Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang pada dasarnya
merupakan suatu pengabdian kepada kepentingan masyarakat banyak, dewasa ini telah
berkembang menjadi suatu unit sosio-ekonomi yang makin hari makin kompleks
permasalahannya. Kompleksitas permasalahan di rumah sakit itu. Antara lain karena
dualisme fungsi rumah sakit seperti tersebut di atas sering menimbulkan persepsi serta
harapan masyarakat yang tersusun oleh berbagai unsur profesi tidak jarang dapat
menimbulkan permasalahan tersendiri. Oleh karena itu perlu suatu pengelolaan yang
cermat dan seksama agar para professional dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-
baiknya demi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Berbagai profesi yang bekerja di rumah sakit didasari oleh kode etik profesi masing-
masing, yang dijadikan tatanan perilaku masing-masing profesi tersebut. Tatanan perilaku
ini hanya dapat dipahami oleh nurani masing-masing profesi sehingga perilaku suatu
profesi sering sulit dipahami oleh profesi lain.
Kode Etik Rumah Sakit adalah norma yang diharapkan untuk dijadikan tatanan
perilaku bagi setiap anggota masyarakat rumah sakit yang multi profesi tersebut.
Pengaturan perilaku yang dimaksud disini menekankan pada perilaku masing-masing
profesi dalam pengamalan profesinya agar dapat menghasilkan manfaat yang optimal bagi
semua pihak. Selain itu kode etik rumah sakit diharapkan dapat merupakan jaminan bagi
semua profesi untuk dapat melakukan profesinya dengan tenang dan aman. Selain itu
profesi pelayanan kesehatan selalu berhadapan dengan resiko yang melekat. Walaupun
telah bekerja dengan hati-hati, resiko yang melekat sulit dihilangkan sama sekali.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan disegala bidang dewasa ini akan
mendorong serta memperbesar kemungkinan terjadinya resiko. Etika rumah sakit
merupakan pegangan yang dapat menuntun kearah penyempurnaan fungsi rumah sakit agar
kode etik dapat ditegakkan. Usaha-usaha tersebut tentu saja harus dilaksanakan oleh orang-
orang yang mengerti benar tentang kode etik rumah sakit serta kode etik-kode etik dari
berbagai profesi yang ada di rumah sakit.

1
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman dan Tatalaksana Komite Etik di Rumah Sakit Bhakti
Husada II Purwakarta meliputi pengendalian perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang
lainya (seluruh suber daya manusia yang ada di rumah sakit) agar dapat menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika
perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya.

1.3 Landasan Hukum

1. UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.


2. UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
3. UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1045/MenKes/PER/XI/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
6. Kode Etik Rumah Sakit (KODERSI), 2015

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RS

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi Sumber Daya Manusia Komite Etik dan Hukum di RS. Bhakti Husada II
Purwakarta adalah :
a. Ketua Komite
a. Standar Pendidikan : minimal dokter umum
b. Pengalaman Kerja : minimal ± 1 tahun di pelayanan
c. Personality :
1. Taat kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Berkepribadian yang dapat diterima dan disegani, disertai
profesionalisme yang tinggi.
3. Peka dan responsive terhadap perkembangan masyarakat,
lingkungan dan nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan.
4. Berwibawa, bersih, jujur, sabar terbuka dan dapat menjaga
rahasia dan mempunyai minat terhadap masalah-masalah
etik dalam rumah sakit.
b. Sekretaris
a. Standar Pendidikan : minimal D3.
b. Pengalaman Kerja : minimal ± 1 tahun di pelayanan
c. Personality :
1. Taat kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Berkepribadian yang dapat diterima dan disegani, disertai
profesionalisme yang tinggi.
3. Peka dan responsive terhadap perkembangan masyarakat,
lingkungan dan nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan/
4. Berwibawa, bersih, jujur, sabar terbuka dan dapat menjaga
rahasia dan mempunyai minat terhadap masalah-masalah
etik dalam rumah sakit

3
c. Anggota
a. Standar Pendidikan : minimal D3
b. Pengalaman Kerja : minimal ± 1 tahun di pelayanan
c. Personality :
a. Taat kepada Tuhan Yang maha Esa.
b. Berkepribadian yang dapat diterima dan disegani, disertai
profesionalisme yang tinggi.
c. Peka dan responsive terhadap perkembangan masyarakat,
lingkungan dan nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan/
d. Berwibawa, bersih, jujur, sabar terbuka dan dapat menjaga
rahasia dan mempunyai minat terhadap masalah-masalah
etik dalam rumah sakit

2.2 Distribusi Ketenagaan


Distribusi ketenagaan Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yang terdiri dari:
1. Ketua : 1 orang
2. Sekretaris : 1 orang
3. Anggota : 1 orang

2.3 Jam Kerja


Jam kerja Komite Etik dan Hukum RS. Bhakti Husada II Purwakarta dengan hari kerja
Senin - Sabtu sejak pukul 08.00 WIB -15.00 WIB.

4
BAB III
STANDAR FASILITAS KOMITE ETIK DAN HUKUM RS

3.1 Denah Ruang

A B

D
Keterangan :
1. A = Meja Ketua Komite
2. B = Meja Sekretaris Komite
3. C = Lemari berkas
4. D = Pintu masuk ruangan

3.2 Standar Fasilitas


Fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan oleh Komite Etik dan Hukum RS. Bhakti Husada II
Purwakarta yaitu :
1. Memiliki penerangan yang baik
2. Ruangan cukup nyaman dan sejuk
3. Memiliki fasilitas :
a. 1 Meja dan 2 kursi kerja
b. 1 set komputer
c. 1 set printer
d. 1 lemari kecil untuk berkas

5
BAB IV
TATA LAKSANA

Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit merupakan perangkat organisasi rumah sakit di
bentuk di Rumah Sakit dalam rangka membantu pimpinan rumah sakit menerapkan Kode Etik
Rumah Sakit di rumah sakit. Dalam keberadaan nya Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
mengatur segala bentuk hubungan kerja dan batasan antar seluruh elemen rumah sakit, pasien
dan masyarakat.

4.1 HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN


1. Hak RS Bhakti Huasada II Purwakarta
a. Berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakit sesuai dengan
visi, misi, falsafah, serta kondisi/keadaan yang ada di rumah sakit (Hospital By
Laws & Medical Staf By Laws).
b. Berhak mensyaratkan bahwa pasien, tenaga medis dan tenaga penunjang lainnya
harus mentaati peraturan rumah sakit.
c. Berhak menerima imbalan atas jasa pelayanan, fasilitas dan peralatan yang
digunakan.
d. Berhak memilih, mengatur dan membina tenaga dokter dan tenaga penunjang
lainnya sesuai sistem dan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
e. Berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi termasuk pasien,
pihak ketiga dan lain-lain.

f. Berhak mendapatkan perlindungan hukum.

2. Kewajiban RS Bhakti Husada II Purwakarta


a. Kewajiban Umum
1) Rumah Sakit harus mentaati Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI).
2) Rumah Sakit sebagai suatu instansi harus dapat mengawasi serta bertanggung
jawab terhadap semua kejadian di rumah sakit.
3) Rumah Sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara
berkesinambungan serta tidak mendahulukan urusan biaya.

6
4) Rumah Sakit harus memelihara semua catatan/ arsip baik medik maupun non
medik secara baik.
5) Rumah Sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan.
6) Rumah Sakit harus memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
7) Rumah Sakit harus merujuk ke Rumah Sakit lain jika tidak tersedianya
peralatan atau tenaga yang dibutuhkan pasien.
8) Rumah Sakit harus selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan.

b. Kewajiban Terhadap Masyarakat dan Lingkungan


1) Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik masyarakat
dan berusaha agar pelayanannya menjangkau di luar rumah sakit.
2) Rumah Sakit harus senatiasa menyesuaikan pelayanannya pada harapan dan
kebutuhan masyarakat setempat.
3) Rumah Sakit dalam menjalankan opersionalnya bertanggung jawab herhadap
lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang merugikan masyarakat.

c. Kewajiban Terhadap Terhadap Pasien


1) Rumah Sakit harus mengindahkan hak-hak asasi pasien.
2) Rumah Sakit harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien, dan
tindakan apa yang hendak dilakukan.
3) Rumah Sakit harus meminta persetujuan pasien (Informed Consent) sebelum
melakukan tindakan medik.
4) Rumah Sakit berkewajiban melindungi pasien dari penyalahgunaan teknologi
kedokteran.
5) Rumah Sakit harus menjaga rahasia pasien.
6) Rumah Sakit harus mengindahan hak pribadi (Privacy) pasien.

d. Kewajiban Terhadap Terhadap Pimpinan, Staf dan Karyawan


1) Rumah Sakit harus menjamin agar pimpinan, staf dan karyawannya senantiasa
mematuhi etika profesi masing-masing.

7
2) Rumah Sakit harus mengadakan seleksi tenaga staf dokter, perawat dan tenaga
lainnya berdasarkan nilai, norma dan standar ketenagaan.
3) Rumah Sakit harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik antara
seluruh tenaga di rumah sakit dapat dipelihara.
4) Rumah Sakit harus memberi kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit
untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta ketrampilannya.
5) Rumah Sakit harus mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan dilakukan
bedasarkan standar profesi yang berlaku.
6) Rumah Sakit berkewajiban memberi kesejahteraan kepada karyawan dan
menjaga keselamatan kerja sesuai dengan peralatan yang berlaku.
7) Rumah Sakit harus berlaku adil tanpa pilih kasih.

3. Hak dan Kewajiban Pasien


a. Hak Pasien
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit.

2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.


3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan medis,
standar profesi dan standar prosedur operasional.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya (isi rekam medis).

8
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan/tindakan medis.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12) Didampingi keluarganya dan dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya.
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.

17) Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

b. Kewajiban Pasien
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan dan tata tertib
di Rumah Sakit.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat
dalam pengobatannya.
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada Dokter yang merawat.
4) Pasien dan atau penunggunya berkewajiban untuk melunasi semua biaya
pelayanan Rumah Sakit dan/ atau Dokter.
9
4. Hak dan Kewajiban Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non
Medis Lainnya
a. Hak Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis
Lainnya
1) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapatkan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesi dan tugas pekerjaannya.
2) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk bekerja menurut standar profesi serta berdasarkan hak
otonominya. Tenaga medis/dokter, walaupun ia berstatus sebagai karyawan
rumah sakit, namun pemilik atau direksi rumah sakit tidak dapat memerintahkan
untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar profesi atau
keyakinannya.
3) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk menolak keinginan pasien/klien yang bertentangan dengan
peraturan, perundang-undangan, profesi, etika serta visi dan misi RS Brayat
Minulya Surakarta.
4) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien/klien apabila misalnya
hubungan dengan pasien/klien sudah berkembang begitu buruk sehingga
kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien/klien
gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien/klien kepada tenaga medis,
penunjang medis, non medis lain yang berkompeten.
5) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak atas privacy dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
oleh pasien/klien dengan ucapan maupun tindakan yang melecehkan atau
memalukan.
6) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapat informasi lengkap dari pasien/klien yang dirawat/dilayani atau
dari keluarganya.

10
7) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapat informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi
pasien/klien yang tidak puas terhadap pelayanannya.
8) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit, pasien/klien,
keluarga pasien dan teman sejawat.
9) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk mendapat imbalan jasa atas jasa profesi atau pekerjaan yang
diberikan berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang berlaku di
rumah sakit.

b. Kewajiban Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis
Lainnya
1. Kewajiban Dokter
a) Kewajiban Umum
(1) Dokter wajib menjunjung tinggi menghayati dan mengamalkan sumpah
dokter.
(2) Dokter wajib untuk senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran
yang tinggi.
(3) Dokter wajib melakukan pekerjaan kedokterannya dengan tidak boleh
dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
(4) Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :
(a) Melakukan perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.
(b) Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan kedokteran dalam segala bentuk tanpa kebebasan
profesi.
(c) Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan
mahluk insani baik jasmani maupun rohani hanya dilakukan untuk
kepentingan penderita.

11
(d) Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya
kecuali dengan keiklasan, sepengetahuan dan/atau kehendak
penderita.
(5) Dokter wajib berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya.
Seorang dokter hendaknya memberi keterangan atau pendapat yang
dapat dibuktikan kebenarannya.
(6) Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan
kesehatan yang paripurna, serta berusaha menjadikan pendidikan dan
pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

b) Kewajiban Terhadap Rumah Sakit


(1) Dokter wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata tertib
yang berlaku di rumah sakit.
(2) Dokter wajib untuk selalu menjaga dan mempertahankan nama baik
rumah sakit.
(3) Dokter wajib mendukung dan melibatkan diri dalam usaha rumah sakit
untuk memajukan dan mengembangkan rumah sakit.
(4) Dokter wajib untuk memupuk rasa memiliki, rasa persaudaraan dan
loyalitas dalam satu ikatan keluarga besar rumah sakit.
(5) Dokter wajib memahami dan dengan setia ikut ambil bagian dalam
mewujudkan visi dan misi rumah sakit.
(6) Dokter wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara tertulis
dengan pihak rumah sakit.

c) Kewajiban Terhadap Pasien


(1) Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya
melindungi hidup insani.
(2) Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
profesi dan menghormati hak-hak pasien.

12
(3) Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar
senatiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehat dalam
beribadah dan atau dalam masalah lainnya.
(4) Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala
ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan penderita.
(5) Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan maka ia wajib melakukan konsultasi kepada dokter yang
lebih senior atau kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam
penyakit tersebut.
(6) Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
peri kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan
mampu memberikannya.
(7) Setiap dokter yang bertugas di rawat darurat wajib melakukan
pertolongan darurat dengan mendahulukan keselamatan penderita
daripada pertimbangan-pertimbangan lain.
(8) Setiap dokter wajib menyimpan semua rahasia kedokteran yang
diketahui tentang seorang penderita, termasuk data hasil pemeriksaan
laboratorium, data dalam rekam medik secara keseluruhan, bahkan juga
setelah penderita itu meninggal dunia.
(9) Dokter wajib memberikan informasi yang memadai tentang perlunya
tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang dapat ditimbulkan
dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
(10) Dokter wajib membuat informed consent atas setiap tindakan medis
yang mengandung resiko tinggi.
(11) Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
(12) Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam
perjanjian yang telah dibuatnya.
(13) Dokter wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait
secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

d) Kewajiban Terhadap Teman Sejawat


13
(1) Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan.
(2) Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman
sejawatnya, tanpa persetujuannya.

e) Kewajiban Terhadap Diri Sendiri


(1) Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja
dengan baik.
(2) Setiap dokter hendaknya senatiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan tetap setia kepada cita-citanya yang luhur.

2. Kewajiban Perawat
a) Perawat wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata tertib
yang berlaku di rumah sakit.
b) Perawat wajib memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
dengan standar asuhan keperawatan. Meliputi pengkajian, diagnosis,
perencanaan, intervensi keperawatan, evaluasi dan catatan keperawatan.
c) Perawat wajib memberikan informasi yang memadai tentang perlunya
tindakan asuhan keperawatan yang akan dilakukan serta resiko yang dapat
ditimbulkannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien.
d) Perawat wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukannya.
e) Perawat wajib menginformasikan keadaan pasien kepada tenaga medis atau
tenaga lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan pasien.
f) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga.
g) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai keyakinannya.
h) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.

14
i) Setiap perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
peri kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan
mampu memberikannya.
j) Perawat wajib membuat catatan asuhan keperawatan yang baik dan lengkap
secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.

k) Perawat wajib mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah


diberikan.
l) Setiap perawat wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu keperawatan.
m) Perawat wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara tertulis dengan
pihak rumah sakit.
n) Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam perjanjian
yang telah dibuatnya.
o) Perawat wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait
secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

3. Kewajiban Bidan
a) Bidan wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata tertib yang
berlaku di rumah sakit.
b) Bidan wajib memberikan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
standar asuhan kebidanan. Meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan,
intervensi kebidanan, evaluasi dan catatan kebidanan.
c) Bidan wajib memberikan informasi yang adekwat tentang perlunya tindakan
asuhan kebidanan yang akan dilakukan serta resiko yang dapat
ditimbulkannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien.
d) Bidan wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukannya.
e) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada tenaga medis atau
tenaga lain yang berkompeten sesuai dengan indikasi medis pasien.
f) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga.
15
g) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai keyakinannya.

h) Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang


penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
i) Setiap Bidan wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas peri
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan mampu
memberikannya.
j) Bidan wajib membuat catatan asuhan kebidanan yang baik dan lengkap
secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
k) Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan.
l) Setiap Bidan wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu kebidanan.
m) Bidan wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara tertulis dengan
pihak rumah sakit.
n) Bidan wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam perjanjian
yang telah dibuatnya.
o) Bidan wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

4. Kewajiban Tenaga Non Medis Lainnya


a) Tenaga non medis lainnya wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan
dan tata tertib yang berlaku di rumah sakit.
b) Tenaga non medis lainnya wajib melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai
dengan standar mutu dan prosedur tetap yang berlaku di rumah sakit.
c) Tenaga non medis lainnya wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya berkaitan dengan tugas pekerjaannya.
d) Tenaga non medis lainnya wajib membuat pencatatan dan pelaporan atas
pelaksanaan tugas pekerjaannya.
e) Tenaga non medis lainnya wajib terus menerus menambah ilmu
pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu yang terkait dengan tugas
pekerjaannya.
16
f) Tenaga non medis lainnya wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja
secara tertulis dengan pihak rumah sakit.
g) Tenaga non medis lainnya wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati
atau dalam perjanjian yang telah dibuatnya.
h) Tenaga non medis lainnya wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain
yang terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada
pasien.

4.2 ETIKA PARAMEDIS RS BHAKTI HUSADA II PURWAKARTA


1. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta dalam melaksanakan tugasnya
senantiasa taat dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Paramedis Rumah Sakit Bhakti husada II Purwakarta senantiasa menjunjung tinggi
nama baik dan profesi keperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifat-sifat
profesi yang luhur.
3. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta senantiasa memelihara dan
meningkatkan mutu pelayanan perawat di RS Brayat Minulya setinggi-tingginya.
4. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta senantiasa bekerja secara
profesional dan senantiasa melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan.
5. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta senantiasa mengutamakan
keselamatan pasien serta senantiasa mempertimbangkan kemampuannya sendiri di
dalam menerapkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan.
6. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang diberikan kepadanya.
7. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta senantiasa menjunjung tinggi
martabat manusia serta senantiasa menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, agama
dari pasien dan keluarganya.
8. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar di dalam menjalankan tugasnya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan-pertimbangan kebangsaan, kesukuan, agama, politik kedudukan sosial
dari pasien dan keluarganya.

17
9. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta senantiasa berusaha untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan sesuai dengan perkembangn
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menyebarluaskan pengetahuannya kepada
sesama perawat.
10. Paramedis Rumah Sakit Bhakti Husada II Purwakarta senantiasa memelihara
hubungan baik antara perawat dan karyawan lain dalam rangka mencapai tujuan
pelayanan kesehatan seoptimal mungkin.

4.3 HUBUNGAN RS BHAKTI HUSADA II PURWAKARTA DENGAN LEMBAGA


TERKAIT
1. Rumah Sakit harus memelihara hubungan yang baik dengan pemilik berdasarkan nilai-
nilai dan etika yang berlaku di masyarakat Indonesia.
2. Rumah Sakit harus memelihara hubungan yang baik antar rumah sakit dan
menghindarkan persaingan yang tidak sehat.
3. Rumah Sakit harus menggalang kerjasama yang baik dengan instansi atau badan lain
yang bergerak di bidang kesehatan.
4. Rumah Sakit harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan.

4.3.1 KERJASAMA DENGAN PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA


1. RS Brayat Minulya Surakarta bekerjasama dengan jejaring pelayanan keehatan
lainnya, lembaga-lembaga pendidikan, organisasi medis-paramedis serta organisasi
kesehatan lainnya yang relevan untuk meningkatkan pelayanan, pendidikan dan
penelitian.
2. Bila terdapat keterbatasan fasilitas atau tenaga ahli, demi kepentingan pasien, RS
Brayat Minulya dapat bekerjasama dan merujuk pasien ke Rumah Sakit lain yang
lebih lengkap dengan sepengetahuan dan sepertujuan pasien atau keluarga pasien.
3. RS Brayat Minulya menerima kerjasama dan rujukan dari institusi kesehatan lainnya
yang memerlukan fasilitas RS Brayat Minulya demi penanganan pasien secara
optimal.

18
4.3.2 PROMOSI PEMASARAN RUMAH SAKIT
1. Pemberian informasi tentang hal-hal yang bersifat promosi, reklame dan iklan serta
marketing, dilaksanakan oleh bagian yang ditugaskan untuk hal tersebut dengan tetap
mengindahkan nilai-nilai etik.
2. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menyatakan yang sebenarnya dan
sebaiknya menyatakan fakta yang signifikan, tidak mencantumkan hal-hal yang
menyesatkan masyarakat.
3. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menahan diri dari membuat
pernyataan yang salah, menyesatkan atau tidak mendukung pesaing atau produk/jasa
pesaing.
4. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus bebas dari pernyataan, ilustrasi atau
implikasi yang menghina cita rasa yang baik atau kesopanan masyarakat.

4.4 TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ETIK DI RS BHAKTI HUSADA II


PURWAKARTA
1. Pengaduan pelanggaran etik di RS Bhakti Husada II Purwakarta dapat berasal
dari :
a. Internal : Unit Kerja Fungsional, Unit Kerja Struktural.
b. Eksternal : Perorangan/Pasien, ini dapat langsung ke Direktur atau
lewat Polisi, Kejaksaan, LBH ataupun instansi lain.

2. Penanganan Pelanggaran Etik :


a. Pengaduan ditujukan langsung kepada Direktur Rumah Sakit.
b. Direktur Rumah Sakit meneruskan masalah tersebut kepada Komite Etik dan
Hukum RS Bhakti Husada II Purwakarta.
c. Komite Etik dan Hukum RS Bhakti Husada II Purwakarta melakukan
penyelidikan terhadap masalah tersebut dengan mengumpulkan informasi dengan
penelitian rekam medis, menghubungi unit kerja ataupun mereka-mereka yang
berhubungan dengan masalah.
d. Apabila pelenggaran ini merupakan pelanggaran murni etik profesi maka Komite
Etik dan Hukum RS Bhakti Husada II Purwakarta dapat mengkonsultasikan
kepada Ikatan Profesi yang bersangkutan.

19
e. Hasil penyelidikan ini sebagai bahan untuk dibahas dalam sidang Komite Etik dan
Hukum RS Bhakti Husada II Purwakarta.
f. Hasil sidang memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam memecahkan
masalah.

3. Alur Penyelesaian Pengaduan Pelanggaran etika di R Brayat Minulya

a. ALUR I
SURAT PERMOHONAN DARI DIREKTUR UTAMA UNTUK
PENANGANAN KASUS ETIK & DISIPLIN PROFESI

KOMITE MEDIK

SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI

MENGADAKAN RAPAT UNTUK MENGKAJI


NOTIFIKASI (LAPORAN) YANG MASUK DARI :
 MANAJEMEN RS
 STAF MEDIK LAIN
 TENAGA KESEHATAN / NON KESEHATAN
 PASIEN/ KELUARGA PASIEN
DASAR DUGAAN PELANGGARAN  HASIL DEATH CONFERENCE / CASE REVIEW PEMERIKSAAN
ETIK & DISIPLIN PROFESI
1. Dilakukan oleh Panel Pendisiplinan Profesi
1. Kompetensi klinis (dibentuk oleh Sub Komite)
2. Penatalaksanaan kasus medis 2. Melalui proses pembuktian
3. Pelanggaran etik dan disiplin profesi 3. Petugas Sekretariat Komite Medik mencatat
proses pemeriksaan
4. Penggunaan obat dan alat kesehatan 4. Terlapor didampingi oleh personil dari RS
yang tidak sesuai dengan standar Brayat Minulya Surakarta
pelayanan kedokteran di rumah sakit 5. Panel dapat menggunakan keterangan ahli
5. Ketidakmampuan bekerjasama sesuai kebutuhan
6. Seluruh pemeriksaan yang dilakukan panel
dengan staf rumah sakit yang dapat disiplin profesi bersifat tertutup dan
membahayakan pasien pengambilan keputusannya bersifat rahasia.

KEPUTUSAN PANEL
ADA / TIDAK ADA PELANGGARAN ETIK
DAN DISIPLIN PROFESI KEDOKTERAN

20
b. ALUR II

KEPUTUSAN PANEL
ADA / TIDAK ADAA.
PELANGGARAN
B. PROFESI
ETIK DAN DISIPLIN
C.
KEDOKTERAN

TIDAK ADA PELANGGARAN ADA PELANGGARAN

TINDAKAN PENDISIPLINAN
PERILAKU PROFESIONAL :
1. Peringatan tertulis
2. Limitasi (reduksi) kewe-nangan klinis
(clinical privilege)
3. Bekerja dibawah supervisi dalam
waktu tertentu oleh orang yang
mempunyai kewenangan untuk
pelayanan medis tersebut
4. Pencabutan kewenangan klinis
(clinical privilege) sementara atau
selamanya
5. Pelaksanaan keputusan

DIREKTUR UTAMA
REKOMENDASI KOMITE MEDIK

KEPUTUSAN /
EKSEKUSI SUBKOMITE ETIK & DISIPLIN
PROFESI

MELAKUKAN PEMBINAAN
PROFESIONALISME KEDOKTERAN,
CERAMAH, DISKUSI, SIMPOSIUM,
LOKAKARYA (KOORDINASI DIKLAT,
DIREKTUR MEDIK, KOMITE MEDIK)

21
4. Penyelesaian Masalah Etik Di RS Bhakti Husada II Purwakarta
a. Pelanggaran etika meliputi kelalaian yang tidak sesuai dengan etik profesional,
prosedur tetap yang disepakati kebiasaan atau cara-cara yang telah lazim
diberlakukan dengan suatu kesadaran dan kesengajaan.
b. Pengaduan masalah etika dapat berasal dari unsur luar maupun dari dalam RS
Bhakti Husada II Purwakarta dan dapat diajukan kepada Direktur maupun Tim
Etika dan Hukum Rumah Sakit.
c. Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Etika Rumah Sakit dapat minta bantuan/
pertimbangan dari badan-badan etika di luar RS Bhakti Husada II Purwakarta
seperti Ikatan profesi lainnya.
d. Keputusan dan penerapan sanksi dari pelanggaran etika dilakukan oleh Direktur
setelah mempertimbangkan masukan, saran dan pertimbanagan dari Tim Etika
Rumah Sakit.

5. Tatacara Menghadapi Wartawan


Prosedur :
a. Dokter wajib menyimpan rahasia kedokteran mengenai penderita.
b. Dokter pada umumnya tidak ada hubungan dengan wartawan.
c. Dokter jangan melayani seseorang yang mengaku sebagai wartawan lewat
pembicaraan telepon atau yang tidak menunjukkan Kartu Wartawan.
d. Dokter berhak meminta wartawan menunjukan Kartu Wartawan yang masih
berlaku.
e. Sebaiknya dokter segera membuat foto kopy kartu karyawan tersebut. Dalam
keragu-raguan mintalah konfirmasi kepada persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
f. Dokter jangan melayani wartawan di tempat umum, sebaiknya di kamar kerja atau
kamar praktek.
g. Dokter sebaiknya merekam seluruh pembicaraan dengan wartawan dengan tape
recorder.
h. Dokter jangan membicarakan kasus tertentu dengan wartawan, kecuali kalau
Suami/istri penderita yang bersangkutan atau Ayah/ibu penderita yang
bersangkutan.

22
i. Dokter sebaiknya selalu memberi penyuluhan kesehatan kepada wartawan.
j. Dokter sebaiknya selalu melayani wartawan dengan memberikan jawaban tertulis
atau pertanyaan wartawan yang tertulis juga kalau pembicaraan itu tidak direkam.
k. Dokter jangan terpengaruh oleh gertak/ intimidasi maupun perasaan/ Chantage
oleh wartawan.

6. Tatacara Menghadapi Pengacara Penuntut Hukum


Prosedur :
a. Dokter wajib menyimpan rahasia kedokteran mengenai penderita.
b. Dokter pada umumnya tidak mempunyai hubungan dengan pengacara pihak lain.
c. Dokter jangan melayani seorang yang mengaku sebagai pengacara lewat
pembicaraan telepon, atau yang tidak mau menunjuk surat kuasa khusus dari
penderita yang dewasa dan kesadaran penuh. Dalam hal penderita masih di bawah
umur, maka surat kuasa khusus tersebut harus dibuat oleh ayah atau ibu penderita
anak itu.
d. Dokter berhak meminta pengacara menunjukkan kartu identitas pengacara yang
masih berlaku. Sebaiknya dokter segera membuat fotocopy kartu identitas
pengacara tersebut atau mencatat apa yang tertera pada kartu identitas pengacara
tersebut. Dalam keragu-raguan mintalah didamping pengacara pribadi atau Ketua
IDI Cabang, Ketua MKEK, Ketua MP2A.
e. Dokter jangan melayani pengacara di tempat umum, sebaiknya di kamar kerja
atau kamar praktek.
f. Dokter sebaiknya merekam seluruh pembicaraan dengan pengacara pada tape
recorder.
g. Dokter jangan memberikan kasus tertentu dengan Pengacara yang tidak diberi
kuasa khusus oleh penderita tertentu tersebut, kecuali kalau pengacara dapat
menunjukkan bahwa ia suami/ istri penderita yang bersangkutan atau ayah/ ibu
penderita anak yang bersangkutan.
h. Dokter sekali-kali jangan memberikan rekam medis asli/fotocopy/salinan dari
penderita manapun kepada pengacara.
i. Dokter sebaiknya selalu memberikan penyuluhan kesehatan kepada pengacara.

23
j. Dokter sebaiknya hanya melayani pengacara dengan memberikan jawaban tertulis
atas pernyataan tertulis juga kalau pembicaraan itu tidak direkam.
k. Dokter jangan terpengaruh oleh gertak/ intimidasi ataupun Pemerasan/ chantage
oleh pengacara.

24
BAB V
LOGISTIK

Untuk pemenuhan kebutuhan logistik Komite Etik dan Hukum , maka ketua akan
mengajukan anggaran ke bagian umum. Logistik Komite Etik dan Hukum dibutuhkan demi
kelancaran pelaksanaan program Komite Etik RS. Bhakti Husada II Purwakarta.
Logistik yang ada di Komite Etik dan Hukum adalah :
1. Komputer = 1 buah
2. Lemari Arsip = 1 buah
3. Kursi = 3 buah
4. Meja kerja = 3 buah

25
BAB VI
PENUTUP

Pedoman Komite Etik dan Hukum RS. Bhakti Husada II Purwakarta disusun agar dapat
digunakan sebagai acuan dalam merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi terkait
masalah etik dan hukum di RS. Bhakti Husada II Purwakarta. Namun demikian upaya – upaya
ini akan lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan rumah sakit dan kerja sama yang baik dari
seluruh unit kerja di RS. Bhakti Husada II Purwakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai