Anda di halaman 1dari 10

Gizi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

“Program Penanggulangan Masalah Gizi pada Ibu Hamil “

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Peminatan Gizi Kesmas

Muhammad Fahrezi Al Ghifari 1711213043


Nabila FardianPutri 1711213040
Devia Sri Wahyuni 1711213045

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2019
A. Pendahuluan

Kehamilan merupakan periode kritis dan sangat menentukan kualitas potensi dasar
sumber daya manusi (SDM). Keadaan gizi, kesehatan dan emosional ibu hamil serta
pengalaman ibu selama kehamilan akan menentukan kualitas bayi yang dilahirkan dan
perkembangan selanjutnya, termasuk kesejahterannya. Maka perawatan kehamilan
merupakan hal yang sangat penting, dan hal ini dijadikan salah satu indikator pembangunan
sosial ekonomi suatu negara

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan akan masalahmasalah gizi.
Menurut depkes (1996) masih banyak ibu hamil mengalami masalah gizi khususnya gizi
kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK), dan anemia. Ibu hamil yang menderita Kurang
Energi Kronis (KEK) dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama
pada trimester ketiga kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka
mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan
mudah mengalami gangguan kesehatan.
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika status gizi ibu hamil kurang maka akan terjadi ketidak seimbangan zat gizi
yang dapat menyebabkan masalah gizi pada ibu hamil seperti Kurang Energi Kronis (KEK)
dan anemia (Moehji,2003). Ibu hamil yang memiliki status gizi normal kemungkinan besar
akan melahirkan bayi sehat, cukup bulan, dan berat badan normal sedangkan ibu hamil yang
mempunyai status gizi kurang dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu hamil
antara lain anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil adalah pengetahuan
gizi. Penelitian Suryani (2009), menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi
dengan status gizi ibu hamil. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan
memenuhi kebutuhan gizinya sehingga berdampak pada peningkatan status gizi. Dalam
peningkatan status gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara ibu hamil banyak
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Setidaknya tiga bulan sebelum berencana
hamil, harus mempersiapkan diri melalui makanan bergizi, kesehatan badan, dan mulai
mengubah kebiasaan makan yang kurang sehat demi kesehatan bayi nantinya. Sehingga pada
saat hamil, badan sudah terkondisikan dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin.
Kekurangan gizi pada saat ini dapat menimbulkan kelainan pada bayi atau bahkan kelainan
prematur. Karena itu, gizi seimbang penting untuk pertumbuhan janin.

B. Masalah Gizi pada Ibu Hamil


1. GAKY (Gangguan Kekurangan Yodium)
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi yang
ada di Indonesia. Data Riskesdas 2013 menunjukan proporsi nilai ekskresi yodium urin
(EYU) defisit ( <100g / L ) tertinggi dialami oleh ibu hamil dengan proporsi 24,3 diatas ibu
menyusui, wanita usia subur (WUS) dan anak umur 6-12 tahun. Ibu hamil mempunyai resiko
GAKY yang lebih serius karena GAKY bukan hanya berdampak pada sang ibu tapi juga pada
janin yang dikandungnya. Dampak akibat kekurangan yodium pada wanita hamil dapat
menimbulkan abortus, sedangkan pada fetus dapat terjadi lahir mati, anomali kongenital,
resiko kematian perinatal dan bayi yang meningkat, terjadinya kretin neurologik, kretin
miksedema dan defek psikomotor. Dampak ini menyebabkan gangguan tumbuh kembang
manusia sejak awal dalam perkembangan fisik maupun mental. Masa yang paling peka
adalah masa pertumbuhan susunan syaraf, masa pertumbuhan somatik, dan masa
pertumbuhan linier yang terjadi pada masa kehamilan seorang wanita
Faktor Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan diderita oleh sejumlah
besar penduduk yang tinggal di suatu daerah tertentu. GAKY dapat sebabkan oleh beberapa
faktor, yakni :
a. Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
 Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY. Hal ini
disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap
kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

 Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus
menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang
mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi
dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi
tirosin dan proses coupling.
b. Lokasi (Geografis dan non geografis) Faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian
GAKY, hal ini disebabkan kandungan yodium yang berbeda di setiap daerah. Penderita
GAKY secara umum banyak ditemukan di daerah perbukitan atau dataran tinggi, karena
yodium yang berada dilapisan tanah paling atas terkikis oleh banjir atau hujan dan berakibat
tumbuh-tumbuhan, hewan dan air di wilayah ini mengandung yodium rendah bahkan tidak
ada.
c. Asupan Energi dan Protein Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung
dapat disebabkan oleh asupan energi yang rendah, karena kebutuhan energi akan diambil dari
asupan protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin) merupakan alat transport hormon
tiroid. Protein transport berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan sebagai
cadangan hormon. Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai
tahap dalam sintesis hormon tiroid terutama tahap transportasi hormone.
d. Pangan Goitrogenik Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan
fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat goitrogenik
menghambat uptake yodida anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan isotiosianat
menghambat proses tersebut karena berkompetisi dengan yodium. Ada dua jenis zat
goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu:
 Tiosianat terdapat dalam sayuran kobis, kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan
jewawut
 Isotiosianat terdapat pada kobis.
Berdasarkan mekanis kerjanya, zat goitrogenik dipengaruhi oleh proses sintesis hormon dan
kelenjar tiroid trhadap bahan – bahan goitrogenik. Bahan tersebut adalah:
 Kelompok tiosianat, dimana mekanisme kerjanya memperngaruhi transportasi
yodium. Misalnya : rebung, ubi jalar.
 Kelompok tiroglikosid, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi oksidasi,
organofikasi, dan coupling. Misalnya : bawang merah, bawang putih, bassica dan
yellow turnips.
 Kelompok akses iodida, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi protealisis,
pelepasan, dan halogenasi. Misalnya : gangguan asupan yodium lebih dari 2 gram
sehari akan menghambat sintesis dan pelepasan hormon

2. KEK (Kekurangan Energi Kronis)


Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana
keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau
lebih zat gizi.
Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis merupakan
keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita usia subur
(WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu
periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah
dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam
periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang
cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang
dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain:
jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang
dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh
Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang dikandungnya
yaitu meliputi:
a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :
 Terus menerus merasa letih
 Kesemutan
 Muka tampak pucat
 Kesulitan sewaktu melahirkan
 Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi
akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.

b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :
 Keguguran
 Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah
 (BBLR)
 Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya
 kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
 Kematian bayi
c. Cara mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan menggunakan
pengukuran LILA. LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan
Energi Kronis (KEK) wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran LILA
tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan
batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita
LILA dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian.
Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya
remaja putri mempunyai resiko KEK. Bila remaja putri menderita resiko KEK segera
dirujuk ke Puskesmas/sarana kesehatan lain untuk mengetahui apakah remaja putri
tersebut menderita KEK dengan mengukur IMT. Selain itu remaja putri tersebut harus
meningkatkan konsumsi makanan yang beraneka ragam
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK) menurut
Djamaliah (2008) :
 jumlah asupan energi
 umur
 beban kerja ibu hamil
 penyakit/infeksi
 pengetahuan ibu tentang gizi
 pendapatan keluarga

3. Anemia

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Penyulit penyulit yang dapat
timbul akibat anemia adalah : keguguran (abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang
lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca
melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik saat
bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat (<4 gr%) dapat menyebabkan
dekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu
pada persalinan.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr
% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan
perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada
trimester 2.
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang
keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan.
Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi
tidak hamil. Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan.
Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu.
Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan
sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan
zat besinya
Beberapa penyebab anemia yaitu :
 Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.

 Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil, masa
tumbuh kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti tuberculosis dan
infeksi lainnya.

 Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid yang
berlebihan dan melahirkan.

Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil :


 Umur Ibu
 Paritas
 Kurang Energi Kronis (KEK)
 Infeksi dan Penyakit
 Jarak Kehamilan
 Pendidikan

Pengaruh anemia terhadap kehamilan :


 Abortus

 Persalinan prematuritas
 Hambatan tumbuh kembang janin

 Mudah infeksi

 Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)

 Heperemesis gravidarum

 Perdarahan antepartum

 Ketuban pecah dini

Akibat anemia terhadap kehamilan:


 Abortus

 Kematian intra uterine

 Persalinan prematuritas tinggi

 Berat badan lahir rendah

 Kelahiran dengan anemia

 Cacat bawaan

 Bayi mudah infeksi sampai kematian perinatal

 Intelegiensia rendah

C. Penanggulangan Masalah Gizi pada Ibu Hamil


1. GAKY (Gangguan Kekurangan Yodium)

2. KEK (Kekurangan Energi Kronis)

3. Anemia
 Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau,
kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.

 Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan
lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
 Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita hamil dan
anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama kehamilan bukan untuk
meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu, atau untuk mencegah
kekurangan zat besi pada ibu. Ibu yang mengalami kekurangan zat besi pada awal
kehamilan dan tidak mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk
mengisi kembali simpanan zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga suplemen
zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin
Sumber :

1. Nurhayati, Ai. Program Gizi Dan Kesehatan Ibu Hamil. https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KES
EJAHTERAAN_KELUARGA/196710051993022-
AI_NURHAYATI/Ibu_Hamil.pdf&ved=2ahUKEwjzx8C97drkAhXWfn0KHUjdDzIQ
FjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw2iU_giBMFFiCEokrd33ahn

2. Handayani, Dian. 2014. Faktor-Faktor Determinan Status Gizi Ibu Hamil.


https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/almaiyah/ar
ticle/download/200/124/&ved=2ahUKEwjqr9SP7trkAhXF4nMBHbLUDgUQFjAAe
gQIAxAB&usg=AOvVaw1RAMmeCdif83JSoIFe_6G9

3. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/22034/2/BAB_1.pdf&ved=2ah
UKEwiD6tnI79rkAhVt73MBHUgqDNoQFjABegQIBRAB&usg=AOvVaw0Q-
8yPIAKHd9e3Ekcx7d3J

4. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/39808/3/04.%2520BAB
%2520I.pdf&ved=2ahUKEwiZ9pqL8NrkAhVCVXwKHc5bCdwQFjABegQIBBAB
&usg=AOvVaw3ASN2IbJ4RKyS-6XIYQlWp

5. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/
56453/Chapter%2520II.pdf%3Fsequence%3D4%26isAllowed
%3Dy&ved=2ahUKEwje9o6h8NrkAhVC7XMBHaR1AQcQFjADegQIARAB&usg=
AOvVaw2vOl_AjOq08GmRglyTlrGG

6. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiz1KPL8NrkAhVl63MBHfARDoUQFjAEegQIAxAB
&usg=AOvVaw3TM5xxq823q2Aitfo_NKa1

Anda mungkin juga menyukai