DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
1. AINNI ROHMANA G1C 016 001
2. FADLIN ADIM G1C 016 010
3. INGGIT GARNASIH G1C 016 018
4. MAULIA ADRIANI G1C 016 025
5. PUSPA RIANI WIDIYANTI G1C 016 032
6. SEPTIA HADIYATI G1C 016 040
7. ZELLA YAUMIN NASRY G1C 016 049
2
stres oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini
dapat dicapai bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam
penanganan penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer
dapat membantu efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan
mengatasi efek samping dari pengobatan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian zat nutrient.
2. Mengetahui jenis - jenis zat nutrient yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia.
3. Mengetahui metode-metode analisis untuk zat-zat nutrient di dalam
makanan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Jenis Karbohidrat:
a. Monosakarida
Merupakan golongan gula sederhana yang memiliki satu gugus gula.
Golongan ini memiliki karakteristik mudah larut dalam air dan terasa
manis. Monosakarida terdiri dari glukosa, fruktosa dan galaktosa.
c. Polisakarida
Merupakan golongan gula majemuk yang memiliki lebih dari sepuluh
gugusan gula. Golongan ini memiliki karakteristik tida terasa manis, tidak
dapat larut dalam air, tetapi larut dalam koloid dan tidak dapat melewati
membran semipermiabel.
5
Gambar Struktur Amilosa
2.2.2 Protein
Istilah “Protein” berasal dari bahasa Yunani (Greek). ”Primary, holding
firstplace” yang berarti menduduki tempat yang terutama. Protein terbentuk dari
unsur-unsurorganikyang hampir sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri
dariunsur karbon, hidrogen, dan oksigen akan tetapi ditambah unsur lain yaitu
nitrogen.
6
d. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen utama daging.
Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan miosin) protein
yang saling bergeseran.
2.2.3 Lemak
Lemak merupakan sumber energi bagi tubuh yang mempunyai unsur
molekul karbon, hydrogen, oksigen, yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-
zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak), seperti petroleum benzene, eter. Lemak
yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat pada suhu kamar, sedangkan yang
mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar di
sebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar di sebut minyak.
1. Sumber Lemak
a. Lemak Hewani: Lemak berasal dari hewan. Contohnya: Asam Palmitat,
Asam Stearat dan Asam Oleat.
b. Lemak Nabati, yang berasal dari tumbuhan seperti: Asam Linoleat,
Linolenat, dan arakhidonat, banyak terdapat pada minyak sayur (minyak
jagung, minyak kacang, kedelai).
2. Fungsi Lemak
a. Lemak sebagai pelumas diantara persendian dan membantu pengeluaran
sisa makanan.
7
b. Lemak memberi kepuasan cita rasa, lemak lebih lambat dicerna sehingga
dapat menangguhkan perasaan lapar, lemak memberi rasa dan keharuman
yang lebih baik pada makanan.
c. Beberapa macam lipida berfungsi sebagai agen pengemulsi yang akan
membantu mempermudah transport subtansi lemak keluar masuk melalui
membran sel.
d. Asam lemak berfungsi sebagai precursor/pendahulu dari prostaglandin
yang berperan mengatur tekanan darah,denyut jantung dan lipolisis.
Berikut rincian vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam
lemak.
Vitamin Fungsi atau Peran Sumber
Vitamin B1 Membantu produksi energi dalam Biji-bijian utuh, biji-bijian
(Thiamin) tubuh Anda. yang diperkaya Hati, babi,
kacang kering, kacang dan
biji-bijian
8
lainnya. biji-bijian yang diperkaya
9
kerusakan sel dan mengurangi grapefruits dan jus mereka,
risiko untuk kanker tertentu, kiwi, stroberi, mangga,
penyakit jantung dan penyakit pepaya merah Paprika
lainnya. kuning dan hijau, brokoli,
Membantu menyembuhkan luka kubis Brussel, tomat,
dan luka dan membuat gusi tetap sayuran berdaun gelap
sehat. Melindungi Anda dari mentah.
infeksi dengan menjaga sistem
kekebalan tubuh Anda tetap sehat.
Meningkatkan jumlah zat besi
yang diserap tubuh dari beberapa
makanan.
10
sebagai antioksidan dan matahari, beberapa kacang,
melindungi sel dari kerusakan.
Vitamin K Membuat protein yang Brokoli, sayuran berdaun
menyebabkan darah menggumpal hijau gelap seperti kale,
saat Anda berdarah. Terlibat sawi, lobak / bit hijau dan
dalam pembuatan protein tubuh bayam
untuk darah, tulang dan ginjal
Anda.
Tabel 2.1 Jenis Vitamin Beserta Fungsi dan Sumbernya
2.1.1 Mineral
Mineral adalah suatu zat anorganik yang berasal dari bahan makanan, dan
dapat diperoleh dari perubahan zat-zat tersebut pada temperatur dan tekanan yang
tinggi.Zat ini terdiri dari kalsium, fosfor, sulfur, natrium, besi, yodium, kalium,
tembaga, flour, dan klor.
1. Sumber Mineral
Susu, kacang-kacangan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain sebagainya.
2. Fungsi Mineral
a. Mengatur keseimbangan asam basa.
b. Proses pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.
c. Proses pembekuan darah.
d. Kepekaan syaraf dan kontraksi otot.
e. Proses metabolisme sebagai bagian dari enzim.
11
membentuk senyawa furfural yang bereaksi dengan fenol menghasilkan
warna jingga kekuningan. Penerapan metode fenol-sulfat banyak
digunakan untuk menentukan karbohidrat dalam sampel secara langsung
yang dinyatakan sebagai persen glukosa (Amalia & Sartika, 2014).
Preparasi sampel untuk analisis karbohidrat
Tahap-tahap yang dilakukan untuk analisis sampel mengikuti
prosedur yang sudah dilakukan oleh (Apriantono, 1988), yaitu:
Menimbang tepung biji mangga gadung tanpa sulfurisasi sebanyak 1
gram dan menambahkan 10 mL aquades sambil mengaduknya.
Menambahkan 13 mL asam perklorat (HClO4) 52% dan mengaduknya
selama 20 menit menggunakan magnetik stirer dengan menutup gelas
kimia dengan kertas alumunium. Menambahkan aquades sebanyak 100
mL dan menyaringnya ke dalam labu takar 250 mL. Menambahkan
aquades sampai batas tera labu ukur 250 mL. Mengulangi perlakuan
tersebut untuk tepung biji mangga gadung secara sulfurisasi.
Pengukuran kadar karbohidrat
Prosedur untuk analisis karbohidrat merujuk seperti yang telah
dilakukan oleh (Apriantono, 1988), yaitu: Membuat larutan glukosa
standar dengan konsentrasi (0, 20, 40 dan 60, 80 dan 90 ppm). Mengambil
1 ml dari masing-masing larutan. Menambahkan 1 ml larutan fenol 5%
dan mengocoknya. Menambahkan dengan cepat 5 ml larutan asam sulfat
pekat dan merendamnya di dalam air, kemudian mendiamkan selama 10
menit. Mengukur absorbannya pada panjang gelombang 490 nm.
Membuat kurva standar. Mengulangi perlakuan yang sama dengan
mengganti larutan standar glukosa menjadi sampel. Melakukan perlakuan
sebanyak 2 kali. Mengulangi perlakuan di atas untuk tepung biji mangga
dengan sulfurisasi. Kadar karbohidrat dinyatakan dalam persen glukosa
(%) = (G)/W x 100 dimana G = Konsentrasi glukosa (g) dan W = Berat
sampel (g) (Desyanti, 2013).
b) Protein
12
Protein merupakan sumber asam amino yang mengandung unsur-unsur
C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Protein
merupakan komponen yang banyak terdapat pada sel tanaman dan hewan.
Kandungan protein dalam bahan pangan bervariasi baik dalam jumlah
maupun jenisnya. Protein merupakan sumber gizi utama, yaitu sebagai
sumber amino. Disamping berperan sebagai sumber gizi, protein dari sumber
yang berbeda memiliki kekhasan sifat fungsional yang berpengaruh pada
karakteristik produk pangan (Paramita, 2012). Karena adanya kandungan
unsur N maka biasanya dalam penentuan jumlah protein dapat dilakukan
dengan cara menentukan jumlah nitrogen (N) yang ada dalam bahan pangan.
Penentuan jumlah N total dilakukan untuk mewakili jumlah protein yang ada
dan metode pengukuran kadar protein ini adalah metode Kjeldahl dimana
pengukuran didasarkan atas pengukuran kandungan nitrogen total di dalam
bahan pangan (Novika, 2013). Metode Kjeldahl terbagi atas tiga tahap, yaitu
tahap dekstruksi, distilasi dan titrasi.
Analisis Kadar Protein
Kadar protein di analisis dengan menggunakan metode mikro-
Kjeldahl (Apriantono, 1988), yaitu: Menimbang tepung biji mangga
gadung tanpa sulfurisasi sebanyak 0,5 gram dan memasukkannya ke
dalam tabung dekstruksi. Menambahkan 1 gram campuran (K2SO4 dan
HgO) dan 10 mL larutan H2SO4 pekat. Mendestruksi (memanaskan)
semua bahan dalam tabung dekstruksi sampai mendidih hingga larut dan
cairan menjadi jernih. Setelah itu menghentikan pemanasan dan
membiarkannya sampai dingin. Melakukan proses distilasi, kemudian
proses titrasi terhadap distilat. Menghentikan proses titrasi pada saat
distilat berubah warna menjadi merah. Membuat larutan blangko dengan
menggantikan sampel dengan aquades. Melakukan destruksi, destilat dan
titrasi seperti pada sampel. Melakukan perlakuan sebanyak dua kali dan
mengulangi perlakuan untuk tepung biji mangga gadung dengan
sulfurisasi. Persentase protein dalam tepung biji mangga gadung tanpa
sulfurisasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(ts−tbx)N HCl x 14,008
Persentase kadar N = x 100%
mg Sampel
13
% Kadar Protein = % N x 6,25 dimana ts: Volume titrasi sampel dan tb:
Volume titrasi blangko.
c) Lemak
Analisis Kadar Lemak
Kadar lemak dianalisis dengan menggunakan metode Ekstraksi
Soxhlet (Apriantono, 1988), yaitu: Mengeringkan labu dalam oven yang
ukurannya sesuai alat ekstraksi soxhlet. Setelah itu mendinginkan di
dalam desikator dan menimbangnya. Menimbang sebanyak 2 gram tepung
biji mangga gadung tanpa sulfurisasi, kemudian membungkus dengan
kapas dan kertas saring. Memasukkan sampel ke dalam alat extraksi
soxhlet, memasang alat kondensor di atasnya dan labu di bawah alat
soxhlet. Mengisi secukupnya pelarut n-heksana ke dalam labu.
Melakukan proses refluks sampai pelarut turun kembali ke labu dan
hasilnya berwarna jernih. Memanaskan labu sampai pelarutnya mendidih
dan menguap naik ke sampel yang dibungkus kertas saring sampai turun
ke labu hingga pelarut dalam labu berkurang. Memanaskan labu yang
berisi lemak hasil ekstraksi di dalam oven pada suhu 105 oC, lalu
mendinginkan dalam desikator kemudian menimbang sampai beratnya
tetap. Melakukan perlakuan sebanyak 2 kali dan mengulangi perlakuan
tersebut untuk tepung biji mangga gadung dengan sulfurisasi. Menghitung
kadar lemak dengan rumus sebagai berikut:
d) Mineral
Mineral kalsium dan besi (Ca dan Fe) dianalisis dengan menggunakan Atomic
Absorbtion Spectrofotometer (AAS), menurut Slamet dkk., (1990) dengan urutan
kerja sebagai berikut: ubi jalar segar yang telah dihaluskan ditimbang 0.5 g
sampel, ditambah dengan 10 ml HNO3 p.a, dibiarkan satu malam. Sampel
didestruksi dengan suhu bertahap dari 100 oC, selama satu jam, kemudian 150oC
14
sampai uap kuning habis, setelah itu suhunya ditigkatkan lagi menjadi 200oC
sampai keluar uap putih dan sisa larutan menjadi 0.5 mL. Ekstrak dimasukkan ke
dalam labu takar 50 ml selanjutnya ditera dan dihomogenkan, sampel kemudian
diukur absorbansinya pada panjang gelombag 422.7 nm untuk Ca dan 248.3 nm
untuk Fe.
2. Kadar Ca, dan Fe ditentukan dengan rumus :
(ppm larutan – blangko) x Fp x Volume sampel
Kadar (ppm) = x 100%
bobot sampel
15
e) Vitamin B1
Persiapan sampel
Sampel yang digunakan adalah ubi jalar putih, kuning, orange dan ungu
yang masih segar. Sampel terlebih dahulu dihaluskan kemudia ditimbang
0.5 g, selanjutnya dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan
dihomogenkan dengan larutan HCl 1 : 6, kemudian disaring dan dibaca
absorbansinya pada pajang gelombang maksimum.
Pembuatan Larutan Induk Vitamin B1 500 ppm
Thiamin HCl ditimbang sebanyak 0.5000 g, kemudian dimasukkan ke
dalam labu takar 1000 ml, selanjutnya dilarutkan dengan HCl 1: 60.
Pengukuran Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Larutan induk di pipet 4 ml dimasukkan dalam labu ukur 25 ml, sehingga
diperoleh konsentrasi 80 μg/ml, ditambahkan 2 ml amonia, ditambah 3,3
ml biru bromotimol 0,05 % dan 1,5 ml polyvinyl alkohol 1 %,
ditambahkan dengan aquadest sampai volume yang diinginkan, kocok
homogen, kemudian ditentukan panjang gelombang serapan dengan
spektrofotometer UV–Vis antara (400-800) nm.
Pengolahan Data
1. Kadar Vitamin B1 ditentukan dengan rumus:
ppm sampel x volume sampel x Fp
% Vit B1 = x 100%
bobot sampel x 1000.000
Fp = Faktor Pengenceran
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Nutrisi merupakan proses pengambilan dan penggunaan zat gizi oleh
tubuh.Nutrisi yang diperlukan tubuh adalah nutrien yang terdapat dalam
makanan karena mengandung nutrien esensial bagi kelangsungan
metabolisme sel tubuh.
2. Nutrisi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu makro nutrien yang
merupakan nutrien yang menyediakan energi bagi tubuh. Kata “makro”
berarti besar atau banyak. Makronutrien berarti nutrien (zat gizi) yang
diperlukan tubuh dalam jumlah besar, yang terdiri dari karbohidrat,
protein, dan lemak dan mikro nutrien yang merupakan zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran
yang sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta
mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi, terdiri dari vitamin
dan mineral.
3. Metode analisis zat-zat nutrient untuk karbohidrat dapat dilakukan
dengan metode fenol sulfat; untuk protein menggunakan metode mikro-
Kjeldahl; untuk lemak melalui metode Ekstraksi Soxhlet; untuk vitamin
dan mineral melalui metode Atomic Absorbtion Spectrofotometer (AAS)
17
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, A., & Sartika, A. (2014). Review karbohidrat kelompok IV far. Diunduh
kembali dari https://www.scribd.com/ doc/241025804/Review-
Karbohidrat- Kelompok-VI-Far-A/html.
Apriantono, A. (1988). Analisis pangan. Bandung: ITB.
Asmadi, (2008), Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta:Salemba Medika.
Burnama, F. J.,(2011), Metabolisme Protein dan Asam Nukleat, Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala.
https://www.pustakamadani.com/2019/05/pengertian-karbohidrat-fungsi.html.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,(2014), Infodatin Pusat Data dan
Informasi Kesehatan RI, Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI.
Mulasari, Surahma A., & Tri W. S.,(2013), Biokimia,Yogyakarta: Penerbit
Pustaka Kesehatan.
Najmiatul, (2011), Metabolisme Karbohidrat, Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Novika, C. (2013). Kajian penggunaan tepung millet kuning sebagai subtitusi
tepung terigu pada karakteristik sensoris, fisikokimia dan aktivitas
antioksidan mi instan ubi jalar ungu. Jurnal Teknosains, 2(1), 1-8.
Paramita, O. (2012). Kajian proses pembuatan tepung buah mangga (Mangifera
indica L) varietas arumanis dengan suhu perendaman yang berbeda. Jurnal
Bahan Terbarukan, 1(1), 1-10.
Perry & Potter, (2010), Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan Buku
3 Ed.7, Jakarta: EGC.
Rochmah, Siti N., 2009, Biologi,Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
Slamet, D.S., M.K. Mahmud, Muhilal, D. Fardiaz, dan Simarmata.. Pedoman
Analisis Zat Gizi. Jakarta 1990: Departemen Kesehatan RI, Dirjen Bina
Gizi Masyarakat.
Sutandyo, N., (2007), Nutrisi pada Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi,
Indonesian Journal of Cancer, 4(1): 144-148.
Tika, (2011), Makalah Metabolisme Lemak, Padang: Universitas Andalas.
18