BAB I

DASAR TEORI

Heat exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mentransfer energi panas (entalpi)
antara dua atau lebih fluida pada temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Heat exchanger
dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas, alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran,
distilisasi (pemurnian, ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol
sebuah proses fluida.
Medium pemindah panas yang biasa digunakan adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas
dan air biasa (air dengan suhu ruang) sebagai fluida pendingin. Pertukaran panas terjadi karena adanya
kontak daik secara langsung melalui pencampuran atau secara tidak langsung yang dipisahkan oleh
dinding pipa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang Heat Exchanger ini adalah :
1. Data fisik fluida kerja dan fluida pendingin pada temperatur yang sesuai
2. Penempatan fluida (pada shell dan tube)
3. Kriteria Heat Exchanger
4. Jenis tube (panjang, inside, dan outside diameter tube)
5. Jumlah Shell passed and Tube passed
6. Construction Material (berdasarkan sifat fluida)
7. Tube layout
8. Spesifikasi baffle (baffle cut dan baffle spacing)
9. Arah aliran fluida (counter current flow, co-current flow, atau cross flow)
10. Jenis aliran fluida (laminer, turbulen, atau transisi)
11. Kecepatan Aliran Fluida Dalam Shell dan Tube
12. Hilang Tekan Dalam Shell dan Tube
13. Koefisien Perpindahan Panas Total (U)

1
 BAB II
ANALISA MASALAH, DATA DAN ASUMSI YANG DIGUNAKAN

2.1 Analisa Masalah

2.1.1 Penempatan Fluida
Penempatan fluida kerja dapat ditentukan melalui kriteria yang disebutkan pada buku Process Heat
Transfer Principles and Applications (Serth, 2007) yang terletak pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Criteria for Fluid Placement, in Order of Priority

Sumber : (Serth,2007)
Berdasarkan tabel 2.1, fluida yang ditempatkan di shell adalah kerosene, sementara fluida yang
berada di tube adalah mid-continent crude. Terjadinya korosi atau fouling di bagian tube akan
menyebabkan pergantian tube dengan jangka waktu tertentu, hal tersebut akan mengurangi efisiensi
kerja dan memakan biaya operasional yang lebih banyak. Bila mid-continent crude diletakkan di shell,
maka yang akan terkena korosi adalah kedua bagian shell dan tube, sehingga dibutuhkan penggantian
shell dan tube yang baru yang akan bernilai sama dengan membeli heat exchanger yang baru.
Selain itu nilai fouling factor juga mempengaruhi penempatan fluida. Fluida yang memiliki
nilai fouling factor yang lebih besar seharusnya berada di dalam tube, dan fluida dengan nilai fouling
factor yang lebih kecil akan berada di shell. Berdasarkan data fisik kedua fluida, kerosene berada di
dalam shell dengan rentang nilai 0,001-0,003, dan yang berada di tube adalah mid-continent crude
karena memiliki nilai fouling factor lebih besar yaitu 0,002-0,003.

2.1.2 Kriteria Heat Exchanger

Tipe heat exchanger yang digunakan dalam perancangan ini adalah AES. Heat exchanger tipe AES
digunakan untuk fluida yang bersifat korosif, tipe ini dapat dibongkar pasang sehingga memungkinkan
untuk dilakukan pembersihan secara berkala, sehingga memudahkan dalam penggunaannya.

Gambar 2.1. Gambar Tipe – Tipe Heat Exchanger

a. Untuk front end stationary head types digunakan tipe A yaitu removable channel and cover.
Tipe A memungkinkan kepala (ujung) tube dapat dibongkar pasang, sehingga tube dapat
dibersihkan secara berkala.

2
 b. Untuk tipe shell digunakan tipe E yaitu two-pass shell with logitudinal baffle. Tipe E dipilih
karena merupakan tipe shell yang umum digunakan dalam industri dan menggunakan baffle.
c. Untuk rear end head dipilih tipe S yaitu floating head with backing device. Pemilihan tipe S
bertujuan agar proses pembersihan dilakukan dengan lebih mudah, karena tube bundle dapat
dibongkar.
2.2 Data dan Asumsi yang Digunakan
2.2.1 Data dari Soal
Kerosene Mid-continent Crude
ṁ (lb/h) 43800 143148.105
o
API ( ) 42 34
o
T awal ( F) 390 100
o
T akhir ( F) 200 170
∆P = 10 psi
f = 0.003
2.2.2 Data Fisik Fluida Kerja
141.5
°API = − 131.5
sg
Kerosene= 42oAPI Mid-continent crude= 34oAPI
141.5 141.5
42 = − 131.5 34 = − 131.5
sg sg
sg = 0.816 sg = 0.855
ρfluida ρfluida
sg = ρwater(60o F)
sg = ρwater(60o F)
ρ water (60oF) = 999.1 kg/m3 ρ water (60oF) = 999.1 kg/m3
ρ fluida(kerosene) = 815.2656 kg/m3 ρ fluida(mid-continent crude) = 854.215408
kg/m3
Kerosene Mid-continent Crude
Cp(btu/lbm oF) 0.605 0.49
k(btu/h ft oF) 0.0765 0.077
Μ(lbm/ft h) 1.08855 8.7

2.2.3 Jenis Tube (Tubing)

Ukuran tube yang digunakan pada perancangan adalah 1 in 14 BWG dengan panjang 20 ft.
Do : 0.0833 ft
Di : 0.0695 ft

2.2.4 Tube Layout

Karena diperlukan pembersihan secara berkala, maka digunakan square pitch yang memiliki jarak
antar tube yang lebih renggang. Berdasarkan petunjuk perancangan untuk ukuran tube 1 in maka
diameter tube pitch yang digunakan adalah PT = 1.25 in.

2.2.5 Baffle
Pada perancangan ini metode yang digunakan adalah metode Kern, sehingga baffle cut yang
digunakan adalah 25%. Berdasarkan figure 5.4 untuk baffle cut 25% rentang B/ds yang digunakan
adalah 0.2-0.35 dan B/ds yang digunakan dalam perancangan ini adalah 0.30.

2.2.6 Sealing Strips

Untuk metode Kern maka digunakan 1 pasang sealing strips per 10 baris tube.

3
2.2.7 Construction Material
Pada perancangan HE ini fluida yang berada di tube bersifat korosif dilihat dari nilai fouling factornya
yang lebih besar, maka dari itu bahan yang digunakan pada tube adalah admiralty brass. Bahan
tersebut memiliki sifat tahan karat sehingga penggunaan tube bisa lebih tahan lama. Sedangkan untuk
shell digunakan untuk bahan plain carbon steel karena fouling factor kerosene memiliki nilai yang
lebih kecil.

2.2.8 Shell Layout

Ukuran shell yang digunakan pada perancangan adalah
Di = 27 in

4
 BAB III
ALGORITMA PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Menentukan Q
Qk = ṁ Cp ∆T
= 43800 lbm/h x 0.605 btu/lbm oF x (390-200)oF
= 5034810 btu/h
Qkerosene = Qmidcontinent crude
ṁk Cpk ∆Tk = ṁc Cpc ∆Tc
43800 lbm/h x 0.605 btu/lbm oF x (390-200)oF = ṁc x 0.49 Btu/lbm oF x (170-70) oF
ṁ mid continent crude = 146787.4636 lbm/h
3.2 Mencari ∆T LMTD
220−100
∆T LMTD = 220 = 152.1959284 oF
ln
100
3.3 Menebak 𝐔𝐝 (U desire)
Berdasarkan table 3.5 di Serth, untuk pertukaran panas antara fluida kerosene (tube) dan mid-
continent crude (shell) rentang Ud = 20-35
Nilai tebakan Ud yang digunakan adalah 30 btu/h ft2 oF
3.4 Mencari Nilai F menggunakan metode LMTD
Ta−Tb 390−200
R= tb−ta
= 170−100 = 2.71
tb−ta 170−100
P= Ta−ta
= 390−100 = 0.24
1−RP 1 1−2.71 x 0.24 1
α= ( 1−P ) ⁄N = ( 1−0.24 ) ⁄1 = 0.46
α−1 0.46 − 1
S= = = 0.24
α − R 0.46 − 2.71
1−S 1 − 0.24
√R2 + 1 ln(1 − RS) √2.712 + 1 ln(1 − 2.71 x 0.24)
F= =
2 − S(R + 1 − √R2 + 1) 2 − 0.24(2.71 + 1 − √2.712 + 1)
(R − 1)ln [ ] (2.71 − 1)ln [ ]
2 − S(R + 1 + √R2 + 1) 2 − 0.24(2.71 + 1 + √2.712 + 1)
= 0.89
F ≥ 0.8 → 1 shell pass
3.5 Menghitung A, np, nt
q μk x Cpk x ∆Tk
A=U x F x ∆T LMTD
=U = 1205.99 ft2
D D x F x ∆T LMTD
A 1236.65
nt = = = 230.4 ≈ 231
π x Do x L π x 1 x 20
12
dengan asumsi Re = 10000
π x Di x μ x Re x nt π x 0.0695 x 8.7 x 10000 x 231
np = = = 7.85 ≈ 8
4ṁ 4 x 143148.105
dari tabel np= 8, nt terdekat adalah 260 sehingga didapat nt = 260 → ds= 27” = 27/12ft
3.6 Menghitung u req
q 4909980
U req = = 1 = 26.58
nt x π x Do x L x F x ∆T LMTD 260 x π x 𝑥 20 𝑥 0.89 𝑥 152.19
12
3.7 Menghitung Re, Pr

np 8
4ṁ( nt ) 4 x 143148.105(260)
Re = = = 9279.58
π x Di x μ π x 0.0695 x 8.7

5
 Cp x μ 0.49 x 8.7
Pr = = = 55.36
k 0.077
3.8 Menghitung hi
k 1
𝑑𝑖 2/3 𝜇 0.14
hi = 𝑥 (0.116 𝑥 𝑅𝑒 0.67 − 125)𝑥 𝑃𝑟 3 𝑥 (1 + ) 𝑥( ) = 144.98 Btu/lbm h oF
Di 𝐿 𝜇𝑤
3.9 Menghitung ho dengan metode Kern
1.25 1 27 27
(𝑃𝑡−𝐷𝑜)𝑥 𝐷𝑠 𝑥 𝐿𝐵 ( − )𝑥 𝑥 0.3 𝑥
12 12 12 12
As = = 1.25 = 0.304 ft2
𝑃𝑡
12
Pt = 1.25 inch ; Do = 1 inch ; Ds = 27 inch ; LB = 0.3 Ds ; Baffle Cut = 0.25
𝑊𝑠 43800 𝑙𝑏𝑚/ℎ
Gs = 𝐴𝑠
= 0.304 𝑓𝑡2
= 144197.53 lbm/h ft2
Gs
Us = ρ kerosene =2833.22 ft/h
1.27 1.27 1.25 2 1 2
de, untuk square pitch = 𝑥(𝑃𝑡 2 − 0.785 𝑥 𝐷𝑜 2 ) = 𝑥 (( ) − 0.785 𝑥 ( ) )
do 1⁄ 12 12
12
de = 0.0822 ft
𝐺𝑠 𝑥 𝑑𝑒
𝑅𝑒 = = 10900.15
𝜇
Cp x μ 0.605 x 1.08855
Pr = = = 8.39
k 0.0765
1 𝜇 0.14
𝑁𝑢 = 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3 𝑥 ( ) ; Jh didapat dari figure 12.29 Sinnot sebesar 0.005
𝜇𝑤
Nu = 110.76
ℎ𝑜 𝑥 𝑑𝑒
= 𝑁𝑢
𝑘𝑠
ℎ𝑜 = 102.98 Btu/lbm h oF
3.10 Menghitung Uc dan Ud
𝐷𝑜
1 𝐷𝑜 𝐷𝑜 𝑥 ln ( ) 1
= + 𝐷𝑖 +
𝑈𝑐 ℎ𝑖 𝑥 𝐷𝑖 2 𝑥 𝑘 𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = 54.73
−1 −1
1 1
𝑈𝑑 = ( + 𝑅𝑑) = ( + 0.003) = 47.011
𝑈𝑐 𝑈𝑐
cek over design;
𝑂𝑆 = 20 − 40% ; 𝑂𝐷 ≤ 10%
𝑈𝑐
𝑂𝑆 = 𝑈𝑟𝑒𝑞 − 1 = 1.0221 = 102.21%
𝑈𝑑
𝑂𝐷 = 𝑈𝑟𝑒𝑞 − 1 = 0.7351 = 73.51 %
Karena over, design perlu diubah kembali (𝐢𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏);
𝑄 𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒
Areq = 𝑈𝑑 𝑥 𝐹 𝑥 ∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷 = 769.59 ft2
𝐴𝑟𝑒𝑞 𝐴𝑟𝑒𝑞
nt baru = = = 147.05 ≈ 152
𝜋 𝑥 𝐷𝑜 𝑥 𝐿 𝜋 𝑥 1 𝑥 20
12
10000 𝑥 𝜋 𝑥 0.0695 𝑥 𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑥 8.7
np baru = = 4.985 ≈ 6
4 𝑥 143148.105
Dari tabel di appendix Kern didapat ds sebesar 21.25 in
Baffle space = 0.3 x ds = 0.53125 ft

6
 𝑛𝑝 𝑏𝑎𝑟𝑢
4 𝑥 𝑚̇ 𝑥
Re baru = 𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 = 11904.73
𝜋 𝑥 𝐷𝑖 𝑥 𝜇
𝐶𝑝 𝑥 𝜇
Pr = = 55.364
𝑘
k 1
𝜇 0.14
hi baru = Di 𝑥 0.023 𝑥 𝑅𝑒 0.8 𝑥 𝑃𝑟 3 𝑥 (𝜇𝑤) = 176.96 Btu/lbm h oF

1.25 1 21.25 21.25

(𝑃𝑡 − 𝐷𝑜)𝑥 𝐷𝑠 𝑥 𝐿𝐵 ( 12 − 12) 𝑥 12 𝑥 0.3 𝑥 12
As = = = 0.188
𝑃𝑡 1.25
12
Pt = 1.25 inch ; Do = 1 inch ; Ds = 27 inch ; LB = 0.3 Ds ; Baffle Cut = 0.25
𝑊𝑠 43800
Gs = = = 232791.7
𝐴𝑠 𝐴𝑠
Gs
Us = = 4573.93
ρ kerosene
1.27 1.27 1.25 2 1 2
de, square pitch = 𝑥(𝑃𝑡 2 − 0.785 𝑥 𝐷𝑜 2 ) = 𝑥 (( ) − 0.785 𝑥 ( ) )
do 1⁄ 12 12
12
de = 0.0822
𝐺𝑠 𝑥 𝑑𝑒
𝑅𝑒 = = 17597.135
𝜇
1 𝜇 0.14
𝑁𝑢 = 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3 𝑥 ( )
𝜇𝑤
Nu = 158.08
ℎ𝑜 𝑥 𝑑𝑒 1
= 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3 ; Jh didapat dari figure 12.29 Sinnot
𝑘𝑠
ℎ𝑜 = 146.96 Btu/lbm h oF
Ureq = 45.48
𝐷𝑜
1 𝐷𝑜 𝐷𝑜 𝑥 ln ( ) 1
= + 𝐷𝑖 +
𝑈𝑐 ℎ𝑖 𝑥 𝐷𝑖 2 𝑥 𝑘 𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = 72.09
−1 −1
1 1
𝑈𝑑 = ( + 𝑅𝑑) = ( + 0.003) = 59.27
𝑈𝑐 𝑈𝑐
𝑐𝑒𝑘 𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛
𝑂𝑆 = 20 − 40% ; 𝑂𝐷 ≤ 10%
𝑈𝑐
𝑂𝑆 = − 1 = 0.5584
𝑈𝑟𝑒𝑞
𝑈𝑑
𝑂𝐷 = − 1 = 0.2795
𝑈𝑟𝑒𝑞

Karena over design, masih perlu dilakukan perubahan (𝐢𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟐);

𝑄 𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒
𝐴𝑟𝑒𝑞 = 𝑈𝑑 𝑥 𝐹 𝑥 ∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷 = 610.38 ft2
𝐴𝑟𝑒𝑞 𝐴𝑟𝑒𝑞
𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 = = = 118.8008 ≈ 119
𝜋 𝑥 𝐷𝑜 𝑥 𝐿 𝜋 𝑥 1 𝑥 20
12
10000 𝑥 𝜋 𝑥 0.0695 𝑥 𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑥 8.7
𝑛𝑝 𝑏𝑎𝑟𝑢 = = 3.95 ≈ 4
4 𝑥 143148.105

7
 𝑛𝑝 𝑏𝑎𝑟𝑢
4 𝑥 𝑚̇ 𝑥
𝑅𝑒 𝑏𝑎𝑟𝑢 = 𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 = 10010.929
𝜋 𝑥 𝐷𝑖 𝑥 𝜇
𝐶𝑝 𝑥 𝜇
Pr = = 55.364
𝑘
k 1
𝜇 0.14
hi baru = Di 𝑥 0.023 𝑥 𝑅𝑒 0.8 𝑥 𝑃𝑟 3 𝑥 (𝜇𝑤) = 146.79 Btu/lbm h oF
1.25 1 19.25 19.25
(𝑃𝑡 − 𝐷𝑜)𝑥 𝐷𝑠 𝑥 𝐿𝐵 ( 12 − 12) 𝑥 12 𝑥 0.3 𝑥 12
As = = = 0.1544
𝑃𝑡 1.25
12
Pt = 1.25 inch ; Do = 1 inch ; Ds = 27 imch ; LB = 0.3 Ds ; Baffle Cut = 0.25
𝑊𝑠 43800
Gs = = = 283676.84
𝐴𝑠 𝐴𝑠
Gs
Us = = 5573.73
ρ kerosene
1.27 1.27 1.25 2 1 2
de, square pitch = 𝑥(𝑃𝑡 2 − 0.785 𝑥 𝐷𝑜 2 ) = 𝑥 (( ) − 0.785 𝑥 ( ) )
do 1⁄ 12 12
12
de = 0.0822
𝐺𝑠 𝑥 𝑑𝑒
𝑅𝑒 = = 21443.633
𝜇
1 𝜇 0.14
𝑁𝑢 = 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3 𝑥 ( ) ; 𝐽ℎ 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑓𝑖𝑔𝑢𝑟𝑒 12.29 𝑆𝑖𝑛𝑛𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 0.004
𝜇𝑤
Nu = 174.32
ℎ𝑜 𝑥 𝑑𝑒 1
= 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3
𝑘𝑠
ℎ𝑜 = 162.072 Btu / lbm h oF
Ureq = 55.383
𝐷𝑜
1 𝐷𝑜 𝐷𝑜 𝑥 ln ( 𝐷𝑖 ) 1
= + +
𝑈𝑐 ℎ𝑖 𝑥 𝐷𝑖 2 𝑥 𝑘 𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = 68.851
−1 −1
1 1
𝑈𝑑 = ( + 𝑅𝑑) = ( + 0.003) = 57.064
𝑈𝑐 𝑈𝑐
𝑐𝑒𝑘 𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛
𝑂𝑆 = 20 − 40% ; 𝑂𝐷 ≤ 10%
𝑈𝑐
𝑂𝑆 = − 1 = 𝟎. 𝟐𝟒𝟑𝟐
𝑈𝑟𝑒𝑞
𝑈𝑑
𝑂𝐷 = − 1 = 𝟎. 𝟎𝟑𝟎𝟑
𝑈𝑟𝑒𝑞
Karena sudah tidak over dicoba untuk menghitung beda tekannya
Hydraulic Design
𝑇𝑢𝑏𝑒 𝑆𝑖𝑑𝑒
f = 0.4137 x Re−0.2585 = 0.039
np 8
ṁ( ) 143148.105 x ( )
G= nt = 231 = 1128471.565
1 2 1 2
4 x π x Di 4 x π x0.0695
f x np x L x G2
∆Pf = = 8.567
7.5 x 1012 x Di x S x ∅

8
 𝐺2
∆𝑃𝑟 = 1.334 𝑥 10−13 (2 𝑥 𝑛𝑝 − 1.5)𝑥 = 1.299
𝑠
∆𝑃𝑡𝑢𝑏𝑒 = ∆𝑃𝑓 + ∆𝑃𝑟 = 11. 18 psia
𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 𝑆𝑖𝑑𝑒
Dengan menggunakan 𝐦𝐞𝐭𝐨𝐝𝐞 𝐊𝐞𝐫𝐧 𝟏𝟒𝐛𝐰𝐠
5573.7261
Us = = 1.548
3600
Jf = 0.0453; jf didapat dari grafik 12.30 Sinnot
Ds L ρ x u2s μ −0.14
∆Ps = 8 x jf x x x x( ) = 3.866 psia
de lB 2 μw

Karena delta p tube masih over (delta p max 10 psia) maka dilakukan perubahan pada ukuran tube
menjadi 1” BWG 16 dengan ID = 0.87”
Perhitungan pun diulangi kembali
Menentukan Q
Q = ṁ Cp ∆T
= 43800 lbm/h x 0.605 btu/lbm oF x (390-200) oF
= 5034810 btu/h
ṁ mid continent crude = 146787.4636 lbm
Mencari ∆T LMTD
220−100
∆T LMTD = 220 = 152.1959284 oF
ln
100
Menebak 𝐔𝐝 (U desire)
Berdasarkan table 3.5 Serth, untuk pertukaran panas antara fluida kerosene (tube) dan mid-continent
crude (shell) rentang Ud = 20-35
Nilai tebakan Ud yang digunakan adalah 30 btu/h ft2 oF
Mencari Nilai F menggunakan metode LMTD
Ta−Tb 390−200
R= tb−ta
= 170−100 = 2.71
tb−ta 170−100
P= Ta−ta
= 390−100 = 0.24
1−RP 1 1−2.71 x 0.24 1
α= ( 1−P ) ⁄N = ( 1−0.24 ) ⁄1 = 0.46
α−1 0.46 − 1
S= = = 0.24
α − R 0.46 − 2.71
1−S 1 − 0.24
√R2 + 1 ln(1 − RS) √2.712 + 1 ln(1 − 2.71 x 0.24)
F= =
2 − S(R + 1 − √R2 + 1) 2 − 0.24(2.71 + 1 − √2.712 + 1)
(R − 1)ln [ ] (2.71 − 1)ln [ ]
2 − S(R + 1 + √R2 + 1) 2 − 0.24(2.71 + 1 + √2.712 + 1)
= 0.89
F ≥ 0.8 → 1 shell pass
Menghitung A
q μk x Cpk x ∆Tk
A= = = 1236.65
UD x F x ∆T LMTD UD x F x ∆T LMTD
A 1236.65
nt = = = 236.3 ≈ 260
π x Do x L π x 1 x 20
12
π x Di x μ x Re x nt π x 0.0695 x 8.7 x 10000 x 237
np = = = 7.55 ≈ 8
4ṁ 4 x 143148.105
dengan asumsi Re= 10000

9
dari tabel np= 8, nt= 260 → ds= 27” = 27/12ft
k 1 𝜇 0.14
hi = 𝑥 0.023 𝑥 𝑅𝑒 0.8 𝑥 𝑃𝑟 3 𝑥 ( ) = 134.36
Di 𝜇𝑤
dengan :
np 8
4ṁ( ) 4 x 143148.105(2)
Re = nt = = 8895.60
π x Di x μ π x 0.0725 x 8.7
Cp x μ 0.49 x 8.7
Pr = = = 55.36
k 0.077
k 1
𝑑𝑖 2/3 𝜇 0.14
hi = Di 𝑥 (0.116 𝑥 𝑅𝑒 0.67 − 125)𝑥 𝑃𝑟 3 𝑥 (1 + 𝐿 ) 𝑥 (𝜇𝑤) = 152.99 Btu/lbm ft2 oF
Menghitung ho dengan metode Kern
1.25 1 27 27
(𝑃𝑡−𝐷𝑜)𝑥 𝐷𝑠 𝑥 𝐿𝐵 ( − )𝑥 𝑥 0.3 𝑥
12 12 12 12
As = 𝑃𝑡
= 1.25 = 0.304 ft2
12
Pt = 1.25 inch ; Do = 1 inch ; Ds = 27 inch ; LB = 0.3 Ds ; Baffle Cut = 0.25
𝑊𝑠 43800
Gs = 𝐴𝑠
= 0.304
= 144197.53 lbm/ft2 h
Gs
Us = ρ kerosene =2833.22 ft/h
1.27 2 2)
1.27 1.25 2 1 2
de, square pitch = 𝑥(𝑃𝑡 − 0.785 𝑥 𝐷𝑜 = 𝑥 (( ) − 0.785 𝑥 ( ) )
do 1⁄ 12 12
12
de = 0.0822
𝐺𝑠 𝑥 𝑑𝑒
𝑅𝑒 = = 10900.15
𝜇
1 𝜇 0.14
𝑁𝑢 = 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3 𝑥 ( ) ; Jh didapat dari figure 12.29 Sinnot sebesar 0.005
𝜇𝑤
Nu = 110.77
ℎ𝑜 𝑥 𝑑𝑒 1
= 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3
𝑘𝑠
ℎ𝑜 = 102.98 Btu/lbm h oF
𝐷𝑜
1 𝐷𝑜 𝐷𝑜 𝑥 ln ( 𝐷𝑖 ) 1
= + +
𝑈𝑐 ℎ𝑖 𝑥 𝐷𝑖 2 𝑥 𝑘 𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = 55.774
−1 −1
1 1
𝑈𝑑 = ( + 𝑅𝑑) = ( + 0.003) = 47.779
𝑈𝑐 𝑈𝑐
cek over design
𝑂𝑆 = 20 − 40% ; 𝑂𝐷 ≤ 10%
𝑈𝑐
𝑂𝑆 = − 1 = 1.0456
𝑈𝑟𝑒𝑞
𝑈𝑑
𝑂𝐷 = − 1 = 0.7524
𝑈𝑟𝑒𝑞
Karena over, Ureq diubah (𝐢𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏);
𝑄 𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒
𝐴𝑟𝑒𝑞 = = 776.478
𝑈𝑑 𝑥 𝐹 𝑥 ∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷
𝐴𝑟𝑒𝑞 𝐴𝑟𝑒𝑞
𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 = = = 148.37 ≈ 152
𝜋 𝑥 𝐷𝑜 𝑥 𝐿 𝜋 𝑥 1 𝑥 20
12
10000 𝑥 𝜋 𝑥 0.0695 𝑥 𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑥 8.7
𝑛𝑝 𝑏𝑎𝑟𝑢 = = 4.747 ≈ 6
4 𝑥 143148.105
10
 𝑛𝑝 𝑏𝑎𝑟𝑢
4 𝑥 𝑚̇ 𝑥
𝑅𝑒 𝑏𝑎𝑟𝑢 = 𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 = 12391.395
𝜋 𝑥 𝐷𝑖 𝑥 𝜇
𝐶𝑝 𝑥 𝜇
Pr = = 55.364
𝑘
k 1
𝜇 0.14
hi baru = Di 𝑥 0.023 𝑥 𝑅𝑒 0.8 𝑥 𝑃𝑟 3 𝑥 (𝜇𝑤) = 164.001 Btu/lbm h oF

1.25 1 21.25 21.25

(𝑃𝑡 − 𝐷𝑜)𝑥 𝐷𝑠 𝑥 𝐿𝐵 ( 12 − 12) 𝑥 12 𝑥 0.3 𝑥 12
As = = = 0.188
𝑃𝑡 1.25
12
Pt = 1.25 inch ; Do = 1 inch ; Ds = 27 imch ; LB = 0.3 Ds ; Baffle Cut = 0.25
𝑊𝑠 43800
Gs = = = 232791.7
𝐴𝑠 𝐴𝑠
Gs
Us = = 4573.93
ρ kerosene
1.27 1.27 1.25 2 1 2
de, square pitch = 𝑥(𝑃𝑡 2 − 0.785 𝑥 𝐷𝑜 2 ) = 𝑥 (( ) − 0.785 𝑥 ( ) )
do 1⁄ 12 12
12
de = 0.0822
𝐺𝑠 𝑥 𝑑𝑒
𝑅𝑒 = = 17597.135
𝜇
1 𝜇 0.14
𝑁𝑢 = 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3 𝑥 ( )
𝜇𝑤
Nu = 159.409
ℎ𝑜 𝑥 𝑑𝑒 1
= 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3 ; Jh didapat dari figure 12.29 Sinnot
𝑘𝑠
ℎ𝑜 = 148.2 Btu/lbm h oF
Ureq = 46.64
𝐷𝑜
1 𝐷𝑜 𝐷𝑜 𝑥 ln ( ) 1
= + 𝐷𝑖 +
𝑈𝑐 ℎ𝑖 𝑥 𝐷𝑖 2 𝑥 𝑘 𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = 73.53
−1 −1
1 1
𝑈𝑑 = ( + 𝑅𝑑) = ( + 0.003) = 60.24
𝑈𝑐 𝑈𝑐
cek over design
𝑂𝑆 = 20 − 40% ; 𝑂𝐷 ≤ 10%
𝑈𝑐
𝑂𝑆 = − 1 = 0.577
𝑈𝑟𝑒𝑞
𝑈𝑑
𝑂𝐷 = − 1 = 0.292
𝑈𝑟𝑒𝑞
Karena over design perlu dilakukan perubahan design kembali (𝐢𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟐);
𝑄 𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒
𝐴𝑟𝑒𝑞 = = 615.866
𝑈𝑑 𝑥 𝐹 𝑥 ∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷
𝐴𝑟𝑒𝑞 𝐴𝑟𝑒𝑞
𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 = = = 117.68 ≈ 118
𝜋 𝑥 𝐷𝑜 𝑥 𝐿 𝜋 𝑥 1 𝑥 20
12
10000 𝑥 𝜋 𝑥 0.87/12 𝑥 𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑥 8.7
𝑛𝑝 𝑏𝑎𝑟𝑢 = = 3.99 ≈ 4
4 𝑥 143148.105

11
 𝑛𝑝 𝑏𝑎𝑟𝑢
4 𝑥 𝑚̇ 𝑥
𝑅𝑒 𝑏𝑎𝑟𝑢 = 𝑛𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 = 10003.929
𝜋 𝑥 𝐷𝑖 𝑥 𝜇
𝐶𝑝 𝑥 𝜇
Pr = = 55.364
𝑘
k 1
𝜇 0.14
hi baru = Di 𝑥 0.023 𝑥 𝑅𝑒 0.8 𝑥 𝑃𝑟 3 𝑥 (𝜇𝑤) = 136.044 Btu/lbm h oF
Menghitung ho
1.25 1 19.25 19.25
(𝑃𝑡−𝐷𝑜)𝑥 𝐷𝑠 𝑥 𝐿𝐵 ( − )𝑥 𝑥 0.3 𝑥
12 12 12 12
As = 𝑃𝑡
= 1.25 = 0.1544 ft2
12
Pt = 1.25 inch ; Do = 1 inch ; Ds = 27 imch ; LB = 0.3 Ds ; Baffle Cut = 0.25
𝑊𝑠 43800
Gs = = = 283676.84 lbm/ft2 h
𝐴𝑠 𝐴𝑠
Gs
Us = ρ kerosene = 5573.73 ft/h
1.27 1.27 1.25 2 1 2
de, square pitch = 𝑥(𝑃𝑡 2 − 0.785 𝑥 𝐷𝑜 2 ) = 𝑥 (( ) − 0.785 𝑥 ( ) )
do 1⁄ 12 12
12
de = 0.0822
𝐺𝑠 𝑥 𝑑𝑒
𝑅𝑒 = = 21443.633
𝜇
1 𝜇 0.14
𝑁𝑢 = 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3 𝑥 ( )
𝜇𝑤
Nu = 174.3297
ℎ𝑜 𝑥 𝑑𝑒 1
= 𝐽ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 ⁄3 ; Jh didapat dari figure 12.29 Sinnot
𝑘𝑠
ℎ𝑜 = 162.0727 Btu/lbm h oF
Ureq = 55.383
𝐷𝑜
1 𝐷𝑜 𝐷𝑜 𝑥 ln ( ) 1
= + 𝐷𝑖 +
𝑈𝑐 ℎ𝑖 𝑥 𝐷𝑖 2 𝑥 𝑘 𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = 69.833
−1 −1
1 1
𝑈𝑑 = ( + 𝑅𝑑) = ( + 0.003) = 57.737
𝑈𝑐 𝑈𝑐
cek over design
𝑂𝑆 = 20 − 40% ; 𝑂𝐷 ≤ 10%
𝑈𝑐
𝑂𝑆 = − 1 = 𝟎. 𝟐𝟔𝟎𝟗
𝑈𝑟𝑒𝑞
𝑈𝑑
𝑂𝐷 = − 1 = 𝟎. 𝟎𝟒𝟐𝟓
𝑈𝑟𝑒𝑞
Hydraulic Design
𝑇𝑢𝑏𝑒 𝑆𝑖𝑑𝑒
f = 0.4137 x Re−0.2585 = 0.039
np 8
ṁ( ) 143148.105 x ( )
G= nt = 231 = 1084151.45
1 1
x π x Di2 x π x0.06952
4 4
f x np x L x G2
∆Pf = = 7.98
7.5 x 1012 x Di x S x ∅
𝐺2
∆𝑃𝑟 = 1.334 𝑥 10−13 (2 𝑥 𝑛𝑝 − 1.5)𝑥 = 1.19
𝑠

12
Dari tabel 5.3 di Sinnot di dapat bahwa nozzle yang digunakan memiliki diameter 4 in dan
diasumsikan tipe nozzle adalah SN 40
4 𝑥 𝑚̇
Re = 𝜋 𝑥 𝐷𝑛 𝑥 𝜇 = 62474.7
ṁ 143148.105
Gn = = = 1620059.247
1 2 1 4.026 2
4 x π x Dn 4 x π x( 12 )

𝐺𝑛2 1620059.2472
∆𝑃𝑛 = 2 𝑥 10−13 (𝑁𝑠)𝑥 = 2 𝑥 10−13 (1)𝑥 = 0.62 𝑝𝑠𝑖𝑎
𝑠 0.85
∆𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑏𝑒 = ∆ Pf +∆ Pr +∆𝑃𝑛 = 9.8 𝑝𝑠𝑖𝑎

𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 𝑆𝑖𝑑𝑒
Dengan menggunakan 𝐦𝐞𝐭𝐨𝐝𝐞 𝐊𝐞𝐫𝐧 𝟏𝟔 𝐛𝐰𝐠
5573.7261
Us = = 1.548
3600
Jf = 0.0453, dari grafik 12.30 Sinnot
Ds L ρ x u2s μ 0.14
∆Ps = 8 x jf x x x x( ) = 3.866 psia
de lB 2 μw
Jumlah baffle
L L 20
nb + 1 = => nb = − 1 = − 1 = 40.5 = 41
B B 0.48
Karena crude oil memiliki viskositas yang tinggi maka diperlukan koreksi sedangkan kerosene karena
viskositasnya kecil maka tidak dikoreksi
Koreksi :
A= 3.14 x 0.87/12 x 20 = 582.784 ft2
Fluks = q/A = 499099.98/582.784 = 8425.04
T wall = q/hi + T rata-rata = 196.92 oF
μ wall = 2 cp dari tabel viskositas appendix Kern
μ 0.14
Faktor koreksi = (μw) = 1.08
Hi baru = 1.08 x hi = 147.132 Btu/lbm h oF
𝐷𝑜
1 𝐷𝑜 𝐷𝑜 𝑥 ln ( 𝐷𝑖 ) 1
= + +
𝑈𝑐 ℎ𝑖 𝑥 𝐷𝑖 2 𝑥 𝑘 𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = 70.39
−1 −1
1 1
𝑈𝑑 = ( + 𝑅𝑑) = ( + 0.003) = 58.12
𝑈𝑐 𝑈𝑐
cek over design
𝑂𝑆 = 20 − 40% ; 𝑂𝐷 ≤ 10%
𝑈𝑐
𝑂𝑆 = − 1 = 𝟎. 𝟑𝟎𝟑𝟑
𝑈𝑟𝑒𝑞
𝑈𝑑
𝑂𝐷 = − 1 = 𝟎. 𝟎𝟕𝟔𝟏
𝑈𝑟𝑒𝑞

Menghitung ho dengan Metode Bell Delaware

𝐷𝑠 = 19.25" 𝑑𝑡𝑏 = 0.4 𝑚𝑚 = 0.015748"
𝑛𝑡 = 128 𝑑𝑠𝑏 = 0.8 + 0.002 𝑥 19.25 𝑥 25.4 = 1.779 mm
𝐷𝑜 = 1" 𝑑𝑠𝑏 + 0.75 = 2.5279 mm
𝐿 = 20 𝑓𝑡 𝐷𝑠 − 𝐷𝑜𝑡𝑙 = 34 𝑚𝑚 = 1.34"
13
𝑃𝑡 = 1.25" 𝐷𝑜𝑡𝑙 = 𝐷𝑠 − 1.34" = 17.91"
𝐵 = 0.48125 𝑓𝑡 𝐷𝑜𝑡𝑙 − 𝐷𝑜 = 16.91"
𝐵𝑐 = 0.25
𝑛𝑏 = 41

Crossflow Area
Dotl − Do 17.91 − 1
Sm = B [(Ds − Dotl) + x (PT − Do)] = [1.34 + x (1.25 − 1)] = 27.263 in2
PT eff 1.25
= 0.189 ft 2
Ds x (1 − 2 x Bc) 19.25 x (1 − 2 x 0.25)
θ = 2 cos−1 [ ] = 2 cos−1 [ ] = 1.931 rad
Dotl 16.91
1
Fc = 1 + (sin(θotl − θ)) = 0.683
π
Stb = 0.5 x π x Do x Stb x nt x (1 + Fc) = 5.327048 in2 = 0.036993 ft 2
θds = 2 cos−1(1 − 2Bc) = 2 cos−1(1 − 2 x 0.25) = 2.094 rad
Ssb = B x (Ds − Dotl) = 4.0095 𝑖𝑛2 = 0.0278𝑓𝑡 2
Fw = 0.5 x (1 − Fc) = 0.1583
1 1
Sw = Ds 2 x (θds − sin(θds)) − x nt x Fw x π x Do2 = 40.985in2 = 0.2846 ft 2
8 4
ṁo lbm
G= = 231346.5
Sm h ft 2
Do x G
Re = = 17710.6
μ
PT 1.25
= = 1.25 in
Do 1
Figure 6.1 Serth
θreq 6.1 & 6.2 , j = 0.016; f =0.1
2
h ideal = j x Cp x G x ∅ xPr −3 = 546.192 Btu/h ft2 oF
Cp x μ
Pr(kerosene) = = 8.39
k
𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐊𝐨𝐫𝐞𝐤𝐬𝐢
Jc = 0.55 + 0.72 x Fc = 1.042
Ssb Ssb + Stb
rs = = 0.429 rL = = 0.34246
Ssb + Stb Sm
P = 0.8 − 0.15 x (1 − rs) = 0.5856
JL = 0.44 x (1 − rs) + [1 − 0.44 x (1 − rs) x e−2.2 x rL = 0.604
P
RL = e−1.33 x (1+rs) x rL = 0.36238
sb 3
−CJ x ( ) x (1− √2 x rss) Nss
Jb = e sm = 0.863 rss = = 0.1
Nc
sb 3
−CR x ( ) x (1− √2 x rss)
RB = e sm = 0.646882
Re > 100 => Jr = 1
Karena Bm = Bout = B => Js & Rs = 1
ho = h ideal (JC JL JB JR JS) =
𝐒𝐡𝐞𝐥𝐥 ∆𝐏
Ds x (1 − 2 x Bc)
Nc = = 7.7
PT

14
 0.8 x Bc x Ds
Ncw = = 3.08
PT′
2 x f ideal x Nc x G2
∆P ideal = = 3.88358 lbf/ft2
gc x ρ x ∅
(2+0.6 x Ncw)x mȯ 2
∆Pw ideal = 2 x gc x ρ x Sm x Sw
= 3.227465 lbf/ft2
Ncw
∆Pf = [(nb − 1) x ∆P ideal x R B + nb x ∆Pw ideal] x RL + 2 x ∆P ideal x (1 + Nc
) x R B x Rs
𝐥𝐛𝐟
= 𝟗𝟏. 𝟒𝟎𝟏𝟔𝟗 𝐟𝐭𝟐 = 0.634 psia

15
 BAB IV
SPESIFICATION SHEET DAN KESIMPULAN

4.1 Spesification Sheet

1 Company
2 Location
3 Service of unit Our Reference
4 Item No Your Reference
5 Date Rev No Job No
6 Size: in Type: AFM Horizontal connected in 1 paralel 1 series
Surf/unit(eff.
7 86,42 ft2 Shells/ unit 1 Surf/ shell (eff.)
)
8 PERFORMANCE OF ONE UNIT
9 fluid allocation Shell Side Tube Side
10 fluid name Kerosene Mid Contonent Crude
11 fluid quantity, Total (lb/h) 43800 146787.46
12 Vapor (lb/h) 0 0 0 0
13 Liquid (lb/h) 43800 146787.46
14 Noncondensable (kg/s) 0 0 0 0
16 Temperature (in/out) F 390 200 100 170
17 dew / bubble point F N/A N/A N/A N/A
18 Density (kg/m3) Vapor/ liquid 0 815.2656 0 854.2154
19 Viscosity (lbm/ft.h) 0 1.08855 0 8.7
22 Spesific Heat(Btu/lb.F) 0 0.605 0 0.49
23 Thermal conductivity (Btu/h.ft.F) 0 0.0765 0 0.077
25 Pressure (abs) (psi) 14,7 14,7 14,7 14,7
26 Velocity (Mean) (ft/s) 2,049 3,285
27 Pressure drop, allow./ calc (psi) 10 3.8658 10 12

16
28 Fouling resistance (min) (Btu/h.ft^2.F) 0,0004 0,0005
29 Heat exchanged 5034.810 kBtu/h MTD (koreksi)
30 Transfer rate, service dirty 257,961 clean 348,224 Btu/h.ft2.F
31 CONSTRUCTION OF ONE SHELL Sketch
32 Shell side Tube side
44,
33 Design/ Vacuum/ test pressure (psi) /0 /0 44,1/ 0/0
1
34 Design temperature F 215 215
35 Number passes per shell 1 4
36 Corrosion allowance (mm) 5 5
Connections
37 In N/A N/A
(mm)
38 Size/Rating Out N/A N/A
39 Nominal Intermediate N/A
N/A
Tks
40 Tube No. 16 BWG 28,58 length 20 ft Pitch 1,25 in
Average
Tube
41 Tube Type Plain Material SS304 90
pattern
42 Shell Carbon steel ID 15,25 OD N/A in Shell cover -
43 Channel or bonnet SS 304 Channel cover SS 316
44 Tubesheet-stationary SS 304 Tubesheet Floating -
Floating
45 N/A Impengement protection N/A
head Cover
Single Cut Baffle
46 Baffle-Cross SS 304 Type: 25 0.48125 ft
segmental (%d) spacing
47 Baffle-long SS 304 Seal Type Inlet mm
48 Supports Tube U bend 0 Type
49 Bypass Seal Tube-TubeSheet Joint Expanded only (2 grooves)
50 Expansion-joint Type N/A
17
 RhoV2-inlet Bundle Bundle
51 N/A N/A N/A
nozzle entrance exit
52 Gasket -Shell side N/A Tube Side Flat Metal Jacket Fibe
Floating
53 N/A
head
54 Code requirement TEMA class AES
Filled With
55 Weight/ Shell Bundle kg
Water
56 Remarks

18
4.2 Kesimpulan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan pada perhitungan ho yaitu Simplified Delaware,
Kern, dan Bell Delaware. Pada kasus ini digunakan metode Bell Delaware dan Kern.

Perbandingan : ho pada metode Bell Delaware yang didapat lebih besar dari ho pada metode
Kern yaitu 546.192 btu/h ft2 oF > 162.0727 btu/h ft2 oF . ∆P untuk metode Bell Delaware
lebih kecil dari metode Kern yaitu 0.634 psia < 3.866 psia.

Metode Bell Delaware lebih baik karena mempunyai ho lebih besar dan ∆P lebih kecil.
Semakin besar ho, maka perpindahan panas yang terjadi akan lebih maksimal dan ∆P yang
lebih kecil juga akan menghemat biaya karena tidak dibutuhkan daya yang besar untuk
pompa yang akan digunakan. Metode Bell Delaware juga memperhitungkan berbagai faktor
sehingga hasil yang didapatkan akan lebih mendekati hasil teoritis.

19