Anda di halaman 1dari 27

PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Dosen Pengampu : Rita Yunita Resmi, SE., M.Ak.

DisusunOleh :

Kelompok 5

Haesam Gumelar (175109096)

Mimi Jamilah (175109035)

Fuji Nurani (175109030)

Novia Hidayatul Syiva (175109024)

Anisa Dwi Ristiani (175109085)

Nurma Hasanah (175109010)

Nurvina Widianingsih (175109125)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DAN BISNIS
PERDANA MANDIRI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penyusun,

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................
2.1 Perkembangan .............................................................................................. 2
2.2 Klasifikasi ....................................................................................................19
2.3 Empat Perkembangan Terhadap Perkembangan Akuntansi ........................19
2.3.1 Sistem Hukum : Akuntansi Hukum Umum versus Kodifikasi
Hukum..............................................................................................20
2.3.2 Sistem Politik : Akuntansi Penyajian Wajar Versus Kepatuhan
Hukum..............................................................................................20

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................24


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fungsi akuntansi yang demikian penting dalam kehidupan bisnis dan
keuangan, menunjukkan bahwa akuntansi dalam masyarakat bisnis atau
internasional melakukan fungsi jasa. Akuntansi harus tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat yang terus berubah dan harus mencerminkan kondisi
budaya, ekonomi, hukum, sosial dan politik dari masyarakat tempat dia
beroperasi. Dengan demikian akuntansi harus berada tetap dalam
kedudukannya yang berguna secara teknis dan sosial.
Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional,
perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi
berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan
bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu
memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di
perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Perkembangan
2. Klasifikasi
3. Empat Pendekatan Terhadap Perkembangan Akuntansi
Sistem Hukum : Akuntansi Hukum Umum Versus Kodifikasi Hukum
Sistem Hukum: Akuntansi Penyajian Wajar Versus Kepatuhan
Hukum

1.3 Tujuan Penulisan


Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami materi tentang perkembangan dan klasifikasi akuntansi ini. Dan
dapat menjadi acuan untuk penulisan makalah-makalah yang sejenis
selanjutnya.
BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan dan Klasifikasi

2.1 Perkembangan
Standar dan praktik di setiap negara merupakan hasil dari interaksi yang
komplek di antara faktor ekonomi, sejarah kelembagaan, dan budaya. Faktor-
faktor perkembangan akuntansi nasional juga membantu menjelaskan
perbedaan antar-bangsa.
Adapun 8 faktor yang sering disebutkan oleh penulis akuntansi, namun
akhir-akhir ini hubungan antar budaya juga disebutkan sebagai faktor yang
termasuk dalam faktor yang perkembangan standar dan praktik akuntansi.
1. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Akuntansi
Ada 8 (delapan) faktor yang mempengaruhi perkembangan
akuntansi internasional :
a. Sumber Pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat seperti Amerika
Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik
manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang
untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko
terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi
ketentuan kepemilikan publik yang luas.
Sebaliknya, dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan
sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan
kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif dalam
meminimunkan pembayaran dividend an menjaga pendanaan yang
mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam. Oleh
karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi
apa saja yang diinginkan, pengungkapan publik yang luas dianggap
tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.
b. Sistem Hukum
Sistem hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga
berinteraksi. Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode
(sipil) dan hukum umum(kasus). Kodifikasi hukum utamanya diambil
dari hukum Romawi dan kode Napoleon. Dalam Negara-negara hukum
kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup
ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam
hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak
prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per
kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode
yang lengkap. Tentu saja terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak
terlalu detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan sistem
kodifikasi hukum. Hal ini mendorong usaha coba-coba dan
memungkinkan penerapan pertimbangan.
Hukum umum diambil dari kasus hukum Inggris. Pada kebanyakan
negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi
professional sektor swasta. Hal ini memungkinkan aturan akuntansi
menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar yang
luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara langsung
kedalam hukum dasar. Kodifikasi hukum (kode hukum) cenderung
terpaku pada bentuk (formal) legalnya saja, sementara hukum
akuntansi yang lebih umum cenderung terpaku pada muatan (isi)
ekonominya. Sebagai contoh, sewa guna usaha di bawah aturan hukum
umum biasanya tidak dikapitalisasi. Sebaliknya, sewa guna usaha di
bawah hukum umum pada dasarnya dapat dikapitalisasi jika ia menjadi
bagian dari pembeli property.
c. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan
standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban
dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak.
Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama.
Dalam kasus ini, sebagian contoh adalah kasus yang terjadi di Jerman
dan Swedia. Dinegara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan
pajak berbeda : Laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi
keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan
hukum pajak. Tentu saja, Ketika akuntansi keuangan dan pajak
terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip
akuntansi tertentu. Penilaian persediaan menurut masuk terakhir keluar
pertama (LIFO) di Amerika Serikat merupakan satu contoh.
d. Ikatan Politik dan Ekonomi
Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melaui peneklukan,
perdagangan, dan kekuatan sejenis. Faktor Politik & Ekonomi sangat
mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional karena
kebijakan pemerintah dan keadaan ekonomi saat itu di suatu negara
dapat membuat akuntansi sulit berkembang. Ide dan teknologi
akuntansi dialihkan melaui penakhlukan, perdagangan dan kekuatan
sejenis. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry) yang berawal di
Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di
Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (rannaissance)
lainnya. Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep
akuntansi di seluruh wilayah kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman
selama perang dunia II menyebabkan Perancis menerapkan Plan
Comptable. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur akuntansi
bergaya AS di Jepang setelah berakhirnya perang dunia II. Banyak
Negara-negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang
dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksakan kepada negara-
negara tersebut (seperti India) atau karena pilihan mereka sendiri
(seperti Negara-negara Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi
menurut aturan Uni Eropa (EU).
e. Inflasi
Inflasi mengaburksn bisaya historis akuntansi melalui penurunan
berlebihan terhadap nilai-nilai aset dsan beban-beban terkait.
Semerntara disisilain melakukan peningkatan berlebihan terhadap
pendapatan. Negara-negara dengan inflasi tinggi seringkali menunutut
perusahaan-perusahaan melakukan berbagai perubahan harga kedalam
perhitungan keuangan mereka. Meksiko dan beberapa negara amerika
serikat menggunakan akuntansi tingkat umum karena pengalaman
mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970an, sehubungan
dengan tingkat inflasi yang tidsak biasanya tinggi, AS dan Inggris
melakuksan eksperimen dengan pelaporan pengaruh perubahan harga.
f. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan
dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling
utama. Pada gilirannya, jenis transaksi menentukan masalah akuntansi
yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan
berbasis saham atau sekuritisasi asset merupakan sesuatu yang jarang
terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal yang kurang
berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industry berubah menjadi
perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian asset tetap dan
pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur
menjadi semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang
baru, seperti penilaian asset tidak berwujud dan sumber daya manusia
semakin berkembang.
g. Tingkat Pendidikan
Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated)
akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan.
Sebagai contoh pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian
perilaku biaya tidak akan berarti apa-apa, kecuali para pembaca
memahami akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai resiko efek
derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang
berkompeten. Pendidikan akuntansi yang professional sulit dicapai jika
taraf pendidikan di suatu Negara secara umum juga rendah. Meksiko
adalah salah satu contoh Negara di mana permasalahan ini telah
berhasil ditanggulangi. Pada situasi lainnya, sebuah Negara harus
mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim warganya ke Negara lain
untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal terakhir inilah yang saat
ini sedang diterapkan oleh Cina.
h. Budaya
Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu
masyarakat. Variable budaya mendasari pengaturan kelembagaan di
suatu Negara (seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat
dimensi budaya nasional (nilai social):
1) individualism,
2) jarak kekuasaan,
3) penghindaran ketidakpastian, dan
4) maskulinitas.

Analisis yang dilakukannya didasarkan pada data yang berasal dari para
karyawan sebuah perusahaan multinasional besar dari AS yang beroperasi di 40
negara yang berbeda.

Secara singkat, individualism merupakan kecenderungan terhadap suatu


tatanan social yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun
ketat dan saling tergantung. Jarak kekuasaan adalah sejauh mana hierarki dan
pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat
diterima. Penghindaran ketidakpastian adalah sejauh mana masyarakat tidak
merasa nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.
Maskulinitas adalah sejauh mana peran gender dibedakan serta kinerja dan
pencapaian yang dapat dilihat (nilai-nilai maskulin yang tradisional) ditekankan
daripada hubungan dan perhatian.

Empat dimensi budaya nasional menurut Hofstede, yaitu:

 Individualisme vs kolektivisme
merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan social yang
tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun
ketat dan saling tergantung.
 Large vs Small Powr Distance (Jarak kekuasaan) adalah sejauh
mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan
pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara
tidak adil dapat diterima.
 Strong vs Weak Uncertainty Avoidance (Penghindaran
ketidakpasian) adalah sejauh mana masyarakat merasa tidak
nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.
 Maskulinitas vs feminimitas adalah sejauh mana peranan gender
dibedakan dan kinerja serta pencapaian yang dapat dilihat lebih
ditekankan daripada hubungan dan perhatian.

2. Empat Dimensi yang Mempengaruhi Praktik Keuangan Suatu


Negara
Berdasarkan analisis Hofstade, Gray mengusulkan suatu kerangka
kerja yang menghubungkan budaya dan akuntansi. Ia mengusulkan 4
dimensi akuntansi yang mempengaruhi praktik keuangan suatu negara,
yaitu :
a. profesionalisme vs ketetapan wajib pengendalian
Preferensi terhadap pertimbangan professional individu dan
regulasi sendiri kalangan professional dibandingkan terhadapkepatuhan
dengan ketentuan hukum yang teleh ditentukan
b. keseragaman vs fleksibilitas
Preferensi terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan
fleksibilitas dalam bereaksi dalam suatu keadaan tertentu.
c. Koservatisme vs optimism
Suatu preferensi dalam memilih pendekatan yang lebih bijak untuk
mengukur dan mengatasi segala ketidakpastian dimsa depan daripada
memilih pendekatan yang sekedar optimis namun beresiko
d. Kerahasiaan vs transparansi
Preferensi atas kerahasiaan dan informasi usaha menurut dasar
kebutuhan untuk tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk
pengungkapan informasi kepada publik.
3. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pengembangan Akuntansi
Choi et. al (1998; 36) menjelaskan sejumlah faktor lingkungan yang
diyakini memiliki pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi,
antara lain :
a. Sistem Hukum
Kodifikasi standar-standar dan prosedur-prosedur akuntansi
kelihatannya alami dan cocok dalam negara-negara yang menganut
code law. Sebaliknya, pembentukan kebijakan akuntansi yang non
legalistis oleh organisasi-organisasi professional yang berkecimpung
dalam sektor swasta lebih sesuai dengan system yang berlaku di
negara-negara hukum umum (common law). Dalam hukum perang
atau situasi darurat nasonal lainnya, semua aspek fungsi akuntansi
mungkin diatur oleh sejumlah pengadilan atau badan pemerintah pusat.
Contohnya adalah dalam masa Nazi Jerman, ketika persiapan-
persiapan perang yang intensif dan kemudian pada saat PD II
memerlukan sistem akuntansi nasional yang sangat seragam untuk
mengontrol semua aktivitas ekonomi nasional secara total.
b. Sistem Politik
Sistem politik yang ada pada suatu negara pun ikut mewarnai
akuntansi, karena sistem politik tersebut “mengimpor” dan
“mengekspor” standar-standar dan praktik-praktik akuntansi. Sebagai
contoh, akuntansi Inggris yang ada semasa pergantian Abad 20,
“diekspor” ke negara-negara persemakmuran. Belanda melakukan hal
yang sama ke filipina dan Indonesia, Perancis ke negara-negara
jajahannya di Asia da Afrika. Jerman menggunakan simpati politik
untuk mempengaruhi, antara lain, akuntansi di Jepang dan Swedia.
c. Sifat Kepemilikan Bisnis
Kepemilikan publik yang besar atas saham-saham perusahaan
menyiratkan prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan akuntansi
keuangan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang
kepemilikannya didominasi oleh keluarga atau bank. Misalnya,
kepemilikan publik yang sangat tinggi atas saham-saham korporasi di
AS telah menghasilkan apa yang dinamakan Sunshine accounting
standards of wide open disclosure, sedangkan ketidakhadiran
partisipasi public dalam kepemilikan saham perusahaan di Perancis
telah membatasi komunikasi keuangan yang efektif hanya ke saluran
komunikasi ”insider” saja. Kepemilikan Bank yang tinggi di Jerman
juga menghasilkan respon akuntansi yang berbeda. Di AS, AICPA
membuat rekomendasi khusus bagi standar dan praktik akuntansi
keuangan tertentu yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan non
publik yang lebih kecil.
d. Perbedaan Besaran dan Kompleksitas Perusahaan-Perusahaan
Bisnis
Dikotomi yang terjadi antara perusahaan besar dan kecil terus
berlanjut, mulai dari masalah asuransi, hingga keseluruh hirarki
perusahaan induk-anak, termasuk masalah kompleksitas. Perusahaan
konglomerasi besar yang beroperasi dalam lini bisnis yang sangat
beragam membutuhkan teknik-teknik pelaporan keuangan yang
berbeda dengan perusahaan kecil yang menghasilkan produk tunggal.
Perusahaan-perusahaan multinasional juga membuthkan system
akuntansi yang berbeda dengan sistem akuntansi perusahaan-
perusahaan domestik.
e. Iklim Sosial
Iklim sosial turut memberikan sumbangan dalam pengembangan
akuntansi diberbagai belahan dunia. Di Perancis, mengarah pada
pelaporan tanggungjawab sosial, sebaliknya di Swiss masih sangat
konservatif sehingga perusahaan-perusahaan besar swiss melaporkan
kondisi keuangannya yang relatif ringkas. Orang Italia masih sangat
berorientasi pada pajak, bahkan di beberapa Negara Amerika bagian
Timur dan Selatan, akuntansi sama dengan pembukuan dan dianggap
tidak cocok secara sosial.
f. Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis Dan Komunitas Keuangan
Kompetensi atau kemampuan manajemen bisnis dan pengguna dari
output akuntansi akan sangat menentukan perkembangan akuntansi.
Karena secanggih dan sehebat apapun output akuntansi, jika
manajemen bisnis dan para pengguna tidak dapat membaca,
mengartikan, dan memahaminya hal tersebut tidak akan ada gunanya.
g. Tingkat Campur Tangan Bisnis Legislatif
Regulasi mengenai perpajakan mungkin memerlukan prinsip-
prinsip akuntansi tertentu. Seperti di Swedia, dimana kelonggaran
pajak tertentu harus dibukukan secara akuntansi sebelum bisa diklaim
bagi tujuan pajak; ini juga merupakan situasi bagi penilaian persediaan
metode LIFO di AS. Hukum-hukum perlindungan sosial yang beragam
juga mempengaruhi standar-standar akuntansi. Contohnya adalah
kewajiban membayar pesangon dio beberapa negara Amerika Selatan.
h. Ada Legislasi Akuntansi tertentu
Dalam beberapa kasus, terdapat peraturan legislative khusus untuk
aturan-aturan dan teknik-teknik akuntansi tertentu. Di AS, SEC
menentukan standar-standar pengungkapan dan akuntansi bagi
perusahaan-perusahaan besar, dengan mengacu pada FASB.
i. Kecepatan Inovasi Bisnis
Semula, kegiatan merger dan akuisisi tidak diperhitungkan secara
akuntansi, namun karena penggabungan bisnis yang begitu popular di
erofa memaksa akuntansi turut berkembang untuk memenuhi
kebutuhan dari mereka yang berkepentingan.
j. Tahap pembangunan Ekonomi
Negara yang masih mengandalkan ekonomi pertanian membuthkan
prinsip prinsip akuntansi yang berbeda dengan negara industri maju.
Di negara pertanian, tingkat ketergantungan pada kredit dan kontrak
bisnis jangka panjang mungkin masih kecil. Sehingga akuntansi akrual
yang canggih tidak berguna dan yang dibutuhkan adalah akuntansi kas
sederhana.
k. Pola pertumbuhan Ekonomi
Kondisi perekonomian yang stabil mendorong peningkatan
persaingan memperebutkan pasar-pasar yang ada sehingga
memerlukan suatu pola akuntansi yang stabil dan akan jauh berbeda
pada negara yang kondisinya sedang mengalami perang
berkepanjangan.
l. Status Pendidikan dan Organisasi Profesional
Karena ketiadaan profesionalisme akuntansi yang terorganisir dan
sumber otoritas akuntansi local suatu negara, standar-standar dari area
lain atau negara lain mungkin digunakan untuk mengisi kekosongan
tersebut. Adaptasi faktorfaktor akuntansi dari Inggris merupakan
pengaruh lingkungan yang signifikan dalam akuntansi dunia sampai
akhir PD II. Sejak saat itu, proses adaptasi internasional beralih ke
sumber-sumber dari AS. Pengembangan akuntansi, baik yang berasal
dari negara itu sendiri atau yang diadaptasi dari negara-negara lain,
tidak akan sukses kecuali jika kondisi-kondisi lingkungan seperti yang
terdapat dalam daftar diatas dipertimbangkan secara penuh.
Seperti halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik
akuntansi beserta pengungkapan informasi finansial di perusahaan di
berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Radebaugh dan
Gray (1997:47) menyebutkan sedikitnya ada dua belas faktor yang
mempengaruhi sistem akuntansi perusahaan. Faktor-faktor tersebut
adalah sifat kepemilikan perusahaan, aktivitas usaha, sumber
pendanaan dan pasar modal, sistem perpajakan, eksistensi dan
pentingnya profesi akuntan, pendidikan dan riset akuntansi, sistem
politik, iklim sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan,
tingkat inflasi, sistem perundang-undangan, dan aturan-aturan
akuntansi.
Lebih rinci, Radebaugh dan Gray menjelaskan hubungan antara
faktor-faktor tersebut di atas dengan sistem akuntansi perusahaan
sebagai berikut

Sifat kepemilikan perusahaan

Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik


lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki publik
dibandingkan dengan pada perusahaan keluarga.
Aktivitas usaha

Sistem akuntansi dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang
berbeda dengan manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan
perusahaan multinasional.

Sumber pendanaan

Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik


lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber
pendanaan dari para pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada
perusahaan dengan sumber pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.

Sistem perpajakan

Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan


perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-
negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang
telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak
dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.

Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan

Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat system
akuntansi yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang
masih menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.

Pendidikan dan riset akuntansi

Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang
sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan
riset akuntansi yang bermutu.
Sistem politik

Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem
akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara
tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau
swastanisasi (private enterprises).

Iklim social

Iklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja
dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-
hal tersebut pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.

Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan


sisi lain dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya
depresiasi mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan
aktiva tak berwujud seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia.

Tingkat inflasi

Timbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan


membuat adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai
alternatif dari pendekatan historical cost.

Sistem perundang-undangan

Di negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes,


aturan-aturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda
dengan Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakan common law.

Aturan-aturan akuntansi

Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak
sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan
standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yangtelah
memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di
Inggris dan Amerika Serikat. Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker
(1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting
yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

1. sistem hukum,
2. pemilik dana,
3. pengaruh system perpajakan, dan
4. kemantapan profesi akuntan.
5. inflasi,
6. teori akuntansi dan
7. accidents of history

4. Perkembangan Akuntansi Dalam Ekonomi yang Berorientasi Pasar


Akuntansi keuangan yang berorientasi pada makrekonomi
mungkin mengakui secara formal nilai penemuan dari mineral atau
kandungan minyak, menghitung beban depresiasi atas peralatan produkstif
berdasarkan unit produksi, dan mengizinkan penghapusan biaya tertentu
dengan cepat jika hal ini merupakan kepentingan pembangunan ekonomi
regional atau nasional.
a. Pola Mikroekonomis
Ekonomi yang berorientasi pada pasar, termasuk ekonomi yang
tidak begitu banyak mendapat campur tangan administrasi pemerintah
pusat, mempercayakan sebagian besar kesejahteraan ekonomi kepada
aktivitas-aktivitas bisnis dari indvidu-individu dan masing-masing
perusahaan bisnis. Dengan demikian, dalam ekonomi ini, terdapat suatu
orientasi fundamental yang mengarah pada setiap sel dari akivitas
ekonomi. Hal ini begitu berurat berakar di organisasi-organisasi ekonomi
barat dimana orientasi ini berlaku bagi banyak proses bisnis, hukum,
legislative dan sosial.
Dengan aktivitas-aktivitas swasta dan bisnis sebagai inti urusan
dalam ekonomi yang berorientasi kepada pasar dan dengan akuntansi
melakukan fungsi jasa bagi bisnis dan perusahaan-perusahaan bisnis,
tampaknya wajar saja bahwa akuntansi akan mengorientasikan dirinya
kepada pertimbangan-pertimbangan mikro yang sama, yang telah
terbentuknya secara mapan dalam lingkungannya. Beberapa pernyataan
yang berkaitan dengan pola ini menyangkut:

1. Perusahaan menyediakan titik-titik vokal bagi aktivitas-aktivitas


ekonomi
2. Kebijakan utama perusahaan bisnis adalah untuk menjamin
kelangsungan hidupnya.
3. Optimasi dalam pengertian ekonomi adalah kebijakkan terbaik
perusahaan untuk bertahan
4. Akuntansi, sebagai cabang ekonomi bisnis, mendapatkan konsep-
konsep dan aplikasi aplikasinya dari analisis ekonomi.

Konsep akuntansi utama dalam pola pengembangan yang didasarkan pada


mikro ekonomi adalah bahwa proses akuntansi harus mempertahankan
secara konstan jumlah investasi modal moneter dalam perusahaan dalam
nilai riil.

b. Disiplin Independen
Menganggap akuntansi sebagai fungsi jasa dari bisnis memberikan
ruang yang cukup untuk menyimpulkan bahwa akuntansi dapat
membangun kerangka yang berguna bagi dirinya yang disaring dari proses
bisnis yang dilayaninya. Jika hal ini mungkin dilakukan, maka dukungan
konseptual dari suatu disiplin seperti ekonomi tidak dibutuhkan. Akuntansi
dengan kata lain , bergantung pada dirinya menjadi suatu disiplin yang
independen.

Pendekatan terhadap perkembangan Akuntansi.

1. Pendekatan makro ekomomi


2. Pendekatan mikro ekonomi
3. Pendektan independen
4. Pendekatan yang seragam

Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller


pertengahan tahun 1960-an. 1a mengidentifikasikan empat pendekatan
terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengaii sistem
ekonomi berorientasi pasar.

c. Berdasarkan pendekatan makroekonomi,


Praktik akuntansi didapatkan dan dirancang untuk meningkatkan
tujuan makro ekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti
dan bukan memimpin kebijn nasional, karena perusahaan bisnis
mengoordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan oasional.
Karenanya, sebagai contoh, suatu kebijakan nasional berupa lapangan
kerja yangstabil dengan menghindari perubahan besardalam
siklusbisnisakan menghasilkan praktik akuntansi yang meratakan laba.
Atau, untuk mendorong perkembangan industri tertentu, suatu negara
dapat mengizinkan penghapusan pengeluaran modal secara cepat pada
beberapa industri tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang dan
pendekatan makroekonomi.
d. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi.
Akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi.
Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan
untuk bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus
memperlahankan modal fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa
perusahaan memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi
dan mengendalikan aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang
didasarkan pada biaya penggañtian sangat didukung karena paling sesuai
dengan pendekatan ini. Akuntansi di Belanda berkembang dari
mikroekonorni.
e. Berdasarkan pendekatan independen,
Akuntansi berasal dan praktik bisnis dan berkembang secara ad
hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan
kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai Fungsi jasa yang konsep dan
prinsipnya di ambi1 dan proses bisnis yang dijalankan, diambilkan dari
cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi kerumitan dunia
nyata dan ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui pengalaman,
praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang dengan cara yang sama.
Sebagai contoh, laba secara sederhana merupakan hal yang paling
bermanfaat dalam praktik dan pengungkapan secara pragmatis menjawab
kebutuhan para pengguna. Akuntansi berkembang secara independen di
lnggris dan Amerika Serikat.
f. Berdasarkan pendekatan yang seragam,
Akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk
kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keragaman dalam
pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang
pemerintah, otoritas pajak dan bahkan manajer untuk menggunakan
informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis. Secara
umum, pendekatan seragam digunakan di negara-negara dengan
keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan ekonomi di mana
akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja, mengalokasikan
sumber daya, mengumpulkan pajak dan mengendalikan harga. Prancis,
dengan bagan akuntansi nasional yang seragam, merupakan pendukung
utama pendeka tan seragam. Sistem Hukum: Akuntansi Hukum Umum
dengan Hukum Kode.

Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu


negara. Pandangan ini telah mendominasi pemikiran akuntansi selama
kurang lebih 20 lahun lerakhir.

1. Aktuntansi dalam negara-negara ukum umum memiliki karakter


berorienlasi lerhadap “penyajian wajar,” transparansi dan
pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan
pajak. Pasar saham mendominasi sumber-sumber keuangan dan
pelaporan keuangan ditujukan untuk kebutuhan informasi investor
luar. Penentuan standar akuntansi cenderung merupakan aktivitas
sektor swasta dengan peranan penting yang dimainkan oleh profesi
akuntansi. Akuntansi hukum umum sering disebut sebagai “Anglo
Saxon,” “lnggris-Arnerika,” atau “berdasarkan mikro.” Akuntansi
hukum umum berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke negara-
negara seperti Australia, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia,
Pakistan dan Amerika Serikat.
2. Akuntansi dalam negara-negara hukim kodememiliki karaterislik
berorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah
kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak. Bank
atau pemerintah (“orang dalam”) mendominasi sumber keuangan dan
pelaporan keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Penentuan
standar akuntansi cenderung merupakan aktivitas sektor publik
dengan relatif sedikil pengaruh dari profesi akuntansi. Akuntansi
hukum kode sering disehut “kontinental,” “legalistik,” atau “seragam
secara makro.” Ini ditemukan di kebanyakan negara-negara Eropa
Kontinental dan bekas koloni mereka di Afrika, Asia, dan Amerika.

Pemberian karakter akuntansi memparalelkan hal yang disebut sebagai


model “pemegang sahani” dan “pihak berkepentingan” (atau kelola
perusahaan dalam negara hukum umum dan hukum kode. Sistem hukum
suatu negara dan sistem keuangannya dapat dikaitkan dalam suatu hubungan
sebab akibal. Suatu sistem legal dalam hukum umum menekankan hak
pemegang saham dan menawarkan perlindungan yang lebih kuat

Hukum melindungi investor luar an secara hukum sangat ditegakkan.


Hasilnya adalah pasar iiodal yang kuat berkembang di negara-negara hukum
umum dan pasar modal yang lemah berkembang di negara-negara hukum
kode. Perusahaan-perusahaan di negara hukum urnum memperoleh modal
dalam jumlah yang besar metalui penawaran publik saham kepada sejumtah
investor, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di negara hukuni
kode. Karena investor memiliki posisi wajar terhadap perusahaan, terdapat
permintaan akan informasi akuntansi yang mencerminkan kinerja operasi
dan posisi keuangan dengan akurat. Pengungkapan publik menyelesaikan
masalah informasi yang tidak seimbang (asimetris) antara perusahaan dan
investor.

2.2 Klasifikasi
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara yaitu:
dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan
bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara
empiris menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data
prinsip dan prektik akuntansi seluruh dunia.

2.3 Empat Perkembangan Terhadap Perkembangan Akuntansi


Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pada
pertengahan tahun 1960-an, dimana diidentifikasikan empat pendekatan
terhadap perkembangan akuntansi di Negara-negara barat dengan sistem
ekonomi berorientasi pasar:
a. Berdasarkan pendekatan makro ekonomi Berdasarkan pendekatan
ini praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk
meningkatkan tujuan makro ekonomi nasional
b. Berdasarkan pendekatan mikro ekonomi Pada pendekatan ini
akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikro ekonomi yang
fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki
tujuan untuk bertahan hidup dengan mempertahankan modal fisik
yang dimiliki
c. Berdasarkan pendekatan independen Pada pendekatan ini akuntansi
berasal dari prektik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan
dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan
d. Berdasarkan pendekatan yang seragam Pada pendekatan ini
akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali
2.3.1 Sistem Hukum : Akuntansi Hukum Umum versus Kodifikasi
Hukum
a. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter
berorientasi terhadap “penyajian wajar”, transparansi dan
pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan
dan pajak.
b. Akuntansi dalam negara-negara yang menganut kodifikasi hukum
memiliki karakteristik berorientasi legalistic, tidak membiarkan
pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara
akuntansi keuangan dan pajak.
2.3.2 Sistem Politik : Akuntansi Penyajian Wajar Versus Kepatuhan
Hukum
Banyak perbedaan akuntansi pada tingkat nasional menjadi semakin
menghilang. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini, yaitu:
a. Pentingnya pasar saham sebagai sumber keuangan terasa semakin
berkembang di dunia.
b. Pelaporan keuangan ganda kini menjadi hal yang umum.
Beberapa negara yang menganut kodifikasi hukum, secara khusus
Jerman dan Jepang, mengalihkan tanggung jawab pembentukan
standar akuntansi dari pemetintah kepada kelompok sector swasta
yang professional dan independen.

Pembedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum


menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan
akuntansi, seperti:
1. Depresiasi, dimana beban ditentukan berdasarkan penurunan
kegunaan suatu asset selama masa manfaat ekonomi (penyajian
wajar) / jumlah yang ditentukan untuk tujuan pajak (kepatuhan
hukum)
2. Sewa guna usaha, yang memiliki substansi pembelian asset tetap
(property) diperlakukan seperti sewa operasi yang biasa
(kepatuhan hukum)
3. Pensiun, dengan biaya yang diakui pada saat dihasilkan oleh
karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar
dibayar pada saat anda berhenti bekerja (kepatuhan hukum)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sementara penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ada pola yang
berbeda dari akuntansi dan bahwa pengembangan sistem pelaporan keuangan
perusahaan terkait dengan lingkungan, identifikasi faktor-faktor dari pola dan
faktor-faktor yang berpengaruh yang terlibat masih kontroversial. Pentingnya
budaya dalam konteks ini jelas dan telah menjadi isu yang relatif diabaikan
dalam pengembangan ide-ide tentang klasifikasi internasional.

Dalam makalah ini, sebuah kerangka kerja untuk menganalisis dampak


budaya pada perkembangan sistem akuntansi internasional telah diusulkan.
Nilai dimensi pada akuntansi tingkat subkultur telah diidentifikasi, yaitu,
profesionalisme, keseragaman, konservatisme dan kerahasiaan. Ini telah
dikaitkan dengan dimensi nilai budaya pada tingkat masyarakat dan hipotesis
telah dirumuskan untuk pengujian. Klasifikasi pengelompokan negara dengan
bidang kebudayaan juga telah dihipotesiskan sebagai dasar untuk pengujian
hubungan antara budaya dan sistem akuntansi dalam konteks sistem otoritas
dan penegakan karakteristik di satu sisi, dan pengukuran dan pengungkapan
karakteristik di sisi lain.

Setelah analisis ini, penelitian empiris sekarang perlu dilakukan untuk menilai
sejauh mana sebenarnya ada pertandingan antara (a) nilai-nilai sosial dan nilai
akuntansi , dan (b) klasifikasi pengelompokan negara, didasarkan pada
pengaruh budaya, dan kelompok yang berasal dari analisis praktek akuntansi
yang terkait pada dimensi nilai subkultur akuntansi. Dalam menafsirkan hasil
penelitian empiris yang berkaitan dengan budaya, pengaruh dari setiap faktor
perubahan juga perlu diperhitungkan, mengingat adanya pengaruh eksternal
yang timbul dari penjajahan, perang, dan investasi asing, termasuk kegiatan
perusahaan multinasional dan akuntansi internasional perusahaan besar.
Makalah ini telah ditawarkan sebagai kontribusi dalam pengaruh teori budaya
pada pengembangan sistem akuntansi internasional. Dalam melakukan hal
tersebut sepenuhnya diakui bahwa diperlukan argumen dari penelitian dan
subjek dalam pengujian empiris dan verifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

 Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2012.International


Accounting Edisi 6 Buku 1.Jakarta:Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai