, salah jumlah,
salah jenis, kurang/kelebihan dosis, salah rute pemberian, salah identitas pada
etiket, salah pasien.
6. Ketepatan tranfusi
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila: salah identitas pada
permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien.

39
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

B. TUJUAN
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSIA Harapan Mulia.
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

40
proses kerjanya.
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PEGAWAI


a. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu :
 Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi
 Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas
kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll
 Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus, dll
 Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien
b. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
c. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
 Dekontaminasi dengan larutan klorin
 Pencucian dengan sabun
 Pengeringan
d. Menggunakan baju kerja yang bersih
e. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
 HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
 Flu burung
f. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

41
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

1. Pemberi Pelayanan Persalinan Normal

Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Normal

Dimensi mutu Kompetensi tehnis


Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan normal oleh tenaga
yang kompeten
Definisi Pemberi Pelayanan persalinan normal adalah dokter
operasional Sp.OG, dokter
umum terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis tenaga yang memberikan persalinan normal
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian, DPJP
Standar Dokter Sp.OG, Dokter umum, dan bidan
Penanggung jawab DPJP
Tabel 11 Pemberi Pelayanan Persalinan Normal di Unit Rawat Inap Maternitas

2. Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Penyulit

42
Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Penyulit

Dimensi mutu Kompetensi tehnis


Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan dengan penyulit
oleh tenaga yang kompeten
Definisi Pemberi Pelayanan persalinan dengan penyulit
operasional adalah Tim PONEK yang terdiri dari dokter Sp.OG,
dengan dokter umum, bidan dan perawat yang
Frekuensi 1terlatih)
bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Tersedianya tim dokter SpOG, dokter umum, bidan
dan perawat terlatih
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian, rekam medis, DPJP
Standar Tersedia
Penanggung jawab DPJP
Tabel 12 Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Penyulit di Unit Rawat Inap
Maternitas

3. Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Tindakan Operasi

Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Tindakan


Judul
Operasi
Dimensi mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan dengan tindakan
operasi oleh tenaga yang kompeten
Definisi Pemberi Pelayanan persalinan dengan tindakan
operasional operasi adalah dokter Sp.OG, dokter spesialis anak,
Frekuensi dokter
1 bulanspesialis anastesi.
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis tenaga yang memberikan pertolongan
persalinan dengan tindakan operatif
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian, rekam medis, DPJP
Standar Tim yang terdiri dari dokter Sp.OG, dokter spesialis
anak, dokter spesialis anastesi.
Penanggung jawab DPJP

43
Tabel 13 Pemberi Pelayanan Persalinan dengan tindakan operasi di Unit Rawat
Inap Maternitas

4. Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan

Judul Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan


Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap
pelayanan kasus persalinan
Definisi Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena
operasional pendarahan, pre-eklamsia, eklampsia, dan sepsis.
Pendarahan adalah pendarahan yang terjadi pada saat
kehamilan semua skala persalinan dan nifas.
Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada
kehamilan tri mester kedua,
pre-eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan
dari dua dari tiga tanda,
yaitu :
 Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan
diastolic > 110 mmHg
 Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4+ pada
pemeriksaan kualitatif
 Oedem tungkai
Eklampsia adalah tanda pre eklampsi yang disertai
dengan kejang dan atau penurunan kesadaran.
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat
penanganan aborsi,
Frekuensi Tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena
pendarahan, pre-
Denominator eklampsia/eklampsia,
Jumlah pasien-pasiensepsis (masing-masing
persalinan dengan
pendarahan, pre-
Sumber data eklampsia/eklampsia
Rekam medis Rumah dan sepsis
Sakit
Standar Pendarahan ≤ 1 %, pre-eklampsia ≤ 30%, Sepsis ≤
Penanggung jawab 0,2 % Medik
Komite
Tabel 13 Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan di Unit Rawat Inap
Maternitas

5. Kepuasan Pelanggan

44
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu
pelayanan persalinan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
operasional pelanggan terhadap pelayanan persalinan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥ 80 %
Penanggung jawab Ketua Komite Mutu/Tim Mutu
Tabel 14 Kepuasan Pelanggang di Unit Rawat Inap Maternitas

PELAYANAN RAWAT INAP


1. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap

Judul Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap


Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap oleh tenaga
spesialis yang kompeten di rumah sakit sesuai
dengan kelas rumah sakit
Definisi Operasional Ketersediaan pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan
rawat jalan spesialistis yang disediakan oleh rumah
sakit sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat inap yang tersedia di
rumah sakit
Denominator Tidak ada
Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit (Permenkes No
340/2010)

45
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 14 Ketersediaan Pelayanan di Unit Rawat Inap Maternitas

2. Pemberi Pelayanan Di Rawat Inap

Judul Pemberi Pelayanan Di Rawat Inap


Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap oleh tenaga yang
Definisi Operasional kompeten
Pemberi Pelayanan rawat inap adalah dokter dan
tenaga perawat yang kompeten (minimal D3)
Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi
pelayanan di ruang rawat inap yang sesuai dengan
Denominator ketentuan
Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang
bertugas di rawat inap
Sumber data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 15 Pemberi Pelayanan di Unit Rawat Inap Maternitas

3. Tempat Tidur Dengan Pengaman

Judul Tempat Tidur Dengan Pengaman


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh dari tempat tidur
Definisi Operasional Pengaman adalah peralatan yang dipasang pada
tempat tidur pasien agar tidak jatuh dari tempat tidur
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah tempat tidur rawat inap yang mempunyai
Denominator pengaman
Jumlah seluruh tempat tidur rawat inap yang ada di
Sumber data rumah sakit
Register rawat jalan poliklinik spesialis

46
Standar .100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 16 Tempat Tidur dengan Pengaman di Unit Rawat Inap Maternitas
4. Kamar Mandi Dengan Pengaman

Judul Kamar Mandi Dengan Pengaman


Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh di dalam kamar mandi
Definisi Operasional Pengaman adalah pegangan tangan yang dipasang di
kamar mandi untuk membantu pasien agar tidak
jatuh di dalam kamar mandi
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kamar mandi di ruang rawat inap yang
mempunyai pengaman
Denominator Jumlah seluruh kamar mandi yang ada di ruang rawat
inap yang ada di rumah sakit
Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 17 Kamar Mandi dengan Pengaman di Unit Rawat Inap Maternitas

5. Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap

Judul Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap


Dimensi Mutu Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi
untuk menjamin kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang
mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap
sesuai kebutuhan pasien
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai
dokter sebagai penanggung jawab

47
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber data Rekam medik
\Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 18 DPJP di Unit Rawat Inap Maternitas

6. Jam Visite Dokter Spesialis

Judul Jam Visite Dokter Spesialis


Dimensi Mutu akses, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tegambarnya kepedulian tenaga medis terhadap
ketepatan waktu pemberian pelayanan
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter
spesialis setiap hari kerja sesuai dengan ketentuan
waktu kepada setiap pasien yang menjadi
tanggungjawabnya.
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah visite dokter spesialis selama 24 jam

Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang


disurvei
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap/Komite Medik/Panitia Mutu
pengumpul data
Tabel 19 Jam Visite Dokter Spesialis di Unit Rawat Inap Maternitas

7. Kejadian Infeksi Pasca Operasi

Judul Kejadian Infeksi Pasca Operasi


Dimensi mutu Keselamatan, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan
pasca operasi yang bersih sesuai standar

48
Definisi operasional infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi
nosokomial pada semua kategori luka sayatan
operasi bersih yang dilaksanakan di Rumah Sakit dan
ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color),
pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam
waktu lebih dari 3x24 jam
Frekuensi tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis tiap bulan
Numerator jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi
dalam satu bulan
Denominator jumlah seluruh pasien yang dioperasi dalam satu
bulan
Sumber data rekam medis
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Ketua Komide Medik/Komite Mutu/Tim Mutu
Tabel 20 Kejadian Infeksi Pasca Operasi di Unit Rawat Inap Maternitas

8. Angka Kejadian Infeksi Nosokomial

Judul Angka Kejadian Infeksi Nosokomial


Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial
Definisi Operasional rumah
Infeksisakit
nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh
pasien yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit
yang meliputi dekubitus, phlebitis, sepsis, dan infeksi
luka operasi
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi
nosokomial dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber data Survei, laporan infeksi nosokomial
Standar ≤ 9%
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap/Komite Medik/Panitia Mutu
pengumpul data
Tabel 21 di Unit Rawat Inap Maternitas

49
9. Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat
Kecacatan/kematian

Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang


Judul
Berakibat Kecacatan/Kematian
Dimensi mutu keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman
bagi pasien
Definisi Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh
operasional selama di rawat baik akibat jatuh dari tempat tidur, di
kamar mandi, dsb, yang berakibat kecacatan atau
kematian
Frekuensi tiap bulan
pengumpulan
data
Periode analisis tiap bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
dikurangi jumlah pasien yang jatuh dan berakibat
kecacatan atau kematian
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber data rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung Kepala Unit Rawat Inap
jawab

10. Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS

Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani


Judul
Dengan Strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasien
tuberkulosis dengan
strategi DOTS

50
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tuberculosis dengan strategi
DOTS adalah pelayanan tuberculosis dengan 5
strategi penanggulangan tuberculosis nasional.
Penegakaan diagnosis dan follow up pengobatan
pasien
tuberculosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis
tuberculosis, pengeobatan harus menggunakan
paduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan
standar penanggulangan tuberculosis nasional, dan
Frekuensi Tiap
semua tiga bulanyang tuberculosis yang diobati
pasien
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang
ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan
Sumber data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 23 di Unit Rawat Inap Maternitas

11. Pencatatan Dan Pelaporan Tb Di Rumah Sakit

Judul Pencatatan Dan Pelaporan Tb Di Rumah Sakit


Dimensi Mutu Kesinambungan layanan, keselamatan
Tujuan Ketertiban pencatatan dan pelaporan tuberkulosis
dalam mendukung epidemiologi tuberkulosis
Definisi Operasional Tidak ada
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah Pencatatan dan pelaporan tuberculosis yang
lengkap dan tepat waktu
Denominator 12
Sumber data Rekam medis pasien
Standar ≥ 60%

51
Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Inap
pengumpul data
Tabel 24 Pencatatan dan pelaporan TB di Unit Rawat Inap Maternitas

12. Kejadian Pulang Paksa

Judul Kejadian Pulang Paksa


Dimensi mutu efektivitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas
pelayanan rumah sakit
Definisi pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien
operasional atau keluarga pasiensebelum diputuskan boleh
Frekuensi 1pulang
bulanoleh dokter
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denominator jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber data rekam medis
Standar ≤ 5%
Penanggung Ketua Komite Mutu/Tim Mutu
jawab
Tabel 25 Kejadian Pulang Paksa di Unit Rawat Inap Maternitas

13. Kematian Pasien > 48 Jam

Judul Kematian Pasien > 48 Jam


Dimensi mutu keselamatan dan efektivitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah
sakit yang aman dan efektif
Definisi Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang
operasional terjadi sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat
inap masuk rumah sakit
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48
jam dalam satu bulan
Denominator jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan

52
Sumber data rekam medis
Standar ≤ 0,24 %
Penanggung Ketua Komite Mutu/Tim Mutu
jawab
Tabel 26 Kematian Pasien > 48 Jam di Unit Rawat Inap Maternitas

14. Kepuasan Pelanggan Rawat Inap

Judul Kepuasan Pelanggan Rawat Inap


Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu
pelayanan rawat inap
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan terhadap pelayanan rawat inap
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥ 90 %
Penanggung jawab Ketua Komite Mutu/Tim Mutu
Tabel 27 Kepuasan Pelanggang di Unit Rawat Inap Maternitas

53
BAB IX
PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan unit rawat inap maternitas adalah bagian pelayanan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Mulia yang tidak hanya memberikan pelayanan
berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang
mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara
meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan-pelatihan.
Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan di Unit Rawat Inap Maternitas
dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.

Direktur RSIA Harapan Mulia

dr. Evie Kusmiati


NIK : 0/18.03/00427

54
LAMPIRAN

A. DENAH UNIT RAWAT INAP MATERNITAS

Gambar 1 Denah Unit Rawat Inap Maternitas

55

Anda mungkin juga menyukai