Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENCERNAAN

DISUSUN OLEH :

1. LEONARDUS NALDO POJU


2. MANARUL ILMI
3. MOHAMMAD NOOR TAUFIK
4. MUH. MIFTAHUL IRWANSYAH
5. MUHAMMAD ABDURROZZAK
6. MUHAMMAD FAKHRI RUSIDY
7. MUHAMMAD HENDI FEBRIANSYAH
8. MUHAMMAD SYAIFUL ANAM
9. NURUL WACHIDAH
10.RAHMAT REFALDO
11.ROZAQ TRIYULIANTO
12.REGA KURNIAWAN
13.SHANDY AKBAR ROMADHONI
14.SULISTYAWATI
15.TYAN ADE PRATAMA
16.USTA SASMITA
17. WISNU TERANG KITA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Pencernaan adalah proses perubahan atau pemecahan zat
makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Sistem
pencernaan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Pencernaan Mekanis, yaitu pencernaan makanan secara fisik,
mengubah bentuk kasar menjadi halus, seperti mengunyah,
menggiling, mengaduk, menekan, maupun melumatkan.
2. Pencernaan Kimiawi atau Enzimatis, yaitu pengubahan zat makanan
dengan bantuan enzim pencernaan
3. Pencernaan Biologis, yaitu pencernaan yang memanfaatkan kerjasama
yang menguntungkan dengan mikroba

Sedangkan menurut tempat terjadinya, pencernaan dibagi menjadi dua,


yaitu :

1. Pencernaan Intrasel, yaitu pencernaan yang terjadi di dalam sel


2. Pencernaan Ekstrasel, yaitu pencernaan yang terjadi di luar sel atau
melalui saluran pencernaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diat kami akan merumuskan masalah


yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :

1. Sistem Pencernaan pada manusia


2. Proses pencernaan makanan

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari sistem pencernaan
2. Untuk mengetahui fungsi dari sistem pencernaan
3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
4. Untuk mengetahui cara kerja serta manfaat dari masing-masing organ
pencernaan
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, merubahnya
menjadi energi dan menegeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya
sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang
saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.
Selanjutnya adalah proses penyerapan sari – sari makanan yang terjadi di
dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui
anus. Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan organ pencernaan
dibantu oleh enzim dan hormon yang prosesnya berbeda tiap organ dan
mempunyai fungsi masing-masing.
Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri
dari proses pencernaaan mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan
dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung dan proses
pencernaan kimiawi yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-
enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar
menjadi molekul yang berukuran kecil. Setiap organ dalam sistem
pencernaan manusia memiliki peranan penting dengan fungsi yang
berbeda-beda, misalnya mulut sebagai pintu masuk makanan dimana
makanan akan dikunyah secara mekanik oleh gigi dengan unsur kimiawi
yang dimiliki oleh lidah yang mengandung enzim amylase ( Ptyalin ) akan
mempermudah proses sistem pencernaan manusia dengan menghancurkan
makanan menjadi serpihan yang lebih kecil, pada tahap berikutnya
menuju lambung disini makanan akan dipecah kembali dan diproses
menjadi zat-zat gizi yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus dan
sirkulasi darah.

Fungsi utama system ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan
elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi.
Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses –
proses berikut :

1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.


2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh
gigi.
3. Peristaltik adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi
molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat – zat sisa yang tidak tercerna.
B. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia

1. Mulut ( Oris )

Mulut merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang


terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu
ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi, dan bagian rongga mulut atau
bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang
maksilaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung
dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis,
di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir,
selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung
akhir saraf sensoris. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu
dalam proses pencernaan, yaitu: bibir, gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air
liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami pencernaan
secara mekanik dan kimiawi.

Dimana gigi berfungsi untuk mengunyah makanan, pemecahan


partikel besar menjadi partikel kecil yang dapat ditelan tanpa
menimbulkan terdesak. Proses ini merupakan proses mekanik pertama
yang dialami makanan pada waktu melalui saluran pencernaan sehingga
makanan menjadi halus. Dan lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di
dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan ( proses
penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang
dapat merasakan manis, asin, pahit dan asam.

Sedangkan kelenjar ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan


makanan. Selain itu, lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas,
dingin, asam, dan basa. Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ).
Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang
mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana (
maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya.
Enzim ptialin bekerja dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.

Proses penelanan makanan contohnya lidah terangkat sehingga


menelan makanan yang telah kita kunyah kelangit-langit lunak ( tekak ).
Langit-langit lunak terangkat, menutup rongga hidung, sedangkan lidah
tetap menekan langit-langit dan menutup rongga mulut. Epiglotes
terangkat menutup lubang ke arah saluran pernapasan.
2. Faring

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan


kerongkongan (osofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak
persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang
rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Ke atas
bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
lubang bernama koana.

Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan


perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari atas tiga bagian

1. Bagian superior: bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian superior
disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga.
2. Bagian media: bagian yang sama tinggi dengan mulut, bagian media
disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah
3. bagian inferior: bagian yang sama tinggi dengan faring, bagian inferior
disebut laringofaring yaitu pangkal lidah yang menghubungkan tekak
dengan tenggorokkan (trakea).

Menelan (Deglutisio) disaat Jalan udara dan jalan makanan pada


faring terjadi penyilangan. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke
leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari
jalan nafas dan di depan dari ruas tulang belakang. Makanan
melewati epiglotis lateral melalui ressus piriformis masuk
keosofagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan
mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama
jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah
kontraksi secara bersamaan.

3. Esofagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,


panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di
bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar; Lapisan selaput
lender (mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan
lapisan otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea
dan di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma
masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. kerongkongan
berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung,
jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang
sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak
kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan
gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke
dalam lambung. Makanan di dalam kerongkongan hanya sekitar enam
detik. Bagian pangkal kerongkongan ( paring ) berotot lurik, artinya kita
menelan makanan jika telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita. Akan
tetapi, sesudah proses penelanan sehingga mengeluarkan proses. Kerja
otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita ( tidak
di sadari ).

4. Lambung

Lambung ( ventrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak


disebelah kiri rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau
kantung nasi. Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ),
bagian tengah yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ).
Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan.
Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung
kardiak dan pilorus terdapat klep (sfingter) yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dalam dari lambung.

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar,


memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung
berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan
baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti
bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi
sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah
lambung mengandung air lender ( musin ), asam lambung, enzim renin,
dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak
mengandung asam lambung.

Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri


yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein
menjadi pepton dan proteosa enzim renin berfungsi menggumpalkan
protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan
enzim pepsin menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses
pencernaan kimiawi- selain menghasilkan enzim pencernaaan, dinding
lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi
untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung. Lambung dapat meregang
sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya dapat bertahan
3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit
keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.
5. Usus Halus

Usus halus (Intestinum minor) adalah bagian dari sistem


pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir
pada seikum panjangnya sekitar 6 m, merupakan saluran paling panjang
tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan.

Bagian –bagian usus halus yaitu :

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk


sepatu kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas.
Dan bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit
disebut Papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu
(duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus
pankreatikus). Empedu dibuat di hati, untuk dikeluarkan ke duodenum
melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsikan lemak dengan
bantuan lipase. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh empedu
dan di alirkan ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam- garam
empedu dan zat pewarna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi
mengemulsikan lemak, zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan
dihasilkan dengan cara perombakansel darah merah yang sudah tua di hati.

1. Jejunum

Panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri atas dari


intestinum minor dengan perantaraan lipatan peritoneum, berbentuk kipas
(mesenterium). Akar mesenterium memungkinkan keluar masuk arteri dan
vena mesenterika superior. Pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara
lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium penampung jejunum
lebih lebar, dindingnya lebih tebal dan banyak mengandung pembuluh
darah.

2. Ileum

Ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas, panjangnya kira-
kira 4-5 meter. ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan
perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoselkalis. Orifisium ini
diperkuat oleh spinter ileoselkalis dan pada bagian ini terdapat katup
valvula seikalis atau valvula baukini, berfungsi untuk mencegah cairan
dalam kolom assendens tidak masuk kembali kedalam ileum.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan


melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat di cerna menjadi
glukosa, lemak di cerna menjadi asam lemak dan gliserol dan protein di
cerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein di selesaikan. Selanjutnya,
proses penyerapan (absorpsi) akan berlangsung di usus kosong dan
sebagian di usus penyerap karbohidrat setiap dalam bentuk glukosa

Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan
mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh
usus halus. Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang
disebut vili. Vili berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus
halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat,
dinding vili banyak mengandung kapiler darah atau pembuluh limfe.
(pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah. Sari-sai
makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk
pembuluh darah atau pembuluh limfe, Glukosa, Asam amino, Vitamin,
dan Mineral setalah diserap oleh usus halus melalui kapiler darah akan
dibawah oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati.
Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.

Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu


larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus
halus. Gliserol dan asam lemak dan gliserol dibawah oleh pembuluh getah
bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran
darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke
hati untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak
(Vitamin A,D,E dan K) diserap oleh usus halus diangkut melalui
pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk
kesistem peredaran darah.

Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa


makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus
besar. Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung
di dalam usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam
darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus.

Fungsi usus halus terdiri dari :

a) Menerima zat-zat rnakanan yang sudab dicerna untuk diserap


melalu i kapiler- kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

b) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

c) Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.


6. Usus Besar

Usus besar (intestinum mayor) merupakan saluran pencernaan


berupa usus berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang
kira-kira 1,5-1,7 meter, dan lebarnya 5 – 6 cm. Lapisan-lapisan usus besar
dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan
otot memanjang, lapisan Jaringan ikat.

Fungsi usus besar, terdiri dari:

1. Menyerap air dan makanan.


2. Tempat tinggal baktert koli.
3. Tempat feses.

Bagian dari usus besar yaitu kolon asenden, kolon tranversum,


kolon descenden, rectum dan sigmoid.

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa


bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi fases. Dalam
usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu
dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus
buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada
anus. Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh
gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar
otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses
defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding
perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan
konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar
anus.

7. Rektum dan Anus

Rectum merupakan lanjutan dari kolon sigmoit yang


menghubungkan intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm, dimulai
dari pertengahan sacrum dan berakhir pada kanalis anus. Rectum terletak
dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os koksigis. Rectum terdiri
dari dua bagian:

1. Rectum propia: bagian yang melebar disebut ampula rekti. Jika ampula
rekti terisi makanan akan timbul hasrat defekasi.
2. Pars analis rekti: sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (M.
sfingter ani internus) dan serabut otot lurik (M sfingter ani eksterna).
Kedua otot ini berperan pada waktu defekasi. Tunika mukosa rectum
banyak mengandung pembuluh darah. Jaringan mukosa dan jaringan otot
membentuk lipatan disebut kolomna rektalis. Bagian bawah kolomna
rektalis terdapat pembuluh darah V. rektalis. Sering terjadi pelebaran atau
varises yang disebut hemorid (wasir).

Defekasi adalah hasil repleks apabila bahan feses masuk kedalam


rectum. Dinding rectum akan meregang dan menyalurkan impuls aferens
melalui pleksus mesentrikus dan menimbulkan gerakan peristaltic pada
kolon desendens. Kolon sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila
gelombang peristaltic sampai di anus, sfingter ani internus di hambat,
sfingter ani eksternus melemas sehingga terjadi defekasi.

1. Proses Pencernaan Makanan dalam Tubuh

Proses pencernaan pada tubuh manusia melalui beberapa tahapan


yang cukup panjang, tahapan pertama adalah proses penghalusan makanan
yang terjadi pada saat mengunyah makanan didalam mulut, proses
pelumatan makanan dalam mulut dibantu oleh air liur.

Idealnya proses penghalusan makanan dalam mulut manusia


dilakukan sebanyak 32 kali kunyahan , karena hal itu nantinya akan
mempermudah kinerja pada proses selanjutnya di lambung. Makanan yang
sudah halus trsebut kemudian dihaluskan , kali ini tidak menggunakan
bantuan air liur melainkan enzim yang terdapat dalam lambung itu sendiri.

Pada proses pencernaan makanan yang terjadi di lambung inilah


semua sari makanan berupa vitamin, mineral, karbohidrat yang berperan
sebagai penyuplai tenaga pada tubuh manusia, serta beberapa sari
makanan lain yang terkandung diserap oleh tubuh melalui dinding –
dinding lambung. Setelah makanan diproses melalui lambung, makanan
yang diproses tersebut kemudian menuju usus halus ( deudenum , jejenum
dan ileum ) disini makanan dipilah mana yang masih memiliki zat yang
berguna untuk tubuh dan mana yang tidak. Setelah makanan diproses di
dalam usus halus selanjutnya makanan yang tidak mengandung zat
berguna bagi tubuh menuju usus besar. Usus besar merupakan terminal
terakhir makanan tersebut berada dalam tubuh sebelum kemudian dibuang
dalam bentuk feses.

Anda mungkin juga menyukai