Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh keterikatan terhadap
nilai-nilai umum dan kepentingan, saling berinteraksi dengan yang lain, fungsi–fungsi dalam
struktur sosial memperlihatkan dan menciptakan norma–norma dan nilai–nilai. Keperawatan
komunitas adalah perpaduan antara praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat,
penekanan pada peningkatan dan pemeliharaan kesehatan pada seluruh penduduk.
Pemberdayaan masyarakat adalah merupakan upaya memfasilitasi agar masyarakat
mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan setempat.
Pemberdayaan masyarakat atau suatu komunitas perlu dilakukan untuk meningkatkan
tingkat kesehatan secara mandiri dan optimal.
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar
belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan
berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila
di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi
kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang
dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan
kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok
khusus anak sekolah.

Salah satu cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menciptakan pemberdayaan
masyarakat dilingkungan sekolah antara lain melalui program Unit Kesehatan Sekolah
(UKS). UKS memiliki beberapa ruang lingkup, salah satunya adalah penyelenggaraan
pendidikian kesehatan yang dapat dilakukan melalui promosi kesehatan meliputi
pengetahuan tentang dasar-dasar hidup sehat, sikap tanggap terhadap persoalan kesehatan,
latihan atau demonstrasi cara hidup sehat dan penanaman kebiasaan hidup sehat dan upaya
peningkatan daya tangkap terhadap pengaruh buruk dari luar. Kegiatan pemberdayaan anak
usia sekolah ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan proses keperawatan
(pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi), dan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak sekolah

maka diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah

tersebut baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.


B. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat kesehatan komunitas siswa SD Al-halaal Desa Laha Kecamatan
Teluk Ambon kelas 1- 6

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui tingkat kesehatan komunitas siswa SD Al-halaal Desa Laha
Kecamatan Teluk Ambon kelas 1- 6
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa SD Al-halaal Desa
Laha Kecamatan Teluk Ambon kelas 1- 6
b. Mengetahui status gizi/nutrisi siswa SD Al-halaal Desa Laha Kecamatan Teluk
Ambon kelas 1- 6
c. Mengetahui tentang penyakit dahulu dan keluhan yang dirasakan saat ini pada siswa
SD Al-halaal Desa Laha Kecamatan Teluk Ambon kelas 1- 6
d. Mengetahui tentang pemahaman kesehatan reproduksi dan perilaku seksual pada
siswa SD Al-halaal Desa Laha Kecamatan Teluk Ambon kelas 1- 6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Komunitas


1. Definisi Anak Usia Sekolah
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia
dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut
UU No 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia
anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of
Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu
mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan
berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik
kesehatannya. Usia anak sekolah dibagi dalam usia prasekolah, usia sekolah, remaja,
awal usia dewasa hingga mencapai tahap proses perkembangan sudah lengkap. (Widodo,
2005 dalam Kumpulan Askep 2012).
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda
dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan
yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut
meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan
belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian
prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya permasalahan tersebut kurang begitu
diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya.
Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita. (Widodo,
2005 dalam Kumpulan Askep 2012).

2. Tugas Orang Tua Dalam Perkembangan Anak Usia Sekolah


a. Menyediakan aktifitas untuk anak
Untuk membantu kreativitas :
1) Menyediakan perlengkapan sekolah.
2) Mengikutsertakan anak pada ekstrakulikuler, les, kursus, dengan
pengarahan/bimbingan orang tua.
3) Memberikan sarana bermain yang sesuai usia.
4) Memberikan bimbingan rohani baik didalam maupun diluar rumah.
b. Mempersiapkan biaya, Anak sudah sekolah membutuhkan biaya yang cukup besar
anggaran rumah tangga membengkak perlu pengaturan rumah tangga yang baik.
c. Kerjasama untuk penyelesaian kerja anak diajarkan untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya (baik tugas sekolah maupun tugas rumah). Penting untuk menumbuhkan
kemandirian dan kedisiplinan anak.
d. Memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan pasangan, Keharmonisan
keluarga harus terjalin dengan baik, saling mengerti dan perhatian, menghargai
kepentingan orang lain dan belajar untuk dapat mengenal orang lain.
e. Sistem komunikasi komunitas
1) Diterapkan komunitas yang terbuka.
2) Anak diberi kesempatan untuk berbicara mengungkapkan pendapatnya
penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri, sehingga anak tidak takut
untuk bergabung dan dengan masyarakat.
f. Mensosialisasikan anak meningkatkan prestasi sekolah memupuk hubungan
sebaya. Membina hubungan anak dengan teman akan meningkatkan pola adaptasi
anak terhadap lingkugan barunya.
g. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan karena perkawinan dapat
menimbulkan konflik-konflik yang dapat menurunkan keharmonisan.
Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan saling mendukung dalam hubungan
suami istri.
h. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, Harus mengecek
kesehatan anak secara berkala misalnya: fungsi pengliharan, pendengaran
kemampuan berbicara. Tujuannya untuk mengantisipasi akibat/keadaan yang
mungkin terjadi (Anonim, 2010)
3. Tugas dan Fungsi Guru dalam Perkembangan Anak Usia Sekolah
a. Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru
sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas
anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang
ada.
b. Guru sebagai Emansipator
Guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan
menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru
telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang
dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali
menjadi pribadi yang percaya diri.
c. Guru sebagai Pembimbing
Sebagai pembimbing , guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk
melaksanakan empat hal berikut. Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan
mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Kedua, guru harus melihat
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa
peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi
mereka harus terlibat secara psikologis. Ketiga, guru harus memaknai kegiatan
belajar. Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.
d. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran
Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu,
guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar
supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.
e. Guru sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari
awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati
tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa
mengetahui kemajuan belajarnya
f. Guru sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan
guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas
tersebut, yang ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya
kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Oleh karena itu, guru senantiasa
berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik.
Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih
baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.

4. Cara mencapai tugas perkembangan :


a. Anak diberi motivasi untuk belajar, memperhatikan kebutuhan sosial anak.
b. Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan mendukung hubungan suami istri,
rekreasi orang tua saja.
c. Mengajarkan dan membiasakan cara hidup sehat.
d. Memberikan tempat aktivitas yang nyaman.(Anonim, 2010)
5. Upaya Peningkatan Kesehatan Anak Usia Sekolah
a. Health Promoting School
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan
sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a) penciptaan lingkungan sekolah
yang sehat,(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan (c) upaya pendidikan
yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS
UKS. Strategi Promosi Kesehatan WHO mencanangkan lima strategi promosi
kesehatan di sekolah yaitu:
1) Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh
dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan
dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-
upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan sekolah.
Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan kebijakan
program, termasuk kebijakan yang terkait dana untuk kegiatan
2) Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi
jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam ker]asama ini berbagai
pihak dapat saling bela]ar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan
kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada,
serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan promosi
kesehatan.
3) Penguatan kapasitas
Kemampuan ker]a dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus
dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus
diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi
kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka
penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
promosi kesehatan sekolah
4) Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun
usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi kesehatan
sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong mobilisasi guna
meningkatkan status kesehatan di sekolah.
5) Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan
penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian merupakan
akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah baik
secara nasional maupun regional, disamping untuk melakukan evaluasi
peningkatan PHBS siswa sekolah.
b. Peran Dokter Kecil
Pentingnya pengetahuan akan gizi yang baik, cara hidup bersih dan sehat dapat
disosialisasikan melalui keberadaan dokter kecil. Dokter kecil merupakan siswa yang
aktif dalam menangani masalah kesehatan di sekolah, khususnya di tingkat sekolah
dasar. Siswa yang menjadi dokter kecil pun merupakan siswa yang berprestasi secara
akademik. Mereka ini merupakan penggerak kesehatan di lingkungan sekolah. Peran
dokter kecil yang merupakan ujung tombak program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
dalam memperhatikan kesehatan anak sekolah. Dokter kecil membuat anak sekolah
jadi sadar sehat. Mulai dari piramida makanan hingga perlunya memperhatikan
kebersihan makanan ketika jajan dan perilaku hidup sehat yang menunjang kesehatan
diri. Bukan hanya itu, para dokter kecil ini juga menjalani penyuluhan ke temannya
untuk selalu selalu menerapkan hidup bersih dan sehat melalui hal kecil, seperti cuci
tangan dan gosok gigi yang baik dan benar. Karena kesadaran arti pentingnya
kesehatan harus ditanamkan sejak kecil, dokter kecil di tingkat sekolah dasar pun akan
direvitalisasi yang nantinya bisa menjadi pahlawan kesehatan Indonesia yang menjadi
teladan dan member contoh tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada teman-
temannya yang lain di lingkungan sekolah.
Menurut penggiat program dokter kecil, dr Handrawan Nadesul, yang pada
tahun 1981 membentuk ratusan kader dokter kecil dari siswa SD yang berprestasi ini
menuturkan, peran dokter kecil mempunyai dampak yang cukup besar dalam
menggerakkan upaya kesehatan yang meliputi urgensi gizi seimbang dan perilaku
hidup bersih dan sehat sejak dini. Para dokter kecil ini bukan berarti berperan sebagai
dokter, namun lebih tepatnya sebagai promotor untuk menggerakkan teman-temannya
untuk mengetahui makanan yang baik dan zat gizi yang dikandungnya serta
mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang serta hidup bersih dan sehat dengan
rajin mencuci tangan dan gosok gigi. Di samping itu, peran dokter kecil diharapkan
mampu membantu guru dan petugas kesehatan di sekolah.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Data inti
Anak usia sekolah adalah anak yang sedang menekuni proses pendidikan mulai
pada tingkat pra sekolah (TK), sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama dan
menengah atas. Pada tahap ini masalah kesehatan sangat berpengaruh pada kualitas
tumbuh kembang anak di kemudian hari pada saat dewasa. Gangguan kesehatan yang
sering timbul pada usia sekolah adalah gangguan kesehatan umum, gangguan perilaku,
gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar. Untuk mencegah atau
mengurangi potensi komplikasi dan permasalahan kesehatan anak, perlu dilakukan
deteksi dini gangguan kesehatan agar tidak berkembang menjadi masalah berat. Deteksi
dini bisa dilakukan dengan meningkatkan perhatian yang lebih besar terhadap usia
sekolah, sama halnya dengan perhatian ketika anak masih balita. Hal ini dilakukan
dengan harapan tercipta anak usia sekolah yang sehat, cerdas dan berprestasi baik

2. Lingkungan fisik
a. Anak dan pembangunan lingkungan
Orang dewasa pada umumnya berpendapat bahwa pembangunan yang cocok
bagi dirinya, maka cocok pula bagi anak-anak, sehingga anak dipandang tidak
penting untuk didengarkan pendapat dan aspirasinya dalam merencanakan dan
menentukan arah pembangunan. Sesungguhnya melalui wadah partisipasi anak, anak
dapat diajak bekerjasama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan (pembangunan) lingkungannya (Adams & Ingham, 1998:51). Pemerintah
dapat berkomunikasi dengan mereka, karena mereka mempunyai persepsi,
pandangan dan pengalaman mengenai lingkungan kota tempat mereka tinggal,
sehingga pemerintah dapat menemukan kebutuhan atau aspirasi mereka.
b. Anak dan lingkungan tempat tinggal
Hal yang perlu dilakukan agar anak akrab dengan lingkungan tempat
tinggalnya antara lain adalah:
1) Keluarga perlu melakukan penerapan kombinasi pola asuh antara otoriter,
bebas dan demokratis secara seimbang dan konsisten, supaya kepercayaan diri
anak tinggi.
2) Rumah yang layak huni adalah rumah yang menjamin keamanan, ketenangan
dan kenyamanan penghuni.
c. Anak dan lingkungan masyarakat
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri
dengan lingkungan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan adalah:
1) Perlu ada inisiatif dan kemauan keras ketua RT dan RW untuk menjalankan
organisasi dengan membentuk kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung
pada warga, khususnya anak-anak, seperti kerja bakti.
2) Menjaga sanitasi lingkungan, karena berdampak langsung pada kesehatan
lingkungan, terutama terhadap anak-anak yang rentan terhadap berbagai resiko
yang ditimbulkan oleh lingkungan
d. Anak dan lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang diharapkan anak adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai ruang WC yang menjadi salah satu fasilitas yang penting di sekolah.
2) Desain bangunan sekolah bertingkat perlu dilengkapi ruang bermain bagi anak
yang aman dan nyaman di setiap lantai.
3) Waktu sekolah pagi dan petang dipertimbangkan untuk diterapkan secara
bergantian.
4) Perlu menggunakan metode Cara Belajar Siswa Aktif.
5) Penyusunan peraturan dan tata tertib sekolah, pimpinan sekolah dan guru perlu
mengikutsertakan murid-murid.

3. Pelayanan kesehatan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia
Sehat 2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta program-
programnya. Salah satu program yang dimaksud adalah Program Usaha Kesehatan
Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha
Kesehatan Sekolah wajib diselenggarakan di sekolah. Promosi Kesehatan Sekolah
bertujuan agar murid-murid tersebut bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua
mereka, saudara-saudara, tetangga dan kawan-kawan mereka. Program promosi
kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah,
melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi
dan Pusat.
4. Ekonomi
Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia yang berkepanjangan dan
masih berlangsung hingga kini, jelas berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi
penduduk. Dampak ini lebih nyata pada ibu hamil dan anak-anak, tidak terkecuali anak
usia sekolah dasar (SD) yang merupakan kelompok pendudukyang paling rentan terhadap
gangguan gizi dan pelayanan kesehatan, ekonomi yang berkepanjangan ini memicu
penurunan daya beli masyarakat dan kalangan hasil produksi pertanian, sehingga
makanan yang dikonsumsi penduduk terutama mereka dikelas bawah miskin akan
menurun dari segi kuantitas dan kualitas.

5. Keamanan dan transportasi


Pemerintah kota agar menyediakan layanan transportasi yang mempertimbangkan
kebutuhan anak. Selain itu pemerintah kota dalam membuat kebijakan mengenai
transportasi umum, menurut Jill Swart Kruger dan Louise Chawla (Kruger, 2002) perlu:
a. Memperkenalkan jarak, jenis dan ukuran transportasi umum.
b. Mempertimbangkan pembuatan tiket tunggal untuk semua jenis transportasi
umum.
c. Mempertimbangkan penggunaan bus khusus pada hari minggu dan libur untuk
anak dan keluarganya ke tempat rekreasi.

6. Politik dan pemerintah


Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri
dengan lingkungan masyarakat.

7. Komunikasi
Hasil survei Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) 5 menunjukkan
bahwa acara televisi untuk anak-anak cenderung mengalami peningkatan. Hasil survei ini
menunjukkan bahwa alasan yang utama para reponden (anak-anak) untuk menonton
televisi adalah hiburan (72%) dan jenis acara yang sering ditonton termasuk infotainmen
(gosip, telenovela, sinetron). Televisi adalah seperti pisau yang dapat bermanfaat untuk
kebaikan atau bisa berbahaya jika penggunaannya tidak terkendali. Oleh karena itu kuasa
negatif televisi ini perlu dikurangi atau dialihkan ke hal-hal yang mendidik dan
membangun.

8. Pendidikan
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang
hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting
dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-kondisi
sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita;
bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk;
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan; dan
monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara
partisipatif menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di
beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator
Masyarakat, khususnya TFM bidang kesehatan.

9. Rekreasi
Menurut Hendricks (Hendricks: 2012) perencanaan taman bermain yang ramah
terhadap anak harus mempertimbangkan hasil konsultasi dengan anak, seperti bagaimana
mereka menggunakan ruang dan apa yang mereka ingin lakukan, sehingga dalam proses
pengembangannya tidak perlu melakukan pengekangan terhadap anak. Proses konsultasi
dengan anak harus dilakukan dengan baik seperti yang dilakukan terhadap orang dewasa.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH

A. pengkajian
1.usia

Distribusi berdasarkan usia Pegawai /Guru Di Sekolah SD Al-Hilaal


Desa Hila tahun 2019
Usia Jumlah %
20-30 1 9
31-40 5 45,5
41-50 1 9
51-60 4 36,3
Jumlah 11 100

Distribusi berdasarkan usia siswa Di Sekolah SD Al-Hilaal


Desa Hila tahun 2019
Usia jumlah %
6 34
7 40
8 40
9 26
10 12
11 22
12 17
13 2
Jumlah
2. genetic
Distribusi berdasarkan jenis kelamin untuk guru / pegawai
Di Sekolah SD Al-Hilaal
Desa Hila tahun 2019
Kelas Laki laki Perempuan Jumlah %
1 14 20 34 15.9
2 19 23 42 19.7
3 16 24 40 18.7
4 20 20 40 18.7
5 12 13 25 11,7
6 19 13 32 15
Jumlah 100 113 213 100

3. fungsi fisiologi

Anda mungkin juga menyukai