Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Piramida pelayanan kesehatan jiwa menjabarkan bahwa pelayanan

kesehatan jiwa bersifat berkesinambungan dari komunitas ke Rumah Sakit dan

sebalikrnya. Pelayanan kesehatan jiwa dimulai dari masyarakat dalam bentuk

pelayanan mandiri oleh pasien dan keluargannya. Pelayanan lanjutan berikutnya

adalah di Puskesmas, Rumah Sakit umum, dan pelayanan di rumah sakit jiwa

sebagai pelayan tertinggi untuk kesehatan jiwa.

Peristiwa traumatic, seperti kehilangan pekerjaan, harta benda dan orang

yang dicintai dapat meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan

tersebut sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya

sehingga mengganggu harga diri seseorang.

Banyak dari individu – individu yang setelah mengalami suatu kejadian

yang buruk dalam hidupnya, lalu akan berlanjut mengalami kehilangan

kepercayaan dirinya. Dia merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan apa – apa

lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa dirinya tidak berguna, dan

masih banyak prasangka – prasangka negative seorang individu kepada dirinya

sendiri. Untuk itu dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar rasa

percaya diri dalam individu itu dapat muncul kembali. Termasuk bantuan dari

1
seorang perawat. Perawat harus dapat menangani pasien yang mengalami diagnosis

keperawatan Harga Diri Rendah, baik menggunakan pendekatan secara individual

maupun kelompok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kami dapat mengambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan harga diri rendah?

2. Apa saja etiologi dari harga diri rendah?

3. Apa manifestasi klinis klien dengan harga diri rendah?

4. Bagaimana proses terjadinya masalah?

5. Bagaimana rentang respon klien dengan harga diri rendah?

6. Apa saja masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga

diri rendah?

7. Bagaimana asuhan keperawatan dengan harga diri rendah?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan asuhan keperawatan pada

klien dengan harga diri rendah (HDR).

2. Tujuan Khusus

2
a. Mahasiswa mampu mengkaji klien dengan masalah utama harga diri

rendah.

b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan klien dengan

masalah utama harga diri rendah.

c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan klien dengan

masalah utama harga diri rendah.

d. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan

klien dengan masalah utama harga diri rendah.

e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan klien dengan

masalah utama harga diri rendah.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu :

a. Metode kepustakaan

Metode penulisan dengan menggunakan beberapa literatur sebagai sumber.

b. Metode wawancara

Data diperoleh dengan wawancara langsung kepada klien.

c. Metode observasi

Dengan mengobservasi langsung kepada klien yang mengalami harga diri

rendah.

3
E. Sistematika Penulisan

a. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan

penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

b. Bab II tentang landasan teori yang memuat pengertian, tanda dan gejala harga

diri rendah, pengkajian, diagnosa, tujuan, implementasi dan evaluasi

keperawatan.

c. Bab III berisi tentang tinjauan kasus harga diri rendah.

d. Bab IV membahas kesenjangan antara teori dan kasus.

e. Bab V berupa penutup yang memuat kesimpulan dan saran.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kasus (MasalahUtama)

Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian harga diri rendah

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang

diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak

langsung diekspresikan( Townsend, 1998 ).

Menurut Schult & Videbeck (1998), gangguan harga diri rendah

adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang

diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang

negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,

merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).

Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat

diekspresikan secara langsung dan tak langsung. Tanda dan gejala :

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap

penyakit (rambut botak karena terapi).

b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).

c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri).

d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).

5
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang

suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya.( Budi Anna Keliat,

1999).

2. Penyebab dari harga diri rendah.

Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional.

Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam

menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individual melalui proses

modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan. Tandadangejala :

a. Rasa bersalah.

b. Adanya penolakan.

c. Marah, sedih dan menangis.

d. Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas.

e. Mengungkapkan tidak berdaya

3. Akibat dari harga diri rendah

Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri.

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang

lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).

Tanda dan gejala :

a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.

b. Menghindar dari orang lain (menyendiri).

c. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan

klien lain/perawat.

6
d. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.

e. Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.

f. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau

pergi jika diajak bercakap-cakap.

g. Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.(Budi Anna Keliat, 1998).

C. PohonMasalah

Isolasi sosial Efek

Harga diri rendah : kronik Core problem

Koping individu tidak efektif Etiologi

Masalah dan Data yang Perlu Dikaji

1. MasalahKeperawatan

a. Gangguan konsep diri : harga dir irendah.

b. Isolasi sosial.

c. Koping individu tidak efektif.

2. Data yang Perlu Dikaji

Subjektif :

a. Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.

b. Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu.

7
c. Mengungkapkan dirinya merasa tidak bersemangat untuk beraktivitas atau

bekerja.

d. Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias,

makan, atau toileting)

Objektif :

a. Mengkritik diri sendiri.

b. Perasaan tidak mampu.

c. Pandangan hidup yang pesimistis.

d. Tidak menerima pujian.

e. Penurunan produktivitas.

f. Penolakan terhadap kemampuan diri.

g. Kurang memperhatikan perawatan diri.

h. Berpakaian tidak rapi.

i. Berkurang selera makan.

j. Tidak berani menatap lawan bicara.

k. Lebih banyak menunduk.

l. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

D. DiagnosaKeperawatan

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

8
E. RencanaKeperawatan

TGL NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


DX KEPERAWA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
TAN EVALUASI
Gangguan TUM
konsep diri : Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan saling
Harga Diri berhubungande bersahabat, percaya dengan
Rendah ngan orang lain menunjuk rasa menggunakan prinsip
secara optimal. senang, ada komunikasi terapeutik:
TUK 1 kontak mata, mau a. Sapa klien dengan ramah
Klien dapat berjabat tangan, baik verbal maupun
membina mau menyebutkan nonverbal.
hubungan nama, mau b. Perkenalkan diri dengan
saling percaya. menjawab salam, sopan
klien mau duduk c. Tanyakan nama lengkap
berdampingan klien dan nama panggilan
dengan perawat, yang disukai klien
mau d. Jelaskan tujuan pertemuan
mengutarakan e. Jujur dan menepati janji
masalah yang f. Tunjukkan sikap empati
dihadapi. dan menerima klien apa
adanya
g. Beri perhatian pada klien
dan perhatikan kebutuhan
dasar klien.

TUK 2 2.1 Klien 2.1.1 Diskusikan kemampuan dan


Klien dapat mengidentifikasik aspek positif yang dimiliki
mengidentifika emampuan dan klien
si kemampuan aspek positif yang 2.1.2 Setiap bertemu dengan
dan aspek dimiliki : klien dihindarkan dari
positif yang  Kemampuan memberi penilaian positif
dimiliki. yang dimiliki 2.1.3 Utamakan member pujian
klien yang realistic.
 Aspek positif
keluarga
 Aspek positif
lingkungan
yang dimiliki
klien.
TUK 3 3.1 Klien menilai 3.1.1 Diskusikan dengan klien
Klien dapat kemampuan yang kemampuan yang masih
menilai dapat digunakan. dapat digunakan selama
kemampuan sakit

9
yang 3.1.2 Diskusikan kemampuan
digunakan. yang dapat dilanjutkan
penggunaannya

TUK 4 4.1 Klien membuat 4.1.1 Rencanakan bersama klien


Klien dapat rencana kegiatan aktivitas yang dapat
menetapkan / harian. dilakukan setiap hari sesuai
merencanakan kemampuan :
kegiatan sesuai  Kegiatan mandiri
dengan  Kegiatan dengan
kemampuan bantuan sebagian
yang dimilki.  Kegiatan yang
membutuh kan bantuan
total
4.1.2 Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi
klien
4.1.3 Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
boleh klien lakukan.

TUK 5 5.1 Klien melakukan 5.1.1 Beri kesempatan pada klien


Klien dapat kegiatan sesuai untuk mencoba kegiatan
melakukan kondisi sakit dan yang telah direncanakan.
kegiatan sesuai kemampuannya. 5.1.2 Beri pujian atas
kondisi sakit keberhasilan klien
dan 5.1.3 Diskusikan kemungkinan
kemampuanny pelaksanaan di rumah sakit.
a.

10
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS STIKES
MALUKU HUSADA

I. IDENTTITAS KLIEN
Inisial : Ny. SH (P)
Umur : 68 tahun.
Informan : Pasien dan Perawat
Tanggalpengkajian : 16 September 2019
No RM : 02-26-60

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Pasien di bawah kerumah sakit oleh Dinas Sosial karena sering berjalan mondar
– mandir, bicara dan tertawa sendiri.

FAKTOR PRESIPITASI
Pasien sejak pertama kali di antar oleh petugas dinas sosisal keluarga tidak
pernah datang untuk mengambilnya, pasien mengalami keluhan mondar –
mandir, bicara sendiri dan tertawa sendiri ini di alami sejak pasien tinggal
sendirian dan tidak pernah berobat.

III. FAKTOR PREDISPOSISI√


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu? Ya ▄ Tidak
2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil KurangBerhasil
TidakBerhasil
3.
Pelaku / usia Korban / usia Saksi / usia
Aniaya Fisik - - - - - -

Aniaya seksual - - - - - -

Penolakan - - - - - -

Kekerasan dalam - - - - - -
keluarga

11
Tindakan criminal - - - - - -

Jelaskan No 1,2,3 :
Pasien baru pertama kali di rawat kurang lebih dirawat ± 6 tahun di RSKD dan
merupakan pasien inventaris.
Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, kekerasan dalam keluarga
serta tindakan kriminal, pasien mengalami penolakan dalam keluarga
MasalahKeperawatan: - Koping individu inefektif

1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Ya Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakitseprerti
klien.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:


pasien mengatakan dikucilkan dan ditelantarkan oleh anak – anaknya
setelah suaminya meninggal dunia.
Masalah Keperawatan: respon pasca trauma

IV. FISIK

1. Tanda Vital
TD: 140/90 mmHg N: 86 x/m
S: 36,6 ºC P: 20 x/m
2. Ukur: TB: 156 cm BB: 62 kg
3. Keluhan Fisik: Ya ▄ Tidak

Jelaskan:
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan masalah keperawatan.

12
V. PSIKOSOSIAL
1) Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Pasien
Penjelasan :
Di dalam komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh, pasien mengatakan
keluarga tidak melibatkan pasien dalam setiap keputusan, keluarga melantarkan
pasien begitu saja. Anak-anak dari pasien semua sudah menikah dan tidak ada
satupun keluarga pasien yang datang untuk menjenguk atau melihat pasien
selama pasien berada di RS
Masalah Keperawatan: Koping keluarga inefektif

2) Konsep Diri
a. Gambaran diri: Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak
disukai, pasien tidak mengalami cacat pada tubuhnya. Pasien merasa puas
sebagai seorang wanita
b. Indentitas diri: Pasien mengatakan dirinya sebagai pasien yang sedang di
rawat di RS
c. Peran: Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan anggota masyarakat.
Sebelum sakit: pasien masih bisa melaksanakan tugasnya sebagai seorang
istri dan ibu dari anak – anaknya.
Setelah sakit: pasien hanya melakukan kegiatan yang masih bisa
dilakukannya di rumah sakit sebagai pasien.
d. Ideal diri: Pasien ingin cepat sebuh dan pulang
e. Harga diri: Pasien engatakan terkadang merasa malu sebagai seorang ibu
yang tidak di perdulikan oleh keluarganya.
Masalah Keperawatan: gangguan konsep diri (HDR)

13
3) Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: pasien mengatakan orang yang paling berarti dalam
kehidupannya adalah ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: pasien sering
mengikuti kegiatan yang di lakukan di RS
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: pasien mengatakan
tidak
mempunyai hambatan saat berinteraksi dengan orang lain
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
4) Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: pasien mengatakan beragama islam
b. Kegiatani badah: sering mengikuti kegiatan ibadah di RS
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai ▄ Cara berpakaian
biasanya
Jelaskan:
Pasien selalu berpakain sederhana tapi rapi, rambut selalu dikepang rapi dan
penampilan tubuh tampak bersih.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren Apatis
Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan:
Pasien selalu menjawab jika ditanya, dan sangat jarang untuk memulai suatu
pembicaraan. Nada suara pasien pelan namun jelas.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

3. AktivitasMotorik
Lesu Tegang Gelisah AgitasiTik
Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan:
Pasien tidak terlihat mondar-mandir berinteraksi sesuai kebutuhan .
MasalahKeperawatan: Tidak ada masalah

14
4. Alam Perasaan
▄ Sedih Takut Putus Asa Khawatir Gembira
Berlebihan
Jelaskan:
Pasien mengatakan kadang – kadang merasa sedih akibat mengingat anak –
anaknya yang tidak lagi mempedulikan dia.
Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri : HDR

5. Afek
▄ Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan:
Tidak ada perubahan roman muka pada saat stiuluas yang menyenangkan
atau menyedihkan
Afek pasien baik dapat melakukan kegiatan sesuai dengan keinginnya
Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri : HDR

6. Interaksi Selama Wawancara


Bermusuhan ▄ Kooperatif Mudah tersinggung
Kontakmata (-) Defensif Curiga

Jelaskan:
Pasien sangat kooperatif selama proses wawancara dan mau menjawab apa
yang ditanyakan oleh perawat.
MasalahKeperawatan: Tidak ada masalah

7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penciuman

Jelaskan: Pasien mengatakan tidak pernah mendengar suara- suara ataupun


melihat bayangan

MasalahKeperawatan: Tidak ada masalah presepsi

8. Proses Pikir
Sikrumtansial Tengensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Persevarasi

15
Jelaskan: Proses piker pasien baik
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depresonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistic Sisip Pikir Siar Pikir KontrolPikir

Jelaskan: isi piker pasien baik sesuai dengan realita dan tidak ada tanda-tanda
waham dan resiko bunuh diri

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

10. Tingkat Kesadaran


Bingung Sedasi Stupor
Waktu Tempat Orang

Jelaskan: Tingkat kesadaran pasien baik (sadar penuh nilai GCS 15 pasien
juga tidak mengalai disorientasi
waktu : Pasien dapat mengetahuai waktu pagi, siang dan alam,
tempat :Pasien dapat mengertahui tepat pasien di rawat yaitu di ruang
psikosoatik,
orang : Pasien dapat mengetahui perawat yang merawatnya

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat
jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi

Jelaskan:
Pasien tidak mengalai gangguan memori jangka panjang : pasien dapat
mengingat kalau yang membawanya ke RS yaitu petugas
Gangguan memori jangka pendek : pasien dapat mengingat kejadian pernah
mengikuti kegiatan di ruang rehab
Gangguan memori saat ini : pasien dapat mengingat kejadian yang baru saja
di alami yaitu berbicara dengan mahasisswa

16
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan: Pasien tidak mengalami gangguan konsentrasi dan berhitung Diana


saat pasien di suruh berhitung julah kursi pasien dapat enghitung dengan baik
dan mampu berkonsentrasi dengan baik.

Masalahkeperawatan: tidak ada masalah

13. Kemampuan Penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan: Pasien tidak mengalami gangguan penilaian pasien dapat


mengambil keputusan sendiri seprti saat mandi pasien melakukan tapa di
perintah, tidak ada gangguan kemampuan penilaian gangguan ringan maupun
bermakna
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

14. Daya Tilik Diri


Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal – hal diluar dirinya

Jelaskan: Pasien mengatakan kalau dirinya sedang sakit dan di rawat di RS


dan tidak menyalahkan orang lain tentang sakitnya

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah


VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/BAK Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian/berhias Bantuan minimal Bantuan total
5. Istirahat/tidur Tidur siang lama:
Tidur malam
lama:
Kegiatan sebelum
dan sesudah tidur
Jelaskan:

17
Dalam melakukan kegiatan mandi, BAB/BAK, mandi, berpakaian, istirahat
dilakukan secara mandiri tidak ada bantuan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

6. Penggunaan Obat Bantuan minimal Bantuan total


7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
Perawatan pendukung Ya Tidak

8. Kegiatan di dalam rumah


Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan Keuangan Ya Tidak

9. Kegiatan di luar rumah


Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain – lain Ya Tidak

Jelaskan: pasien menggunakan obat secara mandiri, pemeliharaan kesehatan


lanjutan dan pendukung oleh perawat, kegiatan didalam rumah sakit
mempersiapkan makanan, menjaga kerapian dan mencuci pakian secara mandiri.
Kegiatan diluar rumah sakit tidak ada.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya Lainnya

Jelaskan: pasien mengikuti olahraga setiap hari jumat dengan pasien yang lain

18
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Masalah dengan lingkungan, spesifik
Masalah dengan pendidikan, spesifik
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Masalah dengan perumahan, spesifik
Masalah ekonomi, spesifik
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Masalah lainnya, spesifik dengan keluarga, pasien mengatakan tidak ada
satupun dari anak-anaknya yang datang untuk melihatnya

Jelaskan: Pasien merasa sendiri karena tidak ada keluarga yang memperhatikan
pasien
MasalahKeperawatan: Koping keluarga inefektif

X. Pengetahuan Kurang Tentang

Penyakit jiwa Sistem pendukung Faktor presipitasi


Penyakit fisik Koping Obat - obatan
Lainnya

Jelaskan: Pasien mengatakan tahu bawah ia stress karena suaminya meninggal


dan anak-anaknya melantarkan dia
Masalah Keperawatan: Koping keluarga inefektif

XI. Aspek Medis

Diagnosa Medik: Skizofrenia

Therapy medic :
- Rispridone 2 ml ( 2x1 )
- Alodipine 5 mg 0-0-1/2 ( 1x1 ) malam
- Trihexyphedyl 2 mg (1x1 ) pagi

19
XII. POHON MASALAH

Isolasi sosial efek

HDR core problem

etiologi

Respon pasca Koping individu in


trauma efektif

Koping keluarga in
efektif

XIII. ANALISA DATA

No Data Masalah
1 DS : Gangguan konsep diri : HDR

- mengatakan merasa malu

sebagai seorang ibu yang

tidak di perdulikan oleh

keluarganya

20
- pasein mengatakan kadang-

kadang merasa sedih akibat

mengingat anak-anaknya

yang tidak lagi

memperdulikan dia

DO :

- afek datar

- ekspresi wajah tampak sedih

2 DS: Respon pasca trauma

- pasien mengatak dikucikan

dan diterlantarkan oleh

anak-anaknya setelah

suaminya meninggal dunia

DO : nada suara pelan dan terlihat

sedih

3 DS : Koping keluarga in efektif

- Pasien mengatakan keluarga

tidak melibatkan pasien

dalam setiap keputusan,

keluarga melantarkan di

begitu saja

21
DO : Nada suara pelan dan

terlihat sedih

22
XIV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Nama : Tn.SH Diagnosamedis : Schizofrenia


Ruangan : Psikosomatik No. rekam medis : 02-26-60

DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


TGL KEPERAW KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI
ATAN EVALUASI
16/9/20 Gangguan TUM 1.2 Ekspresi wajah 1.2.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
19 konsep diri : Klien dapat bersahabat, komunikasi terapeutik:
harga diri berhubungan menunjukan rasa h. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
rendah dengan orang senang, ada i. Perkenalkan diri dengan sopan
lain secara kontak mata, j. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
optimal. mau berjabat disukai klien
TUK 1 tangan, mau k. Jelaskan tujuan pertemuan
Klien dapat menyebutkan l. Jujur dan menepati janji
membina nama, mau m. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
hubungan saling menjawab salam, n. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
percaya. klien mau duduk klien.
berdampingan
dengan perawat,
mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapi.

23
TUK 2 2.2 Klien 2.2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Klien dapat mengidentifikasi 2.2.2 Setiap bertemu dengan klien dihindarkan dari memberi
mengidentifikasi kemampuan dan penilaian negatif
kemampuan dan aspek positif 2.2.3 Utamakan member pujian yang realistic.
aspek positif yang dimiliki :
yang dimiliki.  Kemampuan
yang dimiliki
klien.
 Aspek positif
lingkungan
yang dimiliki
klien.
TUK 3 3.2 Klien menilai 3.2.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
Klien dapat kemampuan yang digunakan selama sakit
menilai dapat digunakan. 3.2.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
kemampuan penggunaannya.
yang digunakan.
TUK 4 4.2 Klien membuat 4.2.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
Klien dapat rencana setiap hari sesuai kemampuan :
menetapkan / kegiatan harian.  Kegiatan mandiri
merencanakan  Kegiatan dengan bantuan sebagian
kegiatan sesuai  Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
dengan 4.2.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

24
kemampuan 4.2.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
yang dimilki. lakukan.

TUK 5 5.2 Klien melakukan 5.2.1 Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
Klien dapat kegiatan sesuai telah direncanakan.
melakukan kondisi sakit dan 5.2.2 Beri pujian atas keberhasilan klien
kegiatan sesuai kemampuannya.
kondisi sakit dan
kemampuannya.

25
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


1 18/09/2019 1.Membina hubungan saling percaya S: :
dengan
 Selamat pagi
 Menyapa klien dengan ramah  Nama saya “S”
 Memperkenalkan diri dengan  Usia 68 tahun
sopan - klien mengatakan :
 Menanyakan nama lengkap serta  Biasanya menyapu, rapikan tempat tidur,
alamat klien mencuci pakian
 Menjelaskan tujuan pertemuan  Menyapu dari sudut ke sudut kumpulkan
 Menunjukan sikap empati jujur ditengah ambil serok kemudian dibuang ke
dan menempati janji tepat sampah
 Memberi perhatian pada klien  Perasaan senang
dan perhatikan kebutuhan dasar  Kegiatan sebelumnya menyapu
klien  Pindahkan bantal ke tempat lain, buka seprei

19/09/2019 2.Mengidentifikasi keapuan dan dari atas sampai bawah selanjutnya taruh

aspek positif yang diiliki bantal kembali

26
 Mendiskusikan kemampuan dan  Senang
aspek positif yang dimiliki klien  2, menyapu dan merapikan tempat tidur
 Memberikan penilaian positif O:-
 Memberikan pujian yang
 Klien mau berjabat tangan
realistic
 Ekspresi wajah tampak datar
20/09/2019 Mengidentifikasi kemampuan yang
 Kontak mata kurang
dapat digunakan
 Klien menceritakan kepada perawat mengaoa
 Mendiskusikan dengan klien
klien masuk rumah sakit
kemampuan yang masih dapat
- SP 1
digunakan selama sakit
 Klien mempraktekan latihan menyapu
 Mendiskusikan kemampuan
 Ekspresi wajah senyum sesaat
yang dapat dilanjutkan
 Kontak mata kea rah perawat
penggunaannya

A : klien mampu membina Hubungan saling percaya


dengan perawat

SP 1 : Klien mampu melakukan latihan menyapu

P:

27
SP 1 dipertahankan lanjutkan

SP 2 (Kemampuan positif lainnya, merapikan tempat


tidur

28
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai pencapaian diagnosa yang ditemukan pada

klien Ny “S” dengan harga diri rendah (HDR) serta membandingkan dengan beberapa

referensi yang ada dengan masalah utama harga diri rendah (HDR).

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dalam mengumpulkan data pada klien.

Pada tahap pengkajian pada Ny “S” yang menjadi sumber informasi dalam

pengumpulan data adalah dari klien sendiri dan dari petugas pada ruangan

Psikosomatik.

Data yang didapatkan sesuai dengan tanda dan gejala pada landasan teori harga

diri rendah, seperti :

- Klien biasa menunduk.

- Kontak mata klien kurang (-)

- Konsentrasi mudah beralih

- Klien sering melakukan gerakan tambahan, seperti memegang rambutnya atau

benda-benda yang ada didekatnya

- Klien lebih sering duduk sendiri.

29
B. Diagnosa Keperawatan

Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

Pada kasus ini kami mengangkat diagnosa harga diri rendah. Harga diri rendah

adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami evaluasi diri

negatif tentang kemampuan diri. Harga diri rendah merupakan perasaan yang

negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri serta merasa gagal

mencapai keinginan. Kami mengangkat diagnose ini sebagai diagnose prioritas

dilihat dari kondisi pasien sekarang, rencana dan implementasi yang ingin kami

lakukan dibatasi oleh waktu yang sedikit yaitu hanya 6 hari.Selain itu, kami akan

beralih ke diagnose prioritas selanjutnya setelah diagnose pertama telah selesai dan

berhasil diterapkan kepada pasien.

C. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan disusun berdasarkan landasan teori yang disesuaikan

dengan kondisi klien, berdasarkan masalah yang ditemukan pada klien pada saat

pengkajian. Rencana keperawatan untuk klien Ny. S diprioritaskan untuk diagnose

harga diri rendah karena pada saat pengkajian hal inilah yang paling menonjol

terlihat pada klien.Untuk diagnose lainnya seperti kopingi ndividu tak efektif dan

isolasi social tidak masuk dalam rencana keperawatan yang akan kami lakukan

karena masalah kurangnya waktu untuk mengimplementasikan diagnose ini.

D. Implementasi

30
Pelaksanaan implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ada dan

secara bertahap berdasarkan tingkat pencapaian pada diagnosa yaitu harga diri

rendah (HDR). Implementasi yang kami lakukan pada Ny. S hanya pada diagnosa

harga diri rendah karena keterbatasan waktu. Selain itu, sebelum beralih ke

diagnosa selanjutnya, kita harus mengevaluasi keberhasilan diagnosa prioritas. Jika

diagnosa prioritas (harga diri rendah) belum tercapai sepenuhnya, implementasi

harus terus dijalankan sebelum beralih ke diagnosa yang lainnya.

E. Evaluasi

Tingkat pencapaian yang telahdicapai berdasarkan masalah keperawatan

yang ditetapkan pada klien Ny “S” adalah sebagai berikut : pencapaian SP klien

teratasi sampai SP I IPasien sedangkan pencapaian SP keluarga tidak bisa

dilakukan (karena tidak ada keluarga yang pernah datang menjenguk. Adapun

pencapaian hasil intervensi pada klien adalah sebagai berikut :

Klien sudah mulai mau berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan

karena klien sudah mulai mau membuka diri dengan mahasiswa/perawat, sudah

mulai mau membuka suatu percakapan dan respon terhadap apa yang dilihat oleh

klien.

31
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Harga diri rendah merupakan penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuannya yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
2. Perencanaan keperawatan masalah utama harga diri rendah berfokus pada
intervensi:
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki.
c. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
d. Memberikan pujian yang sewajarnya terhadap kebrhasilan klien.
3. Tidak semua harga diri rendah dalam teori ini dijumpai pada kasus di ruangan.
4. Perawat, mahasiswa maupun keluarga merupakan faktor pendukung utama
dalam membantu klien mengatasi masalahnya baik selama di Rumah Sakit
maupun ketika berada di rumah.

B. SARAN
1. Harga diri rendah merupakan suatu keadaan dimana seseorang selalu
perpenilaian negative terhadap diri dan kemampuannya sehingga dapat
menimbulkan isolasi sosial sehingga perawat dan keluarga perlu mengerti
tentang tanda, gejala, dan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
sehingga tidak terjadi hal-hal yang menuju ke isolasi sosial.
2. Perlu adanya pembekalan ilmu yang sesuai dan pelatihan yang cukup terhadap
para perawat untuk menghadapi klien dengan harga diri rendah.

32
3. Untuk pasien inventaris seperti Klien Ny. S, perawat sangat dibutuhkan dalam
proses pengobatan klien karena salah satu penyebab klien merasa harga diri
rendah akibat ketidakmampuan perawat mengenal dan merawat klien dirumah
sakit sehingga terjadi komunikasi yang baik dengan klien.

33

Anda mungkin juga menyukai