DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PULUNG
Jl. Dr. Soetomo No.33 Pulung Telp. (0352) 571 118
PONOROGO
Kode Pos 63481
I. PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada
pasal 3 mengamanatkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang supaya
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Orientasi pembangunan
kesehatan yang semula sangat menekankan upaya kuratif dan rehabilitatif, secara bertahap
diubah menjadi upaya kesehatan yang terintegrasi menuju kawasan sehat dengan peran
aktif masyarakat. Pendekatan ini menekankan pentingnya upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Oleh sebab itu, promosi kesehatan
menjadi salah satu garda terdepan program puskesmas yang diharapkan mampu
mewujudkan pembangunan kesehatan yang optimal di Indonesia.
Hal tersebut didukung dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, dimana Puskesmas sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan puskesmas hendaknya tidak
lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabililtatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan
pada upaya promotif dan preventif. Oleh karena itu, pelayanan promosi kesehatan menjadi
salah satu upaya yang wajib diterapkan di puskesmas.
Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas melakukan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber masyarakat. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 08 Tahun 2019
tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, strategi pemberdayaan masyarakat
salah satunya adalah peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi serta peningkatan pemanfaatan potensi
dan sumber daya berbasis kearifan lokal.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, maka penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) merupakan salah satu bentuk tahapan pemberdayaan masyarakat yang perlu
dilaksanakan. Pelaksanaan MMD diikuti oleh pemerintah desa, badan permusyawaratan desa
dan unsur masyarakat sesuai dengan kondisi social budaya masyarakat. Pelaksanaan MMD ini
dilakukan untuk menyosialisasikan program kesehatan dan hasil survei mawas diri,
menyepakati urutan prioritas masalah kesehatan yang hendak ditangani, menyepakati kegiatan
yang akan dilaksanakan melalui UKBM atau kegiatan lain yang memberdayakan masyarakat,
memetakan data atau informasi potensi dan sumber daya desa dan menggalang partisipasi
warga desa untuk mendukung Pemberdayaan Masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan MMD dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi UPT Puskesmas
Pulung yakni Tercapainya kecamatan sehat menuju masyaraat Ponorogo sehat yang mandiri
dan berkeadilan dengan misi mewujudkan pelayanan kesehatan dasar yang transparan dan
professional, meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau
dalam bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat dan membangun citra pelayanan dengan memperlakukan pengguna layanan
sebagai pusat perhatian. Dimana pelaksanaan kegiatannya juga sesuai dengan tata nilai UPT
Puskesmas Pulung yaitu kejujuran, profesionalisme, keterbukaan dan ramah serta santun.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mencari upaya penyelesaian masalah kesehatan yang terdapat di Wilayah UPT
Puskesmas Pulung
2. Tujuan Khusus
a. Menyosialisasikan program kesehatan dan hasil survei mawas diri;
b. Menyepakati urutan prioritas masalah kesehatan yang hendak ditangani;
c. Menyepakati kegiatan yang akan dilaksanakan melalui UKBM atau kegiatan lain yang
memberdayakan masyarakat;
d. Memetakan data atau informasi potensi dan sumber daya desa;
e. Menggalang partisipasi warga desa untuk mendukung Pemberdayaan Masyarakat.
2
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Melaksanakan a. Persiapan hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan PHBS untuk
Musyawarah Masyarakat dipaparkan dalam MMD;
Desa (MMD) b. Koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor di
wilayah UPT Puskesmas Pulung;
c. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa dengan diskusi
partisipatif
3
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Lintas Sektor Ket
Pokok Program Terkait Terkait
5. Pelaksanaan
Musyawarah
Masyarakat
Desa (MMD);
6. Penyampaian
hasil Survei
Mawas Diri
(SMD) dan
PHBS di
masyarakat;
7. Penyampaian
kinerja bidan
desa dan
perawat desa
setempat;
8. Melakukan
diskusi
menentuan
prioritas
masalah yang
akan
diselesaikan,
penyebab
masalah dan
juga cara
penyelesaian
masalah;
9. Menyusun
rencana kerja
mengatasi
masalah yang
ada;
10. Musyawarah
Masyarakat
Desa (MMD)
selesai
dilaksanakan;
4
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Lintas Sektor Ket
Pokok Program Terkait Terkait
11. Petugas
melaksanakan
monitoring dan
evaluasi
kegiatan yang
telah
dilaksanakan
VI. SASARAN
Sasaran adalah kepala desa, perangkat desa, badan pemusyawaratan desa, kader
kesehatan dan elemen masyarakat.
5
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan untuk kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah dengan
menggunakan notulensi rapat yang berisi mengenai jalannya kegiatan. Dimana pencatatan
berisi mengenai kondisi desa yang dipaparkan, masalah yang dihadapi desa, hasil diskusi
penentuan masalah prioritas yang akan diselesaikan, penyebab masalah, upaya penyelesaian
masalah serta rencana kerja. Sedangkan pelaporan kegiatan dilaksanakan dengan menyusun
laporan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dilaksanakan setelah kegiatan
selesai dan diserahkan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo.
Selain itu dilaksanakan pula evaluasi keseluruhan hasil pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan setelah penyusunan laporan kegiatan dan dievaluasi oleh Penanggung Jawab
UKM dan Kepala UPT Puskesmas Pulung dimana akan dibahas dalam rapat pra mini lokakarya
dan bahkan disampaikan dalam pertemuan dengan lintas sektor. Sehingga masalah yang
muncul dari pelaksanaan kegiatan dapat dibahas bersama dan dicari solusi pemecahan
masalahnya.