Anda di halaman 1dari 7

I.

PRAKTIKUM : Analisis Karbohidrat


II. TANGGAL : 29 juli 2019
III. TUJUAN : dapat melakukakan uji keberadaan karbohidrat secara kualitatif
dan kuantitatif

I. DASAR TEORI
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa
Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa
organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon,
hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses
fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-
keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan
banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk
golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang
n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat
pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang
mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut
polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan
oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida). Contoh makanan yang
terkandung unsur karbohidratnya , yaitu: roti, ubi, sagu,dll.

1
II. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
No Nama Jumlah
1. Tabung reaksi 3 buah
2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Labu ukur 10 ml 1 buah
4. Pipet mikro 1 buah
5. Pipet Volume 10 mL 1 buah
6. Beker glass 100 mL 4 buah
7. Labu ukur 50 mL 2 buah
8. Neraca 1 buah
9. Hot plate 1 buah
10. Kertas 1 lembar
11. Kertas label 1 lembar

b. Bahan
No Nama Jumlah
1. Glukosa
2. Fehling A 6 mL
3. Aquades 100 mL

III. LANGKAH KERJA


1. PEMBUATAN LARUTAN
1.1 Pembutan Larutan NaS2O3 0,05 M

0,79 g NaS203

- Ditimbang NaS2O3 sebanyak 0,79 g di neraca ohaus


- Dimasukkan ke dalam beker glass
- Dicampurkan dengan 100ml aqudes
- Diaduk hingga homogen
-

Larutan NaS203 0,05M


2
1.2 Pembuatan larutan HCl 0,5 M

HCl 27%

- Diambil 3,1 Ml Hcl 27%


- Dimasukkan Ke Dalam Beker Glass
- Dicampurkan Dengan 96,8 Ml Aquades
- Diaduk Hingga Larutan Homogen

Larutan HCl 0,5 M

1.3 Pembuatan larutan HCl 0,25 M

Larutan HCl 0,5 M

- Diambil 25 ml hcl dari larutan 0,5 M yang telah dibuat tadi


- Dimasukkan ke dalam beker glass
- Dicampurkan dengan 75 ml aquades
- Diaduk hingga homogen

Larutan HCl 0,25

2. PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI


2.1 NaS2O3 0,05 M + HCl 0,25 M

Na2S2O3 0,5 M + HCl 0,25


M

- Disiapkan pada tabung reaksi masing- masing 2 ml larutan 0.5%


glukosa , 1.0 % glukosa , 2.0% glukosa
- Disiapkan larutan fehling (6 ml) , yang telah dicampur antara
fehling A dan fehling B
- Dimasukkan 2 ml larutan fehling ke dalam masing-masing
tabung reaksi
- Diaduk hingga homogen
- Dipanaskan dengan air mendidih
- Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing
tabung reaksi

3
2.2 Na2S203 0,05 M + HCl 0,5 M

Na2S2O3 0,05 M + HCl 0,5 M

- Dimasukkan 25 ml larutan Na2S2O3 0,05 M ke dalam beker


glass
- Disiapkan kertas putih yang telah diberi tanda x
- Diletakkan kertas tersebut dibawah beker glass
- Dicampurkan 5 ml HCl 0,5 M ke dalam beker glass
- Dijalankan stopwatch sejak percampuran hingga tanda x tidak
teramati lagi
- Dihentikan perhitungan stopwatch
- Dicatat waktu reaksinya

3 menit 5 detik

3. PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI


3.1 Suhu 21o

Na2S2O3 0,05 M + HCl 0,5 M

- Dimasukkan 25 ml larutan Na2S2O3 konsentrasi 0,05 M ke dalam


beker glass ukuran 100 ml
- Disiapkan kertas putih yang telah diberi tanda x
- Diletakkan kertas tersebut dibawah beker glass
- Dicampurkan 5 ml HCl 0,5 M ke dalam beker glass
- Dipanaskan larutan tersebut dengan larutan Bunsen di atas kawat
kassa
- Diukur suhunya hingga 20o
- Dijalankan stopwatch sejak percampuran hingga tanda x di bawah
beker glass tidak teramati lagi
- Dihentikan perhatikan stopwatch
- Dicatat laju reaksinya

2 menit 53 detik

4
3.2 Suhu 40o

Na2S2O3 0,05 M + HCl 0,5 M

- Dimasukkan 25 ml larutan Na2S2O3 konsentrasi 0,05 M ke dalam beker


glass ukuran 100 ml
- Disiapkan kertas putih yang telah diberi tanda x
- Diletakkan kertas tersebut dibawah beker glass
- Dicampurkan 5 ml HCl 0,5 M ke dalam beker glass
- Dipanaskan larutan tersebut dengan larutan Bunsen di atas kawat kassa
- Diukur suhunya hingga 40o
- Dijalankan stopwatch sejak percampuran hingga tanda x di bawah
beker glass tidak teramati lagi
- Dihentikan perhatikan stopwatch
- Dicatat laju reaksinya

1 menit 4 detik

IV. HASIL PENGAMATAN


a. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi, Menentukan Orde Reaksi
Tabel 4.1
No Reaksi Waktu Reaksi
Na2S2O3 0,05 M + HCl 0,25 M 4 menit 22 detik

Na2S203 0,05 M + HCl 0,5 M 3 menit 5 detik

b. Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi


Table 4.2
No Pereaksi Suhu Waktu Reaksi
Na2S2O3 0,05 M + HCl 0,5 M 28o C 2 menit 53 detik
Na2S203 0,05 M + HCl 0,5 M 40o C 1 menit 46
detik

5
V. PEMBAHASAN
Laju reaksi merupakan cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung. Laju reaksi
dapat diartikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan persatuan waktu. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Faktor tersebut antara lain
konsentrasi pereaksi, luas permukaan, sentuhan, suhu dan katalis.
Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap laju reaksi. Pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin cepat
laju reaksinya. Sebaliknya semakin kecil konsentrasi larutan maka semakin lambat
laju reaksinya. Berdasarkan teori tumbukan bila pereaksi bertambah, maka jumlah
partikel-partikel yang bertumbukan akan semakin banyak/meningkat.
Larutan yang digunakan adalah larutan Na2S2O3 dan HCl. Persamaan reaksi
antara kedua larutan tersebut yaitu:
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq)→ 2NaCl(aq) + SO2(g) + S(s)+ H2O(l)

VI. KESIMPULAN
a) Semakin besar konsentrasi maka semakin cepat laju reaksi.
b) Semakin kecil konsentrasi semakin lambat laju reaksinya .
c) Semakin tinggi suhunya , semakin cepat laju reaksinya.
d) Semakin rendah suhunya , semakin lambat laju reaksinya.
e) Suhu yang semakin tinggi laju reaksi semakin cepat daripada konsentrasi yang
tinggi

6
VII. DAFTAR PUSTAKA

- Brady, James E. 1999. Kimia Universitas: Asas dan Struktur Jilid I Edisi 5.
Alih bahasa:Sukmanah, Ramiarti, Anas dan Sally. Jakarta: Binarupa Aksara
- Subagia, I Wayan & Sya’ban, Suheimi. 2005. Materi PraktikumKimia Dasar
I. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai