Anda di halaman 1dari 24

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Kimia Anorganik 1 Pangoloan Soleman R. S.Pd M.Si

STRUKTUR MOLEKUL

Disusun Oleh:

AMIL TANA TRI SAPUTRA

INDRA FATKULLAH

M.AGUS SYAFEYN

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Kelompok untuk memenuhi mata kuliah Kimia
Anorganik..

Dalam penulisan karya tulis ini penulis membahas tentang “ Struktur Molekul ” sesuai
dengan tujuan instruksional khusus mata kuliah Kimia Anorganik, Program Studi Pendidikan
kimia S1,Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qasim
Riau.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini ini, tidak jarang penulis menemui kesulitan.
Namun penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca yang sifatnya
membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga
menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.

Pekanbaru,1 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………….…………..……………….………………………………………..………………………………i

Daftar Isi……….………………………………………………………………………………………..…………………………….ii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………….…….…………...1

A.Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………….……………………1

B.Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………….1

C.Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………….2

1. Struktur Molekul/Bentuk Molekul…………………………………………………………………………………2


2. Ikatan Kimia………………………………………………………………………………………………………..…………2
a. Ikatan kovalen………………………………………………………………………………………………………..2
b. Ikatan Ionik………………………………………………………………………….…………………………………9
c. Ikatan logam………………………………………………………………………………………………………..12
3. Teori Iktan valensi dan Hibridisasi…………………………………………………….………………………….12
a. Teori Ikatan Valensi……………………………………………………………………………………………….12
b. Teori Ikatan Hibridisasi………………………………………………………………………………………….13

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………..……………19

Kesimpulan………………………………………………..…………………………………………………………..………….19

Saran……………………………………………………………………………………………………………………….………..19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam ilmu kimia dibahas tentang struktur molekul dan ikatan kimia . ikatan
kimia merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antara partikel-partikel
yang berikatan. Sedangkanstrukturmolekulmerupakanbentuk geometris yang terjadi jika
inti atom unsur yang saling berikatan dalam suatu molekul dihubungkan dengan suatu
garis lurus.

Denganadanyaikatankimiatersebutmakabaiksifatmaupunkimiamaupunsifatfisikada
risenyawa, sepertidapatmenghantarkanlistrik, kepolaran, kereaktifan, bentukmolekul,
warna, sifat magnet, titikdidih yang dapatdijelaskanmelaluiiktankimiatersebut.

2. Tujuan

Untuk mengetahui struktur molekul dan ikatan kimia

3. Rumusan Masalah
a. Apaitubentuk/stukturmolekul ?
b. Apaituikatankimia ?
c. Apaituikatankovalen ?
d. Apaituikatanion ?
e. Apaituikatanlogam?
f. Apaituteoriikatanvalensidanhibridasi?

4
BAB II

ISI

1. Struktur Molekul / Bentuk Molekul

Bentuk molekul merupakan bentuk geometris yang terjadi jika inti atom unsur
yang saling berikatan dalam suatu molekul dihubungkan dengan suatu garis lurus.
Bentuk molekul menggambarkan suasana atom-atom alam molekul bedasarkan letak
pasangan elektronnya, baik pasangan elektron bebas maupun pasangan elektron
ikatan.1

Bentuk molekul menggambakn keddukan atom-atom dari suatu molekul


dalam ruang tiga dimensi dan besarnya udut-sudut ikatan yang dibentuk serta ikatan
yang terjadi pada molekul tersebut yang dibentuk leh pasanan-pasangan elektron.2

Struktur molekul senyawa kovalen sederhana dapat ditentukan dengan teori


tolakan pasangan elektron valensi dan konsep hibridisasi.

2. Ikatan kimia

Ikatan kimia yaitu proses terbentuknya seyawa karena antara atom terdapat
daya tarik menarik. Ikatan kimia terjadi karena kecenderungan atom mempunyai
konfigurasi elektron seperti gas mulia. Kecenderungan itu melahirkan berbagai jenis
ikatan, terutama iktan ion dan kovalen.Ikatan yang lain adalah ikatan hidrogen, gaya
vander waals dan ikatan logam. 3

Menurut Lewis dan Kossel, jika unsur-unsur membentuk senyawa


(membentuk ikatan kimia), unsur itu mengalami perubahan konfigurasi elektron
sehingga sama seperti konfigurasi elektron gas mulia yang stabil.4

a. Ikatan Kovalen
Ikatankovalenterbentukolehpenggunaanbersamasepasangelektronantaradua
atom.Elektron yang salingdigunakandihasilkandaripenggabungan orbital atom
menjadi orbital yang salingdigunakan, yang disebut orbital molekul.5
Untuk memahami ikatan kovalen perlu pemahaman konsep stuktur lewis.
Struktur Lewis menganggap simbol unsur sebagai suatu kotak yang memiliki 4 sisi
dan elektron tersebar pada ke empat sisi tersebut. Elektron valensi yang dimiliki tiap
unsur digambarkan sebagai titik. Atom yang stabil memiliki 8 titik (oktet) disekitar

1
BumiAksara, LKS Kimia
2
Soedjono. Kimia(Erlangga: jakarta)
3
Syukri,s. kimiadasar I, (Bandung: ITB, 1999)
4
Parning, Horale, Tiopan, Kimia, ( Sumatra Utara: Yudhistira, 2006) Halaman 70.
5
Ralp j. Fessenden dan JoanS.Fessenden,Kimia Organik, (Jakarta: Erlangga, 1982), halaman 8.

5
simbol unsur tersebut, sedangkan untuk H dan He cukup digambarkan 2 elektron
(duet) karena maksimal hanya memilki 2 elektron valensi. Struktur Lewis umumnya
diaplikasikan pada senyawa molekular, namun dapat juga di terapkan pada ion
mono-atomik dan dituliskan seperti [Na+], [O2-] dan seterusnya.
Struktur Lewis untuk ion poli-atomik di peroleh dengan cara memilih ion
pusat, lalu atom-atom disekitar atom pusat disusun sedemikian rupa sehingga jumlah
semua elektron valensi dari setiap atom tersebar merata mengikuti aturan oktet dan
duet. B biasanya hanya memilki 6 elektron di sekitarnya, ikatan dengan B biasanya
tidak memenuhi aturan oktet karena kurang dari 8. Unsur yang berada pada periode-
3 dan seterusnya dapat memiliki elektron lebih dari 8 sehingga pada penulisan
struktur Lewis dapat melebihi 8 elektron.
Atom pusat adalah atom yang unik, biasanya atom yang letakknya lebih di
kiri pada tabel periodik dapat menjadi atom pusat. Atom C menempati posisi sebagai
atom pusat, sedangkan atom H dan halogen seringkali menempati posisi atom
terminal. Atom C punya pasangan elektron bebas, kecuali pada CN- dan CO.
Ikatan kovalen terbentuk ketika setiap atom menyumbangkan satu elektron
valensinya untuk berikatan, ini terjadi saat kedua elektron itu ada dalam suatu ruanga
yang di hasilkan dari tumpang tindih (overlop) orbital. Umumnya ikatan kovalen
terjadi antara non-logam dengan non-logam karena non-logam sukar memberikan
elektron. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua elektron dapat digambarkan sebagau
satu garis. Satu garis menandakan ikatan tunggal, dua garis menandakan ikatan
rangkap dua, tiga garis menunjukkan ikatan rangkap tiga.
Ikatan kovalen sederhana dapat diamati pada molekul hidrogen H2 karena
masing-masing atom H yang memiliki satu elektron saling menyumbangkan
elektronnya untuk berikatan. Ketika dua atom H berada pada jarak yang cukup jauh,
keduanya tidak berikatan, tetapi pada saat keduanya saling mendekat, energi
potensial antara dua atom hidrogen tersebut menurun sampai mencapai energi
minimum, pada saai itu terbentuk molekul H2. Selanjutnya ketika kedua atom H
tersebut sangat dekat, energi potensialnya meningkat sangat tajam karena ada tolakan
antara kedua elektron valensi tersebut.
Energi untuk memutuskan ikatan kovalen disebut energi disosiasi, simbolnya
D, energi ini bergantung pada jenis ikatan dan bervariasi bergantung jenis atom yang
berikatan.

6
Tidak semua atom berbagi elektron secara sama, dan elektron yang dipakai
bersama, belum tentu terdistribusi secra merata antar dua inti. Untuk
menggambarkan ukuran distribusi elektron digunakan konsep keelektronegatifan.
Unsur dengan elektronegatifitas yang lebih besar cenderung menarik elektron
sehingga elektron lebih terkonsentrasi di sekitar unrur tersebut, akibatnya densitas
elektron atom tersebut menjadi lebih besar, ini disebut muatan parsial (notasi ẟ).
Pada molekul HF, muatan parsial H adalah ẟ+ sedangkan muatan parsial F adalah ẟ-,
karena itu HF disebut molekul polar.
Momen dipol adalah perkalian muatan (C) dan jarak antar muatan (m).
Satuan momen dipol adalah Debye, 1 D = 3,34 x 1030 C m.
Muatan formal adalah jumlah elektron valensi yang dimiliki suatu atom
dikurangi jumlah elektron valensi yang digunakan baik untuk berikatan maupun yang
bebas (tidak digunakan untuk berikatan). Jumlah muatan formal sama dengan
muatan partikel.
Resonansi adalah atom-atom yang berada pada geometri yang sama tetapi
susunan elektron yang berbeda.6
a. Proses Terbentuknya Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan pasangan
elektron secara bersama-sama oleh dua atom-atom yang berikatan pada
umumnya adalah atom-atom yang diberikan secara kovalen dengan atom unsur
nonlogam. Jadi pada ikatan kovalen tiap atom yang berikatan mempunyai 8
elektron di sekelilingi tiap atom, kecuali pada atom H hanya mempunyai 2
elektron di sekeliling atomnya.
Contoh:
Struktur lewis molekul Br2 (nomor atom Br: 35)
Konfigurasi elektron Br adalah: 2 8 18 7
Pada struktur lewis tersebut, terlihat adanya sejumlah pasangan elektron. Ada dua
macam pasangan elektron, yaitu sebagai berikut.
1) Pasangan elektron ikatan (PEI) adalah pasangan elektron yang digunakan
bersama oleh dua atom berikatan.
2) Pasangan elektron bebas (PEB) adalah pasangan elektron yang tidak
digunakan bersama oleh kedua atom.

6
Djulia Onggo, Intisari KonsepKimia Dasar (Yogyakarta: Graga Ilmu, 2013), halaman 28-30.

7
b. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang memiliki ikatan kovalen. Pada
umumnya senyawa kovalen tersusun atas unsur logam dan nonlogam. Contoh
senyawa kovalen adalah H2O, HCl, O2, CH4, dan lain-lain.
Senyawa kovalen sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
kita perlu makan dan minum untuk melangsungkan hidup. Nasi yang kita makan
mengandung karbohidrat(C6H12O6); air(H2O) memiliki ikatan kovalen; dan untuk
minuman yang manis, seperti kopi, sirup perlu ditambah gula pasir/sukrosa
(C12H12O11) yang merupakan senyawa kovalen.7

Jenis-jenis ikatan kovalen.

1. Ikatan tunggal
Ikatan tunggal adalah pemakaian bersama sepasang elektron. Ikatan ini sering
diberi lambang garis ( ).
Contoh:

2. Ikatan kovalen ganda


Ikatan kovalen ganda adalah lebih dari dua pasang elektron dapat dipakai
bersama antara atom-atom.
Contoh:

3. Ikatan kovalen ganda tiga

7
Tim Masmedia Buana Pustaka,Kimia,(Jawa Timur: Mas Media, 2006), Halaman 51-54.

8
Ikatan kovalen ganda tiga adalah pemakaian bersama tiga pasang elektron
diantara dua atom.8
Contoh:

Struktur Lewis Kovalen

Ketika atom berinteraksi untuk membentuk ikatan, hanya bagian terluarnya


bersinggungan dengan atom lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari ikatan kimia
kita hanya perlu membahas terutama elektron valensi dari atom-atom yang terlibat.
Sistem titik yang digunakan oleh lewis digunakan untuk menggambarkan elektron
valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukkan ikatan kimia. Lambang
titik lewis terdiri dari lambang unsur dan titik-titik dan setiap titiknya
menggambarkan setiap elektron valensi dari atom-atom unsur.9
Teori Lewis menggambarkan perpindahan atau pemakaian bersama elektron
diantara atom. Teori Lewis dapat menjelaskan rumus senyawa. Untuk menjelaskan
bentuk molekul, model Lewis harus didukung oleh teori tolakan pasangan Elektron
Kulit Valensi.10
Gagasan yang berguna dalam penulisan suatu struktur lewis adalah:

1. Semua elektron valensi (kulit terluar) dari atom dalam struktur lewis harus
dihitung.
2. Biasanya, setiap atom dalam struktur lewis mencapai konfigurasi elektron dengan
delapan elektron pada kulit terluar (oktet), (kecuali hidrogen, kulit terluarnya
hanya berisi dua elektron).

8
Ralph H.Petrucci Suminar, Kimia Dasar, (Jakarta: Erlagga,1987), halaman 274-275.
9
ElviYenti, Ikatan Kimia, (PekanBaru: CahayaFirdaus, 2016), halaman 15.
10
Effendy, Teory VSEPR kepolaran, dan Gaya Antar Molekul, (Malang:Bayumedia Publishing, 2013), Halaman 78.

9
3. Biasanya, semua elektron dalam struktur lewis berpasangan
4. Seringkali kedua (pasangan) atom dalam ikatan memberikan sejumlah elektron
yang sama untuk membentuk ikatan kovalen, tetapi kadang-kadang kedua
elektron yang berpasangan didalam ikatan berasal hanya dari satu atom (ikatan
ini dikenal dengan ikatan kovalen koordinat).
5. Kadang-kadang perlu untuk menunjukkan ikatan kovalen gamda dua atau ganda
tiga dalam struktur lewis
6. Kadang-kadang tidak mungkin untuk menggambarkan 1 struktur lewis yang
sesuai dengan data yang tersedia. Dalam hal ini struktur yang benar hanya dapat
ditunjukkan sebagai gabungan atau hibrida dari dua atom lebih struktur yang
masuk akal.11

Teori Domain ElektrondalamMeramalkanBentukMolekul12

PasanganElektron StrukturRu BentukM Kelompok Contoh


Total Ikatan Bebas angPasang olekul
anElektron
2 2 0 Linear Llinear MX2 BeCl2
3 3 0 Trigonal Trigonal MX3 BH dan
Planar Planar BCl3
2 1 Huruf MX2E SnCl3
4 4 0 Tetrahedral Tetrahedr MX4 CCl4
al
3 1 Trigonal MX3E NH3
Planar
2 2 Huruf MX2E2 H2O
5 5 0 Trigonalbi Trigonalb MX5 PCl5
piramidal ipiramida
lDisfenoi
4 1 dalBentu MX4E SF4
k-T

11
Ralph H.Petrucci Suminar, Kimia Dasar, (Jakarta: Erlagga,1987), halaman 275.
12
YayanSunaryadanAgusSetiaBudi,MudahdanAktifBelajar Kimia, (Jakarta: PusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional,
2009), halaman 33.

10
3 2 Linear MX3E2 CIF3
2 3 MX2E3 XeF2
6 6 0 Oktahedral Oktahedr MX6 SF6
alPiramid
5 1 a alas MX3E CIF5
4 2 bujursang
karBujurs
angkar MX4E2 XeF4

Senyawakovalendalambentukcairbanyakdigunakansebagaipelarutdalamkehidu
pansehari-hari.Pelarut yang digunakanbiasanyaadalah air
ataupelarutorganik.Pelarutorganikinikebanyakanmerupakansuatusenyawakovalen
yang mudahmenguapdan nonpolar.

Kepolaransuatusenyawadapatditentukandariperbedaankeelektronegatifan
atom-atom yang membentuksuatusenyawakovalen.

1. SenyawaKovalen Nonpolar
Jikadua atom nonlogamsejenis (diatomik) membentuksuatusenyawakovalen,
misalkan H2, N2, Br2, I2 makaikatankovalen yang
terbentukmemilikikeelektronegatifan yang
samaatautidakmemilikiperbedaankeelektronegatifan.
Ikatankovalentersebutdinamakanikatankovalen nonpolar.
Dalampembentukanmolekul I2,
keduaelektrondalamikatankovalendigunakansecaraseimbangolehkeduainti atom
iodintersebut.Olehkarenaitu, tidakakanterbentukmuatan.

2. Senyawakovalen Polar

11
Senyawakovalendikatakan polar
jikasenyawatersebutmemilikiperbedaankeelektronegatifan.Dengandemikian,
padasenyawa yang
berikatankovalenterjadipengutubanmuatan.Ikatankovalentersebutdinamakanikatan
kovalen polar.
Dalampembentukanmolekul HF,
keduaelektrondalamikatankovalendigunakantidakseimbangolehinti atom H daninti
atom F sehinggaterjadipengutubanataupolarisasimuatan.13

b. Ikatan ionik
Ikatan ion adalahikatanikatanantara ion positifdannegatif.Karenapartikel yang
muatannyaberlawanantarikmenarik.Ion
positifdannegatifdapatterbentukbilaterjadiserahterimaelektronantara atom-atom yang
melepaskanelektronakanmenjadi ion positif, dansebaliknya, yang
menerimaelektronmenjadi ion negatif.14
Ikatan ionik adalah ikatan antar spesi kimia yang berbeda muatan, umumnya
terjadi antara ion logan dan ion non-logam karena logam memilki energi ionisasi
yang rendah, cenderung melepaskan elektronnya, membentuk kation, sedangkan
non-logam memilki afinitas elektron yang rendah, cenderung membentuk anion.
Pada senyawa ionik kation dan anion tersusun berselang seling membentuk susunan
kristal dalam kisi tiga dimensi. Rumus senyawa ionik merupakan rumus empiris
yaitu rasio terkecil jumlah kation terhadap jumlah anion.
Energi yang terlibat pada pembentukan senyawa ionik disebut sebagai energi
kisi (U). Energi kisi adalah energi yang diperlukan untuk memisahkan ion positif dan
ion negatif dalam fasa gas, dari padatan senyawa ionik. Reaksi yang melibatkan
energi kisi ditulis sebagai:
AxBy(s) → xBy+(g) + yBx-(g).

13
Imam Rahayu, PraktisBelajar Kimia, (Jakarta: PusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional, 2009), halaman 48-49.
14
Syukri S, Kimia Dasar 1, (Bandung: Penerbit ITB, 1999), halaman 183.

12
Energi pembentukan 1 mol senyawa ionik adalah energi yang dihasilkan
ketika ion-ion dalam fasa gas bergabung menjadi padatan ionik. Secara numerik
energi pembentukan ikatan ionik besarnya sama dengan energi kisi, tetapi karena
pembentukan senyawa ionik menghasilkan energi, maka tanda negatif. Energi
pembentukan senyawa ionik tergantung pada ukuran ion (r) sesuai dengan persamaan
berikut:15

Senyawa yang dibentuk dari ikatan ionik dinamaka senyawa ionik. Sifat-sifat
senyawa ionik sebagai berikut :

1) Dalam bentuk padatan tidak menghantarkan listik karena partikel-partikel


ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas
bergerak
2) Leburan dan laruannya menghantarkan listrik
3) Umumnya berupa zat padat kristal yng permukaannya keras dan sukar di
gores
4) Titik leleh dan titik didih tingi
5) Larutan dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar16

a. Proses Terbentuknya Ikatan Ion


Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari suatu
atomke atom lain. Ikatan ion terjadi antara atom yang melepaskan elektron (logan)
dan atom yang menerima elektron (nonlogam) agar memiliki konfigurasi elektron
seperti gas mulia terdekat. Atom logamyang melepaskan elektron akan menjadi ion
positif (kation), sedangkan atom non logam yang menerima elektron akan menjadi
ion negatif (anion).
Dalam pembentukkan ikatan ion, jumlah elektron yang dilepas harus sama
dengan jumlah elektron yang diterima. Ion-ion yang berlawanan muatan tersebut
menyebabkan timbulnya gaya tarik-menarik atau gaya elektrostatis yang kuat
sehingga terjadi ikatan ion dan membentuk suatu senyawa yang memiliki ikatan
ion yang disebut senyawa ion.
Contoh:
Ikatan yang terjadi antara 11Na dan 17Cl konfigurasi elektron:
11Na: 2 8 1 melepaskan elektron
12Cl: 1 8 7 menerima elektron

15
Djulia Onggo, Intisari KonsepKimia Dasar (Yogyakarta: Graga Ilmu, 2013), halaman 27-28.
16
Un kimia

13
Reaksi Na  Na+ + e
Cl + e  Cl-
Na + Cl  Na+ + Cl- NaCl
Ikatan ion dapat terjadi antara:
1) Unsur yang mempunyai energi ionisasi rendah dan unsur yang mempunyai
afinitas elektron tinggi.
2) Unsur golongan IA, IIA, IIIA dan golongan VIA, VIIA.

b. Senyawa Ion
senyawa ion umumnya tersusun atas unsur logan dan nonlogam. Contohnya:
NaCl, KBr, CaO, AlCl3, Kci dan lain-lain. Sifat fisis senyawa ion adalah sebagai
berikut:
a. Wujud zat pada suhu kamar, senyawa ion berupa padatan pada suhu kamar
b. Tingkat kekerasan, senyawa ion bersifat keras, tetapi rapuh
c. Kelarutan, senyawa ion larut dalam air, tetapi umumnya tidak larut dalam
pelarut organik
d. Titik didih dan titik leleh, senyawa ion mempunyai titik didih dan titik leleh
yang tinggi
e. Daya hantar listrik, senyawa ion yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari hari adalah kristal NaCl (garam dapur). Senyawa ion dalam fase padat
tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi dalam fase cair (lelehan atau
larutan) dapat menghantarkan arus listrik.17

Pada pembentukan senyawa ionik, energi yang terlibat dalam berbagaii tahap
digambarkan sebagai Lingkar Born-Haber. Contoh pada gambar pembentukan
senyawa ionik NaCl yang diperlihatkan pada gambar 1.1, melibarkan energi
sublimasi, ∆H(s) pada natrium, energi ionisasi (EI) natrium, energi disosiasi, D
gas klor, afinits elektron, AE aton klor dan energi kisi U.

17
Tim Masmedia Buana Pustaka,Kimia,(Jawa Timur: Mas Media, 2006), Halaman 48-50.

14
Gambar 1.1 Lingkar Born-Haber senyawa NaCl

Dari Lingkar Born-Haber tersebut diperoleh satu persamaan yang


mengkaitkan entalpi pembentukan, ∆Hf, dengan penjumlahan energi lainnya yang
dinyatakan sebagai ∆Hf (NaCl) = ∆H(s)(Na) + EI (Na) + 1⁄2D(Cl2) +AE (Cl) + U
sehingga salah satu data tidak diketahui dapat di hitung dari persamaan tersebut.18
c. ikatan logam

logam memilikibeberapa sifat yang unik, antara lain mengkilap, dapat


menghantarkan arus listrik dan kalor yang baik, mudah ditempah, ulet, dan dapat di
ulur menjadi kawat. Sifat sifat logam tersebut tidak dapat dijelaskan dengan
menggunaka teori ikatan kovalen maupun ikatan ion. Logam tersusun dalam suatu
kisi kristal yang terdiri dari ion-ion positif logam dalam lautan logam elektron.lautan
elektron tesebut merupakan elektron-elektron valensi dari masing-masing atom yang
saling tumpang tindih. Masing-masing elektron valensi dapat bergerak bebas bergerak
dari satu inti atom ke inti atom lain disebut elektron terdislokalisasi. Gaya tarikan inti
atom-atom logam dengan larutan elekron menakibatkan terjadinya ikatan logam.
Adanyaelektron yang dapat bergerak bebas dari satu atom ke atom yang lain
menjadikan logam sagai penghantar listrik dan kalor yang baik19

3. Teori ikatan valensi dan hibridisasi


1. Teori Ikatan Valensi
Ikatan kimia pada molekul awalnya dijelaskan sebagai interaksi atom-atom
melalui ikatan kovalen, yakni penggunaan elektron bersama untuk memperoleh
konfigurasi elektron gas mulia. Dengan munculnya teori atom mekanika kuantum,
penggunaan elektron bersama tersebut digambarkan oleh Walter Heitler Dan Fritz

18
Djulia Onggo, Intisari KonsepKimia Dasar (Yogyakarta: Graga Ilmu, 2013), halaman 28.
19
Unggul sudarmo kimia sma

15
London (1927) sebagai interaksi orbital-orbital otomiknya, berupa tumpang tindih
orbotal-orbital. Hal ini kemudian menjadi dasar dari teori ikatan kimia, yang disebut
teori ikatan valensi.
Didalam teori ikatan valensi, ikatan kovalen digambarkan sebagai tumpang tindih
orbital-orbital atomiknya. Pada ikatan kovalen biasa tumnpang tindih yang terjadi
melibatkan dua orbital atomi setengah penuh (masing-masing berisi satu elektron
valensi). Posisi tumpang tindih sedemikian agar diperoleh energi potensial minimum,
yang identik dengan ikatan terkuat. Berdasarlan tumpang tindih yang terjadi ikatan
kovalen dibedakan menjadi:
a. Ikatan , yang terbentuk akibat tumpang tindih ujung-ujung orbital-orbital secara
aksial. Contoh: tumpang tindih s-s, s-p, dan p-p (aksial).
b. Ikatan π, yang terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital secara lateral.
Contoh: tumpang tindih p-p (lateral).20

2. Teori Ikatan Hibridisasi

Teori ikatan valensi meggunakan orbital hibrida (hybrid orbital) hipotetisnya, yaitu
orbital atom yang diperoleh ketika dua atau lebih orbital yang tidak setara pada atom yang
sama bergabung untuk bersiap-siap membentuk ikatan kovalen. Hibridisasi (hybridization)
adalah istilah yang digunakan untuk pencampuran orbital-orbital atom dalam suatu atom
(biasanya atom pusat) untuk menghasilkan sekumpulan orbital hibrida. Kita dapat
menghasilkan empat orbital hibrida yang setara untuk atom karbon dengan mencampurkan
orbital 28 dan tiga orbital 2p

Sepasang orbital spterbentukapabilasatu orbital s dicampurdengansatu


orbital p. satu set hibridalainnyadapatjugaterbentukdengancaramencampur orbital
atom tambahan yang sederhana. Arahhibridasamadengangeometridasar yang
ditetapkanteori VSEPR berdasarkantolakanpasanganelektronpadakulitvalensi.

Hibridisasisp

Molekulberiliumkloridadiramalkan linier olehteori VSEPR. Diagram orbital


untukelektronvalensidalamBeadalah

20
J.M.C. Johari dan M. Rachmawati, Kimia 2, (Jakarta:Esis, 2009), Halaman 24-26.

16
2s sp

Be
dalamkeadaandasartidakmembentukikatankovalendenganClkarenaelektronnyaberpasa
ngandalam orbital 2s. jadikitakembalipadahibridisasiuntukmenjelaskanperilakuikatan
Be. Pertama-tama terjadieksitasi 2s ke orbital 2p.

2s 2p

Sekarangterdapatdua orbital Be yang tersediauntukikatan, yaitu 2s dan 2p.


Tetapijikadua atom ClbergabungdenganBedalamkeadaantereksitasiini, satu atom
Clakanberbagielektron 2s dan atom Cl lain akanberbagielektrondengan orbital 2p,
membuatduaikatan BeCl2initidaksetara. Inibertentangandengan data
percobaandimanakeduaikatan BeCl2 identikdalamberbagaihal.Jadi orbital 2s dan 2p
harusterhibridasiataubercampur, untukmembentuk orbital hibridasp yang setara.

Orbital sporbital 2p
yangkosong

Hibridasi Orbital s, p dan d

Untukmemahamibagaimanaterbentuknyageometritrigonalbipiramidalatauoktahedral,
kitaharusmenyertakan orbital d dalamkonsephibridasi.Perhatikanmolekul XeF4
sebagaicontoh.BentuklewisMolekul XeF4

Xenon
mempunyaiempatpasanganelektronikatandanduapasanganelektronbebas.Molekulinim
emilikigeometrioktahedralkarenaenampasangelektronnya (oktet yang diperluas).Kita
menggunakan orbital hibrida sp3d2.karenatingkatenergi 5d cukupdekatdenganenergi 5s
dan 5p, elektron-elektron 5s dan 5p dapatdieksitasikeduadari orbital 5d. pencampuran

17
orbital 5s tiga orbital 5p, dandua orbital 5d menghasilkan orbital sp3d2. IkatanXe-F
terbentukdaritumpangtindih orbital hibrida sp3d2dari atom Xedan orbital 2p dari atom
F.

Geometrimolekul XeF4

Unsur-unsurperiodekedua, tidaksepertiunsur-unsurperiodeketiga,
tidakmemilikitingkatenergi 2d.unsur-
unsurdalamperiodeketigadanseterusnyaharusmenyertakan orbital d
dalamkonsephibridisasi.21

1. Geometri Molekul
Geometri molekul adalah susunan tiga-dimensi dari atom-atom dalam suatu
molekul. Geomoteri molekul mempengaruhi sifat-sifat kimia dan fisisnya, seperti titik
didih, titik leleh, kerapatan, dan jenis reaksi yang dialaminya. Secara umum, panjang
ikatan dan sudut ikatan harus ditentukan lewat percobaan. Tetapi, terdapat cara
sederhana yang memungkinkan kita untuk meramalkan geometri molekul atau ion
dengan tingkat keberhasilan yang tinggi jika kita mengetahui jumlah electron di
sekitar atom pusat dalam struktur Lewis-nya. Dasar pendekatan ini adalah asumsi
bahwa pasangan electron di kulit valensi suatu atom saling bertolakan satu sama lain.
Kulit valensi (valence shell) adalah kulit terluar yang ditempati electron dalam suatu
atom yang biasanya terlibat dalam ikatan. Dalam ikatan kovalen, sepasang elektron,
yang sering disebut pasangan ikatan, berperan dalam mengikat dua atom. Tetapi,
dalam poliatomik, dimana terdapat dua atau lebih ikatan antara atom pusat dan atom
sekitarnya tolak-menolak antara elektron-elektron dalam pasangan ikatan yang
berbeda menyebabkan pasangan itu berada sejauh mungkin satu sama lain. Bentuk

21
ElviYenti, Ikatan Kimia, (PekanBaru: CahayaFirdaus, 2016), halaman 62-67.

18
yang dipilih suatu molekul meminimalkan tolakan (seperti terlihat dari posisi seluruh
atom). Pendekatan untuk kajian bentuk molekul ini disebut model Tolakan Pasangan-
Elektron Kulit-Valensi (TPEKV) (Valence-Shell Electron-Pair Repulsion, VSEPR),
karena pendekatan ini susunan geometrik dari pasangan elektron di sekitar atom pusat
sebagai akibat tolak-menolak antara pasangan elektron.

Dua aturan umum dalam model TPEKV :

1. Dalam kaitannya dengan tolak-menolak pasangan elektron, ikatan rangkap dua


dan ikatan rangkap tiga dapat diperlakukan seperti ikatan tunggal. Pendekatan ini
sesuai untuk tujuan kualitatif. Tetapi, anda harus menyadari bahwa dalam
kenyataannya ikatan rangkap dua/ rangkap tiga “lebih besar” disbanding ikatan
tunggal, karena kerapatan yang lebih tinggi dari ikatan rangkap dua atau ikatan
rangkap tiga di antara dua atom, akan membutuhkan ruang yang lebih besar.
2. Jika suatu molekul memiliki dua atau lebih struktur resonansi, kita dapat
menerapkan model TPEKV pada setiap struktur tersebut. Muatan formal biasanya
tidak ditunjukkan.

Dengan model ini, kita dapat meramalkan bentuk molekul (dari ion) secara
sistematis. Untuk tujuan ini, molekul-molekul dibagi kedalam dua golongan,
berdasarkan pada apakah atom pusatnya mengandung pasangan elektron bebas atau
tidak.

Panduan untuk Menerapkan Model TPEKV


Setelah mempelajati geometri molekul dalam dua kelompok (atom pusat dengan
dan tanpa pasangan elektron bebas), mari kita perhatikan beberapa aturan untuk
menerapkan model TPEKV untuk semua jenis molekul:
1. Tulis struktur Lewis molekul tersebut, perhatikan hanya pasangan elektron yang
ada di sekitar atom pusat (yaitu, atom yang terikat pada lebih dari satu atom yang
lain).
2. Hitung jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat (pasangan elektron ikatan
dan pasangan elektron bebas). Perlakuan ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap
tiga seolah-olah seperti ikatan tunggal.
3. Gunakan table untuk meramalkan geometri molekulnya.

19
4. Dalam meramalkan sudut ikatan, perhatikan bahwa pasanga elektron bebas saling
tolak-menolak lebih kuat dengan pasangan elektron bebas yang lain atau dengan
pasangan elektron ikatan dibandingkan tolak-menolak antara pasangan elektron
ikatan lainnya. Ingat bahwa secara umum tidak ada cara yang mudah untuk
meramalkan sudut ikatan secara tepat jika atom pusat memiliki satu atau lebih
pasangan elektron bebas.

Model TPEKV (tolakan pasangan elektron kulit valensi) menghasilka ramalan


yang dapat dipercaya tentang geometri berbagai struktur molekul. Kimiawan
menggunakan pendekatan TPEKV karena sederhana. Walaupun terdapat beberapa
pertanyaan teoretis tentang apakah “tolakan pasangan-elektron” betul-betul
menentukan bentuk molekul, asumsi-asumsi yang digunakannya mengarah pada
ramalan yang berguna (dan secara umum dapat dipercaya).

Nama Sudut Jumlah Jumlah Rumus Bentuk Contoh


ikatan PEI (X) PEB (E) (AXnEm) Molekul senyawa

Linear 180 2 0 AX2 CO2

Trigonalplanar 120 3 0 AX3 BF3

Planar huruf V 2 1 AX2E SO2

Tetrahedral 4 0 AX4 CH4

Piramida 3 1 AX3E NH3


trigonal

20
Planar bentuk V 2 2 AX2E2 H2O

Bipiramidatrig 5 0 AX5 PCl5


onal

Bipiramida 4 1 AX4E SF4


trigonal

Planar bentuk T 3 2 AX3E2 ClF3

Linear 2 3 AX2E3 XeF2

Oktahedral 90 6 0 AX6 SF6

Piramida 5 1 AX5E BrF5


segiempat

Segiempat datar 4 2 AX4E2 XeF4

Keterangan: PEI = pasangan elektron ikatan, PEB = pasangan elektron bebas, A= atom
pusat, Xn = jumlah atom yang diikat atom pusat, Em = jumlah pasangan elektron bebas.

21
Pada Tabel di atas, nama bentuk molekul yang diberi huruf tebal merupakan bentuk
molekul dasar karena semua elektron valensi atom pusat digunakan untuk membentuk
ikatan.22

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Ikatankimiaadalahikatan yang terjadiantar atom


atauantarmolekul.Terjadimelaluiikatan ion, ikatankovalen,
danikatanlainnya.Dalambentukmolekuldikenaldenganadanyaistilahteoriikatanvalensi.Post
ulatdasardariteoriiniadalahbahwabiladua atom membentukikatankovalen, orbital paling
luarsalahsatu atom mengadakantumpangtindihdengan orbital paling luar atom lainnya.

Denganadanyaikatanvalensitersebutmakadapatdijelaskansifatfisikadankimiadarisu
atusenyawaatau ion kompleks yang berbentukdariikatanvalensitersebut,

b. Saran

Makalahinimasihbanyakkekurangannya, baiksegipebulisan da nisi


makalah.Olehkarenaitupenulisharapkan saran dankritik yang mendukung

22
Raymond Chang, Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, (Jakarta:Erlangga, 2003), Halaman 290-298.

22
DAFTAR PUSTAKA

Chang Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta:Erlangga.

Companion Audrey L. 1991. Ikatan Kimia. Bandung:ITB.

David W.Oxtaby. 2002. Prinsip-prinsip kimia Modern. Jakaerta:Erlangga.

Effendy. 2013. Teory VSEPR kepolaran, dan Gaya Antar Molekul. Malang:Bayumedia
Publishing.

Fessenden Ralp j dan Fessenden Joan S.1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
JohariJ.M.C dan M. Rachmawati. 2009. Kimia 2. Jakarta:Esis.

Onggo Djulia. 2013. Intisari KonsepKimia Dasar. Yogyakarta: Graga Ilmu.

Parning, Horale, dan Tiopan. 2006.Kimia. Sumatra Utara: Yudhistira.

RahayuImam. 2009. PraktisBelajar Kimia. Jakarta:

PusatPerbukuamDepartemenPendidikanNasional.

Ralph H.Petrucci Suminar. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlagga.

S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB.

SunaryaYayandan A. S Budi. 2009. MudahdanAktifBelajar Kimia.Jakarta:

PusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional.

Tim Masmedia Buana Pustaka. 2006. Kimia. Jawa Timur: Mas Media.

YentiElvi. 2016. Ikatan Kimia. Pekanbaru: CahayaFirdaus

23
24

Anda mungkin juga menyukai