Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MAKALAH IKM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA

PELAYANAN ANTE NATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS

KAIRATU BARAT

Disusun Oleh:

Maria H. Lerebulan, S.Ked


2017-84-005

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019

1
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas

kasih dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Ilmu

Kesehatan Masyarakat dengan baik.

Penulisan pada Tugas Makalah ini merupakan salah satu tugas kepaniteraan

klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

Pattimura Ambon. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dokter

pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menyusun

Tugas Makalah ini, guna menambah pengetahuan dan kemampuan penulis. Penulis

juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Puskesmas

Kairatu Barat yang telah mendukung dan turut membantu pembuatan Tugas Makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan penelitian ini, masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangatlah penulis

harapkan demi perbaikan Tugas Makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri maupun pembaca

umumnya.

Ambon, Oktober 2019

Penulis

2
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... .i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 2
2.1. Gambaran Umum Puskesmas Kairatu Barat ............................................................ 3
2.1.1 Gografi ........................................................................................................... 3
2.1.2 Topologi ........................................................................................................ 3
2.1.3 Perhubungan ................................................................................................... 4
2.1.4 Pendudukan ..................................................................................................... 4
2.1.5 Sosial Ekonomi................................................................................................ 5
2.2. Ante Natal Care (ANC) ......................................................................................... 5
2.2.1 Pengertian ANC .............................................................................................. 5
2.2.2 Tujuan ANC .................................................................................................... 6
2.2.3 Manfaat ANC .................................................................................................. 6
2.2.4 Standar Pelayanan ANC ................................................................................... 8
2.2.5 Kebijakan Program ANC................................................................................ 10
2.3. Pelayanan pada Puskesmas Kairatu Barat …………………………..………..14
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

keberhasilan upaya kesehatan ibu. Kematian ibu dapat dicegah dengan memberikan

pelayanan Antenatal Care (ANC). Pelayanan ANC merupakan pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan terlatih kepada ibu hamil selama kehamilannya yang

bertujuan untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi, menjaga agar ibu

hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat

serta melahirkan bayi yang sehat, dan pada akhirnya dapat menurunkan angka

kematian ibu dan bayi.1,2

Pelayanan ANC sebaiknya dilakukan minimal empat kali yaitu sekali pada

trimester pertama dan trimester kedua serta dua kali pada trimester ketiga. Penilaian

terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan

melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan

jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.

Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang

dianjurkan di tiap trimester, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah

kerja pada kurung waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses

pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam

memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.2

4
Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2018, Selama tahun 2006 sampai

tahun 2018 cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung meningkat. Jika

dibandingkan dengan target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan

tahun 2018 yang sebesar 78%, capaian tahun 2018 telah mencapai target yaitu

sebesar 88,03%. Akan tetapi pada daerah Maluku, pelayanan ANC yang mencakup

K4 sebesar 74,04% masih belum mencapai Renstra.2

Pada Puskesmas Kairatu Barat, pelayanan ANC dijadwalkan 3x dalam

seminggu, yaitu (senin s/d rabu). Dari sasaran target 100% (302 ibu hamil),

banyaknya ibu hamil yang memeriksa baik K1 atau K4 presentasenya sebesar K1

97% (294 ibu hamil) dan K4 88% (265 ibu hamil), hal ini sesuai dengan Rensa dari

Kementrian Kesehatan.3

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KAIRATU BARAT

2.1.1. Geografi

Puskesmas Kairatu Barat merupakan puskesmas yang berada dipusat dan

Kecamatan Kairatu Barat. Luas kerja Puskesmas Kairatu Barat 132, 25 km terdiri dari

6 desa di desa Kamal, Waisarisa, Nuruwe, Waihatu, Lohiatala, dan Waisamu, jarak

tempuh ke Kabupaten yaitu 30,6 km. Wilayah kerja Puskesmas Kairatu Barat dilalui

oleh 4 sungai yaitu sungai Aru yang merupakan batas antara desa Waisarissa dengan

desa Kamal, sungai kamal yang melintas di desa Kamal sendiri, sungai Kawanenu

yang melintas di desa Waisamu dan sungai Nola merupakan batas anatara desa

Waihatu dan desa Hatusua sekaligus batas Kecamatan kairatu Barat dan Kecamatan

Kairatu.Wilayah Puskesmas Kairatu Barat merupakan batas rendah, adapun batas

wilayah Puskesmas Kairatu Barat adalah sebagai berikut:3

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Seram Barat

b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kairatu dan Inamosol

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Seram

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Seram Barat

2.1.2. Topologi

Secara Umum, Wilayah Kerja Puskesmas Kairatu Barat sebagian besar

terletak didaerah dataran rendah. Namun tidak terlepas dari sebagian besar wilayah

pelayanan ini berada didataran tinggi, yaitu desa lohiatala. Ada juga sebagian kecil

6
wilayah kerja puskesmas dibagian pantai. Keadaan tanah di wilayah kerja Puskesmas

Kairatu Barat ini rata-rata memiliki tidak tanah yang subur sehingga banyak wilayah

desa yang digunakan oleh penduduk untuk bercocok tanam dan juga ada yang

memanfaatkan daerah persawahan. Jenis tanaman yang ditanami oleh pendududk ada

jenis pala wija juga penduduk yang menanam tanaman panjang di daerah yang dekat

dengan Pantai.3

2.1.3. Perhubungan

Puskesmas Perhubungan Kairatu Barat merupakan salah satu puskesmas di

Kabupaten Seram Bagian Barat yang merupakan pintu masuk Kabupaten dan

Provinsi di jalur utama. Transportasi wilayah Puskesmas Kairatu Barat dihubungkan

dengan jalan darat dan desa terjauh adalah desa Lohiatala dengan jarak tempuh 15 km

dari Puskesmas dalam waktu tempuh 10 sampai 15 menit. Daerah puskesmas Kairatu

Barat dapat menggunakan transportasi roda dua maupun roda empat. Tak jarang juga

ada masyarakat yang berjalan kaki menuju puskesmas karena jarak tempat tinggal

mereka tidak jauh dari puskesmas. 3

2.1.4. Kependudukan

Jumlah penduduk wilayah puskesmas kairatu barat Tahun 2018 berjumlah

12.669 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 3202 KK, dan jumlah populasi rata-rata

100 jiwa per kilometer persegi yang terbagi oleh beberapa kelompok sasaran. Rata-

rata jumlah keluarga dalam 1 KK, 3 hingga 4 jiwa.3

7
2.1.5. Sosial Ekonomi

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kairatu Barat adalah 3:2 yaitu 60%

penduduk pribumi dan 40% penduduk pendatang. Bahasa pengantar yang digunakan

adalah Bahasa Indonesia. Sebagian besar penduduk di wilayah kecamatan Kairatu

Barat memiliki mata pencaharian sebagai petani palawija dan menggarap sawah dan

sebagian besar penduduk sebagai nelayan. Ada juga yang berwirausaha, PNS, TNI,

POLRI, tukang ojek dan lain-lain. 3

2.2. ANTE NATAL CARE (ANC)

2.2.1. Pengertian ANC

Pemeriksaan ANC adalah pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar. Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak ibu hamil merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan atau asuhan antenatal.4

Pelayanan ANC adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih

untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan

ANC yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan, menyatakan bahwa

standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yaitu:4

a. Standar pelayanan umum

b. Standar pelayanan ANC

c. Standar pelayanan persalinan

8
d. Standar pelayanan nifas

e. Penanganan kegawatdaruratan obstetric neonatal

2.2.4. Tujuan, Manfaat dan Cara ANC

Tujuan pengawasan wanita hamil adalah menyiapkan sebaik – baiknya fisik

dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa

nifas sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan

tetapi mental. Ini berarti dalam ANC harus diusahakan agar:4

a. Wanita hamil sampai akhir persalinan sekurang-kurangnya harus sama

sehatnya atau lebih sehat,

b. Kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan sejak dini dan diobati,

c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat fisik dan

mentalnya.

1. Tujuan asuhan ANC

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin,

b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik dan mental ibu

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan (termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan)

d. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif

9
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin

agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal, serta mempersiapkan

kesehatan yang optimal bagi janin.

2. Keuntungan ANC

Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat

di arahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit .

3. Cara pelayanan ANC

Cara pelayanan ANC disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut,

Depkes RI yang terdiri dari :

a. Pada kunjungan pertama, yang harus dilakukan seorang bidan yaitu :

 Melakukan anamneses riwayat dan mengisi KMS ibu hamil / kartu ibu

secara lengkap. Data yang dikaji dalam anamneses mencakup data,

identitas ibu dan suami, keluhan yang dirasakan, riwayat haid, riwayat

perkawinan, riwayat kehamilan ini (HTHP, siklus haid, masalah kelainan

pada kehamilan, riwayat imunisasi TT), riwayat obstetri lalu, riwayat KB,

riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial ekonomi, dan pola pemenuhan

sehari – hari.

 Melakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari pemeriksaan luar dan

pemeriksaan dalam.

 Pemeriksaan luar terdiri dari pemeriksaan umum (keadaan umu ibu,

keadaan gizi, tinggi badan, berat badan, dan pemeriksaan laboratorium

sederhana (untuk kadar Hb, dan golongan darah). Serta pemeriksaan

10
kebidanan yang terdiri dari inspeksi (melihat bagian kepala, dada,

perut, dan vulva), palpasi leopold (besarnya rahim untuk menetukan

tuanya kehamilan), auskultasi (mendengarkan bunyi jantung janin,

bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim dan aorta dengan

stetoskop / dopler).

 Pemeriksaan dalam dilakukan pada kunjungan awal dan diulangi pada

trimester III untuk menetukan keadaan panggul.

b. Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang

Selain standar 7T yang telah ada beberapa tahun sebelumnya,

Kemenkes RI pada tahun 2010 mensosialisikan stabdar 10T yang harus

dilakukan bidan pada setiap kunjunganuan ulang. Tablet Fe sering diberikan

pada trimester kedua dan ketiga, karena pada trimester ini sel darah merah

harus mengangkut oksigen lebih banyak ke janin serta untuk persiapan

penambahan zat besi pada saat melahirkan.4,5

2.2.3. Standar Pelayanan ANC

Terdapat enam standar dalam pelaksanaan pelayanan antenatal berikut ini:

1. Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan dan berinteraksi dengan masyarakat secar berkala

untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarganya

untuk memeriksakan kehamilan secara dini dan teratur.

11
2. Pemeriksaan dan Pemantauan ANC

Bidan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan ANC. Pemeriksaan meliputi

anamneseis, dan pemantauan ibu dan janin, bidan juga harus mengenal kehamilan

resiko tinggi,imunisasi, nasihat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap

kunjungan. Bila ditemukan kelainan, harus mampu mengambil tindakan yang

diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

3. Palpasi abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominalsecara seksama dan melakukan palpasi

untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah

memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam

rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4. Penyebab anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, atau rujukan

semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan kebutuhan yang berlaku.

5. Pengolahan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menmukan secara dini setiap kenaikkan tekanan darah pada kehamilan dan

mengenali tanda serta gejala preeklamsilainnya, serta mengambil tindakan tepat

dan merujuknya.

6. Persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hami, suami dan keluarga untuk

memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi serta

12
biaya untuk merujuk. Bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, bidan

hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

2.2.4. Kebijakan Program ANC

Penerapan operasionalnya dikenal standar minimal (10 T) yang terdiri atas:5

1. Berat Badan (Timbang) dan Pengukuran Tinggi Badan Pertambahan berat

badan yang normalpada ibu hamilyaitu berdasarkan massa tubuh dimana

metode ini untuk pertambahan berat badan yang optimal selama masa

kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita

hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5 – 16

kg atau pertambahan berat badan setiap minggunya adalah 0,4 – 0,5 kg.5

2. Ukur Tekanan Darah

Pada saat kehamilan, tekanan darah seorang ibu hamil merupakan faktor

penting dalam memberikan makanan pada janin pengaturan tekanan darah

selama kehamilan sangat tergantung pada hubungan antara curah jantung dan

tekanan atau resistensi pada pembuluh darah, yang keduanya berubah selama

kehamilan. Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi

140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsia.5

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan masa kehamilan dan berat

badan janin dilakukan dengan pengukuran tinggi fundus uteri yang dapat

dihitung dari tanggal haid terakhir yang menggunakan rumus. Apabila

usia kehamiln dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi

13
apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mac. Donald yaitu

dengan cara mengukur tinggi fundus uteri memakai centimeter dari atas

simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumunya. Cara

menghitungnya adalah modifikasi spegelberg yaitu jarak fundus-sisfisis

dalam centimeter dibagi 3,5 merupakan masa kehamilan.5

4. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toxoid) / TT lengkap

Imunisasi terutama pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya

tetanus neonatorium, dengan cara pemberian suntik tetanus toksoid pada ibu

hamil. Pemberian imunisasi TT pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali

saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang

kedua diberikan 4 minggu kemudian (selang waktu 4 minggu). Apabila

pernah menerima TT dua kali pada kehamilan terdahulu dengan jarak

kehamilan tidak lebih dari dua tahun, maka hanya diberikan satu kali TT saja.

5. Pemberian Tablet Besi, minimal 90 tablet selama kehamilan

Wanita memerlukan zat besi lebuh tinggi dari laki – laki karena terjadinya

menstruasi dan perdarahan. Di mulai dengan memberikan 1 tablet zat besi

sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet besi

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mikrogram.

Minimal masing – masing 90 tablet besi yang berfungsi untuk meningkatkan

jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.

Bila ditemukan anemia pada ibu hamil (<11 gr%), berikan tablet zat besi 2

atau 3 kali sehari. Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum

14
tablet zat besi yang cukup. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh

atau kopi karena akan menggangu penyerapan. Anjurkan ibu untuk

mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C karena vitamin C dapat

membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang dikonsumsi dapat

terserap sempurna oleh tubuh.5

6. Tes laboratorium sederhana (Haemoglobin dan protein urine)

Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap

PMS. PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu dan

janin yang dikandungannya.5

7. Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling)

Temu wicara penting dilakukan sebagai media komunikasi antar sesama

ibu hamil dengan bidan yang membina, temu wicara ini di koordinir oleh

kepala desa/kelurahan dan dilaksanakan oleh kader posyandu bersama

puskesmas dan dilakukan pada saat hari posyandu. Temu wicara ini dilakukan

setiap pasien pada saat melakukan kunjungan. Bisa berupa anamnesa,

konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat

menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas.5

8. Tentukan presentasi janin dan hitung DJJ

Tujuan pemantauan janin itu adalah mendeteksi dini ada atau tidaknya faktor -

faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/aspeksia), gangguan

pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin

adalah salah satu cara untuk memantau janin. Pemeriksaan denyut jantung

15
janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat

didengar pada usia kehamilan 16 minggu/4 bulanan. Gambaran DJJ sebagai

berikut :

a. Takikardi berat : detak jantung diatas 180x/menit

b. Takikardi ringan : antar 160 – 180x/menit

c. Normal :120 – 160x/menit

d. Bradikardi ringan : antara 100 – 119x/menit

e. Bradikardi sedang : antara 80 – 100x/menit

f. Bradikardi berat : kurang dari 80x/menit

9. Tetapkan Status Gizi

Pada ibu hamil pengukuran lingkar lengan atas LILA merupakan satu cara

untuk mendeteksi dini adanya kurang energi kronik (KEK) atau kekurangan

gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin

berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahirkan

bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan

volume otak dan IQ seorang anak. Disebut KEK apabila ukuran LILA <23,5

cm, yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka baik dalam

jumlah maupun kualitasnya.

Cara melakukan pengukuran LILA: Menentukan titik tengah antara pangkal

bahu dan ujung siku dengan meteran. Lingkarkan dan memasukkan ujung pita

dilubang yang ada pada pita LILA, baca menurut tanda panah. Menentukan

titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan pita LILA

16
10. Tatalaksana Kasus

Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan penyakit, ibu perlu

dilakukan perawatan khusus.

2.3. PELAYANAN ANC DI PUKSMESMAS KAIRATU BARAT

A. Pelayanan kesehatan ibu dan Anak (KIA)

KIA adalah upaya pelayanan kesehatan berupa pelayanan dan pemeriksaan

kesehatan bagi ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita melihat pendekatan

MTBS. Upaya-upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak diwilayah

puskesmas kairatu barat tahun 2018 berupa perawatan kehamilan, persalinan,

perawatan bayi dan balita, pendidikan kesehatan, pelatihan dukun bayi dan pelayanan

keluarga berencana.3

Sasaran Pencapaian Sasaran Pencapaian

NO Uraian 2017 (%) 2018 (%)

1 Bayi 281 68,5 275 98

2 Balita 1566 44 999 85

3 Ibu Hamil 309 87 302 88

4 Ibu Nifas 281 72 275 97

5 Ibu Hamil Risk Tinggi 309 22 302 34

6 Pertolongan Nakes 295 68,5 302 89

Gambar 1. Tabel Sasaran kegiatan KIA dapat dilihat pada tabel dibawah ini

17
B. Kesehatan Ibu

Ibu Hamil Ibu Bersalin

No Desa Ditolong

Sasaran K1 % K4 % Sasaran Nakes %

1 Lohiatala 24 25 100 21 88 22 24 100

2 Waihatu 57 74 100 50 87 52 46 88,5

3 Waisamu 35 34 97 31 89 32 32 100

4 Nuruwe 37 39 100 32 86 34 38 100

5 Kamal 130 121 93 111 87 118 88 74,6

6 Waisarissa 19 21 100 17 89 22 22 100

PUSKESMAS 302 294 97 265 88 275 247 89,8

Gambar 2. Tabel Cakupan Pelayanan ibu Hamil, K1 dan K4

350
302294
300
265
250

200 Sasaran
K1
150 130
121 K4
111
100
74
57 50
50 353431 373932
242521 192117

0
Lohiatala waihatu waisamu nuruwe kamal waisarissa Puskesmas

Gambar 3. Grafik cakupan pelayanan K1 dan K4 tahun 2018

18
Cakupan Pelayanan K1 disebut juga akses pelayanan ibu hamil yang merupakan

gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan

kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu

hamil yang telah mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar serta paling sedikit empat

kali kunjungan. Dari data diatas, dapat diketahui angka cakupan K1 dan K4 diwilayah

puskesmas kairatu barat sepanjang Tahun 2018 yakni K1 294 (97%) dan K4 265 (88%) , hal

ini sesuai dengan Rensa dari Kementrian Kesehatan.3

Puskesmas Kairatu Barat terus meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan,

pencari solusi bersama masyarakat agar kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan ibu hamil adalah kualitas pelayanan yang harus ditingkatkan, di

antaranya pemenuhan semua komponen pelayanan kesehatan ibu hamil harus

diberikan saat kunjungan.

19
BAB III
KESIMPULAN

Pelayanan ANC adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih

untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan

ANC yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Penilaian terhadap

pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan

K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil

di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah

jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar

paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan ditiap trimester,

dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurung waktu satu

tahun.

Pada Puskesmas Kairatu Barat, pelayanan ANC dijadwalkan 3x dalam

seminggu, yaitu (senin s/d rabu). Dari sasaran target 100% (302 ibu hamil),

banyaknya ibu hamil yang memeriksa baik K1 atau K4 presentasenya sebesar K1

97% (294 ibu hamil) dan K4 88% (265 ibu hamil), hal ini sesuai dengan Rensa dari

Kementrian Kesehatan.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Nissa AA, Surjani, Mardiyaningsih E. Gambaran kepuasan ibu hamil terhadap

pelayanan antenatal care di Puskesmas Getasan Kebupaten Semarang. Jurnal

Keperawatan Maternitas.2017;1(1):21-7

2. Yudianto, Budijanto D, Hardhana B, Soenardi TA. Profil Kesehatan Indonesia

tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.

h.165-7

3. Profil Puskemasmas Kairatu Barat tahun 2018. h.4-8, 27-9.

4. Widiastuti T, Kartasurya MI, Dharminto. Manajemen deteksi dini ibu hamil

risiko tinggi pada pelayanan antenatal ditingkat Puskesmas Kabupaten Jepara.

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia. 2016;2(3):261-7.

5. Hamidi H. Pedoman-ANC-terpadu. 2016 April [diunduh 10 September 2019].

Tersedia dari: http://pedoman-ANC-Terpadu.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai