PENDAHULUAN
Mekanika tanah merupakan salah satu mata kuliah dalam Teknik Sipil,
yang terdiri dari pembelajaran teori dan praktikum. Praktikum ini harus didasari
dengan pemahaman teori yang baik. Salah satu hal yang penting bagi mahasiswa
adalah mampu mengaplikasikan teori yang di dapat di dalam kelas dengan
kegiatan praktikum di laboratorium.
Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama
sekali dalam porinya. Keadaan semacam ini jarang ditemukan pada tanah yang
masih dalam keadaan asli lapangan. Air hanya dapat dihilangkan sama sekali dari
tanah apabila dilakukan dengan tindakan khusus untuk maksud tersebut, misalnya
dengan memanaskan di dalam oven. Penyelidikan tanah yang memadai
merupakan suatu pekerjaan pendahuluan yang sangat penting pada perencanaan
sebuah proyek. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengujian kadar air pada tanah.
Kadar air adalah perbandingan antara berat air dalam contoh tanah dengan berat
butir.
1
Tanah berguna sebagai bahan bangunan dan pendukung pondasi
bangunan. Segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Pada kondisi
kering, tanah terdiri dari dua bagian, yakni butir-butir tanah dan pori-pori udara.
Pada kondisi jenuh air, tanah terdiri dari dua bagian yakni butir-butir tanah dan air
pori. Pada kondisi tidak jenuh air (natural), tanah terdiri dari tiga bagian, yakni
butir-butir tanah, pori-pori udara dan air pori.
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai bahan acuan pembelajaran praktikum bagi mahasiswa yang ingin
melakukan praktikum mekanika tanah dilaboratorium.
b. Dapat mengetahui macam-macam pengujian serta cara-cara pengujian
tanah baik yang dilakukan di lapangan maupun di laboratorium dalam
upaya untuk menentukan karakteristik tanah.
2. Bagi Peneliti
a. Melatih mahasiswa agar dapat melakukan sendiri pengukuran parameter
tanah (fisis dan mekanis) yang diperlukan untuk perencanaan keperluan
Teknik Sipil.
2
b. Sebagai bahan referensi dan acuan pembanding yang dapat digunakan
untuk melakukan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pendidik
a. Sebagai bahan masukan untuk pendidik, agar dapat mengoptimalkan
pembelajaran praktikum di laboratorium sehingga mahasiswa lebih cepat
tanggap materi yang disampaikan,
b. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi
yang berhubungan dengan makalah praktikum ini.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah
Tanah adalah material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat yang
tidak terikat secara kimia satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong
diantara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1988). Selain itu dalam arti lain
tanah merupakan akumulasi partikel mineral atau ikatan antar partikelnya, yang
terbentuk karena pelapukan dari batuan (Craig, 1991). Tanah juga didefinisikan
sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan
partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori yang berisi air dan
udara. Ikatan yang lemah antara partikel-partikel tanah disebabkan oleh pengaruh
dapat juga disebabkan oleh adanya material organik bila hasil dari pelapukan
tersebut di atas tetap berada pada tempat semula maka bagian ini disebut tanah
sisa (residu soil). Hasil pelapukan terangkut ke tempat lain dan mengendap di
beberapa tempat yang berlainan disebut tanah bawaan (transportation soil). Media
pengangkutan tanah berupa gravitasi, angin, air dan gletsyer. Pada saat akan
berpindah tempat, ukuran dan bentuk partikel-partikel dapat berubah dan terbagi
4
Tanah menurut Bowles (1989) adalah campuran partikel-partikel yang
pebbles).
yang berkisar dari kasar (3 mm–5 mm) sampai halus (< 1 mm).
0,074 mm. Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam
4. Lempung (clay) adalah partikel yang berukuran lebih dari 0,002 mm,
partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi dari tanah yang
kohesif.
Metode yang dipakai dalam teknik sipil untuk membedakan dan menyatakan
dipakai dalam bidang geologi atau ilmu tanah. Sistem klasifikasi yang digunakan
sifat-sifat teknis dari bahan-bahan itu dengan cara yang sama, seperti halnya
5
mengenai asal geologis dari tanah.
Adapun menurut para ahli teknik sipil, tanah dapat didefinisikan sebagai :
(Craig, 1987)
mineral padat yang terikat secara kimia satu dengan yang lain dan dari
bahan- bahan organik yang telah melapuk (partikel padat) disertai zat
4. Secara umum tanah terdiri dari tiga bahan, yaitu butir tanahnya sendiri
serta air dan udara yang terdapat dalam ruangan antar butir-butir
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah
bahasa yang mudah untuk menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang
6
tanah serta mengelompokkannya sesuai dengan perilaku umum dari tanah
keadaan tanah dari suatu daerah kepada daerah lainnya dalam bentuk berupa data
dasar.
Jenis dan sifat tanah yang sangat bervariasi ditentukan oleh perbandingan
tanah menjadi beberapa golongan tanah dengan kondisi dan sifat yang serupa
Ada cara klasifikasi yang umum yang digunakan, yaitu sistem klasifikasi
Engineers (Das, 1995). Kemudian American Society for Testing and Materials
tanah. Dalam bentuk yang sekarang, sistem ini banyak digunakan dalam berbagai
pekerjaan geoteknik.
di mana kurang dari 50 % berat total contoh tanah lolos saringan No.
200, yaitu tanah berkerikil dan berpasir. Simbol dari kelompok ini
dimulai dari huruf awal G atau S. G adalah untuk kerikil (gravel) atau
7
tanah berkerikil dan S adalah untuk pasir (sand) atau tanah berpasir.
dari 50 % berat total contoh tanah lolos saringan No. 200, yaitu tanah
di lapangan sebaiknya dilakukan pada setiap pengambilan contoh tanah. Hal ini
ditambahkan.
organik, ketebalannya dari beberapa meter hingga puluhan meter di bawah tanah.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut.
Tanah jenis ini umumnya mudah mengalami penurunan yang besar. perilaku tanah
organik sangat tergatung pada kadar organik (organic content), kadar abu (ash
8
content), kadar serat (fibrous content). Makin tinggi kandungan organiknya makin
tekstur tanah organik juga didominasi oleh pori-pori mikro yang berada di dalam
serat- serat organik. Dengan sistem pori ganda dan tingkat homogenitas yang
tidak merata tersebut, serta berat isi tanah yang mendekati berat isi air, maka
(settlement) yang besar juga. Selain itu karena tanah organik ini sangat lembek
Tanah gambut yang ada di Indonesia sekarang ini terbentuk dalam waktu
lebih dari 5000 tahun (Hardjowigeno,1997) dan merupakan jenis gambut tropis
yang terbentuk sebagai hasil proses penumpukan sisa tumbuhan rawa seperti
tumbuhan rawa lainnya (Van de Meene, 1984). Karena tempat tumbuh dan
tertimbunnya sisa tumbuhan tersebut selalu lembab dan tergenang air serta
sirkulasi oksigen yang kurang bagus, maka proses humifikasi oleh bakteri tidak
masih terlihat jelas dan sangat mempengaruhi perilaku dari tanah gambut yang
bersangkutan.
Perilaku dan sifat tanah organik sangat tergantung pada komposisi mineral
9
diperlukan pengetahuan tentang mineral dan komposisi kimia gambut. Hal ini
dan sifat fisik serta kimia dari partikel gambut. Sampai saat ini, penelitian gambut
dibidang teknik sipil masih sangat sedikit sekali dilakukan di Indonesia. Sehingga
pengetahuan tentang gambut masih sangat sedikit sekali. Oleh karena itu,
pemecahan dengan metoda yang benar dan tepat adalah sangat diharapkan agar
konstruksi yang dibangun dapat berdiri dengan kuat dan aman. Di dalam rekayasa
geoteknik telah lama dikenal beberapa cara bagaimana memanfaatkan tanah asli
yang memenuhi syarat sebagai material konstruksi, misalnya pada tanah lunak,
gambut dan sebagainya. Hasil dari upaya rekayasa tersebut didapat keadaan tanah
dengan daya dukung yang lebih baik serta sifat-sifat lainnya yang positif dilihat
dari sudut pandang konstruksi. Untuk hal tersebut di atas telah dikenal rekayasa
dari segi konstruksi. Sehingga sifat-sifat dan karakteristik tanah tersebut menjadi
paling penting.
10
lumpur organik yang dapat menyebabkan masalah teknik yang besar.
4. Permukaan batas antara gambut lumut sangat lapuk dan terlestarikan baik,
(Horison Weber-Grenz).
11
Tabel 2.2. Penggolongan Tanah Berdasarkan Kandungan Organik
≥ 75% Gambut
(Sumber: Pedoman Konstruksi Jalan di Atas Tanah Gambut dan Organik, 1996)
berwarna coklat tua meskipun bahan asalnya berwarna hitam, coklat, atau
lanjut. Suatu lapisan tanah mineral yang telah diolah berat isinya
12
sedangkan tanah organik dapat 2 – 4 kali dari bobot keringnya.
bobotnya sendiri.
4. Sifat penyangga
Pada tanah organik lebih banyak diperlukan belerang atau
kering yang mudah hanyut dibawa aliran air dan mudah terbakar
panas yang lebih besar dari kayu arang terbakar. Sifat-sifat fisik
kondisi fisik tanah. Hal ini berlaku pada tanah yang digunakan
13
pembuangan limbah (Hendry D. Foth, Soenartono A.S, 1994).
organik yang baik adalah poroeus atau mudah dilewati air, terbuka
udara, dan air pori. Oleh karena itu, berat dan volume akan saling
14
𝑊 = 𝑊𝑤 + 𝑊𝑠 ……………….. (1.1)
𝑉 = 𝑉𝑠 + 𝑉𝑤 + 𝑉𝑎 ……………….. (1.2)
𝑉 = 𝑉𝑠 + 𝑉𝑣 ……………….. (1.3)
Keterangan :
1. Kadar air ( w )
𝑊𝑤
𝑤= × 100 % ……………….. (1.4)
𝑊𝑠
2. Porositas ( n )
𝑉𝑣
𝑛= ……………….. (1.5)
𝑉
3. Angka Pori ( e )
15
bisa diartikan sebagai perbandingan antar volume rongga dan volume
butiran.
𝑉𝑣
𝑒= ……………….. (1.6)
𝑉𝑠
𝑊𝑠
𝛾𝑠 = ……………….. (1.7)
𝑉𝑠
𝑊
𝛾𝑏 = ……………….. (1.8)
𝑉
𝑊𝑠
𝛾𝑑 = ……………….. (1.9)
𝑉
𝛾𝑠
𝐺𝑠 = ……………….. (1.10)
𝛾𝑤
16
“Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2,65 sampai
2,75. Nilai berat jenis Gs = 2,67 biasanya digunakan untuk tanah yang
tidak berkohesi. Sedangkan tanah kohesif namun tidak dalam keadaan
organik bisa mencapai 2,72. Adapun nilai Gs pada tiap jenis tanah yang
dibentuk dalam tabel.” (Hardiyatmo, 2002).
Humus 1,37
8. Derajat Kejenuhan ( S )
𝑉𝑤
𝑆= × 100 % ……………….. (1.11)
𝑉𝑣
17
Kondisi tanah Derajat kejenuhan ( S )
Tanah kering 0
𝑛
𝑒= ……………….. (1.12)
1−𝑛
𝑒
𝑛= ……………….. (1.13)
1+𝑒
b) Hubungan angka pori, kadar air, dan berat jenis pada berat volume
basah.
𝐺𝑠 𝛾𝑤 (1+𝑤)
𝛾𝑏 = ……………….. (1.14)
1+𝑒
𝐺𝑠 𝛾𝑤
𝛾𝑑 = ……………….. (1.15)
1+𝑒
𝛾𝑤 (𝐺𝑠 +𝑒)
𝛾𝑠𝑎𝑡 = ……………….. (1.16)
1+𝑒
e) Berat volume apung atau berat volume efektif jika tanah terendam air
18
(𝐺𝑠 −1)𝛾𝑤
𝛾′ = ……………….. (1.17)
1+𝑒
Macam Tanah n e W γd γb
𝑒𝑚𝑎𝑘 −𝑒
𝐷𝑟 = 𝑒 ……………….. (1.19)
𝑚𝑎𝑘 −𝑒𝑚𝑖𝑛
Keterangan :
19
emak = kemungkinan angka pori maksimum
𝐺𝛾
𝛾𝑑(𝑚𝑎𝑘) = 1+𝑒𝑠 𝑤 ……………….. (1.20)
𝑚𝑖𝑛
𝐺𝑠 𝛾𝑤
𝑒𝑚𝑎𝑘 = −1 ……………….. (1.21)
𝛾𝑑(𝑚𝑖𝑛)
𝐺𝑠 𝛾𝑤
𝑒= −1 ……………….. (1.22)
𝛾𝑑
𝛾𝑑(𝑚𝑎𝑘) 𝛾𝑑 −𝛾𝑑(𝑚𝑖𝑛)
𝐷𝑟 = [ ] [𝛾 ] ……………….. (1.23)
𝛾𝑑 𝑑(𝑚𝑎𝑘) −𝛾𝑑(𝑚𝑖𝑛)
𝛾𝑑
𝑅𝑐 = 𝛾 ……………….. (1.24)
𝑑(𝑚𝑎𝑘)
20
Terdapat juga hubungan antara kerapatan relatif dan kepadatan
relatif dalam bentuk persamaan.
𝑅𝑜
𝑅𝑐 = 1−𝐷 ……………….. (1.25)
𝑟 (1−𝑅𝑜 )
dengan
𝛾
𝑅𝑜 = 𝛾 𝑑(𝑚𝑖𝑛) ……………….. (1.26)
𝑑(𝑚𝑎𝑘)
adalah penentuan persentase berat butiran pada satu unit saringan, dengan
1. Analisa Saringan
Adapun contoh nomor saringan dan ukuran saringan dari standar Amerika.
21
Tabel 2.6.1 Saringan standar Amerika
3 6,35
4 4,75
6 3,35
8 2,36
10 2,00
16 1,18
20 0,85
30 0,60
40 0,42
50 0,30
60 0,25
70 0,21
100 0,15
140 0,106
200 0,075
270 0,053
22
Adapun tabel nomor dan ukuran saringan menurut SNI 3423:2008
berikut.
75 3 inch
50 2 Inch
25 1 Inch
4,75 No. 4
2,00 No. 10
0,425 No. 40
Catatan: Saringan di atas memenuhi persyaratan SNI 03-6797-2002 dan SNI 03-6388-
2000. Jika dikenhendaki ukuran saringan antara dapat digunakan sebagai berikut:
75 3 inch
37,5 1 ½ inch
19 ¾ inch
4,75 No. 4
2,36 No. 8
1,18 No. 16
0,60 No. 30
0,30 No. 50
23
Analisa saringan ini mengambil pengujian pada butiran tanah yang
ukuran saringan besar diatas ukuran saringan lebih kecil. Susunannya yaitu
3’, 2’, 1’, 3/8 inci, saringan no.4, dan terakhir adalah saringan no.10. Cara
2. Analisa Hidrometer
alat pengujian untuk jumlah dan distribusi ukuran butir tanah yang
berikut :
𝛾𝑠 −𝛾𝑤
𝑣= 𝐷2 ……………….. (1.28)
18𝜇
Keterangan :
v = kecepatan (L/t)
24
Gambar 2.4.1 Hidrometer
“Untuk tanah yang terdiri dari campuran butiran halus dan kasar,
25
Menurut (Hardiyatmo, 2002), notasi D10 didefinisikan sebagai 10%
dari berat butiran total berdiameter lebih kecil dari ukuran butir tertentu.
𝐷
𝐶𝑢 = 𝐷60 ……………….. (1.29)
10
(𝐷30 )2
𝐶𝑐 = (𝐷 ……………….. (1.30)
60 )(𝐷10 )
dengan Cu > 4 untuk kerikil dan Cu > 6 untuk pasir, selanjutnya tanah
2.5. Permeabilitas
Permeabilitas (K) merupakan salah satu parameter petrofisik yang berupa
kemampuan batuan untuk dapat meloloskan fluida. Satuan permeabilitas yang
umum digunakan ialah Darcy. Permeabilitas tanah adalah kecepatan air
menembus tanah pada periode tertentu dan dinyatakan dalam cm/jam (Foth,
1978). Sedangkan menurut Hakim dkk. (1986) permeabilitas tanah adalah
menyatakan kemampuan tanah melalukan air yang bisa diukur dengan
menggunakan air dalam waktu tertentu. Nilai permeabilitas penting dalam
menentukan penggunaan dan pengelolaan praktis tanah. Permeabilitas
mempengaruhi penetrasi akar, laju penetrasi air, laju absorpsi air, drainase internal
dan pencucian unsur hara (Donahue, 1984).
1. Permeabilitas absolut
26
Merupakan kemampuan batuan untuk dapat meloloskan satu
2. Permeabilitas efektif
3. Permeabilitas relatif
2. Susunan Butiran
27
3. Geometri Butiran
5. Sementasi
6. Kandungan Lempung
28
penurunan elevasi tanah dasar (settlement). Pembebanan ini mengakibatkan
adanya deformasi partikel tanah, relokasi partikel tanah, dan keluarnya air
pori dari tanah yang disertai berkurangnya volume tanah. Hal inilah yang
yaitu tanah berbutir dan tanah kohesif. Pada tanah berbutir (pasir/sand), air
pori dapat mengalir keluar struktur tanah dengan mudah, karena tanah
(clay), air pori memerlukan waktu yang lama untuk mengalir keluar
yang rendah.
untuk perhitungan adalah undrained modulus dengan uji coba tanah yang
keluarnya air pori dari tanah. Pada penurunan ini, tegangan air pori
29
keluarnya air pori. Penurunan konsolidasi ini umumnya terjadi pada
Sekunder)
Penurunan setelah tekanan air pori hilang seluruhnya. Hal ini lebih
2002) :
tegangan normal tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kuat geser tanah.
Suatu beban yang dikerjakan pada suatu masa tanah akan selalu menghasilkan
tegangan dengan intesitas yang berbeda-beda di dalam zona berbentuk bola lampu
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sekitar 40 cm . Sampel tanah yang diambil adalah tanah yang belum terganggu
oleh akitifitas manusia. Sampel tanah yang diambil merupakan sampel tanah yang
Sampel tanah tersebut digunakan untuk pengujian kadar air, berat volume,
berat jenis tanah, batas cair, batas plastis, analisa saringan dan sand cone.
yaitu sebanyak 10 kg, yang didapatkan dari perhitungan kebutuhan sampel tanah
3.2 Peralatan
Alat-alat yang dimanfaatkan pada pengujian ini adalah alat untuk
pengujian kadar air, alat untuk pengujian berat volume, alat untuk pengujian berat
jenis tanah, alat untuk pengujian batas cair, alat untuk pengujian batas plastis, alat
untuk pengujian analisa saringan, alat untuk pengujian sand cone, dan alat-alat
lain yang sebagai pendukung yang sudah tersedia di Laboratorium Jurusan Teknik
31
3.3 Benda Uji
Sampel tanah yang diambil untuk diuji pada penelitian ini adalah tanah
teman yang bekerja tidak jauh dari lokasi tersebut yang mengatakan ada
tanah lempung yang keberadaan tidak jauh dari lokasi tempat ia bekerja
diuji dengan tujuan agar butiran pada tanah tersebut tidak melekat satu
Air yang digunakan yaitu air dari keran Laboratorium Jurusan Teknik Sipil,
32
3.4.1 Pengujian Kadar Air
a. Maksud
Maksud dari percobaan ini adalah untuk memeriksa kadar air suatu contoh
tanah, kadar air merupakan perbandingan masa air yang dikandung oleh
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Oven (suhu 105OC – 110OC )
c. Benda Uji
Ukuran butir
Ukuran ayakan
minimum
2,00 mm No. 40
4,75 mm No. 4
9,50 mm 3/8”
19,0 mm ¾”
38,0 mm 1 ½”
76,0 mm 3”
Sumber : Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah, Universitas Riau
33
d. Prosedur Pelaksanaan
massanya(m3)
e. Landasan Teori
Kadar air adalah perbandingan antara massa air dan massa butiran
padat dari volume tanah yang diselidiki atau perbandingan massa air yang
akan berkurang jika kadar airmya ditambah. Hal ini disebabkan karena air
mempengaruhi kerapatan dan jarak antara partikel tanah, maka gaya tarik
semakin kuat. Kandungan kadar air tanah dapat dijadikan acuan dalam
menentukan konsistensi.
34
𝑊𝑤
𝑊 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
Dimana :
W = Kadar air (%)
Ww = massa air (gr)
Ws = massa butiran padat dan volume tanah (gr)
sebesar 2-3%, dan adalah hal yang biasa bagi tanah di dasar laut atau tanah
kadar air alami untuk sebagian besar tanah biasanya dibawah 60%.
f. Catatan
1. Apabila diragukan setelah 24 jam maka tanah mungkin belum kering,
maka pengeringan tanah dalam oven dilanjutkan beberapa jam dan
pada penimbangan kedua yang berurutan, massa yang dapat tidak
boleh berkurang (maksimal selisihnya 0,1%)
Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung
bahan organic atau mengandung gips. Gunakan temperature oven
35
sekitar 60OC -80OC. waktu pengeringan bisa lebih dari 24 jam
digunakan cara seperti pada catatan. Tanah pasir dapat kering dalam
waktu yang lebih cepat, yaitu beberapa jam.
2. Pemeriksaan kadar air tanah selama dilakukan pada tanah asli, juga
merupakan pelengkap dari percobaan lain,seperti pada percobaan
pemadatan, batas-batas konsistensi tanah dan sebagainya.
3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara duplo, yaitu
digunakan dua benda uji sebaiknya dengan dua cawan yang hampir
sama. Kemudian nilainya dirata-ratakan. Jika selisih kedua nilai
percobaan terlalu jauh, maka percobaan harus diulangi.
4. Jika massa tanah yang diuji kurang dari yang tercantum didalam tabel
1.1 maka dalam laporan tersebut perlu disebutkan
3.4.2 Pengujian Berat Volume
a. Maksud
Untuk menentukan berat volume suatu contoh tanah. Berat volume tanah
merupakan perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah.
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut:
1. Timbangan
2. Oven (105OC – 110OC ) suhunya
3. Ring
4. Spatula
5. Cawan
c. Benda Uji
Bahan uji adalah sampel yang terganggu (disturbed sampel)
d. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengukur dimensi ring yang akan digunakan dan menimbang ring
kosong (m1)
36
3. Meratakan sampel tanah yang berada dalam ring dan membersihkan
e. Teori
Berat volume adalah menunjukakan perbandingan antara berat tanah
tanah. Semakin padat suatu tanah, maka semakin tinggi bulk density pada
a. Struktur tanah
yang lemah.
37
b. Pengolahan tanah
Jika suatu tanah sering diolah, tanah tersebut memiliki berat volume
c. Bahan organic
d. Agregasi tanah
udara dan air. Agregat tanah memiliki ukuran yang lebih besar
Tanah tersusun atas butiran padat dan rongga pori (void). Rongga
pori sendiri dapat berupa air atau udara bias jadi kedua duanya. Bila
tanah dalam kondisi jenuh air, rongga pori seluruhnya akan terisi
oleh air. Dalam ilustrasi berikut ini disajikan bagian bagian tanah.
Va udara
Vv
v Vw Ww
air
W
VS VS Butiran padat WS
38
Dimana :
W : berat total dari contoh tanah
Ww : berat air
Vv : volume pori
temperature 27,5OC.
b. Peralatan
1. Piknometer
2. Timbangan
4. Kompor gas
5. termometer
6. panic
39
c. Benda Uji
Contoh tanah kering yang lolos saringan no. sekitar 30-40 gram digunakan
d. Prosedur Pelaksanaan
(M2)
beserta contoh kedalam panic yang berisi air dengan suhu 100OC
selama 30 menit
piknometer (M4)
40
e. Teori
Massa jenis tanah adalah perbandingan antara massa butiran dengan massa
Massa jenis tanah juga dapat diartikan sebagai kerapatan tanah tersebut
saat berada pada ruangnya. Rumus yang digunakan pada percobaan ini
adalah :
(M2 − M1 )
𝐺𝑠 =
(M4 − M1 ) − (M3 − M2 )
Dimana :
M1 : massa piknometer
41
3.4.4 Pengujian Batas Cair
a. Maksud
air pada tanah. Batas cair tanah adalah kadar air yang paling rendah pada
tanah yang berada pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan
plastis. Tanah dapat dikatakan dalam keadaan batas cair apabilia tanah
kedua bagian tanah dalam mangkok terpisah oleh alur selebar 2 mm dan
b. Peralatan
1. Alat batas cair Casagrande (Mangkok harus bersih, kering & tidak
goyang)
4. Mangkok pengaduk
5. Saringan No.40
7. Timbangan
8. Oven
42
c. Benda Uji
Sampel tanah yang harus disiapkan untuk pengujian ini adalah sebanyak
±300-400 gram. Sampel tanah yang diambil adalah tanah yang tertahan di
e. Prosedur Pelaksanaan
43
e. Teori
Batas cair tanah adalah kadar air yang paling rendah pada tanah
yang berada pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan
pada tanah yang akan mengalir akibat berat sendiri. Untuk mencari
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
𝜔= x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Suatu cara pendekatan untuk menentukan batas cair dapat digunakan suatu
data jumlah pukulan dan kadar air dan dihitung dengan rumus:
𝑁 0,121
𝐿𝐿 = 𝜔.
25
Dimana:
N = Jumlah pukulan
LL = Batas cair
Rumus ini hanya pendahuluan dan dapat digunakan untuk harga N antara
20 sampai 30.
44
a. Maksud
suatu tanah. Batas plastis adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam
persen) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada
suatu tanah adalah suatu rentang kadar air dimana tanah berperilaku plastis
secara numeris. Indeks plastis merupakan selisih antara batas cair dan
batas plastis.
b. Peralatan
1. Saringan No.40
2. Cawan
3. Timbangan
4. Oven
5. Spatula
6. Plat kaca
c. Benda Uji
sebanyak ±15-20 gram. Contoh tanah harus bebas dari butir-butir yang
45
gumpalam-gumpalan tanah dengan digeus dalam mortar dengan
yang lolos saringan No.40 yang akan digunakan sebagai benda uji
D. Prosedur Pelaksanaan
gram.
cawan.
46
6. Mengeluarkan dan mendinginkannya dan menimbang berat
keringnya.
e. Teori
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air ketika tanah digulung sampai
Indeks Plastisitas adalah perbedaan antara batas cair dan batas plastis suatu
tanah, yaitu:
𝑃𝐼 = 𝐿𝐿 − 𝑃𝐼
Dimana:
PI = Indeks Plastisitas
LL = Batas Cair
PL = Batas Plastis
Sifat plastis dar suatu tanah disebabkan oleh air yang diserap di sekeliling
dikandung dalam suatu tanah yang akan mempengaruhi batas plastis dan
batas cair.
47
Jika tanah mempunyai PI tinggi, maka tanah mengandung banyak butiran
48
No. 40 0,425
No. 60 0,25
No. 100 0,15
No. 200 0,075
Pan -
Sumber: Buku Mekanika Tanah Jilid 1, Braja M. Das
2. Timbangan
dari karet.
5. Tanah sampel yang digunakan pada percobaan ini sekitar 2000 gram.
c. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksaan dalam percobaan ini adalah sebagi berikut:
1. Memeriksa setiap ayakan untuk meyakinkan bahwa ayakan tersebut
bersih
karet
menit, jangan sampai sampel tercecer keluar dari ayakan atau pan.
5. Menimbang setiap sampel yang tertahan diatas pan dan setiap ayakan
49
6. Untuk control, jumlah berat sampel pada setiap ayakan dan
10. Membuat grafik seni logaritma hubungan antara ukuran butiran dengan
d. Teori
Analisis ayakan adalah menggetarkan contoh tanah melalui satu set
tanah. Variasi tersebut dinyatakan dalam persentase dari berat kering total.
Ada dua cara yang umum digunakan untuk mendapatkan distribusi ukuran
50
- Koefisien keseragaman
𝐷60
𝐶𝑢 =
𝐷10
- Koefisien gradasi
2
𝐷30
𝐶𝑐 =
𝐷60 𝑥 𝐷10
Dimana :
𝐶𝑢 = Koefisien Keseragaman
𝐷10 = Diameter butiran yang bersesuaian dengan 10% yang lebih halus
(lolos saringan), dalam kurva distribusi ukuran butiran-butiran
𝐷60 = Diameter butiran yang bersesuaian dengan 60% yang lebih halus
(lolos saringan), dalam kurva distribusi ukuran butiran-butiran
𝐶𝑐 = Koefisien Gradasi
𝐷30 = Diameter yang bersesuaian dengan 30% lolos ayakan
3.5.7 Pengujian Kepadatan Tanah Lapangan (Sand Cone)
a. Maksud dan Tujuan
Menentukan kepadatan tanah lapangan, cara ini terbatas untuk tanah yang
Catatan:
dipadatkan
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagain berikut:
1. Alat kerucut pasir yang terdiri atas:
51
3
c. Corong berupa kerucut tinggi 13,5 cm (5 8 ") dan diameter dasar
1
16,51 cm (62 ")
cm2
2. Bahan Pembantu
Pasir bersih Otawa Jepang kering, tanpa bahan ikat sehingga dapat
3. Timbangan
4. Alat-alat pembantu
Palu, pahat, sendok, untuk membuat lubang pada tanah, kaleng, kuas,
c. Prosedur Pelaksanaan
52
2. Memeriksa kepadatan tanah lapangan
disekitar lubang
Catatan:
53
Butir Tanah Besar Volume minimum Benda uji untuk
(mm) lubang (mm3) kadar air (gr)
≤4,75 710 100
12,5 1420 300
25 2120 500
50 2830 1000
3. Nilai berat volume pasir yang digunakan dan massa pasir yang
berikut:
menutup kran
ρ𝑜 𝑚3 −𝑚2
ρ𝑘 = =
(1+𝑤) 𝑚3 −𝑚4 .𝑚5
Dengan : ρ = m/v
v = volume
54
d. Teori
Metode ini dalam ASTM D1556. Kerucut pasir (Sand Cone) terdiri atas
Dilapangan digali sebuah lubang kecil dengan berat tanah galian (W2) dan
𝑊2
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝑊3 ) =
1+𝑤
Kerucut ditegakkan dan mengisi lubang sehingga didapat berat yang ada
𝑊 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔
𝑉=
𝛾 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟
𝑊2
Sehingga, 𝛾𝑑𝑟𝑦 lapangan = 𝑉
55
BAB IV
a. Maksud
Maksud dari percobaan ini adalah untuk memeriksa kadar air suatu contoh
tanah, kadar air merupakan perbandingan massa air yang dikandung oleh
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Oven ( suhu 105°C-110°C ).
c. Benda Uji
Benda uji pada percobaan ini adalah contoh tanah basah dengan massa
Tabel 1.1. Ukuran ayakan dan massa tanah minimum menurut ukuran
56
Massa tanah basah minimum dengan
Ukuran Ukuran ketelitian kadar air
Butir Minimum Ayakan
0,1% 1,0%
2,00 mm No. 040 20 gr 20 gr
4,75 mm No. 4 100 gr 20 gr
9,50 mm 3/8 " 500 gr 50 gr
19,0 mm 3/4 " 2,5 kg 250 gr
38,0 mm 1 1/2 " 10 kg 1 kg
76,0 mm 3" 50 kg 5 kg
Sumber : Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah, Universitas Riau
d. Prosedur Pelaksanaan
Cara untuk melakukan pengujian kadar air adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan cawan terlebih dahulu, menimbang cawan dan
mencatat massanya ( m1 ).
( m3 ).
e. Landasan Teori
Kadar air adalah perbandingan antara massa air dan massa butiran
padat dari volume tanah yang diselidiki atau perbandingan massa air yang
dikandung tanah dengan massa tanah kering. Air dapat mempengaruhi sifat
berkurang jika kadar airnya ditambah. Hal ini disebabkan karena air
57
mempengaruhi kerapatan dan jarak antar partikel tanah, maka gaya tarik antar
partikel tanah akan semakin meningkat, sehingga tanah akan semakin kuat.
konsistensi tanah.
sebesar 2 – 3 %, dan adalah hal yang biasa bagi tanah di dasar laut atau tanah
organik di danau yang mempunyai kadar air hingga 300 – 400 %, sedangkan
Kadar air
No Tipe Tanah
dalam jenuh ( % )
1 Pasir lepas dengan butiran seragam 30
2 Pasir padat dengan butiran seragam 16
3 Pasir berlanau padat dengan butiran sudut 15
4 Lempung Kaku 21
5 Lempung Lembek 30-50
6 Tanah 25
7 Lempung Organik Lembek 90-100
8 Gluvial MI 10
9 Pasir berlanau lepas dengan butiran sudut 25
Sumber : Das, Braja. M. 1994 dan 1995, Mekanika Tanah 1. Jakarta : Erlangga
58
f. Catatan
1. Apabila diragukan setelah 24 jam maka tanah mungkin belum kering,
3. Tanah pasir dapat kering dalam waktu yang lebih cepat, yaitu beberapa
jam.
4. Pemeriksaan kadar air tanah selama dilakukan pada tanah asli, juga
digunakan dua benda uji sebaiknya dengan dua cawan yang hampir
6. Jika massa tanah yang diuji kurang dari yang tercantum didalam tabel
g. Perhitungan
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
𝑤= × 100 %
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
59
𝑚2 − 𝑚3
𝑤= × 100 %
𝑚3 − 𝑚1
Sampel 1
Diketahui : m1 = 8.5 gram
m2 = 112.9 gram
m3 = 98.9 gram
Massa air = m2 – m3
= 112.9 – 98.9
= 14 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
Kadar air ( w ) = × 100 %
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
14
= × 100 %
90.4
= 15.49 %
Sampel 2
Diketahui : m1 = 8.6 gram
m2 = 118.8 gram
m3 = 104.2 gram
Massa air = m2 – m3
= 118.8 – 104.2
= 14.6 gram
60
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
Kadar air ( w ) = × 100 %
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
14.6
= × 100 %
90.6
= 16.11 %
= 15.8 %
h. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, hasil kadar air yang
diperoleh :
Sampel 1 = 15.49 %
Sampel 2 = 16.11. %
2. Dari hasil perhitungan kadar air rata-rata yang telah diperoleh 15.8 %
61
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
62
6.2. Pengujian Berat Volume
a. Maksud Dan Tujuan
Untuk menentukan berat volume suatu contoh tanah. Berat Volume tanah
b. Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Timbangan
2. Oven (105ºC - 110 ºC) suhunya
3. Ring
4. Spatula
5. Cawan
c. Benda Uji
d. Prosedur Pelaksanaan
kosong (m1)
63
6. Mengeluarkan sampel tanah dari ring dan memasukkan kedalam
e. Teori
suatu tanah, maka semakin tinggi bulk density pada tanah maka semakin
antara lain :
a. Struktur Tanah
yang lemah.
64
b. Pengolahan Tanah
Jika suatu tanah sering diolah, tanah tersebut memiliki berat volume
c. Bahan Organik
d. Agregasi Tanah
udara dan air. Agregat tanah memiliki ukuran yang lebih besar
Tanah tersusun atas butiran padat dan rongga pori (void). Rongga pori
sendiri dapat berupa air atau udara bisa jadi kedua – duanya. Bila tanah
dalam kondisi jenuh air, rongga pori seluruhnya akan terisi oleh air.
65
Gambar 2.1. Diagram Fase Elemen Tanah
Dimana :
e. Perhitungan
1. Ring
Diameter ring (D) = 7 cm
Tinggi ring (H) = 4.5 cm
Volume ring (V) = ¼ π D² t
= ¼ π (7)² (4.5)
= 173.18 cm³
66
4. Berat Volume, 𝛾 𝑏𝑢𝑙𝑘
𝑚2 − 𝑚1 384.8 − 23.3
= = 2.09
𝑉 173.18
5. Kadar Air
𝑊𝑤
W = 𝑥 100%
𝑊𝑠
315.4
= 361.5 𝑥 100%
= 87.24 %
𝛾 𝑏𝑢𝑙𝑘
𝛾 𝑑𝑟𝑦 = 1+𝑤
2.09
= 1 + 87.24
= 0.024
f. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat diketahui berapa berat volume tanah basah
dan berat volume tanah kering, sehingga untuk menentukan berat volume
Untuk mengetahui massa suatu contoh tanah, massa jenis tanah adalah
67
volume yang sama pada temperatur tertentu. Pada percobaan ini diambil
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Piknometer 100 ml.
2. Timbangan digital.
piknometer).
4. Kompor listrik.
5. Termometer.
6. Desikator.
c. Benda Uji
(ASTM D-854-02).
d. Prosedur Pelaksanaan
specific gravity:
(M2).
68
5. Kemudian hidupkan kompor listrik dan rebus piknometer, air beserta
termometer.
8. Setelah itu timbang dan catat berat piknometer yang berisi tanah dan
air (M3).
e. Teori
dengan massa air di udara pada volume yang sama. Massa jenis tanah juga
(𝑴𝟐 − 𝑴𝟏)
𝑮𝒔 =
(𝑴𝟒 − 𝑴𝟏) − (𝑴𝟑 − 𝑴𝟐)
Dimana :
M1 : Massa piknometer
69
M2 : Massa piknometer + tanah kering
f. Perhitungan
Ditanya : GS...?
(𝑀2 − 𝑀1)
𝐺𝑆 =
(𝑀4 − 𝑀1) − (𝑀3 − 𝑀2)
198,8−159
= (797,7−159)−(248,6−198,8)
70
39,8
=
638,7 − 49,8
= 0,0675
0,9957
= 0,0675 ×
0,9964
0,0674
G. Kesimpulan
G piknometer : 0,0675
71
PEMERIKSAAN SPECIFIC GRAVITY
72
6.4. Pengujian Batas Cair
a. Maksud
Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah.
Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah pada keadaan batas peralihan
antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan batas cair apabila
diperiksa dengan alat casagrande kedua bagian tanah dalam mangkok yang
b. Peralatan
3. Cawan
4. Saringan no. 40
5. Spatula
6. Timbangan
7. Oven
c. Benda Uji
±300-400 gram. Contoh tanah harus bebas dari butir-buitr yang lebih besar
73
d. Prosedur Pelaksanaan
diantaranya :
e. Teori
Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan
keadaan plastis. Batas cair (Liquid Limit, LL) merupakan kadar air minimum
pada tanah akan mengalir akibat berat sendiri. Untuk mencari kadar air tanah
digunakan rumus :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
Kadar Air (w) = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Suatu cara pendekatan untuk menentukan batas cair dapat digunakan suatu
data jumlah pukulan dan kadar air dan dihitung dengan rumus :
𝑁
LL = w 𝑥 𝑥 0,121
25
Dimana :
w = Kadar air asli
N = Jumlah pukulan
74
LL = Batas Cair
Rumus ini hanya pendahuluan dan dapat digunakan untuk harga N antara
20 sampai 30.
f. Perhitungan
Cawan 1
- M1 = 12.5 gram
- M2 = 63.8 gram
- M3 = 62.1 gram
Di tanya : w = ?
Penyelesaian :
M2− M3
Kadar air (w) = 𝑥 100%
M3−𝑀1
63.8−62.1
= 62.1−12.5 𝑥 100%
= 3.43 %
Cawan 2
- M1 = 12.5 gram
- M2 = 69 gram
- M3 = 64.9 gram
Di tanya : w = ?
Penyelesaian :
M2− M3
Kadar air (w) = 𝑥 100%
M3−𝑀1
69−64.9
= 64.9−12.5 𝑥 100%
= 7.82 %
Cawan 3
- M1 = 12.4 gram
- M2 = 72.1 gram
- M3 = 70.4 gram
Di tanya : w = ?
75
Penyelesaian :
M2− M3
Kadar air (w) = 𝑥 100%
M3−𝑀1
72.1−70.4
= 70.4−12.4 𝑥 100%
= 2.93 %
Cawan 4
- M1 = 12.6 gram
- M2 = 62.7 gram
- M3 = 61.4 gram
Di tanya : w = ?
Penyelesaian :
M2− M3
Kadar air (w) = 𝑥 100%
M3−𝑀1
62.7−61.4
= 61.4−12.6 𝑥 100%
= 2.66%
g. Kesimpulan
semakin tinggi nilai kadar air, maka jumlah pukulannya akan semakin sedikit
dan sebaliknya, semakin rendah nilai kadar air maka jumlah pukulannya akan
semakin banyak. Pada percobaan didapat nilai kadar air dan jumlah
pukulannya:
76
PEMERIKSAAN BATAS CAIR
Praktikum : Batas Cair Tanggal : 27-10-2019
Lokasi : Laboratorium Penguji :
1 Percobaan No. 1 2 3 4
2 Jumlah Pukulan 40 30 24 26
3 Berat Cawan Kosong M1 gram 178.3
4 Berat Cawan + Tanah M2 gram
233,4 221,5 215,9 216,2
Basah
5 Berat Cawan + Tanah M3 gram
230,4 220,3 215,1 215,1
kering
A = M2–M3
6 Berat Air 3 1,2 0,8 1,1
gram
B = M3–M1
7 Berat Tanah Kering 52,1 42 37,6 37,9
gram
W = A/B *
8 Kadar Air 5,76% 2,86% 2,13% 2,50%
100%
9 Batas Cair (%)
77
PEMERIKSAAN BATAS CAIR
Kadar Air
7
5
Kadar Air ( %)
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Jumlah Pukulan
78
6.5. Pengujian Batas Plastis
a. Maksud
suatu tanah. Batas plastis adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam
persen) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada
plastisitas suatu tanah adalah suatu rentang kadar air dimana tanah
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Saringan no. 40
2. Cawan
3. Timbangan
4. Oven
5. Spatula
6. Plat Kara
c. Benda Uji
±15-20 gram. Contoh tanah harus bebas dari butir-buitr yang lebih besar
79
Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir-butir kasar,
saringan no.40 yang akan digunakan sebagai benda uji pemeriksaan batas
d. Prosedur Pelaksanaan
2. Mencampur air sedikit demi sedikit aduk sampai merata. Kadar air
tanah yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup plastis dan
melekat dengan jari bila ditekan. Contoh tanah batas plastis ini diambil
80
e. Teori
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air ketika tanah digulung sampai
Indeks plastisitas adalah perbedaan antara batas cair dan batas plastis suatu
tanah, yaitu :
PI = LL – PL
Dimana :
PI = Indeks Plastisitas
LL = Batas Cair
PL = Batas Plastis
Sifat plastis dari suatu tanah disebabkan oleh air yang diresap disekeliling
dalam suatu tanah yang akan mempengaruhi batas plastis dan batas cair.
81
f. Perhitungan
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh data :
Cawan 1
- Massa cawan kosong (M1) = 12.5 gram
- Massa cawan + tanah basah (M2) = 14.6 gram
- Massa cawan + tanah kering (M3) = 14.4 gram
Massa air = M2 – M3
= 14.6 – 14.4
= 0.2 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
Kadar Air (w) = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑥 100%
0.2
= 1.9 𝑥 100%
= 10.53 %
Cawan 2
- Massa cawan kosong (M1) = 12.2 gram
- Massa cawan + tanah basah (M2) = 14.9 gram
- Massa cawan + tanah kering (M3) = 14.5 gram
Massa air = M2 – M3
= 14.9 – 14.5
= 0.4 gram
Massa Tanah Kering = M3 – M1
= 14.5 – 12.2
= 2.3 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
Kadar Air (w) =𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑥 100%
0.4
= 2.3 𝑥 100%
= 17.39 %
Cawan 3
- Massa cawan kosong (M1) = 12.2 gram
- Massa cawan + tanah basah (M2) = 13.8 gram
- Massa cawan + tanah kering (M3) = 13.8 gram
Massa air = M2 – M3
82
= 13.8 – 13.8
= 0 gram
Massa Tanah Kering = M3 – M1
= 13.8 – 12.2
= 1.6 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
Kadar Air (w) = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑥 100%
0
= 𝑥 100%
1.6
= 0 %
Cawan 4
- Massa cawan kosong (M1) = 12.6 gram
- Massa cawan + tanah basah (M2) = 14.9 gram
- Massa cawan + tanah kering (M3) = 14.3 gram
Massa air = M2 – M3
= 14.9 – 14.3
= 0.6 gram
Massa Tanah Kering = M3 – M1
= 14.3 – 12.6
= 1.7 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
Kadar Air (w) = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑥 100%
0.6
= 𝑥 100%
1.7
= 35.29 %
10.53 + 17.39 + 0 + 35.29
Kadar air rata-rata =
4
= 36.74 %
83
PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS
Praktikum : Batas Plastis Tanah Tanggal : 29-09-2019
Lokasi : Laboratorium Penguji :
1 No. cawan 1 2 3 4
2 Berat cawan M1 12.5 12.2 12.2 12.6
3 Berat cawan + tanah M2 14.6 14.9 13.8 14.9
basah
4 Berat cawan + tanah M3 14.4 14.5 13.8 14.3
kering
5 Berat air M2-M3 0.2 0.4 0 0.6
6 Berat tanah kering M3-M1 1.9 2.3 1.6 1.7
7 Kadar air 𝑀3 − 𝑀1 10.53 17.39 0 35.29
𝑥 1000%
𝑀3 − 𝑀1
8 Batas cair LL
9 Batas plastis PL
10 Indeks plastisitas IP
84
6.6. Pengujian Analisa Saringan Metode Mekanik
a. Maksud
2. Timbangan
85
4. Tanah yang mewakili ukuran yang diperiksa, apabila tanah
dari karet.
5. Tanah sampel yang digunakan pada percobaan ini sekitar 2000 gram.
c. Prosedur Pelaksanaan
bersih.
karet.
menit, jangan sampai sampel tercecer keluar dari ayakan atau pan.
5. Menimbang setiap sampel yang tertahan diatas pan dari setiap ayakan.
86
10. Membuat grafik seni logaritma hubungan antara ukuran butiran dengan
d. Teori
Analisis ayakan adalah menggetarkan contoh tanah melalui satu set
pada tanah. Variasi tersebut dinyatakan dalam persentase dari berat kering
c. Koefisien Keseragaman
𝐷60
Cu = D10
d. Koefisien Gradasi
𝐷30²
Cu = 𝐷60 𝑥 𝐷10
87
Dimana :
Cu : Koefisien Keseragaman
D10 : Diameter butiran yang bersesuaian dengan 10% yang lebih halus (lolos
saringan), dalam kurva distribusi ukuran butiran – butiran.
D60 : Diameter butiran yang bersesuaian dengan 60% yang lebih halus (lolos
saringan), dalam kurva distribusi ukuran butiran butiran.
Cc : Koefisien Gradasi
e. Perhitungan
88
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
% 𝐾𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
264.5
= 𝑥 100 %
2000
= 13.225 %
393.3
% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
1735.5
= 22.67 %
909.3
% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
1735.5
= 52.39 %
276.2
% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
1735.5
= 15.91 %
70.9
% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
1735.5
= 4.09 %
89
5. Saringan No.60 (0.25 mm)
24.6
% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
1735.5
= 1.42 %
22.2
% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
1735.5
= 1.28 %
0.7
% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
1735.5
= 0.04 %
8. Pan
38.3
% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
1735.5
= 2.2 %
Persentase Lolos
90
2. Saringan No.10 (2 mm)
% tertahan = 52.39 %
% lolos = 77.33 – 52.39
= 24.94 %
91
6.7. Pengujian Sandcone
Catatan :
dipadatkan
b. Peralatan
1
16.51 cm (6 2 ")
2. Bahan Pembantu
Pasir bersih okawa Jepang kering, tanpa bahan ikat sehingga dapat
92
dan kurang dari 8 lewat saringan no.60 (0,25 mm) koefisien
3. Timbangan
a. Kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1 gram
Palu, pahat, sendok, untuk membuat lubang pada tanah, kaleng, kuas,
c. Prosedur Pelaksanaan
Beberapa tahapan yang digunakan dalam melakukan pengujian sandcone
adalah sebagai berikut:
1. Sebelum melaksanakan pemeriksaan, perlu mengetahui:
disekitar lubang.
93
d. Mengumpulkan tanah hasil galian (jangan ada yang tercecer)
Catatan :
3. Nilai berat volume pasir yang digunakan dan massa pasir yang akan
94
Menimbang botol kosong dan corongnya (m1)
V1 = (M6 – M5) / ew
𝜌w = 1 gr/cm³
𝜌𝑜 𝑚3 − 𝑚2
𝜌k = (1 + 𝑤 ) = 𝑚3 − 𝑚4.𝑚5
𝑀
Dengan : 𝜌 = 𝑉
V = Volume
d. Teori
Metode ini dalam ASTM dengan 0 – 1056. Kerucut pasir (sandcone)
Dilapangan digali sebuah lubang kecil dengan berat tanah galian (w2)
dan kadar air (w) sehingga berat kering tanah dapat ditulis:
𝑊2
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝑊3) =
1 +𝑊
𝑊 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑑𝑖 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔
𝑉 =
𝛾 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟
95
𝑊2
Sehingga, 𝛾 𝑑𝑟𝑦 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑉
e. Perhitungan
7600 − 771.1
=
4819
= 1.42 gr/ml
96
5. Derajat Kepadatan Lapangan
𝛾𝑑 𝑙𝑎𝑝
D= 𝑥 100 %
𝛾𝑑 𝑙𝑎𝑏
= 𝑥 100 %
= %
f. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dari pengujian yang dilakukan maka diperoleh nilai
kadar air = %, berat kering lapangan (𝛾𝑑 𝑙𝑎𝑝) = gram/ml dan nilai derajat
kepadatan (D) = %
97
Bab V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Pengaplikasian ilmu mekanika tanah penting dalam dunia teknik sipil
praktikum ini, praktikan mampu memahami teori yang selama ini dipelajari serta
air, berat volume, massa jenis, batas cair, batas plastis, ditribusi ayakan serta
5.2 Saran
Ilmu yang telah diterima sebaiknya diterapkan pada dunia pekerjaan yang
pada khususnya berkaitan dengan tanah. Dengan dibekali ilmu mekanika tanah
98
DAFTAR PUSTAKA
99
LAMPIRAN
100
3. Pemeriksaan Specific Gravity
101
102
4. Pemeriksaan Batas Cair
103
5. Pemeriksaan Batas Plastis
104
6. Pemeriksaan Analisa Saringan
105
7. Pemeriksaan Sandcone
106
8. Dokumentas Pengambilan Sampel Tanah
107