Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keperluan, yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak
dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian, mau
dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa
harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber
satu jalan adalah dengan cara meminjam uang atau utang untuk memperoleh
tambahan uang. Oleh karena itu cara tersebut cukup diperlukan untuk
Dalam hal ini negara mempunyai peranan penting dalam penentuan cara-
1
2
Salah satu lembaga keuangan non bank yang ada di Indonesia adalah PT.
penyaluran pinjaman uang kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan
jaminan benda bergerak dan bernilai ekonomis. Disamping itu, pemohon juga
perlu menyerahkan surat atau bukti kepemilikan dan identitas diri. Perjanjian
Surat Bukti Kredit (SBK). Pada saat perjanjian ini ditandatangani maka benda
gadai diserahkan oleh pemberi gadai kepada Pihak PT. Pegadaian (Persero).
Pengertian gadai pada umunya telah tertuang dalam Pasal 1150 Kitab
1
Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan,
(Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hlm. 17.
3
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang
bergerak yang bertumbuh maupun tidak bertumbuh yang diberikan
kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu
hutang, dan yang akan memberikan kewenangan kepada kreditur untuk
mendapatkan pelunasan dari barang tersebut lebih dahulu daripada kreditur-
kreditur lainnya terkecuali biaya biaya untuk melelang barang tersebut dan
biaya yang telah dikeluarkan untuk memelihara benda itu, biaya-biaya mana
yang harus didahulukan.”
Dari definisi gadai tersebut terkandung adanya beberapa unsur pokok, yaitu:2
2. Penyerahan itu dapat dilakukan oleh debitur atau orang lain atas nama
debitur;
3. Barang yang menjadi obyek gadai hanya benda bergerak, baik bertubuh
Oleh karena itu gadai merupakan perjanjian riil, yaitu perjanjian yang di
kekuasaan atas barang gadai). Dalam hal ini yang bertindak sebagai kreditur
adalah PT. Pegadaian (Persero) dan yang bertindak sebagai debitur adalah
pinjaman tersebut tidak dapat dilunasi tepat pada waktunya, maka penerima
2
Purwahid Patrik dan Kashadi, Hukum Jaminan, (Semarang: Fakultas Hukum Undip, 2003),
hlm. 13.
4
atau pemegang gadai yang bertindak sebagai kreditur berhak untuk menjual
pemegang gadai tetap memiliki hak gadai selama hutang piutang tersebut
belum dilunasi oleh pemberi gadai (debitur) sampai hak untuk melelang
barang tersebut ketika pemberi gadai (debitu) tidak dapat melunasi atau
Oleh karena itu siapapun yang membawa atau menguasi barang bergerak dan
Pusat, salah satu permasalahan yang terjadi antara lain seperti yang akan
dibahas dalam penulisan ini adalah adanya barang jaminan yang merupakan
Maka dalam hal ini kedudukan barang jaminan yang merupakan barang
hasil kejahatan di anggap sah apabila tidak ada tuntutan dari pemilik barang
yang sebenarnya. Sedangkan jika adanya tuntutan atau laporan dari pemilik
barang sebenarnya kepada pihak yang berwajib dalam jangka waktu kurang
dari 3 (tiga) tahun terhitung sejak hilangnya barang tersebut maka barang
jaminan yang sudah menjadi jaminan dalam perjanjian gadai, tidak lagi
B. Identifikasi Masalah
1. Akibat hukum perjanjian gadai yang barang jaminannya berasal dari hasil
dari hasil kejahatan yang dilakukan antara PT. Pegadaian (Persero) cabang
C. Rumusan Masalah
dari hasil kejahatan yang dilakukan antara PT. Pegadaian (Persero) cabang
yang berasal dari hasil kejahatan yang dilakukan antara PT. Pegadaian
jaminan yang berasal dari hasil kejahatan yang dilakukan antara PT.
jaminan yang berasal dari hasil kejahatan yang dilakukan antara PT.
a. Secara Teoritis
Hukum.
b. Secara Praktis
E. Kerangka Teori
teori dasarnya. Dalam hal ini negara harus ikut campur tangan bila rasa
adalah perlakuan yang setara atau equality before the law kepada siapapun,
sebelah.
Istilah keadilan (iustitia) itu sendiri berasal dari kata “adil” yang
berarti: tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar,
dengan sikap dan tindakan dalam hubungan antar manusia, keadilan berisi
kasih, melainkan, semua orang diperlakukan sama sesuai dengan hak dan
kewajibannya.
yaitu:
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2000), hlm. 517.
9
kepentingan-kepentingan anggotanya.
akan bergantung pada para pedagang, atau justru para penguasa itu
melayani negara.
kualitas atau fungsi makhluk super manusia, yang sifatnya tidak dapat
digeser ke dunia lain, di luar pengalaman manusia, dan akal manusia yang
esensial bagi keadilan tunduk pada cara-cara Tuhan yang tidak dapat
dan ketidakadilan harus dibahas 3 (tiga) hal utama yaitu tindakan apa yang
6
W. Friedmann, Teori dan Filsafat Hukum (Legal Theori), Susunan I, diterjemahkan oleh
Mohamad Arifin, Cetakan kedua, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993), hlm. 117.
7
Deliar Noer, Pemikiran Politik Di Negeri Barat, Cetakan II Edisi Revisi, (Bandung: Pustaka
Mizan, 1997), hlm. 1-15.
11
terkait dengan istilah tersebut, apa arti keadilan, dan diantara dua titik
memberikan terlalu banyak atau pun terlalu sedikit. Dalam hal ini,
sesuatu kepada orang lain (kewajiban) setara dengan apa yang kita
dapatkan dari orang lain (hak). Selain itu pengertian adil menurut
Keadilan sering diartikan sebagai ssuatu sikap dan karakter. Sikap dan
obyek tertentu yang bersisi ganda. Hal ini bisa berlaku dua dalil, yaitu;
“baik”.9
8
http://bocc.ubi.pt/ pag/Aristoteles-nicomachaen.html. Diakses pada tanggal 1 Juli 2018.
9
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009), hlm. 115-116.
12
untuk menentukan secara jernih pula sisi yang lain. Jika satu sisi
Secara umum dikatakan bahwa orang yang tidak adil adalah orang
yang tidak patuh terhadap hukum (unlawful, lawless) dan orang yang
tidak fair (unfair), maka orang yang adil adalah orang yang patuh
untuk diri sendiri, tetapi juga kebahagian orang lain. Keadilan yang
tata nilai dalam hal ini adalah sama tetapi memiliki esensi yang
10
Aristoteles, Op. Cit.
13
amat luas, bahkan pada suatu titik bisa bertentangan dedengan hokum
sebagai salah satu tata nilai sosial. Suatu kejahatan yang dilakukan
dalam arti ini terdiri dari dua unsur yaitu fair dan sesuai dengan
11
Ibid.
14
hukum adalah tidak fair. Keadilan dalam arti umum terkait erat
ini, yaitu:
dan proporsi.12
12
Euis Amalia, Op. Cit, hlm. 117.
15
sederajat. 13
13
Ibid, hlm. 118.
16
inilah digunakan uang. Keadilan dalam hal ini adalah titik tengah
adalah sebuah kesalahan sasaran (misadventure), (2) ketika hal itu tidak
dan (4) seseorang yang bertindak atas dasar pilihan, dia adalah orang
14
Darji Darmodiharjo dan Shidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum Apa dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995), hlm. 137.
15
Umar Chapra, Masa Depan Ilmu Ekonomi; Sebuah Tinjauan Islam, (Jakarta: Gema Insani,
2001), hlm. 57.
17
Akibat adanya ketidak samaan ini maka ada perbedaan kelas antara
John Borden Rawls, dilahirkan pada tahun 1921 dari sebuah keluarga kaya
Ayahnya, William Lee Rawls adalah seorang ahli hukum perpajakan yang
sukses dan sekaligus ahli dalam bidang konstitusi. Ibunya, Anna Abell
Karena latar belakang ini, oleh sebagian orang yang dekat dengannya,
Rawls disebut sebagai orang yang memiliki “darah biru”. Hal ini
membuatnya memiliki sense of noblege. John Rawls yang hidup pada awal
abad 21 lebih menekankan pada keadilan sosial.16 Hal ini terkait dengan
negara pada saat itu. Rawls melihat kepentingan utama keadilan adalah (1)
a. Menilai apakah institusi-institusi sosial yang ada telah adil atau tidak.
16
Ibid, hlm. 31.
17
Ibid, hlm. 32.
19
(call for redress) masyarakat pada posisi asli (people on original position).
Dalam posisi dasar inilah kemudian dibuat persetujuan asli antar (original
Ada tiga syarat supaya manusia dapat sampai pada posisi asli, yaitu: 20
yang lain.
keadilan.
semua pihak
18
Ibid, hlm. 32.
19
Ibid, hlm. 32-33.
20
Ibid, hlm. 43.
20
paling lemah.21
persamaan yang adil atas kesempatan. Secara keseluruhan berarti ada tiga
b. Perbedaan
21
Ibid, hlm. 34.
22
Ibid, hlm. 34.
21
b. Adil ialah menerima hak tanpa lebih dan memberikan orang lain tanpa
kurang.
c. Adil ialah memberikan hak setiap yang berhak secara lengkap tanpa
lebih tanpa kurang antara sesama yang berhak dalam keadaan yang
yang secara seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada
dengan kata lain keadaan yang pasti, ketentuan atau ketetapan. Hukum
secara hakiki harus pasti dan adil. Pasti sebagai pedoman kelakukan dan
adil karena pedoman kelakuan itu harus menunjang suatu tatanan yang
dinilai wajar. Hanya karena bersifat adil dan dilaksanakan dengan pasti
23
Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: Kalam Mulia, 1985), hlm. 71.
24
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984),
hlm. 16.
22
dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas
25
Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum,
(Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2010), hlm. 59.
26
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm. 158.
23
hukum yang tidak pasti dan tidak mau adil bukan sekedar hukum yang
buruk.27
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa
dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui
apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap
individu.28
karena bagi penganut pemikiran ini, hukum tak lain hanya kumpulan
aturan. Bagi penganut aliran ini, tujuan hukum tidak lain dari sekedar
hanya membuat suatu aturan hukum yang bersifat umum. Sifat umum dari
27
Cst Kansil, Christine , S.T Kansil, Engelien R, Palandeng dan Godlieb N Mamahit, Kamus
Istilah Hukum, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 385.
28
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999),
hlm. 23.
29
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), (Jakarta:
Toko Gunung Agung, 2002), hlm. 82-83.
24
kepastian hukum sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan hal ini lebih
Dalam hal kepastian hukum ini menurut Teubner, hukum yang dapat
memuaskan semua pihak adalah hukum yang responshif dan hukum yang
kepastian, kemanfaatan).
30
Sudikno Mertukusumo, Penemuan Hukum, (Yogyakarta: Liberty, 2009), hlm. 21.
31
Gunther Teubner, Subtantive and Reflexsive Elements in Modern Law, Law and Social
Review, Volume 17 Nomor 2. Dikutip oleh Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat,
Teori, dan Ilmu Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), hlm. 317.
25
demi keamanan dan ketertiban suatu negara. Akhirnya hukum positif harus
selalu ditaati. Berdasarkan teori kepastian hukum dan nilai yang ingin
cukup kuat apabila terjadi masalah dengan barang yang dijadikan jaminan
atas perjanjian gadai tersebut, walaupun dalam Pasal 1977 Kitab Undang-
berupa bunga maupun piutang yang tidak atas tunjuk (aan toonder), maka
dalam kurun waktu 3 tahun tidak ada yang menuntut kembali barang
32
Ibid, hlm. 95.
26
lain sebagainya.
masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera.
tidak dapat bekerja, atau yang keadaannya pendapatan yang diterima untuk
khusus, seperti bukti sedang mencari pekerjaan atau kondisi lain, seperti
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan
27
menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas
sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami
Suharto, yaitu :
33
Christopher Pass dan Bryan Lowes, Collins Kamus Lengkap Ekonomi, terj. Tumpal
Rumapea dan Posman Halolo, (Jakarta: Pustaka Erlangga, 2000), hlm. 691.
34
http://portalgaruda.org/article.php?article, diakses pada tanggal 16/5/2018.
28
sosial (social services), tetapi juga konsep normatif bahwa setiap orang
merupakan pengaruh dari faham sosialis yang berkembang pada abad ke-
19, yang populer pada saat itu sebagai simbol perlawanan terhadap kaum
Law is nothing but the very life of mindkind in organized groups and
the condition which make possible peaceful co-existence of masses of
individuals and social groups and the coorporation for other ends
than more existence and propagation.37
adalah apa yang mendorong masyarakat yang hidup dalam satu tingkatan
mengenai Social Welfare ini hampir sama dengan pendapat Roscou Pound,
35
http://www2.rgu.ac.uk/ publicpolicy/introduction/wsate.html, diakses pada 16/5/2018.
36
Ibid
37
Soemardi, Teori Umum Hukum dan Negara: Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai
Ilmu Hukum Deskriptif-Empirik, (Bandung: Bee Media Indonesia, 2010), hlm. 9.
29
layak.
skala nilai nilai tertentu, yang tidak dirumuskan dengan rumus-rumus yang
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
yang berasal dari data kepustakaan dan perbandingan hukum, serta unsur-
kepustakaan yang berarti akan lebih banyak menelaah dan mengkaji data
2. Spesifikasi Penelitian
sebagai berikut:
yaitu:
1) Teknik wawancara
2) Teknik analisis
32
4. Lokasi penelitian
G. Kerangka Pemikiran
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat
ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, memiliki alur
38
Prof. Dr Sugiyono, metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R
& D, (Bandung: Cv. Alfa Beta, 2010), hlm. 52.
39
Ibid.
33
dan unsur pidana terjadi persinggungan maka hal tersebut dapat menimbulkan
dampak lain yang terjadi, antara lain: akibat hukum yang ada serta kedudukan
hukum.
34
H. Preposisi
1. Akibat hukum perjanjian gadai yang barang jaminannya berasal dari hasil
timbul sebagai akibat dari perjanjian kredit atau pinjam uang sehingga
menuntut kembali benda gadai miliknya yang telah digadaikan oleh orang
cabang Jakarta Pusat tersebut akan batal demi hukum karena tidak
terpenuhinya salah satu syarat sahnya perjanjian yang dimuat dalam Pasal
1320 KUHPerdata.
yang merupakan perjanjian pokok adalah barang yang berasal dari hasil
dari hasil kejahatan yang dilakukan antara PT. Pegadaian (Persero) cabang
Jakarta Pusat dengan pemberi gadai. Perjanjian gadai dan hak gadai yang
telah batal demi hukum karena tidak terpenuhinya unsur objektif yaitu
kausa yang halal pada kasus yang terjadi pada kantor PT. Pegadaian
kedudukan hukumnya.
jaminan berupa barang hasil kejahatan yaitu penadahan yang telah diproses
mengikat, maka pihak penerima gadai dalam hal ini PT. Pegadaian
barang sebenarnya.