Anda di halaman 1dari 4

KASUS MEDIKOLEGAL

No. ID dan Nama Peserta : 2015.02.06.26.UHS / dr. Najdah Hidayah


No. ID dan Nama Wahana : 2015.02.06.26.UHS/RSUD Kab. Barru
Topik : Luka Memar (Contusio) akibat Perlukaan Benda Tumpul
Tanggal (kasus) : 10 April 2016
Presenter : dr. Najdah Hidayah
Tanggal Presentasi : 21 Mei 2016 Pendamping : dr. Whendy
Wijaksono
Tempat Presentasi : RSUD Barru
Obyektif Presentasi :
◊ Keilmuan ◊ Ketrampilan ◊ Penyegaran ◊ Tinjauan Pustaka
◊ Diagnostik ◊ Manajemen ◊ Masalah ◊ Istimewa
◊ Neonatus ◊ Bayi ◊ Anak ◊ Remaja ◊ Dewasa ◊ Lansia ◊ Bumil
◊ Deskripsi :
◊ Tujuan :
Bahan Bahasan : ◊ Tinjauan Pustaka ◊ Riset ◊ Kasus ◊ Audit
Cara Membahas : ◊ Diskusi ◊ Presentasi & Diskusi ◊ E-mail ◊ Pos
Data Pasien : ◊ Nama : An. A ◊ No.RM : 056374
Nama Klinik : UGD Telp. : - Terdaftar sejak : 10 April 2016
Data Utama Untuk Bahasan Diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Luka Memar (Contusio) akibat Perlukaan Benda
Tumpul
2. Riwayat pengobatan : -
3. Riwayat kesehatan/penyakit : -
4. Riwayat keluarga : -
5. Riwayat pekerjaan : Pelajar
6. Lain-lain :-
Daftar Pustaka :
1. Dimaio VJ, Dimaio D. Blunt Trauma Wounds. Forensic Pathology. 2 ed. USA: CRC
Press 2001. p. 110.
2. Idris AM. Luka Akibat Benda Tumpul. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:
Binarupa Aksara; 1997. p. 54-84, 91-9.
3. Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
4. American College of Occupational And Enviromental Medecine,.Contusion Eye. 2004
[cited :11 September 2013] Available from URL :
http://www.mdguidelines.com/contusion-eye
5. Knight, Bernardet all. Medicolegal Aspect in Simpson’s Forensic Medicine. Eleventh
Edition. New York : Oxford University Press, 2008: 1-4.
6. Starh, Margareth. Blunt Wound in A Physician’s Guide to Clinical Forensic Medicine.
New York : Human new Press. 2004: 456-9.
1. Afandi, Dedi. Visum et repertum Perlukaan. Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat
Luka. Riau: Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Universitas Riau. 2011: 1-6.
Hasil Pembelajaran :
1. Membuat deskripsi luka
2. Memberikan pertolongan pertama pada luka
3. Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan dalam bentuk visum et repertum.

1
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :
Subyektif :
Seorang laki-laki usia tiga belas tahun datang diantar oleh keluarga ke IGD RSUD Barru
Menurut pengakuan korban, korban dipukul di bagian wajahnya sekitar pukul delapan lewat
tiga puluh menit. Setelah kejadian, korban dibawa oleh temannya ke kantor polisi dan
kemudian datang ke IGD.
Obyektif :
1. Keadaan umum: sakit sedang/gizi kurang/ komposmentis
2. Tanda vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit, regular
c. Pernapasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,8C (aksilla)
3. Kepala
a. Mata : Anemis (-), ikterus (-), pupil isokhor 2,5mm/2,5mm, RC +/+
Terdapat satu buah luka memar terletak di kelopak mata kanan
bawah bentuk melengkung dengan garis batas memar tidak tegas
berukuran panjang tiga sentimeter warna merah kebiruan dan tampak
bengkak di sekitar luka memar di kelopak bawah mata kanan.
Tampak bengkak pada kelopak atas mata kanan, disertai kemerahan
pada lapisan yang melindungi area putih pada mata.
b. Bibir : Sianosis (-)
c. Leher : Kaku kuduk (-), rangsang menings (-), KGB tidak ada pembesaran,
tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
4. Dada
a. Inspeksi : Pengembangan dada simetris
b. Palpasi : Massa (-), fremitus taktil N
c. Perkusi : Sonor
d. Auskultasi : Vesikular, kiri=kanan, ronkhi -/-, wheezing -/- ;
BJ I/II murni reguler
5. Jantung
a. Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi : Ictus cordis teraba
c. Perkusi : pekak
d. Auskultasi : bunyi jantung I/II murni, regular, bising (-)
6. Abdomen
a. Inspeksi : datar, ikut gerak nafas
b. Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
c. Palpasi : supel, tidak teraba massa, nyeri tekan (-)
d. Perkusi : timpani (+), ascites (-)
7. Ekstremitas : Hangat, edem (-), CRT <2 detik
Pemeriksaan fisis neurologis dalam batas normal.
Assessment :
Kekerasan yang menyebabkan luka dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1) Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul dan senjata api)
2) Luka karena kekerasan fisik (luka karena arus listrik, petir, suhu tinggi dan suhu
rendah)
3) Luka karena kekerasan kimiawi (asam organik & anorganik, kaustik alkali dan logam

2
berat)
Kekerasan Benda Tumpul
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda
yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa luka memar (kontusio,
hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka retak, robek atau koyak (vulnus
laceratum).
Luka Memar (Kontusio/Hematom)
Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul yang
mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena keluarnya darah dari
kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya, yang terjadi sewaktu orang masih hidup. Pada
luka memar biasanya permukaan kulit utuh, yang mengalami kerusakan adalah jaringan di
bawah kulit. Benturan dengan benda tumpul ini termasuk pukulan dengan tangan, jatuh
pada permukaan yang datar, cedera akibat senjata tumpul.
Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya
kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan (jaringan
ikat longgar, jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan
pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diatesis hemoragik). Bila
kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada daerah dimana
jaringan ikat longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada orang lanjut usia dan pada
bayi, maka luka memar yang tampak seringkali tidak sebanding dengan kekerasan, dalam
arti memar lebih mudah terjadi dan seringkali lebih luas dan adanya jaringan longgar
tersebut memungkinkan berpindahnya “memar” ke daerah yang lebih rendah karena
pengaruh gravitasi (brill hematoma). Seorang dengan kekurangan vitamin K atau seorang
penderita hemofilia, persentuhan yang ringan dengan benda tumpul dapat menyebabkan
luka memar yang luas.
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai bentuk dari
benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan “marginal hemorrhages”, misalnya bila
tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat dimana terdapat tekanan justru
tidak menunjukkan kelainan. Perdarahan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi
yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang berdekatan.
Hal yang sama misalnya bila seseorang dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis,
maka akan tampak memar yang memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak
menunjukkan kelainan. Daerah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan
ukuran lebar dari alat pemukul yang mengenai tubuh korban.
Hematom antemortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya akan
menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat dibedakan
dari lebam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam mayat (hipostasis
pascamati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat sehingga bila
dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan pada hematom penampang
sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Pada pembusukan juga terjadi ekstravasasi darah
yang dapat mengacaukan pemeriksaan ini. Selain itu,untuk membedakan luka memar dengan
lebam mayat dapat dilihat dari lokasinya pada tubuh korban, di mana lebam mayat letaknya
pada bagian tubuh yang terendah.
Plan :

Diagnosis
Hematom Regio Orbitalis Dextra et causa Trauma Benda Tumpul

3
Terapi
 Asam mefenamat tab. 500 mg 3xI
 Vitamin Bcomp/C tab. 2xI
Konsultasi: tidak perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis
Rujukan: pada kasus ini, tidak perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis
Kontrol: kontrol ke poliklinik bedah bila keluhan tidak membaik
Prognosis: bonam.

Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan


Pemberian terapi Sebelum pasien pulang Keluhan berkurang
Nasihat Saat di IGD Pasien mendapat edukasi
tentang penyakit dan
penanganannya

Barru, 21 Mei 2016

Peserta, Pendamping,

dr. Najdah Hidayah dr. Whendy Wijaksono

Anda mungkin juga menyukai