Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Standar Kompetensi
sehari-hari
III. Sumber
Uraian materi berikut dikutip dari: Syukri (1999: 453-455, 463-466), Purba
SISTEM KOLOID
Sistem koloid dipelajari karena berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-
hari. Cairan tubuh, susu, dan berbagai produk kosmetik adalah contoh koloid.
a. Pengertian koloid
Istilah koloid berasal dari bahasa yunani yaitu “kolla” yang berarti lem
dan “oid” yang berarti seperti. Dalam hal ini yang berkaitan dengan lem
adalah sifat difusinya, karena koloid mempunyai nilai difusi yang rendah
seperti lem.
terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini
mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan maupun suspensi.
b. Jenis-jenis koloid
Pengolongan suatu sistem koloid terdiri dua fase yaitu, fase terdispersi
fase/medium pendispersi dapat berupa gas, cair dan padat. Zat yang
macam (dalam hal ini, gas dengan gas tidak dapat membentuk sistem koloid
a. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut
aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat
Contoh : asap yang keluar dari knalpot mobil dan cerobong industri
Jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair
Contoh : kabut di daerah pengunungan, hair spray, parfum, dan cat semprot.
b. Sol
Sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair.
Contoh: kanji dalam air, agar-agar dalam air, lempung (tanah liat) dalam air,
c. Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu
emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak saling melarutkan,
seperti minyak dan air. Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair
yang tidak dapat bercampur dengan air sehingga emulsi dapat digolongkan
adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran
minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera
sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yanag stabil yang kita sebut
emulsi.
Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.
d. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti
misalnya sabun, deterjen dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan
Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada pengolahan bijih logam,
Koloid setengah kaku (antara padat dan cair) disebut Gel. Gel dapat terbentuk
Contoh : agar-agar dan kanji (jika dipadatkan), lem, gelatin, selai, dan gel
sabun.
MATERI AJAR
Kelas Semester : XI / II
Pertemuan : II (3 x 40 Menit)
I. Standar Kompetensi
sehari-hari
III. Sumber
Uraian materi berikut dikutip dari buku Syukri (1999: 455-458), Purba (185-
SIFAT-SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli
fisika Inggris. Oleh karena itu disebut efek Tyndall. Efek Tyndall adalah efek
Pada larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak
2. Gerak Brown
sehingga pergerakan partikel koloid dinamakan Gerak Brown. Jika kita amati
sistem koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa
bersifat acak seperti pada zat cair dan gas. Gerak Brown terjadi akibat
koloid. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zig-zag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak
Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati
3. Muatan Koloid
Elektroforesis
Misalnya, wadah yang berisi campuran dua macam koloid ( Fe(OH)3 dan
Adsorpsi
bermuatan.
diserap apakah anion atau kation. Sebagai contoh, partikel sol Fe(OH)3
Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama.
Hal itu tergantung pada muatan yang berlebih dari medium pendispersinya.
Misalnya, jika sol AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan kation
Ag+ berlebih, maka AgCl akan bermuatan positif. Sedangkan jika AgCl
terdapat pada medium pendispersi dengan anion Cl- berlebih, maka sol AgCl
gaya gravitasi. Oleh karena itu, selain gerak Brown, muatan koloid juga
Sifat adsorpsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses, antara
b. Norit
c. Penjernihan Air
4 . Koagulasi
dengan muatan yang berbeda dengan partikel koloid, akibatnya partikel koloid
hari, seperti proses penjernihan air, menjernihkan larutan gula, asap atau debu
Cottrel.
5 . Koloid Pelindung
Pada beberapa proses, suatu kolid harus dipecahkan, tetapi dilain pihak
koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat distabilkan dengan
ini akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi
menggelompok.
Contoh :
pelindung
pelindung.
Pemurnian koloid
koloid yang terbuat dari selaput semipermiabel, yaitu selaput yang dapat
koloid. Lalu kantong koloid itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air
mengalir. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
yang dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan
butir-butir darah yang merupakan koloid. Orang menderita gagal ginjal dapat
Koloid yang memiliki medium dipersi cair dibedakan atas koloid liofil dan
liofob. Suatu koloi dikatan liofil apabila terdapat gaya tarik menarik yang cukup
besar antara zat terdispersi dengan medium pendispersi. Liofil berarti suka cairan.
Disebut koloid liofob jika gaya tarik menarik tersebut tidak ada atau lemah.
Contoh :
Koloid Hidrofob: susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol sulfida
suatu selubung atau jaket. Hal ini disebut solvatasi/hidratasi. Dengan cara itu
Sol hidrofil tidak akan mengumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat
terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan.
Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air maka dapat
membentuk kembali sol hidrofil. Dengan kata lain, sol hidrofil bersifat reversibel.
Koloid hidrofob tidak akan stabil dalam medium polar (seperti air) tanpa
partikel hidrofob sehingga terhindar dari koagulasi. Susu (emulsi lemak dalam
air) distabilkan oleh sejenis protein susu yaitu kasein, sedangkan mayonaise
Sekali zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuk sol jika dihancurkan
kembali dengan air. Perbedaan sol hidrofil den sol hidrofob dapat disimpulkan
sebagai berikut:
yang berasal dari alam maupun yang dibuat manusia. Beberapa manfaat dari
dan sabun. Dengan sifat khas dari sabun atau deterjen yang mempunyai dua
kutub, maka kotoran yang menempel pada badan, pakaian, atau peralatan
Pada saat mandi atau mencuci, kita menggunakan sabun atau detergen.
Molekul-molekul sabun terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian
ekor. Bagian kepala merupakan bagian yang mudah bersatu dengan air,
sedangkan bagian ekor merupakan bagian yang sulit bercampur dengan air,
tetapi mudah bercampur dengan lemak. Pada saat mencuci, bagian ekor akan
masuk pada kotoran yang mengandung lemak, sedangkan bagian kepala akan
ditarik oleh molekul-molekul air. Akibatnya kotoran-kotoran yang melekat
pada badan atau pakaian akan dikelilingi oleh molekul sabun atau detergen,
2. Pemutih gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Hal ini dilakukan dengan
3. Pengambilan partikel koloid asap dan debu dari gas buangan pabrik.
asap dan debu yang terkandung dalam gas buangan pabrik. Hal ini bertujuan
negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+,Mg+ dan Ca2+ yang
bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu dengan air laut, maka ion-ion
positif dari air laut akan menetralkan muatan air sungai. Akibatnya terjadi
5. Penjernih air.
Air mengandung partikel-partikel koloid tanah liat dan lainnya yang bermuatan
Kelas Semester : XI / II
I. Standar Kompetensi
kehidupan sehari-hari
sekitar.
III. Sumber
Uraian materi berikut dikutip dari: Syukri (1999: 458-460), Purba (177-
PEMBUATAN KOLOID
a. Reaksi Redoks
b. Reaksi Hidrolisis
c. Dekomposisi Rangkap
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan
larutan H2S.
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) As2S3(aq) + 6H2O(l)
(koloid)
d. Penggantian pelarut
Belerang sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam alkohol
seperti etanol. Jadi, untuk membuat sol belerang dengan medium
2. Cara Dispersi
a. Cara Mekanik
penggilingan koloid.
Alat penggilingan koloid terdiri dari 2 pelat baja dengan arah rotasi
membuat sistem koloid. Contoh koloid yang dibuat dalam proses ini
adalah koloid grafit untuk pelumas, tinta cetak, cat, dan sol belerang.
b. Cara peptisasi
tertentu.
Al(OH)3
seperti Ag, Au, dan Pt. Logam yang akan diubah menjadi partikel-
partikel-partikel koloid.