Anda di halaman 1dari 26

ABSTRAK

Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan udara bertekanan untuk
menggerakan sebuah silinder kerja atau biasa disebut aktuator. Silinder kerja inilah yang
nantinya mengubah tekanan udara tersebut menjadi tenaga mekanik. Maksud dilaksanakannya
praktikum ini adalah agar mahasiswa praktikan paham implementasi sistem pengendalian dan
kontrol pneumatik di bidang industri, dan mengetahui penerapan gerbang logika dasar untuk
pneumatik trainer pada percobaan LK147C logic kit. Alat yang digunakan pada praktikum ini
adalah instrumen pneumatic trainer, kompresor, dan pipa selang. Pada praktikum ini praktikan
melaksanakan tiga subpraktikum, yaitu bus door model, timer kit, dan logic gate. Pada bus door
model disimpulkan bahwa semakin besar tekanan maka semakin cepat gerak aktuator, ini
ditunjukkan pada tekanan 1 bar aktuator bergerak keluar selama 0,26 detik dan masuk selama
0,15 detik. Namun pada tekanan 3 bar aktuator bergerak keluar selama 0,16 detik dan masuk
selama 0,12 detik. Sama halnya dengan timer kit, hanya pada subpraktikum ini menekankan
pada fungsi timer kit untuk memberi jeda waktu gerak aktuator, semakin besar skala maka jeda
waktu akan semakin besar (skala berkisar dari 0 sampai 3). Kemudian adalah praktikum logic
gate, contohnya adalah hasil pengamatan logic kit OR. Dari pengamatan tersebut didapatkan
hasil jika kedua input bernilai 0 maka output 0, jika salah satu input bernilai 1 maka output 1,
dan jika kedua input bernilai 1 maka output 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada logika ini
salah satu aliran input harus masuk agar aliran output dapat keluar. Terdapat 7 percobaan yang
dilaksanakan praktikan yaitu percobaan single acting cylinder, double acting cylinder, logic kit
AND, OR, YES, NOT, dan MEMORY. Untuk aplikasi di bidang marine, sistem pneumatik biasa
digunakan pada ramp door kapal, starting engine, auxiliary boiler, steam turbine, dan LNG
vessel.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan manusiapun semakin bertambah, maka untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan banyak alat bantu. Sistem pneumatis merupakan salah satu
teknologi atau alat bantu yang digunakan sebagai sistem automasi. Sistem pneumatik menggunakan
udara berkomprasi sebagai fluidanya, menggunakan selang sebagai penyalur fluida dan menggunakan
compressor untuk mendorong fluida ke aktuator. Sistem pneumatik sebagai sistem kontrol banyak
diaplikasikan di kehidupan sehari-hari maupun di bidang maritim, untuk itu pengetahuan mahasiswa
akan sistem pneumatik sebagai sistem kontrol perlu dimiliki.

1.2. Tujuan
 Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui karakteristik Pneumatic Trainer
Feedback PT147A pada percobaan bus door model, menggunakan double acting cylinder.
 Mengidentifikasi pengaruh tekanan (P) terhadap waktu dari Pneumatic Trainer Feedback PT147A
pada percobaan bus door model, menggunakan double acting cylinder.
 Memperoleh data table kebenaran pada percobaan LK 147C Logic Kit.

1.3. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang didapatkan dari praktikum pneumatic trainer ini adalah:
 Bagaimana mengetahui karakteristik Pneumatic Trainer Feedback PT147A pada percobaan bus
door model, menggunakan double acting cylinder ?
 Bagaimana Mengidentifikasi pengaruh tekanan (P) terhadap waktu dari Pneumatic Trainer
Feedback PT147A pada percobaan bus door model, menggunakan double acting cylinder ?
 Bagaimana pengaturan aliran menggunakan prinsip gerbang logika pada percobaan LK 147C
Logic Kit?
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengertian
Sistem Pneumatik merupakan suatu sistem yang memanfaatkan udara bertekanan yang
dimampatkan untuk menggerakkan suatu aktuator. Pergerakkan aktuator ini berfungsi untuk
menggerakkan suatu barang atau benda yang memerlukan torsi yanng besar untuk berggerak.
Contohnya adalah digunakan untuk menggerakkan torak saat engine starting, membuka atau menutup
ramp door pada kapal. Pada sistem pneumatik yang menggunakan udara bertekanan untuk beroprasi,
saat beroprasi diperlukan kontrol terhadap gerak dari aktuator tersebut yang disebut sistem control.
Prinsip dasar dari sistem kontrol ini adalah dengan menggunakan gerbang logika untuk menterjemahkan
keinginan kita terhadap gerak dari aktuator. Ada 3 jenis sistem tekanan yang digunakan dalam
pneumatik, yaitu :
a. Sistem Tekanan Tinggi
Untuk Sistem Tekanan tinggi, udara disimpan didalam tabung metal pada range tekanan 1000 –
3000 Psi, tergantung dari keadaan sistem.
b. Sistem Tekanan Sedang
Sistem pneumatik tekanan sedang mempunyai range tekanan antara 100-150 psi. Sumber
udaranya biasanya bersumber dari kompresor.
c. Sistem Tekanan Rendah
Tekanan Udara rendah didapatkan dari pompa udara tipe vane. Demikian pompa mengeluarkan
tekanan sebesar 1 -10 Psi ke sistem Pneumatik.
Selain itu, penggunaan sistem pneumatik pun memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya
Kelebihan Kekurangan
a. Fluida kerja mudah didapat dan a. Ketermampatan
ditransfer b. Gangguan suara (bising)
b. Dapat disimpan dengan baik c. Kelembaban udara
c. Bersih dan kering d. Bahaya pembekuan
d. Tidak peka terhadap suhu e. Kehilangan energi kalor
e. Aman terhadap kebakaran dan ledakan f. Pelumasan udara bertekanan
f. Tidak diperlukan pendiginan fluida kerja g. Gaya tekan terbatas
g. Sederhana
h. Murah
2.2. Prinsip Kerja
Sistem Pneumatis mengunakan udara termampat untuk menghasilkan tenaga. Udara termampat
adalah udara sekeliling yang telah dimampatkan dengan mengunakan pemampat udara (compressor)
yang dikendalikan dengan motor listrik.

Gambar 2.1. Rangkaian Pneumatik


Sumber: Modul Praktikum

Kompresor diaktifkan dengan cara menghidupkan penggerak umumnya motor listrik. Udara akan
disedot oleh kompresor kemudian ditekan ke dalam tangki udara hingga mencapai tekanan tertentu.
Untuk menyalurkan udara yang telah dimampatkan ke seluruh sistem diperlukan service unit yang
terdiri dari penyaring (filter), pengatur tekanan (regulator), dan pelumas (lubricator) bagi yang
memerlukan. Service unit ini diperlukan karena udara yang telah termampatkan yang diperlukan di
dalam sistem harus benar-benar bersih. Selanjutnya udara tersebut disalurkan dengan membuka katup
pada service unit, kemudian menekan tombol katup pneumatis (katup pengarah) hingga udara tersebut
masuk ke dalam tabung pneumatis (silinder pneumatis kerja tunggal) dan akhirnya piston bergerak
maju.
2.3. Pengertian Single Acting Cylinder dan Double Acting Cylinder
2.3.1 Single Acting Cylinder

Gambar 2.2. Single Acting Actuator


Sumber: http//abi-blog.com

Silinder single acting mempunyai spring yang berfungsi sebagai pembalik dari keadaan
piston rodyang pada saat tekanan pneumatik tidak aktif akan membalikkan piston pada posisi
awal.
Prinsip kerja dari silinder ini berdasarkan perbedaan gaya yang diterima oleh piston
dengan gaya dari spring, yang mana pada saat piston rod maju maka gaya yang diterima oleh
piston rod lebih besar dari gaya spring dan pada saat piston rod mundur gaya yang diterima oleh
spring lebih besar dari gaya yang diterima oleh piston, yang memiliki persamaan :
F = K . X (gaya spring) < F = P . A (gaya silinder) ;maka silinder maju.

2.3.2. Double Acting Cylinder

Gambar 2.3 Double Acting Actuator


Sumber: http//abi-blog.com

Silinder double acting memiliki dua saluran input dan setiap input-nya berfungsi sebagai
pengendali dari piston, baik pada saat maju atau pun pada saat mundur. Pada saat piston maju
input pertama yang berfungsi dan pada saat piston mundur input kedua yang berfungsi.
Prinsip kerja utama dari silinder jenis ini tergantung pada gaya yang diterima oleh piston,
yang mana pada saat piston rod maju, tekanan yang masuk adalah supply 1 dan memberikan
tekanan pada bagian piston yang ada didalam silinder. Pada saat piston rod mundur, tekanan yang
masuk adalah supply 2 dan memberikan tekanan pada bagian piston yang ada dalam silinder dan
silinder ini tidak ada perbedaan gaya dalam prinsip kerjanya.

2.4. 3/2 Valve, 5/2 Valve, dan Selenoid Valve


2.4.1 3/2 Valve
Katup 3/2 adalah katup yang terdiri dari 3 port dan 2. Port ini terdiri dari port inlet, exhaust, dan outlet.
Cara kerja katup 3/2 adalah ketika tuas ditekan maka katup akan memasuki stage 2 dan katup inlet akan
terbuka dan katup exhaust akan tertutup. Pada bagian bawah torak terdapat pegas yang dapat membalikan
tuas dan katup inlet akan tertutup dan katup akan kembali ke stage 1 dan tidak ada inlet yang masuk.

2.4.2 5/2 Valve


Katup kendali 5/2 penggerak udara kempa ini terdiri dari lima port, masing-masing diberi nomor. Pada
bagian bawah (input) terdapat saluran masuk udara kempa yang diberi kode nomor 3, dan dua saluran
buang yang diberi kode 3.dan 5. sedangkan bagian atas (output) terdapat dua saluran (port) yang diberi
kode nomor 2 dan 4. Kedua saluran genap tersebut akan dihubungkan dengan aktuator. Selain itu terdapat
dua ruang yang diberi nama ruang a dan ruang b. Kedua ruang diaktifkan/digeser oleh udara bertekanan
dari sisi 14, dan sisi 12. Pada umumnya sisi 14 akan mengaktifkan ruang a sehingga port 1 terhubung
dengan port 4, aktuator bergerak maju. Sisi 12 untuk mengaktifkan ruangan b yang berdampak.
2.5. Kontrol Gerbang Logika
Gerbang Logika adalah piranti dua-keadaan, yaitu keluaran yang menyatakan logika 0 dan
keluaran yang menyatakan logika 1. Gerbang logika ini dapat digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi
khusus, misalnya AND, OR, YES, NOT, DAN MEMORY, yang mempunyai dua masukan yang masing-
masing mempunyai salah satu dari dua keadaan logika, yaitu 0 dan 1.
2.5.1 Gerbang logika AND : Terdapat 2 buah input untuk menghasilkan 1 buah output. Semua input
untuk gerbang ini harus dalam logika 1 untuk mendapatkan output logika 1. Tabel operasi AND :

Gambar 9 Simbol dan Tabel Gerbang Logika AND


(Sumber: http://www.ee.surrey.ac.uk/Projects/CAL/digital-logic/gatesfunc/)

2.5.2 Gerbang logika OR : Memiliki 2 buah input dan sebuah output. Apabila salah satu ataupun kedua
inputnya adalah logika 1, maka menghasilkan output berupa logika 1 pula. Tabel operasi OR :

Gambar 10 Simbol dan Tabel Gerbang Logika OR


(Sumber: http://www.ee.surrey.ac.uk/Projects/CAL/digital-logic/gatesfunc/)

2.5.3 Gerbang logika NOT : Gerbang ini mengubah atau melengkapi pernyataan logic dari input
tunggalnya, berikut simbol & tabel kebenaran OR :

Gambar 11 Simbol dan Tabel Gerbang Logika NOT


(Sumber: http://www.ee.surrey.ac.uk/Projects/CAL/digital-logic/gatesfunc/)

2.5.4 Gerbang logika YES: Gerbang ini pada dasarnya sama seperti gerbang logika AND, yang mana
terdapat 2 buah input untuk mrnghasilkan sebuah output serta hanya akan menghasilkan output
logika 1 apabila kedua inputnya berupa logika 1 pula.

Gambar 12 Simbol dan Tabel Gerbang Logika YES


(Sumber: Mata Cyber, 2014)

2.5.5 Gerbang logika MEMORY: Gerbang logika ini mempertahankan keadaan dari hasil output pada
percobaan sebelumnnya.
Input Input Output
A B
0 0 0
0 1 1 Gambar 13 Simbol dan Tebl
1 0 1 Gerbang Logika MEMORY
(Sumber: Mata Cyber, 2014)
1 1 0

2.6. Aplikasi Pneumatik di Marine


No Nama Gambar Keterangan
Silinder pneumatik penggerak ganda
diletakkan di sisi dalam daun pintu
bongkar muat. Bagian pangkal silinder
penggerak ganda diikatkan pada kapal
melalui engsel, demikian pula pada ujung
Control Ramp Door batang torak silinder, sehingga gerakan
1 maju mundur stang torak akan
Kapal
memudahkan Ramp Door membuka dan
menutup dengan fleksibel. (implementasi
dari percobaan Bus Door dan Logic Kit)

https://www.google.co.id/:

Prinsip kerja sistem starter udara tekan


kapal adalah motor listrik yang
memperoleh daya dari generator
dipergunakan untuk membangkitkan
2 Starting Engine Kapal
kompresor guna menghasilkan udara
bertekanan, yang akan ditampung dalam
tabung dengan batas tekanan 30 bar.
(implementasi dari percobaan Bus Door)
http://enginestarting.com

Penerapan sistem pneumatik di mesin


steam turbine ialah mengatur distribusi
uap yang di distribusikan ke sudu–sudu
(blade) dari steam turbine itu sendiri.
3 Steam Turbine
Steam turbine sendiri umum dijadikan
sistem propulsi utama ataupun
pembangkit listrik pada kapal.
(Sumber :
(implementasi dari percobaan Timer Kit)
www.pwidayaka.wordpress.com)
Pada LNG vessel terdapat kompresor yang
digunakan untuk menghisap atau
memindahkan fluida gas hasil dari
penguapan LNG cair dari tabung – tabung
LNG fuel distributor LNG yang diatasnya terdapat gas dari
4 Liqiufied Natural. Gas tersebut dapat
digunakan sebagai bahan bakar mesin
kapal dan di distribusikan oleh kompresor
dan volume besar kecil nya di atur dan di
control oleh sistem pneumatik sehingga
(Sumber : www.wikipedia.org) didapatkan variable yang diinginkan.
(implementasi dari percobaan Timer Kit)
Gate Valve System
pada Sea Chest Sea Chest adalah ruangan yang
digunakan untuk menyimpan dan
mengambil air persediaan sebagai air
pendingin dan kegunaan lainnya.
Pneumatic digunakan dalam membuka
5
dan menutup katup sea chest ini.
(implementasi dari percobaan Bus
Door dan Logic Kit)

Gambar 2.17. Sea Chest


http://navy.memorieshop.com

2.6.1 Aplikasi Pneumatik di Non-Marine


No Nama Gambar Keterangan
Full air brake atau sering di sebut
sistem rem (FAB) adalah rem angin
yang memanfaatkan tekanan udara
untuk menekan sepatu rem. Di sini
pedal rem berperan hanya
Full Air Brake Pada
1 membuka dan menutup katup rem
Truk
(Brake valve). dan mengatur aliran
udara bertekanan yang keluar dari
http://hiero85.blogspot.co.id tangki Udara (Air Tank).
(implementasi dari percobaan
Timer Kit dan Logic Kit)
Peran sistem pneumatik untuk
pengendalian pengaturan distribusi
suplai uap air ke motor diesel jika
Ketel Bantu / Auxiliary dibutuhkan pre-heating.
2
Boiler

http://wordpress.co.id
Pneumatic Packing Machine adalah
metode pengemasan makanan atau
produk lain dengan kemasan plastik
dengan menggunakan aktuator
pneumatis. Aktuator pneumatis
dipasang secara tegak lurus dengan
Buka tutup ball valve kemasan makanan yang masih
3
pipa ledeng utuh, kemudian pada bagian ujung
aktuator diberi pemanas guna
memanaskan plastik ketika
bergerak maju dan kemasan dapat
tertutup rapat.
http://www.adpackagingmachine.com (implementasi dari percobaan Bus
Door).
Gerak maju mundur aktuator
digunakan untuk membuka dan
menutup pintu. Biasanya digunakan
Pneumatic Door
4 untuk membuka pintu yang berat
Opener
dan membutuhkan gaya lebih.
(implementasi dari percobaan Bus
http://www.erichindustries.com Door dan Logic Kit)

Pneumatic feeder merupakan alat


yang digunakan untuk menyuplai
benda yang panjang (biasanya besi)
yang akan dipotong. Gerak maju
aktuator menggerakkan benda
5 Peumatic Feeder menuju pemotong kemudian
aktuator mundur tanpa
menggerakkan benda dan maju lagi
dan seterusnya.
http://tekaonline.com/en/portfolio
(implementasi dari percobaan Bus
Door)
BAB III
DATA PRAKTIKUM

3.1. PERALATAN DAN FUNGSI


No. Nama Peralatan Gambar Fungsi

Memampatkan dan Mengalirkan


Udara
Spesifikasi:
1 Kompresor 5 cycle/sec
140 Watt
0.19 HP
2900 rpm

2 Pneumatic Set
Rangkaian Pneumatik yang
sudah terpasang

3 Kabel/Selang Untuk mengalirkan fluida angina


dari satu tempat-ketempat lain
di dalam system.

Aktuator adalah sebuah


peralatan mekanis untuk
menggerakkan atau mengontrol
sebuah mekanisme atau sistem.
4 Actuator Double acting
Logic Gate adalah dasar
pembentuk Sistem Elektronika
Digital yang berfungsi untuk
mengubah satu atau beberapa
5 Gerbang logika Input (masukan) menjadi sebuah
sinyal Output (Keluaran)

Adalah semacam pernagkat yang


memiliki waktu jeda untuk
merespon.

6 Timer Kit

3.2. LANGKAH PERCOBAAN


1. Percobaan 1 (Bus Door Model)
a) Memastikan suplai udara ke manifold pada kondisi OFF
b) Menghubungkan pipa dari manifold ke inlet port dari 5/2 valve
c) Menghubungkan pipa dari manifold menuju kedua pushbutton inlet valve (7a & 7b)
d) Menghubungkan pipa dari kedua inlet pushbutton outlet valve (7a & 7b) menuju ke input 5/2
valve
e) Menyambungkan pipa dari 5/2 valve outlet menuju kedua inlet dari Double acting cylinder
f) Memastikan PORT 2 tersambung dengan A+ inlet dan PORT 4 tersambung dengan A- inlet dari
double acting cylinder
g) Menyalakan suplai udara
h) Menekan pushbutton valve secara bergantian
i) Menganalisa percobaan ini sesuai parameter yang telah ditentukan

2. Percobaan 2 (Timer Kit)


a) Memastikan suplai udara ke manifold pada kondisi OFF
b) Menghubungkan pipa dari manifold ke inlet port dari 5/2 valve
c) Menyambungkan 2 pipa dari manifold ke tiap-tiap inlet dari pushbutton valve (7a, 7b)
d) Menghubungkan pipa dari pushbutton oulet valve (7a) menuju input 5/2 valve
e) Menyambungkan pipa dari pushbutton oulet valve (7b) menuju inlet dari timer kit
f) Menyambungkan pipa dari timer kit outlet menuju input dari capacitor
g) Menyambungkan pipa dari capacitor oulet menuju input 5/2 valve
h) Menyambungkan pipa dari tiap-tiap 5/2 valve outlet menuju input dari cylinder
i) Menyalakan suplai udara
j) Menekan pushbutton valve secara bergantian
k) Mengatur skala pada 0, I, II dan III
l) Menganalisa percobaan ini sesuai parameter yang telah ditentukan
3. Percobaan 3 (Logic kit)
AND
a) Memastikan suplai udara ke manifold pada kondisi OFF
b) Menyambungkan pipa dari suplai manifold menuju ke pushbutton inlet valve dari kedua
pushbutton valves (7a, 7b)
c) Menyambungkan pipa dari pushbutton oulet valve (7a) menuju input dari port AND (Kuning)
d) Menyambungkan pipa dari pushbutton oulet valve yang lain (7b) ke input port berwarna
hijau dari AND unit
e) Menyambungkan pipa dari output port merah dari AND unit ke pneumatic indicator
f) Menyalakan suplai udara
g) Menganalisa apa yang terjadi

OR
Mengganti dengan OR unit

YES
Mengganti dengan YES unit

NOT
Mengganti dengan NOT unit

MEMORY
a) Memastikan suplai udara ke manifold pada kondisi OFF
b) Menghubungkan 2 pipa dari manifold ke pushbutton valve inlet (7a, 7b)
c) Menghubungkan 2 pipa dari pushbutton valve outlet ke Port Hijau (PORT 1) dari MEMORY
unit
d) Menyambungkan pipa dari manifold menuju Port Kuning (PORT 2) dari MEMORY unit
e) Menyambungkan 2 pipa dari Port Merah (PORT 3) dari MEMORY unit ke kedua pneumatic
indicators
f) Menyalakan suplai udara
g) Menekan pushbutton valve secara bergantian
h) Menganalisa apa yang terjadi
3.3. GAMBAR RANGKAIAN
Nama Rangkaian Gambar

Bus Door

Timer Kit

Logika AND

Logika OR

Logika YES

Logika NOT
Logika MEMORY

3.4. DATA HASIL PERCOBAAN


3.4.1. Bus Door Model
P(bar) t out T in
0,5 0,2 0,28
1 0,1 0,19
1,5 0,05 0,13
2 0,07 0,13

Deskripsi Pengamatan :
Pada percobaan ini, kami mengamati bagaimana pengaruh tekanan, terhadap waktu yang diperlukan
oleh aktuator untuk keluar dan masuk.

3.4.2. Timer Kit


Scale 0
P (bar) t out t in
0,5 0,2 0,15
1 0,14 0,15
1,5 0,1 0,2
2

Scale 0,5
P (bar) t out t in
0,5 - -
1 0,14 0,13
1,5 0,14 0,2
2 0,14 0,2

Scale 1
P (bar) t out t in
0,5 0,17 0,16
1 0,16 0,16
1,5 0,2 0,13
2 - -
Deskripsi Pengamatan :
Pada percobaan ini, kami mengamati bagaimana pengaruh tekanan masuk terhadap waktu gerak
aktuator, akan tetapi pada pemberian tekanan kami juga mengamati, bagaimana pengaruh dari skala,
terhadap gerak actuator, scala disini bertindak sebagai delayer. Pada skala 0 katup dibuka sepenuhnya,
pada sekala yang semakin besar perlu nominal tekan yang cukup agar katup dapat terbuka dan udara
dapat menekan actuator. Namun, pada masing-masing skala pada tekanan tertentu actuator tidak
mengalami gerak masuk maupun keluar, karena mesin kompressor yang tidak kuat memberikan tekanan
pada alat praktikum sehingga tidak dapat diukur.

3.4.3. Logic Kit


AND OR MEMORY
Input Input Output Input Input Output Input Input S S’
A B A B A B
0 0 0 0 0 0 0 0 NC NC
0 1 0 0 1 1 0 1 0 1
1 0 0 1 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 NC NC

YES NOT
Input Input Output Input Input Output
A B A B
0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1
1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 0

Deskripsi Pengamatan :

AND : Pada konsep logika ini indikator akan bereaksi ketika kedua push button A dan B ditekan
bersama.
OR : Pada konsep logika ini indikator akan bereaksi ketika ada push button yang ditekan.
YES : Pada konsep logika ini indikator akan bereaksi ketika kedua push button A dan B ditekan
bersama.
NOT : Pada konsep logika ini indikator akan bereaksi push button A ditekan, sedangkan B tidak.
MEMORY : Pada konsep logika ini indikator akan bereaksi ketika salah satu push button ditekan.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Perhitungan
4.1.1 Percobaan Bus Door Model
Untuk menganalisa data hasil percobaan tersebut, maka melakukan
pengolahan data dengan melakukan perhitungan. Perhitungan yang harus dilakukan
diantara lain adalah perhitungan kecepatan gerak aktuator dan juga gaya yang
dilakukkan oleh aktuator.
Perhitungan keceatan gerak Aktuator adalah sebagai berikut :

Vin = jarak/tin
Vin = 0.1 m/ 0.28 s
Vin = 0.357142 m/s

Vout = jarak/ tout


Vout = 0.1 m/ 0.2 s
Vout = 0.5 m/s
Pada perhitungan ini, didapatkan kecepatan gerak masuk dan keluar aktuator, nilai
jarak yang dipergunakan diatas adalah nilai panjang langkah aktuator yaitu 0.1 m.
Perhitungan gaya yang bekerja pada aktuator dengan jari-jari aktuator adalah 0.08 m
adalah sebagai berikut :
A = 3.14 x r2
A = 0.00020096 m2
F = PxA
5
F = 10 x 0.00020096
F = 20.1 N
Dari perhitungan diatas kita akan mendapatkan data sebagai berikut :

Tekanan (P) T T
V out
cylinder cylinder V in (m/s) F (N)
(Bar) (N/m2) (m/s)
out (s) in (s)
0,5 0,5 x 105 0,2 0,28 0,5 0,3571 10,048
1 1 x 105 0,1 0,19 1 0,5263 20,096
1,5 1,5 x 105 0,05 0,13 2 0,7692 30,144
2 2 x 105 0,07 0,13 1,4286 0,7692 40,192
4.1.2 Percobaan Timer Kit (Skala 0, 0.5, I)
Untuk menganalisa data hasil percobaan tersebut, maka melakukan
pengolahan data dengan melakukan perhitungan. Perhitungan yang harus dilakukan
diantara lain adalah perhitungan kecepatan gerak aktuator dan juga gaya yang
dilakukkan oleh aktuator.
Perhitungan keceatan gerak Aktuator adalah sebagai berikut :
Vin = jarak/tin
Vin = 0.1 m/ 0.15 s
Vin = 0.667 m/s

Vout = jarak/ tout


Vout = 0.1/0.2
Vout = 0.5 m/s
Pada perhitungan ini, didapatkan kecepatan gerak masuk dan keluar aktuator,
nilai jarak yang dipergunakan diatas adalah nilai panjang langkah aktuator yaitu 0.1 m.
Dari perhitungan diatas kita akan mendapatkan data sebagai berikut :
T T
V out
P (Bar) Skala cylinder cylinder V in (m/s)
(m/s)
out (s) in (s)
0,5 0 0,2 0,15 0,5 0,6667
1 0 0,14 0,15 0,7143 0,6667
1,5 0 0,1 0,2 1 0,5
2 0 - - - -
0,5 0,5 - - - -
1 0,5 0,14 0,13 0,7143 0,7692
1,5 0,5 0,14 0,2 0,7143 0,5
2 0,5 0,14 0,2 0,7143 0,5
0,5 I 0,17 0,16 0,5882 0,625
1 I 0,16 0,16 0,625 0,625
1,5 I 0,2 0,13 0,5 0,7692
2 I - - - -
4.2 Pembahasan
4.2.1 Percobaan Bus Door Model
4.2.1.1 Grafik Tekanan Terhadap Gaya
Tekanan vs Gaya
45.000
40.000
35.000
30.000
Gaya F (N) 25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0.000
0 50000 100000 150000 200000 250000
Tekanan P (N/m2)

Grafik 4.1 Tekanan terhadap gaya

Terlihat pada grafik, gaya mengalami peningkatan nilai yang konstan, seiring
ditambahkannya nilai tekanan, hal tersebut terjadi karena penambahan nilai tekanan
yang konstan dan tidak terjadi perubahan nilai area pada actuator. Maka dapat kita
simpulkan bahwa gaya berbanding lurus dengan tekanan, hal ini sesuai dengan
persamaan P=F/A.

4.2.1.2 Grafik tekanan terhadap kecepatan masuk dan keluar

Tekanan vs Kecepatan
2.5000
Kecepatan v (m/s)

2.0000

1.5000

1.0000 V out
V in
0.5000

0.0000
0 50000 100000 150000 200000 250000
Tekanan P (N/m2)

Grafik 4.2 Tekanan terhadap kecepatan keluar aktuator

Secara teori, semakin besar tekanan yang diberikan, maka semakin besar pula
gaya yang diberikan (F = ∆P x A). Sesuai dengan rumus F = m x a, dimana a = V / t,
semakin besar gaya yang diberikan dengan massa yang konstan, maka nilai kecepatan
akan semakin besar. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa seharusnya semakin
besar tekanan yang diberikan, maka semakin cepat actuator akan keluar.

Pada grafik dapat kita lihat bahwa, pada grafik Tekanan terhadap kecepatan
keluar actuator cenderung lebih lama seiring ditambahkannya tekanan, dan sebaliknya
pada actuator masuk. Hasil praktikum sudah sesuai dengan kenyataan jika tekanannya
meningkat maka kecepatan aktuator juga meningkat. Terdapat data yang tidak
konsisten naik, ini dikarenakan pengukuran data yang kurang akurat karena dilakukan
dengan manual.

4.2.1.3 Grafik Tekanan Terhadap Waktu keluar dan masuk

Tekanan vs Waktu
0.3
0.25
Waktu t (s)

0.2
0.15
t out
0.1
t in
0.05
0
0 50000 100000 150000 200000 250000
Tekanan P (N/m2)

Grafik 4.3 Tekanan terhadap waktu keluar aktuator

Pada grafik tekanan terhadap waktu keluar berbanding terbalik. Hal ini sesuai
dengan kondisi idealnya. Secara teori, semakin besar tekanan yang diberikan, maka
kecepatan keluar aktuator akan semakin besar. Berdasarkan rumus V = S / t, apabila
nilai V meningkat dengan nilai S yang konstan, maka nilai t harus semakin kecil. Jika
tekanannya ditingkatkan maka waktu keluarnya aktuator akan menurun seiring
naiknya kecepatan. Terdapat data yang tidak konsisten turun dikarenakan kesalahan
pengukuran data saat praktikum.

Dari grafik disimpulkan bahwa tekanan berbanding terbalik dengan waktu gerak
aktuator. Semakin besar tekanan maka semakin cepat waktu gerak aktuator. Begitu
pula sebaliknya. Namun pada grafik ditunjukkan adanya data yang tidak konsisten
turun, ini disebabkan kesalahan pengukuran data karena dilakukan manual dengan
stopwatch sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan sangat besar.

4.2.2 Percobaan Timer Kit (Skala 0, I, II, III)


4.2.2.1 Grafik tekanan terhadap waktu keluar
Tekanan vs Waktu Keluar
0.25

0.20
Waktu t (s)

0.15
Skala 0
0.10 Skala 0,5
Skala I
0.05

0.00
0 50000 100000 150000 200000 250000
Tekanan P (N/m2)

Grafik 4.4 Tekanan terhadap waktu keluar timer kit

Dilihat pada grafik diatas dapat kita ketahui, pada skala 0 waktu yang
diperlukan adalah waktu yang paling sedikit, sedangkan pada skala I waktu yang
diperlukan semakin besar, hal ini terjadi karena pada skala 3 delay yang dilakukan lebih
besar, maka dapat kita simpulkan tekanan yang dibutuhkan agar katup terbuka,
meningkat pada setiap skala yang bertambah sehingga waktu gerak actuator lama.
Penggunaan skala pada percobaan ini adalah untuk memberi hambatan pada bukaan
katup yang mempengaruhi besarnya aliran sehingga waktu keluar aktuator berbeda-
beda, yang mana semakin besar skalanya maka semakin kecil bukaan katup sehingga
besarnya aliran udara yang mengalir akan semakin kecil dan menyebabkan waktu yang
diperlukan oleh lengan aktuator untuk keluar dari silinder akan semakin lama. Hal ini
mengakibatkan untuk penggunaan skala yang semakin besar, maka waktu yang
diperlukan oleh lengan torak aktuator untuk keluar dari silinder akan semakin lama.
Sama seperti yang sebelumnya, seharusnya semakin besar tekanan yang diberikan,
maka nilai waktu akan semakin kecil.
4.2.2.2 Grafik tekanan terhadap waktu masuk

Tekanan vs Waktu Masuk


0.25

0.20
Waktu t (s)

0.15
Skala 0
0.10 Skala 0,5
Skala I
0.05

0.00
0 50000 100000 150000 200000 250000
Tekanan P (N/m2)

Grafik 4.5 Tekanan terhadap waktu masuk timer kit

Dilihat pada grafik diatas dapat kita ketahui, pada skala 0 waktu tunda yang
diperlukan adalah paling sedikit, sedangkan pada skala 1 waktu tunda yang diperlukan
adalah paling besar. Namun, penggunaan Timer Kit tidak berpengaruh terhadap
pergerakkan masuk lengan aktuator karena Timer Kit hanya tersambung ke push
button valve yang berfungsi untuk mengeluarkan lengan aktuator. Pada grafik tekanan
terhadap waktu masuk terlihat kekacauan grafik, hal ini disebabkan kesalahan pada
saat pengambilan data oleh praktikan dan alat praktikum tidak berfungsi dengan baik.

4.2.5. LK147C Logic Kit


 AND

Gambar rangkaian pada fungsi logika AND

Input Input Output


A B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Pada logika AND, pipa atau selang dari kompressor dihubungkan ke


manifold menuju kedua push bottom. Dari push bottom, pipa atau selang
dihubungkan dengan logic kit, lalu menuju indikator. Pada logika ini dua
aliran input harus masuk secara bersamaan agar aliran output dapat
keluar. Dengan kata lain, masukan dari push bottom hijau dsn push push
bottom merah harus ditekan agar aliran udara keluar dari logic kit.

 OR

Gambar rangkaian pada fungsi logika OR

Input Input Output


A B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

Pada logika OR, Pipa dari kompresor dihubungkan ke manifold menuju


kedua push button. Dari push button, pipa dihubungkan dengan logic kit,
lalu menuju indikator. Aliran udara dapat keluar dari logic kit jika ada
aliran udara masuk ke logic kit, sehingga udara tidak akan keluar hanya
jika tidak ada aliran udara masuk.
 YES

Gambar rangkaian pada fungsi logika YES


Input Input Output
A B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Pada logika YES, Pipa dari kompresor dihubungkan ke manifold menuju


kedua push button. Dari push button, pipa dihubungkan dengan logic kit,
lalu menuju indikator.
Hasil yang didapatkan sama dengan logika AND, sehingga kami simpulkan
bahwa logika YES memiliki ciri seperti logika AND, sehingga pada logika ini
dua aliran input harus masuk secara bersamaan agar aliran output dapat
keluar.
 NOT

Gambar rangkaian pada fungsi logika NOT

Input Input Output


A B
0 0 0
0 1 0
1 0 1
1 1 0

Pada logika NOT, Pipa dari kompresor dihubungkan ke manifold menuju


kedua push button. Dari push button, pipa dihubungkan dengan logic kit,
lalu menuju indikator. Aliran udara akan keluar dari logic kit jika push
button hijau ditekan, namun push button merah tidak. Pada logic kit ini,
saluran dari push button hijau menjadi input, sedangkan aliran dari push
button merah menekan mekanisme didalam logic kit, sehingga saluran
tertutup.
 MEMORY
Gambar rangkaian pada fungsi logika MEMORY

Input Input S S’
A B
0 0 NC NC
0 1 0 1
1 0 1 0
1 1 NC NC
Pada logika MEMORY, Pipa dari kompresor dihubungkan ke manifold
menuju kedua push button. Dari push button, pipa dihubungkan dengan
logic kit, lalu menuju kedua indikator. Aliran udara dapat keluar dari logic
kit jika hanya salah satu aliran dari kedua push button yang masuk.
Sehingga jika kedua push button ditekan, atau tidak ditekan secara
bersamaan, maka aliran udara tidak keluar dari logic kit.
BAB V
KESIMPULAN

1. Pneumatic trainer merupakan serangkaian alat yang digunakan untuk percobaan


mengenai dasar-dasar sistem pneumatic.
2. Pada tekanan yang semakin bertambah dan luas area tetap, akan menyebabkan gaya
yan semakin besar, P=F/A.
3. Pada percobaan Bus Door Model, dapat diidentifikasikan bahwa karakteristik
pneumatic trainer PT 147A adalah semakin besar tekanan udara yang digunakan,
maka gerak aktuator yang dihasilkan akan semakin cepat dan waktu yang diperlukan
akan semakin cepat.
4. Pada percobaan Timer Kit, dapat diidentifikasikan bahwa pengaturan scale pada
Timer Kit berpengaruh pada bukaan katup yang akan dilalui udara bertekanan.
Semakin besar scale yang digunakan, maka semakin kecil bukaan katup sehingga
aliran udara akan semakin kecil. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semakin besar scale yang digunakan, maka akan semakin kecil aliran udara yang
mengalir dimana hal tersebut menyebabkan waktu yang diperlukan aktuator untuk
keluar atau masuk akan semakin lama.
5. Pada percobaan LK 147C, cara memperolah data tabel kebenaran adalah dengan
menggunakan push button valve sesuai dengan inputan yang diperlukan.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
a. Logika AND dan YES memiliki hasil yang sama, dengan kesimpulan
bahwa pada logika ini dua aliran input harus masuk secara
bersamaan agar aliran output dapat keluar.
b. Pada logika NOT yang memiliki 2 port input, salah satu port menjadi
port input aliran udara dan port lainnya menjadi port yang akan
menghambat aliran udara, sehingga aliran udara akan keluar jika
hanya port pertama yang hidup / menghasilkan aliran udara.
c. Pada logika OR, aliran udara akan selalu keluar jika ada aliran input
d. Pada logika MEMORY, aliran udara yang keluar akan mengikuti port
aliran udara masuk, namun tidak menghasilkan output jika kedua
input dialiri atau tidak dialiri udara secara bersaaan.

Anda mungkin juga menyukai