Dokumen - Tips - Tutorial Kasus 2 Hipertensi
Dokumen - Tips - Tutorial Kasus 2 Hipertensi
Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
KASUS 2
HIPERTENSI
Step 1
1. Hipertensi
2. LDL
3. HDL
Step 2
1. Apa yg menyebabkan pasien di diagnosa hipertensi stadium 2?
2. Apakah ada hub antara perokok berat dan hipertensi?
3. Apakah alkohol dapat menyebabkan hipertensi?
4. Apakah kolestrol yg menyebabkan hipertensi?
5. Mengapa pasien hipertensi mengeluh pusing?
6. Apakah ada pengaruh usia dan jenis kelamin?
7. Bagaimana ciri ciri hipertensi stadium 2?
8. Apakah ada hub obesitas dengan hipertensi?
9. Apakah GDP mempengaruhi hipertensi?
10.Nilai normal LDL, HDL, kolestrol dan GDP?
11.Apa yg menyebabkan kolestrol meningkat, LDL meingkat dan HDL menurun?
Bagaimana dampaknya pada hipertensi?
12.Macam macam TD menurut WHO?
13.Bagaimana patofisiologi hipertensi dan pathway?
14.Apa yg terjadi pada pembuluh darah bagian perifer pada pasien hipertensi?
15.Bagaimana diagnosa keperawatan sesuai pathway?
16.Apa menyebabkan hipertensi?
17.Bagaimana manajemen nyeri pada hipertensi?
1
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
Step 5
1. Mengetahui definisi dari hipertensi, LDL, HDL
2. Mengetahui etiologi dari hipertensi
3. Mengetahui faktor resiko dari hipertensi
4. Mengetahui kalisifikasi dan stadium dari hipertensi
5. Mengetahui kadar normal LDL, HDL, dan kolestrol
6. Mengetahui macam macam TD menurut WHO
7. Mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi
8. Mengetahui patofisiologi dan pathway dari hipertensi
9. Mengetahui pemeriksaan penunjang dan diagnostik dari hipertensi
10. Mengetahui komplikasi dari hipertensi
11. Mengetahui pencegahan hipertensi
12. Mengetahui penatalaksanaan hipertensi
13. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien hipertensi
Step 6&7
1. Mengetahui definisi dari hipertensi, LDL, HDL
Hipertensi: hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg (Brunner & Sudarth, 2001).
LDL (Low-density Lipoprotein): Lipoprotein densitas rendah (bahasa Inggris:
low-density lipoprotein, beta-2 lipoprotein, LDL) adalah golongan lipoprotein
(lemak dan protein) yang bervariasi dalam ukuran (diameter 18-25 nm) dan isi,
serta berfungsi mengangkut kolesterol, trigliserida, dan lemak lain (lipid) dalam
darah ke berbagai bagian tubuh. Secara lebih spesifik, fungsi utama dari LDL
adalah untuk mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan dengan
menggabungkannya ke dalam membran sel. LDL seringkali disebut sebagai
kolesterol jahat karena kadar LDL yang tinggi berhubungan dengan penyakit
2
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
- Usia
Hasil dari proses penuaan dapat tercermin dalam variasi tekanan darah
antara orang tua. Pada usia lanjut, plak menumpuk di arteri dan pembuluh
darah yang menyebabkan kaku dan kurang elastis sehingga jantung bekerja
lebih keras untuk memaksa darah melalui pembuluh. Perubahan pembuluh
4
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
darah ini meningkatkan jumlah kerja yang dibutuhkan oleh jantung untuk
mempertahankan aliran darah ke dalam sirkulasi dan kemudian tekanan
darah meningkat.
- Ras
Berdasarkan penelitian, rata-rata orang dari ras afrika amerika(Black
American) memiliki level tekanan darah yang cukup tinggi dibandingkan
dengan ras kulit putih(Caucasian). Mereka juga cenderung sensitif terhadap
natrium. Umumnya, hipertensi menyerang mereka di usia muda. Oleh karena
itu, mereka berisiko tinggi terhadap penyakit ginjal, stroke dan jantung.
- Diabetes Mellitus
Banyak orang dewasa yang menderita diabetes mellitus juga memiliki
hipertensi. Risiko terkena hipertensi dengan riwayat keluarga diabetes dan
obesitas lebih besar daripada tidak memiliki riwayat keluarga. Modifikasi
gaya hidup dan kepatuhan terhadap terapi sangat penting untuk mencegah
serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal yang berhubungan
dengan kadar glukosa darah dan tekanan darah tinggi.
Faktor resiko yang dapat diubah
- Penurunan berat badan
Ada hubungan kuat antara kelebihan berat badan dan tekanan darah
meningkat. Penurunan berat badan adalah salah satu modifikasi gaya hidup
yang paling penting untuk tekanan darah itu sendiri. Pelayanan kesehatan
dan ahli diet harus berkonsultasi untuk membantu pasien mengembangkan
rencana pengurangan berat badan.
- Asupan garam
Tekanan darah tinggi dikaitkan dengan diet tinggi garam. Pasien yang
tekanan darah dapat diturunkan dengan membatasi natrium disebut garam
sensitif. Sensitivitas ini sangat umum di antara Afrika Amerika, orang tua,
dan pasien dengan diabetes dan obesitas. Pasien dengan hipertensiharus
diinstruksikan untuk tidak menggunakan garam saat memasak.
- Kafein
Asupan kafein harus dibatasi karena dapat meningkatkan kekakuan aorta.
Hal ini menimbulkan risiko penyakit kardiovaskular bagi mereka dengan
tekanan darah tinggi.
- Pemasukkan pottasium, magnesium, dan kalsium
The JNC 7 ( Joint National Comittee) merekomendasikan diet seimbang
asupan nutrisi. Rendahnya tingkat nutrisi ini berkontribusi untuk kejadian
kardiovaskular. Makanan kaya pottasium termasuk jeruk, pisang dan brokoli.
Magnesium ditemukan dalam sayuran hijau seperti bayam, kacang-
5
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
kacangan, dan biji-bijian. Susu, yogurt, dan bayam kaya akan kalsium. Bila
perlu, makanan yang segar harus dipilih daripada makanan kaleng untuk
meningkatkan asupan gizi ini.
- Konsumsi alkohol
Konsumsi rutin dari tiga atau lebih minuman per hari dapat meningkatkan
risiko hipertensi dan menyebabkan resistensi terhadap terapi antihipertensi .
Perawat harus memberi nasihat pasien hipertensi yang minum alkohol untuk
mengkonsumsi tidak lebih dari 1 ons alkohol per hari untuk pria ( dua
minuman) dan tidak lebih dari ½ ons per hari untuk wanita (satu minuman ).
Tekanan darah dapat menurunkan atau kembali ke normal ketika konsumsi
alkohol dimodifikasi.
- Latihan
Orang dengan gaya hidup memiliki risiko peningkatan hipertensi. Latihan
membantu mencegah dan mengendalikan hipertensi dengan mengurangi
berat badan, mengurangi resistensi perifer, dan penurunan lemak tubuh.
Siapapun yang mampu harus berpartisipasi dalam aktivitas fisik secara
teratur aerobik, seperti jalan cepat, setidaknya 30 menit per hari pada
sebagian besar hari dalam seminggu. Penderita hipertensi harus dievaluasi
oleh dokter sebelum memulai program latihan.
- Merokok
Merokok merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Tekanan
darah dapat meningkat karena nikotin mengontriksi pembuluh darah.
Perawat harus menasihati pasien hipertensi untuk berhenti merokok. Sebuah
rujukan ke program berhenti merokok dapat membantu dalam mencapai
tujuan ini.
9
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
10
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
11
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
13
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
● edukasi
● intervensi gaya hidup
Pengobatan :
● diuretik, bermanfaat dalam mebimbangi retensi cairan yang disebabkan obat obatan
lain
● penghambat beta, menurunkan curah jantung, tetapi meningkatkan resistensi perifer,
juga bermanfaat untuk mengobati angina dan aritmia serta sebagai profilaksis
terhadap migrain
● simpatolitik-sentral; metildopa, klonidin, guanabenz, dan guanfasin
● penghambat alfa, merupakan pilihan terbaik untuk pria tua yang hipertrofi prostat
jinak
● vasodilator arteri, merupakan vasodilator proten dan dapat menyebabkan takikardia
refleks serta retensi cairan
(Graber, Mark A dkk. Buku saku dokter keluarga)
Untuk mengobati hipertensi, dapat dilakukan dengan menurunkan kecepatan
denyut jantung, volume sekuncup, atau TPR. Intervensi farmakologis dan
nonfarmakologis dapat membantu individu mengurangi tekanan darahnya.
Pada sebagian orang, penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah,
kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung sehingga kecepatan
denyutjantung dan volume sekuncup juga berkurang.
Olahraga, terutama bila disertai penurunan berat, menurunkan tekanan darah
dengan menurunkan kecepatan denyut jantung istirahat dan mungkin TPR.
Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya
aterosklerosis akibat hipertensi.
Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR dengan cara
menghambat respons stres saraf simpatis.
Berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi
karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan
dapat meningkatkan kerja jantung.
Diuretik bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung
dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagian
diuretik (tiazid) juga dapat menurunkan TPR.
Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung atau arteri
dengan menginterfensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi.
14
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
15
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
i. Perifer: suhu kulit dingin, warna kulit pucat, pengisian kapiler lambat
(>2 detik), sianosis, diaforesis, atau flushing (pheochromocytoma).
3. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, rasa marah kronis (mungkin
mengindikasikan gangguan cerebral). Temuan fisisk meliputi kegelisahan,
penyempitan lapang perhatian, menangis, otot wajahh tegang terutama disekitar
mata, menarik nafas panjang, dan pola bicara cepat.
4. Riwayat penyakit ginjal (obstruksi atau infeksi). Temuan fisik: produksi urine
<50 ml/jam atau oliguri.
5. Riwayat mengkonsumsi makanan tinggi lemak atau kolesterol, tinggi garam, dan
tinggi kalori. Selain itu, juga melaporkann mual, muntah, perubahan berat
badan, dan riwayat pemakaian diuretik. Temuan fisik meliputi berat badan
normal atau obesitas, edema, kongesti vena, distensi vena jugularis, dan
glikosuria (riwayat diabetes melitus).
6. Neurosensori: melaporkan serangan pusing/pening, sakit kepala berdenyut di
suboksipital, episode mati-rasa, atau kelumpuhan salah satu sisi badan.
Gangguan visual (diplopia-pandangan ganda atau pandangan kabur) dan episode
epistaksis.
Temuan fisik: perubahan status mental meliputi kesadaran, orientasi, isis dan
pola pembicaraan, afek yang tidaktepat, proses pikir dan memori.
Respons motorik: penurunan refleks tendon, tangan menggenggam.
Fundus optik: pemeriksaan retina dapat ditemukan penyempitan atau sklerosis
arteri, edema atau papiledema (eksudat atau hemoragi) tergantung derajat dan
lamanya hipertensi.
7. Melaporkan angina, nyerri interrmiten pada paha-claudication (indikasi
arteriosklerosis pada ekstermitas bawah), sakit kepala hebat di oksipital, nyeri
atau teraba massa di abdomen (pheochromocytoma).
8. Respirasi: mengeluh sesak nafas saat aktivitas, takipnea, orthopnea, PND, batuk
dengan attau tanpa sputum, riwayat merokok. Temuan fisik meliputi sianosis,
penggunaan otot bantu pernafasan, terdengar suara nafas tambahan (ronkhi,
rales, wheezing).
9. Melaporkan adanya gangguan koordinasi, paresthesia unilateral transient
episodic, penggunaan kontrasepsi oral.
Studi Diagnostik
1. Hitung darah lengkap (Complete Blood cells Count)meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hematokrit, untuk menilai viskositas ddan indikator faktor resiko
seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. Kimia darah.
16
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
17
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
18
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
Perubahan nutrisi (lebih dari kebutuhan tubuh) b.d kelebihan asupan makanan,
gaya hidup, kebiasaan, atau budaya.
20
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
Tujuan:
Berat badan dalam batas normal atau ideal, klien mampu mengubah pola makan, gaya hidup, dan pola
olahraga.
Intervensi Rasional
1. Bantu klien memahami hubungan Mal-diet menyebabkan obesitas,
antara hipertensi dan obesitas. hipertensi, dan memicu serangan jantung.
Diskusikan manfaat penurunan
asupan kalori dan pembatasan
asupan garam, lemak, serta gula
atau kalori.
2. Pertimbangkan kemauan klien Pengaturan berat badan dapat mencegah
untuk mengurangi berat badan. obesitas dan komplikasinya.
3. Review asupan kalori harian dan
plihan diet.
4. Perhitungkan penurunan berat
badan realistis bersama klien,
misalnya 0,5 kg per minggu
5. Anjurkan klien menghindari
konsumsi makanan dengan kadar
lemak jenuh (butter, keju, kuning
telur, es krim, daging) dan makanan
yang mengandung kolesterol
(daging berlemak, jeroan, udang).
6. Anjurkan meningkatkan konsumsi Asam lemak tidak jenuh membantu
makanan yang mengandung asam menurunkan kadar kolesterol darah.
lemak tak jenuh (apel, wortel,
alpukat).
7. Kolaborasi untuk merujuk klien ke Diet yang tepat dapat mencegah serangan
ahli diet. ulang hipertensi dan komplikasinya.
21
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
22
Lap. Tutorial Kelompok 2
Kasus 2: Hipertensi
24