KELOMPOK VI KELAS IV A
Rosa Delika
Wildan Hafzi
Yoga Auderta
Yunasri
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas bimbingan dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum mata kuliah
Pengetahuan Bahan Pakan dan Formulasi Rnsum.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen mata kuliah pengetahuan bahan
pakan dan formulasi ransum, karena telah memberikan kesempatan bagi kami
untuk membahas materi praktikum ini, dan juga ucapan terima kasih yang sama
kepada Dosen Karena selalu memberikan dukungan serta motivasi yang
membangun kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kemudian kami juga mengucapkan terima kasih kepada suluruh asisten praktikum
yang membantu kelancaran pelaksanaan praktikum, serta teman-teman karena
telah mendukung kami.
Laporan praktikum ini kami susun agar pembaca lebih memahami jenis-
jenis bahan baku penyusun ransum serta bagaimana cara pengujian bahan baku
pakan dan bahan pakan komersil. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan
pada laporan ini.
Hormat Kami
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan pakan adalah segala sesuatu yg dapat dimakan oleh ternak dan
tidak dapat mengganggu kesehatan bagi ternak yang mengkonsumsinya.
Mengenali bahan pakan adalah sebagai bahan pakan adalah sebagai
kewajiban bagi setiap mahasiswa yang menuntut ilmu dibidang peternakan.
1
kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan ternak, dan
peningkatan kualitas kesehatan ternak.
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi ternak.
Oleh karena itu agar dapat disebut sebagai bahan pakan maka harus memenuhi
semua persyaratan tersebut, sedang yang dimaksud dengan pakan adalah bahan
yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik secara keseluruhan atau sebagian
dan tidak menimbulkan keracunan atau tidak mengganggu kesehatan ternak
yang mengkonsumsinya (Kamal, 1998) dalam (Subekti 2009).
Hijauan segar ialah makanan yang berasal dari hijauan yang diberikan
dalam bentuk segar. Termasuk hijauan segar ialah rumput segar, leguminosa
segar dan silage. Hijauan kering ialah makanan yang berasal dari hijauan yang
sengaja dikeringkan (hay) ataupun jerami kering (AAK, 1983).
3
energi,protein,lemak,dan vitamin.Semua jenis bahan pakan untuk ternak
tentulah sangat bermamafaat untuk ternak (Urip Santoso, 2003).
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak
dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia)
maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya
terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian
/ jenis kacang-kacangan (Anonim, 2009).
4
(Suprijatna, 2005). Bahan pakan sumber energi bukan merupakan sumber zat
makanan tetapi energi yang dihasilkan dari proses metabolis zat makanan
organik yang terdiri karbohidrat, lemak dan protei (Wahju, 1997).
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Pertemuan ke-I :
6
Kemudian hasil dari pengematan yang dilakukan di tuliskan pada
borang yang telah disediakan pada panduan praktikum.
Pertemuan Ke-II :
7
BAB IV
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat
dicerna sebagian atau sepenuhnya, dapat di absorpsi dan bermanfaat bagi
ternak. oleh karena itu agar dapat disebut sebagai bahan pakan maka harus
memenuhi semua persyaratan tersebut, sedangkan yanga dimaksud dengan
pakan adalah satu atau campuran lebih dari satu macam bahan. Pakan
hijauan adlah semua bahan makanan ternak yang berasal dari hijauan dan
bahan lain yang mengandung serat kasar tinggi.
Bahan pakan yang tinggi kandungan serat kasar : rofase, dan terbagi
menjadi dua jenis yaitu herbase yaitu bagian tanaman yang hijau
dan masih segar, dan forase yaitu bagian hijauan tanaman yang
masih segar yang dipanen untuk makanan ternak.
Bahan pakan yang rendah kandungan serat kasar : konsentrat yaitu
bahan pakan yang rendah kadar serat kasar tapi tinggi kadar nutrisi
yang lain seperti protein, lemak dan BETN.
8
Dari praktikum pengamatan bahan baku penyusun ransum yang
telah dilaksanakan pada tanggal 6 juni 2015 di peroleh hasil sebagai
berikut :
Dari tabel hasil praktikum diatas bahwa ampas tebu, bungkil inti sawit,
kulit kopi, onggok, gaplek, ampas sagu adalh bahan baku penyusun ransum
sumber energi. Bahan baku sumber energi itu sendiri meliputi berbagai bahan
pakan dengan kandungan PK < 20%, SK <18%, dinding sel <35% dalam BK,
termasuk juga sumber energi yang telah mengalami fermentasi. Hal ini sesuai
dengan teori Sembiring (2001) yang menyatakan bahwa bahan pakan sumber
energi yang utama adalah bahan pakan yang kandungan utamanya berupa
karbohidrat yang mana lebih mudah ditebolisme daripada energi yang berasal
dari lemak.
9
daripada gaplek akan tetapi kadar HCN tepung ubi kayu lebih tinggi daripada
onggok. Penggunaan onggok dalam ransum unggas paling tinggi 5% dari
ransum, untuk babi 25-30% dan untuk ruminansia 40% dari ransum.
10
Tepung ikan merupakan sumber protein utama bagi unggas, karena
bahan makanan tersebut mengandung semua asam-asam amino yang
dibutuhkan ayam dalam jumlah cukup dan teristemewa merupakan sumber
lisin dan methionin yang baik.Penggunaan tepung ikan dalam ransum unggas
seringkali harus dibatasi untuk mencegah bau ikan yang meresap ke dalam
daging atau telur.Tepung ikan merupakan bahan pakan sumber protein hewani
yang mudah didapat tetapi merupakan bahan pakan yang penting karena
mempunyai kandungan protein yang lebih baik daripada sumber protein yang
berasal dari nabati.Hal ini sesuai dengan teori Nurhayati (2008) yang
menyatakan tepung ikan merupakan bahan pakan sumber protein yang paling
baik dibandingkan dengan bahan yang lainnya
Menurut Antan (2002) Pakan sumber protein yang baik adalah yang
berasal dari tumbuhan seperti bungkil dan bakatul, juga yang berasal dari
hewani seperti tepung ikan.
11
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
jerami kering masuk kedalam kelas hiajuan kering yang memiliki kandungan
serat kasar >18% dan kandungan dinding sel > 35%.
g) Bahan Aditif
12
Starbio Kecoklatan Halus Seperti tepung
13
Alat bantu utama yang digunakan dalam pengenalan dan pengujian ini
dapat berupa stereomikroskop atau kaca pembesar. Penggunaan alat
bantu ini digunakan apabila dengan indra penglihatan menemui
kesukaran atau hambatan, misalnya untuk berbagai bahan pakan yang
ukuran partikelnya diatas 20 mesh.
2. Pengujian fisik kuantitatif
a) Kacang kedelai
Biji kedelai mengandung zat penghambat protease yang bila bergabung
dengan trypsin akan membentuk senyawa kompleks yang tidak aktif.
Penghambat ini dapat menyebabkan hipertropy pada pancreas. Mode aksi
dari penghambat ini adalah dihambatnya sekresi enzym pancreas.
Perlakuan pemanasan padatemperatur yang tepat (250oF selama 2.5 - 3.5
menit) dapat menghancurkan bahan ini. Anti vitamin B -12 merupakan
cara yang terbaik untuk menanggulangi masalah ini. Goitrogens
merupakan bahan yang menghampbat penyrapan yodium.
Secara kualitatif kualitas tepung kedele dapat diuji dengan
menggunakan bulk density ataupun uji apung. Bulk density tepung kedelai
tidak dikuliti yang baik adalah 642.3 g/l. Makin banyak bahan yang
mengambang pada uji apung menandakan, makin banyak biji yang rusak
yang terdapat pada biji kedele tersebut. Selain itu uji organoleptik seperti
tekstur, rasa, warna dan bau dapat dipakai untuk mengetahui kualitas
tepung kedele yang baik. Tepung kedelai mengandung protein yang tinggi
14
dibandingkan dengan bijian lainnya yang umum dipakai untuk pakan.
Kandungan protein kasar rata-rata tepung kedele adalah 37.9%.
Tepung kedele juga tinggi kandungan lemaknya (18%) dan rendah
kandungan serat kasarnya (5%). TDN tepung kedele lebih tinggi dari
jagung. Hal ini dapat dimengerti karena tingginya kadar lemak pada
kedele. Varietas kedele hitam mengandung lemak yang lebih rendah dari
varietas kuning.Kedele agak rendak kandungan Ca (0.25%). Kandungan
phospor kedele juga randah (0.59) bila dibandingkan dengan kandungan
phospor pada bungkil kapas dan gandum. Seperti halnyabijian lainnya,
kedele defisiensi vitamin D dan tidak mengandung caroten. Walaupun
kedele mengandung riboflavin yang rendah, kandungan ini masih lebih
tinggi dari jagung dan oat.
b) Jagung pipilan
15
organoleptik seperti tekstur, rasa, warna, dan bau dapat dipakai untuk
mengetahui kualitas jagung yang baik.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum materi dua cara pengujian bahan baku akan dan pakan
komersil secara kualitatif ada tiga cara secara fisik, kimia, dan biologi.
Secara fisik ada dua cara yaitu dengan menggunakan alat inderra tanpa alat
bantu dan mengguakan alat indra dengan alat bantu. Kemudian pengjian
bahan pakan dan pakan komersil dilakukan denga cara pengujian
kuantitatif yaitu untuk melihat ada tidak nya bahan palsuan dan tingkat
kerusakan biji dan sebagainya.
5.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18