Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENGEMBANGAN DIRI :
“KEPEMIMPINAN DAN KESUKSESAN”

Etik UMB
Dosen : ISLAHULBEN, SE., MM

Oleh :
SANDI GUNAWAN (43114110345)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA BARAT
2014-2015

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................. 6
2. 1 Pengertian Kepemimpinan dan Kesuksesan ....................................................... 6
2.2 Hubungan Kepemimpinan dan Kesuksesan ........................................................ 7
2.3 Sumber-sumber Kegagalan .................................................................................. 8
2.4 Sebab-sebab Kegagalan Menjadi Pemimpin ..................................................... 15
2.5 Faktor-faktor Kepempinan Efektif..................................................................... 18
2.6 Tingkatan-tingkatan Pemimpin.......................................................................... 21
2.7 Unsur-unsur Kepemimpinan .............................................................................. 23
2.8 Macam-macam Cara Memimpin ....................................................................... 24
BAB III. PENUTUP ................................................................................................... 27
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 27
3.2 Saran .................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 28

2
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga tugas makalah yang berjudul “Kepemimpinan dan
Kesuksesan ’’ ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun berdasarkan rangkuman dari beberapa sumber-sumber informasi


tertulis dan media elektronik yang berkaitan dengan masalah hubungan
kepemimpinan dengan kesuksesan yang akan kita dapatkan.

Dengan uraian yang sangat sederhana serta penjelasan yang sistematis, saya harapkan
makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca dan saya
khususnya, dan dapat menjadi pedoman untuk menjadi pemimpin yang baik yang
dapat meraih kesuksesan.

Harapan saya makalah ini menjadi salah satu bahan bacaan yang menarik untuk
dibaca dan mudah dipahami oleh seluruh pembaca. Akhirnya saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Saya mengharapkan saran-saran dari pembaca sebagai masukan yang
berguna bagi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua.
Jakarta, 11 Oktober 2014

Sandi Gunawan

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai manusia, makhluk yang paling sempurna di muka bumi. kita diciptakan
untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini. Dengan kata lain tujuan manusia diciptakan
untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini agar tidak terjadi perusakan dan
perpecahan di muka bumi. Sebagai pemimpin, apakah kita sudah menjadi pemimpin
yang baik bagi untuk diri kita sendiri maupun untuk organisasi yang kita terdapat
didalamnya.
Dan sebagai manusia kita pasti mempunyai keinginan agar hidup kita menjadi sukses,
dimana segala kebutuhan kita dapat tercukupi. Tetapi mengapa masih banyak orang
yang gagal menjadi sukses. Banyak orang yang tidak menyadari tentang hal-hal apa
saja yang akan menggagalkan kesuksesan. Dan kita mungkin tidak sadar telah
melakukan hal-hal tersebut Untuk itu makalah ini saya buat agar kita dapat
mengetahui bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik yang dapat menuai
kesuksesan.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan kesuksesan ?
2. Apa hubungan antara kepemimpinan dan kesuksesan ?
3. Faktor apa saja penyebab kegagalan dalam kepemimpinan dan kesuksesan ?
4. Kepribadian apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin ?
5. Bagaimana mekanisme kepemimpinan yang baik ?
6. Apa saja tingkatan-tingkatan pemimpin ?
7. Apa saja tipe-tipe pemimpin ?

4
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan berbagai sumber kegagalan
2. Dapat menerangkan penyebab kegagalan menjadi seorang pemimpin
3. Dapat mengetahui kepribadian seorang pemimpin
4. Dapat mendeskripsikan tingkatan-tingkatan pemimpin
5. Dapat menjelaskan berbagai tipe-tipe pemimpin
6. Dapat menjelaskan berbagai cara memimpin
7. Dapat menerangkan mekanisme kepemimpinan yang baik

5
BAB II. PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Kepemimpinan dan Kesuksesan

Pengertian Kepemimpinan

Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk


dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat


pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu
yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance
induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan


kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau
keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai
tujuan organisasi atau kelompok.

6
Pengertian Kesuksesan

Seorang motivator terkenal bernama Zig Ziglar, mendefinikan kesuksesan sejati


sebagai sesuatu yang mencakup delapan bidang kehidupan, yakni: kebahagiaan,
kesehatan, keuangan (kemakmuran), keamanan, kualitas persahabatan (mempunyai
banyak sahabat), hubungan keluarga yang baik, pengharapan akan masa depan, dan
kedamaian pikiran. Itulah sebabnya kita sering mendengar orang berkata bahwa orang
kaya belum tentu sukses, namun orang yang sukses pasti kaya secara material dan
spiritual.

2.2 Hubungan Kepemimpinan dan Kesuksesan

Kepemimpinan yang baik akan membuat hubungan yang baik antara pemimpin dan
bawahannya. Dengan adanaya hubungan yang baik tersebut maka organisasi yang
dipimpinnya akan menjadi berkembang, karena antara pemimpin dan bawahan saling
bekerja sama memajukan organisasi tersebut. Dengan majunya organisasi tersebut,
maka organisasi tersebut akan mendapatkan keuntungan dan imbas dari keuntungan
tersebut ialah sang pemimpin menjadi sukses. Jadi kepemimpinan yang baik sangat
berhubungan dengan kesuksesan, bila kita dapat menjadi pemimpin organisasi
dengan baik tentu organisasi tersebut akan sukses, dan kita sebagai pemimpin dalam
organisasi tersebut tentu akan merasakan kesuksesan pula.

7
2.3 Sumber-sumber Kegagalan

Untuk mengetahui mengapa kita sering mengalami kegagalan ada baiknya kita
mengetahui apa saja yang membuat kita gagal selama ini. Menurut Napoleon Hill
dalam bukunya “Think and Grow Rich” diterangkan ada tiga puluh sumber kegagalan
diantaranya :

1. Latar Belakang Keturunan yang Tidak Menguntungkan.


Sedikit sekali, jika memang ada, yang bisa dilakukan untuk orang-orang yang
terlahir dengan kemampuan otak yang rendah. Namun amatillah bahwa ini
hanya satu diantara tiga puluh sebab kegagalan yang mungkin tidak mudah
diperbaiki.

2. Tidak Adanya Tujuan Hidup yang Jelas.


Tidak ada harapan sukses bagi orang yang tidak memiliki tujuan utama atau
tujuan yang jelas untuk diraih.

3. Kurangnya Ambisi untuk Meraih Diatas Rata-rata


Kesuksesan tidak memberikan harapan bagi orang yang begitu biasaa-biasa
saja dan tidak ingin menjadi yang terdepan dalam hidup, dan yang tidak mau
bekerja keras untuk mencapainya.

4. Kurangnya Pendidikan
Ini adalah cacat yang bisa ditanggulangi dengan cukup mudah. Pengalaman
telah membuktikan bahwa sebagian besar orang yang paling pintar adalah
orang-orang yang dikenal “otodidak”, atau belajar sendiri. Kita membutuhkan
lebih dari sekedar gelar sarjana untuk memintarkan diri kita. Orang yang

8
terdidik adalah orang yang telah belajar mendapatkan apapun yang dia
inginkan dalam hidup tanpa memperkosa hak orang lain.

5. Kurangnya Disiplin Diri


Disiplin merupakan hasil pengendalian diri. Ini berarti kita harus
mengendalikan segala sifat negatif. Penguasaan diri adalah tugas terberat yang
akan kita kerjakan. Jika kita tidak menaklukan diri kita sendiri, kita akan
ditaklukkan diri kita.

6. Buruknya Kesehatan.
Tidak ada orang yang bisa sukses besar tanpa kesehatan yang bagus.
Kesehatan yang buruk seringkali dikarenakan kurangnya penguasaan dan
kendali. Berikut ini sebab-sebab utamanya:
a. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang tidak menyehatkan.
b. Kebisaaan berpikir yang salah, terlalu memikirkan hal-hal negatif.
c. Perilaku seks yang salah dan kegemaran terhadap seks yang terlalu besar.
d. Kurangnya latihan fisik yang tepat.
e. Kurangnya persediaan udara bersih karena pernafasan yang tidak benar.

7. Pengaruh-pengaruh Lingkungan yang Buruk Selama Kanak-kanak.


“Jika tunasnya sudah bengkok,bengkok pula tumbuhnya.” Kebanyakan orang
yang memiliki kecenderungan melakukan tindak pidana mendapatkannya
karena lingkungan yang buruk dan teman-teman yang salah ketika masih
kecil.

9
8. Kebiasaan Menunda-nunda.
Inilah salah satu sebab kegagalan yang paling lazim. “Kebisaan yang
menunggu kesempatan untuk menghancurkan peluang sukses mereka.
Kebanyakan dari kita manjalani hidup sebagai orang gagal karena kita
menunggu “saat yang tepat” untuk mulai melakukan sesuatu yang berharga.
Jangan menunggu. Tidak akan pernah ada “waktu yang tepat.” Mulailah dari
tempat yang mungkin bisa kita dapatkan, dan alat-alat yang lebih baik akan
kita dapatkan sambil berjalan.

9. Kurangnya Ketekunan
Kebanyakan dari kita adalah orang yang bagus saat mengawali, tetapi buruk
saat mengakhiri semua yang sudah kita awali. Terlebih lagi, kita ini orang
yang cenderung menyerah pada saat ada tanda-tanda awal kegagalan. Tidak
ada yang bisa menggantikan ketekunan. Orang yang tekun menenggarai
bahwa “Kegagalan” itu pada akhirnya akan lelah, dan menyingkir. Kegagalan
tidak akan tahan menghadapi ketekunan.

10. Kepribadian Negatif.


Tidak ada harapan sukses bagi orang memmiliki kepribadian buruk sehingga
dia dijauhi orang lain. Keberhasilan datang karena kita menggunakan
kekuatan, dan kekuatan diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.
Kepribadian negatif tidak akan mendatangkan kerjasama.

11. Kurangnya Kendali Hasrat Seksual


Energi seksual adalah yang paling kuat diantara segala dorongan yang
menggerakkan orang untuk melakukan tindakan. Sebagai kekuatan emosi

10
yang paling kuat, ia harus dikendalikan dengan cara diubah dan diarahkan ke
saluran yang lain.

12. Hasrat Tak Terkendali Menginginkan “Sesuatu Tanpa Mau Berkorban.”


Naluri berjudi membuat jutaan orang gagal. Buktinya mungkin bisa
ditemukan dalam sebuah penelitian mengenai kegagalandot.com pada awal
2000-an. Ketika itu jutaan orang mencoba mencari uang dengan berinvestasi
di perusahaan-perusahaan yang tidak jelas.

13. Tidak Adanya Kekuatan Keputusan yang Pasti


Orang-orang yang berhasil biasanya bisa membuat keputusan dengan cepat,
dan mengubahnya, jika memang perlu, dengan sangat lambat. Orang-orang
yang gagal bisaanya bisa membuat keputusan jika memang bisa dengan
sangat lambat, dan seringkali mengubahnya dengan cepat. Tidak adanya
keputusan dan kebisaaa menunda-nunda adalah saudara kembar. Dimana ada
satu, disitu pula satunya. Singkirkan keduanya ini sebelum mereka bener-
benar membelenggu kita dalam kegagalan yang menjemukan itu.

14. Memiliki Salah Satu Ketakutan Mendasar atau Lebih


Ketakutan-ketakutan yang ada didalam diri kita. Kesemuanya harus dikuasai
sebelum kita bisa memasarkan jasa kita secara efektif

15. Pemilihan Pasangan Hidup yang Salah


Inilah sebab kegagalan yang paling lazim. Pernikahan membuat orang
berhubungan secara intim. Jika hubungan ini tidak harmonis, kegagalan akan
mengikutinya. Bahkan, ia akan mejadi kegagalan yang disertai penderitaan
dan ketidakbahagiaan, menghancurkan segala ambisi kita.

11
16. Terlalu Hati-hati
Secara umum, orang yang tidak menggunakan kesempatan dengan baik
hanya akan mendapat sisa-sisa. Terlalu hati-hati sama buruknya dengan
kurang hati-hati. Keduanya adalah sifat berlebihan yang harus dihindari.
Hidup ini sebenarnya dipenuhi kesempatan.

17. Pemilihan Rekan Bisnis yang Salah


Inilah salah satu sebab kegagalan yang paling lazim dalam berbisnis. Dalam
memasarkan jasa perseorangan, kita harus berhati-hati memilih majikan yang
bisa menjadi teladan, cerdas dan berhasil. Kita berusaha melebihi orang-orang
yang terkait erat dengan kita. Pilihlah majikan yang layak disaingi,

18. Takhayul dan Prasangka


Takhayul adalah sejenis ketakutan. Ia adalah tanda ketidaktahuan. Orang-
orang yang berhasil selalu berpikiran terbuka dan tidak takut apa pun.

19. Pemilihan Pekerjaan yang Salah


Tidak seorang pun bisa berhasil dalam mengusahakan sesuatu yang tidak dia
sukai. Langkah paling penting dalam memasarkan jasa perseorangan adalah
memilih pekerjaan yang bisa kita tekuni dengan sepenuh hati.

20. Kurangnya Konsentrasi Usaha.


Orang yang “serba-bisa” jarang sekali bagus di satu bidang tertentu.
Konsentrasikan segala usaha kita pada satu tujuan yang pasti.

12
21. Kebiasaan Membelanjakan Uang tanpa Terkendali.
Orang-orang boros tidak bisa berhasil, utamanya karena mereka senantiasa
takut miskin. Biasakanlah menabung secara sistematis dengan menyisihkan
persentasi khusus dari penghasilan kita.

22. Kurangnya Ketekunan


Tanpa antusiasme, kita tidak bisa tampil meyakinkan. Lebih-lebih,
antusiasme itu bisa dirasakan orang lain, dan orang yang memiliki serta bisa
mengendalikannya pada umumnya akan diterima di kelompok apapun.

23. Tidak Toleran


Orang yang pikirannya tertutup terhadap persoalan apapun jarang bisa maju.
Tidak Toleran berarti telah berhenti mencari ilmu. Bentuk tidak toleran yang
paling merusak adalah yang berkaitan dengan agama, ras dan perbedaan opini
politik.

24. Sikap Berlebihan


Jenis sikap berlebihan yang paling merusak adalah bekaitan dengan makan,
minuman beralkohol, dan kegiatan seks. Kegemaran yang berlebihan terhadap
salah satu hal ini sangat fatal terhadap kesuksesan

25. Ketidakmampuan Bekerja Sama dengan Orang Lain


Jumlah orang yang kehilangan posisi serta kesempatan besar dalam kehidupan
mereka karena hal ini lebih banyak daripada jumlah orang yang gagal karena
alasan-alasan lainnya. Ini adalah kesalahan yang tidak akan ditolerir eksekutif
bisnis atau pemimpin yang pandai.

13
26. Memiliki Kekuatan yang Tidak Didapatkan karena Usaha Sendiri
(Anak-anak keluarga kaya dan orang-orang lain yang mewarisi kekayaan
bukan hasil kerja keras mereka sendiri). Kekuatan di tangan orang yang tidak
mendapatkan karena berjuang sendiri biasanya berangsur-angsur akan
menghalangi kesuksesan. Kaya dengan cepat lebih berbahaya dari pada
kemiskinan.

27. Ketidakjujuran yang Disengaja


Tidak ada yang bisa menggantikan kejujuran. Mungkin sesekali kita bersikap
tidak jujur karena dituntuk keadaan yang tidak bisa dihindari. Namun, tak ada
harapan bagi orang-orang yang tidak jujur karena memang sengaja. Cepat atau
lambat, mereka akan menuai hasil perbuatannya itu, dan mereka akan
menembusnya dengan kehilangan reputasi dan mungkin bahkan kehilangan
kebebasan.

28. Egoisme dan Kesombongan


Sifat-sifat ini berfungsi seperti lampu merah yang memperingatkan agar orang
lain menyingkir. Kedua hal itu berakibat fatal terhadap kesuksesan.

29. Menebak, bukannya Berpikir


Seringkali, orang terlalu acuh atau malas mencari fakta untuk berpikir secara.
Mereka lebih suka bertindak dengan dasar “opini” yang dibuat dengan
menebak-nebak atau penilaian kilat.

30. Kurangnya Modal


Ini adalah sebab kegagalan yang lazim diantara orang-orang yang baru
mengawali bisnis, tanpa cadangan modal yang cukup untuk mengurangi

14
dampak yang timbul jika mereka melakukan kesalahan dan untuk berjaga-jaga
hingga mereka mendapatkan reputasi

2.4 Sebab-sebab Kegagalan Menjadi Pemimpin


Setelah kita mengetahui sebab-sebab mengapa kita gagal selama ini. Kita juga
harus mengetahui kenapa kita gagal menjadi pemimpin yang baik, baik kepada
diri kita sendiri maupun dengan organisasi yang kita naungi. Dalam bukunya juga
yang berjudul “Think and Grow Rich” seorang Napoleon Hill menerangkan
kiranya ada. 10 Sebab Utama Kegagalan Menjadi Pemimpin
Tibalah kita pada kesalahan-kesalahan para pemimpin yang telah gagal. Sebab,
mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan sama pentingnya dengan mengetahui
apa yang boleh dilakukan.

1. Ketidakmampuan Mengatur Detil-Detil Pekerjaan


Untuk menjadi pemimpin yang efisien, kita membutuhkan kemampuan
mengatur dan menguasai detil-detil pekerjaan. Tidak ada pimipinan sejati
yang selalu “terlalu sibuk” untuk melakukan hal-hal yang diperlukan sebagai
seorang pemimpin. Pemimpin yang sukses harus menguasai segala detil
terkait dengan kedudukannya. Tentu saja, itu artinya kita harus memiliki
kebisaaan menyerahkan detil-detil pekerjaan kepada komandan yang cakap.

2. Keengganan Memberikan Pelayanan yang Rendah Hati


Ketika diperlukan, para pemimpin yang benar-benar hebat mau melakukan
pekerjaan macam apapun yang biasanya dia perintahkan kepada orang lain.
“Orang yang paling hebat diantara kalian adalah orang yang mau menjadi abdi

15
semua orang” adalah kebenaran yang diperhatikan dan dihormati semua
pemimpin yang cakap.

3. Harapan Mendapatkan Bayaran atas Apa yang Mereka “Ketahui”


bukannya atas Apa yang Mereka Lakukan dengan Sesuatu yang Mereka
Ketahui
Dunia tidak membayar atas apa yang kita “ketahui”. Ia membayar kita atas
apa yang kita lakukan, atau dorongan kita kepada orang lain agar melakukan
sesuatu.

4. Takut Mendapat Persaingan dari Pengikut


Jika seorang pemimpin takut kalau-kalau salah seorang pengikutnya akan
mengambil kedudukannya, maka cepat atau lambat ketakutannya itu akan
terwujud. Para pemimpin yang cakap biasanya melatih para pengganti yang
mungkin akan meneruskannya, atas kemuauannya sendiri

5. Kurangnya Imajinasi
Tanpa imajinasi, para pemimpin tidak mampu menghadapi keadaan darurat
dan menciptakan rencana-rencana yang bisa dipakai untuk memandu para
pengikutnya secara efisien.

6. Egoisme
Para pemimpin yang mengaku berjasa paling besar dalam pekerjaan para
pengikutnya pasti akan dibenci. Para pemimpin yang benar-benar hebat tidak
mengaku paling berjasa. Mereka puas melihat para pengikutnya mendapatkan
penghargaan, jika memang ada, karena mereka tahu bahwa kebanyakan orang

16
akan bekerja lebih keras setelah mendapatkan pujian dan penghargaaan
daripada jika mereka mendapat uang.

7. Sikap Berlebihan
Para pengikut tidak menghormati seorang pemimpin yang sikapnya
berlebihan. Terlebih lagi, berbagai bentuk sikap berlebihan bisa
menghancurkan daya tahan dan vitalitas orang-orang yang
memperturutkannya.

8. Ketidaksetiaan
Mungkin, hal ini mestinya muncul pertama kali. Para pemimpin yang tidak
setia kepada kelompok dan teman sejawat mereka baik yang kedudukannya di
atas atau di bawah mereka tidak mempertahankan lagi kepimimpinan mereka.
Ketidaksetiaan menjadikan seseorang lebih rendah daripada debu tanah dan
dipandang hina. Kurangnya kesetiaan adalah salah satu sebab utama
kegagalan dalam berbagai segi kehidupan.

9. Sikap Menekankan Otoritas Sebagai Pemimpin


Para pemimpin yang efisien bisaanya memimpin dengan memberikan
semangat dan tidak mencoba menanamkan kekuatan di hati para pengikutnya,
para pemimpin yang mencoba menunjukkan ‘otoritas” nya kepada para
pengikutnya.

10. Pemimpin Melalui Paksaan


Para pemimpin sejati tidak perlu menunjukkan fakta itu selain dengan
perilaku, simpati, pengertian, keadilan, dan menunjukkan pengetahuan mereka
terhadap pekerjaan.

17
2.5 Faktor-faktor Kepempinan Efektif
Kepemimpinan efektif bukan semata seni, karena ia merupakan sebuah ilmu, lantas
bagai mana cara kita menggali kemampuan untuk mengubah seseorang menjadi
pemimpin yang karismatik, berpengaruh dan didambakan. Ada beberapa faktor yang
menentukan dinamika kepemimpinan efektif. Faktor itu dapat dihimpun menjadi
duda kategori utama : Kepribadian Pemimpin dan Mekanisme Kepemimpinan
Untuk menjadi pemimpin yang baik, kita pula harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pemimpin

Kepribadian Pemimpin

 Indentifikasi
Kepemimpinan efektif berarti berpikir menurut sudut pandang orang lain. Kita bisa
memotivasi tindakan apapun dari siapapun jika kita mampu membaca hasrat,
kebutuhan, dan keinginan mereka. Tetapi, sebelum kita memotivasi mereka, ingatlah
bahwa orang tidak peduli dengan apa yang kita ketahui sebelum mereka mengetahui
apa yang kita pedulikan. Mereka bisa merasakan apakah perkataan kita sesuai dengan
perbuatan kita ataukan tidak, dan kita tidak akan bisa memimpin kecuali kita benar-
benar dipercaya.

 Kerendahan Hati
Orang yang memimpin dengan egonya akan memerintah dengan amarah dan
ketakutannya, dan ketika mereka tidak lagi berkuasa, pengaruh mereka akan sirna.
Konon, pemimpin terbaik adalah pemimpin yang memerintah berkat kerja kerasnya
dalam meraih kekuasaan. Jangan menempatkan diri sebagai orang terbaik, tetapi
tempatkanlah diri kita sebagai orang yang lebih bersedia memimpin daripada yang
lain dan sebagai orang yang siap meakukan segala hal yang niscaya.

18
 Gaya
Alat paling efektif dalam memengaruhi dan memimpin bisa diringkas ke dalam satu
kata : kesederhanaan. Tak seorang pun suka atau cenderung mengikuti aturan yang
rumit dan semrawut. Perjelas dan rapikanlah/organisasikan rencana kita ketika kita
berusaha meyakinkan orang agar mengikuti cara berpikir kita. Jika gagasan kita
kacau, banyak keganjilan, dan multifokus, kita pasti tidak mampu memikat dan,
karenanya tidak dapat menarik dukungan mereka. Gagasan kita harus jelas,
sederhana, dan langsung. Ingat pula, jangan bersikap kaku. Jika kita tampak keras
kepala, kita akan dianggap rasional. Bersikap luweslah, tetapi hanya terhadap sesuatu
yang masuk akal.

 Pengaruh Pribadi
Ada beberapa rambu penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin yang
bertanggung jawab dan terpercaya. Pertama, jangan pernah mencampuradukkan
antara ambisi pribadi dan otoritas. Jangan terlalu emosional. Emosi mengandung
ambisi pribadi, yang sekalipun tidak buruk, tidak membuat kita tampak percaya diri
atau otoritatif. Pemimpin yang terlalu ambisius dapat saja memperoleh kepercayaan
tetapi tidak akan mendapatkan pengikut. Kedua, jangan pernah memkik atau
mengencangkan suara kepada siapapun hal ini akan membawa wibawa kita.
Ketiga, hormatilah setiap orang. Dengan meremehkan seseorang, kita tidak sedang
menunjukkan betapa besar dan pentingnya kita, melainkan betapa kerdilnya kita.
Dengan bersikap hormat dan penuh perhatian kepada semua orang, kita akan
mendapatkan unsur luar biasa yang penting bagi setiap pemimpin besar

19
Mekanisme Kepemimpinan
Setelah kita memperolah simpati dan dukungan orang banyak, kita masih harus
mendapatkan komitmen bulat denga menerapkan beberapa teknik psikologis. Unsure
paling penting dalam kepemimpinan adalah mengetahui cara dan waktu yang tepat
untuk meminta masukan. Keberhasilan dan kegagalan para pemimpin sering kali
ditentukan oleh cara mereka dalam melakukan hal ini. Para pemimpin yang
mengizinkan tingkat partisipasi yang wajar kepada para pengikutnya biasanya lebih
efektif daripada para pemimpin yang izinkan partisipasi yang berlebihan maupun
yang terlalu minim. Gaya kepemimpinan seseorang harus luwes sehingga dia dapat
menanggulangi berbagai perbedaan situasi ini.

Pemimpin adalah seorang yang visioner. Pemimpin bukan cuma punya mata dan
telinga, melainkan juga kekuasaan, anggaran, dan sumberdaya-sumberdaya lainnya.
Dengan kekuasaan dan penguasaan yang demikian, maka tak ada yang mustahil
untuk diubah oleh seorang pemimpin.
Dalam melihat keadaan seorang pemimpin melihat dengan cara pandang yang
berbeda, diantaranya :
1. Mata Persepsi, melihat yang kasat mata.
Bagi yang melihat, apa yang tertangkap dianggap sebagai realitas.
2. Mata Probability, melihat dengan skenario-skenario.
Ini adalah "mata"para analis.
3. Mata Possibility, melihat dengan kekuatan menggerakkan.
Inilah mata pemimpin, karena di tangannya ada kekuasaan dan penguasaan sumber-
sumber daya.

Seorang pemimpin pada dasarnya adalah orang yang menciptakan perubahan. Ia tidak
terpaku dan berselancar di atas pola yang dibuat oleh para pendahulunya, melainkan

20
membuat jalan-jalan baru yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan. Ia
bahkan menawarkan tujuan tujuan baru untuk dicapai bersama-sama.

2.6 Tingkatan-tingkatan Pemimpin

Level 1: Posisi
Dengan memegang posisi, praktis tak ada orang lain yang bisa mengganggu
dirinya. Bawahan ikut karena mereka harus ikut (They follow you because they have
to). Tanpa tanda tangan bos, Kita tak bisa melakukan apa-apa.
Pemimpin level 1 ini sebenarnya bukanlah pemimpin. Ia hanyalah manajer belaka,
yaitu orang yang bekerja dengan sistem. Ia hanya menjaga sistem yang ada. Bedanya
dengan pemimpin adalah, ia haruslah seorang yang melihat jauh ke depan. Seseorang
yang menciptakan pembaharuan dengan pemikiran-pemikirannya yang diikuti oleh
anak buahnya. Ia melakukan suatu karya agung (greatness), bukan sekadar sesuatu
yang baik (being good).

Level 2: Permission
Posisi level 1 di atas ini dapat kita anggap sebagai "pintu" untuk memberi perintah
dan memimpin. Seorang pemimpin yang disegani adalah pemimpin yang bekerja
sepenuh hati dan mencintai pekerjaannya. Ia sadar betul bahwa prestasi hanya bisa
dicapai dengan memimpin orang. Ia tidak hanya memimpin kebijakan atau
memimpin media massa demi mendapatkan popularitas dan pujian publik. Ia juga
bukan sekadar memimpin teman-temannya saja yang ia bawa dari luar untuk
membantu dirinya. Ia bukan memimpin pekerjaan, melainkan memimpin orang.

Karena Kita bekerja dengan orang, maka bangunlah jiwa mereka dan sentuhlah hati
mereka. Jangan abaikan mereka, tetapi bangunlah spirit hidup mereka. Jika ini terjadi,

21
maka mereka akan berubah dari patuh karena harus, menjadi patuh karena
diperhatikan. "They follow you, because they want to."

Level 3: Production (Results, Hasil)


Pemimpin level 1 punya kecenderungan hanya sekadar melaksanakan tugas, dan
menghabiskan anggaran yang dialokasikan pada kegiatan-kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya. Di sini pemimpin lebih berorientasi pada hasil (result-based)
ketimbang prosedur (procedural-based). Demikianlah dengan seorang pemimpin. Ia
oleh cerdas dan hebat, berprestasi bagus untuk perusahaan atau masyarakat, tetapi
bila ia tidak peduli pada bawahannya, maka ia bukanlah seorang pemimpin.

Level 4: People Development


Mengubah para pemangku jabatan dari sekadar berorientasi pada jabatan (posisi,
level 1) menjadi peduli (permission, relationship, level 2) dan berprestasi
(production, level 3) adalah sebuah prestasi. Inilah yang Umumnya dilakukan dalam
transformasi dari bad company (perusahaan yang buruk, rugi) menjadi good
company(perusahaan yang tidak rugi, tidak sakit). Tetapi di era persaingan sekarang,
being good (menjadi baik) saja tidaklah cukup. Dengan demikian yang dibutuhkan
adalah sebuah upaya transformasi maksimal, full speed, dari sekadar being good
menjadi great company (great leader). Dan dua hal berikut inilah yang dilakukan
oleh para great leader, yaitu pengembangan sumber daya manusia (people
development) dan personhood (kepribadian, respek).

Level 5: Personhood
Menjadi pemimpin memang tidak mudah. Selain sekolah dan ujiannya panjang,
perjuangannya pun berat. Itulah sebabnya banyak orang mengatakan pemimpin besar
sudah dari sananya begitu, alias mereka memang dilahirkan sebagai pemimpin

22
dengan Change DNA atau leadership DNA yang unggul. Tentu saja hal ini tidak
sepenuhnya benar. Dengan berada di level 4, seseorang tinggal selangkah lagi untuk
menduduki level 5. Jati diri yang dibentuk oleh karakter yang kuat akan menentukan
apakah seseorang layak mendapat sebutan-sebutan istimewa seperti: sang guru, paus,
nabi, suhu, atau pemimpin besar.
"They follow you because of who you are and what you represent."
Itulah spiritual leader yang namanya menjelma, dari nama biasa menjadi sebuah
kekuatan pengaruh yang disegani. Ia adalah sebuah brand dengan daya tarik yang
besar.

2.7 Unsur-unsur Kepemimpinan

I. Visi (Vision)
Seorang pemimpin pada dasarnya adalah seseorang yang memiliki Change DNA yang
siap melepaskan diri dari belenggu-belenggu-nya. Unsur O dari OCEAN, yaitu
Openess to experience akan sangat menentukan. Seseorang yang berpikir terbuka
memerlukan dukungan organisasi dan lingkungan agar ia tidak "terbelenggu" dalam
bingkai organisasi sehingga ha- nya memiliki perspektif internal. Dengan kata lain,
organisasi membantu pemimpin "melihat" dengan pikiran-pikiran baru. Re-Code di
sini berarti membuka pikiran calon pemimpin.

2. Keberanian (Courageness)
Kouzes & Posner (2003), menemukan bahwa pada awalnya pemimpin terbentuk
karena keberanian (courageness) yang mereka miliki. Seseorang di masa lalu
diangkat sebagai pemimpin tak lain karena keberaniannya. Bagi mereka berdua,
dalam bahasa latin, akar kata courage adalah cor (yang artinya hati). Karena bekerja

23
dengan hati (heart work), maka seseorang akan melaksanakan tugasnya sepenuh hati
dan berani menerima tanggung jawab.

3. Realitas
Seorang pemimpin bekerja dalam alam yang realistis, bukan mitos, bukan pula gosip
atau opini-opini. Seorang pemimpin tahu persis dan mampu membedakan yang mana
yang merupakan ilusi orang-perorang-an dan mana yang fakta. Oleh karena itu ia
harus berani men-challenge setiap opini yang ia terima untuk memperoleh suatu
kebenaran. Termasuk opini-opini dari teman-teman dekat, para pendukung atau
kenalan-kenalan

4. Etika (Ethics)
Dalam leadership diamond, yang dimaksud dengan etika adalah being sensitive to
people. Dengan kata lain, pemimpin di sini adalah pemimpin yang humanis. Ia tidak
akan melakukan apa pun yang dianggap dapat merugikan orang lain, apakah itu
bawahan, atasan, pemegang saham, komuni-tas di sekitar perusahaan, konsumen,
warga masyarakat dan sebagainya.

2.8 Macam-macam Cara Memimpin


1. Tipe Direktur
Tipe ini sangat mungkin diterapkan pada organisasi tertutup yang eksekutifnya
cenderung otonom, memiliki kapasitas yang tidak terbatas dalam melakukan
perubahan. Direktur dapat menggerakkan seluruh sumber daya, memberikan arah,
visioning, melakukan implement

24
2. Tipe Pelatih (Motivator)
Dalam keadaan yang relatif terbuka, untuk menghindari terjadinya chaos, dan
sekaligus untuk mengubah budaya, pemimpin dapat saja menerapkan cara yang lebih
halus, yaitu dengan pendekatan shaping. Dalam pendekatan ini, pemimpin
menjalankan peran sebagai motivator seperti layaknya seorang pelatih (coach) pada
tim olahraga. Ia tidak turun sendirian tetapi duduk di pinggir lapangan memberi
arahan, memberi inspirasi sekaligus menyemangati anggota timnya.

3. Tipe Navigator
Di sini lingkungan sedikit kurang terkendali sehingga hasil yang dicapai tidak 100%
dapat diselesaikan. Oleh karenanya, pemimpin menggunakan beberapa scenario
dalam menangani organisasinya. Seperti seorang yang mengendalikan pesawat atau
kapal besar, maka ia tahu persis bahwa dirinya tidak dapat mengubah arah angin.
Sebagai pemimpin, nahkoda harus melakukan sesuatu. Kalau arah angin tak bisa
diubah, maka arah kapal harus disesuaikan. Kendati demikian, kendali ada di
tangannya, sehingga masa depan dapat dikendalikan (meski tidak 100%).

4. Tipe Penerjemah (Interpreter)


Di sini pemimpin menghadapi persoalan yang sama, hanya saja ia mengambil peran
sebagai penerjemah, yaitu orang yang memberi tafsiran-tafsiran terhadap segala
sesuatu yang tengah terjadi, baik di dalam organisasi, maupun di luar. Ia sadar betul
bahwa dirinya tidak punya kuasa penuh, tetapi ia punya kecerdasan membaca "tanda-
tanda zaman" dan memberikan visi untuk berubah. Selebihnya anggota tim harus
bekerja sendiri untuk menyelesaikannya.

25
5. Tipe Pejabat Sementara (Caretaker)
Menyadari keadaan lingkungan bergerak liar dan diwarnai konflik, serta tidak dapat
dikendalikan, pendekatan kontrol menjadi serba salah. Tetapi eksekutif ini masih
dapat menggerakkan bawahan-bawahannya agar bertindak lebih entrepreneurial dan
inovatif sehingga sasaran menjadi lebih mudah dicapai. Ia masih bisa merasakan
bahwa organisasi sedang berada di mana, dan oleh karenanya dapat dikendalikan
dengan cara yang berbeda-beda

6. Tipe Perawat (Nurturer)


Seperti seorang perawat, pemimpin tipe ini memposisikan diri hanya untuk menjaga
dan menemani pasien yang sakit, hidup tanpa harapan dan member harapan agar tetap
semangat. Karena pasiennya sedang sakit, maka ia tidak bisa bergerak tegas seperti
seorang pelatih. Barangkali tugasnya sekadar memberi harapan karena hanya itulah
yang masih dimiliki si pasien. Ia mengalami kesulitan memimpin karena organisasi
dan lingkungan benar-benar chaos. Tak ada yang bisa menerka seberapa besar ia akan
berhasil. Pilihan ini begitu luas dan Kita yang harus menentu-kan yang mana
kepemimpinan yang Anda pilih agar efektif. Re-Code the leader menekankan
pentingnya memimpin dengan keberanian, realistis, berwawasan dan beretika.

26
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan salah satu factor untuk meraih kesuksesan. Untuk menjadi
seorang pemimpin kita harus mencegah melakukan hal-hal yang menjadi penyebab
kegagalan menjadi pemimpin. Kita juga harus memiliki kepribadian dan sifat seorang
pemimpin. Dan kita juga harus tahu tingkatan-tingkatan pemimpin, sehingga kita tahu
kita sudah berada di level berapa dan bisa meningkatkan diri kita untuk mencapai
level selanjutnya. Kita pun harus mengetahui cara-cara memimpin yang baik,
sehingga kita bisa menjadi pemimpin yang berpengaruh terhadap bawahan kita.

3.2 Saran

Kepemimpinan adalah salah satu faktor kesuksesan untuk itu kita harus menjauhi dari
hal-hal yang menjauhi kita dari kesuksesan menjadi pemimpin. Kita harus menjadi
pemimpin yang baik untuk diri kita dan juga organisasi kita.
Demikianlah makalah ini saya buat, karena masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, saya berharap kritik dan saran yang membangun agar untuk
pembuatan makalah selanjutnya dapat dibuat lebih baik lagi.

27
DAFTAR PUSTAKA

 Hill, Napoleon. 2003. THINK AND GROW RICH. JMW GROUP, INC
 Rhidwan, Edward. 2011 THE POWER OF PRETENDING, Blog Referensi
Sukses.com
 DePorter, Bobbi. 2006. QUANTUM SUCCESS. Oceanside. Learning Forum
Publications
 J. Leiberman, David. 2000 GET ANYONE TO DO ANYTING : NEVER FEEL
LOWERLESS-WITH PSYCHOLOGICAL SECRETS TO CONTROL AND
INFLUENCE EVERY SITUATION. New York. St. Martins’s Griffin.
 Kasal, Rhenald. 2007. RE-CODE YOUR CHANGE DNA. Gramedia Pustaka
Utama
 Haryanto. 2014. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN MENURUT AHLI.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/
 Yuli, Akharis. 2012. KUMPULAN ARTI SUKSES MENURUT PENGUSAHA.
http://akharisyuli.blogspot.com/2012/03/kumpulan-arti-sukses-menurut-
pengusaha.html

28

Anda mungkin juga menyukai