Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FILSAFAT ILMU

DIMENSI ONTOLOGI, EPISTIMILOGI, DAN AKSIOLOGI PADA


HUKUM HOOKE SERTA IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA

Oleh :
KELOMPOK 4

YULIA PRATIWI (18175043)


RAHMI AGUSTIA WIDESTRA (18175027)
SADRAINI (18175035)

Dosen Pengampu:
Dr. H. ASRIZAL, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019 M/ 1441 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalahFilsafat Ilmu dengan judul “Analisis Ilmu Fisika Berdasarkan Deskripsi Kajian
Filsafat Ilmu”.
Penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala namun, berkat
bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
khususnya dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu, Bapak Dr. H. Asrizal, M. Si.
Penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini
untuk kedepannya. Semoga tugas ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 4
A. Hakikat Fisika....................................................................................... 4
B. Tujuan Fisika ........................................................................................ 8
C. Objek Fisika ......................................................................................... 8
D. Ruang Lingkup Fisika .......................................................................... 9
E. Metode Fisika ....................................................................................... 12
F. Pendekatan dalam Fisika ...................................................................... 15
G. Analisis Dimensi Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi .................... 18
H. Substansi Filsafat Fisika ....................................................................... 21
I. Perkembangan Fisika ........................................................................... 26
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 29
A. Ontologi dalam Materi Fisika (Hukum Hooke) ................................... 29
B. Epistimologi dalam Materi Fisika (Hukum Hooke) ............................. 30
C. Aksiologi dalam Materi Fisika (Hukum Hooke) .................................. 31
D. Keterkaitan antara Substansi Filsafat Fisika dengan Materi Fisika ..... 32
BAB IVPENUTUP ............................................................................................. 33
A. Kesimpulan ............................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 34

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran, manusia tidak pernah puas
dengan apa yang sudah ada. Tetapi, selalu mencari dan mencari kebenaran yang
sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Beberapa cara
ditempuh untuk memperoleh kebenaran antara lain dengan menggunakan rasio seperti
para rasionalis dan melalui pengalaman atau secara empiris. Pengalaman-pengalaman
yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional
agar kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.Struktur pengetahuan
manusia menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam hal menangkap kebenaran.
Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur tersebut menunjukkan tingkat
kebenaran yang berbeda.Tingkat pengetahuan yang lebih tinggi adalah pengetahuan
rasional dan intuitif. Sementara itu, tingkat yang lebih rendah dalam menangkap
kebenaran adalah pengetahuan indra dan naluri karena tidak terstruktur dan pada
umumnya kabur. Oleh sebab itu, pengetahuan harus dilengkapi dengan pengetahuan
yang lebih tinggi.
Setiap manusia harus dapat berfikir filosofis dalam menghadapi segala realitas
kehidupan ini yang menjadikan filsafat harus dipelajari.Filsafat merupakan sebuah
disiplin ilmu yang terkait dengan perihal kebijaksanaan. Kebijaksanaan merupakan titik
ideal dalam kehidupan manusia, karena ia dapat menjadikan manusia untuk bersikap
dan bertindak atas dasar pertimbangan kemanusiaan yang tinggi (actus humanus),
bukan asal bertindak sabagaimana yang biasa dilakukan manusia (actus homoni).
Filsafat ilmu bertujuan membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran
ilmiah. Filsafat ilmu juga mencoba menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah
sebagai suatu keseluruhan. Terdapat tiga tiang penyangga dalam pengetahuan itu
sendiri, yaitu ontologi (hakikat ilmu), epistimologi (sumber, sarana, dan cara dalam
menggunakan sarana tersebut, untuk mencapai pengetahuan ilmiah), dan aksiologi (nilai
dalam penerapan ilmu pengetahuan secara praktis).

1
Proses pencarian kebenaran tentu bukan hal yang mudah dan dapat dikatakan
merupakan proses yang sangat melelahkan, bahkan bukan tidak mungkin akan
mendatangkan keputusasaan. Manusiayang pada dasarnya adalah makhluk yang selalu
bertanya dan selalu merasa ingin tahu.Pada akhirnya, memutuskan untuk tetap selalu
mencari kebenaran, tidak peduli betapa keputusasaan telah mengepungnya dari berbagai
arah, karena tujuan akhirnya adalah kebenaran harus ditemukan.
Proses pencarian kebenaran, menghindari kesesatan dan kesalahan dalam usaha
untuk mencapai kebenaran, maka disusunlah logika. Logika yaitu sebagai pegangan
untuk pikiran kita dalam perjalanannya mencari kenyataan. Maka, tugas logika adalah
menyelidiki dan menetapkan aturan-aturan atau hukum-hukum untuk selalu dapat
mentaati dengan sebaik-baiknya, dan dengan demikian mencapai kebenaran dalam
mempelajari filsafat ilmu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis dimensi ontologi pada Hukum Hooke?
2. Bagaimana analisis dimensi epistimologi pada Hukum Hooke?
3. Bagaimana analisis dimensi aksiologi pada Hukum Hooke?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Menganalisis dimensi ontologi pada Hukum Hooke
2. Menganalisis dimensi epistimologi pada Hukum Hooke
3. Menganalisis dimensi aksiologi pada Hukum Hooke

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagi penulis, melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif,
melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, dan memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan.
2. Bagi pembaca, sebagai salah satu sumber bacaan untuk memahami mengenai ilmu
Fisika berdasarkan deskripsi kajian filsafat ilmu.

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Analisis Dimensi Ontologi


Endraswara (2012) menyatakan bahwa “ontologi” berasal dari bahasa yunani,
yaitu: ontos : being, dan logos. Ontologi adalah the theory of being qua being (teori
tentang keberadaan sebagai keberadaan), atau bisa juga disebut ontologi sebagai ilmu
tentang yang ada. Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius
pada tahun 1.936 M untuk menamai hakikat yang ada bersifat metafisika.
Menurut Bakhtiar (2012) bahwa dalam persoalan ontologi manusia menghadapi
persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada, dimana orang
pertama kali dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Pertama, kenyataan yang
berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani
(kejiwaan).Muhadjir (2011) menjelaskan bahwa ontologi itu ilmu yang membicarakan
tentang yang ada. Jadi, ontologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membicarakan
tentang hakikat ilmu pengetahuan.
Ontologi membahas masalah ada.Ilmu itu ada, tentu ada asal-muasalnya.Ilmu itu
ada yang nampak dan ada yang tidak tampak. Dengan berpikir ontologi, manusia akan
memahami tentang eksistensi sebuah ilmu. Eksistensi membicarakan masalah ada,
misalnya cara manusia ada. Manusia ada ketika dia sadar diri, pada saat memahami
tentang “aku”.Ada semacam ini, menjadi wilayah garap ontologi keilmuan.
Menurut Suriasumantri (1990) menyatakan bahwa ontologi membahas tentang
apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu
pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologi akan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut.
1. Apa objek yang ditelaah ?
2. Apa hakikat dari objek ?
3. Bagaimana hubungan objek dengan daya tangkap manusia ?

3
Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka dapat dijawab pertanyaan tersebut seperti
pada Tabel 1.

Tabel 1. Jawaban untuk pertanyaan Ontologi

No Pertanyaan Penjelasan
1. Apa objek yang Objek yang ditelaah mengenai Hukum Hooke.
ditelaah ? Bunyi Hukum Hooke : “Jika gaya tarik yang
diberikan pada sebuah pegas tidak melampaui
batas elastis bahan maka pertambahan panjang
pegas berbanding lurus atau sebanding dengan
gaya tariknya”.
2. Apa hakikat dari objek? a. Hukum Hooke merupakan gagasan yang
diperkenalkan oleh Robert Hooke yang
menyelidiki hubungan antar gaya yang
bekerja pada sebuah pegas/benda elastis
lainnya agar benda tersebut bisa kembali ke
bentuk semua atau tidak melampaui batas
elastisitasnya.
b. Hukum hooke yaitu menjelaskan mengenai
hubungan antara gaya yang diberikan pada
sebuah pegas dilihat dari peningkatan
panjang yang dialami oleh pegas tersebut.
c. Hukum Hooke mengkaji jumlah gaya
maksimum yang dapat diberikan pada sebuah
benda yang sifatnya elastis (seringnya
pegas) agar tidak melwati batas elastisnya
dan menghilangkan sifat elastis benda
tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Hukum Hooke
menjelaskan tentang hubungan antara gaya yang
bekerja pada sebuah pegas dengan pertambahan
panjang pegas.
3. Bagaimana hubungan Objek yang dikaji pada hukum Hooke ada dua
objek dengan daya yaitu objek material dan objek formal.Objek
tangkap manusia ? material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan. Pada hukum Hooke, objek
materialnya adalah gaya pemulih, pertambahan
panjang pegas, dan tetapan pegas. Sedangkan,
objek formal merupakan metode untuk memahami
objek material, seperti pendekatan induktif dan
deduktif. Dalam perspektif ini bahwa Hukum
Hooke pada prinsipnya memiliki dua objek
substansi (fakta dan kebenaran).

4
No Pertanyaan Penjelasan
Fakta adalah pengamatan yang telah
diverifikasi secara empiris.Fakta tidak akan dapat
menjadi sebuah ilmu manakala dihasilkan secara
random saja. Tetapi, jika dikumpulkan secara
sistematis dengan beberapa sistem serta dilakukan
secara sekuensial, maka fakta tersebut mampu
melahirkan sebuah hukum atau bahkan ilmu.
Contoh fakta yang dikaji dalam hukum Hooke
adalah ketika hendak menembak suatu objek
dengan ketapel, maka karet ketapel terlebih dahulu
diregangkan. Akibat sifat elastisitasnya panjang
karet ketapel akan kembali seperti semula setelah
gaya tarik dihilangkan.
Kebenaran yaitu kesesuaian antara arti yang
dimaksud oleh sebuah pendapat dengan apa yang
sungguh merupakan halnya/faktanya". Menurut
teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau
keadaan benar itu berupa kesesuaian antara arti
yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa
yang sungguh-sungguh terjadi merupakan
kenyataan atau faktanya.
Kebenaran Hukum Hooke sudah terbukti
secara korespondensi, koherensi, performatif,
pragmatik, dan proposisi. Hukum Hooke
merupakan suatu kebenaran karena bunyi hukum
tersebut telah tebukti secara ilmiah dan sesuai
dengan keadaan alamiah suatu benda.
Keterkaitan antara objek kajian dengan hukum
Hooke itu sendiri adalah “Jika gaya tarik yang
diberikan pada sebuah pegas tidak melampaui
batas elastis bahan, maka pertambahan panjang
pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”.

B. Analisis Dimensi Epistimologi


Secara bahasa, kata Epistimologi berasal dari bahasa Yunani episteme dan
logos.Episteme berarti pengetahuan, sedangkan logos berarti teori, uraian, atau alasan,
maka berdasarkan bahasa Epistimologi adalah sebuah teori tentang pengetahuan atau
theory of knowledge (Naim, 2009: 74).Epistimologi adalah salah satu cabang pokok
bahasa dalam wilayah filsafat yang memperbincangkan seluk beluk

5
“pengetahuan”.Epistimologi tidak dapat meninggalkan persoalan-persoalan yang terkait
dengan sumber ilmu pengetahuan dan beberapa teori tentang kebenaran.
Istilah Epistimologi sendiri pertama kali muncul pada pertengahan abad XIX oleh
J.F. Rarrier dalam bukunya “Institute of Metaphysics”.Persoalan Epistimologi
sebenarnya sudah di mulai dalam pertentangan antara Heraclitus (535-475 SM)
melawan Parmenindes (504-475 SM) yang pada dasarnya merupakan sengketa
fundamental, sebab yang mereka persoalkan sudah berupa masalah kebenaran
pengetahuan (Syukur, 2007: 42-43).
Epistimologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Epistimologi adalah cabang
ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan. Epistimologi secara
istilah, meminjam penjelasan Dagobert D. Runes dalam bukunya, Dictionary of
Philoshopy, adalah cabang filsafat yang menyelidiki tentang keaslian pengertian,
struktur, mode dan validitas pengetahuan. Pendapat lain dikemukakan oleh D.W
Hamlyn yang mendefinisikan Epistimologi sebagai cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian-pengandaiannya, serta
secara umum hal itu dapat diandalkan sebagai penegasan bahwa orang memiliki
pengetahuan.Dari dua definisi Epistimologi ini, maka dapat kita pahami bahwa
Epistimologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hal-hal yang bersangkutan
dengan pengetahuan dan dipelajari secara substantive (Naim, 2009: 74)
Menurut Garna (2008) Ada lima pertanyaaan mendasar dalam epistemologi yang
harus di perhatikan, yaitu :
1. Apa teori mengenai objek ?
2. Bagaimana kebenaran dan kepastian objek ?
3. Bagaimana sejarah terkait dengan objek ?
4. Bagaimana metode pengembangan dari objek ?
5. Bagaimana validitas dari objek ?
6. Bagaimanabatas-batasan dari objek kajian ?

6
No Pertanyaan Penjelasan
1. Apa teori mengenai Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan
objek (Hukum mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi
Hooke) ? karena sifat elastisitas dari sebuah pegas.Besaran-besaran
Fisika yang berkaitan dengan hukum Hooke yaitu sebagai
berikut.
F = gaya pemulih dengan satuan Newton (N)
x = Pertambahan panjang pegas dengan satuan meter
(m)
K = Tetapan pegas dengan satuan (N/m)
2. Bagaimana Kebenaran yaitu kesesuaian antara arti yang dimaksud
kebenaran dan oleh sebuah pendapat dengan apa yang sungguh
kepastian objek merupakan halnya/faktanya". Menurut teori ini
(Hukum Hooke)? dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu
berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu
pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi
merupakan kenyataan atau faktanya.
Kebenaran Hukum Hooke sudah terbukti secara
korespondensi, koherensi, performatif, pragmatik, dan
proposisi. Hukum Hooke merupakan suatu kebenaran
karena bunyi hukum tersebut telah tebukti secara ilmiah
dan sesuai dengan keadaan alamiah suatu benda.
3. Bagaimana sejarah ROBERT HOOKE
terkait dengan (1635-1703)
objek (Hukum
Hooke)?

Robert Hooke lahir di Freshwater, Isle of Wight,


Inggris pada tanggal 18 Juli 1635, ia adalah seorang
penemu, ahli kimia dan matematika, arsitek serta filsuf.
Hukum Hooke yang ditemukan dengan rumus 𝑭 =
−𝒌∆𝑳 dimana tanda (-) menyatakan bahwa arah F
berlawanan dengan arah perubahan panjang x. Menurut
Hooke 𝑭 = −𝒌∆𝑳 , dengan x diukur dengan posisi
keseimbangan pegas. Tanda (-) menunjukkan bahwapegas
diregangkan (L> 0), gaya yang dikerjakan pegas

7
No Pertanyaan Penjelasan
mempunyai arah sehingga menyusutkan L. Sebaiknya,
waktu mendesak pegas (L< 0), gaya pegas pada arah L
yang positif sedangkan k disebut konstanta pegas,
mempunyai dimensi gaya/panjang.

Robert Hooke dapat dikatakan hidupnya kurang


bahagia. Ia mudah tersinggung terutma jika ia curiga
bahwa seseorang akan mencuri idenya, sering sakit dan
terus menerus menderita sakit pencernaan, pusing dan
tidak bisa tidur, bahkan tidurnya hanya tiga atau empat
jam di malam hari. Ia juga menderita penyakit diabetes
yang menahun, kakinya meradang dan menjadi buta pada
tahun 1702 dan satu tahun berikutnya, tepatnya pada
tanggal 3 Maret 1703 Robert Hooke meninggal dunia di
Gresham College London Inggris.
4. Bagaimana metode Metode pengembangan dari objek (Hukum Hooke)
pengembangan dari berkaitan dengan eksperimen hukum Hooke adalah untuk
objek(Hukum menentukan tetapan pegas pada susunan seri-paralel.
Hooke)?

8
No Pertanyaan Penjelasan

5. Bagaimanavaliditas Validitas dari gaya yang bekerja pada pegas dengan


dari objek (Hukum pertambahan panjang pegas adalah semakin besar gaya
Hooke) ? yang bekerja pada pegas, maka pertambahan panjangnya
juga semakin besar, dan begitu pula sebaliknya.
6. Bagaimanabatas- Batasan dari objek kajian Hukum Hooke adalah hanya
batasan dari objek berlaku pada benda elastis seperti pegas, karet, ketapel,
kajian (Hukum dan lain sebagainya.
Hooke)?

C. Analisis Dimensi Aksiologi


Aksiologi dalam bahasa Yunani berasal dari kata axios artinya nilai dan logos
artinya teori atau ilmu.Menurut Kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan
ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika
(Wihadi, 1998). Dalam Encyclopedia of Philosophy (dalam Amsal:164) dijelaskan
aksiologi disamakan dengan value and valuation. Nilai digunakan sebagai kata benda
abstrak, Dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan
bagus.Sedangkan, pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala
bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian(Bakhtiar, 2009).
Nilai sebagai kata benda konkret.Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau
nilai-nilai.Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya
atau nilai dia (Salam, 1997). Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi
menilai, memberi nilai atau dinilai.Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Menurut John Sinclair,
dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti
politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang
diidamkan oleh setiap insan. Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa
permasalahan utamanya adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu
yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang
dinilai.
Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan
estetika.Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian

9
makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan,
yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun
fisik material (Koento, 2003: 13).Aksiologi adalah teori tentang nilai.
Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.
Berikut pertanyaan mendasar tentang aksiologi:
1. Bagaimana manfaat ilmu pada objek ?
2. Bagaimana kaitan antara manfaat dan kaidah moral?
No Pertanyaan Penjelasan
1. Bagaimana manfaat ilmu Manfaat dari penerapan Hukum Hooke dalam
pada objek (Hukum kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut
Hooke) ? a. Kasur Pegas
Saat kita tertidur di atas kasur pegas, terdapat
gaya berat yang di berikan tubuh pada kasur
tersebut. Akibatnya, gaya berat yang diberikan,
maka pegas pada kasur akan termampatkan.
Karena gaya yang dihasilkan dapat kembali
seperti bentuk semula, maka pegas akan meregang
kembali.Cara kerjanya yakni terdapat gesekan
antara pegas dan bagian dalam kasur maka peer
akan berhenti bergerak. Akibatnya, dari gaya
pegas itulah saat kita tertidur di atas kasur pegas
akan merasa empuk.
b. Neraca
Didalam kehidupan sehari-hari, neraca bisa
disebut dengan timbangan. Neraca terdiri dari
beberapa jenis salah satunya neraca pegas yang
memanfaatkan hukum Hooke. Neraca tersebut
digunaka untuk mengetahui massa tubuh
seseorang.
c. Ketapel
Mainan tradional yang satu ini biasanya
digunakan anak-anak untuk membidik buah
ataupun burung saat berada di atas. Cara
penggunaan ketapel yaitu bisa meletakkan batu
yang digunakan untuk membidik pada ujung karet
kemudian karet ditarik sehingga karet bertambah
panjang. Setelah itu gaya tarik tersebut
dihilangkan, maka batu akan terlempar dan
ketapel akan kembali pada bentuk awal.
Penerapan ketapel ini sesuai dengan hukum
Hooke.

10
No Pertanyaan Penjelasan
d. Dinamometer
Dinamometer merupakan alat ukur gaya di
mana pada dinamometer tersebut terdapat pegas.
Pegas akan bertambah panjang apabila
dinamometer diberi gaya. Hal tersebut sesuai
dengan hukum Hooke.
2. Bagaimana kaitan antara Pada kehidupan di dunia ini seseorang melewati
manfaat dan kaidah moral? proses kehidupan yang terkadang berada di posisi
atas dengan segala kemewahan dan kemudahan.
Terkadang seseorang berada pada posisi bawah
dengan segala kekurangan dan kesulitan.
Begitulah halnya nilai moral kehidupan yang
sesuai terhadap hukum Hooke. Dimana, posisi kita
bisa kembali pada keadaan semula dengan segala
kecukupan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hakikat fisika adalah ilmu dasar memiliki karakteristik yang mencakup bangun
ilmu yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan teori serta
metodologi keilmuan. Fisika merupakan bagian dari sains sebagai a way of
thinking (afektif), a way of investigating (proses), dan a body of knowledge
(kumpulan ilmu pengetahuan).
2. Tujuan dari ilmu fisika antara lain mengetahui bagian dasar dari benda dan
mengerti interaksi antar benda-benda, berfikir logis, mengikuti perkembangan
teknologi, mengetahui kejadian fenomena alam misalnya gerhana, penelitian
sebagian besar astronot, sebagai riset untuk masa depan, dan melatih logika.
3. Objek yang dikaji dalam Fisika mencakup objek material filsafat ilmu dan objek
formal filsafat ilmu
4. Ruang lingkup dari Fisika mencakup arti fisika, hubungan ilmu fisika dengan ilmu
pengetahuan lain, dan pengukuran.
5. Metode dalam Fisika yang cocok digunakan adalah metode ilmiah yang berisikan
prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan
pengetahuan.Langkah-langkah metode ilmiahmencakup :menyusun rumusan
masalah, menyusun kerangka pemikiran, merumuskan hipotesis, pengujian
hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
6. Pendekatan dalam Fisika mencakup : pendekatan pembelajaran konstruktivis,
pendekatan keterampilan proses, dan pendekatan kontekstual.
7. Analisis dimensi ontologi, epistimologi, dan aksiologi dapat ditinjau dari salah satu
materi Fisika, contohnya pada materi Hukum Hooke.
8. Substansi filsafat Fisikamengacu kepada substansi filsafat ilmu, mencakup : (1)
fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4) logika inferensi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. 2010.Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bakhtiar, Amsal. 2012. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.

Collete, A.T. & Chiappetta, E.L. 1994. Science Instruction in the Middle and Secondary
Schools (3rd ed). New York : Merril.

Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Ilmu: Konsep, Sejarah, dan Pengembangan


Metode Ilmiah. Yogyakarta: CAPS.

Fraser, B.J. And Walberg, H.J. (1995) Improving sciense education. Chicago : The
National Society for The Study of Education.

Ismaun. 2001. Filsafat Ilmu (Materi Kuliah). Bandung: (Terbitan Khusus).

Muhadjir, Noeng. 2011. Filsafat ilmu, Positivisme, Post Positivisme dan Post
Modernisme. Yogyakarta: Rakesarin.

Mundilarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta : FMIPA UNY.

Naim, Ngainun. 2009. Pengantar Studi Islam. Yoyakarta: TERAS

Nana Sudjana.1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru


Algensindo.

Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang :


Intrans Publishing.

Salam, Burhanuddin. 1997. Etika Sosial (Asas Moral Dalam Kehidupan


Manusia).Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sugiyono.2015. Metode Penelitian & Pengembangan Research and


Development.Bandung: Alfabeta.

Sumarsono, Joko. 2009.Fisika untuk SMA/MA kelas X.Jakarta :Depdiknas.

Suriasumantri, Jujun S. 1990. Filsafat Ilmu:Sebuah Pengantar Populer.Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan.

Suriasumantri, S.J. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:Pustaka


Sinar Harapan.

Syukur, Suparman. 2007. Epistimologi Islam Skolastik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

11
Uzer Usman, Moh. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Wartono.2003.Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang: JICA

Wibisono, Koento, 2003. Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Auguste


Comte. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

12

Anda mungkin juga menyukai