Anda di halaman 1dari 18

SISTEM EKSRESI HEWAN VERTEBRATA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah: Struktur Perkembangan Hewan

Dosen Pengampu: Andi Asyhari, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Eva Muzdalifah (1710810056)


2. Atiqotul Maula Al-Farihah (17108100
3. Sugiwati (1710810062)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti pencernaan, respirasi
dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah
yang tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah
yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat.Untuk
itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses pembebasan
sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Manusia dan hewan memiliki
sistem ekskresi yang berbeda. Hewan melakukan sistem ekskresi dalam tubuhnya.
Sistem eksresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna
bagi tubuh. Ekskresi utama hewan vertebrata adalah terdiri dari ginjal, paru-paru, hati
dan kulit. sementara itu Jenis Vertebrata lainya memiliki alat pengeluaran yang
berupa ginjal dan paru-paru, kecuali kelompok ikan. Proses pengeluaran CO2 dan
Uap Air yang terjadi pada Ikan melalui Insang. Dalam makalah ini kami akan
membahasa mengenai sistem ekskresi pada hewan vertebrata, yaitu pisces, ampibi,
reptil, aves, dan mamalia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem ekskresi?
2. Bagaimana proses sistem ekskresi pada hewan vertebrata?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sistem ekskresi
2. Mengetahui proses sistem ekskresi pada hewan vertebrata
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Ekskresi
1. Pengertian Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi adalah sistem keluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak
berguna bagi tubuh dari dalam tubuh. Ekskresi yaitu proses pengeluaran bahan- bahan
yang tidak berguna dan merupakan sisa metabolisme atau bahan yang berlebihan dari
sel atau suatu organisme. Fungsi sistem ekskresi
a) Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
b) Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
c) Mempertahankan temperature tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).1
2. Alat-alat Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata
a. Ginjal
Ginjal pada hewan juga memiliki fungsi yang penting. Namun perbedaan
utamanya terletak pada struktur ginjal tersebut. Menurut strukturnya ginjal
vertebrata dapat dibedakan menjadi:

1) Pronefros: ginjal yang tumbuh pada fase embrio atau larva


2) Mesonefros: ginjal pada tahapan setelah pronefros
3) Metanefros: ginjal pada hewan dewasa
4) Opistonefros: ginjal yang terdapat pada hewan – hewan jenis
amphibi (amfibi) dan pisces (ikan)2

b. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan merupakan pelindung
bagian dalam tubuh.
Fungsi KulitKulit berfungsi sebagai:

1
ESIS. Biologi 2. (Jakarta: 2017, PT gelora Aksara Pratama) Hlm 245.

2
Diah aryulina, dkk, Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI, (Jakarta: 2004, Esis), hal. 224
 Mengeluarkan keringat
 Melindungi bagian dalam tubuh dari gesekan, kuman, penyinaran, panas
dan zat kimia
 Mengatur suhu tubuh
 Menerima rangsangan dari luar
 Mengurangi kehilangan air
c. Paru-paru
Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-
paru berfungsi sebgai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen dan
mengeluarkan CO2 dan uap air. CO2 dan uap air berdifusi didalam
alveolus kemudian dikeluarkan.
B. Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata
1. Pisces (Ikan)
Ikan atau pisces merupakan salah satu hewan vertebrata atau hewan yang
mempunyai tulang belakang. Pisces ini memiliki sistem ekskresi pada tubuhnya.
Fungsi sistem eksresi ikan atau pisces yaitu untuk regulasi kadar air tubuh,
mengeliminasi sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein dan menjaga
keseimbangan garam. Alat ekskresi ikan terdiri atas: Insang- Insang pada ikan
berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan H2O, Kulit- Kelenjar kulit mengeluarkan
lendir agar tubuh ikan menjadi licin sehingga memudahkan ikan bergerak dalam air,
dan Sepasang ginjal- Pada sebagian besar ikan sepasang ginjal berfungsi untuk
mengeluarkan urine. Pada tubuh ikan juga suatu lubang pengeluaran yang disebut
urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan
saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus.3

3
Cindy, Anggreini, Sistem Ekskresi, diakses
https://www.academia.edu/25990316/SISTEM_EKSRESI_VERTEBRATA, pada tanggal 4 November 2019, 09:00
Ikan pada umumnya memiliki sepasang ginjal sederhana yang disebut dengan
mesonefron. Lalu kemudian setelah ikan itu dewasa, mesonefron akan berkembang
menjadi ginjal opitonefros. Sedangkan tubulus ginjal pada ikan akan mengalami
modifikasi menjadi saluran yang berperan dalam transpor spermatozoa (duktus
eferen) kea rah kloaka. Ada perbedaan sistem esksresi ikan air tawar dan ikan air laut.
Bentuk ginjal ikan ait tawan dan laut berbeda, sebagai bentuk adaptasi terhadap
lingkungan sekitarnya. Pada ikan air tawar kondisi lingkungan sekitarnya bersifat
hipotonis. Dan bisanya lingkungan sperti itu akan membuat jaringan ikan menjadi
sangat mudah mengalami kelebihan cairan. Maka dari itu, ikan air tawar senantiasa
menjaga jaringan tubuhnya agar tetap hipertonik dengan sedikit meminum dan
mengeluarkan urine dalam volume besar. Sedangkan pada ikan yang hidup di air laut
memiliki cara adaptasi yang berbeda dengan ikan air tawar. Yakni ikan air laut sangat
sangat mudah mengalami dehirdrasi karena air dalam tubuhnya akan cenderung
mengalir keluar kelingkungan sekitar dengan melalui insang, mengikuti perbedaan
tekanan osmotic.
(gambar perbedaan sistem ekskresi pada ikan air tawar dan laut)
2. Amfibi

Alat ekresi pada katak adalah ginjal opistonefros yang dihubungkan dengan
ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecoklatan serta terletak di kanan dan di
kiri tulang belakang. Alat ekresi lainnya pada amfibi adalah kulit, paru-paru, dan
insang. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu, sedangkan
katak betina saluran ginjal dan kelamin terpisah. Saat mengalami metamorfosis,
amfibi mengubah eksresi amonia menjadi urea. Hal ini terjadi saat larva berubah jadi
berudu dan hewan darat dewasa. Seperti halnya ikan, ginjal pada katak juga berperan
dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.

Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk
mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeabel terhadap air, maka
pada saat ia berada di air, banyak air yang masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada
saat katak berada di darat harus melakukan konversi air dan tidak membuangnya.
Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya
dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal
berfungsi untuk membuang bahan-bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama
masa aliran darah melalui glomelurus dibatasi. Katak juga menggunakan kantung
kemih untuk konservasi air. Apabila sedang berada di air, kantung kemih terisi urin
yang encer. Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darah
menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan
adalah hormon yang sama dengan ADH.4

3. Aves
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, kulit.
Burung memiliki sepasang ginjal berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal
yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung
mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan
mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir
tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada
tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.
a. Ginjal

Seperti halnya manusia, aves juga memiliki ginjal yang berperan sebagai
sistem ekskresi pada aves. Sepasang ginjal yang terdapat pada burung memiliki
warana coklat serta bertipe metanefros. Ginjla yang bertipe metanefros ini
memiliki ciri khas yaitu tidak memiliki segmen khusus, tidak terdapat
infrostomaserta memiliki glomerulus dalam jumlah yang banyak. Hubungan
antara ginjal satu denganyang lainnya ini salaing mempengaruhi fungsi dan
kinerjanya dalam tubuh burung. Adapun fungsinya adalah untuk mengambil zat
sisa yang berupa darah akan tetapi berbentuk urin. Pada aves tidak terdapat
kandung kemih sehingga saluran ureternya akan menuju pada kloaka. Kloaka
sendiri adalah ujung dari 3 saluran pada burung, yaitu saluran urin, saluran

4
L Aditia, Sistem Ekskresi, Diakses melalui https://www.academia.edu/16149298/SISTEM_EKRESI, pada
tanggal 30 Oktober 2019, pukul 16.47 WIB.
kotoran serta saluran reproduksi. Dengan demikian, burung hanya memiliki satu
lubang pembuangan dalam tubuhnya disebut kloaka tersebut.

b. Kulit
Kulit merupakan sistem ekskresi pada aves yang umumnya akan melapisi
tubuhnya. Akan terapi kulit pada burung yang memiliki fungsi khusus ini dapat
ditemukan pada pada tubuh bagian belakangnya, lebih tepatnya pada ekor burung
atau uropygium. Pada bagian ini terdapat sedikit kulit yang didalamnya terdapat
kelenjar minyak. Kelenjar minyak tersebut memiliki fungsi untuk menghasilkan
minyak yang akan disalurkan ke seluruh tubuh burung agar bulunya tidak cepat
basah ketika terkena air. Selain itu, kelenjar minyak tersebut juga berfungsi untuk
menyiman cadangan makanan dalam bentuk lemak agar kebutuhan burung tetap
terpenuhi.
Ekskret yang terdapat pada saluran ekskresinya memiliki sifat semisolid
yang artinya menyerupai pasta, hal inilah yang menyebabkan urin pada burung
akan keluar bersamaan dengan fesesnya. Pada ekskret sendiri mengandung
senyawa asam urat dengan sifat yang sulit larut pada air, kekurangan toksik serta
apabila digunakan untuk mengekskresi sesuatu membutuhkan sedikit air agar
nantinya tidak menyebabkan kerusakan pada embrionya dan tidak membentuk
suatu endapan yang berupa Kristal. Dimana apabila terdapat semacam endapan
tersebut, maka kemungkinannya burung akan menjadi sakit. Perlu diketahui
bahwa terdapat beberapa burung yang hidup pada lingkungan yang kering,
contohnya adalah burung gurun pasir. Pada burung jenis ini tentunya memiliki
cara adaptasi tersendiri, berbeda dengan burung yang hidup dilingkungan sekitar
kita. mereka akan beradaptasi dengan cara mengubah senyawa limbah yang
mengandung nitrogen menjadi asam urat yang yang tidak mudah larut dan
tentunya dapat diekskresikan tanpa membutuhkan banyak air.
4. Reptil
Reptil adalah hewan vertebrata berdarah dingin, bernapas, kelompok yang
mencakup ular, kadal, kura-kura, dan buaya. Alat ekskresi pada reptilia adalah
sepasang ginjal metanefros. Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros
yang merupakan alat ekskresi pada stadium embrional menghilang. Ginjal
dihubungkan oleh ureter ke vasika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria
bermuara langsung ke kloaka. Hasil ekskresi reptilia adalah asam urat. Reptilia hanya
menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian
besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam
urat yang dikeluarkan oleh reptilia berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa air
direabsorpsi olah bagian tabung ginjal.
5. Mamalia

Sistem ekresi pada mamalia melibatkan alat ekresi yang terdiri dari atas ginjal,
kulit, hati, dan paru-paru. Setiap alat ekresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa
meabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat diekresikan melalui semua alat
ekresi. Alat ekskresi diantaranya adalah:

a. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yaitu mamalia yang berfungsi
menyaring darah sehingga menghasilkan urine, mengekresikan zat-zat yang
membahayakan tubuh, misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh,
urea, asam urat, dan bermacam-macam garam. Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk
mengekresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, membantu keseimbangan air
dalam tubuh sehingga mempertahankan osmosis cairan ekstraseluler, dan
mempertahankan keseimbangan asam dan basa.5Alat tubuh yang mempunyai fungsi
spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen adalah ginjal.
a. Struktur ginjal

5
Jeilen G Nusa, Aplikasi Spektrometer Fotoakustik Laser CO2 Untuk Deteksi Gas Amonia (NH3) Pada Gas
Hembus Penderita, (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2017), Hlm 1
Ginjal atau ren berbentuk seperti biji buah kacang merah (kara/ercis).
Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang yaitu di dalam rongga perut pada
dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah dua buah dan berwarna merah keunguan.
Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi daripada ginjal sebelah kanan.
Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan
dalam disebut sumsum ginjal atau medula. Lapisan paling dalam berupa rongga
ginjal yang disebut pelvis renalis.

Saluran struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap
nefron terdiri atas badan malphigi yang tersusun dari kapsul bowman, glomelurus
yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontortus
proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang
terdapat dibagian medulla. Lengkung henle merupakan bagian saluran ginjal yang
melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal
maupun tubulus di daerah korteks. 6

b. Proses-proses di dalam ginjal


Cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darah
sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air
seni (urin). Penyaringan darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan
(filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi) sebagai
berikut:

6
Risky Nurhikmayani, Sistem Ekresi, diakses
melalui:https//www.academia.edu/16149298/SISTEM_EKRESI, pada tanggal 28 Oktober 2019, pukul 23.03 WIB
1) Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam
ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari
pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malphigi. Membran glomerulus dan
kapsul bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecil
sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari
glomelurus dan kapsul bowman disebut filtrat glomelurus urin primer. Dalam
urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino,dan garam mineral.
2) Penyerapan kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula,
vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna
tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar
tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder
mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau
pada urin.
3) Pengumpulan (Augmentasi)
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion,
hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin
sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang
telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut urin. Kemudian, urin disalurkan
melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urin menuju ke
kantong kemih melalui saluran ginjal (ureter).
4) Tahap pengeluaran urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan
tertekan. Kemudian daging otot kemih meregang sehingga timbul rasa ingin
buang air kecil. Kemudian urin keluar melalui saluran kencing (uretra).7
c. Kulit

7
W Aji, Sistem Ekresi Manusia, diakses melalui,
https://www.academia.edu/36615251/sistem_ekresi_manusia_docx, pada tanggal 30 Oktober 2019, puku 22.07 WIB
Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi seluruh
permukaan tubuh. Selain berfungsi menutupi permukaan tubuh, kulit juga berfungsi
sebagai alat pengeluaran. Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit adalah air dan
garam-garaman. Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan kulit ari (epidermis),
lapisan kulit jangat (dermis) dan lapisan jaringan ikat bawah kulit.

1) Bagian-bagian kulit

a) Kulit ari (epidermis)


Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum,
stratum granulosum,dan stratum germanativum. Stratum korneum
tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun
atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum koreneum.
Stratum granulosum terusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung
pigmen melanin. Stratum germanativum tersusun atas sel-sel yang selalu
membentuk sel-sel ke arah luar.
b) Kulit Jangat (Dermis)
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar
rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam
lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar
minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang
di dalamnya terlarut berbagai macam garam. Keringat dialirkan melalui
saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui pori-
pori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut.
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi
meminyaki rambut agar tidak kerinng. Rambut dapat terus tumbuh karena
mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut.
Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
c) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung
lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh
terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.8
d. Paru-paru
Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berfungsi sebagai alat
pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbondioksida (CO2) yang
dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah mengeluarkan
karbondoksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak
dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun. Paru-paru berada di dalam rongga
dada sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru
terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang mempunyai tiga gelambir dan
paru-paru kiri mempunyai dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan
alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut pleura.9

8
Risa Purnama Sari Dan Dwi Rukma Santi, Fisiologi Hewan, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2017),
Hlm:104-107
9
Lisa Hualpitu, Fisologi Hewan, diakes melalui https://www.academia.edu/9528865/fisiologi_hewan, pada
tanggal 30 Oktober 2019, pukul 22.04 WIB
e. Hati
Hati terletak pada rongga perut bagian kanan. Pada bagian kanan hati terdapat
selaput tipis yang disebut kapsula hepatis. Di dalam jaringan hati terdapat pembuluh
darah dan pembuluh empedu yang disatukan oleh kapsul hati (kapsul gilison). Sel-sel
hati bergabung membentuk lobula dan antarlobula dipisahkan oleh ruang lakuna.

Sebagai alat ekresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu secara terus-
menerus, selain menghasilkan empedu, hati juga berfungsi menyimpan gula dalam
bentuk glikogen, menetralkan racun, membentuk dan merombak protein, serta
membentuk eritrosit pada janin.10

10
Iduakbar, Sistem Ekresi Pada Mamalia, diakses melalui
https://id.scrib.com/document/328694473/sistem-ekresi-pada-mamalia, pada tanggal 30 Oktober 2019, pukul 12.22
WIB
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahahasan diatas dapat di simpulkan bahwa alat eksresi paa
hewan vertebrata diantaranya adalah terdiri dari gnjal, paru-paru, hati dan kulit. Pada
pisces (insang, kulit, dan sepasang ginjal), reptil (sepasang ginjal metanefros), ampibi
(ginjal opistonefros), aves (ginjal metanefros, paru-paru dan kulit). Sedangkan mamalia
adalah (ginjal, kulit, hati, dan paru-paru).
DAFTAR PUSTAKA

ESIS. 2017. Biologi 2. Jakarta. PT gelora Aksara Pratama. 2017.

L Aditia, Sistem Ekskresi, Diakses melalui


https://www.academia.edu/16149298/SISTEM_EKRESI, pada tanggal 30 Oktober 2019, pukul
16.47 WIB.

G, Jelien Nusa. 2017. (Aplikasi Spektrometer Fotoakustik Laser CO2 Untuk Deteksi Gas
Amonia (NH3) Pada Gas Hembus Penderita). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Nurhikmayani,Risky.(SistemEkresi).diaksesmelalui:https//www.academia.edu/16149298/SISTE
M_EKRESI, pada tanggal 28 Oktober 2019. pukul 23.03 WIB

Aji,W. Sistem Ekresi Manusia. diakses melalui,


https://www.academia.edu/36615251/sistem_ekresi_manusia_docx, pada tanggal 30
Oktober 2019, puku 22.07 WIB

Purnama, Risa Sari Dan Dwi Rukma Santi. 2017. (Fisiologi Hewan). Surabaya: UIN
Sunan Ampel. Hlm:104-107
Hualpitu, Lisa. Fisologi Hewan, diakes melalui
https://www.academia.edu/9528865/fisiologi_hewan, pada tanggal 30 Oktober 2019,
pukul 22.04 WIB

Iduakbar, Sistem Ekresi Pada Mamalia, diakses melalui


https://id.scrib.com/document/328694473/sistem-ekresi-pada-mamalia, pada tanggal 30
Oktober 2019, pukul 12.22 WIB

Anda mungkin juga menyukai