Abses periapikal didefinisikan sebagai kondisi inflamasi baik akut maupun kronis.yang
terjadi pada jaringan di sekitar bagian apikal gigi.(Dorland, 1) Inflamasi ini terjadi sebagai respon
terhadap iritan mikroba maupun non mikroba yang berasal dari jaringan pulpa yang nekrosis dan
dapat menghancurkan jaringan periradikuler.2,3 Abses periapikal secara klinis ditandai dengan
adanya kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh tulang alveolar pada apeks akar gigi yang
dapat disertai rasa sakit, pembengkakan, atau bahkan keduanya.4–6 Pus merupakan suatu kumpulan
sel-sel jaringan lokal yang mati, sel-sel darah putih, benda-benda asing, dan organisme penyebab
infeksi beserta toksinnya . Abses merupakan respon pertahanan tubuh yang bertujuan untuk
Abses periapikal berasal dari jaringan pulpa yang nekrosis sebagai hasil dari pulpa yang
terinfeksi.8 Infeksi pulpa terjadi sebagai akibat dari lanjutan proses karies, trauma, dan kebocoran
mikro dari perawatan restorasi yang gagal.3 Proses-proses tersebut menyediakan akses bagi
mikroorganisme untuk dapat memasuki saluran akar gigi yang sering kali menyebabkan jaringan
pulpa menjadi nekrotik. Jaringan pulpa yang nekrotik menjadi ekologi yang baik bagi
mikroorganisme untuk tumbuh sebelum pada akhirnya merambah ke jaringan periapikal melalui
foramen apikal.3,8
Studi mikrobiologis yang dilakukan oleh Siqueira menunjukan bahwa mikrobiota abses
periapikal adalah bakteri campuran yang didominasi oleh bakteri anaerob. Sebagian besar bakteri
yang terdeteksi pada abses periapikal terdiri dari tujuh filum berbeda, yaitu Firmicutes (genus
berkontribusi terhadap patogenisitasnya, seperti toksin yang dihasilkannya dan komponen dinding
sel yang dimilikinya.3 Adanya keterlibatan bakteri dalam jaringan periapikal, mengundang respons
inflamasi untuk datang ke jaringan yang terinfeksi tersebut yang menyebabkan pembentukan pus.
Ketika tekanan meningkat, abses yang berisikan pus dapat menembus ke dalam rongga mulut,
sinus maksilaris atau bahkan rongga hidung. Selain itu, pus dapat meluas ke tulang di dekatnya,
menyebabkan osteomyelitis atau lebih sering menyebar ke jaringan lunak menyebabkan selulitis.8
DAFTAR PUSTAKA
1. Goumas PD, Naxakis SS, Papavasiliou DA, Moschovakis ED, Tsintsos SJ, Skoutelis A.
1997;9(6):415–9.
2. Torabinejad M. Endodontic Principles and Practice. 4th ed. Walton R, editor. Missouri:
3. Stashenko P, Teles R, D’Souza R. Periapical Inflammatory Responses. Crit Rev Oral Biol
Med. 1998;9(4).
4. Rolim De Sousa EL, Randi Ferraz CC, Figueiredo De Almeida Gomes BP, Tavares
Associated with Periapical Abscesses. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol
Endod. 2003;96(3):332–9.
5. Ozbek SM, Evcil MS, Ozbek A, Erdoǧan AS, Koseoǧlu M. Microbiological analysis of
root canals associated with periapical abscesses (with pain and swelling) and the
6. Grossman LI, Oliet S, Rio CE Del. Ilmu Endodontik dalam Praktek. 11th ed. Suryo S,
7. Rakhma T, Untara RTE. Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan pada Gigi Molar
Pertama Kanan Mandibula Nekrosis Pulpa dengan Abses Periapikal dan Fistula. Vol. 18,
8. Shama SA. Periapical abscess of the maxillary teeth and its fistulizations: Multi-detector
http://dx.doi.org/10.1016/j.ajme.2012.10.005
9. Siqueira JF, Rôças IN. Microbiology and Treatment of Acute Apical Abscesses.
2013;26(2):255–73.