Anda di halaman 1dari 2

orang modern yakni handphone atau smartphone.

َُ‫س ِكيْنَُ ِب ُِه َويَ ْن َه ْون‬ ِّ ِ ‫ع ُدَ ِل ْلمت َ َم‬


َ ‫ َو َو‬،‫س ِويًّا‬ َ ‫ط ِر ْيقًا‬ ِْ ‫ل‬
َ ‫اْلس ََْل َُم‬ َُ َ‫ِى َجع‬ ُْ ‫هللِ الَّذ‬ ُ ُ‫ ا َ ْل َح ْمد‬،ِ‫ا َ ْل َح ْمدُ هلل‬ Ditambah lagi dengan kehadiran media sosial seperti Facebook, Instagram,
‫ن ه َُو َخيْرُ َّمقَا ًما‬ ُْ ‫ش َهادَُة َ َم‬ َ ،‫ْلَّ للاُ َوحْ دَهُ َْلش َِريْكَُ لَه‬ ُ ِ‫ْلَ اِلَ ُهَ ا‬
ُ ‫ن‬ ُْ َ ‫ ا َ ْش َهدُ أ‬.‫ع ِليًّا‬ َ ‫سا ُدَ َم َكانًا‬ َ َ‫ْالف‬ Twitter, Whatsapp dan sejenisnya, dunia seakan-akan sudah berada dalam
genggaman kita. Apa yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia dan isu apa
.‫صبِيًّا‬ َ ‫ارا َو‬ ً ‫ار ُِم ِك َب‬ ِ ‫صفُ ِب ْال َم َك‬ ِ َّ ‫عبْدهُ َو َرس ْولهُ ْالمت‬ َ ‫س ِيِّدَنَا م َح َّمدًا‬ َ ‫ن‬ َُّ َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ‬.‫سنُ نَ ِديًّا‬ َ ْ‫َوأَح‬ yang sedang hangat dibicarakan, dengan mudah kita ketahui.
‫علَى آ ِل ُِه‬ َ ‫ َو‬،‫ْلً نَبِيًّا‬ ُ ‫صادِقَُ ْال َو ْع ُِد َو َكانَُ َرس ْو‬ َ َُ‫س ِيِّ ِدنَا م َح َّمدُ َكان‬ َ ‫علَى‬ َ ‫س ِلِّ ُْم‬
َ ‫ل َو‬ َ َ‫اَللَّه َُّم ف‬
ُِِّ ‫ص‬
Namun kondisi ini ternyata memunculkan permasalahan lain yang cukup
َُ‫اضر ْون‬ ِ ‫ فَيَا أَيُّ َها ْال َح‬. ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬،‫ش ْيئًا فَ ِريًّا‬ َ ‫صحْ ِب ُِه الَّ ِذيْنَُ يحْ سِن ْونَُ ِإ ْسَلَ َمه ُْم َولَ ُْم يَ ْف َعل ْوا‬ َ ‫َو‬ memprihatinkan. Derasnya arus informasi yang tidak dibarengi dengan kesadaran
‫ بِس ُِْم‬: ‫ل للاُ تَعَاُلَى‬ َُ ‫ قَا‬.َُ‫ فَقَ ُْد فَازَُ ْالمتَّق ْون‬،ِ‫ِى َوإِيَّاك ُْم بِت َ ْق َوى للا‬ ُْ ‫ي نَ ْفس‬ ُْ ِ‫ص ْين‬ِ ‫ ا ْو‬،‫َر ِح َمكمُ للا‬
untuk menyaring dan memilih informasi dengan baik, ternyata mewabah di
masyarakat. Ditambah lagi budaya tabayun sudah mulai hilang dan membuat
ْ َ
‫ْل َوانت ُْم‬ َّ ُ ِ‫ن إ‬ َُّ ‫ْل ت َم ْوت‬ َ ُ ‫ق تقَاتِ ُِه َو‬ َّ
ُ ‫للاَ َح‬ َّ َّ َ
ُ ‫ يَا ايُّ َها ال ِذيْنَُ آ َمن ْوا اتق ْوا‬،‫الر ِحي ِْم‬ َّ ‫ن‬ ُِ ‫الرحْ َم‬
َّ ِ‫للا‬ ُ masyarakat gampang terpapar berita bohong atau hoaks.
ً ‫ن تصيبوا قَ ْومُا‬ ُْ َ ‫ن جا َءك ُْم فا ِسقُ ِبنَ َبإُ فَت َ َبيَّنوا أ‬ ُْ ‫ يا أَيُّ َها الَّذينَُ آ َمنوا ِإ‬:‫ضا‬ ً ‫ل ا َ ْي‬ َُ ‫ َوقَا‬.َُ‫م ْس ِلم ْون‬ Berita bohong saat ini juga tidak hanya menyasar kepada masyarakat
َُ‫على ما فَ َع ْلت ُْم نادِمين‬ َ ‫ص ِبحوا‬ ْ ‫ِب َجهالَةُ فَت‬ berpendidikan menengah ke bawah. Masyarakat dengan pendidikan tinggi,
termasuk para tokoh dan public figure juga ikut dalam pusaran arus berita bohong
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, yang diproduksi oleh pihak-pihak tertentu serta untuk kepentingan tertentu.
Marilah pada kesempatan yang mulia ini khatib mengajak kepada seluruh jama'ah Kurangnya kehati-hatian mengakibatkan berita bohong dengan cepat tersebar dan
untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan senantiasa mengakibatkan rusaknya tatanan dalam masyarakat.
melaksanakan segala perintah Allah , mewaspadai dan menjauhi segala yang
dilarang oleh Allah SWT di antaranya adalah kehati-hatian untuk tidak terpengaruh Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
pemberitaan atau informasi yang tidak benar dan menyeret kita kepada lembah Perlu kita sadari, saat ini siapa saja bisa membuat dan menyebarkan berita
dosa. melalui media sosial. Padahal saat ini media sosial sudah menjadi pilihan utama
masyarakat dalam berkomunikasi dan mencari informasi. Oleh karenanya, kita
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 6 memerintahkan kita untuk harus ekstra hati-hati, tidak gegabah, tidak kagetan dan tidak tergesa-gesa dalam
melakukan tabayun (klarifikasi) terhadap segala informasi yang kita terima dan menerima sebuah berita. Kita harus objektif dan menggunakan hati nurani kita
tidak mudah terpengaruh yang mengakibatkan musibah bagi diri kita dan orang dalam memahami berita. Jangan sampai informasi salah yang datang dari
lain. orang yang kita senangi selalu kita benarkan. Sedangkan informasi benar
dari orang yang kita tidak senangi selalu kita salahkan.
ُ‫ص ِبحوا َعلى ما فَ َع ْلت ْم‬ ُْ َ ‫فاسقُ ِب َن َبإُ فَتَ َبيَّنوا أ‬
ْ ‫ن تصيبوا قَ ْومُا ً ِب َجهالَةُ فَت‬ ُْ ‫يا أَيُّ َها الَّذينَُ آ َمنوا ِإ‬
ِ ‫ن جا َءك ُْم‬
Sudah saatnya kita kembali berpatokan pada Q.S. Al-Hujurat ayat 6 ini yang
َُ‫نادِمين‬ menunjukan dengan jelas tentang haramnya mengambil berita dari orang fasik
tanpa melakukan klarifikasi (tabayyun) kebenarannya karena akan
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
membahayakan bagi diri kita dan orang lain.
suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
Kita harus mengambil berita dari orang yang terpercaya di media sosial bukan dari
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
orang yang fasiq yakni orang yang keluar dari ketentuan akal sehat, adab sopan
santun dan agama serta orang yang belum kita kenali kredibilitasnya sebagai
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
orang jujur.
Ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa: Dulu, orang yang berpengetahuan
adalah orang yang memiliki banyak informasi. Tapi sekarang, orang yang
Apalagi terkait dengan persoalan agama. Kita harus belajar dari ulama-ulama
berpengetahuan adalah orang yang mampu menyaring banyak informasi.
yang sudah jelas kealiman dan silsilah keilmuannya. Jangan sampai kita tersesat
karena mengikuti video ceramah di youtube dari orang yang hanya pintar
Jika kita renungkan, kalimat ini sangat relevan sekali dengan kondisi di zaman
berbicara dan mengaku ustadz namun tidak memiliki kemampuan agama yang
teknologi dan informasi saat ini di mana arus informasi mengalir sangat deras silih
cukup dan ucapan serta tingkah lakunya pun tidak menunjukkan akhlakul karimah.
berganti. Kita dengan sangat mudah menemukan jutaan informasi hanya dengan
menggunakan peralatan di tangan kita, yang sudah menjadi bagian dari kehidupan
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Allah SWT berfirman dalam Q.S. al-Ahdzab ayat 70-71:
ُ ‫ْلَّ للاُ َو‬
‫للا‬ ُ ِ‫ْلَ اِلَ ُهَ إ‬ ُْ َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ‬.‫لى ت َْوفِ ْي ِق ُِه َواِ ْمتِنَانِ ُِه‬
ُ ‫ن‬ َُ ‫ع‬ َ ُ‫ش ْكرُ لَه‬ ُّ ‫سانِ ُِه َوال‬َ ْ‫لى إِح‬
َُ ‫ع‬ َ ِ‫هلل‬
ُ ‫الحمد‬
‫ الله َُّم‬.‫إلى ِرض َْوانِ ُِه‬ َُ ‫عبْدهُ َو َرس ْولهُ الدَّا ِعي‬ َ ‫س ِيِّدَنَا م َح َّمدًا‬ َ ‫أن‬ َُّ ُ‫ْلَ ش َِريْكَُ لَهُ َوأ َ ْش َهد‬ُ ُ‫َوحْ دَه‬
ْ ‫ ي‬.ً ‫سديدُا‬
ُْ ‫صلِحُْ لَك ُْم أَعْمالَك ُْم َُو يَ ْغف‬ َُّ ‫يا أَيُّ َها َّالذينَُ آ َمنوا اتَّقوا‬ ‫س ِلِّ ُْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬
َُ‫ّللاَ َُو َرسولَهُ فَقَ ُْد فاز‬ ُْ ‫ِر لَك ُْم ذنوبَك ُْم َُو َم‬
َُّ ‫ن يطِ ُِع‬ َ ًُ‫ّللاَ َُو قولوا قَ ْوْل‬
ً ‫عظيمُا‬ َ ‫ص َحابِ ُِه َو‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ُِه َوأ‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س ِيِّ ِدنَا م َح َّمدُ ِو‬ َ ‫ل‬ُِِّ ‫ص‬
َ
َ ً ‫فَ ْوزُا‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan ‫للاَ أ َ َُم َرك ُْم ِبأ َ ْم ُر‬ُ ‫ن‬ َُّ َ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَم ْوا أ‬ َ ‫للاَ ِف ْي َما أ َ َم َُر َوا ْنت َه ْوا‬
ُ ‫أ َ َّما َب ْعدُ فَيُا َ اَيُّ َها النَّاسُ اِتَّقوا‬
َ َُ‫صلُّ ْون‬ َُّ ِ‫ل ت َعاَلَى إ‬ َُ ‫َبدَُأ َ ِف ْي ُِه بِنَ ْف ِس ُِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َكتِ ُِه ِبق ْد ِس ُِه َوقَا‬
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-
Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. ‫لى النَّ ِبى‬ َُ ‫ع‬ َ ‫للاَ َو َمآل ِئ َكت َهُ ي‬ ُ ‫ن‬
ُ‫صلَّى للا‬ َ ُ‫س ِيِّ ِدنَا م َح َّمد‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ل‬ُِِّ ‫ص‬ َ ‫ الله َُّم‬.‫س ِلِّم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬
َ ‫علَ ْي ُِه َو‬َ ‫صلُّ ْوا‬َ ‫يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَُ آ َمن ْوا‬
ْ ‫علَى ا َ ْن ِبيآئِكَُ َورس ِلكَُ َو َمآلئِ َك ُِة ْالمقَ َّربِيْنَُ َو‬ ُِ ‫علَى آ‬ َ ‫س ِلِّ ُْم َو‬ َ ‫علَ ْي ُِه َو‬
Ayat ini memberi pesan kepada kita bahwa segala kebenaran dalam sikap dan
tutur kata akan lebih dekat kepada ketakwaan. Ketakwaan menjadi dasar َُ ‫ار‬
‫ض‬ َ ‫س ِيِّدِنُا َ م َح َّمدُ َو‬
َ ‫ل‬ َ
kebenaran dalam berucap dan bertutur kata. Ucapan dan tutur kata yang benar ‫ص َحاُبَ ُِة‬ ُْ ‫ع‬
َّ ‫ن بَ ِقيَّ ُِة ال‬ َ ‫ع ِلى َو‬ ْ
َ ‫الرا ِش ِديْنَُ أ ِبى بَ ْكرُ َوع َمر َوعث َمان َو‬ َ ُِ َ‫ن اْلخلَف‬
َّ ‫اء‬ ُِ ‫ع‬ َ ‫الله َُّم‬ َّ
akan menjadi salah satu sebab kebaikan tindakan. Dan tindakan yang baik akan
menjadi sebab diampuninya sebuah kesalahan dan dosa-dosa kita.
‫عنَّا َم َعه ُْم ِب َرحْ َمتِكَُ يَا‬ َ ‫ض‬ َُ ‫ار‬
ْ ‫ْن َو‬ ُِ ‫سانُ اِلَى يَ ْو ُِم ال ِدِّي‬ َ ْ‫َوالتَّا ِب ِعيْنَُ َوت َا ِب ِعي التَّا ِب ِعيْنَُ لَه ُْم ِب ِاح‬
َُ‫اح ِميْن‬
ِ ‫الر‬ َّ ‫أ َ ْر َح َُم‬
Oleh karenanya marilah kita kedepankan tindakan dan etika yang baik dalam
bermedia sosial dengan tidak memperkeruh suasana semisal melalui komentar-
komentar yang kita tidak tahu duduk permasalahannya. Kegaduhan yang ada di ُ‫ت الله َّم‬ ُِ ‫يآء ِم ْنه ُْم َواْْلَ ْم َوا‬ ُِ ْ‫ت اَْلَح‬ ُِ ‫ت َو ْالم ْس ِل ِميْنَُ َو ْالم ْس ِل َما‬ ُِ ‫اَلله َُّم ا ْغ ِف ُْر ِل ْلمؤْ ِمنِيْنَُ َو ْالمؤْ ِمنَا‬
media sosial di akibatkan salah satunya adalah karena orang yang tidak tahu ikut ‫ش ِْركَُ َو ْالم ْش ِر ِكيْنَُ َوا ْنص ُْر ِعبَادَكَُ ْالم َو ِ ِّح ِديَّ ُةَ َوا ْنص ُْر‬ ِّ ‫ل ال‬ َُّ ‫أ َ ِع ِ ُِّز اْ ِإل ْسَلَ َُم َو ْالم ْس ِل ِميْنَُ َوأ َ ِذ‬
berkomentar karena merasa tahu. َُ‫ل َك ِل َماتِك‬ ُِ ‫ْن َوأ َ ْع‬
ُِ ‫ل اْلم ْس ِل ِميْنَُ َُو دَ ِ ِّم ُْر أ َ ْعدَائ َكَُ أ َ ْعدَا َُء ال ُِدِّي‬ َُ َ‫ن َخذ‬ ُْ ‫ل َم‬
ُْ ‫اخذ‬ ْ ‫ص َُر ال ِدِّيْنَُ َو‬ َ َ‫ن ن‬ ُْ ‫َم‬
Terlebih terkait masalah agama dan politik, banyak orang yang tiba-tiba anti kritik ،‫ل َواْ ِلم َحنَُ َوس ْو َُء اْل ِفت َُِن َواْ ِلم َح ِن‬ َُ ‫الزْلَ ِز‬َّ ‫عنَّا اْلبََلَ َُء َواْ َلوبَا َُء َو‬ َ ‫ الله َُّم ا ْدفَ ُْع‬.‫ْن‬ ُِ ‫إِلَى يَ ْو َُم ال ِدِّي‬
dan merasa pilihannya yang paling benar. Sehingga tak jarang masyarakat saling
menghina, mengumpat dan gontok-gontokan di dunia maya untuk kepentingan
‫ان ُاْلم ْس ِل ِميْنَُ عآ َّم ُةً يَا‬ ُِ َ‫سائِ ُِر اْلب ْلد‬ َ ‫ص ُةً َو‬ َّ ‫ن بَلَ ِدنَا اِ ْندونِ ْي ِسيَّا خآ‬ ُْ ‫ع‬ َ ، َ‫طن‬ َ َ‫ظ َه َُر ِم ْن َها َو َما ب‬ َ ‫َما‬
sementara dan mengorbankan ukhuwah yang harusnya dipertahankan sepanjang ‫ َربَّنَا‬.‫ار‬ ُِ َّ‫اب الن‬َُ َ‫عذ‬ َ ‫سنَ ُةً َوقِنَا‬ َ ‫آلخ َرةُِ َح‬ ِ ْ‫سنَ ُةً َوفِى ا‬ َ ‫ َربَّنَا آتِنُا َ فِى الدُّ ْنيَا َح‬.َُ‫َربَُّ اْلعَالَ ِميْن‬
َُّ ‫للاِ ! ِإ‬
ُ َ‫ ِع َباد‬.َُ‫َن ِمنَُ اْلخَا ِس ِريْن‬
masa.
َ‫للا‬
ُ ‫ن‬ َُّ ‫ن لَ ُْم ت َ ْغ ِف ُْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَك ْون‬ُْ ِ‫سنَا َوإ‬ َ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنف‬َ
Oleh karenanya, jama’ah rahimakumullah. Marilah kita lebih selektif lagi dalam ‫ي ِ يَ ِعظك ُْم‬ ُ ‫شآء َو ْالم ْن َك ُِر َواْلبَ ْغ‬ ُِ ْ‫ن اْلفَح‬ َ ‫بى َويَ ْن َهى‬
ُِ ‫ع‬ َُ ‫ْتآء ذِي اْلق ْر‬ ُِ ‫ان َوإِي‬ ُِ ‫س‬ َ ْ‫ل َواْ ِإلح‬ ُِ ‫يَأْمرُ بِاْلعَ ْد‬
‫للاِ أ َ ْكبَ ُْر‬ ُ ‫لَعَلَّك ُْم تَذَ َّكر ْونَُ َوا ْذكروا‬
menerima berita atau konten di media sosial. Hendaknya kita tidak langsung
mempercayai dan membagi-bagikan berita yang belum jelas kebenarannya. ُ ُ‫لى نِعَ ِم ُِه يَ ِزدْك ُْم َوُلَ ِذ ْكر‬ َُ ‫ع‬ َ ُ‫للاَ اْلعَ ِظي َُْم يَ ْذك ْرك ُْم َوا ْشكر ْوه‬
Saring sebelum sharing. Posting hal-hal penting jangan yang penting posting. Teliti
dan pahami terlebih dahulu karena jika kita tidak berhati-hati bisa jadi kita akan
menjadi orang yang berdosa dengan menjadi penyebar dosa. Cerdaslah dalam
bermedia sosial dan semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing kita ke jalan
yang diridhoi-Nya. Amin.

ُ‫ إنه هو البَ ُّر‬.‫ وجعلني وإياكم بما فيه من اآليات والذكر الحكيم‬،‫بارك للا لي ولكم في القرأن العظيم‬
َُ‫اح ِميْن‬ ِّ ُ‫ار َح ُْم َوأ َ ْنتَُ ُأ َ ْر َحم‬
ِ ‫الر‬ ُْ ‫ َوق‬.‫الر ِحيْم‬
ْ ‫ل َربُِِّ ا ْغ ِف ُْر َو‬ َّ ُ‫الت َّ َّواب‬
َّ ُ‫الرؤ ْوف‬

Khutbah II

Anda mungkin juga menyukai