Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

(PENTINGNYA MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN


BENAR)

NAMA : NUR FAJRIANTI


SASTRA INDONESIA B
1551142009

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2016-2017
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang lahir dengan keberagaman suku, adat,
ras, golongan dan agama. Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa. Dengan
keberagaman tersebut, Indonesia memerlukan satu bahasa yang bisa dimengerti semua
Warga Negara dan menjadi pemersatu bangsa. Di Negara kita Indonesia , banyak
sekali bahasa yg di gunakan, setiap pulau selalu berbeda-beda bahasa yang di
gunakannya. Akan tetapi, bahasa pemersatu kita ialah Bahasa Indonesia. Dimana telah
di sebutkan di semboyan Negara kita “BHINEKA TUNGGAL IKA”. BHINEKA
TUNGGAL IKA itu sendiri memiliki arti WALAUPUN BERBEDA-BEDA TETAP
SATU TUJUAN. Tapi sangat di sayangkan banyak masyarakat-masyarakat pedalaman
yang tidak bisa berbahasa Indonesia, misalknya di yogyakarta orang tua di sana
banyak yang tidak mengerti bahasa Indonesia, mereka menggunakan bahasa
daerahnya yaitu bahasa Jawa. Seberapa pentingkah bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari kita ??
Dilihat dari bacaan di atas yang terekam betul betapa pentingnya kita menggunakan
bahasa Indonesia, apalagi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) . Tidak sedikit orang asli Indonesia sendiri yang
masih sangat kurang mengerti dalam penggunaan EYD. Mungkin di sebabkan oleh
faktor-faktor seperti pergaulan, kebiasaan menggunakan bahasa daerah dll. Seperti
contoh yang telah saya berikan di atas, masih banyak masyarakat pedalaman yang
tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia, mereka lebih terbiasa menggunakan bahasa
daerah mereka sendiri. Hal yang seperti itu sangatlah di sayangkan sekali. Tidaklah
masyarakat pedalaman saja, sekarang banyak pemuda-pemudi yang dalam
penggunaan bahasa Indonesianya tidak sesuai EYD, mereka lebih senang
menggunakan bahasa sehari-hari mereka (bahasa gaul).
Bahasa gaul itu sekarang sudah tidak lumrah lagi untuk di dengar, seperti kata
“GUA,LU“ kata itu mereka gunakan untuk pengganti kata “ SAYA, KAMU “.
Mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar. Mereka dan saya sendiri pun mengakui
selalu menggunakan bahasa tersebut dalam pergaulan sehari-hari. Seberapa sulitkah
berbahasa Indonesia dengan EYD ? EYD biasanya sangatlah penting ketika kita
membuat artikel,proposal,skirpsi dll yang bersifat formal. Kita tidak lah mungkin
menggunakan bahasa gaul kita untuk yang bersifat formal tersebut. Tidaklah sulit
untuk menggunakan bahasa dengan EYD, hanya saja sedikit perlu teliti dalam
penggunaannya. Bahasa Indonesia EYD pun sangatlah sopan jika kita pakai sehari-
hari. Berbeda dengan kita menggunakan bahsa gaul. Hanya saja kita akan merasa baku
untuk mengucapnya dan mendengarnya. Karena kita terbiasa dengan bahasa gaul dan
bahasa daerah yang setiap saat kita dengar. Dengan kita berbahasa Indonesia EYD,
kita bisa dengan mudah berkomunikasi dengan orang-orang yang mungkin terbiasa
dengan bahasa Indonesia EYD tersebut. Kita bisa menjadi lebih sopan, dan kita akan
lebih di hargai oleh orang tersebut. Tidak bosan-bosannya kita bertemu pelajaran
bahasa Indonesia yang sejak SD telah kita pelajari. Tapi mengapa kita tetap saja sulit
untuk menggunakan bahasa Indonesia EYD tersebut ? padahal sudah berapa tahun kita
mempelajarinya.
A. RUMUSAN MASALAH
Seberapa pentingkah berbahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari ?

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah ini agar kita bisa memahami bagaimana pentingnya
berbahasa indonesi yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BERBAHASA INDONESIA


Maksud dari bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan kebiasaan orang banyak, ataupun sesuai dengan norma serta peraturan
yang berlaku di masyarakat kita. Contohnya saja, saat kita nongkrong di kafe dengan
teman-teman, maka bahasa yang digunakan menurut norma yang berlaku adalah
bahasa santai yang membuat suasana cair. Begitu juga ketika kita sedang berbicara
dengan guru ataupun dosen di kelas, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
resmi dan sopan. Itulah maksud dari bahasa yang baik.
Paling tidak terdapat 5 ragam bahasa yang biasa digunakan orang untuk berbagai
kepentingan serta situasi yang berbeda. 5 ragam tersebut dibedakan berdasarkan
derajat keformalannya.
1. Ragam Beku (frozen), digunakan dalam kondisi hikmat dan cendrung sangat
formal. Biasanya ragam beku ini digunakan dalam putusan pengadilan, undang-
undang, maupun upacara pernikahan.
2. Ragam Resmi (formal), ragam resmi digunakan dalam komunikasi yang bersifat
resmi, seperti rapat resmi, pengumuman resmi, jurnal ilmiah, penulisan karya ilmiah,
maupun pidato.
3.�Ragam Konsultatif�(consultative), ragam ini digunakan dalam percakapan yang
bersifat pertukaran informasi, atau percakapan dua arah yang saling bertukar
informasi, seperti di kampus, di sekolah, ataupun di pasar.
4. Ragam santai�(casual), dari namanya saja kita sudah tahu kalau ragam ini
digunakan dalam komunikasi yang santai. Ragam ini biasa digunakan juga dalam
komunikasi santai orang yang mungkin tidak saling kenal, ataupun mungkin sudah
kenal tapi belum akrab.
5. Ragam akrab�(intimate), ragam akrab digunakan untuk komunikasi diantara
orang-orang yang sudah memiliki hubungan yang sangat akrab.
Pengertian Bahasa Indonesia Yang Benar
Bahasa Indonesia yang benar merupakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah
serta tata aturan bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia meliputi
banyak hal, mulai dari penggunaan ejaan yang benar seperti yang tertulis dalam
Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), kaidah dalam pembentukan kata, pembuatan
kalimat, hingga penyusunan paragraf. Ketika bahasa Indonesia yang digunakan
mengikuti kaidah bahasa Indonesia secara konsisten, maka bisa dikatakan sebagai
bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang benar bisa juga kita sebut dengan
Bahasa Indonesia yang baku.
Pengertian Bahasa Indonesia menurut para ahli

1.Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.


Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

2. Menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be
defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations
of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau
sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang
dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).

3.Pendapat dengan Owen apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan
dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga
untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau
simbol-simbol arbitrer.

4.Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia secara sadar.

Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form
and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari
sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-
sistem.

5.Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12).

6.Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai
sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

7.Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi


bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan,
maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain

B. FUNGSI DAN PERANAN BAHASA INDONESIA


Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial
dalam lingkungan. Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu bangsa Indonesia yang
memiliki banyak perbedaan, baik dari segi suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya
yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu, keberadaan
bahasa Indonesia sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahasa
Indonesia merupakan penunjang aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari.Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan yang sangat vital dalam
kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kegunaan bahasa sangat penting
dalam menunjang aktivitas kehidupan bermasyarakat, tanpa bahasa mungkin dunia ini
tidak akan seperti sekarang ini dan karena manusia tidak bisa melakukan apa-apa
tanpa bahasa. Untuk berkomunikasi dengan seseorang kita pasti menggunakan bahasa,
contoh seorang dosen yang menyampaikan materi kuliah, seorang guru yang
menyampaikan pelajaran, seorang pedagang yang menawarkan dagangannya, seorang
atasan yang memberikan perintah kepada bawahannya, dan banyak lagi contoh
lainnya, dan pasti itu semua menggunakan bahasa dalam melakukan
aktivitasnya.Bahasa Indonesia tidak saja bermanfaat sebagai bahasa perantara dan
bahasa resmi, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pemersatu bangsa. Sebagai sarana
pemersatu dan alat yang digunakan masyarakat Indonesi untuk melakukan interaksi
sosial, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki peranan vital untuk
menumbuhkan rasa persatuan antara masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia telah
berhasil mempersatukan beragam suku di Indonesia yang biasanya bertutur dengan
bahasa daerahnya masing-masing. Dengan demikian, sekiranya dapat dikatakan pula
bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek yang memiliki pengaruh terhadap
kondisi sosial maupun politik bangsa Indonesia.Dalam aspek kehidupan sosial, bahasa
Indonesia juga memiliki peranan yang sangat vital dalam rangka menyelesaikan
persoalan-persoalan sosial masyarakat. Dewasa ini, kita sering dihadapkan dengan
masalah-maslah sosial. Perbedaan suku, ras, golongan, dan agama sering menjadi
pemicu terjadinya pertikaian atupun hanya karena kesalah pahaman semata.Adapun
bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa merupakan salah satu solusi yang
cukup efektif untuk menyelesaikan beberapa masalah sosial dewasa ini. Hal tersebut
karena bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial sesuai dengan
fungsi bahasa itu sendiri. Dalam hal ini, bahasa merupakan alat yang dipergunakan
dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain karena bahasa
memang pada dasarnya mampu mempengaruhi sikap seseorang dan juga mempunyai
relasi dengan proses-proses sosialisasi masyarakat.Sebagai bahasa nasional dan bahasa
persatuan bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia mampu
mempersatukan bangsa Indonesia yang secara konkrit terdiri dari beragam suku
maupun etnis yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu,
bahasa Indonesia merupakan salah satu solusi yang cukup efektif dalam
menyelesaikan masalah-masalah sosial dan politik yang sekiranya sering kita temui
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu disebabkan karena bahasa
Indonesia merupakan wahana pemersatu dan juga dapat berfungsi sebagai alat kontrol
sosial. Selain itu, bahasa Indonesia juga mampu mempengaruhi tingkah laku bangsa
Indonesia sebagai penutur karena sejatinya bahasa memang mampu mempengaruhi
sikap seseorang.Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa yang
selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk
berpikir. Seperti kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses
berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi, dan
simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut penghitungan atau kalkulasi, pembahasan
atau analisis, bahkan berangan-angan atau berkhayal, hanya dimungkinkan
berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah
bahasa.Sejalan dengan uraian di atas dapat diformulasikan bahwa makin tinggi
kemampuan berbahasa seseorang, makin tinggi pula kemampuan berpikirnya. Makin
teratur bahasa seseorang, maka makin teratur pula cara berpikirnya. Dengan
berpegangan pada formula itulah, dapat dikatakan bahwa seseorang tidak mungkin
menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa. Seorang intelektual pasti berpikir, dan
proses berpikir pasti memerlukan bahasa.

C. PERAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI


Dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan
dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa
Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak
sesuai dan (bahkan) tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar kemngkinannya terjadi pada
era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah tidak jelas dan tidak ada lagi, serta
pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan
mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Sudah
barang tentu, hal ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu
pematuhan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan
siatuasi dan kondisi pemakaiannya. Dengan kata lain, pemakai bahasa Indonesia yang
berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau
aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.Setiap
warga negara Indonesia, sebagai warga masyarakat, pada dasarnya adalah pembina
bahasa Indonesia. Hal ini tidak berlebihan karena tujuan utama pembinaan bahasa
Indonesia ialah menumbuhkan dan membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Untuk menyatakan sikap positif ini dapat dilakukan dengan (1) sikap kesetiaan
berbahasa Indonesia dan (2) sikap kebanggaan berbahasa Indonesia. Sikap kesetiaan
berbahasa Indonesia teruangkap jika bangsa Indonesia lebih suka memakai bahasa
Indonesia daripada bahasa asing dan bersedia menjaga agar pengaruh asing tidak
terlalu berlebihan. Sikap kebanggan berbahasa Indonesia terungkap melalui kesadaran
bahwa bahasa Indonesia pun mampu mengungkapkan konsep yang rumit secara
cermat dan dapat mengungkapkan isi hati yang sehalus-halusnya. Yang perlu
dipahami adalah sikap positif terhadap bahasa Indonesia ini tidak berarti sikap
berbahasa yang tertutup dan kaku. Bangsa Indonesia tidak mungkin menuntut
kemurnian bahasa Indonesia (sebagaimana aliran purisme) dan menutup diri dari
saling pengaruh dengan bahasa daerah dan bahasa asing. Oleh karena itu, bangsa
Indonesia harus bisa membedakan mana pengaruh yang positif dan mana pengaruh
yang negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Sikap positif seperti inilah
yang bisa menanamkan percaya diri bangsa Indonesia bahwa bahasa Indonesia itu
tidak ada bedanya dengan bahasa asing lain. Masing-masing bahasa mempunyai
kelebihan dan kekurangannya. Sikap positif terhadap bahasa Indonesia memberikan
sumbangan yang signifikan bagi terciptanya disiplin berbahasa Indonesia. Selanjutnya,
disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan
dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri. Hal ini sangat
diperlukan untuk menghadapi pergaulan antarbangsa dan era globalisasi ini.Di
samping itu, disiplin berbahasa nasional juga menunjukkan rasa cinta kepada bahasa,
tanah air, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap warga negara Indonesia
mesti bangga mempunyai bahasa Indonesia dan lalu menggunakannya dengan baik
dan benar. Rasa kebanggaan ini pulalah yang dapat menimbulkan rasa nasionalisme
dan rasa cinta tanah air yang mendalam. Setiap warga negara yang baik mesti malu
apabila tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sikap
pemakai bahasa Indonesia demikian ini merupakan sikap yang positif, baik, dan
terpuji. Sebaliknya, apabila yang muncul adalah sikap yang negatif, tidak baik, dan
tidak terpuji, akan berdampak pada pemakaian bahasa Indonesia yang kurang terbina
dengan baik. Mereka menggunakan bahasa Indonesia “asal orang mengerti”.
Muncullah pemakaian bahasa Indonesia sejenis bahasa prokem, bahasa plesetan, dan
bahasa jenis lain yang tidak mendukung perkembangan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar.Mereka tidak lagi memperdulikan pembinaan bahasa Indonesia. Padalah,
pemakai bahasa Indonesia mengenal ungkapan “Bahasa menunjukkan bangsa”, yang
membaw pengertian bahwa bahasa yang digunakan akan menunjukkan jalan pikiran si
pemakai bahasa itu. Apabila pemakai bahasa kurang berdisiplin dalam berbahasa,
berarti pemakai bahasa itu pun kurang berdisiplin dalam berpikir. Akibat lebih lanjut
bisa diduga bahwa sikap pemakai bahasa itu dalam kehidupan sehari-hari pun akan
kurang berdisiplin. Padahal, kedisiplinan itu sangat diperlukan pada era globalisasi ini.
Lebih jauh, apabila bangsa Indonesia tidak berdisiplin dalam segala segi kehidupan
akan mengakibatkan kekacauan cara berpikir dan tata kehidupan bangsa Indonesia.
Apabila hal ini terjadi, kemajuan bangsa Indonesia pasti terhambat dan akan kalah
bersaing dengan bangsa lain.Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa
Indonesia untuk dapat mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antarbangsa
yang sangat rumit. Untuk itu, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan baik
dan penuh perhitungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri
bangsa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa. Jati diri bahasa Indonesia
memperlihatkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang sederhana,
Tatabahasanya mempunyai sistem sederhana, mudah dipelajari, dan tidak rumit.
Kesederhanaan dan ketidakrumitan inilah salah satu hal yang mempermudah bangsa
asing ketika mempelajari bahasa Indonesia. Setiap bangsa asing yang mempelajari
bahasa Indonesia dapat menguasai dalam waktu yang cukup singkat. Namun,
kesederhaan dan ketidakrumitan tersebut tidak mengurangi kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia dalam pergaulan dan dunia kehidupan bangsa Indonesia di tengah-
tengah pergaulan antarbangsa. Bahasa Indonesia telah membuktikan diri dapat
dipergunakan untuk menyampaikan pikiran-pikiran yang rumit dalam ilmu
pengetahuan dengan jernih, jelas, teratur, dan tepat. Bahasa Indonesia menjadi ciri
budaya bangsa Indonesia yang dapat diandalkan di tengah-tengah pergaulan
antarbangsa pada era globalisasi ini. Bahkan, bahasa Indonesia pun saat ini menjadi
bahan pembelajaran di negara-negara asing seperti Australia, Belanda, Jepang,
Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Korea Selatan.
A. Pembelajaran bahasa indonesia di era globalisasi
Dalam menghadapi era global saat ini, tampaknya kita harus berbenah untuk
menghadapi berbagai fenomena yang terjadi. Tujuan pembelajaran bahasa yang
mengarah pada penggunaan bahasa perlu mendapat pencermatan kita. Saat ini
perhatian para guru bahasa Indonesia tertuju pada upaya menerampilkan siswa dalam
penggunaan bahasa Indonesia. Pertanyaan kritis untuk kondisi seperti itu adalah
apakah kita akan berhenti melakukan upaya dalam pembelajaran bahasa manakalah
para siswa terampil menggunakan bahasa.Pada era global diperlukan pikiran-pikiran
kritis dan kreatif. Kemampuan berpikir tersebut perlu mendapat perhatian para
pendidik, termasuk guru bahasa Indonesia. Untuk itu, pembelajaran bahasa Indonesia
saat ini tidak sekadar mencapai keterampilan berbahasa Indonesia, tetapi juga
mengarah pada peningkatan kemampuan berpikir tersebut. Dengan kata lain, sudah
saatnya kita bertanya diri apa yang bisa kita berikan untuk menjadikan siswa berpikir
kritis dan kreatif melalui pembelajaran bahasa Indonesia.Berpikir kritis merupakan
salah satu kegiatan manusia yang saat ini sangat diperlukan untuk mengembangkan
berbagai segi kehidupan, baik sosial, budaya, maupun teknologi. Alvino (dalam
Cotton,1991) menyatakan bahwa, “berpikir kritis adalah proses menentukan
kebenaran, ketepatan, atau penilaian terhadap sesuatu yang ditandai dengan mencari
alasan dan alternatif, dan mengubah pandangan seseorang berdasarkan bukti”. Scriven
& Paul (dalam Cotton,1991; Piaw, 2004:66) memberikan batasan terhadap berpikir
kritis sebagai salah satu model berpikir tentang suatu subjek, isi, atau masalah – yang
digunakan oleh seseorang untuk meningkatkan kualitas berpikirnya melalui
penggunaan struktur berpikir secara cekatan dan menentukan standar intelektualnya.
Kedua batasan tersebut memunculkan pemahaman bahwa berpikir kritis terkait dengan
logika. Lebih lanjut Alvino menyatakan bahwa berpikir kritis disebut juga berpikir
logis dan berpikir analitis.Alvino membatasi berpikir kreatif sebagai cara melihat dan
melakukan sesuatu yang baru yang ditandai dengan kelancaran (menghasilkan banyak
gagasan), kelenturan (mengubah pandangan secara mudah), keaslian (memiliki
kebaruan), dan elaborasi (membangun berbagai gagasan). Facione (1998) menyatakan
bahwa berpikir kreatif atau berpikir inovatif adalah sejenis berpikir yang menimbulkan
wawasan baru, pendekatan baru, perspektif yang segar, yang semuanya merupakan
cara-cara baru untuk memahami dan menyusun sesuatu. Secara singkat Smalling
(dalam Cotton,1991) memberikan batasan bahwa creative thinking is the ability to
invent original ideas for accomplishing goals.Kedua jenis berpikir tersebut sangat
tepat untuk mendedah pembelajaran bahasa Indonesia saat ini. Mari kita tafakur:
sudahkah kita mengarahkan pembelajaran bahasa Indonesia untuk menjadikan siswa
mampu berpikir kritis dan kreatif sehingga mereka dapat menghadapi berbagai
tantangan dalam era global saat ini; bagaimana caranya sehingga pembelajaran bahasa
Indonesia mampu menggerakkan pikiran kritis dan kreatif siswa.
B.Faktor penghambat dan pendukung
Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini, belum menuju pada pembentukan kedua pola
berpikir tersebut. Para guru masih sibuk memikirkan pencapaian berbagai kompetensi
yang dituntut KTSP sehingga pembelajaran yang berlangsung belum menembus
hakikat pembentukan pola berpikir. Agar pembelajaran bahasa Indonesia masuk ke
zona pembentukan pola berpikir, teknik-teknik pembelajarannya perlu
dikokohkan.Dalam pembelajaran mendengarkan dan membaca teknik
pembelajarannya harus sampai pada siswa mampu menemukan strategi informasi yang
ditangkapnya bukan hanya siswa mampu mengingat dan menemukan pokok-pokok
pikiran. Jika sampai pada penemuan strategi informasi siswa dapat berpikir kritis dan
kreatif mengenai pokok pikiran yang disampaikan, pengurutan pokok pikiran, dan
pandangan yang melatarbelakanginya.Dalam pembelajaran berbicara siswa diharapkan
mampu menyampaikan pikiran-pikiran kritis dan kreatif dalam menghadapi berbagai
fenomena kehidupan. Teknik pembelajaran yang digunakan sebaiknya mengarah pada
teknik seminar sehingga para siswa disiapkan untuk menemukan topik, mengunduh
informasi, meramu gagasan, dan mempresentasikan pikiran-pikiran kritis dan kreatif,
baik pada kelas kecil maupun pada kelas besar. Dengan penguatan seperti itu
pembelajaran bahasa dapat berkiprah pada pemecahan masalah yang terjadi dalam
kehidupan.Dalam pembelajaran menulis para siswa harus mampu menyajikan
berbagai tulisannya untuk menjawab tantangan zaman. Penelusuran topik, penemuan
masalah, dan pemecahan masalah harus menjadi bagian yang tak terpisahkan. Tulisan
para siswa harus mendapat apresiasi untuk dapat disajikan dalam berbagai forum atau
penerbitan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia mampu membentuk
keberanian siswa untuk menyampaikan pikiran kritis dan kreatifnya.Dalam
pembelajaran kemampuan bersastra para siswa diarahkan untuk mampu menyelami
karya sastra (bukan hanya persoalan unsur intrinsik, melainkan juga unsur
ekstrinsiknya). Dalam hal memahami unsur intrinsik, kepahaman para siswa bukan
hanya sebatas menemukan unsur intrinsik, melainkan juga diajak untuk menembus
batas-batasnya sehingga diperlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya. Dalam
hal memahami unsur ekstrinsik, para siswa diajak untuk mampu melihat nilai-nilai
yang terkandung di dalam karya sastra sehingga mereka dapat memberikan
pertimbangan mengenai kualitas kehidupan manusia.

D. PERAN BAHASA INDONESIA DALAM BIDANG PENDIDIKAN


Pendidikan sastra dan bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting didalam
dunia pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, kita harus
mempelajari ilmu pendidikan tentang bahasa dan sastra Indonesia. Agar kita dapat
belajar dan mengetahui bagaimana cara kita menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Terutama bagi calon pendidik, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
dirasakan memang sangat penting. Karena ketika seorang pendidik memberikan
pengajaran kepada anak-anak didiknya, ia harus bisa menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Apabila seorang pendidik mengunakan bahasa yang kurang
baik, maka akan dicontoh oleh anak-anak didiknya.

BAB III
PENTUP
A. KESIMPULAN
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang lahir dengan keberagaman suku, adat, ras,
golongan dan agama. Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa. Dengan keberagaman
tersebut, Indonesia memerlukan satu bahasa yang bisa dimengerti semua Warga
Negara dan menjadi pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang
linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.
Bahasa indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting bagi bangsa indonesia
yaitu, bahasa indonesia sebagai lambang kenegaraan bahasa indoseia yang memiliki
ciri atau karakter yang berbeda atau bisa dikatakan banhasa indonesia adalah lambang
identitas nasional dibanggakan. Bahasa indonesia adalah sebagai lambang pemersatu
bangsa dimana Indonesia memiliki beribu suku daerah, dengan adanya bahasa
indonesia semua suku daerah yang berbeda dapat di satukan dengan bahasa indonesia.
Bahasa indonesia adalah kepribadian bangsa indonesia yang tidak boleh di
sampibgkan atau di hilangkan sehingga perlu dijunjung setinggi-tingginya.

DAFTAR PUSTAKA

- Wikipedia bahasa indonesia


- Redho paraitha blogspot
- Esten, Mursai. 2010. “Bahasa dan Sastra Sebagai Identitas Bangsa Dalam Proses
Globalisasi”.
- Informasi media online
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang masalah ................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................. 1
c. Tujuan penulisan ................................................................................................ 1

BAB II
Pembahasan
A. Pengertian berbahasa Indonesia ........................................................................ 3
B. Fungsi dan peranan bahasa Indonesia ................................................................ 4
C. Peran bahasa Indonesia di era globalisasi........................................................... 5
D. Peran bahasa indonesia dalam bidang pendidikan ............................................. 9

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9

Daftar pustaka ..........................................................................................................10


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas “PENTINGNYA MENGGUNAKAN BAHASA
INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR”

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Makassar 25 maret 2016

Nur Fajrianti

Anda mungkin juga menyukai