Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI DAN SCABIES


DI PONDOK PESANTREN AL FALAH PUTRI LANDASAN ULIN

Tanggal 15 November 2019

Oleh
Kelompok A:

Kusuma Persada, S.Kep NIM. 1830913310057


Ahmad Farid, S.Kep NIM. 1830913310025
Mahmuddin, S.Kep NIM. 1830913310041
Ariany Dhesi Puspitasari, S.Kep NIM. 1830913320022
Asih, S.Kep NIM. 1830913320053
Dwi Hartatik, S.Kep NIM. 1830913320032
Fatmawati, S.Kep NIM. 1830913320050
Muhibbah, S.Kep NIM. 1830913320037
Nunung Utri Wantini, S.kep NIM. 1830913320055

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KESEHATAN REPRODUKSI DAN SCABIES
DI PONDOK PESANTREN AL FALAH PUTRI LANDASAN ULIN
Tanggal 15 November 2019

Oleh
Kelompok A:

Kusuma Persada, S.Kep NIM. 1830913310057


Ahmad Farid, S.Kep NIM. 1830913310025
Mahmuddin, S.Kep NIM. 1830913310041
Ariany Dhesi Puspitasari, S.Kep NIM. 1830913320022
Asih, S.Kep NIM. 1830913320053
Dwi Hartatik, S.Kep NIM. 1830913320032
Fatmawati, S.Kep NIM. 1830913320050
Muhibbah, S.Kep NIM. 1830913320037
Nunung Utri Wantini, S.kep NIM. 1830913320055

Banjarbaru, November 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Kurnia Rachmawati, Ns., M. NSc Tri Nugroho, S.Kep., Ns


NIPK. 19841112 201701 209 001 NIP. 19721122 199603 1 002
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI DI SEKOLAH
PONDOK PESANTREN AL FALAH PUTRI

Topik : Kesehatan Reproduksi dam Penyakit Kulit (Scabies)


Sub Topik : Kesehatan Reproduksi, Nyeri Haid ( Dismenore) dan
Scabies pada Remaja
Sasaran : Santriawati Pondok Pesantren Al Falah Putri
Tempat : Pondok Pesantren Al Falah Putri
Waktu dan Tanggal : 10.00 s/d 10.30, 15 November 2019
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners Angkatan XV Stase
Komunitas Kelompok A
A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x45 menit, peserta dapat
mengetahui tentang kesehatan reproduksi dan penyakit scabies
B. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan kesehatan diharapkan siswa-siswi dapat :
1. Mengetahui pengertian kesehatan reproduksi
2. Mengetahui perubahan tubuh yang terjadi
3. Mengetahui cara membersihkan organ reproduksi
4. Mengetahui bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain/asing
5. Mampu mengulang kembali cara mengatasi nyeri haid atau dismenore
6. Mampu mengulang kembali cara penularan penyakit scabies
7. Mampu mengulang kembali bagaimana cara pencegahan penyakit scabies
C. Materi
Terlampir
D. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah, visual dan
tanya jawab.
E. Media penyuluhan
Media yang digunakan untuk penyuluhan
1. Pengeras Suara
2. LCD
3. Laptop ( Power Point )
4. Leaflet
F. Pengorganisasian
1. Moderator : Muhibbah, S.Kep
2. Penyaji : Dwi Hartatik, S.Kep
3. Fasilitator : Ariany Dhesi Puspitasari, S.Kep
Nunung Utri Wantini, S.Kep
Kusuma Persada, S.Kep
Ahmad Farid, S.Kep
Mahmuddin, S.Kep
4. Observer : Fatmawati, S.Kep
5. Dokumentasi : Asih, S.Kep
G. Setting Tempat
Keterangan :
B A A = Penyaji

C B = Pembawa Acara
D D
C = Peserta

D E D = Fasilitator

E = Observer + Dokumentasi

H. Kegiatan penyuluhan

No Tahap waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Peserta Media

1 Pembukaan 1. Memberikan salam, Mendengarkan, Pengeras


(5 menit) memperkenalkan diri, kontrak memperhatihan suara
waktu dan validasi keadaan dan menjawab
2. Menjelaskan topik penyuluhan pertanyaan
dan tujuan penyuluhan
3. Menggali pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi
2 Pelaksanaan 1. Menyampaikan materi tentang 1. Mendengarkan LCD
(30 menit) kesehatan reproduksi : dan Pengeras
a) Pengertian kesehatan memperhatikan suara
reproduksi materi
penyuluhan
b) Perubahan tubuh yang
yang
terjadi pada masa pubertas disampaikan
c) Cara membersihkan organ 2. Berpartisipasi
dalam
reproduksi
penyuluhan
d) Bagian tubuh yang tidak 3. Peserta
boleh disentuh orang bertanya
lain/asing
e) Pengertian, Penyebab, dan
cara mengatasi Dismenore
2. Menyampaikan materi tentang
Scabies :
a) Pengertian scabies
b) Penyebab scabies
c) Tanda dan gejala scabies
d) Cara penularan scabies
e) Pencegahan scabies
f) Penatalaksanaan scabies
3. Tanya jawab
3 Penutup 1. Melakukan evaluasi kognitif 1. Peserta leaflet
(10 menit) dengan menanyakan mampu
pemahaman tentang kesehatan menjawab
reproduksi pertanyaan
2. Melakukan evaluasi efektif yang diajukan
dengan menanyakan perasaan 2. Berpartisipasi
siswa/i setelah mendapatkan dalam
penyuluhan kegiatan
3. Menutup penyuluhan penyuluhan
3. Menjawab
salam

I. Garis Besar Materi


1. Pengertian kesehatan reproduksi
2. Perubahan tubuh yang terjadi pada masa pubertas
3. Cara membersihkan organ reproduksi
4. Bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain/asing
5. Pengertian, Penyebab, dan cara mengatasi Dismenore
6. Pengertian scabies
7. Penyebab scabies
8. Tanda dan gejala scabies
9. Cara penularan scabies
10. Pencegahan scabies
11. Penatalaksanaan scabies

G. Evaluasi Belajar :
Adapun parameter keberhasilan kegiatan ini adalah:
1. Persiapan Kegiatan
Siswi dan kepala pondok pesantren maupun staf pengajar di Pondok
Pesantren Al Falah Putri berhadir dalam kegiatan penyuluhan. Persiapan
mahasiswa dalam kegiatan sudah dipersiapkan ini baik itu dari segi
sarana dan prasarana, kesiapan materi, dan tempat pelaksanaan kegiatan.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Peserta yang hadir dalam kegiatan antusias mengikuti kegiatan
penyuluhan yang diberikan oleh mahasiswa.
3. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan ini akan dilaporkan dalam bentuk laporan kegiatan
beserta dengan dokumentasinya.
Adapun evaluasi berdasarkan kerangkanya:
1. Evaluasi structural
a. Peserta pendidikan kesehatan

1) Peserta pendidikan kesehatan diharapkan berjumlah minimal 30


orang siswi dan sudah berkumpul 10 menit sebelum acara
pendidikan kesehatan di mulai.
2) Peserta terdiri dari santriawati kelas VII, VIII dan IX
b. Penyuluh
1) Penyuluh mempersiapkan diri 1 hari sebelum acara pendidikan
kesehatan, Satuan Acara Pendidikan kesehatan hingga tiba
waktunya jadwal pendidikan kesehatan.
2) Penyuluh terdiri dari 9 orang dengan pembagian tugas : 1 orang
moderator, 1 penyaji, 1 orang observer, 5 orang fasilitator dan 1
orang dokumentator.
3) Penyuluh sudah datang 30 menit sebelum acara pendidikan
kesehatan di mulai.
c. Alat dan Lingkungan
1) Persiapan alat seperti Lcd, laptop, dan pengeras suara dilakukan
20 menit sebelum acara pendidikan kesehatan dimulai.
2) Persiapan media seperti power point dan poster dilakukan 1 hari
sebelum acara pendidikan kesehatan.
3) Persiapan lingkungan tempat pendidikan kesehatan dipersiapkan
30 menit sebelum acara dimulai.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta pendidikan kesehatan
1) Peserta mengikuti acara pendidikan kesehatan dari awal sampai
akhir, tidak ada yang meninggalkan kegiatan kecuali ada alasan
penting lainnya.
2) Peserta dapat mengikuti setiap proses pendidikan kesehatan, 3
dari 30 orang peserta penyuluhan dapat bertanya kepada
penyuluh.
b. Penyuluh
1) Pembukaan acara pendidikan kesehatan dilakukan oleh moderator
dengan memperkenalkan kelompok dan menjelaskan topik
pendidikan kesehatan.
2) Penyampaian materi oleh penyaji sesuai dengan topik materi yang
diberikan dengan waktu 30 menit.
3) Fasilitator membantu jalannya acara penyuluhan dan
meningkatkan motivasi peserta dalam pendidikan kesehaatan.
4) Observer dapat mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal
hingga akhir kegiatan pendidikan kesehatan.
5) Dokumentasi dapat melakukan dokumentasi setiap kegiatan.
c. Alat dan Lingkungan
1) Media penyuluhan seperti Lcd, laptop, dan pengeras suara dapat
digunakan dengan baik tanpa ada yang terhenti saat acara
pendidikan kesehatan.
2) Poster di pasang didinding setelah selesai acara penyuluhan.
3) Lingkungan tempat acara penyuluhan kondusif, waktu
pelaksanaan acara penyuluhan dapat dilaksanakan tepat waktu
dan selesai dalam waktu yang sebelumnya sudah ditentukan yaitu
60 menit.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta Penyuluhan
1) Jumlah peserta penyuluhan melebihi target sasaran
2) Peserta antusias dalam mengikuti setiap proses penyuluhan
dengan mengikuti acara pendidikan kesehatan dari awal hngga
akhir kegiatan.
3) 3 orang peserta penyuluhan mampu bertanya kepada penyaji
4) 4 dari 7 pertanyaan yang diberikan penyuluh dapat dijawab oleh
peserta.
a) Mampu mengulang kembali pengertian kesehatan reproduksi
b) Mampu mengulang kembali perubahan tubuh yang terjadi
c) Mampu mengulang kembali bagian tubuh yang tidak boleh
disentuh orang lain
d) Mampu mengetahui cara membersihkan organ reproduksi
e) Mampu mengulang kembali cara mengatasi nyeri haid atau
dismenore
f) Mampu mengulang kembali cara penularan penyakit scabies
g) Mampu mengulang kembali bagaimana cara pencegahan
penyakit scabies
b. Penyuluh
1) Penyuluh mampu menjalankan sesuai tugasnya masing-masing,
moderator dapat memimpin jalannya acara penyuluhan dengan
baik dengan membuka acara, memperkenalkan terapis,
menjelaskan tujuan dan prosedur penyuluhan serta kontrak waktu
penyuluhan.
2) Penyaji dapat menjalankan acara penyuluhan dengan baik dengan
menanyakan terlebih dahulu kepada peserta tentang pengetahuan
yang dimiliki oleh peserta dan menjelaskan materi pendidikan
kesehatan dengan power point.
3) Fasilitator dapat membantu jalannya acara penyuluhan dengan
meningkatkan motivasi peserta penyuluhan dalam memperhatikan
penyampaian pendidikan kesehatan, bertanya dan menjawab
pertanyaan dalam pendidikan kesehatan.
4) Observer menjalankan tugas dengan baik dengan mengamati
jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir penyuluhan
serta mengevaluasi secara keseluruhan jalannya penyuluhan.
5) Dokumentator dapat mendokumentasikan kegiatan sejak awal
hingga akhir.
c. Alat dan Lingkungan
1) Media yang digunakan yaitu Lcd, laptop dan pengeras suara dapat
digunakan dengan baik tidak ada masalah.
2) Media lain seperti poster telah dipasang pada dinding sekolah.
A. Lampiran
- Materi Lengkap
B. Daftar Pustaka
1. Djuanda, Adhi.1991. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Edisi ketiga.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
2. Djuanda, A, 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima,
cetakan kedua. Jakarta: FKUI
3. Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Cetakan 1. Hipocrates:
Jakarta.
Lampiran
MATERI PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi


Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari fisik, mental, dan
sosial yang memungkinkan orang hidup produktif, sedangkan reproduksi
berasal dari kata “Re” yang artinya kembali dan “Produksi” artinya
membuat/menghasilkan, dapat disimpulkan reproduksi merupakan proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Sehingga kesehatan reproduksi merupakan kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Kesehatan reproduksi merupakan unsur yang dasar dan penting
dalam kesehatan umum, baik untuk laki-laki dan perempuan. Selain itu,
kesehatan reproduksi juga merupakan syarat ensensial bagi kesehatan bayi,
anak-anak, remaja, orang dewasa bahkan orang-orang yang berusia setelah
masa reproduksi. Kesehatan Reproduksi sangat erat kaitannya dengan
remaja, dimana akan mulai terjadinya fungsi reproduksi. Remaja menurut
Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Remaja
adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi,
sehingga perlu dipersiapkan sejak dini.
B. Perubahan fisik yang terjadi ketika Pubertas.
Masa puber sebagai penanda yang penting bagi masa remaja awal.
Santrock (2007) mencatat hasil-hasil penelitian di Amerika bahwa usia
masa puber terus menurun. Masa puber pada anak perempuan berkisar usia
9-15 tahun pada wanita dan 10-13 tahun untuk laki-laki. Masa puber pada
anak perempuan ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), dan
spermache (ejakulasi sperma pertama) pada laki-laki. Sehingga memasuki
usia remaja (10-19 tahun) akan mengalami masa anak-anak menuju
dewasa.
Menstruasi atau Haid pada anak perempuan merupakan salah satu
tanda terjadinya masa pubertas, Haid adalah perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini
biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause.
Dismenore (dysmenorrhea) adalah suatu kondisi medis ginekologis
rasa sakit selama menstruasi yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Namun, dismenore sering didefinisikan hanya sebagai nyeri haid, atau
setidaknya nyeri haid yang berlebihan.
Penyebab Dismenore diantaranya adalah:
1) Bisa karena penyakit (peradangan panggul) endomentriosis
2) Tumor atau kelainan letak uterus
3) Selaput darah yang tidak berlubang
4) Stress atau kecemasan berlebihan
5) Namun diduga penyebab utamanya terjadi ketidak seimbangnya
hormonal dalam tubuh
Gejala Dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram
dibagian bawah perut yang menyebar ke punggung dan kaki. Gejala terkait
lainnya adalah muntah, sakit kepala, cemas, kelelahan, diare, pusing dan
rasa kembung atau perut terasa penuh. Beberapa wanita mengalami nyeri
sebelum menstruasi dimulai dan bisa berlangsung beberapa hari.
Upaya penanganan Dismenore adalah :
a) Kompres dengan botol (hangat tepat pada bagian yang terasa kram (bisa
di perut atau pinggang bagian belakang).
b) Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
c) Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim.
d) Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
e) Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah.
f) Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
Perubahan fisik yang terjadi yaitu:
1. Perempuan
a. Kulit = menjadi berminyak dan kadang muncul jerawat
b. Rambut = Tumbuh rambut di kaki, ketiak, dan sekitaran alat
kelamin
c. Buah dada = Buah dada mulai tumbuh
d. Ukuran tubuh= Pinggul mulai melebar, dada membesar, tinggi dan
berat badan bertambah
e. Keringat= Lebih banyak dan bau
f. Suara = Suara agak berat
g. Organ seksual = mulai haid dan ada cairan keluar dari vagina

2. Laki-laki
a. Kulit = menjadi berminyak dan kadang muncul jerawat
b. Rambut = Tumbuh rambut di kaki, ketiak, dan sekitaran alat
kelamin
c. Buah dada = Dada mulai melebar
d. Ukuran tubuh= Bhu dan dada melebar , tinggi dan berat badan
bertambah
e. Keringat= Lebih banyak dan bau
C. Kesehatan Alat- alat Reproduksi
Masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi kesehatan lat-alat
reproduksi ini menyentuh remaja perempuan juga remaja laki-laki.
Masalah-masalah yang dihadapi remaja perempuan antara lain adalah
payudara mengeluarkan cairan, benjolan pada payudara, masalah seputar
haid (nyeri haid yang tidak teratur), keputihan, dan infeksi saluran
reproduksi. Selain itu juga diajukan pertanyaan-pertanyaan, seputar siklus
haid, waktu terjadinya masa subur, masalah keperawanan dan masalah
jerawat. Masalah-masalah yang berkenaan dengan kesehatan alat-alat
reproduksi yang dihadapi oleh remaja laki-laki antara lain adalah masalah
bentuk dan ukuran penis, jumlah testis tidak lengkap dan hernia scrotalis.
Cara melakukan perawatan/ membersikan organ reproduksi, yaitu:
1. Perempuan
Setelah buang air kecil maupun besar bersihkan alat kelamin dari
depan ke belakang, jangan sering menggunakan antiseptik/cairan
pembunuh kuman, jangan menggunakan celana dalam ketat, ganti
celana basah apabila terasa basah, ganti celana dalam dua kali sehari
dan menggunakan menggunakan celana dalam yang mudah menyerap
keringan.
Apabila selam haid gunakanlah pembalut dan mengganti pembalut
setiap 4 jam sekali atau sesering mungkin mengganti.
2. Laki-laki
Membersihkan anus dan penis dengan air yang bersih setiap kali
buang air kecil maupun besar, mengganti celana dalam dua kali sehari
dan menggunakan celana dalam yang menyerap keringat dan tidak
menggunakan celana dalam ketat.
D. Bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain
Terdapat empat bagian daerah (zona) pribadi di tubuh yang tidak
boleh disentuh orang lain, hanya orang tua seperti ibu yang boleh lihat atau
menyentuhnya, empat bagian tersebut, yaitu :
1. Mulut
2. Dada
3. Bagian diantara kaki (alat kelamin)
4. Pantat
Apabila ada orang lain yang menyentuh bagian terlarang atau
memperlihatkan bagian tersebut kepada dirimu maka lakukanlah hal ini:

1. Berteriak “Jangan”/”Tidak”
2. Berlari minta tolong kepada orang yang dipercaya
3. Beritahu ke orang yang dipercaya seperti guru dan orangtua
4. Yakinkanlah orang itu sampai mendengarkanmu.
PENYAKIT KULIT ( SCABIES )

A. Pengertian Penyakit Scabies


Penyakit ini disebut juga kudis, the itch, penyakit ampera, gudig, budukan
dan gatal agogo. Scabies adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Sarcopies Scabiei Varian Homosis, yang penularannya terjadi secara
kontak langsung. Penyakit scabies banyak berjangkit di lingkungan yang
padat penduduknya, lingkungan kumuh, dan lingkungan dengan tingkat
kebersihan kurang.
B. Penyebab Scabies
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptese scabieiini
termasuk filum arthopoda, kelas arachnida, ordo ackarina, superfamili
sarcoptes. Pada manusia disebut sarcoptes scabieivar. Hominis. Secara
morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung
dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata.
Scabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi melalui kontak
fisik yang erat. Kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu
kamar 21C dengan kelembaban relatif 40%-80%. Kutu betina berukuran 0,4-
0,3 mm. Kutu jantan membuahi kutu betina dan kemudian mati. Kutu betina,
setelah impregnasi, akan menggali lobang kedalam epidermis kemudian
membentuk terowongan 1-5 mm/hari. Dua hari setelah fertilisasi, scabies
betina mulai mengeluarkan yang berkulit telur yang kemudian berkembang
melalui larva, nimpa, dan kemudian menjadi kutu dewasa dalam 10-14 hari.
Lama hidup kutu betina kira-kira 30 hari. Kemudian kutu mati diujung
terowongan. Terowongan lebih banyak terdapat di daerah yang berkulit tipis
dan tidak banyak mengandung folikel pilosebasea. Di dalam terowongan
inilah sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat te;ur tersebut
menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda. Akibat terowongan yang
digali sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel dilapisan kulit itu
penderita mengalami rasa gatal.
Kutu ini dapat membuat lubang-lubang dibawah permukaan kulit,
biasanya disela-sela antara jari dan pergelangan tangan atau dibagian depan
siku dan sekitar alat-alat kelamin dan sangat gatal. Penderita maunya
menggaruk-garuk terus bintil-bintil itu setiap waktu, dan bila kuku jari cukup
panjang maka kuku itu dapat menyebabkan luka. Maka garukan dari kuku
kotor tersebut akan menyebabkan infeksi kulit, selanjutnya akan timbul
gelembung-gelembung kecil seperti gudik atau bisul.
C. Tanda dan Gejala Scabies
Tanda dan gejala scabies secara umum:
1) Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2) Penyakit ini menyerang manusia misalnya dalam keluarga biasanya
seluruh anggota keluarga terkena infeksi.
3) Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rat panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau
vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf
(pustul,ekskoriosis dan lain-lain)
4) Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang
berwarna berwarna kemerhan dan terasa gatal. Gatal yang hebat terutama
pada malam hari sebelum tidur. Adanya tanda bintil (papula), bintil
bernanah (pustula), dan bekas garukan (ekskoriasi).
5) Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan gatal pada kulit
yang umumnya muncul di sela-sela jari, selangkangan dan lipatan paha,
dan muncul gelembung berair pada kulit.
D. Cara Penularan Scabies
1. Kontak langsung (kulit dengan kulit)
Misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan berhubungan seksual. Pada
orang dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan
pada anak-anak penularan didapatkan dari orang tua atau temannya.
2. Kontak tak langsung (melalui benda)
Misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian, handuk, sprei, bantal,
selimut dan lain-lain.
E. Pencegahan Scabies
Pencegahan scabies adalah menjaga kebersihan untuk membasmi scabies
seperti :
 Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun (Menjaga kebersihan
tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi parasit)
 Selalu bergantilah dengan pakaian bersih bila yang telah dipakai kotor
 Mencuci pakaian, handuk, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya
secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu
 Menjemur alat-alat tidur (bantal, kasur, guling miimal 2 minggu sekali)
 Handuk tidak boleh dipakai bersama
 Jagalah kuku tetap pendek dan bersih.
 Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.
 Cuci sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara merendam di
cairan antiseptik.
F. Penatalaksanaan Scabies
Penatalaksanaan scabies dibagi menjadi 2 bagian :
 Penatalaksanaan secara umum.
Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mandi
secara teratur setiap hari. Semua pakaian, sprei, dan handuk yang telah
digunakan harus dicuci secara teratur dan bila perlu direndam dengan air
panas. Demikian pula dengan anggota keluarga yang beresiko tinggi untuk
tertular, terutama bayi dan anak-anak, juga harus dijaga kebersihannya
dan untuk sementara waktu menghindari terjadinya kontak langsung.
Secara umum meningkatkan kebersihan lingkungan maupun perorangan
dan meningkatkan status gizinya. Beberapa syarat pengobatan yang harus
diperhatikan:
a) Semua anggota keluarga harus diperiksa dan semua harus diberi
pengobatan secara serentak.
b) Higiene perorangan : penderita harus mandi bersih, bila perlu
menggunakan sikat untuk menyikat badan. Sesudah mandi pakaian
yang akan dipakai harus disetrika.
c) Semua perlengkapan rumah tangga seperti bangku, sofa, sprei, bantal,
kasur, selimut harus dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari
selama beberapa jam.
 Penatalaksanaan secara khusus. Dengan menggunakan obat-obatan
(Djuanda, 2010), obat-obat anti scabies yang tersedia dalam bentuk
topikal antara lain:
a) Belerang endap (sulfur presipitatum) dalam bentuk salep atau krim.
b) Emulsi benzyl benzoat efektif terhadap semua stadium, diberikan
setiap malam selama 3 kali, obat ini sering memberi iritasi, dan
kadang-kadang gatal.
c) Gama benzena heksa klotida (gameksan) dalam bentuk krim dan
lotion, termasuk obat pilihan arena afektif terhadap semua stadium,
jarang memberikan iritasi.
d) Krokamiton dalam bentuk lotion atau krim sebagai antiscabies dan
antigatal. Harus dijuhkan dari mata, mulut,dan uretra. Digunakan
selama 2 malam berturut-turut
e) Krim permetrin obat krim yang paling efektif membunuh scabies
f) Pemberian antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder
misalnya bernanah.
G. Komplikasi Scabies
Bila scabies tidak diobati selam berbulan-bulan atau berminggu-minggu,
dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo,
ektima,selutis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang
diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi ginjal yaitu
glomerolusnefritis.

Anda mungkin juga menyukai