Anda di halaman 1dari 12

1

PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR


MATEMATIKA
TENTANG PERKALIAN CARA SUSUN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI
PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1
DI SD NEGERI DUWET 02
KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh :

NAMA : ROMI INUNG VANIANTO


NIM : 836790928
EMAIL : timjerman4@gmail.com

ABSTRAK

Romi Inung Vanianto.836790928. Peningkatan Pemahaman dan Hasil Belajar


Matematika Tentang Perkalian Cara Susun Dengan Menggunakan Metode
Demonrasi Pada Siswa Kelas V Semester 1 Di SD Negeri Duwet 02 Kecamatan
Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019

Kewajiban utama seorang guru adalah bertanggung jawab membantu anak


didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah
pelajaran berlangsung.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian tindakan ini adalah :
(a) Bagaimana cara meningkatkan kemampuan memahami perkalian pada siswa ?
(b) Bagaimana cara meningkatkan proses pembelajaran matematika ? (c).
Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Meningkatkan penguasaan
perkalian cara susun pada siswa. (b) Meningkatkan proses pembelajaran Mata
Pelajaran Matematika. (c) Meningkatkan hasil pembelajaran siswa
Pelaksanaan enelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action
research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu :
rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini
adalah siswa kelas V SD Negeri Duwet 02 Kecamatan Baki. Data yang diperoleh
berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II , dengan demikian penelitian sudah
2

dapat dikatakan berhasil pada siklus II serta tidak ada tahapan siklus selanjutnya
karena pada siklus II sudah dapat dikategorikan baik dengan hasil evaluasi 62,5 %
siswa dengan hasil kategori baik dan 31,25 % siswa dengan kategori hasil
evaluasi sedang dan 6,25 % siswa dengan kategori hasil kurang karena
keterbatasan kondisi anak
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode
demontrasi dapat meningkatkan kemampuan memahami dan hasil belajar tentang
perkalian cara susun pada siswa SD Negeri Duwet 02 Kecamatan Baki, serta
model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran matematika.

Kata Kunci: metode demontrasi, perkalian cara susun, matematika

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Mata Pelajaran Matematika
Permasalahan mutu sekolah sudah sangat sering dikeluhkan
masyarakat. Hal ini merupakan salah satu unsur yang dianggap sangat
menentukan. Dengan kata lain, rendahnya mutu sekolah dipandang
mempunyai kaitan langsung dengan rendahnya mutu guru. Orang tua
melihat sekolah, terutama dilihat mutu gurunya. Sebab mutu guru yang
rendah menyebabkan mutu sekolah yang rendah pula. Sebagian besar guru
dianggap mutunya rendah.
Perguruan Tinggi pendidikan guru (misalnya FKIP), bukanlah idola
calon mahasiswa atau orangtua. Sebab, dalam masyarakat yang cenderung
melihat kemampuan ekonomi sebagai ukuran status sosial, status guru
dipandang "kurang baik" karena pendapatannya rendah. Karena itu jabatan
guru tidak menarik minat banyak orang dan juga tidak menarik bagi putra-
putri terbaik bangsa.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka agaknya repot bagi pendidikan
guru untuk menangkis serangan atau kritik tentang mutu lulusannya.
Masyarakat mengeluh anak-anaknya diajar oleh guru yang kurang bermutu.
Di sisi lain, LPTK mengkhawatirkan semakin merosotnya minat calon
mahasiswa yang ingin menjadi guru. Keluhan masyarakat dan kekhawatiran
perguruan tinggi tersebut pada akhirnya beralamatkan kepada pemerintah
juga.
3

Melihat paparan yang sudah dijelaskan tersebut di atas, serta melihat


perolehan hasil belajar matematika SDN Duwet 02 Kec. Baki Kab.
Sukoharjo di Kelas V yang masih jauh dari hasil belajar yang sesuai dengan
apa yang diharapkan yaitu dengan perolehan hampir 60 % siswa
mendapatkan hasil belajar yang masih kurang. Dengan demikian, penulis
mencoba melakukan penelitian terhadap siswa terhadap mekanisme belajar
mengajar yaitu dengan menggunakan kajian Peningkatan Pemahaman dan
Hasil Belajar Matematika tentang Perkalian Cara Susun Dengan
Menggunakan Metode Demonrasi Pada Siswa Kelas V Semester 1 Di SD
Negeri Duwet 02 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran
2018/2019
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka
penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Mata Pelajaran Matematika
1). Bagaimana cara meningkatkan kemampuan memahami perkalian pada
siswa ?
2). Bagaimana cara meningkatkan proses pembelajaran matematika ?
3). Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Mata Pelajaran Matematika
a. Meningkatkan penguasaan perkalian cara susun pada siswa.
b. Meningkatkan proses pembelajaran Mata Pelajaran Matematika.
c. Meningkatkan hasil pembelajaran siswa.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari PKP ini adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat memberikan


pengalaman baru bagi penulis, serta dapat meningkatkan pengetahuan
dalam mengatasi masalah pembelajaran khususnya Matematika, sehingga
4

pengalaman ini dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan


pada Mata Pelajaran lain.
b. Bagi Kepala Sekolah dan Guru, dapat dijadikan media motivasi untuk
dapat dilaksanakan di sekolah di tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
Pembelajaran matematika tidaklah mudah, oleh karena itu tidak
dibedakan antara matematika dan matematika sekolah. Maka dari itu perlu
adanya desain /model khusus untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar
khususnya pada mata pelajaran matematika.
“Matematika adalah (1) studi pola dan hubungan (study of patterns and
relationships) dengan demikian masing-masing topik itu akan saling berjalinan
satu dengan yang lain yang membentuknya, (2). Cara berpikir (way of
thinking) yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan
mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, (3).
Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi
internal, dan (4) sebagai bahasa (a language) dipergunakan secara hati-hati dan
didefinisikan dalam term dan symbol yang akan meningkatkan kemampuan
untuk berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan matematika itu
sendiri, serta (5) sebagai alat (a tool) yang dipergunakan oleh setiap orang
dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Sedangkan mengenai pengertian
matematika sekolah.” (Reyt.,et al, 1998 :4 )

“Matematika sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang


dipilih antara lain dengan pertimbangan atau berorentasi pada pendidikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah
matematika yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap
perkembangan intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana
untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa.” (Soedjadi
199 : 1).

Berdasarkan gambaran tersebut di atas jelas terlihat bahwa konsep


pembelajaran matematika harus diberikan sesuai dengan tingkat intelektual
siswa. Hal ini didasarkan pada pemberian konsep harus tahap demi tahap guna
untuk menyesuaikan taraf kemampuan intelektual siswa. Maka dari itu guru
dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dengan acuan
yang berlaku sehingga proses pembelajaran khususnya pembelajaran
matematika dijadikan suatu mata pelajaran yang tidak dianggap sulit oleh
5

siswa. Dengan kata lain guru harus membangun konsep yang dapat
menggugah siswa agar bisa menguatkan metode penerapan pembelajaran guna
untuk menciptakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang
menyenangkan dan tidak sulit untuk dipelajari. .
B. Strategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Menurut Newman dan Logan, dalam bukunya yang berjudul Strategy


Policy and Central Management(1971 : 8), strategi dasar dari setiap usaha
akan mencakup keempat hal sbb :

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil seperti


apa yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha itu yang sesuai dengan
aspirasi dan selera masyarakat.

b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama manakah yang


dipandang paling efektif guna mencapai sasaran tersebut.

c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan


ditempuh untuk mencapai sasaran tersebut.

d. Mempertimbangkan dan menetapkan kriteria dan patokan ukuran yang


harus dipergunakan untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha
tersebut.

Melihat paparan tersebut di atas, maka strategi belajar mengajar dapat


disimpulkan sebagi suatu proses upaya untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik. Dengan demikian tidak lepas dari peran serta guru
dan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru harus mampu memberikan
suatu metode yang cepat dan tepat sehingga dengan cepat siswa akan
menangkap hasil pembelajaran yang disampaikan.
6

III. PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Subjek Penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas V
( lima ) semester 1 di SD Negeri Duwet 02 Baki, mulai tanggal 09 September
sampai dengan tanggal 29 September 2018. Jadwal pelaksanaan perbaikan
untuk setiap pelajaran adalah sebagai berikut :
1. Siklus I, Tanggal 09 September 2018
2. Siklus II, Tanggal 18 September 2018
Adapun karakteristik siswa kelas V SD Negeri Duwet 02 Baki
diantaranya adalah jumlah siswa 16 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki
dan 2 orang perempuan usia siswa rata-rata 11 – 12 tahun dengan keadaan
ekonomi siswa sebagian besar tergolong ekonomi menengah dengan pekerjaan
orang tuanya kebanyakan petani dan tempat tinggal tidak jauh dari sekolah.

B. Deskripsi Per Siklus


1. Rencana Penelitian
Berdasarkan hasil kegiatan identifikasi dan analisis masalah
bekerjasama dengan teman sejawat dan supervisor, kemudian diadakan
rancangan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan perbaikan yang
telah ditetapkan. Dengan demikian penulis akan melaksanakan perbaikan
pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar penggunaan perkalian
cara susun untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
perkalian dalam mata pelajaran matematika.
Untuk melaksanakan penelitian, maka disusunlah penelitian secara
umum yaitu :
a. Menetapkan perencanaan, menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan
perbaikan pembelajaran.
b. Merancang lembar observasi dan menyampaikan materi tindak lanjut.
c. Menyusun kegiatan yang terdiri dari :
a). Memilih bahan yang relevan untuk perbaikan
b). Menentukan langkah pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti,
kegiatan akhir).
c). Memilih metode pembelajaran
7

d). Memilih alat peraga atau media yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
e). Menyusun alat evaluasi untuk mencapai tujuan perbaikan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan
sebanyak dua siklus, dimana sekenario pembelajaran antara siklus I dan II
terdapat kesinambungan yang baik.
3. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat
setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran
Matematika selesai. Sesuai dengan hasil yang diperoleh siswa ternyata
masih ada sebagian siswa yang belum mampu mamahami materi
sehingga dalam menjawab soal masih ada yang salah dengan kualifikasi
dibawah rata-rata, hal ini disebabkan oleh penyampaian materi guru yang
terlalu cepat dan kurangnya situasi tanya jawab yang diberikan guru.
Dengan demikian pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran akan
dilakukan pada siklus II.
Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian
diskusi tanya jawab antara siswa dengan guru sehingga terjadi
komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Guru juga memberikan
media sederhana yaitu media peraga perkalian yang dapat membantui
siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian pada siklus II
terdapat hasil yang konsisten yaitu dilihat dari hasil evaluasi terdapat 1
anak nilai yang kurang karena keterbatasan daya pikir anak. Dengan
demikian siklus ke II dinyatakan berhasil membangkitkan semangat
siswa sehingga tidak diperlukan tahapan siklus selanjutnya.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Duwet 02, maka
diperoleh data yang menunjukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Selain dari itu terdapat beberapa hasil pembelajaran yang diperoleh setelah
penulis melakukan penelitian.
8

Tampak pada analisis kategori bahwa nilai yang berkategori baik baru
mencapai 18,75 %. Itu artinya sebagian kecil pada siklus ke I sudah lebih
meningkat dari pada sebelum adanya perbaikan pembelajaran.
Meskipun demikian, siswa yang berkategori sedang masih dalam poses
terbanyak yaitu sebesar 56,25 % dan yang berkategori kurang sebanyak 25 %.
Itu akhirnya pada siklus ke II jumlah siswa yang berkategori sedang dan
kurang harus mengalami penurunan.
Setelah permasalahan utama yang menjadi fokus perbaikan dalam mata
pelajaran Matematika, penulis mencoba memperbaiki terhadap proses
pembelajaran serta meminta bantuan kepada teman sejawat untuk
mengidentifikasi faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan terhadap
materi pelajaran yang disampaikan. Dan akhirnya dari hasil refleksi dan
diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa penyebab, antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Guru terlalu cepat dalam mencapaikan pembelajaran.
2. Guru kurang menguasai dalam penggunaan alat peraga.
3. Guru kurang menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.
5. Tidak adanya diskusi antara siswa dan guru.

Tampak pada analisis kategori bahwa nilai yang berkategori baik jauh
lebih banyak dan mengalami kenaikan prestasi yang cukup signifikanyaitu
mencapai 62,50%. Itu artinya pada siklus ke II sudah menunjukan tingkat
keberhasilan proses pembelajaran dengan hal ini maka cukup hanya sampai
siklus II karena sampai tahap ini tingkat keberhasilan belajar sudah tercapai.
Selanjutnya siswa yang mendapatkan kategori sedang terdapat 31,25%. Hal
ini jelas terliha bahwa prestasi siswa sedang mengalami penurunan yang
signifikan. Siswa kurang hanya 1 orang karena faktor kemampuan
perkembangan anak yang kurang dari siswa lainya
Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I
dan II dilaksanakan, penulis merasa puas dengan meningkatnya nilai siswa
pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ke II dilihat dari
kategori sedang yang mengalami penurunan serta terdapatnya 1 siswa yang
mendapat nilai kurang.
9

B. Temuan dan Refleksi


Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran yang
sudah dilaksanakan sudah ada kemajuan. Adapun temuan dan refleksi dari
hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1). Siklus I
Telah terjadi hasil peningkatan hasil belajar dari evaluasi
sebelumnya, hal ini terbukti dengan hasil evaluasi dengan rincian
sebagai berikut :
- Nilai 10 : Tidak ada
- Nilai 9 : 1 orang siswa
- Nilai 8 : 2 orang siswa
- Nilai 7 : 5 orang siswa
- Nilai 6 : 4 orang siswa
- Nilai 5 : 4 orang siswa
Dengan demikian bisa terlihat pada tahapan siklus I yang
menunjukan bahwa kenaikan hasil evaluasi siswa belum terlalu terlihat
signifikan, tetapi apabila dibandingkan pada sebelum ada perbaikan
masih dapat dikategorikan lebih baik dari sebelumnya karena pada
siklus I tidak terdapat nilai dibawah 4 ke bawah. Dengan demikian
menunjukan bahwa perbaikan pembelajaran belum signifikan tetapi
sudah menunjukan sedikit perubahan kearah yang lebih baik dengan
kualifikasi baik 18,75 %, sedang 56,25 % dan kurang 25 %. Dengan
demikian penulis mencoba pada tahapan selanjutnya yaitu di tahap
siklus II.
2). Siklus II
Telah terjadi hasil peningkatan hasil belajar, hal ini terbukti dengan
hasil evaluasi dengan rincian sebagai berikut :
- Nilai 10 : Tidak ada
- Nilai 9 : 5 orang siswa
- Nilai 8 : 5 orang siswa
- Nilai 7 : 5 orang siswa
- Nilai 6 Ke bawah : 1 orang siswa
10

Dengan demikian terjadi perubahan yang sangat signifikan antara


hasil dari penelitian siklus II, dimana pada siklus II terdapat hasil
evaluasi yang dapat dikategorikan baik. Dengan demikian penelitian
sudah dapat dikatakan berhasil pada siklus II serta tidak ada tahapan
siklus selanjutnya karena pada siklus II sudah dapat dikategorikan baik
dengan hasil evaluasi 62,50 % siswa dengan hasil kategori baik dan
31,25 % siswa dengan kategori hasil evaluasi sedang dan 6,25 % siswa
dengan kategori hasil kurang karena keterbatasan kondisi anak.
C. Pembahasan
Berdasarkan temuan data yang diperoleh dari proses perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan terbukti menunjukan ada perubahan
belajar siswa yang signifikan dari perkembangan siswa dengan adanya
upaya dan desain serta metode pembelajaran yang diupayakan pada setiap
siklusnya.Hal ini terbukti dengan hasil yang tampak dari kemajuan yang
dialami oleh masing-masing siswa yang semakin meningkat dilihat dari
rekapitulasi nilai perbaikan pembelajaran.
Pelaksanaan proses perbaikan yang telah dilaksanakan pada Mata
Pelajaran Matematika tentang penggunaan perkalian cara susun untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap perkalian. Dengan demikian
penulis menggunakan metode cara susun dengan menggunakan media korek
api yang dijadikan alat Bantu untuk proses penjumlahan bilangan dalam
teknik perkalian cara susun.
Pada tahapan pertama terdapat sedikit kenaikan hasil pembelajaran, hal
ini didasarkan oleh penyampaian guru yang terlalu cepat dan kurang adanya
system diskusi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu tahapan pertama
yaitu pada siklus I hanya sedikit mengalami kenaikan serta belum begitui
signifikan.
Setelah melakukan berbagai diskusi dengan teman sejawat, maka
penulis mencoba mendesain pola pembelajaran yang lebih kreatif yaitu
disamping menggunakan media teknik cara susun dalam penyampaian
materi perkalian dalam proses pembelajaran, penulis juga menggunakan
system diskusi tanya jawab dengan mencoba uji keberanian terhadap siswa.
Dengan demikian penulis mendapatkan hasil temuan yaitu meningkatnya
11

tingkat hasil belajar siswa, maka dari itu proses penelitian penulis cukupkan
pada siklus II karena pada siklus ini hasil belajar siswa sudah didapatkan
dengan hasil yang baik

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data, maka dari hasil perbaikan
pembelajaran telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
Proses penyampaian pembelajaran matematika harus didasarkan pada
penguasaan konsep serta pemberian alat peraga bagi siswa. Dengan demikian
alat peraga tersebut bisa digunakan pada saat proses belajar mengajar sehingga
dapat menjadikan bahan untuk meningkatkan frekuensi hasil belajar. Maka dari
itu guru harus mampu menciptakan desain pembelajaran yang dapat diterima
oleh siswa.
B. Saran
Dengan mengacu terhadap kesimpulan, maka dari itu penulis dapat
memberikan saran yaitu sebagai berikut :
Pada program perbaikan Matematika, dalam menyampaikan proses
pembelajaran guru sebaiknya tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi
pembelajaran. Selanjutnya harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya. Dengan demikian siswa bisa lebih berani dan mampu untuk
menerima materi yang disajikan.
12

DAFTAR PUSTAKA

Bonwell,C.C & Eison, J.A.1991. “Active Learning : Creating Excitement in the


Clasroom “. Educational Psychology in Practise : 1-2
Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sadiman,Arief, 1990.Media Pendidikan,pengertian,pemahaman dan
pemanfaatan.Jakarta. Rajawali
Saminanto,2010. Ayo Praktik Membuat PTK.Semarang;Ababil
Soedjadi, 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Subyantoro,2009.Penelitian Tindakan Kelas.Semarang; Badan Penerbit
Universitas Diponegoro Semarang
Suharsimi, Arikunto,Suharjono dan Supardi,2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta;Bumi Aksara
Wihardid,Kusmaya,2006.Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta;Universitas Terbuka

Demikian yang dapat kami sampaikan

Anda mungkin juga menyukai