Anda di halaman 1dari 6

NAMA : AMANDA ELMA MONICA

NIM : 1613010014
TUGAS : E-LEARNING

1.Jelaskan pengertian:
Trombus, trombosis, emboli, tromboemboli,
Trombosis arteri, trombosis vena, trombosis vena dalam, emboli paru ( Pulmonal emboli).
2.Sebutkan faktor faktor resiko terjadinya tromboemboli
3.Sebutkan upaya-upaya pencegahan dan pengobatan tromboemboli

1a.Trombus

Trombus atau bekuan darah dapat terbentuk pada vena, arteri, jantung, atau mikrosirkulasi dan
menyebabkan komplikasi akibat obstruksi atau emboli.15 Trombus adalah bekuan abnormal dalam
pembuluh darah yang terbentuk walaupun tidak ada kebocoran. Trombus terbagi menjadi 3 macam yaitu
trombus merah (trombus koagulasi), trombus putih (trombus aglutinasi) dan trombus campuran.

b.Trombosis
Trombosis adalah terjadinya bekuan darah di dalam sistem kardiovaskuler termasuk arteri, vena,
ruangan jantung dan mikrosirkulasi.(6) Menurut Robert Virchow, terjadinya trombosis adalah
sebagai akibat kelainan dari pembuluh darah, aliran darah dan komponen pembekuan darah
(Virchow triat).
c.emboli
Pengertian emboli mengacu pada defek atau massa besar yang bergerak di dalam pembuluh darah.
Emboli udara adalah terperangkapnya udara didalam struktur pembuluh darah

d.tromboemboli

Pengertian emboli mengacu pada defek atau massa besar yang bergerak di dalam pembuluh darah.
Emboli udara adalah terperangkapnya udara didalam struktur pembuluh darah

e.trombosis arteri

Trombosis arteri ini adalah penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan jantung
koroner maupun stroke iskemik serta pembuluh darah perifer. Dimana serangan jantung
merupakan penyebab kematian yang sangat serius dan stroke adalah penyebab utama cacat di
dunia.
f. Trombosis vena
Trombosis vena adalah terbentuknya bekuan darah di dalam vena, yang sebagian besar tersusun
atas fibrin dan sel darah merah dengan sebagian kecil komponen leukosit dan trombosit.1,6,7,8
Trombosis vena paling banyak terjadi pada vena dalam dari tungkai (deep vein thrombosis/DVT
), dan dapat menjadi emboli paru.
Berdasarkan “Triad of Virchow”, terdapat 3 faktor stimuli suatu tromboemboli yaitu kelainan
dinding pembuluh darah, perubahan aliran darah dan perubahan daya beku darah.1,2,6. Selain
faktor stimuli, terdapat juga faktor protektif yang berperan yaitu inhibitor faktor koagulasi yang
telah aktif (contoh: antithrombin yang berikatan dengan heparan sulfat pada pembuluh darah.
g.Trombosis vena dalam
Trombosis vena dalam adalah satu penyakit yang tidak jarang ditemukan dan dapat menimbulkan
kematian kalau tidak di kenal dan di obati secara efektif. Kematian terjadi sebagai akibat lepasnya
trimbus vena, membentuk emboli yang dapat menimbulkan kematian mendadak apabila
sumbatan terjadi pada arteri di dalam paru-paru (emboli paru).
h.emboli paru
Emboli paru (EP) merupakan kondisi akibat tersumbatnya arteri paru, yang dapat menyebabkan kematian
pada semua usia. Penyakit ini sering ditemukan dan sering disebabkan oleh satu atau lebih bekuan darah
dari bagian tubuh lain dan tersangkut di paruparu; sering berasal dari vena dalam di ekstremitas bawah,
rongga perut, dan terkadang ekstremitas atas atau jantung kanan.

2.Faktor-faktor resiko dari tromboemboli adalah sebagai berikut :

1. Duduk dalam waktu yang terlalu lama, seperti saat mengemudi atau sedang naik pesawat terbang.
Ketika kaki kita berada dalam posisi diam untuk waktu yang cukup lama, otototot kaki kita tidak
berkontraksi sehingga mekanisme pompa otot tidak berjalan dengan baik.

2. Memiliki riwayat gangguan penggumpalan darah. Ada beberapa orang yang memiliki faktor genetic
yang menyebabkan darah dapat menggumpal dengan mudah.

3. Bed Rest dalam keadaan lama, misalnya rawat inap di rumah sakit dalam waktu lama atau dalam
kondisi paralisis.

4. Cedera atau pembedahan Cedera terhadap pembuluh darah vena atau pembedahan dapat
memperlambat aliran darah dan meningkatkan resiko terbentuknya gumpalan darah. Penggunaan
anestesia selama pembedahan mengakibatkan pembuluh vena mengalami dilatasi sehingga
meningkatkan resiko terkumpulnya darah dan terbentuk trombus.

5. Kehamilan Kehamilan menyebabkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh vena daerah kaki dan
pelvis. Wanita-wanita yang memiliki riwayat keturunan gangguan penjendalan darah memiliki resiko
terbentuknya trombus.

6. Kanker Beberapa penyakit kanker dapat meningkatkan resiko terjadinya trombus dan beberapa
pengelolaan kanker juga meningkatkan resiko terbentuknya trombus

7. Inflamatory bowel syndrome

8. Gagal jantung Penderita gagal jantung juga memiliki resiko TVD yang meningkat dikarenakan darah
tidak terpompa secara efektif seperti jantung yang normal
9. Pil KB dan terapi pengganti hormon

10. Pacemaker dan kateter di dalam vena

11. Memiliki riwayat TVD atau emboli pulmonal

12. Memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas

13. Merokok

14. Usia tua (di atas 60 tahun)

15. Memiliki tinggi badan yang tinggi

Factor risiko lain :

Berdasarkan “Triad of Virchow”, terdapat 3 faktor stimuli suatu tromboemboli yaitu kelainan
dinding pembuluh darah, perubahan aliran darah dan perubahan daya beku darah. Selain faktor
stimuli, terdapat juga faktor protektif yang berperan yaitu inhibitor faktor koagulasi yang telah
aktif (contoh: antithrombin yang berikatan dengan heparan sulfat pada pembuluh darah dan
Pengaruh beberapa faktor risiko didapat terhadap terjadinya trombosis vena.
3. Sebutkan upaya-upaya pencegahan dan pengobatan tromboemboli
A.upaya pencegahan :
Menyadari Resiko dan bahayanya
Pilihlah dokter/bidan/RS/RSIA/RB yang mendukung proses persalinan alami
Bawalah seseorang untuk menemani dan mendampingi Anda di ruang persalinan
Pentingnya berfikir Jernih, Berjalan dan RUBAH POSISI Anda
Rencanakan proses persalinan Anda sebaik mungkin (buatlah Birth Plan Anda).
B.Penatalaksanaan DVT baik non-farmakologis dan farmakologis diarahkan untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Mencegah meluasnya trombosis dan timbulnya emboli paru.
2. Mengurangi morbiditas pada serangan akut.
3. Mengurangi keluhan post flebitis
Tatalaksana Non Farmakologis
Penatalaksanaan non farmakologis terutama ditujukan untuk mengurangi morbiditas pada
serangan akut. Untuk mengurangi keluhan dan gejala trombosis vena pasien diajurkan untuk:
istirahat di tempat tidur (bedrest), meninggikan posisi kaki, dan dilakukan pemasangan stoking
dengan tekanan kira-kira 40mmHg.
Tatalaksana Farmakologis
Meluasnya proses trombosis dan timbulnya emboli paru dapat di cegah dengan pemberian anti
koagulan dan obat-obatan fibrinolitik. Pada pemberian obat-obatan ini di usahakan biaya
serendah mungkin dan efek samping seminimal mungkin. Pemberian anti koagulan sangat efektif
untuk mencegah terjadinya emboli paru, obat yang biasa di pakai adalah heparin.
Pemberian Heparin
Heparin 5000iu bolus (80 iu/KgBB), bolus dilanjutkan dengan drips konsitnus 1000 – 1400 iu/jam
(18 iu/KgBB), drip selanjutnya tergantung hasil APTT. 6 jam kemudian di periksa APTT untuk
menentukan dosis dengan target 1,5 – 2,5 kontrol.
1. Bila APTT 1,5 – 2,5 x kontrol dosis tetap.
2. Bila APTT < 1,5 x kontrol dosis dinaikkan 100 – 150 iu/jam.
3. Bila APTT > 2,5 x kontrol dosis diturunkan 100 iu/jam.
-Penyesuaian dosis untuk mencapai target dilakukan pada hari ke 1 tiap 6 jam, hari ke 2 tiap 2 - 4
jam. Hal ini di lakukan karena biasanya pada 6 jam pertama hanya 38% yang mencapai nilai target
dan sesudah dari ke 1 baru 84%.
-Heparin dapat diberikan 7–10 hari yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian heparin dosis
rendah yaitu 5000 iu/subkutan, 2 kali sehari atau pemberian anti koagulan oral, selama minimal 3
bulan.
-Pemberian anti koagulan oral harus diberikan 48 jam sebelum rencana penghentian heparin
karena anti koagulan orang efektif sesudah 48 jam.
Pemberian Low Molecular Weight Heparin (LMWH)1
Pemberian obat ini lebih di sukai dari heparin karena tidak memerlukan pemantauan yang
ketat, sayangnya harganya relatif mahal dibandingkan heparin. Saat ini preparat yang tersedia di
Indonesia adalah Enoxaparin (Lovenox) dan (Nandroparin Fraxiparin).
Tabel 2. Regimen LMWH dalam penatalaksanaan DVT1
Nama Obat Dosis
Enoxaparin 1mg/kgBB, terbagi 2 dosis per hari
Dalteparin 200UI/kgBB, satu kali sehari
Tinzaparin 175UI/kgBB, satu kali sehari
Nadroparin 6150UI terbagi 2 dosis, untuk BB 50-70kg
4100 UI terbagi 2 dosis, bila BB <50kg
9200 UI terbagi 2 dosis, bila BB >70kg
Reviparin 4200 UI terbagi 2 dosis, untuk BB 46-60kg
3500 UI terbagi 2 dosis bila BB 35-45kg
6300 UI terbagi 2 dosis, bila BB > 60kg
Fondaparinux 7,5mg satu kali sehari untuk BB 50-100kg
5mg satu kali sehari untuk BB <50kg
10mg satu kali sehari untuk BB>100kg

Pemberian Antikoagulan Oral1,7 , 16


Pemberian terapi antikoagulan jangka panjang diperlukan untuk mencegah rekurensi. Obat
yang biasa di pakai adalah antagonis vitamin K, seperti sodium warfarin. Pemberian Warfarin
di mulai dengan dosis 6 – 8 mg (single dose) pada malam hari. Dosis dapat dinaikan atau di
kurangi tergantung dari hasil INR (International Normolized Ratio). Target INR : adalah 2,0 –
3,0
Cara penyesuaian dosis
INR
Penyesuaian
1,1 – 1,4 hari 1, naikkan 10%-20% dari total dosis mingguan.
Kembali : 1 minggu
1,5 – 1,9 hari 1, naikkan 5% – 10% dari total dosis mingguan.
Kembali : 2 minggu
2,0 – 3,0 tidak ada perubahan.
Kembali : 1 minggu
3,1 – 3,9 hari : kurang 5% – 10% dari dosis total mingguan.
Mingguan : kurang 5 – 150 dari dosis total mingguan
Kembali : 2 minggu
4,0 – 5,0 hari 1: tidak dapat obat
mingguan : kurang 10%-20% TDM
kembali : 1 minggu
> 50 :
- Stop pemberian warfarin.
- Pantau sampai INR : 3,0
- Mulai dengan dosis kurangi 20%-50%.
- kembali tiap hari.

Lama pemberian anti koagulan oral adalah 6 minggu sampai 3 bulan apabila trombosis
vena dalam timbul disebabkan oleh faktor resiko yang reversible. Sedangkan kalau trombosis
vena adalah idiopatik di anjurkan pemberian anti koagulan oral selama 3-6 bulan, bahkan
biasa lebih lama lagi apabila ditemukan abnormal inherited mileculer.
Kontra indikasi pemberian anti koagulan adalah7,10 :
1. Hipertensi : sistilik > 200 mmHg, diastolik > 120 mmHg.
2. Perdarahan yang baru di otak.
3. Alkoholisme.
4. Lesi perdarahan traktus digestif.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaushansky, K, MA Lichtman, E Beutler, TJ Kipps, U Seligsohn, JT. Prchal. 2010. Venous
Thrombosis. Williams Hematology, 8th edition. China: The McGraw-Hill Companies, Inc. P.
2700 – 2720.
2. Hirsh, J dan J Hoak. Management of Deep Vein Thrombosis and Pulmonary Embolism.
Circulation.1996; 93: 2212-2245 (dari: http://circ.ahajournals.org/ content/93/12/2212.full,
diakses pada tanggal 5 November 2014, pkl 22.00)
3. Anderson D.R. et al : Efficacy and Cost of LMH Compared with Standard Heparin for
Prevention of DVT After Total Hip Arthrosplasty. Ann of Intern Med. 119: 1105 – 1112.1993.
4. Strandness D.E. et al : Long-term Sequelae of Acute Venous Thrombosis. JAMA 250:1289-
1292, 1983.
5. Thomas J.H et al. Pathogenesis Diagnosis, and Treatment of Thrombosis. The Am J of Surgery
160:547-551, 1990.

Anda mungkin juga menyukai