PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh keterikatan terhadap
nilai-nilai umum dan kepentingan, saling berinteraksi dengan yang lain, fungsi–fungsi dalam
struktur sosial memperlihatkan dan menciptakan norma–norma dan nilai–nilai. Keperawatan
komunitas adalah perpaduan antara praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat,
penekanan pada peningkatan dan pemeliharaan kesehatan pada seluruh penduduk.
Pemberdayaan masyarakat adalah merupakan upaya memfasilitasi agar masyarakat
mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan setempat.
Pemberdayaan masyarakat atau suatu komunitas perlu dilakukan untuk meningkatkan
tingkat kesehatan secara mandiri dan optimal.
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar
belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan
berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila
di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi
kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang
dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan
kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok
khusus anak sekolah.
Salah satu cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menciptakan pemberdayaan
masyarakat dilingkungan sekolah antara lain melalui program Unit Kesehatan Sekolah
(UKS). UKS memiliki beberapa ruang lingkup, salah satunya adalah penyelenggaraan
pendidikian kesehatan yang dapat dilakukan melalui promosi kesehatan meliputi
pengetahuan tentang dasar-dasar hidup sehat, sikap tanggap terhadap persoalan kesehatan,
latihan atau demonstrasi cara hidup sehat dan penanaman kebiasaan hidup sehat dan upaya
peningkatan daya tangkap terhadap pengaruh buruk dari luar. Kegiatan pemberdayaan anak
usia sekolah ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan proses keperawatan
(pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi), dan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak sekolah
maka diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui tingkat kesehatan komunitas siswa SD Al-halaal Desa Laha
Kecamatan Teluk Ambon kelas 1- 6
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa SD Al-halaal Desa
Laha Kecamatan Teluk Ambon kelas 1- 6
b. Mengetahui status gizi/nutrisi siswa SD Al-halaal Desa Laha Kecamatan Teluk
Ambon kelas 1- 6
c. Mengetahui tentang penyakit dahulu dan keluhan yang dirasakan saat ini pada siswa
SD Al-halaal Desa Laha Kecamatan Teluk Ambon kelas 1- 6
d. Mengetahui tentang pemahaman kesehatan reproduksi dan perilaku seksual pada
siswa SD Al-halaal Desa Laha Kecamatan Teluk Ambon kelas 1- 6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Lingkungan fisik
a. Anak dan pembangunan lingkungan
Orang dewasa pada umumnya berpendapat bahwa pembangunan yang cocok
bagi dirinya, maka cocok pula bagi anak-anak, sehingga anak dipandang tidak
penting untuk didengarkan pendapat dan aspirasinya dalam merencanakan dan
menentukan arah pembangunan. Sesungguhnya melalui wadah partisipasi anak, anak
dapat diajak bekerjasama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan (pembangunan) lingkungannya (Adams & Ingham, 1998:51). Pemerintah
dapat berkomunikasi dengan mereka, karena mereka mempunyai persepsi,
pandangan dan pengalaman mengenai lingkungan kota tempat mereka tinggal,
sehingga pemerintah dapat menemukan kebutuhan atau aspirasi mereka.
b. Anak dan lingkungan tempat tinggal
Hal yang perlu dilakukan agar anak akrab dengan lingkungan tempat
tinggalnya antara lain adalah:
1) Keluarga perlu melakukan penerapan kombinasi pola asuh antara otoriter,
bebas dan demokratis secara seimbang dan konsisten, supaya kepercayaan diri
anak tinggi.
2) Rumah yang layak huni adalah rumah yang menjamin keamanan, ketenangan
dan kenyamanan penghuni.
c. Anak dan lingkungan masyarakat
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri
dengan lingkungan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan adalah:
1) Perlu ada inisiatif dan kemauan keras ketua RT dan RW untuk menjalankan
organisasi dengan membentuk kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung
pada warga, khususnya anak-anak, seperti kerja bakti.
2) Menjaga sanitasi lingkungan, karena berdampak langsung pada kesehatan
lingkungan, terutama terhadap anak-anak yang rentan terhadap berbagai resiko
yang ditimbulkan oleh lingkungan
d. Anak dan lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang diharapkan anak adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai ruang WC yang menjadi salah satu fasilitas yang penting di sekolah.
2) Desain bangunan sekolah bertingkat perlu dilengkapi ruang bermain bagi anak
yang aman dan nyaman di setiap lantai.
3) Waktu sekolah pagi dan petang dipertimbangkan untuk diterapkan secara
bergantian.
4) Perlu menggunakan metode Cara Belajar Siswa Aktif.
5) Penyusunan peraturan dan tata tertib sekolah, pimpinan sekolah dan guru perlu
mengikutsertakan murid-murid.
3. Pelayanan kesehatan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia
Sehat 2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta program-
programnya. Salah satu program yang dimaksud adalah Program Usaha Kesehatan
Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha
Kesehatan Sekolah wajib diselenggarakan di sekolah. Promosi Kesehatan Sekolah
bertujuan agar murid-murid tersebut bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua
mereka, saudara-saudara, tetangga dan kawan-kawan mereka. Program promosi
kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah,
melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi
dan Pusat.
4. Ekonomi
Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia yang berkepanjangan dan
masih berlangsung hingga kini, jelas berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi
penduduk. Dampak ini lebih nyata pada ibu hamil dan anak-anak, tidak terkecuali anak
usia sekolah dasar (SD) yang merupakan kelompok pendudukyang paling rentan terhadap
gangguan gizi dan pelayanan kesehatan, ekonomi yang berkepanjangan ini memicu
penurunan daya beli masyarakat dan kalangan hasil produksi pertanian, sehingga
makanan yang dikonsumsi penduduk terutama mereka dikelas bawah miskin akan
menurun dari segi kuantitas dan kualitas.
7. Komunikasi
Hasil survei Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) 5 menunjukkan
bahwa acara televisi untuk anak-anak cenderung mengalami peningkatan. Hasil survei ini
menunjukkan bahwa alasan yang utama para reponden (anak-anak) untuk menonton
televisi adalah hiburan (72%) dan jenis acara yang sering ditonton termasuk infotainmen
(gosip, telenovela, sinetron). Televisi adalah seperti pisau yang dapat bermanfaat untuk
kebaikan atau bisa berbahaya jika penggunaannya tidak terkendali. Oleh karena itu kuasa
negatif televisi ini perlu dikurangi atau dialihkan ke hal-hal yang mendidik dan
membangun.
8. Pendidikan
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang
hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting
dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-kondisi
sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita;
bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk;
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan; dan
monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara
partisipatif menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di
beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator
Masyarakat, khususnya TFM bidang kesehatan.
9. Rekreasi
Menurut Hendricks (Hendricks: 2012) perencanaan taman bermain yang ramah
terhadap anak harus mempertimbangkan hasil konsultasi dengan anak, seperti bagaimana
mereka menggunakan ruang dan apa yang mereka ingin lakukan, sehingga dalam proses
pengembangannya tidak perlu melakukan pengekangan terhadap anak. Proses konsultasi
dengan anak harus dilakukan dengan baik seperti yang dilakukan terhadap orang dewasa.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH
A. pengkajian
1.usia
3. fungsi fisiologi