PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
2.1.1 Solid
Zat padat (solid) adalah sebuah materi yang memiliki bentuk yang tetap,
molekul dari zat padat biasanya bergerak lambat,bersifat sama dan berbentuk
menyerupai kristal. (Missouri,1999)
2.1.2 Liquid
Zat cair (liquid) adalah materi yang memiliki pergerakan molekul yang
bebas dan memiliki ukuran atau volume sebuah wadah. Zat cair dapat
mengikuti bentuk wadah apapun. (Missouri,1999)
2.1.3 Gas
Gas adalah sebuah materi yang tidak memiliki bentuk alami sendiri jika
dilihat mengunakan mata secara langsung. Gas bergerak bebas unyuk
mengisi wadah dengan berbagai ukuran, apabila wadah tersebut tidak
tertutup rapat maka gas akan keluar ke udara. Gas akan menjadi hangat apa
bila dilakukan penekanan ke ruang yang kecil
Karakteristik gas
Semua gas mengembang atau bertambah besar ketika dipanaskan
Menekan gas pada sebagian sisi dari wadah tersebut maka sama saja
dengan menekan ke segala arah
Semua gas berkontraksi dan mendapatkan volume yang lebih kecil
saat didinginkan
Gas tidak terlihat dan tidak berbau, kehadiran gas dapat dideteksi
oleh efek yang mereka miliki pada bentuk materi yang lainnya.
(Missouri,1999)
2.2 Penanganan Zat Kimia
C. Bahaya ledakan
Bahan peledak
Senyawa azo dan peroksida
Pengoksodasi lainnya
Bubuk dan debu
Bahan peledak yang sangat panas
5. Pengolaan bahan kimia
Cegah limbah
Rancang bahan kimia dan produk kimia dan produk yang lebih
aman
Rancang sintesis bahan kimia yang tidak terlalu berbahaya
Gunakan bahan mentah ang dapat diperbarui
Gunakan katalis, bukan reagen stokiometrik
Hindari derivative kimia
Maksimalkan ekonomi atom
Gunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman
Tingkatkan efisiensi energy
Rancang bahan kimia dan produk agar terurai setelah digunakan
Analisis langsung (dalam waktu nyata) untuk menghindari
polusi
Batasi potensi terjadinya kecelakaan
B. Perawatan
Erlenmeyer Digunakan
bahan kimia
yang bersifat
korosif, terbuat
dari gorosilikat
5.
Digunakan
Tabung sebagai wadah
reaksi mereaksikan
dua atau lebih
larutan / bahan
kimia, untuk
pengembangan
mikroba
6. Terbuat dari
gelas
Gelas ukur (polipropilen)
ataupun plastic,
digunakan
sebagai
mengukur
volume 10
hingga 200 ml
7.
8.
Digunakan
Labu ukur sebagai untuk
membuat dana
tau
mengencerkan
larutan dengan
ketelitian tinggi
9. Digunakan
untuk
Corong membantu
gelas memindahkan
cairan dari
wadah satu ke
yang lain dan
digunakan
untuk wadah
kertas
penyaringan
10.
Digunakan
Corong untuk
buchner menyaring
larutan dengan
bantuan pompa
vakum
2.5.3 Buret
Benda ini digunakan untuk memindahkan reagen dengan
berbagai volume secara akurat, Buret ini dikalibrasikan dalam
satuan 0,1ml. (cairns, 2004)
Ketika zat terlarut dalam zat terlarut, panas mungkin akan dibebaskan
ataupun diserap. Perubahan termal ini dikenal dengan differential heat solution,
perubahan panas ketika satu mol zat terlarut tidak konstan. Oleh karena itu,
panas integral larutan dari zat apapun dapat didefinisikan sebagai entalpi ketika
satu mol zat terlarut dalam jumlah tertentu dari pelarut murni untuk membentuk
solusi dari konsentrasi yang diinginkan dalam kondisi suhu dan tekanan
konstan . (singh,volume II)
.
2.7 Pemisahan Campuran
2.8 Penyaringan
2.10 Pengenceran
2.12 MSDS
2.12.1 NaOH
Dengan massa molar 40 g/mol.Titik didihnya 13,38 dan titi leburnya 323 C.
Bersifat berbahaya jika terkena kulit untuk menanganinya adalah basuh dengan
air 15 menit.(Sciencelab, 2017)
2.12.2 NH4CL
Memiliki berat molekul 53,49 gr/mol dengan PH 5,5 yaitu asam, titik didihnya
520 C. Bersifat berahaya jika terkena kulit basuh dengan air selama 15 menit.
(Sciencelab, 2017)
2.12.3 HCL
Memiliki masa titik didih 108,58 C dapat larut dalam air, bersifat berbahaya
dan beracun apabila terkena kulit basuh dengan air mineral selama 15 menita.
Dan apabila terhirup segera bawa ke tempat yang berudara segar (Sciencelab,
2017)
2.12.4 H2SO4
Memiliki massa molar 98,08 g/mol yang memiliki titik didih 270 C-340 C
dengan komposisi pada suhu 340 C. Dan tituk lebur 35 C-10,36 C. Bersifat
berbahaya jika terkena kulit segera basuh dengan air mengalir selama 15 menit
(Sciencelab 2017)
2.12.5 K2Cr2O7
2.12.6 Pb (NO3)2
Mmemiliki berat molekul 331,2 gr/mol dengan tiik didih 0 c dan titik beku 470
C. Pb(NO3)2 ini sangat berbahaya tidak boleh terjadi kontak secara langsung
dengan kulit ataupun dengan mata karena kan menyebabkan irotasi
(Sciencelab, 2017)
2.12.7 Aquades
Aquades
5 ml Pb(NO3)2
10 ml H2SO4
5 ml NH4Cl
5 ml NaOH
Kertas lakmus
100 ml HCl
Indikator Phenolpthtahlien
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Penentuan massa dan berat
1. Pilih alat untuk membantu proses penimbangan yang sesuai dengan zat
yang akan ditimbang, seperti kaca arloji yang biasa digunakan untuk
menimbang zat padat dan botol timbang yang biasa digunakan untuk
menimbang bahan yang higroskopis.
2. Meminta zat padat yang akan ditimbang kepada asisten laboratorium.
3. Meletakkan zat padat yang akan ditimbang di atas piringan dan atur berat
sesuai ketentuan.
4. Pada saat penimbangan, pembacaan dapat dilakukan dengan melihat nilai
kebenaran hingga tiga angka desimal dibelakang koma.
5. Pastikan kondisi neraca analitik dalam keadaan benar-benar bersih sebelum
melakukan penimbangan.
6. Letakkan alat bantu penimbangan pada piringanblali tekan tare hingga
muncul angka 0,0000 pada monitor.
7. Letakkan zat yang akan ditimbang, kemudian tutup kaca pada neraca dan
lakukan pembacaan angka pada monitor.
3.2.2 Pengukuran volume
1. Pengukuran dengan menggunakan gelas ukur dilakukan dengan kalibrasi.
Cairan yang membasahi dinding membentuk cekungan yang dapat
membantu dalam pembacaan angka.
2. Pengukuran dengan menggunakan buret diawali dengan melapisi kran gelas
menggunakan silikon, kemudian mencucinya dengan detergen dan bilas
hingga bersih. Kalibrasi bagian atas dan bawah buret dengan nilai kelibrasi
0,01 mL. Bilas buret menggunakan aquades sebanyak 3 kali. Masukkan
larutan penetrasi hingga tanda batas kalibrasi. Cuplikan yang akan dititrasi
diletakkan di dalam erlenmenyer. Dan tahap terakhir yaitu keluarkan
larutan tersebut dari buret, lalu baca skala yang menunjukkan volume akhir.
3.2.3 Pemanasan dan pembakaran
1. Pemanasan ini terdiri dari logam lop yang dihunugkan bagian dasarnya
dengan bagian bawahnya yang mempunyai dua inlet sebagai aliran udara.
Keberadaan jarum di bagian dasar dihubungkan dengan selang karet untuk
gas inlet dan tabung gas. Bila nyala pembakaran bewarna kuning berarti
jumlah udara lebih kecil dibangdingkan jumlah gas, sedangkan
pembakaran yang efisien menghasilkan nyala bewarna biru dan juga nyala
di atas warna biru yang menandakan bagian yang paling panas.
2. Pembakaran dalam cawan dan pengendapan. Beberapa endapan harus
dipanaskan untuk menghilangkan zat yang dapat diuapkan secara
sempurna.sebelum itu perlu dilakukan penyaringan secara gravimetri.
Sehingga jika endapan tersebut dibakar tidak akan meninggalkan sisa
.
3.2.4 Pemisahan
1. Potong kertas saring kemudian dibahasahi terlebih dahulu.
2. Corong yang telah diberi kertas saring diletakkan di atas erlenmeyer
3. Ambil 5 mL larutan Pb(NO3)2 kemudian dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
4. Tambahkan H2SO4
5. Amati endapan yang terbentuk dan catatat warnanya.
6. Ambil dan lipat kertas saring menjadi 2-3 kali lipatan kemudian tempatkan
kertas saring pada corong dan basahi dengan sedikit aquades sehingga
melekat pada dinding gelas corong.
7. Pasang corong yang berkertas saring di atas erlenmeyer sebagai penampung
filtrat dan air cucian.
8. Tuangkan larutan yang akan disaring ke dalam corong.
9. Pakai gelas pengaduk untuk membantu penuangan.
10. Penuangan harus dilakukan dengan hati-hati
.
3.2.5 Pengenceran
1. Hcl di ambil sesuai perhitungan dengan pipit volume.
2. Di masukan ke labu ukur 100ml.
3. Di masukkan aqades 1/3 bagian.
4. Di homogenkan .
5. Di isi sampai tanda batas.
6. Di homogenkan lagi.
3.2.6 Titrasi
1. Cucilah buret dengan larutan pencuci (larutan Kalium dikromato 0,1 N) dan
bilas dengan larutan standar yang akan ditentukan konsenterasinya (NaOH
0,1 N).
2. Buret diisi dengan larutan standar tersebut hingga skala nol.
3. Pipet dengan pipet volume atau gondok HCl sebanyak 10 mL dan
tempatkan ke dalam erlenmeyer.
4. Tambahkan 2-3 tetes indikator phenolphthalien, lalu titrasi pelan-pelan
dengan erlenmeyer harus digoyang-goyang.
5. Titrasi dihentikan jika penambahan setetes NaOH memberikan warna
merah muda yang tidak hilang setelah penggoyangan dilakukan.
6. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep inti. Jakarta. Erlangga
McMurry, Jhon E. 2012. Chemistry Six Edition. Denison University