Anda di halaman 1dari 12

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KONSERVASI

MODUL 3.3

RESTORASI AMALGAM KAVITAS KLAS I & RESTORASI


SEMEN IONOMER KACA KLAS V

Disusun oleh:
drg. Diah Ajeng Purbaningrum, M.DSc, Sp.KGA

Editor :
drg. Nadia Hardini, Sp.KG

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum dan tidak diadakan


praktikum susulan.
2. Mahasiswa wajib membaca Buku Panduan Praktikum sebelum
melakukan praktikum.
3. Mahasiswa wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Kehadiran lebih
dari 15 menit dari jadwal praktikum, maka tidak di perbolehkan mengikuti
praktikum dan dianggap tidak masuk
4. Jumlah kehadiran minimal 100% apabila tidak mengikuti praktikum harus
memberitahukan kepada dosen penanggung jawab modul dengan izin
tertulis.
5. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum pada waktu yang telah
ditentukan, mengenakan jas praktikum berwarna putih dengan rapi dan
name tag sesuai dengan ketentuan yang berlaku, membawa Buku
Panduan Praktikum dan kelengkapan peralatan praktikum yang
diperlukan.
6. Mahasiswa yang tidak lengkap membawa alat bahan yang akan digunakan,
TIDAK diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu.
7. Kuku jari tangan praktikan wajib pendek baik perempuan maupun laki-laki.
8. Bagi mahasiswa perempuan yang panjang rambut melewati bahu, rambut
harus terikat rapi dan apabila berjilbab agar jilbab dimasukkan ke dalam
jas praktikum. Bagi mahasiswa laki-laki, tidak diperkenankan
memanjangkan rambut.
9. Mahasiswa wajib menunjukkan pekerjaannya kepada instruktur yang telah
ditentukan.
10.Pekerjaan pada tahap selanjutnya hanya dapat dilakukkan setelah
mendapatkan tanda tangan instruktur pada tahap sebelumnya.
11.Peralatan praktikum yang dipinjam menjadi tanggung jawab mahasiswa.
Sebelum dan sesudah kegiatan praktikum, periksa/teliti kelengkapan
peralatan/sarana yang digunakan, apabila kurang lengkap atau rusak wajib
segera melapor pada petugas laboran atau instruktur praktikum yang
bertugas. Apabila terjadi kerusakan pada peralatan praktikum, maka
menjadi tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan.
12. Selama kegiatan praktikum berlangsung mahasiswa dilarang makan,
merokok, menggunakan telepon genggam, mengambil foto ataupun video
sehingga dapat mengganggu jalannya praktikum atau bersenda gurau,
Meninggalkan ruang praktikum tanpa seijin instruktur praktikum.
13.Mahasiswa dilarang keras melakukan kecurangan dalam bentuk apapun
seperti:
Memanipulasi tahap tertentu, mengganti elemen gigi tanpa sepengetahuan
instruktur, mengambil tahap pekerjaan atau meminjam pekerjaan teman
untuk di ACC-kan (sangsi: pekerjaan dianggap hangus, baik mahasiswa yang
bersangkutan maupun yang meminjamkan)
14. Hasil praktikum dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditentukan.
15.Mahasiswa wajib menjaga ketertiban dan kelancaran selama praktikum.
Pelanggaran pada point ini akan mendapatkan catatan khusus yang akan
berpengaruh pada kelulusan mahasiswa yang bersangkutan.

BAB I
PENDAHULUAN

1. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan penumpatan restorasi dengan
menggunakan amalgam dan semen ionomer kaca

2. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


a. Mahasiswa mampu melakukan preparasi kavitas pada permukaan
oklusal dan servikal
b. Mahasiswa mampu memanipulasi semen amalgam
c. Mahasiswa mampu mengaplikasikan amalgam sesuai dengan kavitas
d. Mahasiswa mampu melakukan polishing restorasi amalgam
e. Mahasiswa mampu memanipulasi semen ionomer kaca
f. Mahasiswa mampu mengaplikasikan semen ionomer kaca sesuai
dengan kavitas
g. Mahasiswa mampu melakukan polishing restorasi semen ionomer
kaca

3. Manfaat Praktikum
Memberikan pemahaman dan keterampilan mahasiswa tentang
penumpatan dengan menggunakan semen ionomer kaca pada kavitas
oklusal dan servikal

BAB II
PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Persiapan Phantom
Untuk praktikum ini dibutuhkan :
- 1 set phantom
- Gigi :
Premolar 1 / 2 RA : sebanyak 1 buah
Premolar 1 / 2 RB : sebanyak 1 buah

2. Alat dan Bahan (Disediakan Prodi)


a. Micromotor & handpiece contra angle low speed, 4 hole
b. Glass ionomer cement type II
c. Vaselin / cocoa butter
d. Semen seng fosfat
e. Mortar dan pestle

3. Alat yang Disiapkan Mahasiswa


a. Kain lap putih ukuran 50 x 50 cm dengan pinggiran DIJAHIT
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Tray melamin / stainless persegi panjang
e. Kaca mulut
f. Sonde halfmoon
g. Sonde lurus
h. Pinset
i. Ekskavator
j. Semen stopper
k. Agate spatula
l. Plastis filling instrument
m. Dappen glass
n. Bur preparasi (inverted cone, tapered fissure, paralel fissure,
round).
o. Bur polishing (enhance bur)
p. Ball applicator
q. Amalgam pistol
r. Kondensor amalgam
s. Carver
t. Burnisher
u. Bur polishing amalgam
v. Chip blower
w. Cotton pellet
x. Cotton roll
y. Malam merah
z. Kassa
BAB III
KETENTUAN PRAKTIKUM

1. Sebelum bekerja, menyiapkan alat yang akan digunakan


2. Memeriksa kembali bur dan alat yang akan digunakan
3. Bekerja pada phantom
Phantom merupakan replica atau tiruan dari pekerjan yang akan
dilakukan pada pasien, oleh karena itu dalam bekerja diusahkan agar
mahasiswa berusaha seperti menghadapi pasien sesungguhnya
Untuk melakukan pekerjaan pada phantom perlu diperhatikan beberpa
hal berikut :
a. Perhatikan posisi kerja
- Posisi kanan depan
Posisi ini digunakan untuk preparasi pada gigi anterior
rahang bawah, posterior rahang bawah (terutama sisi kanan)
dan anterior rahang atas. Akan sedikit membantu bila kepala
penderita menoleh sedikit kearah operator
- Posisi kanan
Pada posisi ini, operator tepat berada disamping kanan
penderita. Tepat digunakan untuk preparasi permukaan
facial geligi rahang atas dan rahang bawah posterior kanan
dan permukaan oklusal gigi rahang bawah kanan.
- Posisi kanan samping
Posisi ini paling sering digunakan, seluruh area rongga mulut
dapat dijangkau utama dari kaca mulut adalah
memantulkan cahaya. Operator berada di samping kanan
penderita agak ke belakang. Lengan kiri operator berada
diatas kepala penderita. Permukaaan lingual dan incisal
(oklusal) rahang atas dapat terlihat dengan menggunakan
kaca mulut. Sedangkan rahang bawah, terutama sisi kiri
dapat dilihat secara langsung.
- Posisi belakang
Posisi ini mempunyai jangkauan terbatas,terutama digunakan
untuk permukaan lingual gigi anterior rahang bawah.
b. Cara Memegang Instrumen
Tiap kali bekerja, perhatikan cara memegang alat, tangan kiri
operator memegang kaca mulut (pen grasp), tangan kanan
memegang alat dengan cara yang benar. Operator dapat memegang
hand-instrument dengan 3 cara:
 Pen grasp
Cara memegang alat seperti memegang pena. Alat di[egang
antara ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Pada pen grasp
tekanan pada jari tengah, sedangkan pada waktu memegang
pena tekanan pada jari telunjuk
Gambar 1. Cara memegang hand instrument dengan pen grasp
 Inverted pen grasp
Posisi jari sama dengan modified pen grasp, tetapi digunakan
bila operator mengerjakan geligi rahang atas dimana jari dan
alat menghadap keatas

Gambar 2. Cara memegang hand instrument dengan inverted pen grasp


 Palm and thumb grasp
Pegangan terletak pada telapak tangan dan digenggam oleh
keempat jari, ibu jari ditekannkan pada permukaan sebelahnya
atau pada elemen yang dikerjakan.

Gambar 1. Cara memegang hand instrument dengan palm and thumb grasp

4. Sebelum mengembalikan alat harap diperiksa kembali.

BAB IV
PROSEDUR

A. Prinsip Preparasi Kavitas


Setiap mengerjakan suatu preparasi kavitas selalu harus mengikuti
pedoman dasar yang merupakan tahapan prinsip preparasi kavitas sehingga
hasil preparasi akan baik dan sempurna. Prinsip preparasi kavitas terdiri
dari :
1. Out line form (bentuk perluasan). Gambaran bentuk dan batas kavitas
pada permukaan gigi. Hal yang perlu diingat :
- Membuang semua jaringan karies dan fisur yang dalam
- Membuang jaringan email yang tidak didukung oleh dentin.
- Perluasan kavitas sampai ke self cleansing area dan jaringan
gigi yang sehat.
2. Resistance form (bentuk resistensi). Membentuk kavitas agar restorasi
maupun giginya sendiri tidak pecah/tahan terhadap tekanan
pengunyahan. Untuk mencapai keadaan tersebut dinding pulpa dibuat
rata dan tegak lurus pada bidang as gigi, dinding lateral harus tegak
lurus pada dinding pulpa. Dinding gingival juga harus rata dan tegak
lurus pada dinding as gigi.
3. Retention form (bentuk retensi). Membentuk kavitas agar restorasi tidak
bergerak dan tidak mudah lepas. Macam-macam retensi : undercut,
dovetail, groove, pin hole, micropit.
4. Confenience form. Bentuk kavitas yang memudahkan
pemasukan/insersi/pengaplikasian bahan restorasi.
5. Menghilangkan jaringan karies.
6. Finishing enamel wall and margin (penyelesaian dinding dan tepi email).
Menghaluskan dan membentuk sudut email. Tahap ini penting untuk
memperoleh restorasi yang baik. Jaringan email yang tidak didukung
oleh dentin harus dibuang agar restorasi di tempat tersebut tidak pecah
atau rusak.
7. Toilet of cavity (melakukan pembersihan kavitas).
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini :
- Membuang semua jaringan karies yang tertinggal
- Memeriksa dan menghaluskan kembali dinding-dinding kavitas
dengan alat yang steril
- Mengeringkan kavitas dengan cotton pellet yang dipegang
dengan pinset. Termasuk tahap terakhir ini adalah tindakan
sterilisasi dan disinfeksi kavitas.

B. RESTORASI AMALGAM PADA KAVITAS KLS I


1. Tahapan preparasi.
a. Pastikan posisi operator, posisi phantom dan model sudah sesuai,
dan model sudah terkunci pada posisinya.
b. Pastikan gigi sudah tertanam pada model dengan kencang.
c. Pada waktu melakukan preparasi kavitas harus berpedoman pada
prinsip-prinsip preparasi kavitas.
d. Round bur digunakan untuk membuka kavitas. Kavitas diperlebar
dengan fissure bur mengikuti fisura pada gigi (extension for
prevention) dan jaringan email yang tidak didukung dentin dibuang.
e. Membuat retensi dengan inverted cone bur yang kecil pada dentin,
membentuk undercut pada bucco pulpal line angle dan linguo pulpal
line angle, tetapi jaringan dentin yang tertinggal harus masih cukup
sebagai pendukung email. Jika memotong dinding mesial dan distal
pada gigi premolar yang kecil harus hati-hati karena dapat mencapai
lapisan email yang tipis, maka sebaiknya di daerah ini dinding dibuat
agak miring.

Gambar 4A. Outline preparasi;


4B. Pengambilan jaringan karies dengan fissure bur

Gambar 5. Hasil preparasi kelas I tumpatan amalgam pada gigi premolar

2. Tahap Triturasi
Aloi amalgam dan air raksa dengan perbandingan 5:7 dimasukkan ke
dalam mortar. Pestle dipegang dengan cara pens grasp atau palm and
thumb grasp dan digerakkan memutar berlawanan arah jarum jam dari
tengah ke pinggir. Campuran yang baik ditandai dengan warna yang
mengkilap dan melekat pada dasar mortar.

3. Tahap Penumpatan
a. Semen seng fosfat yang telah diaduk diambil dengan sondel atau ball
applicator, kemudian diletakkan di dasar kavitas dengan kondensor
semen. Semen yang berlebihan dibuang dengan ekskavator atau
sonde
b. Campuran amalgam diambil dengan pistol amalgam lalu
dimasukkan ke dalam kavitas, tekan-tekan dan padatkan dengan
kondensor amalgam.
c. Setelah kavitas terisi penuh dan amalgam masih dalam keadaan
plastis amalgam dibentuk sesuai dengan anatomi gigi dengan
menggunakan carver (sebelunya diburnish dahulu lalu baru diukir).

Gambar 6A. Dengan amalgam condenser yang kecil untuk kondensasi sudut-sudut preparasi.
6B. Dengan burnisher untuk menghaluskan permukaan tumpatan amalgam.

4. Finishing dan Polishing


Pemolesan dilakukan setelah 24 jam penumpatan dengan menggunakan
carborundum stone, kemudian, blade finishing bur dan rotary burnisher.
Untuk mengkilapkan permukaan dipergunakan sikat yang dibubuhi
seng oksid dengan alkohol.

C. RESTORASI SEMEN IONOMER KACA PADA KAVITAS KLS V


1. Tahapan preparasi.
a. Pastikan posisi operator, posisi phantom dan model sudah sesuai,
dan model sudah terkunci pada posisinya.
b. Pastikan gigi sudah tertanam pada model dengan kencang.
c. Pada waktu melakukan preparasi kavitas harus berpedoman pada
prinsip-prinsip preparasi kavitas.
d. Preparasi dimulai dengan menentukan outline form dengan pensil
berbentuk ginjal.
e. Preparasi kavitas berbentuk ginjal dengan kedalaman kurang lebih
1-1,5 mm (sampai mengenai dentin). Pertama-tama menggunakan
round diamond bur untuk membentuk ginjal.
f. Setelah mencapai dentin dilanjutkan dengan pemakaian fissure
diamond bur yang berujung datar, sehingga sekaligus dapat
menghaluskan dasar kavitas. Dasar kavitas dapat pula dihaluskan
menggunakan inverted diamond bur.
Gambar 7A. Bentuk preparasi kelas V, dinding konvergen sehingga
terbentuk retensi ditunjukkan seperti pada garis patah-patah. 7B. Pengukiran dan
pembentukan permukaan tumpatan sesuai dengan anatomi permukaan gigi.

2. Tahap Penumpatan
a. Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk rahang atas
tempatkan pada sebelah bukal, untuk rahang bawah pada bagian
bukal dan lingual (di bawah lidah).
b. Bersihkan dan keringkan kavitas kemudian beri dentin conditioner
didiamkan selama 10 detik kemudian cuci dan keringkan.
c. Manipulasi bahan tumpat SIK, kemudian bahan tumpat yang sedikit
berlebih ditempatkan kedalam kavitas yang bersih dan kering
(setelah diberi bahan conditioner). Matriks dipasang diatasnya dan
ditahan pada posisinya sampai bahan mengeras.
d. Hanya tekanan ringan yang boleh diaplikasikan sehingga matriks
tidak akan berubah bentuk dan kontur restorasi tidak akan berubah.
e. Bila bahan tumpatan sudah mengeras, matriks dapat dilepas.

3. Finishing dan Polishing


Pemolishan dilakukan setelah 24 jam penumpatan dengan
menggunakan bur enhance.

Anda mungkin juga menyukai