Proposal Kegiatan Penyuluhan
Proposal Kegiatan Penyuluhan
A. Latar Belakang
Terjadinya bencana gempa di Lombok berdampak pada menurunnya kualitas
hidup masyarakat setempat, salah satunya adalah terkait dengan kesehatan. Masalah
kesehatan merupakan dampak utama yang muncul pada kondisi pasca bencana.
Timbulnya masalah kesehatan antara lain berawal dari minimnya air bersih dan buruknya
sanitasi lingkungan, yang merupakan pintu awal penyebab terjadinya berbagai jenis
penyakit menular (Widayatun, 2013).
Penyakit menular yang sering muncul pasca terjadinya bencana adalah diare,
campak, pneumonia, malaria dan penyakit menular lain spesifik lokal (Khambali, 2017:
102). Pada umumnya, penyakit menular yang muncul pasca bencana merupakan penyakit
endemis di wilayah itu. Lombok merupakan salah satu daerah endemis malaria. Pasca
bencana gempa bumi, kasus penyebaran penyakit malaria mengalami peningkatan di
Lombok, khususnya di Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Gunungsari. Data terakhir
menyebutkan bahwa 137 orang terinfeksi malaria, termasuk ibu hamil dan anak-anak
(The Jakarta Post, 15 September 2018; msn.com, 16 September 2017). Terkait
peningkatan kasus tersebut, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menetapkan kasus
malaria sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di tingkat Kecamatan Gunungsari (Riauone.
com, 15 September 2018). Penularan penyakit pada populasi yang terkena bencana
biasanya lebih tinggi dibandingkan populasi normal, sehingga menyebabkan jumlah
orang yang terinfeksi lebih banyak.
Melihat kondisi tersebut, berbagai upaya preventif perlu terus dilakukan, sehingga
kasus malaria tidak menyebar ke kabupaten lainnya dan menimbulkan dampak yang lebih
besar, terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak. Patut disadari
bahwa penyebaran malaria pasca bencana lebih cepat dibandingkan dengan kondisi
normal. Tulisan ini akan mengulas penyebaran penyakit malaria pasca bencana di
Lombok serta upaya penanggulangan yang telah dan akan dilakukan pemerintah..
Penyebaran penyakit malaria pasca bencana, sebelum terjadi gempa Lombok
merupakan daerah endemis malaria,sehingga vector penyebab malaria sudah ada di sana.
Berdasarkan data Kemenkes tahun 2013 disebutkan bahwa prevalensi malaria di wilayah
tersebut di atas prevalensi Nasional yaitu sebesar 9%. Menurut laporan profil kesehatan
Nusa Tenggara Barat Tahun 2017, kasus malaria terbanyak terdapat di Kabupaten
Lombok Barat sebesar 268 kasus.
Pasca bencana, Wilayah Lombok menjadi lebih rentan terserang penyakit malaria.
Bencana telah menyebabkan kerusakan pada infrastruktur. Pada kondisi pasca bencana di
Lombok, kondisi jalanan mengalami kerusakan. Banyak jalan berlubang yang apabila
lubang tersebut berisi air, maka dapat menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk.
Populasi nyamuk meningkat, lebih banyak dari kondisi biasanya. Selain jalan, fasilitas
kesehatan (faskes) juga banyak mengalami kerusakan. Per 14 Agustus 2018, Dinas
Kesehatan Provinsi NTB mencatat kerusakan faskes di Lombok akibat bencana gempa,
yaitu: sebanyak 37 faskes rusak ringan, 67 faskes rusak sedang, dan 56 faskes rusak berat
(dinkes.ntbprov. go.id, 18 September 2018). Kondisi seperti ini menyebabkan buruknya
akses terhadap pelayanan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan risiko penularan
penyakit malaria.
Faktor lain yang ikut meningkatkan risiko penularan penyakit malaria pasca
bencana adalah menurunnya daya tahan tubuh seseorang, karena kondisi lingkungan yang
buruk serta kurangnya konsumsi minuman dan makanan yang higienis dan bergizi. Daya
tahan tubuh yang lemah menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit. Kondisi
tempat pengungsian yang padat, terisi oleh pengungsi dari beragam latar belakang serta
usia, semakin mempermudah penyebaran penyakit menular seperti malaria. Tidak hanya
karena kondisi yang padat, aktivitas pengungsi yang lebih banyak di luar ruangan
menyebabkan nyamuk malaria lebih mudah menggigit.
Kasus malaria pertama pasca bencana terjadi di Kecamatan Gunungsari.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, terdapat 103 orang
positif terkena malaria yang wilayah penyebarannya sampai 28 dusun, 10 desa dan 4
wilayah kerja puskesmas (News.okezone.com, 08 September 2018). Kasus tersebut terus
meningkat. Per 13 September 2018, tercatat sebanyak 128 orang terinfeksi malaria,
termasuk ibu hamil, 2 bayi dan 2 anak di 4 wilayah. Data terakhir menyebutkan,
sebanyak 137 orang telah terinfeksi malaria (The Jakarta Post, 15 September 2018;
msn.com, 16 September 2018).
Kasus malaria di daerah meninting juga mengalami peningkatanyang sangat
signifikan, data dari puskesmas meninting tahun 2017 yang terkena malaria sebanyak 126
orang, pada tahun 2018pasca bencana tercatat 170 orang terjadi peningkatan yg
signifikandi bulan September tercatat 41 orang yg terdeteksi, dan terjadi penurunan pada
tahun 2019 data terakhir tercatat sebanyak 40 orang saja yang terrkena malarian.
B. Tujuan
1. Tujuan Istruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan masyarakat mengetahui cara
pencegahan malaria, pentingnya konsumsi obat dan cara penggunaan kelambu
2. Tujuan instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan masyarakat mampu :
a. Menjelaskan Pengertian malaria
b. Menjelaskan penyebab malaria
c. Menjelaskan tanda dan gejala malaria
d. Menjelaskan pencegahan malaria
e. Menjelaskan Penatalaksaan malaria
f. Menjelaskan manfaat kepatuhan minum obat
g. Menjelaskan Pentingnya penggunaan kelambu dan cara penggunaannya
C. Nama Kegiatan
Penyuluhan peningkatan kesadaran terhadap kepatuhan minum obat dan penggunaan
kelambu dan cara merawat kelambu
D. Peserta
Jumlah peserta lebih kurang 30 orang warga dusun Penanggak
E. Langkah pencapian tujuan
1. Tahap persiapanMembentuk kepanitiaan kegiatan
a. Melakukan koordinasi untuk menetukan waktu pelaksanaan pertemuan.
b. Menyusun proposal (preplanning).
c. Melakukan proses bimbingan pelaksanaan kegiatan.
2. Tahap- tahap pelaksanaan.
a. Tempat : rumah kader Penanggak
b. Waktu
Hari : Rabu
Tanggal : 27 November 2019
Pukul : 15.30 – 16.10 wita
c. Pelaksana :
1. Seluruh mahasiswa kelompok II Prodi S1 keperawatan STIkes yarsi mataram
2. Dosen pembimbing Prodi Keperawatan bencana
d. Strategi atau langkah pelaksanaan
1. Kegiatan :
a. Kegiatan pendahuluan : perkenalan dan penjelasan tujuan pelaksanaan
kegiatan Penyuluhan peningkatan kesadaran terhadap kepatuhan minum
obat dan penggunaan kelambu dan cara merawat kelambu
b. Kegiatan inti : penyampaian materi, tanya jawab dan praktek langsung
tentang Penyuluhan peningkatan kesadaran terhadap kepatuhan minum
obat dan penggunaan kelambu dan cara merawat kelambu
c. Kegiatan penutup : penarikan kesimpulan tentang Penyuluhan peningkatan
kesadaran terhadap kepatuhan minum obat dan penggunaan kelambu dan
cara merawat kelambu
2. Metode : ceramah, LCD dan tanya jawab
3. Media : laptop, LCD dan leaflet materi penyuluhan
e. Evaluasi
1. Proses pelaksanaan
Aspek-aspek yang dinilai selama penyuluhan :
a. Penilaian untuk mengetahui proses penyelenggaraan penyuluhan.
b. Komponen yang dinilai :
1. Penerimaan panitia
2. Penyediaan materi penyuluhan
3. Penyediaan ruang
4. Penyediaan alat bantuan
5. Bantuan panitia dalam menyelesaikan masalah
6. Kegunaan materi penyuluhan
2. Peserta
a. Penilaian untuk mengetahui tingkat penyerapan materi oleh peserta
penyuluhan
1. Kemampuan peserta menerima materi
2. Sikap : penilaian tentang sikap perlu ada sistem penilaian yang
dilakukan terus menerus selama berlangsungnya penyuluhan
3. Kesimpulan diberikan melalui diskusi pada akhir penyuluhan oleh
pembimbing atau pengajar yang memberikan penilaian
4. Disiplin : kehadiran semua perserta dalam kegiatan sesuai jadwal
yang lelah ditentukan . melaksanakan kegiatan kegiatan tepat waktu.
5. Kerja sama :
a. Pembimbing peserta dapat menerima pendapat atau saran dan
kritik peserta lain atau penyelenggara
b. Pembimbing peserta mampu memberikan bantuan apabila
diperlukan oleh kelompok dan lingkungannya
6. Prakarsa :
a. Menunjukan inisiatif dan kreatifitas, misalnya dalam
memanfaatkan waktu luang.
b. Mampu mengajukan saran yang bermanfaat bagi tercapainya
tujuan penyuluhan
7. Kepemimpinan
a. Mampu diteladani oleh orang lain dalam sikap dan perilaku sehari
hari
b. Menunjukan tanggung jawab sesuai dengan perannya
c. Kemampuan warga untuk memperagakan tentang materi yang
diberikan.
F. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Malaria
2. Penyebab Malaria
3. Tanda dan Gejala Malaria
4. Penatalaksanaan Malaria
5. Kepatuhan minum obat
6. Cara penggunaan kelambu
7. Cara merawat kelambu
G. Waktu Dan Tempat
Hari : Rabu
Waktu : 15.30 – 16.10 wita
Tanggal : 27November 2019
Tempat : Rumah Kader penanggak
H. Agenda Acara
Terlampir
I. Susunan Penitia
Terlampir
J. Penutup
Demikian proposal ini kami sampaikan dengan harapan dapat di jadikan sebagai acuan
dalam pelaksanaannya sehingga kegiatan penyuluhan ini sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
KEGIATAN ACARA
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit Pembukaan :
Mendengarkan
Menjelaskan tujuan pembelajaran
dan
memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
Materi :
Pengertian malaria
penyebab malaria
tanda dan gejala malaria
pencegahan malaria
Penatalaksaan malaria
Kepatuhan minum obat
Cara penggunaan obat
10 menit
Melihat dan
Demonstrasi : menyimak
3. 5 menit Evaluasi :
4. 2 menit Penutup :
A. MALARIA
1. Pengertian Malaria
Malaria adalah Penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan dapat
menyerang semua orang, baik laki-laki ataupun perempuan, pada semua umur dari
bayi, anak-anak sampai orang dewasa.
Hanya Anopheles betina yang menghisap darah dan membawa Sporozoit Plasmodium
dalam kelenjar ludahnya yang menyebabkan Malaria.
2. Penyebab dan Jenis Malaria
Penyebab malaria adalah dari genus plasmodium family plasmodiidae dari ordo
Coccdiiae penyebab malaria di Indonesia sampai saat ini digolongkan menjadi lima
plasmodium ,yaitu :
a. Malaria Tropika : disebabkan oleh Plasmodium falcifarum
b. Malaria Tertiana : disebabkan oleh Plasmodium vivax
c. Malaria Quartana : disebabkan oleh Plasmodium malariae
d. Malaria Ovale : disebabkan oleh Plasmodium ovale
e. Malaria Knowlesi : disebabkan oleh Plasmodium Knowlesi
Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat dibedakan berdasarkan Penyebabnya :
3. Jenis-jenis Malaria
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis
plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :
a. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling
berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia
yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria
tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium
falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3
diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2
kromatin inti (Double Chromatin). Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:
Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi
Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang
mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan
endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal.
Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi
tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black
Water Fever).
b. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan
Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru.
Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang
mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-
10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/rossete. Bentuk gametosit sangat
mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil. Ciri-ciri demam tiga hari sekali
setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada kepala dan punggung, mual,
pembesaran limpa, dan malaise umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun
dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya.
Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia,
tanpa uremia dan hipertensi.
c. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium
malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di
tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit
yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated.
Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria
disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode
laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari
10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.
d. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit
muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan
plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubah
menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen kuning
tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit,
kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejalamalaria jenis ini secara periodik 48
jam dengan gejala klasik trias malariadan mengakibatkan demam berkala 4 hari
sekali dengan puncak demam setiap 72 jam. Dari semua jenis malaria dan jenis
plasmodium yang menyerang system tubuh, malaria tropika merupakan malaria
yang paling berat ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali,
parasitemis yang banyak, dan sering terjadinya komplikasi.
e. Plasmodium Knowlesi
Ini adalah parasite dari genus plasmodium yang secara alami menginfeksi
monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis) Prasit ini banyak di temui di Asia
Tenggara dan sudah menyerang Manusia.
D. Penggunaan Kelambu
1. Cara Pemakaian Kelambu
Agar kelambu berinsektisida dapat efektif mencegah gigitan nyamuk, maka dalam
pemakaian kelambu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kelambu berinsektisida yang baru saja dikeluarkan dari bungkusnya, sebelum
dipakai sebaiknya diangin-anginkan dahulu di tempat yang teduh dengan cara
menggantungkan kelambu tersebut pada tali sampai baunya hilang (selama sehari
semalam)
b. Kelambu dipasang dengan mengikat ke empat tali kelambu pada tiang tempat
tidur atau pada paku di dinding. Pada saat tidur dalam kelambu, seluruh ujung
bawah kelambu dimasukkan ke bawah kasur/matras sehingga tidak ada
kemungkinan nyamuk masuk ke dalam kelambu.
c. Kelambu digunakan waktu tidur setiap malam sepanjang tahun, tidak hanya pada
saat nyamuk mengganggu atau dianggap tidak ada nyamuk.
d. Kelambu dirawat dengan baik agar tidak cepat robek, maka pada siang hari
kelambu diikat/digulung
e. Jika kelambu berinsektisida sudah tidak efektif lagi setelah setahun, hubungi
petugas puskesmas atau kader setempat yang sudah terlatih untuk dilakukan
pencelupan ulang.
f. Jangan merokok atau menyalakan api di dalam atau dekat dengan kelambu karena
kelambu mudah terbakar.
2. Cara Pencelupan Ulang Insektisida
a. Mengukur kebutuhan air untuk mencelup kelambu:
1. Kelambu katun: 30 ml/m2
2. Kelambu nilon : 15 ml/m2
3. Kelambu polyester atau polyethylene : 20 ml/m2
b. Mencelup kelambu dalam larutan insektisida.
c. Masukan kelambu ke dalam kantung plastik (ukuran 60×45 cm), tebal 0,4 mm.
d. Insektisida yang telah dilarutkan dalam air (volumenya sesuai luas dan bahan
kelambu), dituangkan perlahan-lahan ke dalam kantung plastik tersebut.
e. Keluarkan udara dalam kantung plastik dengan menekan secara perlahan-lahan
kemudian ujung kantung plastik diikat dengan tali rafia.
f. Kelambu di dalam kantung plastik ditekan-tekan/diremas-remas hingga semua
larutan insektisida terserap oleh kelambu.
3. Mengeringkan Kelambu
a. Kelambu yang telah menyerap larutan insektisida secara merata, dikeluarkan dan
diletakkan di atas kantung plastik pencelupnya, kemudian kelambu dibiarkan
sampai kering di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari langsung).
b. Tidak boleh mengeringkan kelambu yang baru dicelup dengan cara menggantung
pada tali dan menjemur langsung di bawah sinar matahari.
KELOMPOK II
NAMA ANGGOTA
1. Ririn Kurnia
2. Mus Mulyadin
3. Nia Usnia
4. Sri Mulia
5. Siti Assuaroh Soleha
6. Meilawati
7. Melisa Dewi Utami
8. Nadia Nur Setiahati
9. Nur Wahida Sarma Ningsih
10. Ni Luh Santini
11. Rani Yulianti
12. Reni Yulianti
13. Rian Firda Yanti
14. Rini Andriani
15. Rinulia Andisfa
16. Sahratul Aini
17. Sri Nahniatinnissa
18. Tita Rosa Anggriani
19. Titin Fitriani
20. Widiawati
21. Yuni Kartina
22. Yulianita
23. Yandi Cahyadi Amni
24. Ade Komala Sribulan