Anda di halaman 1dari 4

4.2.

2 Tambahan untuk Momentum Sudut

Andaikan sekarang kita memiliki partikel dengan dua spin ½ -- sebagai contoh,
elektron dan proton yang berada dalam keadaan dasar dari spektrum atom hidrogen. Masing-
masing partikel tersebut memiliki spin atas dan spin bawah, dengan demikian, ada empat
kemungkinan spin, yaitu:

Dengan panah pertama merupakan spin untuk elektron dan panah kedua merupakan spin
untuk proton. Pertanyaannya: Berapa momentum sudut total dari suatu atom? Andaikan:

Masing-masing dari empat keadaan komposit adalah sebuah keadaan eigen SZ—komponen z
sederhananya ditambahkan sebagai berikut:

[Perhatikan bahwa S(1) akan bekerja hanya untuk X1, dan S(2) hanya bekerja pada X2]. Dengan
demikian, m (bilangan kuantum untuk sistem komposit) akan bernilai m1 + m2 sebagai
berikut:

Saat melihat sekilas, tidak terlihat bahwa hal ini benar: m diandaikan berada pada langkah
yang lebih maju, dari – s menuju + s. Dengan demikian, akan muncul bahwa s = 1—namun
ada keadaan ekstra untuk m. Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan
menggunakan operator turun S_ = S(1)_ pada keadaan ↑↑, dengan menggunakan persamaan
4.143:

Ada tiga keadaan dengan s = 1, yaitu:


(Untuk mengecek hasilnya, gunakan operator turun |1 0>). Hal ini disebut kombinasi triplet.
Dengan demikian, keadaan orthogonal dengan m = 0, s = 0.

(Jika anda menggunakan operator naik atau operator turun, hasilnya akan bernilai nol, lihat
Problem 4.35).
Saya kemudian menganggap bahwa kombinasi dari partikel dengan dua spin – ½
dapat menghasilkan total 1 atau nol, bergantung pada apakah mereka memenuhi konfigurasi
triplet atau singlet. Untuk mengonfirmasi hal ini, saya perlu membuktikan bahwa keadaan
tripletnya adalah vektor eigen dari S dengan nilai eigen 2ℏ2 serta keadaan singletnya adalah
vektor eigen dari S2 dengan nilai eigen 0. Dengan demikian:

Dengan menggunakan persamaan 4.142 dan 4.145, kita dapatkan:

Sama halnya,

Hal ini membuktikan bahwa:

Dan

Jika kita kembalikan ke persamaan 4.179 (dan juga kembali menggunakan persamaan 4.142),
dapat kita simpulkan bahwa:
Dengan demikian, |1 0> merupakan suatu keadaan eigen dari S2 dengan nilai eigen 2ℏ2, dan

Dengan demikian, |0 0> adalah keadaan eigen untuk S2 dengan nilai eigen 2ℏ2 .
Apa yang telah kita lakukan (mengombinasikan spin ½ dengan spin ½ untuk
mendapatkan spin 1 dan spin 0) adalah contoh yang paling sederhana dari suatu masalah yang
lebih besar: jika anda mengombinasikan spin s1 dengan s2, berapa spin total yang didapat?
Jawabannya adalah anda mendapatkan setiap spin dari (s1 + s2) ke bawah menuju (s1 – s2) –
atau (s2 – s1), jika s2 > s1, integernya menjadi:

(total spin terbesar akan didapat ketika spin –spin individu saling paralel satu sama lain dan
total spin terkecil ketika spin-spin individu saling antiparalel satu sama lain). Sebagai contoh,
jika kita satukan suatu partikel dengan spin 3/2 dan partikel dengan spin 2, kita akan dapatkan
total spin sebesar 7/2, 5/2, 3/2, atau ½, bergantung pada konfigurasinya. Contoh lain: jika
suatu atom hidrogen berada pada keadaan 𝜓𝑛𝑙𝑚 , momentum sudut bersih dari elektron
(ditambah dengan spin orbitalnya) adalah l + ½ atau l – 1/2; jika yang digunakan adalah spin
proton, maka bilangan kuantum untuk momentum sudut total atom adalah l + 1, l, atau l – 1
(dan l bisa didapatkan dengan dua cara berbeda, bergantung pada apakah elektron itu sendiri
berada pada l + 1/2 atau l – 1/2.
Keadaan partikuler dari keadaan |s m> dengan spin total s dan komponen z m akan
merupakan beberapa kombinasi linier dari keadaan komposit |s1 m1 > s2 m2>:

(karena kita menambahkan komponen z, maka satu-satunya keadaan komposit yang


berkontribusi adalah m1 + m2 = m). Persamaan 4.177 dan 4.178 merupakan kasus khusus dari
𝑠 𝑠2 𝑠
bentuk umumnya, dengan s1 = s2 = ½. Konstanta 𝐶𝑚11 𝑚 2𝑚
disebut koefisien Clebsch-
Gordan. Sebagai contoh, kolom yang diwarnai dari 2 x 1 menunjukkan bahwa:

Jika dua partikel (dengan spin 2 dan spin 1) berada pada keadaan diam dalam sebuah kotak,
dan spinnya adalah 2, serta komponen z bernilai 1, kemudian suatu pengukuran dari Sz(1)
dapat kembali menjadi 2ℏ (dengan peluang 1/3) atau ℏ (dengan peluang 1/6) atau 0 (dengan
peluang ½).
Tabel-tabel ini juga berguna untuk cara berikut ini:
Sebagai contoh, baris yang diwarnai pada tabel 3/2 x 1 adalah:

Jika anda tempatkan partikel-partikel dengan spin 3/2 dan spin 1 di dalam sebuah kotak, dan
diketahui bahwa partikel pertama memiliki m1 = ½ dan partikel kedua memiliki m2 = 0
(sehingga m bernilai ½), dan kita ukur spin total s, kita akan dapatkan 5/2 (dengan peluang
3/5), atau 3/2 (dengan peluang 1/15), atau ½ (dengan peluang 1/3). Lagi, jumlah keseluruhan
peluangnya adalah 1.

Anda mungkin juga menyukai