Anda di halaman 1dari 21
PENETAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN BAGI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT RUJUKAN ODHA DAN SATELITNYA (Keputusan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor : 832/Menkes/SK/X/2006 tanggal 17 Oktober 2006) MENTER) KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Merimbang 2. bahwa kasus Orang Dengan HiVMAIDS (CDMA) di kalangan masyarakat khususnys masyarakat usia produkt cenderung meningkat sehingga merupakan ancaman potensial terhadap kesenatan masyarakat di Indonesia yang dapat berdampak huas dan negat bagi kefahanan bangs; b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ODHA, peru citetakan rumah sakit rujukan bagi ODHA dan standar pelayanan rumah Sadi rujukan ODHA dan setefitny untuk memberikan pelayanan Kesehatan yang lebih bormmutu: bahwa Keputusan Menteti Kesehatan Nomor 492/ Menk as/SK/VIi/2098 lentang Penetanan Rumah Sakit Rujuiea bagi ODA dan Standar Rumah Sakit Rujt an ODHA dan Satelitnya, setelah dilakukan fevaluas! peru diskukan perbaikan dan ditetapkan Kembali dengan Keputusan Mentor’ Kesehatan, Mengingat 4, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit henuiar (Lembasan Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambatian Lembaran Negara Nomor 3273); Undang-Undang Nomor 23 Tehun fenteng Kesehatan (Lanibaran Negara Tahun 1982 Nomor 400, Tambahan Lembaran Negara Nomar 3495}, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 200¢ tentang Pemerintahan Oaerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) 4, Peraturan Pemerintah Nomar 40 Tahun 1981 tentang, Penanggulangan Waban Penyakit. Menular Lembaran Negara Tahun {091 Nomor 49, ‘Tambahan Lembaran Negara Nomer $447), 5, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah gan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor $4, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952), 6. Peraturan Presiden Nomer 9 Tahun 2008 tentang ‘eduduken, Tugas, Fungsi, Susunan Organisesi dan Tala Kerja Kementerian Negara Republik \adonesia 7 Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1994 tentang Pembentukan Komisi Penanggulangan HIVIAIDS, 4 Poraturan Menteri Kesehatan Nomor S50/Menkes! Pen'Vili/1989 teniang Jenis Penyakit Tertentu yang Dapat Menimbulkan Waban, Tata Cara Penyampaian Laporan dan Tala Care Penangguiangannya, i Kesejahteraan Rekyat Nomor 9 emang — Strategi Nasional AIDS i Indonesia: KEPIT ingagulang Waite Penuncang vigan No, 2631/Selasa, 09-01-2007 40. Keputusan Menten Kesehatan Nomor 1285/Menkes! 'SK/X/2002 tentang Pedoman Penangguiangan HIV! [AIDS dan Penyakit Menular Seksual Kepulusan Menteri Kesehatan Nomor 1507/Menkes! ‘SKXI2005 tentang Pedoman Pelayanan Konseling dan Testing HIVIAIDS Secara Sukarela (Voluntary Counseling and Testing) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1875/Menkes! Per!X)/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; 11 3 MEMUTUSKAN Menetapkan Kesatu KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN BAGI ORANG DENGAN HIV! AIDS (ODHA) DAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT RUJUKAN, ODHADAN SATELITNYA, Kedua Daftar rumah sakit rulukan Bagi Orang Dengan HIVIAIDS (ODHA) sebagaimana dimaksud Dikture Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran | Keputusan Ketige Standar Rumah Sakit Rujukan ODHA dan Sateliinys sebagaimana dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran tl Keputusan ini keempat Rumah Sakit Rujukan bertanggung Jawab kepads Menteri Kesehatan dan ‘walib menyampaikan laporan secara berkats melalui Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Kelima Monitoring dan evaluasi sehubungan dengan pemberian _pelayanan kesehatan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) akan dilakukan olen Tim yang terdici dari Direktorat Jenderal Sina Pefayanan Medi, Direktorat Jenderal P2 & PL, dan stakeholder terkait Keenam Pembinaan dan Pengawasan terhadao pelaksanaan keputusan ini dilakukan olen Menteri Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan fungsi dan tugasaya masing-masing. vt Ketujuh Dengan berlakunya Keputusan ini, Kedelapan : Kepulusan in mulai berlaku sejak maka Keputusan Menteri Kesenatan tanggal ditetapkan. Nomor 482/Menkes/SKIVI1/2008 tentang Penetapan Rumah Sakit Ditetapkan di Jakarta Rujukan bagi ODHA dan Standar pada tanggal 17 Oktober 2008 Rumah Sakit Rujukan ODHA dan MENTERI KESEHATAN, Satelitnys, dinyatakan tidak berlaku td ley Or. dr. SITIFADILAH SUPARISp.JP(K) : Lampiran DAFTAR RUMAH SAKIT RUJUKAN BAG] ORANG DENGAN HIVIAIDS - ™ ° no. | Propinsi Kota | Nama Rumah Sakit 1 Nenggroe Aceh Darussalam Bande Acoh 1 RSU Dr. Zainoe! Abidin 2 Sumatera Utara | Medan RSU H. Adam Mai | 3 Sumatera Utara Medan RSU Dr. Pringadi 4 Sumatera Utara Medan | RS Bhayangkara Tk. t Sumut |g | ginsea uae rea | separa bos | Riau Peken Baru RSU Pekan Baru fr iepuiauan Riau Batam RS Budi Kemuliaan 8 | Sumatera Selatan Palembang SU Or Hoesin Palembang Ie Sumatera Selatan Palembang | RS RK Chanitas ; 7 | Bengkutu Bengkulu | RSUDr.M. Yunus 1. | Jambi ambi | RSU Raden Mattaher ) 2) Lampung Bandar Lampung RSU DrH, Abdoe! Moelock \ | | Tanjung Karang 113. | Bangke Beitung Bangka | RSU Sungai Laut te | DK Jakarta Jakarta Pusat RSUPN Dr-Cipto Mangunkusumo 15 | Oki Jakarta | Jakarta Pusat | RSAL Ds Mintohanje 16. | DKiJakarta | Yakarta Pusat RSPAD Gatot Soebroto 47 {Oki Jakarta Jakarta Utara | RSU Or. Sulianti Saroso. 8 \ OKI Jakarta Jokara Utara RSU Koja 49, | Dkiuakarta Jakarta Timur RBU Persahabatan 20.) Dkidakarta Jakarta Timur RSJ Duren Sawit 21 | Okt Jakarta “akan Timur RS Kepoisian Pusat 22 | OKI Jakarta Jakarta Barat RS Kanker Dharmais 23. |. Oki Jakarta ‘akarta Selatan RSU Fatmawali 24 | Oki Jakarta ‘akarta Selatan RS Ketergantungan Obat 25. | Jawa Barat Bandung RSUP Hasan Sadikin 26. | Jawa Barat Bandung RS St. Borromens 27, | Jawa Barat Bogor | RSJ Or H, Marzooki Mahdi 28. | Jawa Barat Bekasi RSU Bekasi 20. | Banten Tangerang RSU Tangerang | 30. Jawa Tengah Semarang RS Or. Kariadi 31, | Jawa Tengah Semarang RS St Elisabeth | 2). | Sawa Tengah | Surakena | RSU Dr foewara! Surakarte } 33. | Jaws Tengen Purwekerto RSU Prot OrM.Soekaro 34 | Daerah Istimewa Yogyakarta Yosyakaria RSU Dr. Sardi | 35. | Daerah Istimewa Yogyakarta Yosyakarta Rs Bethesda Yogyakarta 36 | Jawa Timur : Surabaya RSUD Dr. Soetomo | 37 | Jawa Timur Surabaya FS Bhayangkara KI. Jatim | 38 | Jawa Timur Surabaya RSAL Dr Ramelan } 39. | Jawa Timur Malang RSUP Dr, Syaiful Anwar | 4. | Bali Denpasar | RU Sanglan a | Bali Buteieng RSU Singaraja j 2 | Kalimantan Barat Pontianak SU Dr. Soedarso [43 | Katmantan Barat Pontianak PSU St Antonius Perundong-undangan No.289/Selasa, 09-01-2007 ve [ve | Pron won [Naren | (as. | Kalimantan Barat Mempawah TSU Or. Rubini | 46. | Kalimantan Timur Semarinda | RSUHA. Wahab Slabranie S| kalnatan tie Balkpapan BSU Or KBoueoro | 48. | Kalimantan Tengah Patangkaraya | RSU br Doris Syivanus | | 49. | Kalimantan Selatan Banjarmasin | RSU Ulin Banjermacin | | 80. | Nusa Tenggara Barat Mataram | RSU Nataram | | St. | Nusa Tenggara Timur Kapang | RSUProfor WZ Johanes | 52. | Nusa Tenagara Timur upeng | RS REM 161 Wirasakt 53. | Sulawesi Utara Manado RSU Manado | | $5. Sulawesi Utara ‘Tomehon: RS Bethesda Tomohon | | 56. | Stlawes! Ura Brung ASU Bilung | 57. | Sulawesi Tengah Pau SU Undata Paiu | | 50. | Sulawesi Selatan Makassar RSU Or Wandin Sudirohusodo | ©. | Suawes! Sear Makassar RS Kepoisan Ghayangkara | — | gt | Stiawest Setatan Makassar | RS lina Makassar | 62. | Sulawesi Tenggara Kendar SU Prop. Kendari 63. | Gorontalo Gorontalo RSU Prof DEH. Aloe’ Saboe 64 | Maluku Amon | RSU Dr Mt. Haulussy Ambon | 65 | Maluku Ambon | -RSAIFatah 588 | Maluku Utara Ternate RSU Temate | (ot | tianJaya Barat Manokwar | fever 68} tran vaya Barat Sorong RSUD Sele be Soru | 69. | lian Jaya Tengah Nabire | RSU Nabire | | to | tian Jaya Tengah imika | RS Mira Masyarakat Tima | 71. | ian Jaya Tengah | Bick RSU Biak | | 72 | rian Jaya Timur Abepura. RSU Abepura | | 7a. | nan Jaye Timur siayepure | SAG Marten Indey 74 | Wan Jaya Timur Sayepura | RSU Jayapura {7 | than Joya Timur Mescauke RSU Merauke | MENTERI KESEHATAN, wt Drs. SIT FADILAH SUPARI Sp, JP(K) Lampiran i Di wilayah Asia Tenagara terdapat lebih dari 6 jute OOHA, India menduduki peringkat kedua setelah 'STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT RUJUKAN ODHA Aika Selaten sebagai negara dengan jumlah ODHA DANSATELITNYA terbanyak. Hanya sekitar 50.000 ODHA atau 12% dari Jummiah selurun QDHA Gi daerah Asia Tenggara yang, 1. PENDAHULUAN menerima terapi antiretrovieal (ART: antiretroviral A. Latar Belakang treatment), Ernpat negara yang diperkirakan memilki Dalam waktu yang.singkat virus HIV (human immu nodeficiency virus) telah menaubah keadaan sosial ‘ioral, ekonomi dan keseliates. dunia, Saat jai HIV! AIDS merupakan masalah kesehatan lerbesar yang sifiadapi oleh komunitas global. Sahkan dari data dunia hingga akhir tahun) 2005 pandemik HIV/AIDS telah membunuh hampir 30 juta orang. Lebih dari 40 juta orang hidup dengan HIVAIDS (ODHA) dan sedikitnya terdapat penambahan 14,000 orang lerinfeksitiap harinya, Jika tidak diterapi, diperkirakan 3 juta akan mati tiap tahunnya akibat HIVIAIDS, Warta Perundang-undangan No. 2631/Selasa, 09-01-2007 beban berat akibat kesenjangan permasaiahan pemberian ART ini adalah India, Thailand, Myanmar, gan indonesia, Dilndonesia, AIDS untuk pertama kalinya dilaporkan pada tahun 1987 di Ball. Penyebaran HIV di Indone- sia meningkal setelah tahun 1995. Pada taftun 1999, lefjadi fenomena baru penyebaran HIVIAIOS yang mulai terihal pada para nengguna narkotik suntikan (DU: injecting drug user), Pada tahun 2000 terjadi peningkatan penyebaran epidem HV’ secara nyata v3 melalui pekerja seks. Hasil estimasi terakhir pada abun 2002 diperkirakan junlah orang yang telah lertular HIV berada pada kisaran 90.000 hingga 130,000 erang, Dari suveilans terakhir tahun 2005, terdapat 4065 kumulalif kasus infeksi HIV dan 4186 kumulatit agus AIDS ai selurun propinsi di Indonesia. Rasic laki-laki dan perempuan sebesar 4,89:1 dengan case rate nasional 2,08 ger 100.000 penduduk ‘Sangat disayangkan, hampir sebagian besar ODMA berada pada kelompok umur 20:28 tahun (54.04%) yang merupakan generasi muda. Jumlah tersebut akan meningkat terus terutama jika tidak diambil langkah-langkah untuk mengatasinya, Perkiraan infeksi HIV pada tahun 200 ci indonesia sebanyak { hingga 5 juta orang, sementara sasaran indone- sia Sehat 2070, pada tahun 2010 prevalensi HIV! AIDS tidak lebih dari 1%. Pada tanggal 1 Desember 2003, World Health Organization (WHO) telah mencanangkan “3 by 5: ‘nitative, artinya 3 jute ODHA di negara sedang berkembang harus mendapat akses ARV pada tahun 2005, dan target untuk Indonesia adalah sebanyak 10.000 ODHA. Kebijakan ini berjalan hingga tahun 2008 Saat ini, WHO telah mencanangkan Universal Access, sebagai pengembangan kebijakan 3 by 5 initiative. Denyan Universal Access, maka target ODHA mendapat ARV adalah 14.000 orang pada lahun 2007. Kebijakan ini menekankan kemudahan akses bagi ODHA untuk mendapatkan layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan, sehingga dinarapkan lebih banyak ODHA, yang memperoleh pelayanan yang berkualitas, Direncanakan kebijakan ini dlakukan hingga 2010. Untuk mencapai target tersebut, Departemen, Kesehatan (Depkes) telah melakukan pelatinan lunts& perawatan, dukungan, dan pengobatan bagi ODHA, Termasuk ke dalam usaha Depkes tersebut yailu menetapkan rumah sakit rujukan ODHA dan salelitnya, Saat ini sudah ada 25 cumah sakitrujukan pelayanan kesehatan ODI'A, Persianan yang telah dilakukan saat ini adalah penambahan pelatihan, terhadap $0 rumah sakit baru sehingga total akan terdapal 75 rumah sakitrujukan OOHA, Selain itu, Karena adanya kelersedizan ARV akan membuat hare pan hidup yang lebih tinggl bagi para ODHA sehingga pasien-pasien ODHA akan bertamban banyak. Sehingga beban rumah sakit akan semakin bertambah banyak. Karena kebanyakan berpusal di rumah sakit maka sering aga kesulitan akses dari kelompok yang berisiko. Karena itu perlu dikembangkan satelitaya Penambahan satelit digerlukan untuk memudankan akses pelayanan kesehatan bagi ODHA di 100 kabupaten ¢} seluruh Indonesia Warta Perundang-undangan No.2631/Selasa, 09-01-2007 Oleh karena itu, diperiukan suatu standar gelayanan bbagi cumsh sakit rujukan ODHA dan satelitnya Pormasaiahan 4, Permasalahan Pelayanan Kesehatan bagi ODHA a. Kurang optimainya sistem dan subsistem dalam pelayanan kesehatan ODHA di sarana kesehatan b. Kurang optimalnya pelayanan kesehatan bagi ODHA di sarana Kesehatan sesuai dengan pedoman yang ada Bolum ada standar pelayanan kesehatan ODHA di sarana kesehaten untuk melaksanakan pedoman_perawatan, ddukungan dan pengobatan bagi ODHA. 4. Belum optimalnya fungsi peneiitian dan pelayanan ODHA di RS penciikan. @.Belum adanya jaminan kualltas pelayanan kesehatan bagi ODHA. 2. Permasalahan Sarana Kurang meratanya sarana pelayanan HIV/AIDS pada rumah sakit rujukan atau satelit ODMA. 3. Permasalahn ODHA Masih banyaknya ODHA yang sulit manjangkay fasiltas Kesehatan b. Masih tingginya stigma dan diskriminasi dari petugas Kesehatan dan masyarakat yang menyudutkan ODHA 4. Permasalanan SOM Kurang aptimalnya periindungan bagi petugas kesehatan dalam hal alat pelindung diri, penanganan masalah kecelakaan kerja ¢an perlindungan hukum Tujuan Buku Pedoman Tujuan Umura Meningkatkan fungsi pelayanan kesehatan bagi ODHA di rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya Tujuan khusus a. Meningkatkan fungsi pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) b. Meningkatkan fungsi” pelayanan ART (Antivetroviral Therapy) = Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision) 4. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi COportunistik (10) fe. Meningkatkan fungs! pelayanan pada OHA, dengan faktor risiko iDU { Meningkatkan fungsi petayanan penunjeng. yang meliouli: pelayanan gi, laboratorium. dan radiolog!, pencatatan dan pelaporan, Sasaran Rumah Sakil balk miik pemerintah maupun ewasta yang menjadi rumah sakit rujukan ODHA, dan Satelit yang diampunya. va _Definisi Operasional 1 a 10. 4 12 43. 44. Warta Peruncang-undangan No.2631/Selasa, 09-01-2007 Standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan, Satelit adalah sarana pelayanan kesenatan untuk ODHA dapat berupa puskesmes, Klinik, link dokter Keluarga atau rumah sak. VCT service (Voluntary, Counselling and Test- ing) adalah tempat pelayanan konseling pra tes, tes HIV dan konsefing paska tes secara sukarela dan rahasia bagi mereka yang berperilaku berisiko atau diduga mengidap HIVIAIDS. Rumah Sakit Umum adalah tempat pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan sposialistik, pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi dan pelayanan perawatan secara rawat jalan dan rawat inap. Rumah Sakit Khusus adalah tempat pelayanan yang menyelenggaraken pelayanan medik spesialistik tertentu, pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi dan pelayanan Perawatan secara rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan Medik Dasar adalah pelayanan medik terhadap individu atau keluarga dalam masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan maksimal dokter umum atau dokter gigi Polayanan Medik Spesialistik adalah pelayanan modik terhadap individu atau keluarge dalam masyaralst yang dilaksanakan oleh dokter spesialis atau dokter igh spesialis atau kelompok dokter spesialls, Acquired immuno Deficiency Syndrome (AIDS) ‘adalah suatu gejala berkurangnya kemampuan pertahanan dir yang disebabkan oleh masuknya virus HIV ke dalam tubuh sesearang, Anie Natal Care (ANC) adaiah suatu perawatan perempuan selama kehamilannya. Biasanya dlilakukan di KIA (Klinik Ibu dan Anak), dokter kebidanan atau bidan. Anti Retroviral Therapy (ART) adalah sejenis bat untuk menghambat kecepatan replikasi virus dalam tubuh orang yang terinfeksi HIV! AIDS. Obat diberikan kepada ODHA yang memeriukan berdasarkan beberapa kniteria lini, juga dalam rangka Prevention of Mother To Cla Transmission (PMTCT), Human tmmuno-deficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan AIDS, Konseior adalah pemberi pelayanan konseling yang telah ciatih keterampiian konseling HIV dan dinyatakan mamou, Lay Konselor adsian konselor yang melakukan konseling pra dan pasca tes, Konseting fanjutan pada kasus bisa tanoa Komplikasi Profesional Konselor adalsh konselor dengan latar belakang tertentu seperti dokter, pstkolog, pekerja sosial, petawat dan lainlain Konseler ini dapat melakukan konseling pra dan pasca tes, konseling pasangan, Konseiing lanjutan dan dukungan Konseling bagi Konselor awam dan sebaya, 45. Senior Konselor adalah konselor ber- pengalaman dan memiliki Pendidikan konseling dan. psikoterapi. Tugasnya_memberikan dukungan dan supervisi bagi konselor lainnya, mempbimbing peran pembimbingan, pelatinan ager konselor, menerima ryjukan kasus-kasus kompleks dan sult, memfasilitasi kefompok- kelompok dukungan \ika diperlukan. 46. Orang yang hidup dengan HIVIAIDS (ODHA) adalah orang yang tubuhnya telah terinfoksi vvitus HIVIAIOS, 11. Informed Consent (Persetujuan Tindakan ‘Medis) acalah persetujuan yang diberikan oleh orang dewasa yang secara kognisi dapat mengambil keputusan dengan sadar untuk melaksanakan prosedur {tes HIV, operasi, tindakan medik fainnya) bagi dirinya atau atas spesimen yang berasal dari ditinya. Juga termasuk persetujuan memberikan informasi tentang dirinya untuk suatu keperluan peneltian 18. Prevention of Mother-To-Child Transmission (PMTCT) adalah pencegahan penularan HIV dari ju kepada anak yang akan atau sedang atau sudah dllahirkannya, Layanan PMTCT bertujuan mencegah penuiaran HIV dari fou kepada anak 49. Sistem Rujukan adalah pengaturan dar institus| pemberi pelayanan yang memungkinkan petugasnya mengirimkan Klien, sampel darah atau informasi, memberi pelunjuk kepada fnsttysi ain atas dasar kebutuhan Klien untuk mendapatkan layanan yang lebih memadai Pengiriman ini senantiasa ailakukan dengan surat pengantar, bergantung pada jenis layanan yang dibututkan, Pengaturannya didasarkan tas peraturan yang berlaku, atau persetujuan ara pember’ tayanan, dan disertai umpan balk dari proses atau hasil layanan 20. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit ineksi oleh boakteri tuberkulosis, 21. Care Support and Treatment (CST) adalah suaty penangan komprehensif bagi ODHA yang ‘meliputi perawatan dukungan dan pengobatan. 22, Sarana Kesehatan adalah tempat yang menyediakan layanan kesehatan secara medis bagi masyarakat 2. IDU adalan pengguna napza dengan cara suntikan intravena 24, Strata adalah sistem penggolongan sarana Kesehatan menurut’ kemamovan dan kapasitasnya dalam menangani masalah medis PELAYANAN KESEHATAN ODHA Pengertian Pengertian dan proses pelayanan kesehatan bagi ODHA adalah memberikan perawatan komprehensif, dukuagan dan pengovatan. Pelayanan kesehatan ‘bagi ODMA diawali dengan melakukan konseling dan melanjutkan dengan terapi medis (ARV dan 10), dengan selalu didampingi dengan konseling bagi ODN der keluarganyalpendampingnya v5 We Rumah sakit merypakan salah satu sarana Kesehatan yang memoerikan pelayanan kesehatan secaramerata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemullhan Kesehatan sevta perncegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Sebagai sarana kesehatan dalam penyelenggaraan kegiatan- xegiatannya harus tetap memperhatikan fungsi sosial, dalam arti harus memperhatikan kebutunan pelayanan Kesehatan golongan masyarakat yang kurang mampu dan tidak semata-mata mencari keuntungan. Demi kemanusiaan, Ruran sakit harus melayani pasien fanpa memiandang status ekonominya maupun diagnosis penyakitnya, Rumah sakit harus melaksanakan fungsi sosial dan kemanusiaan sesuai dengan lingkat kemampuannya. la haus menjaga ager tetap. ada keseimbarrgan antara segi sosial dan segt ekonomisrya, sehingga ‘dapat membertshankan din dan tesus berkembang Undang-Undang Hak Azasi Manusia Nomar 39 ‘Tahun 1999 pasal 9 menyebutkan bahwa setiap orang be’ ak atas lingkungan hidup yang balk dan sehat, Lalu dalam Undang-Undang Kesehatan 23 tahun 1992 disebutkan éalam pasal 4 Lshwa seliap orang mempunyai hak yang sama dalam memperaieh derajat kesenatan yang oplimal. Pasal 5 menyebutkan selisp orang berkewajivan untuk ikul serta dalam memelinara dan meningkatkan derajat kesehatan, keluarga, dan lingkungannya. Tak terkecuali para ODHA, mereka pun layak mendapat pelayanan kesshatan yang komprehensif. Kewajiban untuk mencegah lransmisi HIVIAIDS harus pula mereka lakukan, Permasalahan Yang Dihadapi oleh Sarana Pelayanan Kesehatan Beberapa hal yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut 1, Kuatnya stigmatisasi dan _giskricvinasi menyulitkan ODHA memperoieh layanan kesehatan, OOHA harus mendapatkan pelayanan medik dan pelayanan kesenatan Yang sama dengan pasien yang bukan ODMA, 2 Shgmatisas’ dan diskriminaes ini terjadi akibat belum dipahaminya cara penularan dan penanggulangannya termasuk implementasi kewaspadaan baky dan transmisi (kewaspadaan universal), Sugmatisasi dan diskriminasi berdasarkan pengalaman negara lain akan mempersulit vgendalien penyebaran HIVIAIDS, perlikan Komitmen yang tinggi dari pelugas ywnah skit (RS) maupun pembuat keputusan, di RS untuk melayani ODA dalam rangka ta Peruncieng-undangan No 2631/Selasa, 09-01-2007 Pevan dan Fungsi Hubuagan lias sexo Reerargan penyuksesan program membendung epider HIVIAIDS. Komitmen yang tinggi adalah 2 fumah sakit tidak semata mencari keuntungan| b. rumah saktt tidak boleh menolak merawat ODHA (mengacu pada Surat Edaran Menkes No, 177SiMENKESIVIIV/2005) rumah sakit harus memperhatikan univer- sal precautionykewaspadaan universal d. rumah sakit harus meningkatkan sarana, prasarana, dan kualitas sumber daya manusia 5; Rumah sakit ejukan ODHA harus melakukan pembinaan kepada sateltnya 6. ODHA belum mendapatkan pelayanan fesehatan yang berkesinambungan, termasuk Belayanan holistik, komprehensit dan psikososial pemerintah © Pengorganisasian 4. Struktur Organisasi strata | Strats Wt ‘Strata I ] (de penanggung » | jawab layanan) | stim pengarah _) tim pengarah ' -timidokter stim oelaksana | =timpelaksana | pelaksana + + | + | i Uidaktersediaakukan tesediaivanukan a Sarana Pelayanan harus memilki POKJA HIVIAIDS, Pokja atau tim ini melibatkan mul profesi dan muttiisiplin yang mencakup + “Dokter umumispesialis, Konselor Apoteker Porawat Petugas laboratorium ‘Ahi madya gizi Petugas pencatatan dan pelaporan Case manager (optional) Radiogcafer (optional) b. Bahwa Pokja atau tim ini berada di pawah tanggung jawab komile medik atau direktur rumah sakit, leh kerena itu pembinaan dan perianggungjawaban Pokja diserahkan ke direktur rumah sakit © Sarana pelayanan kesehatar: selain rumah Sakil (misainya puskesmas, klinik dan ainnya) mempunyai tim/penanggung jawab pelayanan bagi ODHA, bagi Sarana Pelayanan Strata | v6 Poran dan Fungsi Organisasi a. sebagai pengarah b. sebagai pelaksana ©. perlu Keriasama dengan stakeholderfmitra terkait (LSM/NGO, case manager, PKK, Bepsos, Depriaker, dan lain sebagainya) dan kelompok ODHA Sarana dan Prasarana Berikut ini adalah ‘abel mengenai perbedaan yang terdapat dalam sarana dan prasarana antar strat I, dan Il RS rujukan ODHA dan satelitaya. Untuk penjelasan lebih lanjut, diureikan dalam penjelasan berkutnys, ‘Strata | rata | strata tt L tat st Sarana : *Bangunan| bersifat ruang | rvangan khusus rmuiguna | pemerksasn | untuk masing- dankonseling| — masing terpisat | pelayanan tasitas faciitas fasiltas pengoiahan | pengolahan | —pengolshan sede limbah padat | umbah padat, atau dink | dan cair | caiedan gas | Ke Sorana | eensoianan Ltn 1) Lokasi LLokasi rumah sakit ejukan ODHA dan satelinya sesuai dengan letak rumah sakit yang ditunjuk. Rumah sakit rujukan ODHA dan sateliinya tidak bersifat isolatif dan harus bersifat memasyarakat. Untuk memudankan dalam pembangunan —serta penyelenggeraan ruman sakit ODHA dan satelilnya maka lokasl tersebut harus ditunjang dengan komunikasi atau transportasi yang mudah 2) Bangunan ‘Sangunan rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya sebaiknya memiliki kriteria di Bawah int ) Bangunan rumah sakit rujukan ODHA dan satolitaya narus kuat, utuh, terpelinara, mudah dibersinkan, dan dapat mencegah penularan penyakit serta kecelakaan, bj Luas bangunan disesuaikan dengan jumlah tidur dan klasifikasi rumah sakit ©) Tiap-tiap potiklinik dan ruang rawat harus memiliki sarana Perundang-undangan No.2631/Selase, 09-01-2007 b Pra » 2) 3) 4) 5) kewaspadaan baku dan wanismisi sesuai dengan gedoman nasional d) ODNA tidak pers dipisankan di poliklinik ataupun ruang rawat knusus. sarana Cahaya Seluruh ruangan dalam sarana pelayanan rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya adalah rvangan yang memiliki kecukupan cahaye baik dengan listik maupun cahaya ‘matahari serta memitki ventilasi yang memadai Limbah Sarana pelayanan rumah sakitrujukan ODHA dan sateliinya harus merit tatacara pembuangan limbah sesuai pedoman sanitasi rumah sakit, baik Untuk limbah padat dan cair. Satelit minimal harus memitiki sarana pengolahian sampai ke penampungan Sampah sementara, selebihnya dapat dikirim ke instalasifunit tain untuk proses pengolahan —_timban Selanjutnya, Air Rumah sakit mempunyai sistem air bersih (water supply) yang memenuhi persyaratan kesehatan yang beriaku Persediaan air bersin memadai dan disalurkan langsung ke bangunan rumah sakit Listrik Rumah sakit menyediekan tenaga fistrk dan penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan setiap hari selama 24 jam terus- menerus. Yersedia Catu Daya Pengganti Khusus (CDPK) atau sumber Interupted Power Supply (IPS) bagi peralatan medik penting, seperti ‘mesin pacu jentung dan ventilator. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Profilaksis pasca pajanan ideainya harus tersedia di setiap ruang peiayanan medik dan mudah diakses oleh siapa saja selama 24 jam. Rumah ‘sakit memiiki fim Dalin (pengendalian Infeksi) yang tugasnya antara ‘ain mrengurus profilaksis pasca pajanan. Konstruksi rumah sakitrujukan ODHA dan satelitnya tidak membahayakan keselamatan pasien, karyawan, dan masyarakat umum yang tinggal di ver 8 n sekitamya. Seluruh bangunan dan ‘uangan di rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya mempunyai sistem Pemadam kebakaran yang sesual dengan ketentuan yang berlaku. Kenyamanan a) Semua area dirumah sakit rjukan ODHA dan satelitnya mempunyai pencahayaan yang cukup untuk —mendukung kenyamanan dan penyembuhan pasien serta mendukung kinerja karyawan dalam melakukan tugasnya. b) Tingkat kebisingan ui setiap kamar/ruang berdasarkan fungsinya harus memenuhi persyaratan kesehatan sebagai derikut + “tuang perawatan, isolasi, radiologi, operasi, maksimum 45 db poliklinik gigi, bengkel mekanis mmakgimum 89 Oba laboratorium, maksimum 68 dBA twang cuci, dapur, dan ruang penyediaan air vanas dan air dingin maksimum 78 dbA, ©) Rumah sakit ryjukan ODHA dan satelitnya hendaknya — menyediakan dan memelinara lingkuagan yang sehat dan indan bagi pasien, karyawan, dan masyarakat umum, Kewaspadaan baku dan transmisi diganti dengan UP (Universal Precation)! Kewaspadaan universal Kewaspadaan universe! meruakan salah satu upaya péngendalian infeksi di rumah sakit yang oleh Departemen Kesehatan telah dikembangkan sejak tahun 1980-an. Dengan makin maraknya epidemi HIV/AIDS di Indo- nesia, maka kegialan kewaspadaan univer- sal merupakan salah satu langkah strategik untuk mengendalikan infeksi HIV/AIDS di sarana pelayanan kesehatan, sebab selain memberikan perlindungan kepada pasien lain disarana pelayanan Kesehatan terhagap bahaya infeksi HIVIAIDS juga akan melindungi petugas Kesehatan, sehingga tidak perlu knawatir dalam memberikan pelayanan kepada semua pasien termasuk pasien yang diketahui menderita HIV/AIDS, Hal ini akan meningkatkan pslayanan pasien infeksi HIV/AIDS di sarana pelayanan kesehatan dan dinarapkan berdampak positif pada upaya penanggulangan infeksi HIV/AIDS di Indonesia Ruintah sakit tujukan ODA maupun satelitnya haru's menerapkan kewaspadaan universal sesui dengan standar yang telah ditetapkan oleh Depariemen Kesehatan. Warta Perundang-undangan No. 2631/Selasa, 09-01-2007 4 ‘Sumber Daya Manusi ‘Masing-masing tenaya kesehatan dan nonkesehatan yang bertugas di rumah sakit sujukan ODHA dan sateiitnya dapat menjalankan tugas dan fungsi sesuai kompetensi dan ketcampilan, a Kompetensi Dokter Kompetensi yang harus ada dari seorang dokter, ‘umum dalam memberikan pelayanan oi rumah sakit rujukan ODHA dan satelinya adalah 1) Mampu mengiagnosis ODHA 2) Mampu — memberikan kegawatdaruratan bagi ODHA 3) Mampu memberikan penatalaksanaan wal bagi ODHA 4) Mampu merujuk ODHA ke spesialis yang terkaitjka dipertukan Kompetensi Dokter Spesialis 1) Mampu mendiagnosis ODHA 2) flampu, memberikan — pelayanan kegawatdaruratan spesiatistik bagi ODHA 3) Mampu memberikan penatalaksanaan menyelurun bagi ODHA 4) Mampu merujuk ke spesialis (ain ila \ipestukan, Kompetensi Konselor Konselar diperlukan terutama dalam pelayanan VCT. Konselor VCT berasal dari tenaga kesehatan atau non kesehatan yang telah ‘mengi«uti petatinan VCT. Tenaga konselor VCT ‘minimal dua orang dan tingkat pendidikan mini. mal konselor VCT adalan SLTA (nat petunjuk dan klasifikasi konselor). Seorang konselor sebaiknya menangani §-8 orang lien per fart Tagas Konselor VOT 4) Mengisi kelengkapan pengisian formulir klien, pendokumentasian dan pencatatan konseling klien dan menyimpannya agar terjada Kerahasiaannya 2} Pemoaruan data da pengetahuan HIVIAIDS 3) Membuat jejaring eksternal dengan layanan pencegahan dan dukungan di masyarakat dan jejaring internal dengan berbagai bagian rumah sakit yang terkait. 4} Memberikan informasi HIV/AIDS yang relevan dan akurat, sehingga Klien merasa berdaya untuk membuat pilihan untuk ‘melaksanakan testing atau tidak 5) Bila klien setujy melakukan testing, kanseior perlu mendapat jaminan bahwa klien betul menyetujuinya melalui penandatanganan informed consent tertul, 6) Menjaga bahwa informasi yang disampaikan klien kepadanya adalah bersifat pribadi dan rahasia. Selama konseling pasca testing Konselor harus memberikan informasi leoih lanjut seperti, dukungan psikososial dan rujekan, Informasi ini cibesikan baik kepada klien dengan HIV posilif maupun negatit pelayanan 7) Pelayanaa khusus diberikan kepada kelompok perempuan dan mereka yang dimayjinalkan, sebab mereka sangat rawan tethadap tindakan kekerasan dan diskriminasi Boberapa hal yang harus dipethatikan seorang konselor 1} ka konselor VOT bukan seorang boratorium minimal seorang pelugas pengamoil darah yang berlayarbelakang perawat Pelugas laboratorium atau teknis telah ‘mengikuti pelatihan tentang teknik memproses testing HIV’ dengan cara ELISA, testing cepat, dan mengikuti algoritma testing yang diadopsi dari WHO. Petugas laboratorium juga harus mengetahui cara pelaksanaan kewaspadaan universal dan mengetahyl prosedur pembacaan, Tugas petugas Laboratorium 1) Mengambil darah lien sesual SOP. 2) Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar laboratorium yang telah ditetapkan, 3) Menerapkan kewaspadaan baku dan ranmisi, 4) Melakukan penceganan pasca pajanan okupasional 5) Mengikuti perkembangan kemajuan eknologi pemerksaan laboratorium. 5) Mencatet nasil testing HIV dan disesuaikan dengan nomor identifikasi Klien, 7) Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV. 8) Meiakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan, dan merujuk ke laboratorium ‘ujukan, Kompetensi petugas pencatatan dan polaporan 4) Mampu melakukan pencatatan dan Pelaporan sesuai dengan pedoman nasional 2) Mampu membarikan hasil pencatatan dan elapora ke pokja HIVIAIDS ai rumah sakit Selempat tepat waklu. Kompetensi apotekenipetugas farmasi 4) Mamgu melakukan konseling farmasi, efek samping obat, menghitung perencanaan bat, stok obat, pencatatan dan pelaporan bal, pemantausn efek samping 2) Bekexj@ sama dengan konselor dan atau melakukan —Konseling untuk memperhatikan adherence untuk menghindari resistensi Manajer Kasus!Case Manager 1) Mampu mengingatkan jadwal dan tempat perawatan ODHA mulai dari konseling, lerapi 2) Mampu memastikan _pelaksanaan perawalan ODHA dengan baik dan benar 3) Mampu memberikan dukungan dan pendampingan bagi ODHA dan keluargenya, (il. STRATIEIKAB) PELAYANAN... -bersambung) undungan No.2631/Selasa, 09501-2007 v9 PENETAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN BAGI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT RUJUKAN OOHA DAN SATELITNYA (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 832/Menkes/SK/X/2006 tanggal 17 Oktober 2006) (Sambungan WPU Nomor : 2631/Selasa, 9 Januari 2007) li, STRATIFIKAS! PELAVANAN KESEHATAN DAN JENIS OBAT YANG DIGUNAKAN DI RUMAH SAKIT A” Strata Pelayanan Kesehatan bagi ODHA Sarana pelayanan rujukan ODHA terdri dati rumah sakit dan satelinya. Rumah sakit sebagai rujukan ODA telah ditetapkan oleh Depkes, sedangkan sotelinya dapat citetapkan ofeh Oinas Kesehatan (Dinkes) setempat Untuk sazane pelayanan Kesehatan ini baik rumah sekit maupun satelitya dibagi menjadi 3 strata dengan penjelasan seperti ibawah ini Strata ll Strats ‘Strata | ‘Syarat minimal : Syarat minimal ‘Syarat minimal jumber daya manasia ‘riteriar Reteria Keteriae : + Memiliki tim pokja HiVialDS. + emiliki tim pokja HIV/AIDS yang melibatkan tenaga dan bagian | yang terkait |+ Tenaga yang terkait dan atau berpengalaman serta harus telah memiliki sevtifikat untuk CST (gasar dan lanjutan) VCT (Lay | | konselor | ‘Merk im pokja HIVIAIDS yang melibatkan tenaga dan bagian yang terkat + Tenaga yang terkait dan atau ‘berpengelaman serta harus telah memiliki sertifikat untuk CST {dasar dan lanjutan), VOT (Lay terdiri dari dokter, perawat, case. manager, petugas konselor + Tenaga yang terkait harus telah | memilki senifixast untuk VOT (minimal konselor profesional) | Konselar, Konsetor protesional),| _Konselor Konselor profesional), | dan CST -dasar/lMAl senior PMTCT. | PRTC. iaboratarium, farmasi, | __laboraterlum —‘sedernana, laboratorum. farmasi. pencatatan | pencatatan dan pelaporan serta | pencatatan’ ‘dan pelaparan Gan pelaporan seria. case| ase manager eesual dengan | Sesuai dengan” bidang |) ianager sesuai dengan bidang | bidang pelayanannya masing- | _pelayanannya masing,masing | pelayananaya masing.masing masing | Polayanandan Porawatan Kins Pelayanan MenyeTarah storia Water: water ee Meneniukon SOP terapiaRTuntuk | + Mampu membenkan pelayanan | -Mampu ___-memberikan asus baru, kasus resiston dan | asus dengen atk samping ART yang disesuaikan dengan pretokol | Jerapr AR asionat + Samp menangani OOHA dengan ompiiasi yang berat (meningitis, | gnsefalits, toksoplasmosis otok | lievoma, sarkoma kaposi dan | komplikas' beat lainnya yang Mmungkin terjadi pada stadium kinisiV HIV dewasa atau stadium | * (femou memberikan pelayanan | dan. pelaporan), sesuai nisi iV pada anak) VCT 19 (Infeksi oportunistik) | dengan Kemampuan sateit Mampu memberikan pelayanan| kecuall CMV reliniis-meninaits | + Mampu memberkan VCT, 10 (Infeksi oportunistik) termasuk CHV retinitis, mening is kriptokokus. OAT dengan metode DOTS, IMS (Infeksi Penunjang (giz\, laboratorium, kasus HIWAIDS dengan Menular Seksuai), PMTCT (Hre- pencatalan dan peiaporan) komplikasi berat yang butu Mother to Child| + Mampu memberikan konseling Penanganan lanjut ke RS Transmision), penunjang (giz, laboratorium, pencatatan dan pelaporan) Mampu memberikan selva peleyanan yang ada pada { 1 | | | Strata tidant ‘CST dasar dan lanjutan + fMembenkan pelayanan ART yang komprehensif matai dati diagno- sis hingga tatalaksana sampai menangani kasus komplikasi + Menentukan SOP terapiART untuk kesus baru, dan kasus dengan efek samping ART yang disesuaikan dengan protokol terepl ART nasional kyptokokus, 10 melakeanakan tes/tidak * : + Testing * + * Viombual kien tmampu menecima nasil pemnericsaen He + + status HIV nya dan menyesuaikan dir! dengan konseiuensi dan resikonya + Membuat perubahan peril menjadi perisku sehat ” + + + Merilaikeadaan psikasasial terkini, mendukung ” : : montalemosional pasien on + + + Menilai pemanaman Klien ” + : + Memoacakan nasil oe * : + Mendukung emesi len a * + + Manajemen pemecanan masalah w * + + Bila ada masalah psikiatr yang memerlukan terapi w + + ‘bat dan psikoterap, ruiuk pada psikiater atau bekera sama dengan asikiator Konseling kepaiuhan obat + Klis memahami jenis, cara, proses _pangobeten - + + sehingga cinarapkan mematuni pemberian pengohatan + Manteat obat dan ofek sameingrya - + + + Risiko ketiakpatunan : * : + Ketepsten Jeoa! : + + + Pentingnya dukungan kelvarea : + + + Jenis cbat dan tempat mencar obat yang terjangkats : * : + Identifikasi dan antisipasi faktor yang menghambat dan - + + faktor yang mendukung kepatuhan pada pengobatan . + * + Pemberian placebo untuk uli coba kepatunan sesual : * + kondisi Klien Warta Perundang-undangan No.2632/Kamis, 11-01-2007 vs sisi yang berbeda) Meia IE. (brosur, leaflet, buku) Prasarana |+ ‘Sumber pencahayaan yang cukup. + _Ventlasi yang cuku ‘Tempat duduk yang nyaman bagi Klien dan kensefor isu untuk menghepus keringat atau air mata klien Alat_peraga can alet bantu pendiclkan klien untuk menielaskan cara pemasangan kondom, penggunasn alat pelindung, cara menolang a gasca pajanan dan sebagainya (sesuai standar VCT) yang meliput! bahan + Alat pendokumentasian keadaan klien dan proses konselingnya (formulir dan protokol penyimpanan pencatatan sesuai stander untuk keperluan VCT) | ‘Konseling keluarga _ 1 + Agar klien dan Keluerganyé saling mendukung dalam . + + tmengnadap keadaan dan kondi psixologis Klien + Pemahaman -HIVIAIDS dan dampak fisik seria - + * psikasosial + Cara penularan dan tidek menularxan : | + Pemahaman perilaku hicup sehat : + + + Mendorong perubahan perlaku Ke arah hidup sehat : 7 | Konseling berklaniuten + Identikasi berbagei_ maselah yeng diaickan Mien - + + Piiortas pemecanan masala : + |. Rencana ke depan yang rasional, perubanan persepsi : + * earah post + Tetap patun berobat - + + + Membenkan bantuan akses terhadap pencapaian obat : * + Rencana menikah dan mendapatken keturunan : + + Gara hioup senat termasuk giz! dan oleh raga : + + Konseing baai yans menchadap\ kematian | + Agar Klien tenang menghadapi Nari-nan terakhirya : + + + Pemahaman akan inakna hicup : + + + Pemahaman akan makra meninggal dunia : * + + Cita-cita yang sudah tercapai . + + + Gita-cita yerig belum kesampaian + + + Pada siapa dan bagaimena cila-cita yang pelum + * | tercapai disempakan Konseling untuk masalah osikiatis + dentiiasi gangguan psikiaiis - + + Identifxasi masalan termasuk Keinginan bucuh di - * penggunean napza + Pfiortas pemecahan masalan - + + + Menghantarkan ryukan kepada-waktu-terpat + + | Pemahamen ganguan psikialri dapat ciobatl - * : | + _Pemanaman_perlunya kepatuhan bersbat pos ft * Tenaga T 1 + Kongelor yang sudah dilth dengan modul VT | 20rang | 30reng | >3.0rang + Dokter Torang | > Orang | >1.0rang | (So) + Perawat + Orang | > 1 orang | > + Orang | + Laboran + tenaga | doiter analis Spesialis PK na (Untuk semua strata, dengan strata | + Ruang khusus untuk konseling (dengan dua pintu ¢: | menggunakan tuang multiguna) (Untuk semua sirata) ‘Keterangan + dilakakan (tenaga tersédia) : tidak dilakukan (tenage - tidak tersesia) th dapat dilakukan atau tidak dilakukan (tenaga : dapat tersedia atau tidak) Warta Perundang-undangan No 2632Kamis, 11-01-2007 v5 2.__Pelayanan ART _ —— 7 Ruarig Lingkup Strataj [ Stratail_ | Strata ll Jenis Pelayanan soe enctapkan diagnosis : Kiinis Klinis | Lab. cD Menetapkan diagnosis HIVIAIDS (staging) denis, | te? Leo tte | load + Menentukan kapan seorang klien dengan HIV/AIDS | * + + memerlukan tergoi ARV dan/atau 10 danfateu OAT + Memantau Adherence + . + + Menentukan regimen obat yang akan digunakan + + + + Menaidentiixasi efek samping + + * + Menataisksana keadaan klien akan kemungkinan | - * + terjadinya efek samping obat | + Substitution/switching/stopeing pengobaten - + + + Memanitorterjadinya resisiensi obat pada Klien : > + + ___Memonitor hasil pengobatanitreatment outcome + + jTenaga oo Perawat + * + + Dokter umuet yang telah diberi pelatinan untuk | + * + mmemberitan trapi ART. 10 dan OAT | + Dokter spesiaiis He +a a4 spesialis | spesialis daser) | Sasa) | eterangan +P dlakukan (tenaga:tersecia) = = tidak dlakukan (lenaga:tdak tersedia) ‘+h capat aiokuken atau tidak cfakakan (lenaga : dapettersesia atau tidak) 3, pucr Pelayanan Psikososial dan Perawatan lou HIV posit, bayi dan keluarga Pelayanan PMTCT meliputi Pencegahan Penularan Usia Produkt, Pencegahan Kehamilan pada iby HIV posit (Konseling dan Kontrasepsi, Penicegahan Penularan pada Ibu Hamil HIV posi, dan Ruang Lingkup Strata | Strata Il |_Strata it Tenis Pélayanan | WN Pencegahan penularan usia pradtuktf (A&C) + - Pencegahan kenamilan pada ibu HIV posi (Konseling | + kontrasepsi) = Pencegahan penuleran pada iby hamnil HIV posiif (KIA, + \VCT, ARV, Persalinan dan pembevian makanan bayi) | + Pelayanan psikososial dan perawatan bu HIV posit, bayi + + Perawar | 2 Doster Soesalis Kebidenan dan Kancunger \ SDowter Spesialis nak Doster uur Savana: + Ruang perawatan sesual standar + Ruang konseling knusus + Tempat tiour + Kursi dan meja untuk konseling + Peralatan seksio sesarea + Sarung tangan termasuk sarung tangan lengan panjang + Rapid test kt + UP Kit aghancur jarum suntik rr ii ‘Sumber pencahayaan yang cukup ( + Ventllasi yang cukup + __Sumber air bersih yang mengalir Kelerangan +“ llakuken (tenaga:tersecia) = tak dlakukan (lenaga tidak fersecia) ‘+h dapat dakukan atau tak dlakukan (lenage : dapat tersecia atau titak) (4 Pelayanan Infeksi Oportunistik (10). Warta Perundang-undangan No.2632/Kamis, 11-01-2007 ‘Bers.imbung) jntuk semua strata). vs PENETAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN BAGI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT RUJUKAN ODHA DAN SATELITNYA (Keputusan Menteri Kesehatan Renublik indonesia Nomor : 832/Menkes/SK/X/2008 tanggai 17 Oktober 2008) (Sambungan WPU Nomor : 2632/Kamis, 11 Januari 2007) 4. Pelayanan tnfeksi Oportunistik 10) Pelayanan nfeksi Oportunistik meliputl diagnosis dan tatalaksana infeks! oportunistik sesvai dengan stioloainya, Ruang Lingkup {_Stratal J Strata [Strata it Diagnosis infeksi oportunistik | } tnfekst TB jo ~ | - Infeksi Candidiasis J+ [o# + { infeksi Herpes Simnpieks joe foe foe ‘nfeksi Menular Seksual (IMS) es foe fe | Infeks) Sitomegaiowius (CMY) poo | # * Infeksi Toksoplasma > of owe fe | Infeksi Pneumocystis (PCP) poe foe joe tnteston Srongyoie stercoralis : | Infeksi Cryptococcus - +f + inveks: Hepatis 8 rs rn [+ nfeksi Hepattis © \ por ft Jatalaksana inteksi oportunistik | ‘Terapi medikamentosa sesuai penyebad + Terapi medikamentosa simtomatis, ‘Terapi bedal | Edukasi . | Tenaga | Dokter Umum i Dokter Spesialis yang terkait ee: +04 asa") | | | |Serana: - J (Untuk semua strata) + Ruang | pemeriksaanikonsultasi | \ + Ruang tindakan Prasarana: (Untuk semua strata, dengan tempat | Tempat tir | fidurpaca strata dan i) | cust | | Mela Linen (spre) | : Sarung tangen UP Kt | | Mikcoskop | Reagen tf { Keterangan: +s dilskukan (tenaga : tersedis) tidak diiakukan (lenaga tidak tersedia) +h dapat dliakuikan atau tidak cilakukan (lenaga : dapal tersedia atau tidak) Warta Perundang-"indangan No.2633/Selasa, 16-01-2007 vat 5. Pelayanan Penunjang a Gat ‘Aguhan gigi merupakan komponen penting dalam perawatan individu yang terinfeksi HIV. Mereka ‘akan mengalami penurunan berat badan dan fal ini berkeitan erat dengan kurang giz Ruang Lingkup Staiai [Strata | Strataill “Tenis Petayariat 4 Pemantauan status giz) ‘(sederhana} +(lengkap) | +(lengkap) { + Anamnesis diet + * * + Pengukuran antropameti + + + + Pamenksaan labaratarium (disesuaikan dengan| + + : ingikasi) = Pemetiksaan Mo - = Albumin dan preelbumin = Kolesterol : = Trgliserida . = Fungsi hat : = Pemerksaan tain : Konseling giz Penyuluhan pengaruh infeksi_ INV pada status gizt Tetalaksana iz) + Terapi gizi meds Penyusunan diet emiiivan bahan makan setempat Gara memasak Cara penyaiian + Keamanan makanan dan minuman + Aspek psikoiogis den efek samping dari ARV- Ol yang mempengarahi nafsu makan + Asunan gai pada ibu hamil dengan HIV + Asuhan giz’ pads bayi dad ibu dengan HIN Banan makanan Indonesia yang dianjurkan| + + 7 | dlikonsumsi OOHA Tenaga Dokter spesialis gizi . ‘Anti madya giz : + Perrata gizi : + + Sarana: {Untuk semua strata, dengan strata | + Ruang Karseling menggunakan fuang yang bersifat + Kursi rmultiguna) + Meja + Alat peraga gizi (brosur, feat, buku) Vrasarana : (Untuk semua strata} + Sumoer pencahayaan yang cukup Ventilasi yang cukup l Keterangan + “diiakukan (lenaga : tersedia) = tidak dilakukan (lenaga : tidak tersecia) . +H dapat cilakukan atau tidak dilakukan (lenaga : dapat tersedia atau tidk) Warta Perundang-undengan No, 2633/Sefase, 16-01-2007 v2 b.Pelayanan Laboratorium lnfeksi HIV dan Oportunist |_-Ruang Lingkup Stratal | Stratall_| Strata ili ‘Jenis Pelayanar Pemeriksaan Anti-HIV - Pemeriksaan anti-HIV capid test ~ Pemeriksean anti-HIV ELISA, + Menegakkan diagnosis + Menentukan angka kesakitan infeks! HIV/AIDS ‘melalui surveilans + Mengamankan darah transfusi dan transplantasi +h Jaringan Pemenksaan IO mikroskopis. + Pemeriksaan 0 biakan sederhana - + Pemeriksaa IC! biakan lengkap dan resistensi Pemeriksaan hitung sel CD4 - Pemeriksaan virat load HIV : Pemeriksaan Hematologi Lengkap + + Pemeriksaan Kimia Klinik - + Pemeriteaan Tes Kehamilan + + Melaksanakan PM) Ikut PME Nasional a Ikut PME Internasional - : + Tenaga Analis kesehatan yang teratin, 4 + Dokter terlatih : + Spesialis laboratorium : we + Sarana: + Ruang pengambilan sampel . + Sistem “pembuangan _limbah laboratorium {Untuk semua strata, dengan strata | menggunakan ruang yang bersifat multiguna) temubung dengan pembvangan timban” rumah | "Mauna sakit Pengolahen limbah dilakukan sesual_pedoman pengeloiaan limbah (padat dan cait) Peralatan (Untuk semua strata) + Bahan pemeriksaan + Reagensia sesual pemeriksaan + Alatalat Keamanan dan keselamatan kerja pelugas laboratorium (jas lab, sarung tangan, face shields! oogles, safety cabinet class Ib) ‘Aletalat persiapan dan penyimpanan bahan pemeriksean (Centituge, rattigerator, Pipet dan dis- posable tip, Vortex mixer Alat-alat_pemenksaan (Pipe terkalibrast dan dis posable tip, Pencalat waktu terkalibrasi, imkubator | terkalibrasi untuk pemeriksaan EIA, Pencuci (washer) yang berfungsi balk, Pembaca (EIA, Feader) yang terkalibrasi + Ruang pembuangan limbah (Mengacu pada slandar pelayansn laboratorium kesehatan pemeniksa HIV dan penyakit peserta) Keterangan + dllakukan (lenaga : teisedia) + tidak dilakukan (lenaga : tidak tersedia) ‘s+ dapat dilakukan atau tidak dllakukan (lenaga : dapat tersedia atau tidak) Warta Perundang-undengan No.2633/Selasa, 16-01-2007 v3 © Pelayanan Perawatan Ruang Ling’up Stratal_| Stratall_| Strata i Jenis Felayanan = Rawat Jalan + + + ~ Rawat inap: ws + + 2. Intermediate Care Unit : + + b. High Care Unit + * Intensive Care Unit a + ~ Unit Gawat Daruratl Emergency Room + + > Adanya SK Direktur/Kepale RS yang + + + menyatakan tidak boleh menolak merawat oDHA (setara | (setara | (setara dengan | dengan | dengan RS kelas | RS kelas | RS kelas ° 8) a = Perawatan Paliaif Tatalaksana Nyer: + + * ‘Apalgetik non-narkotik + + + “Analgetiknarkotk (Morfn) - + + Tenaga + Perawal + + + + Dokter Umum + + + + _Dokter Spesalis yang terkait : + Keterangan: +: dilakukan @enaga :tersedia) = lidak cilakukan (tenaga : tidak tersedia) “+l apat dilakukan atau fidak diakukan (lenaga : dapat tersedia atau tidak) 4. Pelayanan Pencatatan dan Pelaporan Ruang Lingkup Strata! | Stratall” | Strata ili | Tenis Pelayanan Mengembanckan insirumen 0. dan pelaporan| = + + + | ‘vena mencakup: + Kartu pasien + + + + Formulir khlisar perewatan HIV dan ART + + + + Formulr ryukan + + + + Formulicregistrasi praaRT + + + + Formulirregistrasi ART + + + + _Laporan bulanan ART + + + + Laporan anaisis kohort + * + + Formulir penggunaan cejimen/ obat dan stok obat + + + (sesuai dengan pedoman monitoring pasien untuk perawatan HIV dan terapi ART) Tenaga + Dokter Umum ’ + + + Dokier Spssialis yang terkait : + + | + Perawat + + * + Konselor * * + + Petugas pencatatan dan pelaporan + + + Sarana + Ruang registrasi(kecual puskesmas) Ruang pemeriksaan Ruang laboratorium Ruang rekam medis (Untuk semua strata) Warta Perundang-undangan No.2633/Selasa, 16-01-2007 vt eralatant Kartu pasien| + Formultr rujukan + Formulr reaistrasi pra-ART + Formulie registrasi ART + Caporan bulanan ART + Laporan anaiisis kohort + Alat tulis kantor "(Untuk semua strata) + Formulirikhtisar perawatan HIV dan ART Keterangan: +: dilakukan (tenaga : tersedia) tidak difakukan (tenaga : tidak tersedia) He 1 ObatAntietrovie! dapat dilakukan ata tidak dllakukan (tenaga dapat tersedia atau tidak) ©. Jens Obatyang Digunakan di Rumah Sakit rujukan ODHA [Gotongan Nama Singkatan | Produsen Ask Nama Sediaan Generic dageng NRT! Zidovudin | AZT, | GlaxoSmithKline Retrovir, Kaplsultablet | | 20v Kimia Farma Zaover 300 ma Reviral Kapsut 100 mg | [ Lamivadin [376 | GlaxoSmitnKiine | Epivir, Lamivox, [Tablet 150 mg Kimia Farma iva Larutan 10 magi \ Tablet 150 mg) [~ | Sewan (Det Brsol Myere-Squibb | Zen Slavex | Kapsul 30 mg, | 40mg | Didanosine [adi Brisol Myers-Squibb | Videx Tablet kuryah 100mg [yer Nevirapine | NvP Boethringer-Ingelheim | Viranune Tablet 200 mg 4 Newer | | PI Netinauie | NEV ‘Agouron Viracept, [Tablet 260mg. | i Pharmacoutical Neer | Kotormolasi| AZT +37 GlaxoSminkline Combivr, [AZT.300 ma Zdovert — | 370160" | Kimia Ferma. Duviral AZT 300 ma | | | #376 150m9 | azte3Te+ Auobindo | zdovextn | azt 300.9 NVP f37g 180m | i + NVP 200 mg | Kimia Farm Tevet AZT 200 ma +370 150mg | + NVP 200mg _| 2. Ovat Anti Tuberkolosis (OAT) | Nama Obat Sediaan Cara Pemberian _]| [leona (i 20.9 ama oral 71 Fitampsin (Ri 450 rg 800 m8 Or! [area ee [ont | TEtambutol () ‘500 mg _ ‘Oral [svepemsin gan PTnamustuter 7 Warta Perundang-undangan No, 2633/Selasa, 16-01-2007 3. Obat Infeks! Menuler Sexsusl (MS) Gelongan Obat Nama Obst Sediaanidosis | Cara pemberian ‘Antimikioba Tiamfenikol 359 Oral (dosis tunggat Spektinomisin ___}_2gram_ |_intramuskuler Seftriakson foram | _Intramuskuler/intravena Fsenesim 400 mg. Oa _ outs a a Aaitvozisin 7 gram Orel _ Ertvomisin F500 mg Oral Tetrasikin 500 me Ol | Benzaiin bezliperisiin | 2,4 uta WU Inteamoukuler Prokain Pos iuiail, | Intramuskuler eatipenisiin 1.2 ula Klinamisin 300 mg Oral | [ Antivires. Asiklovir 200 ma Valasiklovi ~ {500 mg | oval a ‘Antiparasit Metronidazol ‘500 mg, 2 gram | Oral Topikal __ | et 0.75 % ee | Tinidazol [500 mg, 2 gram | Oral Cingan osierkrin 194] _Topikal Permetrin [kim 5% | Topikal Benzilbenzoat Losi 25% Topikat ) “Kretamiton Losie 10% Topikat Sule Salen 6% Topikal Antiamur Kiowamazol | 200 mg, 500 ma_|_Intravagina _ | | Flukanazol 150mg lWrakonazot [200 mg Nistatin| 400.000 10 Intravagina Le a 4. Oba: Infeksi Opotunistik Carengan Nama Gener (Satan ara sermbanan 7 Aaibiotk (Tirimetrepin 40 mg, 601mg Oral Sulfametoksasol 200 mg, 400 mg | -senriason ‘Laan Iniamuskolevinravena Siprolloksasin 500 mg Oral Setiksim, 400 Qral Erivomisin 500 mg Oral ‘Antifungal Kictrimazol 200mg. 509mg | Invravaging 20 150mg Oral -} (Ttrakonazol ~ 200 mg [oa Nistatin 100.000 1U Inteavagina 1 { J Antivirus Asikovir ——————«|_200. mg _Gral — Volasiklovir 500 mg rat Warta Perundang-undangan No.2633/Solasa, 16-01-2007 vs

Anda mungkin juga menyukai