Anda di halaman 1dari 2

 Research gap tampak pada hubungan Personality pada OCB.

Dalam penelitian yang


dilakukan oleh Singh dan Singh (2009) dan Golafshani dan Rahro (2013) bahwa
personality masih terlalu jauh dalam mempengaruhi sepenuhnya pada OCB. Oleh karena
itu membutuhkan variabel yang lebih dekat, Purba dkk. (2015) meneliti bagaimana
komitmen organisasional dapat menjadi peran mediasi dalam pengaruh personality pada
OCB, begitupula dengan penelitian oleh Ariani (2014) dalam penelitiannya komitmen
organisasional dirasa akan dapat memediasi hubungan antara personality dengan OCB.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, komitmen organisasional dianggap sebagai
mediator dalam hubungan antara P-O personality, dan OCB.
 dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Nur Afie Aussy pada tahun 2017
disebutkan bahwa komitmen organisasional dapat memediasi hubungan antara kepribadian
(personality) dan OCB. Sebagai imbalan atas dukungan atau perlakuan baik dari
organisasi, karyawan mungkin menunjukkan komitmen, yang pada gilirannya mendorong
karyawan untuk terlibat dalam OCB karena mereka merasa berkewajiban untuk terlibat
dalam perilaku semacam itu.
 Selain itu, Kepribadian merupakan organisasi dinamik yang meliputi seluruh system
psikologis, yang menentukan karakteristik perilaku dan pikiran seseorang individu.
(Rahayu Sri & Razak Abdul H, 2015 ) Kepribadian menjadi hal penting yang dapat
mempengaruhi terbentuknya komitmen karyawan, dengan adanya kepribadian karyawan
yang semakin baik maka akan semakin meningkatkan komitmen karyawan terhadap
organisasinya. Komitmen yang tercipta berdasarkan kepribadian karyawan yang baik maka
inilah yang kemudian akan mendorong jalannya OCB.

Penelitan Khan dan Rashid (2012) menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa komitmen organisasi
merupakan variabel mediasi yang baik untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi,
gaya kepemimpinan, dan keadilan organisasi terhadap OCB.
Menurut Robbins (2006), budaya menjalankan sejumlah fungsi di dalam suatu organisasi. Adapun
fungsi budaya organisasi tersebut adalah budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas,
budaya memberikan rasa identitas, budaya mempermudah timbulnya komitmen,

Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para anggota organisasi karena sistem
nilai dalam budaya organisasi dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang
berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil kinerja yang ditetapkan, sehingga jika budaya
organisasi baik, maka tidak mengherankan jika anggota organisasi adalah orang-orang yang baik
dan berkualitas pula. Dengan demikian, budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak
langsung akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Tujuan penerapan budaya organisasi
adalah agar seluruh individu dalam perusahaan atau organisasi mematuhi dan berpedoman pada
sistem nilai keyakinan dan norma-norma yang berlaku dalam perusahaan atau organisasi tersebut.
Dengan demikian, budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung akan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Anda mungkin juga menyukai