Anda di halaman 1dari 8

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-Nilai Dasar ASN


Setiap profesi harus memiliki nilai dasar atau fondasi yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Seorang Aparatur Sipil Negara
(ASN) harus memiliki pemahaman dan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN.
Nilai-nilai dasar tersebut terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Setiap ASN yang profesional
harus memiliki integritas untuk menjiwai dan mengaktualisasi nilai-nilai ANEKA dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari.
3.1.2 Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban setiap individu, kelompok, atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai–nilai publik. Nilai–nilai publik tersebut antara
lain:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan sektor, kelompok dan pribadi
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan
Sikap-sikap yang diperlukan untuk mencapai lingkungan yang akuntabel adalah
sebagai berikut.
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan
setuju tentang apa yang perlu dikerjakan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok atau instansi.
3. Integritas
Integritas adalah konsistensi dan keteguhan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan atau dengan kata lain sesuai antara ucapan dan perbuatan.
4. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
5. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Oleh karena itu, ketidakadilan harus dihindari
karena dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja menjadi tidak optimal.
6. Kepercayaan
Kepercayaan adalah rasa keadilan yang akan membawa pada sebuah
kepercayaan, kepercayaan ini yang akan melahirkan akutabilitas.
7. Keseimbangan
Mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tujuan akhir.

3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Nasionalisme
adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk mengaktualisasikan diri dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan publik,
bangsa dan negara, dan tidak lagi memikirkan kepentingan pribadi dan golongan atau
sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan. Sebagai pelayan publik serta perekat
dan pemersatu bangsa didalamnya terkandung nilai gotong royong, persamaan etnis,
cinta tanah air, patriotisme, musyawarah/mufakat, keadilan, rela berkorban, tidak
diskriminatif, kerjasama, tenggang rasa, kerja keras.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai–nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3.1.3 Etika Publik


Etika publik adalah refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban
untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Nilai-nilai dasar etika
publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, adalah sebagai berikut.
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam Ideologi Negara Pancasila.
2. Setia mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.

3.1.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.Komitmen mutu
merupakan tindakan untuk menghargai efektifitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang
berorientasi pada mutu penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performa untuk mencapai target mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya melainkan juga diukur dari kepuasanan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan, hemat dalam pemakaian sumber daya yang tersedia.
3. Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu menjadi ASN yang profesional dalam memberikan pelayanan
kepada publik.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.

Karakteristik nilai dasar orientasi mutu adalah sebagai berikut.


1. Komitmen bagi kepuasan masyarakat.
2. Pemberian layanan yang cepat, tepat dan senyum.
3. Pemberian layanan menyentuh hati.
4. Pemberian layanan yang dapat memberikan perlindungan kepada publik.
5. Upaya perbaikan secara berkelanjutan.
6. Kreatif dan inovatif.
7. Efektifitas dan efisiensi.

3.1.5 Anti Korupsi


Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan
negara, suap menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.
Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah sebagai berikut :
1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggung Jawab
6. Kesederhanaan
7. Kerja Keras
8. Berani
9. Adil

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Terdapat tiga peran dan kedudukan PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen ASN,
Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik. Pembahasan ini berguna untuk
mengidentifikasi bagaimana peran dan kedudukan PNS dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
3.2.1 Manajemen ASN
Manajemen Pegawai Negeri Sipil merupakan pengelolaan PNS untuk
menghasilkan PNS yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pengelolaan atau manajemen ASN merupakan kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun PPK.
Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak,
kewajiban dan kode etik ASN.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian pegawai
ASN merupakan satu kesatuan.
b. Peran ASN
Peran ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat
pemersatu bangsa
c. Hak dan kewajiban ASN
Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak yang meliputi gaji, tunjangan dan
fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan, dan
pengembangan kompetensi.
d. Kode etik dan kode perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN.
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan, menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara,
menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan, tidak menyalahgunakan
informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain, memegang teguh
nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN, dan Melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

3.2.2 Whole Of Government (WoG)


Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan
tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama,
adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam
menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor
tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau saling
membunuh. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari
yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar
belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong
adanya potensi disintegrasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban
untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin
bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.

3.2.3 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau
masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu,
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan. Terdapat 3 unsur penting dalam
pelayanan publik, yaitu :
1. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;

2. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang


berkepentingan;

3. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).

Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah :

1. Partisipatif

2. Transparan

3. Responsif

4. Tidak Diskriminatif

5. Mudah dan Murah

6. Efektif dan Efisien

7. Aksesibel

8. Akuntabel

9. Berkeadilan

Anda mungkin juga menyukai