Anda di halaman 1dari 12

JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1 Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al.

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN EFEK HEPATOPROTEKTIF


DAUN BAKAU API-API PUTIH

Antioxidant Activity and Hepatoprotective Effect of Green Mangrove


Leaves
Safrina Dyah Hardiningtyas1*, Sri Purwaningsih1, Ekowati Handharyani2
1Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Jalan Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat
Telepon (0251) 8622909, 8622907, Faks. (0251) 8622907
2Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor, Jalan Agatis Bogor 16680 Jawa Barat
Telepon (0251) 8629469, 8629470, Faks. (0251) 8629459
*Korespodensi: saf.tyas@gmail.com
Diterima 21 Januari 2014/Disetujui 04 April 2014

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak kasar daun api-api putih yang memiliki aktivitas
antioksidan terbaik, menentukan kandungan fitokimia dan efek Hepatoprotektif ekstrak kasar yang dipilih
secara in vivo. Daun api-api putih diekstrak menggunakan tiga jenis pelarut, yakni metanol, etil asetat dan
n-heksana. Dalam uji in vivo dilakukan evaluasi terhadap kadar malondialdehid (MDA), enzim aspartat
transaminase (AST), enzim alanin transaminase (ALT), dan histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstraksi daun api-api putih dengan pelarut etil asetat menghasilkan aktivitas antioksidan terbaik
dengan kandungan fitokimia terdiri dari flavonoid dan steroid/triterpenoid. Pemberian ekstrak etil asetat
daun api-api putih pada tikus yang telah diinduksi CCl4 dapat menormalkan berbagai parameter biokimia
stres oksidatif (kadar MDA, AST, dan ALT) dibandingkan dengan standar Silymarin. Ekstrak daun api-
api putih berpotensi untuk melindungi hati tikus dari kerusakan oksidatif yang diinduksi CCl4. Efek
Hepatoprotektif ekstrak daun api-api putih berkorelasi dengan aktivitas antioksidannya.

Kata kunci: antioksidan, Avicennia marina, ekstrak, hepatoprotektor

Abstract
This research aimed to extractthe antioxidant compound of green Mangrove (Avicennia marina) leave
and to test the effect hepato protective of crude extract selected in vivo model. In vivo test was performed by
evaluated malondialdehyde (MDA) level, enzyme of aspartate transaminase (AST) dan alanine transaminase
(ALT) level, and histopathology. The result showed that extraction A. marina leaf with ethyl acetate display
the best antioxidant activity. Phytocemical of ethyl acetate extract of A.marina leaf contained flavonoid
and steroid/triterpenoid.Treatment with ethyl acetate extract of A. marina leaves normalized various
biochemical parameters of oxidative stress (MDA, AST, and ALT level) in compared to Silymarin standard.
A. marina leaves extract could be proposed to protect the liver against CCl4-induced oxidative damage in
rats. The hepatoprotective effect might be correlated with its antioxidant and free radical scavenger effects.

Keyword: antioxidant, Avicennia marina, extract, hepatoprotective

PENDAHULUAN sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih


Hati adalah organ tubuh yang berfungsi elektron yang tidak berpasangan (Halliwell
dalam menetralisir zat toksik yang masuk dan Gutteridge 2007). Konsentrasi radikal
dalam tubuh, serta menjadi sasaran bebas yang tidak seimbang dengan antioksidan
peningkatan konsentrasi radikal bebas. Radikal dapat menimbulkan stres oksidatif pada tubuh.
bebas merupakan sekelompok zat kimia yang Stres oksidatif dapat menyebabkan peroksidasi

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 80


Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al. JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1

lipida sehingga dapat menyebabkan kerusakan fitokimia dan efek Hepatoprotektif ekstrak kasar
sel dan menimbulkan penyakit degeneratif, yang dipilih secara in vivo.
misalnya penyakit liver (Sen et al. 2010)
sehingga perlindungan terhadap organ hati BAHAN DAN METODE
sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan Bahan dan Alat
oksidatif yang berlanjut. Bahan yang digunakan adalah daun bakau
Kerusakan akibat radikal bebas dalam api-api putih yang diambil di Kawasan Hutan
tubuh tersebut dapat diatasi dengan antioksidan. Mangrove Blanakan, Subang, bahan kimia
Antioksidan didefinisikan sebagai suatu untuk ekstraksi daun api-api putih, pengujian
substansi yang dapat menunda, mencegah, antioksidan, antioksidasi lipida (kadar
atau menghilangkan kerusakan oksidatif pada malondialdehida, enzim aspartat transaminase
molekul target, contoh protein, lipida dan DNA (AST), enzim alanin transaminase (ALT)),
(Halliwell dan Gutteridge 2007). Tubuh secara dan histopatologi hati hewan coba. Peralatan
alami memproduksi zat antioksidan endogen yang digunakan pada penelitian ini adalah
yang mampu mengatasi efek radikal bebas, timbangan analitik (Max 410 g and HF400),
tetapi saat pasokan radikal bebas meningkat vakum rotari evaporator (Buchi Rotavapor
dibutuhkan pasokan zat antioksidan dari luar. R-210), dan spektofotometer (UV-Vis RS UV-
Antioksidan dapat berasal dari bahan alami 2500).
dan sintentik. Sumber antioksidan alami telah
banyak dilaporkan berasal dari tanaman. Salah Metode Penelitian
satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap
sumber antioksidan alami adalah bakau jenis percobaan. Tahap pertama adalah preparasi,
api-api putih (Avicennia marina). ekstraksi, dan analisis aktivitas antioksidan.
Bakau api-api putih merupakan salah Tahap dua adalah pengujian efek Hepatoprotektif
satu jenis bakau yang tersebar di seluruh daun api-api putih secara in vivo.
Indonesia dengan kondisi yang melimpah
(Noor et al. 2006). Daun api-api putih Preparasi Sampel Daun Api-api Putih
dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai Sampel daun api-api putih dikumpulkan
bahan pangan dan obat-obatan. Pengalaman dan dibersihkan dari kotoran menggunakan
secara tradisional, bakau ini di beberapa daerah akuades, kemudian dilakukan pengeringan.
telah digunakan untuk sayuran serta mengobati Proses pengeringan dilakukan menggunakan
berbagai jenis penyakit, contoh hepatitis, kusta, sinar matahari selama 4 hari. Daun api-
rematik, cacar, bisul, dan obat luka bakar api putih kering dijadikan serbuk halus
(Bandaranayake 2002; Noor et al. 2006). menggunakan mesin penepung dengan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh saringan sebesar 100 mesh. Serbuk daun bakau
Bunyapraphatsara et al. (2004); Vadlapudi api-api putih kering kemudian diekstraksi
dan Naidu (2009) menunjukkan bahwa daun dengan perlakuan jenis pelarut.
api-api putih memiliki aktivitas antioksidan.
Berdasarkan pemahaman tersebut, diperoleh Ekstraksi dan Pengujian Antioksidan
suatu pemikiran bahwa dengan memperoleh Ekstraksi secara tunggal dilakukan
senyawa bioaktif ekstrak daun api-api putih dengan metode maserasi menggunakan
yang memiliki aktivitas antioksidan, maka pelarut metanol, etil asetat atau n-heksana
dapat berpotensi untuk menanggulangi p.a dengan perbandingan sampel dan pelarut
kerusakan oksidatif pada hati. Penelitian ini 1:5 (b/v) selama 24 jam.Tahap selanjutnya,
bertujuan untuk mendapatkan ekstrak kasar dilakukan filtrasi untuk memisahkan pelarut
daun api-api putih yang memiliki aktivitas dengan sampel. Filtrat yang terkumpul
antioksidan terbaik, menentukan kandungan dipisahkan antara pelarut dan ekstraknya

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 81


JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1 Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al.

menggunakan vacum rotary evaporator pada Kelompok 4: Perlakuan hepatoprotektor


suhu 37°C hingga diperoleh ekstrak kasar standar, yaitu silymarin. Tikus diinduksi pada
berbentuk pasta. Ketiga sampel tersebut diuji hari pertama, kemudian diberikan silymarin
aktivitas antioksidan dengan metode (DPPH) (dilarutkan dalam 0,5% Tween 80) dosis 25
(Hanani et al. 2005). Ekstrak kasar daun api- mg/kg BB secara oral pada hari ke-2 sampai
api putih yang memiliki aktivitas antioksidan hari ke-8.
terbaik dianalisis fitokimia menurut metode Sampel darah digunakan untuk
Harbone (1987), untuk mengetahui golongan menganalisis kadar enzim AST dan enzim
senyawa bioaktif pada ekstrak tersebut. ALT (kit AMP diagnostic®), sedangkan hati
untuk pengamatan preparat histopatologi
Pengujian Efek Hepatoprotektif secara hati (Kiernan 1990) dan analisis kadar MDA
In Vivo (Capeyron et al. 2002).
Tikus putih Sprague Dawley berumur
8 minggu dengan berat badan (180-210) g Analisis data
yang digunakan pada percobaan terlebih Data pengujian rendemen ekstrak,
dahulu diadaptasikan dalam kandang aktivitas antioksidan, kadar MDA, kadar
selama kurang lebih satu minggu sebelum enzim AST dan enzim ALT dianalisis dengan
digunakan untuk penelitian. Tikus diberi analisis ragam menggunakan rancangan acak
pakan standar dan minum ad libitum selama lengkap (RAL). Untuk melihat perbedaan
percobaan dilakukan. Tikus ditimbang dan antar perlakuan dilakukan pengujian lanjut
dikelompokkan menjadi 4 kelompok (n=3) menggunakan uji Tukey. Data kandungan
di dalam kandang secara terpisah pada hari fitokimia dan gambaran histopatologi
terakhir adaptasi. Kelompok perlakuan adalah dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.
sebagai berikut:
Kelompok 1: Kontrol negatif (normal) HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelompok 2: Kontrol positif, yaitu tikus Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Api-
diinduksi CCl4 dengan dosis 0,5 mL/kg BB api Putih
secara intraperitonial (Sengupta et al. 2011) Jenis pelarut yang digunakan merupakan
pada hari pertama. faktor utama yang menentukan hasil ekstraksi
Kelompok 3: Perlakuan ekstrak daun atau rendemen ekstrak. Rendemen hasil
api-api terpilih. Tikus diinduksi pada hari ekstraksi dengan jenis pelarut berbeda
pertama, kemudian diberikan ekstrak api- disajikan pada Gambar 1, sedangkan
api terpilih (dilarutkan dalam 0,5% Tween hubungan jenis pelarut dengan aktivitas
80) secara oral sebanyak 0,5 mL pada hari antioksidan (rataan IC50) ekstrak daun api-api
ke-2 sampai hari ke-8. Dosis ekstrak yang putih disajikan pada Gambar 2.
diberikan merupakan konversi dari nilai IC50 Ekstrak etil asetat menunjukkan
pada uji in vitro. aktivitas antioksidan terbaik, namun aktivitas

Gambar 1 Rendemen hasil ekstraksi dengan jenis Gambar 1 Hubungan jenis pelarut dengan aktivitas
pelarut berbeda. antioksidan (nilai IC50) ekstrak daun
bakau api-api putih

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 82


Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al. JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1

antioksidan ekstrak kasar daun bakau api-api flavonoid dan steroid atau triterpenoid
tersebut masih lebih rendah dibandingkan (Tabel 1). Menurut Setzer (2008), triterpenoid
dengan aktivitas antioksidan BHT dan vitamin atau steroid merupakan senyawa aktif yang
C dengan nilai IC50 masing-masing sebesar termasuk dalam jenis antioksidan lipofilik.
5,86 ppm dan 8,26 ppm. Perbedaan aktivitas Menurut Middleton et al. (2000), flavonoid
antioksidan pada setiap ekstrak tersebut merupakan senyawa aktif yang termasuk
diduga berkaitan dengan tipe antioksidan dalam jenis intermediet antioksidan yang
yang terkandung di dalamnya. Menurut Yang berperan sebagai antioksidan hidrofilik dan
et al. (2011), tipe antioksidan berdasarkan lipofilik. Flavonoid merupakan senyawa yang
kelarutannya terdiri dari antioksidan lipofilik berperan sebagai antioksidan. Mekanisme
(larut dalam nonpolar) dan antioksidan antioksidan dari flavonoid adalah menangkap
hidrofilik (larut dalam polar). ROS secara langsung, mencegah regenerasi
Aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat ROS dan secara tidak langsung dapat
yang paling tinggi dibandingkan dengan meningkatkan aktivitas antioksidan enzim
ekstrak yang lain diduga disebabkan oleh antioksidan seluler (Akhlaghi dan Bandy
pelarut etil asetat yang bersifat semipolar 2009). Flavonoid merupakan senyawa yang
sehingga mengandung senyawa aktif paling efektif sebagai scavanger spesies reaktif,
antioksidan baik yang bersifat hidrofilik misalnya super dioksida, radikal peroksil,
maupun lipofilik. Menurut Cano et al. dan peroksinitrit dengan cara mentransfer
(2003), etil asetat dapat digunakan untuk atom H+ (Middleton et al. 2000; Akhlaghi
mengekstrak komponen lipofilik dari fase dan Bandy 2009). Pencegahan terbentuknya
aqueous serta diduga mampu mengekstraksi ROS oleh flavonoid dilakukan dengan
beberapa komponen hidrofilik dari fase beberapa cara, yaitu menghambat kerja enzim
aqueous. Pelarut n-heksana digunakan untuk xantin oksidase dan Nicotinamide Adenine
mengekstrak komponen lipofilik dari fase Dinucleotide Phosphate (NADPH) oksidase,
aqueous, sedangkan metanol mengekstrak serta mengkelat logam (Fe2+ dan Cu2+)
komponen hidrofilik dari fase aqueous. sehingga dapat mencegah reaksi redoks yang
Yeum et al. (2004; 2009) menyatakan dapat menghasilkan radikal bebas (Akhlaghi
bahwa antioksidan hidrofilik dan lipofilik dan Bandy 2009; Atmani et al. 2009).
dapat bekerja secara sinergis sehingga Menurut Lotito dan Fraga (2000),
memiliki kemampuan yang kuat dalam flavonoid merupakan antioksidan yang
melindungi sistem biologis dan mengurangi berperan dalam melindungi antioksidan
kerusakan yang disebabkan oleh reactive lipofilik sehingga dapat menguatkan
oxygen species (ROS). Antioksidan lipofilik
contoh tokoferol, sebagai penangkap radikal Tabel 1 Kandungan fitokimia eksrak etil
oksigen yang dapat menghambat inisiasi asetat daun bakau api-api putih
dan propagasi pada reaksi rantai oksidatif
Analisis Fitokimia Hasil
dalam sistem hidrofobik. Menurut Wu et
a. Alkaloid
al. (2004), antioksidan hidrofilik terutama
komponen fenolik bekerja secara mudah - Wagner -
dalam mendonorkan satu atom hidrogen - Meyer -
pada ROO•. - Dragendorf -
b. Steroid/Triterpenoid +
Kandungan Fitokimia Ekstrak Terpilih
c. Flavonoid +
Kandungan fitokimia ekstrak etil asetat
daun bakau api-api putih yang diduga
d. Saponin (uji busa) -
Keterangan: +: ada - : tidak ada
berperan sebagai antioksidan adalah

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 83


JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1 Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al.

antioksidan seluler. Beberapa penelitian juga flavonoid berkaitan erat dengan pencegahan
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan timbulnya beberapa penyakit, misalnya
flavonoid berkaitan erat dengan pencegahan penyakit kardiovaskular (Akhlaghi dan Bandy
timbulnya beberapa penyakit, misalnya 2009), kanker atau tumor (Brusselmans et
penyakit kardiovaskular (Akhlaghi dan al. 2004), dan penyakit liver (Jin et al. 2010;
Bandy 2009), kanker/tumor (Brusselmans Pinzaru et al. 2011).
et al. 2004), dan penyakit liver (Jin et al. 2010; Triterpenoid atau steroid merupakan
Pinzaru et al. 2011). senyawa yang memiliki peranan sebagai
Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan antioksidan. Menurut Topcua et al. (2007),
fitokimia ekstrak etil asetat daun bakau api- mekanisme antioksidan dari triterpenoid
api putih yang diduga berperan sebagai adalah dengan cara menangkap/scavenging
antioksidan adalah flavonoid dan steroid spesies reaktif, misalnya superoksida, dan
atau triterpenoid. Menurut Setzer (2008), mengkelat logam (Fe2+ dan Cu2+). Hasil
triterpenoid atau steroid merupakan senyawa penelitian Abrosca et al. (2006) menunjukkan
aktif yang termasuk dalam jenis antioksidan bahwa senyawa triterpenoid dari Annurca
lipofilik. Menurut Middleton et al. (2000), aple memiliki aktivitas sebagai antioksidan
flavonoid merupakan senyawa aktif yang dan dapat menghambat peroksidasi
termasuk dalam jenis intermediet antioksidan lipida. Aktivitas biologi dari triterpenoid/
yang berperan sebagai antioksidan hidrofilik steroid selain antioksidan adalah sebagai
dan lipofilik. hepatoprotektor dan analgesik (Fai dan
Flavonoid merupakan senyawa yang Tao 2009), antitumor (Feng et al. 2006),
berperan sebagai antioksidan. Mekanisme antiproliferatif (Nugraheni et al. 2011), dan
antioksidan dari flavonoid adalah menangkap memberikan efek imunodulator (Martin
ROS secara langsung, mencegah regenerasi 2006).
ROS, dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan enzim Analisis Efek Hepatoprotektor dari Ekstrak
antioksidan seluler (Akhlaghi dan Bandy Etil Asetat Daun Bakau Api-api Putih
2009). Flavonoid merupakan senyawa yang Hepatoprotektor adalah senyawa
paling efektif sebagai scavanger spesies reaktif, atau zat yang berkhasiat melindungi sel
misalnya super dioksida, radikal peroksil, sekaligus memperbaiki jaringan hati
dan peroksinitrit dengan cara mentransfer yang rusak akibat pengaruh zat toksik
atom H+ (Middleton et al. 2000; Akhlaghi (Panjaitan 2008). Pemberian hepatoprotektor
dan Bandy 2009). Pencegahan terbentuknya dapat dilakukan untuk pencegahan (preventif)
ROS oleh flavonoid dilakukan dengan atau penyembuhan (kuratif) (Kumarappan
beberapa cara, yaitu menghambat kerja enzim et al. 2011). Penelitian ini mengamati efek
xantin oksidase dan Nicotinamide Adenine hepatoprotektor ekstrak daun bakau api-
Dinucleotide Phosphate (NADPH) oksidase, api putih secara kuratif, hal ini berdasarkan
serta mengkelat logam (Fe2+ dan Cu2+) pengetahuan masyarakat yang secara
sehingga dapat mencegah reaksi redoks yang tradisional memanfaatkan bakau api-api putih
dapat menghasilkan radikal bebas (Akhlaghi sebagai obat hepatitis.
dan Bandy 2009; Atmani et al. 2009). Karbon tetraklorida merupakan senyawa
Lotito dan Fraga (2000) menyatakan kimia yang digunakan dalam penelitian ini
bahwa flavonoid merupakan antioksidan sebagai hepatotoksin. Menurut Al-Shabanah
yang berperan dalam melindungi antioksidan et al. (2000), karbon tetraklorida (CCl4)
lipofilik sehingga dapat menguatkan adalah agen hepatotoksik yang menghasilkan
antioksidan seluler. Beberapa penelitian juga radikal bebas triklorometil (CCl3), yang
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan ketika diinduksi pada hati tikus sangat mirip

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 84


Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al. JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1

dengan sirosis pada manusia. Suja et al. disebabkan oleh sifat antioksidan senyawa
(2004) melaporkan bahwa perubahan yang flavonoid dan steroid/triterpenoid yang
berhubungan dengan kerusakan hati akibat terkandung didalamnya.
induksi CCl4 sangat mirip dengan perubahan Menurut Akhlaghi dan Bandy (2009);
pada pasien hepatitis virus akut. Beberapa Topcua et al. (2007), triterpenoid dan
parameter perubahan yang diamati pada flavonoid merupakan senyawa yang bersifat
penelitian ini adalah kadar malondialdehida antioksidan yang dapat mengatasi dan
(MDA) pada hati, kadar enzim serum AST mencegah radikal bebas. Hasil penelitian
dan (ALT) serta histopatologi hati. Nugraheni et al. (2011) menunjukkan bahwa
triterpenoid dapat menghambat peroksidasi
Kadar MDA pada Hati lipid pada tahap inisiasi dengan menghambat
Malondialdehida (MDA) merupakan radikal peroksil serta di tahap akhir dengan
senyawa sitotoksik yang dihasilkan dari menghambat produk sekunder, misalnya
proses peroksidasi lipid, pada akhir tahapan malondialdehid. Bastona dan Leroux (2007);
peroksidasi (Huang et al. 2011). Pengukuran Ghosh et al. (2010) melaporkan triterpenoid
MDA digunakan sebagai indikator kerusakan dapat menghambat aktivitas enzim sitokrom
oksidatif asam lemak tak jenuh pada sel yang P450 sehingga proses peroksidasi lipid akibat
menyebabkan langsung perubahan struktur radikal bebas dapat dicegah. Hasil penelitian
dan fungsi (Klaunig et al. 2009). Kadar MDA Androutsopoulos et al. (2010); Quintieri et al.
pada hati dari kelompok tikus yang diberikan (2011) juga menunjukkan bahwa flavonoid
perlakuan disajikan pada Gambar 3. dapat menghambat aktivitas enzim sitokrom
Hasil analisis ragam menunjukkan P450.
bahwa perlakuan yang diberikan pada tikus
memberikan pengaruh yang nyata terhadap Kadar AST dan ALT Darah Tikus
kadar MDA hati (p<0,05). Hasil uji lanjut Kadar enzim serum AST dan ALT
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan merupakan parameter klinis yang
kadar MDA pada tikus yang diinduksi menggambarkan intergritas sel hati (hepatosit)
CCl4. Kadar MDA mengalami penurunan (Giannini et al. 2005). Hasil pengukuran
setelah diberikan ekstrak etil asetat daun kadar AST dan ALT darah tikus dalam serum
bakau api-api putih dan sylimarin (p<0,05). tikus jantan strain Sprague Dawley (n = 3)
Hal ini menunjukkan bahwa ada indikasi disajikan pada Gambar 4. Hasil analisis ragam
perlindungan dan penghambatan peroksidasi menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan
lipida yang berlanjut oleh ekstrak etil asetat. pada tikus berpengaruh nyata (α=0,05) pada
Efek penghambatan peroksidasi lipida pada kadar enzim AST serum. Hasil uji lanjut
ekstrak etil asetat daun bakau api-api putih menunjukkan bahwa induksi CCl4 sebanyak
0,5 mL/kg BB mengakibatkan terjadinya
peningkatan kadar enzim AST serum. Kadar
enzim AST serum pada kelompok tikus yang
induksi CCl4 dan kelompok normal berbeda
secara nyata (p<0,05). Peningkatan kadar
enzim AST serum pada kelompok tikus yang
induksi CCl4 tersebut secara keseluruhan
tidak terlalu mencolok, hanya satu kali lipat
dari kelompok normal. Peningkatan tersebut
masih dalam kategori “mild” atau ringan
Gambar 3 Kadar MDA pada hati dari kelompok (kenaikan amino transferase 1-3 kali lipat)
tikus yang diberikan perlakuan.
(Thapa dan Walia 2007).

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 85


JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1 Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al.

Gambar 4 Rataan pengukuran kadar enzim AST (A) dan enzim ALT (B) dalam serum
tikus jantan strain Sprague Dawley (n = 3).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dari mitokondria juga ikut keluar sel.
perlakuan yang diberikan pada tikus tidak Perubahan kadar enzim AST dan ALT
berpengaruh nyata, (p<0,05) pada kadar serum pada kelompok tikus yang diberikan
enzim ALT serum, walaupun demikian ada ekstrak etil asetat daun api-api diduga
indikasi perubahan kadar enzim ALT serum berkaitan dengan kandungan senyawa
pada tikus yang telah diinduksi CCl4 dan ekstrak, yaitu flavonoid dan triterpenoid/
diberi ekstrak etil asetat daun api-api putih. steroid yang berperan sebagai antioksidan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak Antioksidan merupakan suatu senyawa
etil asetat mampu memberikan perlindungan yang dapat menetralisir suatu radikal bebas.
atas kerusakan pada sel hati yang disebabkan Menurut Wang et al. (2004), bahwa senyawa-
oleh radikal bebas yang dihasilkan oleh senyawa golongan triterpenoid bersifat
metabolisme CCl4. antioksidan sehingga mampu mengurangi
Menurut Giannini et al. (2005), kadar jumlah metabolit CCl4 sehingga sel-sel
enzim ALT dan AST dalam darah tersebut hati dapat terlindungi dari kerusakan dan
mencerminkan kerusakan yang terjadi di stabilitas membran sel hati serta aktivitasnya
dalam sel-sel hati. Enzim ALT dan AST tetap terjaga. Sharma dan Shukla (2011)
merupakan enzim yang mengkatalis transfer menyatakan bahwa efek antioksidan flavonoid
grup α-amino dari alanin dan aspartat menuju adalah dapat meningkatkan proses regenerasi.
grup asam α-ketogutarat untuk membentuk
oksaloasetat dan asam piruvat. Enzim ini Gambaran Histopatologi Hati Tikus
banyak terdapat dalam hati. Enzim ALT Kerusakan oksidatif pada hati
terdapat pada sitosol sedangkan enzim AST tikus dapat dilihat dengan gambaran
terdapat dalam sitosol dan mitokondria. Hasil histopatologinya. Gambaran keadaan
penelitian Badria et al. (2011) menunjukkan histopatologis hati semua tikus pada
bahwa tikus yang diinduksi CCl4 akan setiap kelompok yang diamati dengan
mengalami peningkatan kadar enzim AST perbesaran 4000 kali dapat dilihat pada
dan ALT serum. Kadar AST dan ALT serum Gambar 4.
berkorelasi dengan terjadinya inflamasi, Gambar 4 menunjukkan bahwa ada
steatosis, nekrosis, dan fibrosis pada hati perbedaan kondisi histopatologi hati pada
tikus. Stockham dan Scott (2002) berpendapat setiap kelompok tikus. Hasil pengamatan
bahwa kadar enzim AST di dalam darah akan mikroskopik sel hati pada kelompok
meningkat bila terjadi kerusakan sel hati yang normal (Gambar 4A) menunjukkan
parah dan disertai nekrosis sehingga enzim bahwa tidak ada perubahan yang spesifik;

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 86


Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al. JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 4 Histopatologi hati tikus pada kelompok normal (A), kelompok yang diberi CCl4 (B),
selanjutnya ekstrak etil asetat daun bakau api-api putih (C), silymarin dosis 25 mg/kg
BB (D). Pewarnaan H&E. Keterangan: degenerasi sel (D), sel nekrosis (N), sel Kupffer
(K). (Bar = 30 µm).

sel hati memiliki inti dan sitoplasma yang fagositosis, selain itu sel ini berperan
jelas. Sel-sel hepatosit tersusun teratur dalam menghasilkan mediator sitotoksik
dengan jarak yang sama. Gambaran misalnya ROS dan mediator pro-inflamasi,
histopatologi sel hati pada kelompok yang misalnya sitokin dan kemokin.
diinduksi CCl 4 0,5 mL/kg BB (Gambar 4B) Hasil dari beberapa penelitian
menunjukkan banyak sel yang mengalami menunjukkan bahwa induksi CCl 4 dapat
degenerasi, nekrosis (kematian sel), serta menyebabkan kerusakan sel yang ditandai
terjadi infiltrasi sel Kupffer yang aktif dengan perubahan histopatologi sel. Muriel
pada daerah sinusoid. et al. (2001) berpendapat bahwa induksi
Degenerasi sel ditandai oleh bentuk CCl 4 menyebabkan aktifnya sel Kupffer,
sel yang abnormal yang ditunjukkan oleh yang dapat memediasi kerusakan hati
sel yang membesar, inti sel membesar, inti dan memicu terjadinya peroksidasi pada
sel mengecil, bahkan sitoplasma sudah hati. Menurut Al-Shabanah et al. (2000),
tidak berinti. Nekrosis sel ditandai dengan CCl 4 dapat menyebabkan peroksidasi lipid
terlihatnya inti sel yang mengalami sehingga dapat menurunkan intergritas sel
penyusutan dan warna sitoplasma menjadi sampai menyebabkan nekrosis sel. Hasil
gelap. Sel Kupffer yang aktif menandakan penelitian Panjaitan (2008) menunjukkan
adanya senyawa toksik yang masuk ke bahwa induksi CCl 4 0,1 mL/kg BB
dalam jaringan, misalnya CCl 4, kemudian menyebabkan degenerasi sel-sel hati,
ada usaha fagositosis oleh sel-sel bahkan pada kelompok yang mendapatkan
pertahanan lokal. Menurut Jaeschke et al. CCl 4 (1 dan 10) mL/kg BB mengalami
(2002), sel Kupffer berfungsi dalam proses steatosis multifokal (akumulasi lemak

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 87


JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1 Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al.

pada sel hati). enzim amino transferase (AST dan


Hasil pengamatan mikroskopik ALT). Punitha dan Rajasekaran (2011)
kelompok yang diberi perlakuan ekstrak melaporkan bahwa hepatoprotektor
etil asetat daun bakau api-api putih dosis dapat memperbaiki integritas sel dan
182 ppm sebanyak 0,5 mL (Gambar 4C) menstimulus aktivitas antioksidan enzim
dan perlakuan silymarin dosis 25 mg/kg (superoksida dismutase, katalase, dan
BB (Gambar 4D) menunjukkan adanya glutation peroksidase).
efek perlindungan dan pemulihan sel
hati dari CCl 4. Hasil tersebut ditandai KESIMPULAN
oleh respon degenerasi dan nekrosis Kondisi ekstraksi terbaik untuk
dalam jumlah yang sedikit. Degenerasi sel mendapatkan aktivitas antioksidan daun
adalah penurunan fungsi sel yang bersifat bakau api-api putih menggunakan pelarut etil
reversible maupun irreversible. Pemberian asetat selama 24 jam memiliki potensi sebagai
ekstrak etil asetat dan silymarin tersebut hepatoprotektor, karena dapat menurunkan
diduga dapat mengembalikan fungsi sel kadar MDA hati, kadar enzim AST dan ALT
hati sehingga peningkatan jumlah sel darah, serta mengurangi lesio histopatologi
yang nekrosis atau sel irreversible dapat jaringan hati.
dicegah.
Efek perlindungan dan pemulihan DAFTAR PUSTAKA
pada tikus yang diberi ekstrak etil asetat Abrosca BD, Fiorentino A, Monaco P,
daun bakau api-api putih diduga berkaitan Oriano P, Pacifico S. 2006. Annurcoic
dengan kandungan senyawa antioksidan acid: a new antioxidant ursane
yang terdapat pada ekstrak tersebut. triterpene from fruits of cv. Annurca
Menurut Bastona dan Leroux (2007), apple. Food Chemistry 98: 285–290.
senyawa golongan triterpenoid memiliki Achiliya GS, Wadodkar SO, Dorle AK.
kemampuan dalam memelihara stabilitas 2004. Evaluation of hepatoprotective
membran sel hati sebagai antioksidan dan effect of Amakadi ghrita against carbon
scavanger terhadap ROS. Menurut Sharma tetrachloride induced hepatic damage
dan Shukla (2011), efek antioksidan in rats. Journal Ethnopharmacology 90:
flavonoid meningkatkan proses regenerasi 229-232.
dengan cara mendestruksi radikal bebas, Akhlaghi M, Bandy B. 2009. Review article:
menyediakan substrat kompetitif untuk mechanisms of flavonoid protection
lipid tak jenuh dalam membran dan atau against myocardial ischemia–
mempercepat mekanisme perbaikan reperfusion injury. Journal Molecullar
membran sel yang rusak. and Cellular Cardiology 46: 309–317.
Hasil penelitian Sahreen et al. (2011) Al-Shabanah OA, Alam K, Nagi MN, Al-
menunjukkan bahwa efek Hepatoprotektif Rikabi AC, Al-Bekairi AM. 2000.
ekstrak metanol daun Carissa opaca Protective effect of aminoguanidine, a
pada tikus yang diinduksi CCl 4 secara nitric oxide synthase inhibitor against
signifikan disebabkan oleh kandungan CCl4-induced hepatotoxicity in mice.
antioksidan dan kandungan penstabil Life Science 66: 265-270.
membran sel pada ekstrak tersebut. Androutsopoulos VP, Papakyriakou A,
Menurut Karthikeyan et al. (2008), efek Vourloumis D, Tsatsakis AM, Spandidos
hepatoprotektor ekstrak alga coklat Padina DA. 2010. Dietary flavonoids in cancer
boergesenii ditunjukkan oleh kemampuan therapy and prevention: substrates and
ekstrak tersebut dalam menghambat inhibitors of cytochrome P450 CYP1
peroksidasi lipid dan menurunkan kadar enzymes. Pharmacology and Theraphy

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 88


Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al. JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1

126:9-20. enhace antioxidant enzyme expression


Atmani D, Chaher N, Atmani D, Berboucha in rat liver. Biochemisrtry 13: 296-301.
M, Debbache N, Boudaoud H. 2009. Fai YM, Tao CC. 2009. Literature review
Flavonoids in human health: from onpharmacutical activities of oleanolic
structure to biological activity. Current acid. Natural Product Medica 2: 291-
Nutrition and Food Science 5:225-237. 298.
Badria AF, El-Belbasi HI, Sobh MM, Feng Y, Li XM, Duan XJ, Wang BG. 2006.
Badria FA. 2011. Parallelism study A new acylated iridoid glucoside from
between biochemical, immunological Avicennia marina. Chinese Chemical
and histochemical parameters of liver Letters 17(9): 1201-1204.
injury induced by carbon tetrachloride Ghosh J, Das J, Manna P, Sil PC. 2010.
on rats. Journal American Science 7(5): Arjunolic acid, a triterpenoid saponin,
581-591. prevents acetaminophen (APAP)-
Bandarnayake WM. 2002. Bioactivities, induced liver and hepatocyte injury via
bioactive compounds and chemical the inhibition of APAP bioactivation
constituents of mangrove plants. and JNK-mediated mitochondrial
Wetlands Ecology Management 10: protection. Free Radical Biology
421-452 Medicine 48(4): 535-553.
Bastona E, Leroux FR. 2007. Inhibitors of Giannini EG, Testa R, Savarino V. 2005.
steroidal cytochrome P 450 enzymes as Liver enzyme alteration: a guide for
targets for drug development. Recent clinicians. CMAJ 172(3): 367-379.
Patents on Anti-Cancer Drug Discovery Halliwell B, Gutteridge JMC. 2007. Free
2:31-58. Radicals In Biology And Medicine. Ed
Bunyapraphatsara N, Jutiviboonsuk ke-4. Oxford, UK: Oxford University
A, Sornlek P, Therathanathorn W, Press.
Aksornkaew S, Fong HHS, Pezzuto Hanani E, Mun’im A, Sekarini R. 2005.
JM, KosmederJ. 2004. Pharmacological Identifikasi senyawa antioksidan dalam
studies of plants in the mangrove forest. spons Callyspongia sp. dari Kepulauan
Thai Journal Phytopharmacy 10(2):1- Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian
12. 2(3): 127-133.
Brusselmans K, Vrolix R, Verhoeven Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia.
G, Swinnen JV. 2004. Induction of Padmawinata K, Soediro I, penerjemah.
cancer cell apoptosis by flavonoids is Bandung: ITB. Terjemahan dari:
associated with their ability to inhibit Phytochemical Methods.
fatty acid synthase activity. The Journal Huang B, Ban X, He J, Tong J, Tian J,
Biology Chemistry 280(7):5636–5645. Wang Y. 2011. Hepatoprotective
Cano A, Acosta M, Arnao MB. 2003. and antioxidant activity of
Hydrophilic and lipophilic ethanolic extracts of edible lotus
antioxidant activity changes during (Nelumbo nucifera Gaertn.) leaves.
on-vine ripening of tomatoes Food Chem. 120: 873-878.
(Lycopersicon esculentum Mill.). Jaeschke H, Gores GJ, Cederbaum AI,
Postharvest Biology and Technology 28: Hinson JA, Pessayre D, Lemasters JJ.
59–65. 2002. Mechanisms of hepatotoxicity.
Capeyron, Julie C, Eric B, Jean P, Piere Toxicol.l Scie. 65: 166–176.
MR, Claude LL, Benard D. 2002 A Jin YKJ, Russell RM, Aldini G. 2010.
diet cholesterol and deflcient in vite Antioxidant activity and oxidative
incudes lipid peroxidation but does not stress: an overview. Di dalam: Aldini

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 89


JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1 Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al.

G, Yeum KJ, Niki E, Russell RM, editor. disease, and cancer. Pharmacology
Biomarkers for Antioxidant Defense Review 52: 673–751.
and Oxidative Damage: Principles and Muriel P, Alba N, Perez-Alvarez VM,
Practical Applications. Iowa, USA: Shibayama M, Tsutsumi VK. 2001.
Blackwell Publishing. Kupffer cells inhibition prevents
Karthikeyan DR, Manivasagam T, hepatic lipid peroxidation and damage
Subramanian P, Somasundaram ST, induced by carbon tetrachloride.
Anantharaman P, Balasubramanian T. Toxicology and Pharmacology 130:219–
2008. Antioxidant activity of brown 226.
alga Padina boergesenii against carbon Noor YR, Khazali M, Syadipura INN.
tetrachloride induced liver fibrosis in 2006. Panduan Pengenalan Mangrove
rats. Seaweed Res. Util. 30: 157-163. di Indonesia. Bogor: Wetlands
Kiernan JA. 1990. Histological and Internatinal.
Histochemical Methods: Theory and Nugraheni M, Santoso U, Suparmo,
Practice. Ed ke-2. Kanada: Pergamon Wuryastuti H. 2011. Potential of
Press. Coleus tuberosus as an antioxidant
Klaunig JE, Corthals SM, Kamendulis and cancer chemoprevention agent.
LM, Philip BK. 2009. Role of The International Food Research Journal
Kupffer Cell in Hepatotoxicity and 18(4): 1471-1480.
Hepatocarcinogenesis. Di dalam: Panjaitan RGP. 2008. Pengujian aktivitas
Sahu SC, editor. Hepatotoxicity from hepatoprotektor akar pasak bumi
Genomics to in vitro and in vivo Models. (Eurycoma longifolia Jack.). [disertasi].
West Sussex, England: John Wiley & Bogor (ID): Sekolah Pasca Sarjana,
Sons Ltd. Institut Pertanian Bogor.
Kumarappan C. Vijayakumar M, Thilagam Pinzaru IA, Hădărugă DI, Hădărugă
E, Balamurugan M, Thiagarajan M, NG, Corpaş L, Grozescu I, Peter F.
Senthil S, Das SC, Mandal SC. 2011. 2011. Hepatoprotective flavonoid
Protective and curative effect of bioconjugate/β-cyclodextrin
polyphenolic extract from Ichnocarpus nanoparticles:dsc-molecular modeling
frutescense leaves on experimental correlation. Digest Journal of
hepatotoxicity by carbon tetrachloride Nanomaterial and Biostructure 6(4):
and tamoxifen. Ann. of Hepat.10(1): 1605-1617.
63-72. Punitha SC, Rajasekaran M. 2011.
Lotito SB, Fraga CG. 2000. Catechins delay Antioxidant mediated defense role of
lipid oxidation and alpha-tocopherol Wedelia calendulacea herbal extract
and beta-carotene depletion following against CCl 4 inducedtoxic hepatitis.
ascorbate depletion in human Journal of Applied Pharmaceutical
plasma. Proceeding of The Society for Science 1(9): 111-115.
Experimental Biology and Medicine Quintieri L, Palatini P, Moro S, Floreani M.
225: 32–38. 2011. Inhibition of cytochrome P450
Martin KR. 2006. Targeting apoptosis with 2c8-mediated drug metabolism by the
dietary bioactive agents. Experimental flavonoid diosmetin. Drug Metabolism
Biology and Medicine 231: 117-129. Pharmacokinetics 26(6): 559-568.
Middleton E Jr, Kandaswami C, Sahreen S, Khan MR, Khan RA. 2011.
Theoharides TC. 2000. The effects of Hepatoprotective effects of methanol
plant flavonoids on mammalian cells: extract of Carissa opaca leaves on
implications for inflammation, heart CCl4-induced damage in rats. BMC

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 90


Aktifitas antioksidan dan efek hepatoprotektif, Hardiningtyas et al. JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1

Complement Alternative Medicine Vadlapudi V, Naidu KC. 2009. Evaluation


11(48): 1-9. of antioxidant potential of selected
Sen S, Chakraborty R, Sridhar1 C, mangrove plants. Journal of
Reddy YSR, De B. 2010. Free Pharmaceutical Research 2(11): 1742-
radicals, antioxidants, diseases and 1745.
phytomedicines: current status and Wang BJ, Liu CT, Tseng CP, Yu ZR. 2004.
future prospect. International Journal Hepatoprotective and antioxidant
of Pharmaceutical Science Review and effects of Bupleurum kaoi Liu (Chao
Research 3(1): 91-100. et Chuang) extract and its fractions
Sengupta M, Sharma GD, Chakraborty fractionated using supercritical CO 2
B. 2011. Hepatoprotective and on CCl4-induced liver damage. Food
immunomodulatory properties of and Chemical Toxicology 42(4): 609
aqueous extract of Curcuma longa in 617.
carbon tetra chloride intoxicated Swiss Wu X, Beecher GR, Holden JM, Haytowitz
albino mice. Asian Pacific Journal of DB, Gebhardt SE, Prior RL. 2004.
Tropical Biomedicine 1: 193-199. Lipophilic and hydrophilic antioxidant
Setzer WN. 2008. Non-intercalative capacities of common foods in the
triterpenoid inhibitors of United States. Journal of Agriculture
topoisomerase ii: a molecular docking Food Chemistry 52: 4026-4037
study. Compounds Journal 1: 13-17. Yang J, Kim JS, Sa YJ, Kim MO, Jeong HJ,
Sharma N, Shukla S. 2011. Hepatoprotective Yu CY, Kim MJ. 2011. Antioxidant,
potential of aqueous extract of Butea antibacterial and α-glucosidase
monosperma against CCl 4 induced inhibitory activities of different
damage in rats. In press: 1-11. extracts of Cortex moutan. African
Stockham SL, Scott MA. 2002. Fundamentals Journal of Biotechology 10(46): 9438-
of Veterinary Clinical Pathology. Ed ke- 9444.
1. Iowa state Pr. Blackwell Publishing Yeum KJ, Russell RM, Krinsky NI, Aldini
Co. hlm. 433-486. G. 2004. Biomarkers of antioxidant
Suja SR, Latha PG, Pushpangadan P, apacity in the hydrophilic and
Rajasekharan S. 2004. Evaluation lipophilic compartments of human
of hepatoprotective effects of plasma. Archives. Biochemistry
Helminthostachys zeylanica (L.) Hook Biophysics 430: 97-10.
against carbon tetrachloride-induced Yeum KJ, Beretta G, Krinsky NI, Russell RM.
liver damage in Wistar rats. Journal of Aldini. 2009. Synergistic interactions
Ethnopharmacology 92(1): 61-66. of antioxidant nutrients in a biological
Thapa BR, Walia A. 2007. Liver funcion model system. Nutrition 25(7-8): 839-
tests and their interpretation. Indian 846.
Journal of Pediatics 74(7):663-671. Zhang ZS, Li D, Wang LJ, Ozkan N, Chen XD,
Topcua T, Ertasb A, Kolakb U, Öztürk M, Mao ZH, Yang HZ. 2007. Optimisation
Ulubelen A. 2007. Antioxidant activity of ethanol-water extraction of lignans
tests on novel triterpenoids from Salvia from flaxseed. Journal of Separation
macrochlamys. ARKIVOC 7: 195-208. and Purification Technology 57: 17-24.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 91

Anda mungkin juga menyukai