Analgetik
1. Definisi Analgetik
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anestetika umum) (Tjay,
2007). Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,
Nyeri merupakan suatu perasaan subjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-
beda bagi setiap orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45 oC.
2. Patofisiologi Nyeri
yang dilengkapi dengan serabut saraf penghantar impuls nyeri. Reseptor untuk stimulus
nyeri disebut nosiseptor. Terdapat tiga reseptor nyeri yaitu Nosiseptor mekanis
cubitan. Nosiseptor termal yang berespon terhadap suhu berlebihan terutama panas.
yang merusak, termasuk iritasi zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang
cedera. Distribusi nosiseptor bervariasi di seluruh tubuh dengan jumlah terbesar terdapat
di kulit. Nosiseptor terletak di jaringan subkutis, otot rangka, dan sendi. Nosiseptor yang
Rangsangan atau stimulus tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut
a.Transduksi nyeri
b. Transmisi nyeri
melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dan tempat transduksi melewati saraf
perifer sampai ke terminal di medula spinalis dan jaringan neuron-neuron pemancar yang
c. Modulasi nyeri
melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dan otak yang dapat
d. Persepsi nyeri
adalah pengalaman subjektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan jaringan.
Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang diperantarai
oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla
spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. Apabila telah terjadi kerusakan
2
jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya dari fungsi protektif menjadi
fungsi yang membantu perbaikan jaringan yang rusak. Cidera atau inflamasi jaringan
Sel yang rusak akan melepaskan komponen intraselulernya seperti adenosine trifosfat,
ion K+, pH menurun, sel inflamasi akan menghasilkan sitokin, chemokine dan growth
nosiseptor dan meningkatkan kepekaan ujung saraf dengan cara berikatan pada reseptor
muncul secara bersamaan, penghambatan hanya pada salah satu substansi kimia tersebut
ambang rangsang dan berperan dalam meningkatkan sensitifitas nyeri di tempat cedera
atau inflamasi.
3
Gambar 1. Mekanisme nyeri
4.Klasifikasi Nyeri
(Benzon et al, 2005):a.Akut dan KronikNyeri akut merupakan nyeri yang timbul
mendadak dan berlangsungsementara. Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf
dapatberupa:
Nyeri somatik dalam; nyeri tumpul pada otot rangka, sendi dan jaringanikat
4
Nyeri viseral: nyeri akibat disfungsi organ viseral Sedangkan nyeri kronik merupakan
Nyeri tersebut dapat berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan
Nyeri ini disebabkan oleh: Kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut syaraf
karena kerusakan jaringan baik somatik maupun viseral. Stimulasi nosiseptor baik
inflamasi dari jaringan, sel imun danujung saraf sensorik dan simpatik. Sedangkan nyeri
disfungsi primer pada saraf perifer. Hal inidisebabkan oleh cedera pada jalur serat
saraf perifer, infiltrasi sel kanker padaserabut saraf, dan terpotongnya saraf perifer.
Sensasi yang dirasakan adalahrasa panas seperti ditusuk-tusuk dan kadang disertai
5.Penatalaksanaan Terapi
a) Terapi Farmakologi
5
Obat analgesia dibagi dalam 2 golongan utama, yaitu yang bekerja diperifer dan yang
Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi non steroid (oains)merupakan
salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan jugadigunakan tanpa resep
6
Gambar 2. Penggolongan obat AINS
Piroksikam merupakan salah satu AINS dengan struktur baru yaitu oksikam, derivat asam
enolat. Waktu paruh dalam plasma lebihdari 45 jam sehingga dapat diberikan hanya sekali
sehari. absorpsiberlangsung cepat di lambung; terikat 99% pada protein plasma. Obat ini
dariKOKS-1 tetapi penghambatan KOKS-1 pada dosis terapi tetap nyata. Penelitian
terbatas menyimpulkan efek samping meloksikam 7,5 mgsehari terhadap saluran cerna
7
Nabumeton
dari AINSt. Tidak ada koksib yang klinis terbukti lebih efektifdari AINSt. Obat ini
2) Analgesik Opioid
Analgesik opiod merupakan kelompok obat yang memiliki sifatseperti opium. Opium yang
Dari beberapa mekanisme kerja opioid maka dapat diketahuibahwa opioid bekerja
bekerja pada reseptor opioid ditransmisi second-order untuk menghambat sinyal nyeri
dari sistemas cending, mengaktifkan reseptor opioid terminal sentral serat C dimedulla
di perifer untuk menginhibisi aktivasi darinosiseptor yang juga menghambat sel yang
menghasilkan efek inflamasi. Yang termasuk golongan opiod adalah alkaloid opium,
menyerupai morfin.
8
a. Morfin dan Alkaloid Opium
susunan saraf pusat dan usus terutama ditimbulkan karena morfin bekerja sebagai
agonis para reseptor μ. Selain itu morfin juga mempunyai afinitas yang lebih lemah
terhadapreseptor delta dan k. Morfin dan opioid lain terutama diindikasikan untuk
dengananalgesik non opioid. Lebih hebat nyerinya makin besar dosis yangdiperlukan.
kolik renal atau kolik empedu, oklusio akutpembuluh darah perifer, pulmonal
atau koroner, perikarditis akut,pleuritis dan pneumotoraks spontan, dan nyeri akibat
Sediaan yang mengandung campuran alkaloid dalam bentuk kasarberaneka ragam dan
masih dipakai.
menimbulkan analgesia, sedasi, euforia, depresi napas dan efek sentral lain. Meperidin
9
hanya digunakan untukmenimbulkan analgesia. Pada beberapa keadaan klinis,
meperidin diindikasikan atas dasar masa kerjanya yang lebih pendek daripadamorfin.
opiod sintetik dari kelompok fenilpiperidin dan bekerja sebagai reseptor μ. Fentanil
banyak digunakan sebagai anastetik karenawaktu untuk mencapai puncak analgesia lebih
kardiovaskular.
Efek analgetik 7,5-10 mg metadon sama kuat dengan afek 10 mgmorfin. Dalam dosis
berulang kali timbul efeksedasi yang jelas, mungkin karena adanya akumulasi. Jenis nyeri
yang dapat dipengaruhi metadon sama dengan morfin. Dosis ekuianalgetik metadon
kira-kira sama dengan morfin. Efekanalgetik mulai timbul 10-20 menit setelah
pemberian parenteral atau 30-60 menit setelah pemberian oral metadon. Propoksifen
mengobati nyeri ringan hingga sedang, yang tidak cukup baik diredakan olehasetosal.
d. Agonis Parsial
dibandingkan morfin untuk nyeri berat. Obat ini jugadigunakan untuk mediasi preanestetik.
10
Buprenofrin, suatu agonis parsial reseptor μ, merupakan derivatfenantren yang poten dan
sangat lipofilik. Buprenofrin menimbulkananalgesia dan efek lain pada SSP seperti
karenalambat dilepaskan dari reseptor μ. Tramadol adalah analog kodein sintetik yang
atau meperidin untuk nyeri ringan sampaisedang, tetapi untuk nyeri berat atau kronik
lebih lemah. Untuk nyeripersalinan tramadol sama efektif dengan meperidin dan
3) Analgesik Adjuvant
Analgesik adjuvan adalah obat yang mempunyai sifat analgesik lemah atau tidak ada sifat
analgesik sama sekali apabila diberikan sendiri, namun dapat meningkatkan efek agen
analgesik lain. Obat inidapat dikombinasikan dengan analgesik primer sesuai dengan
administrasi dan dosis obat harus dibuat denganpemahaman yang jelas dari tahap
penyakit dan tujuan perawatan. Sebagian analgesik adjuvant mempunyai efek yang bagus
spesifik pada kondisi tertentu saja, seperti pada nyeri neuropatik, nyeri tulang, nyeri otot,
11
Antidepresant
Kortikosteroid
Kortikosteroid mempunyai sifat analgesik untuk banyak kondisinyeri seperti nyeri kanker,
nyeri tulang, nyeri neuropatik (kompresipada struktur saraf), nyeri kepala (peningkatan
tekanan intrakranial),nyeri sendi (arthalgia) dan nyeri dalam rongga abdomen. Obat yang
Antikejang,
karena obat golongan ini menstabilkan membransel saraf dan menekan respons
akhir di saraf. Gabapentin, yang terutama efektif untuk nyeri menyayat, memiliki
mekanisme kerja yangbelum jelas, walaupun obat ini berikatan dengan reseptor spesifik
efek antiepilepsi melalui blokade salurannatriurn dan kalsium, serta melalui aktivitas
12
(Elavil®) atau imipramin(Tofranil®), adalah analgetik yang sangat efektif untuk
aplikasi spesifik adalah terapi untuk neuralgia pascaherpes,invasi struktur saraf oleh
efek analgetik pada beberapapenyakit dan efek aditif apabila diberikan bersama morfin;
ron), yang telah digunakan untuk mengendalikangejala yang berkaitan dengan kompresi
Adjuvan lain untuk analgesia adalah agonis reseptor adrenergik-alfa (misalnya, agonis
alfa-2, klonidin), yang sering diberikan secaraintraspinal bersama dengan opioid atau
anestetik lokal; obat ini jugamemiliki efek analgetik apabila diberikan secara
13
penatalaksanaan nyeri yang disebabkan oleh sistem simpatis.Efek samping utama dan
obat-obat ini adalah hipotensi dan potensiasidepresi pernapasan yang diinduksi oleh
opioid.
b) Terapi Non-Farmakologi
punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstimulasi reseptor tidak
nyeri pada bagian yang sama seperti reseptornyeri tetapi dapat mempunyai dampak
melalui sistem kontrol desenden. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman
nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera denganmenghambat proses inflamasi.
dipantaudengan cermat untuk menghindari cedera kulit (Smeltzer dan Bare, 2002).
baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulituntuk menghasilkan sensasi kesemutan,
14
menggetar atau mendengung padaarea nyeri. TENS dapat digunakan baik untuk nyeri
4) Distraksi
yang bertanggung jawab terhadap teknikkognitif efektif lainnya. Seseorang yang kurang
menyadari adanya nyeriatau memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan sedikit
5) Teknik relaksasi
ketegangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua orangdengan nyeri kronis
membantu untuk melawan keletihan danketegangan otot yang terjadi dengan nyeri
6) Imajinasi terbimbing
dirancang secara khusus untuk mencapai efekpositif tertentu. Sebagai contoh, imajinasi
terbimbing untuk relaksasi danmeredakan nyeri dapat terdiri atas menggabungkan napas
7) Hipnosis
15
Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan jumlahanalgesik yang
Swamedikasi
Gambar 3. Aspirin
Indikasi: Untuk menurunkan demam, meringankan sakit kepala,sakit gigi dan nyeri
otot.
Dosis: Dewasa 1-2 tablet. Anak > 5 tahun ½ - 1 tablet. Semuadosis diberikan 2 – 3 kali
per hari.
16
Efek samping: Kadang-kadang dapat terjadi: iritasi lambung, mual,muntah.
2)Metamizole Na/Metampiron
Gambar 4. Novalgin
Bentuk sediaan: Tablet (Metamizole Na 500 mg) dan sirup (MetamizoleNa 50mg/ml)
Indikasi: nyeri hebat yang berhubungan dengan sakit kepala, sakitgigi, post op, nyeri akut
17
Dosis: tab dewasa dan remaja ≥ 15 tahun 1 tab, sir dewasa danremaja ≥ 15 tahun 2-4 sdt.
Golongan: obat keras (obat wajib apotek) Maksimal 20 tablet, sirup1 botol
3) Asam Mefenamat
Gambar 5. Mefinal
18
Indikasi: nyeri pada reumatik akut, dan kronis, luka jaringan lunak, pegal otot
Dosis: dewasa dan anak > 14 tahun awal 500 mg, kemudian 250mg/jam. Anak > 6 bln 3-
6,5 mg/kg BB tiap 6 jam. Maks 7 hariAturan pakai: berikan segera sesudah makan
Golongan: obat keras (obat wajib apotek) Maksimal 20 tablet, sirup1 botolBentuk
4) Ibuprofen
Gambar 6. Farsifen
Indikasi: meredakan gejala rematik pada tulang, sendi dan nonsendi; trauma pada otot
misalnya pasca ekstraksi gigi dan nyeri pascaoperasi, sakit kepala. Dismenore primer
19
Dosis: kapsul dewasa inflamasi dan analgesik 400 mg 3-4kali/hari. Analgesik
200-400 mg 3-4 kali/hari. Maks;2400 mg/hr. Anak 8-12 tahun 200 mg 3-5 kali/hari .
B. Antipiretik
1.Definisi Antipiretik
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang
normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah
Hiperpireksia adalah suatu keadaan demam dengan suhu >41,5°C yang dapat terjadi pada
pasien dengan infeksi yang parah tetapi paling sering terjadi padapasien dengan
20
2.Patofisiologi Demam
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan namapirogen.
Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi duayaitu pirogen
eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh dari pirogen
seutuhnya. Salah satu pirogen eksogen klasik adalah endotoksin lipopolisakarida yang
dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Jenis lain dari pirogenadalah pirogen endogen yang
merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuhpasien. Contoh dari pirogen endogen
antara lain IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN.Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya
adalah monosit, neutrofil, danlimfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan
Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase kemerahan. Fase
pertama yaitu fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhu tubuh yang ditandai
untuk memproduksi panas sehingga tubuh akanmerasa kedinginan dan menggigil. Fase
kedua yaitu fase demam merupakan fasekeseimbangan antara produksi panas dan
21
kehilangan panas di titik patokan suhuyang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu
3.Mekanisme Demam
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit,
limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator
inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akanmengeluarkan zat
kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN). Pirogen
suhu sekaranglebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-
produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan
22
1. Continued fever (febris continua): suhu tubuh terus-menerus di atas normal. Gejala ini
2. Remittent fever (febris remittens): suhu tubuh tiap hari turun naik tanpakembali ke
normal. Gejala ini ditemukan pada penyakit purulent, kadang-kadang pada TBC paru-
paru.
ke(bawah) normal, kemudian naik lagi. Gejala ini ditemukan pada penyakitmalaria.
4. Hectic fever (febris hectica), memiliki fluktuasi temperatur yang jauh lebihbesar
daripada remittent fever, mencapai 2oC – 4oC. Hal ini ditandai denganmenurunnya
dengan pengeluaran keringat yang berlebihan. Gejala iniditemukan pada TBC paru-paru
dan sepsis.
secaraberangsur yang diikuti dengan penurunan suhu tubuh secara berangsur pulasampai
7. Irreguler fever (febris irregularis), ditandai dengan variasi diurnal yang tidakteratur
dalam selang waktu yang berbeda. Gejala ini ditemukan pada demamrematik, disentri,
8.Inverted fever (febris inversa), dalam hal ini suhu tubuh pagi hari lebih tinggidaripada
malam hari. Gejala ini ditemukan pada TBC paru-paru, sepsis danbruselosis.
23
5.Penatalaksanaan Terapi
a)Terapi Farmakologi
Analgetik adalah adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasanyeri tanpa
yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obatyang mengurangi rasa nyeri dan
menimbulkan rasa nyeri & demam. Contoh obat-obat analgesik antipiretik yang beredardi
Indonesia:
1) Paracetamol
aman jika diberikan selama kehamilan. Parasetamol dalam dosis tinggi dan jangka
tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5 ml. Selain itu parasetamol
24
cairan.Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg - 1 g per kali, dengan maksimum4
g/hari.
2) Ibuprofen
untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang,nyeri setelah operasi, nyeri pada
penyakit sendi (seperti pengapuran sendiatau rematik), nyeri otot, nyeri haid, serta
darah yang lemah. Dosis untuk demam yakni 200-400 mg tiap 4 sampai 6 jam
3) Aspirin
menyebabkan rasa sakit dan demam) untuk mengurangi respons tubuh terhadap
serangkaian proses kimia yang akhirnya menujuterbentuknya rasa sakit. Obat ini di
indikasikan untuk meringankan rasasakit, nyeri otot dan sendi, demam, nyeri karena
haid, migren, sakit kepaladan sakit gigi tingkat ringan hingga agak berat. Dosis 300-
b) Terapi Non-Farmakologi
demam:
yang cukup.
25
2)Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saatmenggigil.
Kita lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan. Memakai satu lapis
pakaian dan satu lapis selimut sudah dapatmemberikan rasa nyaman kepada
penderita.
6.Swamedikasia
Gambar 8. Aspirin
Indikasi: Untuk menurunkan panas demam dan meringankan rasa sakit seperti sakit
26
Dosis:Dewasa 1-2 tablet. Anak > 5 tahun ½ - 1 tablet. Semua dosis diberikan 2 – 3 kali
per hari.
trombosit(trombositopenia).
dangejala flu, hipersensitif terhadap salisilat. Penderita alergi (termasuk asma), tukak
2) Ibuprofen
Bentuk sediaan: kapsul (ibuprofen 200 mg), tablet kunyah (ibuprofen 100mg) dan syrup
Indikasi: meredakan demam, mengurangi rasa nyeri pada sakitgigi, sakit kepala, nyeri
Dosis: dewasa 200 mg 3-4 kali/hari. Anak 1-12 tahun untukmengurangi demam suhu <
39ºC; 5 mg/kg BB, suhu >39ºC; 10mg/kg BB. Diberikan 3-4 kali/hari
27
Kontraindikasi: tukak peptik, penderita dengan riwayat asama, rinitis atauurtikaria karena
3) Parasetamol
Bentuk sediaan: tablet (parasetamol 500 mg), syrup (120 mg/5 mL)
Indikasi: Meredakan nyeri termasuk sakit kepala dan sakit gigi. Meredakan demam akibat
Dosis:Dewasa 1-2 tablet, anak ½-1 tablet, syrup anak 1-2 tahun5 mL, 2-6 tahun 5-10 mL,
6-9 tahun 10-15 mL, 9-12 tahun 15-20 mL. Semua dosis diberikan 3-4 kali/hari.
28