PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah di Puskesmas, Rumah Sakit umum, dan pelayanan di rumah sakit jiwa
kepercayaan dirinya. Dia merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan apa – apa
lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa dirinya tidak berguna, dan
sendiri. Untuk itu dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar rasa
percaya diri dalam individu itu dapat muncul kembali. Termasuk bantuan dari
1
seorang perawat. Perawat harus dapat menangani pasien yang mengalami diagnosis
maupun kelompok.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
6. Apa saja masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga
diri rendah?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
a. Mahasiswa mampu mengkaji klien dengan masalah utama harga diri
rendah.
D. Metode Penulisan
a. Metode kepustakaan
b. Metode wawancara
c. Metode observasi
rendah.
3
E. Sistematika Penulisan
b. Bab II tentang landasan teori yang memuat pengertian, tanda dan gejala harga
keperawatan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kasus (MasalahUtama)
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang
diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
5
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
1999).
Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional.
a. Rasa bersalah.
b. Adanya penolakan.
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri.
klien lain/perawat.
6
d. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.
C. PohonMasalah
1. MasalahKeperawatan
b. Isolasi sosial.
Subjektif :
7
c. Mengungkapkan dirinya merasa tidak bersemangat untuk beraktivitas atau
bekerja.
Objektif :
e. Penurunan produktivitas.
D. DiagnosaKeperawatan
8
E. RencanaKeperawatan
9
yang 3.1.2 Diskusikan kemampuan
digunakan. yang dapat dilanjutkan
penggunaannya
10
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS STIKES
MALUKU HUSADA
I. IDENTTITAS KLIEN
Inisial : Ny. SH (P)
Umur : 68 tahun.
Informan : Pasien dan Perawat
Tanggalpengkajian : 16 September 2019
No RM : 02-26-60
FAKTOR PRESIPITASI
Pasien sejak pertama kali di antar oleh petugas dinas sosisal keluarga tidak
pernah datang untuk mengambilnya, pasien mengalami keluhan mondar –
mandir, bicara sendiri dan tertawa sendiri ini di alami sejak pasien tinggal
sendirian dan tidak pernah berobat.
Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -
Kekerasan dalam - - - - - -
keluarga
11
Tindakan criminal - - - - - -
Jelaskan No 1,2,3 :
Pasien baru pertama kali di rawat kurang lebih dirawat ± 6 tahun di RSKD dan
merupakan pasien inventaris.
Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, kekerasan dalam keluarga
serta tindakan kriminal, pasien mengalami penolakan dalam keluarga
MasalahKeperawatan: - Koping individu inefektif
IV. FISIK
1. Tanda Vital
TD: 140/90 mmHg N: 86 x/m
S: 36,6 ºC P: 20 x/m
2. Ukur: TB: 156 cm BB: 62 kg
3. Keluhan Fisik: Ya ▄ Tidak
Jelaskan:
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan masalah keperawatan.
12
V. PSIKOSOSIAL
1) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Pasien
Penjelasan :
Di dalam komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh, pasien mengatakan
keluarga tidak melibatkan pasien dalam setiap keputusan, keluarga melantarkan
pasien begitu saja. Anak-anak dari pasien semua sudah menikah dan tidak ada
satupun keluarga pasien yang datang untuk menjenguk atau melihat pasien
selama pasien berada di RS
Masalah Keperawatan: Koping keluarga inefektif
2) Konsep Diri
a. Gambaran diri: Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak
disukai, pasien tidak mengalami cacat pada tubuhnya. Pasien merasa puas
sebagai seorang wanita
b. Indentitas diri: Pasien mengatakan dirinya sebagai pasien yang sedang di
rawat di RS
c. Peran: Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan anggota masyarakat.
Sebelum sakit: pasien masih bisa melaksanakan tugasnya sebagai seorang
istri dan ibu dari anak – anaknya.
Setelah sakit: pasien hanya melakukan kegiatan yang masih bisa
dilakukannya di rumah sakit sebagai pasien.
d. Ideal diri: Pasien ingin cepat sebuh dan pulang
e. Harga diri: Pasien engatakan terkadang merasa malu sebagai seorang ibu
yang tidak di perdulikan oleh keluarganya.
Masalah Keperawatan: gangguan konsep diri (HDR)
13
3) Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: pasien mengatakan orang yang paling berarti dalam
kehidupannya adalah ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: pasien sering
mengikuti kegiatan yang di lakukan di RS
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: pasien mengatakan
tidak
mempunyai hambatan saat berinteraksi dengan orang lain
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
4) Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: pasien mengatakan beragama islam
b. Kegiatani badah: sering mengikuti kegiatan ibadah di RS
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai ▄ Cara berpakaian
biasanya
Jelaskan:
Pasien selalu berpakain sederhana tapi rapi, rambut selalu dikepang rapi dan
penampilan tubuh tampak bersih.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren Apatis
Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan:
Pasien selalu menjawab jika ditanya, dan sangat jarang untuk memulai suatu
pembicaraan. Nada suara pasien pelan namun jelas.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
3. AktivitasMotorik
Lesu Tegang Gelisah AgitasiTik
Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan:
Pasien tidak terlihat mondar-mandir berinteraksi sesuai kebutuhan .
MasalahKeperawatan: Tidak ada masalah
14
4. Alam Perasaan
▄ Sedih Takut Putus Asa Khawatir Gembira
Berlebihan
Jelaskan:
Pasien mengatakan kadang – kadang merasa sedih akibat mengingat anak –
anaknya yang tidak lagi mempedulikan dia.
Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri : HDR
5. Afek
▄ Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan:
Tidak ada perubahan roman muka pada saat stiuluas yang menyenangkan
atau menyedihkan
Afek pasien baik dapat melakukan kegiatan sesuai dengan keinginnya
Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri : HDR
Jelaskan:
Pasien sangat kooperatif selama proses wawancara dan mau menjawab apa
yang ditanyakan oleh perawat.
MasalahKeperawatan: Tidak ada masalah
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penciuman
8. Proses Pikir
Sikrumtansial Tengensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Persevarasi
15
Jelaskan: Proses piker pasien baik
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depresonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistic Sisip Pikir Siar Pikir KontrolPikir
Jelaskan: isi piker pasien baik sesuai dengan realita dan tidak ada tanda-tanda
waham dan resiko bunuh diri
Jelaskan: Tingkat kesadaran pasien baik (sadar penuh nilai GCS 15 pasien
juga tidak mengalai disorientasi
waktu : Pasien dapat mengetahuai waktu pagi, siang dan alam,
tempat :Pasien dapat mengertahui tepat pasien di rawat yaitu di ruang
psikosoatik,
orang : Pasien dapat mengetahui perawat yang merawatnya
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat
jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan:
Pasien tidak mengalai gangguan memori jangka panjang : pasien dapat
mengingat kalau yang membawanya ke RS yaitu petugas
Gangguan memori jangka pendek : pasien dapat mengingat kejadian pernah
mengikuti kegiatan di ruang rehab
Gangguan memori saat ini : pasien dapat mengingat kejadian yang baru saja
di alami yaitu berbicara dengan mahasisswa
16
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
17
Dalam melakukan kegiatan mandi, BAB/BAK, mandi, berpakaian, istirahat
dilakukan secara mandiri tidak ada bantuan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
Jelaskan: pasien mengikuti olahraga setiap hari jumat dengan pasien yang lain
18
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
Jelaskan: Pasien merasa sendiri karena tidak ada keluarga yang memperhatikan
pasien
MasalahKeperawatan: Koping keluarga inefektif
Therapy medic :
- Rispridone 2 ml ( 2x1 )
- Alodipine 5 mg 0-0-1/2 ( 1x1 ) malam
- Trihexyphedyl 2 mg (1x1 ) pagi
19
XII. POHON MASALAH
etiologi
Koping keluarga in
efektif
No Data Masalah
1 DS : Gangguan konsep diri : HDR
keluarganya
20
- pasein mengatakan kadang-
mengingat anak-anaknya
memperdulikan dia
DO :
- afek datar
anak-anaknya setelah
sedih
keluarga melantarkan di
begitu saja
21
DO : Nada suara pelan dan
terlihat sedih
22
XIV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
23
TUK 2 2.2 Klien 2.2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Klien dapat mengidentifikasi 2.2.2 Setiap bertemu dengan klien dihindarkan dari memberi
mengidentifikasi kemampuan dan penilaian negatif
kemampuan dan aspek positif 2.2.3 Utamakan member pujian yang realistic.
aspek positif yang dimiliki :
yang dimiliki. Kemampuan
yang dimiliki
klien.
Aspek positif
lingkungan
yang dimiliki
klien.
TUK 3 3.2 Klien menilai 3.2.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
Klien dapat kemampuan yang digunakan selama sakit
menilai dapat digunakan. 3.2.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
kemampuan penggunaannya.
yang digunakan.
TUK 4 4.2 Klien membuat 4.2.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
Klien dapat rencana setiap hari sesuai kemampuan :
menetapkan / kegiatan harian. Kegiatan mandiri
merencanakan Kegiatan dengan bantuan sebagian
kegiatan sesuai Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
dengan 4.2.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
24
kemampuan 4.2.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
yang dimilki. lakukan.
TUK 5 5.2 Klien melakukan 5.2.1 Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
Klien dapat kegiatan sesuai telah direncanakan.
melakukan kondisi sakit dan 5.2.2 Beri pujian atas keberhasilan klien
kegiatan sesuai kemampuannya.
kondisi sakit dan
kemampuannya.
25
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
19/09/2019 2.Mengidentifikasi keapuan dan dari atas sampai bawah selanjutnya taruh
26
Mendiskusikan kemampuan dan Senang
aspek positif yang dimiliki klien 2, menyapu dan merapikan tempat tidur
Memberikan penilaian positif O:-
Memberikan pujian yang
Klien mau berjabat tangan
realistic
Ekspresi wajah tampak datar
20/09/2019 Mengidentifikasi kemampuan yang
Kontak mata kurang
dapat digunakan
Klien menceritakan kepada perawat mengaoa
Mendiskusikan dengan klien
klien masuk rumah sakit
kemampuan yang masih dapat
- SP 1
digunakan selama sakit
Klien mempraktekan latihan menyapu
Mendiskusikan kemampuan
Ekspresi wajah senyum sesaat
yang dapat dilanjutkan
Kontak mata kea rah perawat
penggunaannya
P:
27
SP 1 dipertahankan lanjutkan
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai pencapaian diagnosa yang ditemukan pada
klien Ny “S” dengan harga diri rendah (HDR) serta membandingkan dengan beberapa
referensi yang ada dengan masalah utama harga diri rendah (HDR).
A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian pada Ny “S” yang menjadi sumber informasi dalam
pengumpulan data adalah dari klien sendiri dan dari petugas pada ruangan
Psikosomatik.
Data yang didapatkan sesuai dengan tanda dan gejala pada landasan teori harga
29
B. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus ini kami mengangkat diagnosa harga diri rendah. Harga diri rendah
adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami evaluasi diri
negatif tentang kemampuan diri. Harga diri rendah merupakan perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri serta merasa gagal
dilihat dari kondisi pasien sekarang, rencana dan implementasi yang ingin kami
lakukan dibatasi oleh waktu yang sedikit yaitu hanya 6 hari.Selain itu, kami akan
beralih ke diagnose prioritas selanjutnya setelah diagnose pertama telah selesai dan
C. Rencana Keperawatan
dengan kondisi klien, berdasarkan masalah yang ditemukan pada klien pada saat
harga diri rendah karena pada saat pengkajian hal inilah yang paling menonjol
terlihat pada klien.Untuk diagnose lainnya seperti kopingi ndividu tak efektif dan
isolasi social tidak masuk dalam rencana keperawatan yang akan kami lakukan
D. Implementasi
30
Pelaksanaan implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ada dan
secara bertahap berdasarkan tingkat pencapaian pada diagnosa yaitu harga diri
rendah (HDR). Implementasi yang kami lakukan pada Ny. S hanya pada diagnosa
harga diri rendah karena keterbatasan waktu. Selain itu, sebelum beralih ke
E. Evaluasi
yang ditetapkan pada klien Ny “S” adalah sebagai berikut : pencapaian SP klien
dilakukan (karena tidak ada keluarga yang pernah datang menjenguk. Adapun
Klien sudah mulai mau berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
karena klien sudah mulai mau membuka diri dengan mahasiswa/perawat, sudah
mulai mau membuka suatu percakapan dan respon terhadap apa yang dilihat oleh
klien.
31
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Harga diri rendah merupakan penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuannya yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
2. Perencanaan keperawatan masalah utama harga diri rendah berfokus pada
intervensi:
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki.
c. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
d. Memberikan pujian yang sewajarnya terhadap kebrhasilan klien.
3. Tidak semua harga diri rendah dalam teori ini dijumpai pada kasus di ruangan.
4. Perawat, mahasiswa maupun keluarga merupakan faktor pendukung utama
dalam membantu klien mengatasi masalahnya baik selama di Rumah Sakit
maupun ketika berada di rumah.
B. SARAN
1. Harga diri rendah merupakan suatu keadaan dimana seseorang selalu
perpenilaian negative terhadap diri dan kemampuannya sehingga dapat
menimbulkan isolasi sosial sehingga perawat dan keluarga perlu mengerti
tentang tanda, gejala, dan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
sehingga tidak terjadi hal-hal yang menuju ke isolasi sosial.
2. Perlu adanya pembekalan ilmu yang sesuai dan pelatihan yang cukup terhadap
para perawat untuk menghadapi klien dengan harga diri rendah.
32
3. Untuk pasien inventaris seperti Klien Ny. S, perawat sangat dibutuhkan dalam
proses pengobatan klien karena salah satu penyebab klien merasa harga diri
rendah akibat ketidakmampuan perawat mengenal dan merawat klien dirumah
sakit sehingga terjadi komunikasi yang baik dengan klien.
33