Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Komunikasi merupakan komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab


hanya dengan berkomunikasi, seseorang bisa menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya
kepada orang lain. Baik itu untuk menyampaikan informasi maupun untuk mendapatkan
informasi dan semacamnya. Dalam bidang keperawatan komunikasi merupakan metode utama
dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Salah satu komunikasi yang digunakan
adalah komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan suatu perlakuan terhadap
responden dengan cara memberikan penjelasan secara langsung (verbal) dengan bahasa
sederhana dan dimengerti oleh pasien pembicaraan yang dilakukan antara perawat dengan
pasien secara interpersonal tersebut dengan menggunakan langkah-langkah yang terencana
dalam rangka mendiskusikan masalah-masalah yang masih dirasakan atau tidak dimengerti
oleh pasien. (Arifah & Trise, 2012)
Di Indonesia berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan di tahun 2017 terdapat 23
juta penduduk lansia. Jumlah masyarakat lanjut usia (lansia) akan bertambah hingga 27 juta
orang pada 2020. Proses menua bukan merupakan suatu penyakit ataupun kondisi yang selalu
tidak berdaya, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan kemunduran kemampuan fungsional yang sering disebabkan oleh akibat dari berbagai
penyakit kronik. Proses menua merupakan penjumlahan semua perubahan yang terjadi dengan
berlalunya waktu, perubahan ini menjadi penyebab kerentanan tubuh terhadap penyakit karena
kurangnya kemampuan tubuh dalam proses penyesuaian diri dalam mempertahankan
keseimbangan tubuh terhadap rangsangan dari dalam maupun luar tubuh (Hesti, 2010).
Salah satu gangguan yang terjadi pada lansia adalah dimensia (kepikukan). Demensia
dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktifitas
sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan
pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak
menganggu (non-disruptive) (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998). Grayson (2004)
menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala
yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan
kepribadian dan tingkah laku. (Misaroh, 2010)
Hal yang dapat lakukan untuk mengurangi keparahan resiko terjadinya demensia
diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak,
seperti mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan zat
adiktif yang berlebihan, Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya
dilakukan setiap hari. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental sehat dan aktif.
Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama. Tetap berinteraksi dengan lingkungan,
berkumpul dengan teman yang memiliki persamaan minat atau hobi. Mengurangi stress dalam
pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam kehidupan. Untuk menyampaikan hal tersebut
perawat dapat menggunakan teknik komunikasi terapeutik pada lansia. (Misaroh, 2010)

Dapus

Sinaulan, R. L. (2016). Komunikasi terapeutik dalam perspektif islam. Jurnal Komunikasi


Islam, Volume 06.

Anda mungkin juga menyukai