Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN

SISTEM INFORMASI KEARSIPAN DINAMIS


DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS
DI SETDA PROVINSI JAWA TENGAH

Sabilla Iksaningtyas*), Rukiyah

Jurusan Ilmu S-1 Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis dalam
mendukung pengelolaan arsip dinamis di Setda Provinsi Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengelolaan arsip dinamis di Setda Provinsi Jawa Tengah dapat dilakukan lebih efektif
dan efisien dengan memanfaatkan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis. Pemanfaatan Sistem Informasi
Kearsipan Dinamis dalam mendukung pengelolaan arsip dinamis di Setda Provinsi Jawa Tengah diamati
berdasarkan pada teori Technology Acceptance Model (TAM). Sistem Informasi Kearsipan Dinamis merupakan
sistem informasi berbasis online yang dibangun oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah.
Fungsionalitas menu Sistem Informasi Kearsipan Dinamis dibuat sesuai dengan pengelolaan arsip dinamis
konvensional sehingga mempermudah pengguna untuk menggunakannya. Sistem Informasi Kearsipan
Dinamis mampu meningkatkan produktivitas staf dalam mengentri data arsip dengan jumlah yang lebih banyak
selain itu Sistem Informasi Kearsipan Dinamis juga dapat membantu pengguna untuk melakukan temu balik
arsip secara cepat dan tepat. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis menjadi wujud dalam mendukung program
e-government untuk menciptakan lingkungan tertib arsip di Provinsi Jawa Tengah.

Kata Kunci: pengelolaan arsip dinamis, Setda Provinsi Jawa Tengah, Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
(SIKD)

Abstract

This research aims to find out the utilization of Electronic Records Management System in supporting records
management in Setda Provinsi Jawa Tengah. The method used in this research is descriptive qualitative with
case study approach. Data collection techniques are observation, interviews and document study. The results
of this research showed that records management in Setda Provinsi Jawa Tengah can be more effective and
more efficient by utilizing Electronic Records Management System. The use of Electronic Records
Management System in supporting records management was observed based on the theory of technology
acceptance model (TAM). An Electronic Records Management System is an online based information system
which built by Library and Archives Agency of Central Java Province. The functionality menu of Electronic
Records Management System was made based on the manual records management which can ease the user. An
Electronic Records Management System not only can improve the staff's productivity in managing the big
amount of the data of records but also helps users to find out the records quickly and correctly. An Electronic
Records Management System became the form in supporting an e-government program to create records
orderly in Central Java Province.

Keywords: records management, Setda Provinsi Jawa Tengah, Electronic Records Management System
(ERMS)

------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi
E-mail: sabillaiksaningtyas@gmail.com

1
1. Pendahuluan
Sistem informasi adalah gabungan komponen yang daerah” (Humas Provinsi Jawa Tengah, 25 April).
saling bekerja sama untuk mengolah, menyimpan dan Salah satu bukti pelaksanaan E-Government didukung
menghasilkan informasi. Sistem informasi berfungsi dengan adanya kehadiran Sistem Informasi Kearsipan
sebagai sarana dalam menyediakan informasi secara Dinamis di Setda Provinsi Jawa Tengah. Penerapan
cepat dan tepat bagi kepentingan suatu lembaga. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis bertujuan untuk
Kehadiran sistem informasi merupakan bentuk dari mempermudah Gubernur dalam pengambilan
meningkatnya kebutuhan informasi pengguna. Salah keputusan karena arsip yang berfungsi sebagai sumber
satu pihak yang berperan sebagai penyedia informasi autentik dan terpercaya tersimpan secara baik di sistem
adalah bidang kearsipan. Sistem informasi tersebut.
dimanfaatkan bidang kearsipan untuk membantu dalam Setda Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu
pengelolaan arsip dinamis. anggota pengguna Sistem Informasi Kearsipan
Pengelolaan arsip dinamis merupakan kegiatan Dinamis sejak tahun 2010 di bawah pembinaan dan
penting yang harus dilakukan oleh suatu lembaga pengawasan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
karena berkaitan dengan fungsi dari arsip tersebut yaitu Provinsi Jawa Tengah. Pemanfaatan Sistem Informasi
sebagai bukti autentik dan bahan pertanggung jawaban. Kearsipan Dinamis tersebut dilakukan sesuai dengan
Hal ini menjadi latar belakang dari munculnya program Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
pemerintah untuk menciptakan tertib arsip di nomor 15 Tahun 2009 tentang aplikasi Sistem
lingkungan pemerintahan Republik Indonesia (Badan Informasi Kearsipan Dinamis dan Sistem Informasi
Pertahanan dan Hukum Negara, 2017). Upaya tertib Kearsipan Statis.
arsip yang dilakukan oleh Arsip Nasional Republik Permasalahan yang menjadi latar belakang
Indonesia (ANRI) sejalan dengan program pemerintah penerapan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis di
yaitu membangun suatu aplikasi pengelolaan arsip Setda Provinsi Jawa Tengah yaitu terjadinya
elektronik. Aplikasi yang dimanfaatkan dalam penumpukan surat. Hal ini disebabkan oleh tingginya
pengelolaan arsip dinamis disebut Sistem Informasi volume surat masuk dan surat keluar serta kurangnya
Kearsipan Dinamis (SIKD). tenaga ahli di bidang kearsipan sehingga menyebabkan
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah pengelolaan arsip dinamis secara konvensional tidak
yang telah menerapkan Sistem Informasi Kearsipan efektif dan efisien. Pemanfaatan Sistem Informasi
Dinamis sebagai sarana dalam pengelolaan arsip Kearsipan Dinamis dalam mendukung pengelolaan
dinamis. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi arsip dinamis di Setda Provinsi Jawa Tengah perlu
Jawa Tengah merupakan pihak yang membangun dikaji untuk mengetahui sistem informasi tersebut
sistem tersebut dan berperan sebagai pembina dapat diterima atau tidak oleh pengguna.
kearsipan tingkat provinsi yang berfungsi untuk Pada dasarnya pemanfaatan Sistem Informasi
mengawasi kegiatan pendistribusian arsip dari berbagai Kearsipan Dinamis dalam pengelolaan arsip sama
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Jawa halnya dengan pengelolaan arsip secara konvensional,
Tengah. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis hanya saja perbedaannya terletak pada media yang
bertujuan untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis digunakan. Pada kearsipan konvensional kabinet fisik
dalam memberikan informasi yang bersifat autentik dimanfaatkan sebagai media penyimpanan dokumen
dan utuh (Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi sedangkan untuk kearsipan berbasis elektronik
Jawa Tengah). menggunakan kabinet virtual. Menurut Arsip Nasional
Setda Provinsi Jawa Tengah merupakan unsur staf Republik Indonesia (Tanpa Tahun: 12) fungsionalitas
Pemerintah Daerah yang berkedudukan di bawah dan menu Sistem Informasi Kearsipan Dinamis dibuat
bertanggung jawab langsung kepada Gubernur. sesuai dengan prosedur pengelolaan arsip konvensional
Peraturan Daerah No. 5 tahun 2008 menyatakan bahwa (manual), berikut adalah fungsionalitas menu aplikasi
tugas pokok Setda Provinsi Jawa Tengah adalah Sistem Informasi Kearsipan Dinamis:
membantu Gubernur dalam penyusunan kebijakan dan 1. Pengaturan struktur organisasi dan pengguna
pengoordinasian kegiatan administratif lembaga daerah Sistem Informasi Kearsipan Dinamis memiliki
(Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2008: 5). Hal ini menu untuk mengatur struktur organisasi dan
menjadi latar belakang permasalahan dalam pengguna. Menu ini berfungsi dalam mengatur
pengembangan E-Government (E-Gov) di lingkungan identitas lembaga yang merupakan pengguna sistem
Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Menurut tersebut.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs. H. Heru 2. Pengaturan klasifikasi keamanan dan akses
Sudjatmoko, Msi. “pemerintah daerah harus Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan menyatakan bahwa Sistem klasifikasi keamanan
teknologi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan akses merupakan aturan pembatasan hak akses

2
arsip dinamis (Pemerintah Republik Indonesia, Teguh Wahyono, 2014: 15-16). Menurut UU Nomor
2011: 2). Pengaturan klasifikasi keamanan dan 43 Tahun 2009 pengelolaan arsip dinamis adalah
akses dalam Sistem Informasi Kearsipan Dinamis proses penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan serta
dibedakan menjadi tiga kategori yaitu penyusutan. Berikut merupakan penjelasan proses
administrator, administrator dinas dan user. pengelolaan arsip dinamis (Pemerintah Republik
3. Pengaturan klasifikasi arsip Indonesia, 2009: 3):
Menurut Perka ANRI No. 19 Tahun 2012 tentang 1. Tahap penciptaan
pedoman penyusunan klasifikasi arsip sistem Tahap penciptaan merupakan tahap pertama
pengkodean arsip dinamis dapat dilakukan dengan terbentuknya suatu arsip. Pada tahap ini arsip dibuat
menggunakan numeric, alphabethic dan berdasarkan tata naskah dinas suatu organisasi.
alphanumeric (ANRI, 2012: 6). Sistem Informasi Peraturan Kepala ANRI Nomor 2 Tahun 2014
Kearsipan Dinamis memiliki menu yang berfungsi menyatakan bahwa tata naskah dinas merupakan
untuk mengatur klasifikasi arsip secara otomatis. proses pengaturan jenis, format, penyiapan,
4. Penetapan Jadwal Retensi Arsip (JRA) pengamanan, pengabsahan, distribusi dan
UU No. 43 Tahun 2009 menyatakan bahwa Jadwal penyimpanan naskah dinas serta alat komunikasi
Retensi Arsip merupakan jadwal yang berisi kedinasan (Pemerintah Republik Indonesia, 2014:
sekurang kurangnya jangka waktu penyimpanan 2).
suatu arsip, jenis arsip dan status akhir dari suatu 2. Tahap penggunaan dan pemeliharaan
arsip apakah akan dimusnahkan, dinilai kembali Arsip yang tercipta digunakan dalam
atau dipermanenkan (Pemerintah Republik penyelenggaraan kegiatan suatu organisasi karena
Indonesia, 2009: 3). Sistem Informasi Kearsipan berfungsi sebagai pendukung penyelenggaraan
Dinamis memiliki menu yang berfungsi untuk kegiatan sutau organisasi. Tahap pemeliharaan
mengatur masa retensi dari suatu arsip. merupakan tahap arsip aktif dicatat kemudian
5. Pengaturan berkas disimpan berdasarkan sistem penyimpanan yang
Pemberkasan arsip menurut Sulistyo-Basuki telah ditetapkan. Tujuan dari penggunaan sistem
dibedakan menjadi empat sistem, yaitu abjad, penyimpanan yaitu untuk mempermudah pengguna
numerik, klasifikasi dan warna (2003: 75). Tujuan dalam proses temu balik arsip agar dapat dilakukan
pemberkasan arsip adalah untuk menyusun arsip secara efektif dan efisien. Menurut Sugiarto dan
secara sistematis sehingga mempermudah dalam Teguh Wahyono (2015: 53-63) terdapat empat jenis
temu balik arsip. sistem penyimpanan arsip meliputi sistem abjad,
6. Registrasi arsip geografis, subjek dan nomor.
Registrasi arsip merupakan proses input arsip ke 3. Tahap penyusutan
dalam Sistem Informasi Kearsipan Dinamis. Tahap penyusutan arsip dinamis menurut UU No.
7. Penggunaan 43 Tahun 2009 adalah pemindahan arsip inaktif
Sistem Informasi Kearsipan Dinamis memiliki dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan
menu penggunaan arsip dinamis, contohnya seperti arsip yang telah habis masa retensi dan nilai
pendisposisian arsip. gunanya serta penyerahan arsip statis ke lembaga
8. Penyusutan kearsipan (Pemerintah Republik Indonesia, 2009:
Pedoman pelaksanaan penyusutan adalah Jadwal 15). Penyusutan arsip dilakukan berdasarkan
Retensi Arsip (JRA). Penyusutan merupakan proses pedoman Jadwal Retensi Arsip (JRA). Jadwal
pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit Retensi Arsip berisi masa retensi dan jenis arsip
kearsipan, pemusnahan arsip yang telah habis masa yang berfungsi dalam penetapan nasib akhir arsip
retensinya dan penyerahan arsip statis oleh lembaga apakah akan dimusnahkan, dinilai kembali atau di
pencipta kepada lembaga kearsipan. Sistem permanenkan.
Informasi Kearsipan Dinamis tidak dapat Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
melakukan penyusutan secara otomatis tetapi bahwa kegiatan pengelolaan arsip merupakan satu
sistem tersebut memiliki menu untuk mencetak kesatuan prosedur yang dilakukan secara andal, utuh,
Daftar Pertelaan Arsip (DPA). sistematis dan menyeluruh dengan tujuan untuk
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan menjamin ketersediaan arsip dinamis. Salah satu upaya
bahwa Sistem Informasi Kearsipan Dinamis berfungsi untuk mendukung proses pengelolaan arsip berjalan
sebagai sarana dalam membantu pengelolaan arsip secara efektif dan efisien dengan cara pemanfaatan
dinamis lebih efektif dan efisien, mulai dari tahap sistem informasi. Sistem informasi yang dibangun
penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan serta untuk mengelola arsip dinamis adalah Sistem Informasi
penyusutan. Kearsipan Dinamis.
Menurut Sugiarto dan Teguh Wahyono pengelolaan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis merupakan
arsip adalah proses pengendalian siklus hidup arsip dari sistem informasi yang dibangun oleh ANRI untuk
tahap penciptaan hingga pemusnahan. The Liang Gie mendukung pelaksanan tertib arsip di lingkungan
mendefinisikan pengelolaan arsip sebagai kegiatan pemerintahan. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
yang dilakukan secara bertahap dengan tujuan untuk berfungsi dalam menjaga autentisitas, reabilitas,
menjaga isi informasi suatu arsip (dalam Sugiarto dan integritas dan penggunaan arsip. Penggunaan media
3
elektronik dalam pengelolaan arsip disebut dengan mempengaruhi kesuksesan pemanfaatan sistem
sistem pengarsipan elektronik (electronic filling informasi di suatu organisasi.
system). Menurut Roper dan Laura Miller (1999: 5)
penyebaran teknologi informasi membuat beberapa ahli
memprediksi bahwa paperless office akan segera
menyebar ke dalam akses penyediaan informasi
melalui komputer. Menurut Roper dan Laura Miller
(1999: 14) arsip elektronik memiliki ciri, yaitu content
adalah permasalahan yang dibahas dalam suatu arsip,
structure adalah bentuk dan susunan isi suatu arsip,
context adalah hal dasar yang menjelaskan maksud dari
dokumen meliputi judul, penulis dan tahun terbit.
Berdasarkan penjelasan tersebut kehadiran SIKD
merupakan solusi untuk mengurangi permasalahan
yang muncul dalam pengelolaan arsip secara Gambar 1. Modification of Technology Acceptance
konvensional seperti penumpukan fisik arsip, sulitnya Model (Davis, 1993: 481)
temu balik arsip dan rendahnya efektivitas kinerja
organisasi dalam mencapai tujuan. Pemanfaatan Sistem Berdasarkan gambar 1. Modification of Technology
Informasi Kearsipan Dinamis tersebut perlu diuji untuk Acceptance Model tersebut dapat disimpulkan bahwa
mengetahui sistem tersebut sesuai dengan kebutuhan faktor persepsi kemudahan dan kebermanfaatan akan
tugas pokok dan fungsi suatu organisasi. Hal ini dapat mempengaruhi sikap terhadap penggunaan sistem
diketahui dari respon pengguna (pengelola arsip) yang informasi yang kemudian akan mempengaruhi
memanfaatkan sistem tersebut sebagai sarana penggunaan sistem secara aktual. Faktor-faktor
pengelolaan arsip. Penerimaan terhadap sistem tersebut harus saling melengkapi dalam pemanfaatan
informasi tersebut dapat diukur dengan menggunakan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis karena hal ini
Technology Acceptance Model (TAM). Technology akan mempengaruhi tingkat kepercayaan pengguna
Acceptance Model merupakan model yang terhadap sistem. Semakin tinggi tingkat kepercayaan
diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989. Berikut pengguna semakin tinggi intensitas penggunaan Sistem
adalah faktor yang menentukan keputusan pengguna Informasi Kearsipan Dinamis sehingga dapat
untuk menggunakan sistem informasi tersebut: mendukung pengelolaan arsip dinamis.
1. Perceived Ease of Use (Persepsi Kemudahan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengguna) pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
Perceived Ease of Use menurut Davis (1989: 320) dalam mendukung pengelolaan arsip dinamis di Setda
adalah “the degree to which a person believes that Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian ini diharapkan
using a particular system would be free of effort”. dapat memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu
Faktor Ease of use perceived bertujuan untuk kearsipan, khususnya berhubungan dengan
mengetahui kemudahan penggunaan sistem oleh pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
pengguna. Hal ini menunjukan bahwa alasan dalam mendukung pengelolaan arsip dinamis di Setda
pengguna menggunakan sistem informasi tersebut Provinsi Jawa Tengah.
dipengaruhi oleh presepsi kemudahan.
2. Perceived Usefulness (Persepsi Kebermanfaatan) 2. Metode Penelitian
Perceived Usefulness menurut (Davis 1989: 320) Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
adalah “the degree to which a person believes that dengan jenis penelitian deskritif. Penelitian deskriptif
using a particular system would enhance his or her bertujuan untuk mencari penjelasan mendalam tentang
job performance”. Faktor Perceived Usefulness objek yang diteliti (Sulistyo-Basuki, 2006: 110).
bertujuan untuk mengetahui presepsi pengguna Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
terhadap kegunaan sistem tersebut apakah sistem karena ingin menganalisis dan menggambarkan
informasi berguna untuk meningkatkan kinerja atau penerimaan pengguna terhadap pemanfaatan Sistem
tidak. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat Informasi Kearsipan Dinamis dalam mendukung
disimpulkan bahwa presepsi kebermanfaatan dapat pengelolaan arsip dinamis di Setda Provinsi Jawa
membentuk suatu kepercayaan pengguna untuk Tengah dengan menggunakan teori Technology
pengambilan keputusan apakah jadi menggunakan Acceptance Model (TAM).
sistem informasi tersebut atau tidak. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
3. Acceptance of IT (Penerimaan Pengguna terhadap adalah data kualitatif yang diperoleh dari sumber data
teknologi) primer dan sekunder. Data primer adalah data yang
Acceptance of IT merupakan penerimaan pengguna diperoleh peneliti langsung dari subjek penelitian
dalam menggunakan sistem informasi yang melalui kegiatan melihat, mendengar dan bertanya
dibangun untuk mempermudah melakukan suatu (Moleong, 2013: 157). Data primer dalam penelitian ini
pekerjaaan. Penerimaan pengguna sangat merupakan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti kepada informan dan observasi secara
4
langsung tentang pemanfaatan Sistem Informasi
Kearsipan Dinamis dalam mendukung pengelolaan 2. Wawancara
arsip dinamis di Setda Provinsi Jawa tengah. Data Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh
sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari dua orang atau lebih dengan tujuan untuk
sumber tertulis (Arikunto, 2006: 113). Data sekunder mengumpulkan informasi. Wawancara menjadi
dalam penelitian ini adalah dokumen yang berkaitan salah satu teknik pengumpulan data yang bertujuan
dengan pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan untuk mengetahui permasalahan lebih dalam
Dinamis dalam mendukung pengelolaan arsip dinamis melalui informan (Satori dan Aan Komariah, 2012:
yang dimiliki oleh Setda Provinsi Jawa Tengah. 129). Teknik wawancara yang digunakan dalam
Subjek dalam penelitian ini adalah pengguna yang penelitian ini adalah wawancara semi standar.
terkait dengan pemanfaatan Sistem Informasi Wawancara semi standar adalah wawancara yang
Kearsipan Dinamis dalam mendukung pengelolaan dilakukan dengan cara pendekatan menggunakan
arsip di Setda Provinsi Jawa Tengah. Objek dalam batasan pokok pembicaraan (Sugiyono, 2011: 138-
penelitian ini adalah Sistem Informasi Kearsipan 142). Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk
Dinamis sebagai sarana yang dimanfaatkan oleh mengetahui penerimaan pengguna terhadap Sistem
pengelola arsip dalam mendukung pengelolaan arsip Informasi Kearsipan Dinamis di Setda provinsi
dinamis di Setda Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunkan dua jenis informan yaitu Hal yang dilakukan pertama kali dalam proses
informan utama dan informan triangulasi. Informan wawancara semi terstruktur adalah menjelaskan
utama dalam penelitian ini adalah staf (pengelola arsip) terlebih dahulu tentang topik penelitian.
yang merupakan administrator dan user dari SIKD. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada
Alasan pemilihan administrator sebagai informan draft pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti.
utama karena tugas dan tanggung jawab yang Wawancara ini dilakukan dengan tujuan agar
dimilikinya dalam pemanfaatan SIKD di subbagian tata peneliti dapat mengajukan pertanyaan secara bebas
persuratan, kearsipan dan perpustakaan selain itu untuk menemukan masalah secara lebih terbuka
administrator memiliki pengetahuan lebih tentang dengan meminta pendapat dan ide dari informan.
pengelolaan arsip dinamis sedangkan user dipilih Wawancara dilakukan dengan cara direkam dan
karena merupakan pengguna SIKD. Informan diketik untuk mempermudah analisis data (Satori
triangulasi dalam penelitian ini adalah Kepala dan Aan Komariah, 2012: 135).
Subbagian Tata Persuratan, Kearsipan dan 3. Dokumentasi
Perpustakaan. Alasan pemilihan Kepala Subbagian Dokumentasi adalah proses pengumpulan data yang
Tata Persuratan, Kearsipan dan Perpustakaan karena diperlukan dan kemudian dianalisis sehingga dapat
mengetahui pelaksanaan dan kebijakan pemanfaatan digunakan sebagai bukti pendukung dari suatu
SIKD dalam mendukung pengelolaan arsip dinamis Di permasalahan (Satori dan Aan Komariah, 2012:
Setda Provinsi Jawa Tengah. 149). Dokumen yang digunakan dalam penelitian
Pengumpulan data adalah tahapan untuk ini berupa Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
permasalahan (Satori dan Aan Komariah, 2012: 103). Kearsipan di Provinsi Jawa Tengah, UU No. 43
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Tahun 2009 tentang kearsipan dan buku pedoman
penelitian ini adalah sebagai berikut: penggunaan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis.
1. Observasi Tujuan dari penggunaan dokumen tersebut adalah
Menurut Bungin observasi merupakan cara mempermudah peneliti dalam uji keabsahan data
pengumpulan data berdasarkan fakta yang yang berfungsi sebagai data pendukung agar
dilakukan melalui pengamatan secara langsung memperoleh hasil yang akurat.
(dalam Satori dan Aan Komariah, 2012: 105). Jenis Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
observasi yang dilakukan dalam penelitian ini hasil yang sesuai antara data di lapangan dengan data
adalah observasi partisipasi pasif. Penelitian ini yang dilaporkan oleh peneliti. Kriteria yang
dilakukan dengan cara peneliti datang untuk diutamakan pada data hasil penelitian kualitatif adalah
mengamati permasalahan yang ada di lapangan objektif, reliabel dan valid (Sugiyono, 2011: 267).
namun tidak terlibat dalam kegiatan yang ada Keabsahan data dapat diukur dengan menggunakan
(Spradly dalam Satori dan Aan Komariah, 2012: teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan
115). Observasi dilakukan untuk mengamati dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan
pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis triangulasi teknik.
oleh pengelola arsip di Setda Provinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk teks naratif. Data penelitian ini diolah dalam bentuk
mengetahui kejadian sesungguhnya agar catatan lapangan. Catatan Lapangan adalah unsur
memperoleh hasil yang akurat mengenai penting dalam penelitian kualitatif yang berfungsi
pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis untuk menemukan teori konkret (Moleong, 2013: 208).
dalam mendukung pengelolaan arsip dinamis di Catatan lapangan berisi bagian deskriptif dan reflektif.
Setda Provinsi Jawa Tengah.
5
Analisis data adalah kegiatan penataan transkrip akses pengguna terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu
wawancara, hasil observasi dan materi-materi lain yang administrator, administrator dinas dan user.
telah dikumpulkan menjadi satu (Emzir, 2012: 85). Administrator merupakan pengguna yang memiliki
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini tingkatan hak akses paling tinggi dan tugasnya adalah
adalah reduksi data, model data serta penarikan dan melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan SIKD di
verifikasi kesimpulan. berbagai OPD Provinsi Jawa Tengah. Administrator
dinas merupakan pengguna tingkat atas yang ada di
3. Hasil dan Pembahasan suatu OPD dan tugasnya adalah memeriksa hasil
3.1 Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) pekerjaan user. User merupakan pengguna SIKD yang
sebagai Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis di bertugas menginput data arsip ke dalam sistem
Setda Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Setda Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu
lembaga pencipta arsip. Tugasnya sebagai lembaga 3.1.3 Clear and understandable (jelas dan dapat
pencipta tidak hanya sekedar membuat dan menerima dipahami)
arsip dinamis tetapi juga melakukan pengelolaan. Arsip Kehadiran SIKD mempermudah staf dalam
dinamis merupakan arsip yang digunakan secara mengerjakan tugas pokok, hal ini terlihat dari menu-
langsung dalam penyelenggaraan kegiatan suatu menu yang dimiliki oleh sistem informasi tersebut.
organisasi (Sugiarto dan Teguh, 2005: 5-6). Menu-menu yang ada di SIKD didesain sesuai dengan
Pengelolaan arsip dinamis menjadi permasalahan pengelolaan arsip dinamis secara konvensional. Menu-
penting bagi Setda Provinsi Jawa Tengah dalam menu tersebut terdiri dari menu utama dan pendukung.
memberikan informasi yang utuh kepada pengguna. Menu utama meliputi home, arsip aktif, arsip inaktif,
Pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis di Setda master, sign out, data administrator, simbol surat, user
Provinsi Jawa Tengah berpedoman pada UU Nomor 43 note dan tanggal akses sedangkan untuk menu
Tahun 2009 tentang kearsipan dan Peraturan Daerah pendukung terdiri dari setting dinas, setting klasifikasi
Nomor 1 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan arsip, setting jabatan dan setting user.
kearsipan di Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan Menu-menu tersebut mempermudah user dalam
pengelolaan arsip dinamis tersebut meliputi proses melakukan pengelolaan arsip dinamis secara
penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan serta elektronik. pengelolaan arsip dinamis di Setda
penyusutan. Tujuan dari kegiatan pengelolaan arsip dilakukan secara manual dan elektronik. Pengelolaan
dinamis adalah untuk menjamin isi informasi dari suatu arsip dinamis yang pertama adalah penciptaan.
arsip. Penciptaan merupakan tahap pembuatan surat keluar
Saat ini pengelolaan arsip dinamis di Setda Provinsi berdasarkan pada Peraturan Kepala ANRI Nomor 2
Jawa Tengah tidak hanya dilakukan secara manual Tahun 2014 tentang pedoman tata naskah dinas dan
tetapi juga elektronik. Pengelolaan arsip dinamis secara Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
elektronik dilakukan oleh Setda Provinsi Jawa Tengah 2009 tentang tata naskah dinas di lingkungan
dengan cara memanfaatkan SIKD. pemerintah daerah. Tahap selanjutnya adalah mencatat
Sistem Informasi Kearsipan Dinamis sebagai sistem data arsip (surat keluar) ke dalam kartu kendali surat
pengelolaan arsip dinamis di Setda Provinsi Jawa keluar yang berfungsi sebagai alat temu balik manual.
Tengah dianalisis berdasarkan pada faktor persepsi Surat yang dikelola di Setda Provinsi Jawa Tengah
kemudahan yang merupakan salah satu faktor tidak hanya surat keluar tetapi juga surat masuk.
penerimaan pengguna terhadap sistem informasi. Pengelolaan arsip masuk dimulai pada tahap
Persepsi kemudahan memiliki enam indikator, yaitu penerimaan surat oleh Setda Provinsi Jawa Tengah dari
easy to learn (mudah dipelajari), controllable (dapat lembaga lain yang kemudian diproses untuk dicatat ke
dikontrol), clear and understandable (jelas dan dapat dalam kartu kendali surat masuk. Arsip yang datanya
dipahami), flexible (fleksibel), easy to become skillful sudah dicatat di kartu kendali kemudian di tata
(mudah untuk menjadi terampilan), ease of use (mudah berdasarkan nomor klasifikasi yang kemudian sisimpan
digunakan). di rak arsip. Kartu kendali yang telah berisi data arsip
digunakan sebagai acuan dalam pengentrian data ke
3.1.1 Easy to learn (mudah dipelajari) dalam SIKD.
SIKD dibuat oleh Universitas Dian Nuswantoro Tahap penggunaan dalam SIKD adalah tahap arsip
(Udinus) atas prakarsa Dinas Kearsipan dan tersebut didisposisikan kepada pihak terkait, selain itu
Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Sistem informasi tahap arsip dinamis ditemukan kembali oleh pengguna.
tersebut dibuat se-simpel mungkin sesuai dengan Pencarian arsip atau temu balik arsip dinamis
perkembangan zaman sehingga mudah dipelajari oleh dilakukan berdasarkan pada tanggal, nomor dan
staf subbagian tata persuratan, kearsipan dan permasalahan surat. Tahap pemeliharaan adalah tahap
perpustakaan Setda Provinsi Jawa Tengah. penyimpanan arsip dinamis di database SIKD.
Tahap penyusutan adalah tahap pemindahan arsip
3.1.2 Controllable (dapat dikontrol) inaktif ke unit kearsipan. Tahap ini masih dilakukan
Pemanfaatan SIKD dapat dikontrol dengan secara manual oleh Setda Provinsi Jawa Tengah.
adanya tingkatan hak akses untuk penggguna. Hak Penyusutan arsip inaktif dimulai pada tahap pemilahan,
6
pendeskripsian, pembungkusan arsip dengan kertas subbagian tata persuratan, kearsipan dan perpustakaan
cokelat dan pengelompokkan arsip inaktif ke dalam sehingga mempermudah Setda Provinsi Jawa Tengah
boks arsip. Pemilahan merupakan tahap pemeriksaan untuk membantu Gubernur dalam menyusun kebijakan
arsip. Pemeriksaan dilakukan untuk meneliti Jadwal dan pengkoordinasian administratif. Salah satu sarana
Retensi Arsip (JRA) dan kondisi fisiknya. Selanjutnya, yang digunakan untuk mendukung pengelolaan arsip
jika pemeriksaan telah dilakukan maka arsip dinamis secara elektronik yaitu dengan cara
dikelompokkan berdasarkan permasalahan. Tahap memanfaatkan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis.
kedua yang harus dilakukan adalah pendeskripsian Sistem Informasi Kearsipan Dinamis sangatlah
arsip inaktif ke dalam kartu fisis. Tahap ketiga berperan penting dalam kegiatan pengelolaan arsip
merupakan pembungkusan arsip dengan kertas cokelat dinamis karena berfungsi memenuhi kebutuhan
dan kemudian dilanjutkan dengan mengelompokkan informasi pengguna dan sebagai wujud dalam
arsip inaktif yang telah terbungkus ke dalam boks. mendukung pelaksanaan program e-government di
Proses pengelolaan arsip inaktif elektronik lingkungan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah.
dimulai dengan tahap pengentrian data arsip ke dalam
Sistem Informasi Kearsipan Dinamis. Fungsi dari 3.2 Relevansi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
penggunaan sistem tersebut adalah untuk memberikan (SIKD) pada Pengelolaan Arsip Dinamis di
nomor definitif arsip inaktif dan mencetak daftar Setda Provinsi Jawa Tengah
pertelaan arsip. Daftar tersebut digunakan untuk proses Salah satu sarana yang digunakan untuk
penyusutan yaitu pemindahan arsip dari unit pengolah mendukung pengelolaan arsip dinamis secara
(Setda Provinsi Jawa Tengah) ke unit kearsipan (Dinas elektronik yaitu dengan cara memanfaatkan Sistem
Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah). Informasi Kearsipan Dinamis. Pemanfaatan Sistem
Informasi Kearsipan Dinamis di subbagian tata
3.1.4 Flexible (fleksibel) persuratan, kearsipan dan perpustakaan Setda Provinsi
SIKD bersifat fleksibel karena merupakan Jawa Tengah telah dilakukan sejak tahun delapan tahun
aplikasi yang berbasis online sehingga mempermudah yang lalu. Pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan
pengguna untuk mengaksesnya. Hanya dengan Dinamis pada pengelolaan arsip dinamis bertujuan
mengunjungi alamat web http://siks.jatengprov.go.id/, untuk menciptakan tertib arsip di lingkungan
SIKD dapat diakses dimana pun dan kapan pun. Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Pengelolaan arsip
dinamis dengan menggunakan Sistem Informasi
3.1.5 Easy to become skillful (mudah untuk Kearsipan Dinamis dapat dikatakan efektif dan efisien
menjadi terampil) apabila penyediaan akses penggunanya terpenuhi.
SIKD dibangun sesuai dengan kemampuan Relevansi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
penggguna. Tampilan SIKD selalu diperbaharui atas (SIKD) pada Pengelolaan Arsip Dinamis di Setda
masukan-masukan yang diberikan oleh anggota Provinsi Jawa Tengah dianalisis berdasarkan pada
pengguna SIKD kepada Dinas Kearsipan dan faktor persepsi kebermanfaatan yang merupakan salah
Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah pada saat meeting satu faktor penerimaan pengguna terhadap sistem
dilakukan. Salah satu bentuk pembaharuan sistem informasi dan penerimaan pengguna secara aktual.
informasi tersebut adalah logo Dinas Kearsipan dan Persepsi kebermanfaatan memiliki enam indikator,
Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah yang kemudian yaitu work more quickly (mempercepat pekerjaan), job
dirubah menajdi logo Pemerintah Daerah Provinsi performance (meningkatkan kinerja), increase
Jawa Tengah. productivity (meningkatkan produktivitas),
effectiveness (efektivitas), makes job easier
3.1.6 Ease of use (mudah digunakan) (mempermudah pekerjaan) dan useful (bermanfaat).
SIKD merupakan aplikasi yang berbasis online
sehingga mempermudah pengguna untuk mengakses 3.2.1 Work more quickly (mempercepat pekerjaan)
kapan pun dan dimana pun hanya dengan mengunjungi Kehadiran SIKD sangat membantu staf dalam
alamat web http://siks.jatengprov.go.id/. Dibalik menyelesaikan pengelolaan arsip dinamis dan
kemudahan tersebut terdapat kendala terkait dengan mempercepat pencarian arsip dinamis berdasarkan
pengaksesan SIKD yaitu koneksi internet yang sering tanggal dan nomor surat secara cepat dan tepat.
down sehingga hal ini menyebabkan pengelolaan arsip
dinamis di Setda Provinsi Jawa Tengah dilakukan 3.2.2 Job performance (meningkatkan kinerja)
dengan cara manual dan elektronik. Pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat Dinamis di subbagian tata persuratan, kearsipan dan
disimpulkan bahwa Kegiatan pengelolaan arsip perpustakaan memberikan dampak dalam peningkatan
dinamis di subbagian tata persuratan, kearsipan dan kinerja staf dengan cara meminimalisir kesalahan pada
perpustakaan Setda Provinsi Jawa Tengah dilakukan pengelolaan arsip dinamis, contohnya untuk arsip yang
lebih efektif dan efisien. Hal ini dibuktikan dengan sudah diinput tidak akan bisa diinput lagi ke dalam
adanya perubahan sistem pengelolaan arsip dinamis sistem tersebut. Hal ini ditandai dengan adanya segitiga
dari manual ke elektronik. Perubahan tersebut kuning yang berfungsi sebagai pengingat bahwa arsip
memberikan dampak positif dalam pelaksanaan tugas tersebut sudah pernah diinput.
7
3.2.3 Increase Productivity (meningkatkan teknis kepada para pengguna dengan tujuan untuk
produktivitas) membina dan melatih menggunakan Sistem Informasi
Pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Kearsipan Dinamis.
Dinamis memberikan dampak berupa peningkatan Berdasarkan hasil wawancara seluruh informan
produktivitas staf. Hal ini terlihat dari jumlah arsip yang merupakan pengguna dari Sistem Informasi
yang diinput ke dalam sistem lebih banyak Kearsipan Dinamis di subbagian tata persuratan,
dibandingkan dengan pengelolaan arsip dinamis secara kearsipan dan perpustakaan menyatakan bahwa
konvensioanal. pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
memberikan dampak dalam pelaksanaan pengelolaan
3.2.4 Effectiveness (efektivitas) arsip dinamis. Hal ini terlihat dari kemudahan
Kehadiran Sistem Informasi Kearsipan Dinamis penggunaan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan arsip dalam membantu staf mengelola arsip dari tahap
dinamis yang dilakukan oleh staf subbagian tata penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan serta
persuratan, kearsipan dan perpustakaan. Efektivitas penyusutan. Kepercayaan pengguna terhadap
yang dirasakan oleh staf berupa keberhasilan dalam kemudahan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
pengelolaan arsip dinamis karena disposisi surat dapat merujuk pada persepsi kemudahan sebagai salah satu
dilakukan secara cepat walaupun orang yang faktor penerimaan penerapan teknologi informasi.
bersangkutan tidak berada di tempat. Faktor lain yang mempengaruhi penerimaan
penerapan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis di
3.2.5 Makes job easier (mempermudah pekerjaan) Setda Provinsi Jawa Tengah adalah faktor persepsi
Pengelolaan arsip dinamis lebih mudah karena kebermanfaatan atau kegunaan. Pengguna percaya
Sistem Informasi Kearsipan Dinamis mampu bahwa Sistem Informasi Kearsipan Dinamis dapat
menghemat tenaga, waktu dan tempat. Pengelolaan meningkatkan produktivitas dan efektivitas
arsip dinamis dengan menggunakan Sistem Informasi pengelolaan arsip dinamis. Persepsi kemudahan dan
Kearsipan Dinamis tidak memerlukan tempat kebermanfaatan atau kegunaan akan mempengaruhi
penyimpanan secara fisik tetapi disimpan secara virtual sikap pengguna dalam memanfaatkan Sistem Informasi
di suatu database. Penyimpanan di database Kearsipan Dinamis. Hal ini terlihat dari intensitas
mempermudah pengguna melakukan pengelolaan arsip penggunaan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis.
dinamis dibandingkan dengan cara manual. Intensitas penggunaan Sistem Informasi Kearsipan
Dinamis menjadi bentuk kepercayaan pengguna
3.2.6 Useful (bermanfaat) terhadap sistem informasi yang mampu mendukung
Sistem Informasi Kearsipan Dinamis pengelolaan arsip dinamis di subbagian tata persuratan,
bermanfaat dalam pencarian arsip secara cepat dan kearsipan dan perpustakaan. Sistem Informasi
tepat. Kehadirannya mampu mendukung e-government Kearsipan Dinamis diterima secara aktual oleh staf
di lingkungan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Hal karena faktor persepsi kemudahan dan kebermanfaatan
ini dibuktikan ketika Pak Gubernur membutuhkan telah terpenuhi. Kedua faktor tersebut saling bersinergi
surat, staf hanya tinggal mencarinya di SIKD untuk membangun sistem informasi yang sesuai
berdasarkan nomor atau tanggal surat sehinggga dengan proses pengelolaan arsip dinamis secara
kebutuhan pengguna dapat terpenuhi tanpa harus konvensional. Hal ini mempermudah pengguna dalam
mengulur waktu. memahami pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan
Dinamis sehingga mampu mendukung pengelolaan
3.2.7 Penerimaan pengguna secara aktual arsip dinamis di Setda Provinsi Jawa Tengah.
Staf subbagian tata persuratan, kearsipan dan
perpustakaan sangat menerima kehadiran Sistem 4. Simpulan
Informasi Kearsipan Dinamis karena sistem ini Penelitian mengenai Pemanfaatan Sistem Informasi
membantu staf dalam mengerjakan tugas pokok dan Kearsipan Dinamis dalam Mendukung Pengelolaan
fungsi yang dimiliki oleh subbagian tata persuratan, Arsip Dinamis di Setda Provinsi Jawa Tengah
kearsipan dan perpustakaan. Penerimaan staf terhadap diperoleh simpulan bahwa pengelolaan arsip dinamis
Sistem Informasi Kearsipan Dinamis didukung oleh dapat dilakukan lebih efektif dan efisien dengan
adanya motivasi yang berasal dari sesama staf didukung oleh pemanfaatan Sistem Informasi
subbagian tata persuratan, kearsipan dan perpustakaan. Kearsipan Dinamis merupakan sistem informasi
Hal ini dapat dilihat dari penerapan sistem bekingan berbasis online yang dibangun oleh Dinas Kearsipan
dalam melakukan entri surat. Penerapan sistem ini dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Pemanfaatan
berfungsi untuk menggantikan user yang tidak bisa Sistem Informasi Kearsipan Dinamis dalam
mengentri surat dan kemudian tugasnya digantikan mendukung pengelolaan arsip dinamis di Setda
oleh user lainnya. Provinsi Jawa Tengah diamati berdasarkan teori
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Technology Acceptance Model (TAM) yang meliputi
Tengah memiliki peran dalam memotivasi pengguna faktor persepsi kemudahan dan kebermanfaatan.
untuk memanfaatkan Sistem Informasi Kearsipan Pengelolaan arsip dinamis di Setda Provinsi
Dinamis. Perannya adalah memberikan bimbingan Provinsi Jawa Tengah dilakukan dengan cara
8
konvensional dan elektronik. Proses pengelolaan arsip perpustakaan, penulis menyarankan agar Setda
dinamis yang dilakukan Setda Provinsi Provinsi Jawa Provinsi Jawa mewajibkan staf memiliki status
Tengah meliputi tahap penciptaan, penggunaan dan arsiparis yang dapat diperoleh melalui pendidikan
pemeliharaan serta penyusutan. Sistem Informasi formal dan informal.
Kearsipan Dinamis memiliki tampilan yang jelas
sehingga mempermudah pengguna dalam melakukan Daftar Pustaka
pengelolaan arsip dinamis. Fungsionalitas menu yang
dimiliki oleh Sistem Informasi Kearsipan Dinamis _______. Tanpa Tahun. Aplikasi Sistem Informasi
didesain sesuai dengan pengelolaan arsip dinamis Kearsipan Dinamis. Jakarta: ANRI.
secara konvensional (manual). Hal ini merupakan _______. 2012. Perka ANRI No. 19 Tahun 2012
wujud bahwa faktor persepsi kemudahan telah Tentang Pedoman Penyusunan Klasifikasi
terpenuhi. Arsip. Jakarta: ANRI.
Pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
telah dilakukan selama delapan tahun di Setda Provinsi Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Jawa Tengah. Pemanfaatan Sistem Informasi _______. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Kearsipan Dinamis juga diamati berdasarkan pada Praktik: Edisi Revisi. Jakarta: Asdi Mahasatya.
faktor persepsi kebermanfaatan dalam mendukung Badan Pembinaan Hukum Nasional. 2017. “Sosialisasi
pengelolaan arsip dinamis. Pengelolaan arsip dinamis SIKD”. Dalam
dengan memanfaatkan Sistem Informasi Kearsipan http://bphn.go.id/news/2017052409082152/Sosi
Dinamis mampu meningkatkan produktivitas staf alisasi-Sistem-Informasi-Kearsipan-Dinamis-
dalam mengentri data arsip dengan jumlah yang lebih SIKD. [Diakses pada 5 Oktober 2017].
banyak, selain itu sistem tersebut juga membantu Davis, Fred D. 1993. “User Acceptance Of Information
dalam melakukan temu balik arsip secara cepat dan Technology: System Charateristics, User
tepat. Hal ini menjadi wujud bahwa Sistem Informasi Perceptions And Behavioral Impacts”. Int. J.
Kearsipan Dinamis dapat mendukung program e-
Man-Machine Studies, vol. 38 hal. 475-487.
government dalam menciptakan lingkungan tertib arsip
di Provinsi Jawa Tengah. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa
Sistem Informasi Kearsipan Dinamis dalam Tengah. 2017. “Sistem Informasi Kearsipan
mendukung pengelolaan arsip dinamis dimanfaatkan Daerah”. Dalam http://siks.jatengprov.go.id/.
secara mudah karena pengguna telah memperoleh [Diakses pada 07 Juli 2018].
bimbingan teknis dan buku pedoman dari Dinas Emzir. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif: Analisis
Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Data. Jakarta: Rajawali Pers.
namun dibalik hal tersebut terdapat kendala terkait Humas Provinsi Jawa Tengah. Tanpa Tahun. “Pemda
dengan pengaksesannya. Pengaksesan Sistem Diminta Inisiatif Kelola E-Gov”. Dalam
Informasi Kearsipan Dinamis bergantung pada jaringan https://jatengprov.go.id/publik/pemda-diminta-
internet yang tersedia. Jaringan internet yang tersedia inisiatif-kelola-e-gov/. [Diakses pada tanggal 20
di Setda provinsi Jawa Tengah sering down sehingga April 2018].
mengakibatkan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian
tidak dapat mendukung kegiatan pengelolaan arsip Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
dinamis. Hal ini menyebabkan staf harus melakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Peraturan Daerah
pengelolaaan arsip dinamis secara manual. Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
Berdasarkan hasil analisis data terhadap jawaban Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat
dari keseluruhan pertanyaan dalam wawancara untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Jawa Tengah. Semarang: Pemerintah Provinsi
dalam mendukung pengelolaan arsip dinamis di Setda Jawa Tengah.
Provinsi Jawa Tengah. Penulis menyarankan agar Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-undang
Setda Provinsi Jawa Tengah meningkatkan kualitas Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.
jaringan internet yang berfungsi sebagai sarana Jakarta: Pemerintahan Republik Indoenesia.
pendukung dalam pemanfaatan Sistem Informasi Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan
Kearsipan Dinamis. Koneksi internet yang baik akan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009
mempermudah pengguna untuk mengakses Sistem Tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan
Informasi Kearsipan Dinamis. Terkait dengan Pemerintah Daerah. Jakarta: Pemerintahan
permasalahan SDM, penulis menyarankan agar kualitas Republik Indoenesia.
dan kuantitas staf dapat ditingkatkan melalui _______. 2011. Peraturan Kepala ANRI Nomor 17
bimbingan teknis terkait dengan Sistem Informasi Tahun 2011 Tentang Sistem Klasifikasi
Kearsipan Dinamis dan pembinaan tentang kearsipan Keamanan dan Akses. Jakarta: Pemerintahan
agar pengelolaan arsip dinamis secara manual dan Republik Indonesia.
elektronik di Setda Provinsi Jawa Tengah dapat _______. 2014. Peraturan Kepala ANRI Nomor 2
dilakukan secara optimal. Terkait dengan ketersediaan Tahun 2014 Tentang Tata Naskah Dinas.
arsiparis di subbagian tata persuratan, kearsipan dan Jakarta: Pemerintahan Republik Indonesia.

9
Roper, Michael dan Laura Millar. 1999. Managing
Electronic Records. London: International
Records Management Trust.
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2012. Metodelogi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono. 2005.
Manajemen Kearsipan Modern. Yogyakarta:
Gava Media.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo-Basuki. 2003. Manajemen Arsip Dinamis.
Jakarta: Gramedia.

10
11

Anda mungkin juga menyukai