BAHASA YANG BAIK DAN BENAR (Analisis Struktur Dan Ejaan)
BAHASA YANG BAIK DAN BENAR (Analisis Struktur Dan Ejaan)
IIM_ SOBANDI
Senang berbagi ilmu pengetahuan!
... SELANJUTNYA
F OLL OW
NULIS
B AHA SA
oleh
Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena
dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa
merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat.
Iklan
Visitor
Adapun bahasa dapat digunakan apabila Pre-register
saling memahamiNow atau saling mengerti
CHEXPO
erat hubungannya dengan penggunaan ASEAN daya
sumber 2019 bahasa yang kita miliki. Kita
Maka daripada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar
1945, dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin meluas dan
menyangkut berbagai bidang kehidupan.
Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara bahasa Indonesia ini,
memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi kehidupan masa
globalisasi, yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan
menggunakan bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan
bangsa ini, supaya bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain.
Maka dari itu disini penulis akan mencoba menguraikan tentang “Berbahasa
yang Baik dan Benar”
2.PEMBAHASAN
a)Fonetik
b)Fonemik
b)Fonemik
Adapun Fonemik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi-ujaran dalam
fungsinya sebagai pembeda arti.Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala
macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat ucap serta bagaimana tiap-tiap
bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki
kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat mempunyi fungsi untuk
membedakan arti.
Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah
terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang
lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita
hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain
itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan
orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa
Indonesia dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang
gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali
kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau tidak.
Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk
memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa
membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis
maupun lisan.
Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan)
Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan)
atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi,
akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata
dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini disebut gaya. Pada
dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam
ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa
itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik
melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam/gaya
menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya.
Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau penulis
dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi atau apa
yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara, akan
makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
2.4 Ejaan
Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan
bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan
sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti: bagaimana memotong-motong
suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-
imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus berguna
terutama bagaimana kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu
baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana.
Kecuali itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur penting yang harus
diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat.
2.5 Makna
Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahsa
yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik
apa yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau
lisan) atau orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan.
Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita
gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita.
Beberapa pertanyaan berikut ini dapat membantu kita menilai tertib tidaknya
bahasa yang kita gunakan, misalnya, dalam tulisan kita.
-Apakah setiap kata yang kita gunakan sudah benar-benar kita pahami
maknanya?
-Apakah kata yang mubazir, yang tidak perlu, tidak kita gunakan?
-Apakah kata sudah kita tulis dengan tepat dan tanda baca kita gunakan
dengan tepat pula?
Jika kita jawab pertanyaan itu dengan ya, kita telah menggunakan bahasa secara
tertib.
Berikut ini contoh paragraf yang telah menggunakan bahasa secara lebih tertib.
“Pandangan penduduk asli terhadap pendatang selalu bergantung kepada apa yang
menjadi tujuan kedatangan pendatang dan bagaimana kemampuan serta perilaku
pendatang itu. Bila pendatang itu datang dengan tujuan baik, orang yang pintar,
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan penduduk asli, dan berkelakuan baik,
maka masyarakat penduduk asli akan menghormati dan mau bekerja dengannya”.
Kesukaran itu antara lain disebabkan oleh pemakaian susunan kalimat yang tidak
teratur dan penyampaian pikiran atau gagasan yang tidak teratur pula.
Perhatikan kutipan berikut.
“Di sekolah putra dan putri bangsa dididik. Mereka agar memiliki pengetahuan dan
keterampilan. Mereka agar berbudi luhur. Mereka agar sehat jasmani dan
rohaninya”.
Kutipan itu menggunakan sebuah kalimat yang dipenggal menjadi empat bagian
kalimat. Bagian pertama merupakan sebuah kalimat. Bagian kedua, ketiga, dan
keempat masing-masing merupakan suku kalimat, bukan merupakan sebuah
kalimat.
kalimat dapat tercipta apabila kalimat disusun antara lain berdasarkan asas
kesejajaran bentuk bahasa.
Dilihat dari segi penuturnya, ragam bahasa dapat dibedakan sebagai berikut:
Ragam bahasa dipengaruhi pula oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika
lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain
resmi, akrab, dingin, dan santai. Demikian juga sebaliknya, kedudukan kawan
bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis mempengaruhi sikap
tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas
ketika melapor kepada atasannya atau pimpinannya, atau bahasa perintah atasan
kepada bawahan.
Kesalahan diksi ini meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan
pemakaian kata. Berikut dikemukakan beberapa diksi yang belum dibicarakan
pada bab sebelumnya.
a) Pemakaian Kata Tidak Tepat
Ada beberapa kata yang digunakan secara tidak tepat. Kata dari atau daripada
sering digunakan secara tidak tepat, seperti yang terdapat dalam contoh berikut.
Hasil daripada penjualan saham akan digunakan untuk memperluas Bidang Usaha.
Kalimat diatas itu seharusnya tanpa kata daripada karena kata daripada
digunakan untuk membandingkan dua hal. Misalnya, tulisan itu lebih baik
daripada tulisan saya. Di dalam kalimat berikut juga terdapat pemakaian kata
secara tidak benar.
Baik pedagang ataupun konsumen masih menunggu kepastian harga sehingga tidak
terjadi transaksi jual beli.
Perbaikan
Baik pedagang maupun konsumen masih menunggu kepastian harga sehingga tidak
terjadi transaksi jual beli.
Di dalam kenyataan terdapat pemakaian dua kata yang makna dan fungsi kurang
lebih sama. Kata-kata yang sering dipakai secara serentak itu, bahkan pada
posisi yang sama, antara lain ialah adalah merupakan, agar supaya, demi untuk,
seperti misalnya, atau daftar nama-nama, seperti pada contoh berikut.
Contoh:
Selain subjek, keterangan kalimat yang panjang dan yang menempati posisi awal
juga sering dipisahkan oleh tanda koma dari subjek kalimat. Padahal, meskipun
panjang, keterangan itu bukan anak kalimat. Oleh karena itu pemakaian tanda
koma seperti itu juga tidak benar, seperti terlihat dalam contoh berikut.
3.SIMPULAN
Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba
memberikan kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta dilapangan
menunjukkan masih banyak orang-orang tidak memahami pemakain bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi
dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa
bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain.
Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa menjaga keaslian
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya suatu bangsa itu
tidak lepas dari bagaimana kita menggunakan bahasa yang dapat dipahami atau
mudah dimengerti oleh bangsa lain.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
-Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
-Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta:
Pustaka Jaya.
-Keraf, Gorys, Dr. 1991. Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas.
Flores: Nusa Indah.
Sponsor Content
POWERED BY GENIEE
Anak ajaib itu membuat pil Resep akan membuat Agar semua cacing keluar
hilangkan nyeri sendi payudara Anda lebih besar! dari tubuhmu,minum ini
selamanya! Detail ada di sini saat perut kosong
Ini akan buat rambut anda Nyeri lutut sembuh dan Cara menghilangkan
tumbuh seperti sulap kembali remaja seperti 18 lemak perut. -23 kg dalam
tahun! 2 minggu. Resep
REKOMENDASI
Disponsori
Prabowo Perlu Jokowi Menjinakkan Jika lutut dan pinggul terasa sakit,
Fadli Zon, Jokowi Butuh… ambillah
asia-secrets.com
Disponsori
Ini Daftar Menteri Blunder dalam The S.E.A. Aquarium Is a Must See for
Kabinet Jokowi You When Visiting Singapore
Resorts World Sentosa
Recommended by
KOMENTAR
SELANJUTNYA
KIRIM
TERBARU
Proses Hukum Akun palsu Cristopel Imanuel sebagai Bentuk Pencegahan Hoaks
dan Penyebaran Kebencian
Pena kreatif heandly moreno
2
HEADLINE