PENDAHULUAN
1
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman dan Tatalaksana Komite Etik di Rumah Sakit Bhakti
Husada II Purwakarta meliputi pengendalian perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang
lainya (seluruh suber daya manusia yang ada di rumah sakit) agar dapat menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika
perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya.
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RS
3
c. Anggota
a. Standar Pendidikan : minimal D3
b. Pengalaman Kerja : minimal ± 1 tahun di pelayanan
c. Personality :
a. Taat kepada Tuhan Yang maha Esa.
b. Berkepribadian yang dapat diterima dan disegani, disertai
profesionalisme yang tinggi.
c. Peka dan responsive terhadap perkembangan masyarakat,
lingkungan dan nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan/
d. Berwibawa, bersih, jujur, sabar terbuka dan dapat menjaga
rahasia dan mempunyai minat terhadap masalah-masalah
etik dalam rumah sakit
4
BAB III
STANDAR FASILITAS KOMITE ETIK DAN HUKUM RS
A B
D
Keterangan :
1. A = Meja Ketua Komite
2. B = Meja Sekretaris Komite
3. C = Lemari berkas
4. D = Pintu masuk ruangan
5
BAB IV
TATA LAKSANA
Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit merupakan perangkat organisasi rumah sakit di
bentuk di Rumah Sakit dalam rangka membantu pimpinan rumah sakit menerapkan Kode Etik
Rumah Sakit di rumah sakit. Dalam keberadaan nya Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
mengatur segala bentuk hubungan kerja dan batasan antar seluruh elemen rumah sakit, pasien
dan masyarakat.
6
4) Rumah Sakit harus memelihara semua catatan/ arsip baik medik maupun non
medik secara baik.
5) Rumah Sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan.
6) Rumah Sakit harus memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
7) Rumah Sakit harus merujuk ke Rumah Sakit lain jika tidak tersedianya
peralatan atau tenaga yang dibutuhkan pasien.
8) Rumah Sakit harus selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan.
7
2) Rumah Sakit harus mengadakan seleksi tenaga staf dokter, perawat dan tenaga
lainnya berdasarkan nilai, norma dan standar ketenagaan.
3) Rumah Sakit harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik antara
seluruh tenaga di rumah sakit dapat dipelihara.
4) Rumah Sakit harus memberi kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit
untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta ketrampilannya.
5) Rumah Sakit harus mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan dilakukan
bedasarkan standar profesi yang berlaku.
6) Rumah Sakit berkewajiban memberi kesejahteraan kepada karyawan dan
menjaga keselamatan kerja sesuai dengan peralatan yang berlaku.
7) Rumah Sakit harus berlaku adil tanpa pilih kasih.
8
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan/tindakan medis.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12) Didampingi keluarganya dan dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya.
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
17) Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Kewajiban Pasien
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan dan tata tertib
di Rumah Sakit.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat
dalam pengobatannya.
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada Dokter yang merawat.
4) Pasien dan atau penunggunya berkewajiban untuk melunasi semua biaya
pelayanan Rumah Sakit dan/ atau Dokter.
9
4. Hak dan Kewajiban Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non
Medis Lainnya
a. Hak Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis
Lainnya
1) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapatkan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesi dan tugas pekerjaannya.
2) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk bekerja menurut standar profesi serta berdasarkan hak
otonominya. Tenaga medis/dokter, walaupun ia berstatus sebagai karyawan
rumah sakit, namun pemilik atau direksi rumah sakit tidak dapat memerintahkan
untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar profesi atau
keyakinannya.
3) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk menolak keinginan pasien/klien yang bertentangan dengan
peraturan, perundang-undangan, profesi, etika serta visi dan misi RS Brayat
Minulya Surakarta.
4) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien/klien apabila misalnya
hubungan dengan pasien/klien sudah berkembang begitu buruk sehingga
kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien/klien
gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien/klien kepada tenaga medis,
penunjang medis, non medis lain yang berkompeten.
5) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak atas privacy dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
oleh pasien/klien dengan ucapan maupun tindakan yang melecehkan atau
memalukan.
6) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapat informasi lengkap dari pasien/klien yang dirawat/dilayani atau
dari keluarganya.
10
7) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapat informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi
pasien/klien yang tidak puas terhadap pelayanannya.
8) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit, pasien/klien,
keluarga pasien dan teman sejawat.
9) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk mendapat imbalan jasa atas jasa profesi atau pekerjaan yang
diberikan berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
b. Kewajiban Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis
Lainnya
1. Kewajiban Dokter
a) Kewajiban Umum
(1) Dokter wajib menjunjung tinggi menghayati dan mengamalkan sumpah
dokter.
(2) Dokter wajib untuk senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran
yang tinggi.
(3) Dokter wajib melakukan pekerjaan kedokterannya dengan tidak boleh
dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
(4) Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :
(a) Melakukan perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.
(b) Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan kedokteran dalam segala bentuk tanpa kebebasan
profesi.
(c) Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan
mahluk insani baik jasmani maupun rohani hanya dilakukan untuk
kepentingan penderita.
11
(d) Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya
kecuali dengan keiklasan, sepengetahuan dan/atau kehendak
penderita.
(5) Dokter wajib berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya.
Seorang dokter hendaknya memberi keterangan atau pendapat yang
dapat dibuktikan kebenarannya.
(6) Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan
kesehatan yang paripurna, serta berusaha menjadikan pendidikan dan
pengabdi masyarakat yang sebenarnya.
12
(3) Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar
senatiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehat dalam
beribadah dan atau dalam masalah lainnya.
(4) Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala
ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan penderita.
(5) Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan maka ia wajib melakukan konsultasi kepada dokter yang
lebih senior atau kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam
penyakit tersebut.
(6) Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
peri kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan
mampu memberikannya.
(7) Setiap dokter yang bertugas di rawat darurat wajib melakukan
pertolongan darurat dengan mendahulukan keselamatan penderita
daripada pertimbangan-pertimbangan lain.
(8) Setiap dokter wajib menyimpan semua rahasia kedokteran yang
diketahui tentang seorang penderita, termasuk data hasil pemeriksaan
laboratorium, data dalam rekam medik secara keseluruhan, bahkan juga
setelah penderita itu meninggal dunia.
(9) Dokter wajib memberikan informasi yang memadai tentang perlunya
tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang dapat ditimbulkan
dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
(10) Dokter wajib membuat informed consent atas setiap tindakan medis
yang mengandung resiko tinggi.
(11) Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
(12) Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam
perjanjian yang telah dibuatnya.
(13) Dokter wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait
secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
2. Kewajiban Perawat
a) Perawat wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata tertib
yang berlaku di rumah sakit.
b) Perawat wajib memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
dengan standar asuhan keperawatan. Meliputi pengkajian, diagnosis,
perencanaan, intervensi keperawatan, evaluasi dan catatan keperawatan.
c) Perawat wajib memberikan informasi yang memadai tentang perlunya
tindakan asuhan keperawatan yang akan dilakukan serta resiko yang dapat
ditimbulkannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien.
d) Perawat wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukannya.
e) Perawat wajib menginformasikan keadaan pasien kepada tenaga medis atau
tenaga lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan pasien.
f) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga.
g) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai keyakinannya.
h) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
14
i) Setiap perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
peri kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan
mampu memberikannya.
j) Perawat wajib membuat catatan asuhan keperawatan yang baik dan lengkap
secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
3. Kewajiban Bidan
a) Bidan wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata tertib yang
berlaku di rumah sakit.
b) Bidan wajib memberikan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
standar asuhan kebidanan. Meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan,
intervensi kebidanan, evaluasi dan catatan kebidanan.
c) Bidan wajib memberikan informasi yang adekwat tentang perlunya tindakan
asuhan kebidanan yang akan dilakukan serta resiko yang dapat
ditimbulkannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien.
d) Bidan wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukannya.
e) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada tenaga medis atau
tenaga lain yang berkompeten sesuai dengan indikasi medis pasien.
f) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga.
15
g) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai keyakinannya.
17
9. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta senantiasa berusaha untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan sesuai dengan perkembangn
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menyebarluaskan pengetahuannya kepada
sesama perawat.
10. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta senantiasa memelihara
hubungan baik antara perawat dan karyawan lain dalam rangka mencapai tujuan
pelayanan kesehatan seoptimal mungkin.
18
4.3.2 PROMOSI PEMASARAN RUMAH SAKIT
1. Pemberian informasi tentang hal-hal yang bersifat promosi, reklame dan iklan serta
marketing, dilaksanakan oleh bagian yang ditugaskan untuk hal tersebut dengan tetap
mengindahkan nilai-nilai etik.
2. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menyatakan yang sebenarnya dan
sebaiknya menyatakan fakta yang signifikan, tidak mencantumkan hal-hal yang
menyesatkan masyarakat.
3. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menahan diri dari membuat
pernyataan yang salah, menyesatkan atau tidak mendukung pesaing atau produk/jasa
pesaing.
4. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus bebas dari pernyataan, ilustrasi atau
implikasi yang menghina cita rasa yang baik atau kesopanan masyarakat.
19
e. Hasil penyelidikan ini sebagai bahan untuk dibahas dalam sidang Komite Etik dan
Hukum RS Bhakti Husada II Purwakarta.
f. Hasil sidang memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam memecahkan
masalah.
a. ALUR I
SURAT PERMOHONAN DARI DIREKTUR UTAMA UNTUK
PENANGANAN KASUS ETIK & DISIPLIN PROFESI
KOMITE MEDIK
KEPUTUSAN PANEL
ADA / TIDAK ADA PELANGGARAN ETIK
DAN DISIPLIN PROFESI KEDOKTERAN
20
b. ALUR II
KEPUTUSAN PANEL
ADA / TIDAK ADAA.
PELANGGARAN
B. PROFESI
ETIK DAN DISIPLIN
C.
KEDOKTERAN
TINDAKAN PENDISIPLINAN
PERILAKU PROFESIONAL :
1. Peringatan tertulis
2. Limitasi (reduksi) kewe-nangan klinis
(clinical privilege)
3. Bekerja dibawah supervisi dalam
waktu tertentu oleh orang yang
mempunyai kewenangan untuk
pelayanan medis tersebut
4. Pencabutan kewenangan klinis
(clinical privilege) sementara atau
selamanya
5. Pelaksanaan keputusan
DIREKTUR UTAMA
REKOMENDASI KOMITE MEDIK
KEPUTUSAN /
EKSEKUSI SUBKOMITE ETIK & DISIPLIN
PROFESI
MELAKUKAN PEMBINAAN
PROFESIONALISME KEDOKTERAN,
CERAMAH, DISKUSI, SIMPOSIUM,
LOKAKARYA (KOORDINASI DIKLAT,
DIREKTUR MEDIK, KOMITE MEDIK)
21
4. Penyelesaian Masalah Etik Di RS Bhakti Husada II Purwakarta
a. Pelanggaran etika meliputi kelalaian yang tidak sesuai dengan etik profesional,
prosedur tetap yang disepakati kebiasaan atau cara-cara yang telah lazim
diberlakukan dengan suatu kesadaran dan kesengajaan.
b. Pengaduan masalah etika dapat berasal dari unsur luar maupun dari dalam RS
Bhakti Husada II Purwakarta dan dapat diajukan kepada Direktur maupun Tim
Etika dan Hukum Rumah Sakit.
c. Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Etika Rumah Sakit dapat minta bantuan/
pertimbangan dari badan-badan etika di luar RS Bhakti Husada II Purwakarta
seperti Ikatan profesi lainnya.
d. Keputusan dan penerapan sanksi dari pelanggaran etika dilakukan oleh Direktur
setelah mempertimbangkan masukan, saran dan pertimbanagan dari Tim Etika
Rumah Sakit.
22
i. Dokter sebaiknya selalu memberi penyuluhan kesehatan kepada wartawan.
j. Dokter sebaiknya selalu melayani wartawan dengan memberikan jawaban tertulis
atau pertanyaan wartawan yang tertulis juga kalau pembicaraan itu tidak direkam.
k. Dokter jangan terpengaruh oleh gertak/ intimidasi maupun perasaan/ Chantage
oleh wartawan.
23
j. Dokter sebaiknya hanya melayani pengacara dengan memberikan jawaban tertulis
atas pernyataan tertulis juga kalau pembicaraan itu tidak direkam.
k. Dokter jangan terpengaruh oleh gertak/ intimidasi ataupun Pemerasan/ chantage
oleh pengacara.
24
BAB V
LOGISTIK
Untuk pemenuhan kebutuhan logistik Komite Etik dan Hukum , maka ketua akan
mengajukan anggaran ke bagian umum. Logistik Komite Etik dan Hukum dibutuhkan demi
kelancaran pelaksanaan program Komite Etik RS. Bhakti Husada II Purwakarta.
Logistik yang ada di Komite Etik dan Hukum adalah :
1. Komputer = 1 buah
2. Lemari Arsip = 1 buah
3. Kursi = 3 buah
4. Meja kerja = 3 buah
25
BAB VI
PENUTUP
Pedoman Komite Etik dan Hukum RS. Bhakti Husada II Purwakarta disusun agar dapat
digunakan sebagai acuan dalam merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi terkait
masalah etik dan hukum di RS. Bhakti Husada II Purwakarta. Namun demikian upaya – upaya
ini akan lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan rumah sakit dan kerja sama yang baik dari
seluruh unit kerja di RS. Bhakti Husada II Purwakarta.
26