PENGEMBANGAN DIRI :
“KEPEMIMPINAN DAN KESUKSESAN”
Etik UMB
Dosen : ISLAHULBEN, SE., MM
Oleh :
SANDI GUNAWAN (43114110345)
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................. 6
2. 1 Pengertian Kepemimpinan dan Kesuksesan ....................................................... 6
2.2 Hubungan Kepemimpinan dan Kesuksesan ........................................................ 7
2.3 Sumber-sumber Kegagalan .................................................................................. 8
2.4 Sebab-sebab Kegagalan Menjadi Pemimpin ..................................................... 15
2.5 Faktor-faktor Kepempinan Efektif..................................................................... 18
2.6 Tingkatan-tingkatan Pemimpin.......................................................................... 21
2.7 Unsur-unsur Kepemimpinan .............................................................................. 23
2.8 Macam-macam Cara Memimpin ....................................................................... 24
BAB III. PENUTUP ................................................................................................... 27
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 27
3.2 Saran .................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 28
2
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga tugas makalah yang berjudul “Kepemimpinan dan
Kesuksesan ’’ ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Dengan uraian yang sangat sederhana serta penjelasan yang sistematis, saya harapkan
makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca dan saya
khususnya, dan dapat menjadi pedoman untuk menjadi pemimpin yang baik yang
dapat meraih kesuksesan.
Harapan saya makalah ini menjadi salah satu bahan bacaan yang menarik untuk
dibaca dan mudah dipahami oleh seluruh pembaca. Akhirnya saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Saya mengharapkan saran-saran dari pembaca sebagai masukan yang
berguna bagi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua.
Jakarta, 11 Oktober 2014
Sandi Gunawan
3
BAB I. PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan berbagai sumber kegagalan
2. Dapat menerangkan penyebab kegagalan menjadi seorang pemimpin
3. Dapat mengetahui kepribadian seorang pemimpin
4. Dapat mendeskripsikan tingkatan-tingkatan pemimpin
5. Dapat menjelaskan berbagai tipe-tipe pemimpin
6. Dapat menjelaskan berbagai cara memimpin
7. Dapat menerangkan mekanisme kepemimpinan yang baik
5
BAB II. PEMBAHASAN
Pengertian Kepemimpinan
6
Pengertian Kesuksesan
Kepemimpinan yang baik akan membuat hubungan yang baik antara pemimpin dan
bawahannya. Dengan adanaya hubungan yang baik tersebut maka organisasi yang
dipimpinnya akan menjadi berkembang, karena antara pemimpin dan bawahan saling
bekerja sama memajukan organisasi tersebut. Dengan majunya organisasi tersebut,
maka organisasi tersebut akan mendapatkan keuntungan dan imbas dari keuntungan
tersebut ialah sang pemimpin menjadi sukses. Jadi kepemimpinan yang baik sangat
berhubungan dengan kesuksesan, bila kita dapat menjadi pemimpin organisasi
dengan baik tentu organisasi tersebut akan sukses, dan kita sebagai pemimpin dalam
organisasi tersebut tentu akan merasakan kesuksesan pula.
7
2.3 Sumber-sumber Kegagalan
Untuk mengetahui mengapa kita sering mengalami kegagalan ada baiknya kita
mengetahui apa saja yang membuat kita gagal selama ini. Menurut Napoleon Hill
dalam bukunya “Think and Grow Rich” diterangkan ada tiga puluh sumber kegagalan
diantaranya :
4. Kurangnya Pendidikan
Ini adalah cacat yang bisa ditanggulangi dengan cukup mudah. Pengalaman
telah membuktikan bahwa sebagian besar orang yang paling pintar adalah
orang-orang yang dikenal “otodidak”, atau belajar sendiri. Kita membutuhkan
lebih dari sekedar gelar sarjana untuk memintarkan diri kita. Orang yang
8
terdidik adalah orang yang telah belajar mendapatkan apapun yang dia
inginkan dalam hidup tanpa memperkosa hak orang lain.
6. Buruknya Kesehatan.
Tidak ada orang yang bisa sukses besar tanpa kesehatan yang bagus.
Kesehatan yang buruk seringkali dikarenakan kurangnya penguasaan dan
kendali. Berikut ini sebab-sebab utamanya:
a. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang tidak menyehatkan.
b. Kebisaaan berpikir yang salah, terlalu memikirkan hal-hal negatif.
c. Perilaku seks yang salah dan kegemaran terhadap seks yang terlalu besar.
d. Kurangnya latihan fisik yang tepat.
e. Kurangnya persediaan udara bersih karena pernafasan yang tidak benar.
9
8. Kebiasaan Menunda-nunda.
Inilah salah satu sebab kegagalan yang paling lazim. “Kebisaan yang
menunggu kesempatan untuk menghancurkan peluang sukses mereka.
Kebanyakan dari kita manjalani hidup sebagai orang gagal karena kita
menunggu “saat yang tepat” untuk mulai melakukan sesuatu yang berharga.
Jangan menunggu. Tidak akan pernah ada “waktu yang tepat.” Mulailah dari
tempat yang mungkin bisa kita dapatkan, dan alat-alat yang lebih baik akan
kita dapatkan sambil berjalan.
9. Kurangnya Ketekunan
Kebanyakan dari kita adalah orang yang bagus saat mengawali, tetapi buruk
saat mengakhiri semua yang sudah kita awali. Terlebih lagi, kita ini orang
yang cenderung menyerah pada saat ada tanda-tanda awal kegagalan. Tidak
ada yang bisa menggantikan ketekunan. Orang yang tekun menenggarai
bahwa “Kegagalan” itu pada akhirnya akan lelah, dan menyingkir. Kegagalan
tidak akan tahan menghadapi ketekunan.
10
yang paling kuat, ia harus dikendalikan dengan cara diubah dan diarahkan ke
saluran yang lain.
11
16. Terlalu Hati-hati
Secara umum, orang yang tidak menggunakan kesempatan dengan baik
hanya akan mendapat sisa-sisa. Terlalu hati-hati sama buruknya dengan
kurang hati-hati. Keduanya adalah sifat berlebihan yang harus dihindari.
Hidup ini sebenarnya dipenuhi kesempatan.
12
21. Kebiasaan Membelanjakan Uang tanpa Terkendali.
Orang-orang boros tidak bisa berhasil, utamanya karena mereka senantiasa
takut miskin. Biasakanlah menabung secara sistematis dengan menyisihkan
persentasi khusus dari penghasilan kita.
13
26. Memiliki Kekuatan yang Tidak Didapatkan karena Usaha Sendiri
(Anak-anak keluarga kaya dan orang-orang lain yang mewarisi kekayaan
bukan hasil kerja keras mereka sendiri). Kekuatan di tangan orang yang tidak
mendapatkan karena berjuang sendiri biasanya berangsur-angsur akan
menghalangi kesuksesan. Kaya dengan cepat lebih berbahaya dari pada
kemiskinan.
14
dampak yang timbul jika mereka melakukan kesalahan dan untuk berjaga-jaga
hingga mereka mendapatkan reputasi
15
semua orang” adalah kebenaran yang diperhatikan dan dihormati semua
pemimpin yang cakap.
5. Kurangnya Imajinasi
Tanpa imajinasi, para pemimpin tidak mampu menghadapi keadaan darurat
dan menciptakan rencana-rencana yang bisa dipakai untuk memandu para
pengikutnya secara efisien.
6. Egoisme
Para pemimpin yang mengaku berjasa paling besar dalam pekerjaan para
pengikutnya pasti akan dibenci. Para pemimpin yang benar-benar hebat tidak
mengaku paling berjasa. Mereka puas melihat para pengikutnya mendapatkan
penghargaan, jika memang ada, karena mereka tahu bahwa kebanyakan orang
16
akan bekerja lebih keras setelah mendapatkan pujian dan penghargaaan
daripada jika mereka mendapat uang.
7. Sikap Berlebihan
Para pengikut tidak menghormati seorang pemimpin yang sikapnya
berlebihan. Terlebih lagi, berbagai bentuk sikap berlebihan bisa
menghancurkan daya tahan dan vitalitas orang-orang yang
memperturutkannya.
8. Ketidaksetiaan
Mungkin, hal ini mestinya muncul pertama kali. Para pemimpin yang tidak
setia kepada kelompok dan teman sejawat mereka baik yang kedudukannya di
atas atau di bawah mereka tidak mempertahankan lagi kepimimpinan mereka.
Ketidaksetiaan menjadikan seseorang lebih rendah daripada debu tanah dan
dipandang hina. Kurangnya kesetiaan adalah salah satu sebab utama
kegagalan dalam berbagai segi kehidupan.
17
2.5 Faktor-faktor Kepempinan Efektif
Kepemimpinan efektif bukan semata seni, karena ia merupakan sebuah ilmu, lantas
bagai mana cara kita menggali kemampuan untuk mengubah seseorang menjadi
pemimpin yang karismatik, berpengaruh dan didambakan. Ada beberapa faktor yang
menentukan dinamika kepemimpinan efektif. Faktor itu dapat dihimpun menjadi
duda kategori utama : Kepribadian Pemimpin dan Mekanisme Kepemimpinan
Untuk menjadi pemimpin yang baik, kita pula harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pemimpin
Kepribadian Pemimpin
Indentifikasi
Kepemimpinan efektif berarti berpikir menurut sudut pandang orang lain. Kita bisa
memotivasi tindakan apapun dari siapapun jika kita mampu membaca hasrat,
kebutuhan, dan keinginan mereka. Tetapi, sebelum kita memotivasi mereka, ingatlah
bahwa orang tidak peduli dengan apa yang kita ketahui sebelum mereka mengetahui
apa yang kita pedulikan. Mereka bisa merasakan apakah perkataan kita sesuai dengan
perbuatan kita ataukan tidak, dan kita tidak akan bisa memimpin kecuali kita benar-
benar dipercaya.
Kerendahan Hati
Orang yang memimpin dengan egonya akan memerintah dengan amarah dan
ketakutannya, dan ketika mereka tidak lagi berkuasa, pengaruh mereka akan sirna.
Konon, pemimpin terbaik adalah pemimpin yang memerintah berkat kerja kerasnya
dalam meraih kekuasaan. Jangan menempatkan diri sebagai orang terbaik, tetapi
tempatkanlah diri kita sebagai orang yang lebih bersedia memimpin daripada yang
lain dan sebagai orang yang siap meakukan segala hal yang niscaya.
18
Gaya
Alat paling efektif dalam memengaruhi dan memimpin bisa diringkas ke dalam satu
kata : kesederhanaan. Tak seorang pun suka atau cenderung mengikuti aturan yang
rumit dan semrawut. Perjelas dan rapikanlah/organisasikan rencana kita ketika kita
berusaha meyakinkan orang agar mengikuti cara berpikir kita. Jika gagasan kita
kacau, banyak keganjilan, dan multifokus, kita pasti tidak mampu memikat dan,
karenanya tidak dapat menarik dukungan mereka. Gagasan kita harus jelas,
sederhana, dan langsung. Ingat pula, jangan bersikap kaku. Jika kita tampak keras
kepala, kita akan dianggap rasional. Bersikap luweslah, tetapi hanya terhadap sesuatu
yang masuk akal.
Pengaruh Pribadi
Ada beberapa rambu penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin yang
bertanggung jawab dan terpercaya. Pertama, jangan pernah mencampuradukkan
antara ambisi pribadi dan otoritas. Jangan terlalu emosional. Emosi mengandung
ambisi pribadi, yang sekalipun tidak buruk, tidak membuat kita tampak percaya diri
atau otoritatif. Pemimpin yang terlalu ambisius dapat saja memperoleh kepercayaan
tetapi tidak akan mendapatkan pengikut. Kedua, jangan pernah memkik atau
mengencangkan suara kepada siapapun hal ini akan membawa wibawa kita.
Ketiga, hormatilah setiap orang. Dengan meremehkan seseorang, kita tidak sedang
menunjukkan betapa besar dan pentingnya kita, melainkan betapa kerdilnya kita.
Dengan bersikap hormat dan penuh perhatian kepada semua orang, kita akan
mendapatkan unsur luar biasa yang penting bagi setiap pemimpin besar
19
Mekanisme Kepemimpinan
Setelah kita memperolah simpati dan dukungan orang banyak, kita masih harus
mendapatkan komitmen bulat denga menerapkan beberapa teknik psikologis. Unsure
paling penting dalam kepemimpinan adalah mengetahui cara dan waktu yang tepat
untuk meminta masukan. Keberhasilan dan kegagalan para pemimpin sering kali
ditentukan oleh cara mereka dalam melakukan hal ini. Para pemimpin yang
mengizinkan tingkat partisipasi yang wajar kepada para pengikutnya biasanya lebih
efektif daripada para pemimpin yang izinkan partisipasi yang berlebihan maupun
yang terlalu minim. Gaya kepemimpinan seseorang harus luwes sehingga dia dapat
menanggulangi berbagai perbedaan situasi ini.
Pemimpin adalah seorang yang visioner. Pemimpin bukan cuma punya mata dan
telinga, melainkan juga kekuasaan, anggaran, dan sumberdaya-sumberdaya lainnya.
Dengan kekuasaan dan penguasaan yang demikian, maka tak ada yang mustahil
untuk diubah oleh seorang pemimpin.
Dalam melihat keadaan seorang pemimpin melihat dengan cara pandang yang
berbeda, diantaranya :
1. Mata Persepsi, melihat yang kasat mata.
Bagi yang melihat, apa yang tertangkap dianggap sebagai realitas.
2. Mata Probability, melihat dengan skenario-skenario.
Ini adalah "mata"para analis.
3. Mata Possibility, melihat dengan kekuatan menggerakkan.
Inilah mata pemimpin, karena di tangannya ada kekuasaan dan penguasaan sumber-
sumber daya.
Seorang pemimpin pada dasarnya adalah orang yang menciptakan perubahan. Ia tidak
terpaku dan berselancar di atas pola yang dibuat oleh para pendahulunya, melainkan
20
membuat jalan-jalan baru yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan. Ia
bahkan menawarkan tujuan tujuan baru untuk dicapai bersama-sama.
Level 1: Posisi
Dengan memegang posisi, praktis tak ada orang lain yang bisa mengganggu
dirinya. Bawahan ikut karena mereka harus ikut (They follow you because they have
to). Tanpa tanda tangan bos, Kita tak bisa melakukan apa-apa.
Pemimpin level 1 ini sebenarnya bukanlah pemimpin. Ia hanyalah manajer belaka,
yaitu orang yang bekerja dengan sistem. Ia hanya menjaga sistem yang ada. Bedanya
dengan pemimpin adalah, ia haruslah seorang yang melihat jauh ke depan. Seseorang
yang menciptakan pembaharuan dengan pemikiran-pemikirannya yang diikuti oleh
anak buahnya. Ia melakukan suatu karya agung (greatness), bukan sekadar sesuatu
yang baik (being good).
Level 2: Permission
Posisi level 1 di atas ini dapat kita anggap sebagai "pintu" untuk memberi perintah
dan memimpin. Seorang pemimpin yang disegani adalah pemimpin yang bekerja
sepenuh hati dan mencintai pekerjaannya. Ia sadar betul bahwa prestasi hanya bisa
dicapai dengan memimpin orang. Ia tidak hanya memimpin kebijakan atau
memimpin media massa demi mendapatkan popularitas dan pujian publik. Ia juga
bukan sekadar memimpin teman-temannya saja yang ia bawa dari luar untuk
membantu dirinya. Ia bukan memimpin pekerjaan, melainkan memimpin orang.
Karena Kita bekerja dengan orang, maka bangunlah jiwa mereka dan sentuhlah hati
mereka. Jangan abaikan mereka, tetapi bangunlah spirit hidup mereka. Jika ini terjadi,
21
maka mereka akan berubah dari patuh karena harus, menjadi patuh karena
diperhatikan. "They follow you, because they want to."
Level 5: Personhood
Menjadi pemimpin memang tidak mudah. Selain sekolah dan ujiannya panjang,
perjuangannya pun berat. Itulah sebabnya banyak orang mengatakan pemimpin besar
sudah dari sananya begitu, alias mereka memang dilahirkan sebagai pemimpin
22
dengan Change DNA atau leadership DNA yang unggul. Tentu saja hal ini tidak
sepenuhnya benar. Dengan berada di level 4, seseorang tinggal selangkah lagi untuk
menduduki level 5. Jati diri yang dibentuk oleh karakter yang kuat akan menentukan
apakah seseorang layak mendapat sebutan-sebutan istimewa seperti: sang guru, paus,
nabi, suhu, atau pemimpin besar.
"They follow you because of who you are and what you represent."
Itulah spiritual leader yang namanya menjelma, dari nama biasa menjadi sebuah
kekuatan pengaruh yang disegani. Ia adalah sebuah brand dengan daya tarik yang
besar.
I. Visi (Vision)
Seorang pemimpin pada dasarnya adalah seseorang yang memiliki Change DNA yang
siap melepaskan diri dari belenggu-belenggu-nya. Unsur O dari OCEAN, yaitu
Openess to experience akan sangat menentukan. Seseorang yang berpikir terbuka
memerlukan dukungan organisasi dan lingkungan agar ia tidak "terbelenggu" dalam
bingkai organisasi sehingga ha- nya memiliki perspektif internal. Dengan kata lain,
organisasi membantu pemimpin "melihat" dengan pikiran-pikiran baru. Re-Code di
sini berarti membuka pikiran calon pemimpin.
2. Keberanian (Courageness)
Kouzes & Posner (2003), menemukan bahwa pada awalnya pemimpin terbentuk
karena keberanian (courageness) yang mereka miliki. Seseorang di masa lalu
diangkat sebagai pemimpin tak lain karena keberaniannya. Bagi mereka berdua,
dalam bahasa latin, akar kata courage adalah cor (yang artinya hati). Karena bekerja
23
dengan hati (heart work), maka seseorang akan melaksanakan tugasnya sepenuh hati
dan berani menerima tanggung jawab.
3. Realitas
Seorang pemimpin bekerja dalam alam yang realistis, bukan mitos, bukan pula gosip
atau opini-opini. Seorang pemimpin tahu persis dan mampu membedakan yang mana
yang merupakan ilusi orang-perorang-an dan mana yang fakta. Oleh karena itu ia
harus berani men-challenge setiap opini yang ia terima untuk memperoleh suatu
kebenaran. Termasuk opini-opini dari teman-teman dekat, para pendukung atau
kenalan-kenalan
4. Etika (Ethics)
Dalam leadership diamond, yang dimaksud dengan etika adalah being sensitive to
people. Dengan kata lain, pemimpin di sini adalah pemimpin yang humanis. Ia tidak
akan melakukan apa pun yang dianggap dapat merugikan orang lain, apakah itu
bawahan, atasan, pemegang saham, komuni-tas di sekitar perusahaan, konsumen,
warga masyarakat dan sebagainya.
24
2. Tipe Pelatih (Motivator)
Dalam keadaan yang relatif terbuka, untuk menghindari terjadinya chaos, dan
sekaligus untuk mengubah budaya, pemimpin dapat saja menerapkan cara yang lebih
halus, yaitu dengan pendekatan shaping. Dalam pendekatan ini, pemimpin
menjalankan peran sebagai motivator seperti layaknya seorang pelatih (coach) pada
tim olahraga. Ia tidak turun sendirian tetapi duduk di pinggir lapangan memberi
arahan, memberi inspirasi sekaligus menyemangati anggota timnya.
3. Tipe Navigator
Di sini lingkungan sedikit kurang terkendali sehingga hasil yang dicapai tidak 100%
dapat diselesaikan. Oleh karenanya, pemimpin menggunakan beberapa scenario
dalam menangani organisasinya. Seperti seorang yang mengendalikan pesawat atau
kapal besar, maka ia tahu persis bahwa dirinya tidak dapat mengubah arah angin.
Sebagai pemimpin, nahkoda harus melakukan sesuatu. Kalau arah angin tak bisa
diubah, maka arah kapal harus disesuaikan. Kendati demikian, kendali ada di
tangannya, sehingga masa depan dapat dikendalikan (meski tidak 100%).
25
5. Tipe Pejabat Sementara (Caretaker)
Menyadari keadaan lingkungan bergerak liar dan diwarnai konflik, serta tidak dapat
dikendalikan, pendekatan kontrol menjadi serba salah. Tetapi eksekutif ini masih
dapat menggerakkan bawahan-bawahannya agar bertindak lebih entrepreneurial dan
inovatif sehingga sasaran menjadi lebih mudah dicapai. Ia masih bisa merasakan
bahwa organisasi sedang berada di mana, dan oleh karenanya dapat dikendalikan
dengan cara yang berbeda-beda
26
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan salah satu factor untuk meraih kesuksesan. Untuk menjadi
seorang pemimpin kita harus mencegah melakukan hal-hal yang menjadi penyebab
kegagalan menjadi pemimpin. Kita juga harus memiliki kepribadian dan sifat seorang
pemimpin. Dan kita juga harus tahu tingkatan-tingkatan pemimpin, sehingga kita tahu
kita sudah berada di level berapa dan bisa meningkatkan diri kita untuk mencapai
level selanjutnya. Kita pun harus mengetahui cara-cara memimpin yang baik,
sehingga kita bisa menjadi pemimpin yang berpengaruh terhadap bawahan kita.
3.2 Saran
Kepemimpinan adalah salah satu faktor kesuksesan untuk itu kita harus menjauhi dari
hal-hal yang menjauhi kita dari kesuksesan menjadi pemimpin. Kita harus menjadi
pemimpin yang baik untuk diri kita dan juga organisasi kita.
Demikianlah makalah ini saya buat, karena masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, saya berharap kritik dan saran yang membangun agar untuk
pembuatan makalah selanjutnya dapat dibuat lebih baik lagi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Napoleon. 2003. THINK AND GROW RICH. JMW GROUP, INC
Rhidwan, Edward. 2011 THE POWER OF PRETENDING, Blog Referensi
Sukses.com
DePorter, Bobbi. 2006. QUANTUM SUCCESS. Oceanside. Learning Forum
Publications
J. Leiberman, David. 2000 GET ANYONE TO DO ANYTING : NEVER FEEL
LOWERLESS-WITH PSYCHOLOGICAL SECRETS TO CONTROL AND
INFLUENCE EVERY SITUATION. New York. St. Martins’s Griffin.
Kasal, Rhenald. 2007. RE-CODE YOUR CHANGE DNA. Gramedia Pustaka
Utama
Haryanto. 2014. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN MENURUT AHLI.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/
Yuli, Akharis. 2012. KUMPULAN ARTI SUKSES MENURUT PENGUSAHA.
http://akharisyuli.blogspot.com/2012/03/kumpulan-arti-sukses-menurut-
pengusaha.html
28