Teori Mengenai Casting II PDF
Teori Mengenai Casting II PDF
Apabila proses casting telah dilakukan maka akan terbentuk bangunan restorasi atau
rehabthtasi gigi dan bahan logam. Bangunan mi belum begitu baik untuk dipasang di
dalam mulut maka dilakukan finishing dan polishing.
Finishing adalah penyelesaian hasil casting dengan menghiIangkan ekses-ekses dan
bangunan hasil casting yang tidak perlu, sehingga terbentuk hasil casting yang baik
sesuai dengan restorasi atau rehabilitasi yang diinginkan.
Setelah finishing kemudian diIakukan polishing, yaitu meratakan, menghaluskan dan
mengkilapkan bangunan, sehingga menjadi baik sekali.
Reservoir adalah rongga / ruangan yang berbentuk bulat atau bulat bekas reservoir
modul, setelah dilakukan wax elimination.
Wax pattern berguna untuk membentuk ruang cetak (mould space) di dalam
bahan invesmen setelah malam dan pola malam (di dalam invesn) dihilangkan
(wax elimination).
3. INVESTTNG
Investing adalah cara untuk menanam pola malam dalam bahan invesmen
Yang perlu diperhatikan pada investing :
a. Letak pola malam di dalam casting ring.
Pola malam letaknya harus ditengah – tengah agar jarak antar pola malam
dan dinding – dinding casting ring sama.
b. Jarak pola malam dan dasar casting ring terletak antara (6 - 8 mm)
Perbandingan antara air dan puder (w/p ratio) harus tepat. W/p ratio suatu
bahan invesmen tergantung dan petunjuk pabrik yang memproduksinya
sebagai contoh invesmen merek Duroterm w/p ratio-nya adalah 10 :
29, dan invesmen merek Durotreem wf p ratio-nya adalah 1 : 3.
c. Cara Investing
Casting yang dilakukan di kedokteran gigi proses yang disebut lose wax proccess
terdapat 2 teknik investing, yaitu :
1. Manual (hand) investing technic
Teknik ini ada 2 cara, yaitu:
a) Single investing
Pada pninsipnya puder invesmen kering dicampur dengan air (aquades)
dengan w/p ratio tertentu. Kemudian diaduk selanjutnya dituangkan ke
dalam casting ring, apabila konsistensinya sudah baik. Selanjutnya pola
malam dimasukkan / ditanam kedalam casting ring yang
b) Double investing
Prinsipnya puder invesmen kering dibagi menjadi bagian, misalnya A dan
B. Bagian A dibagi menjadi 2 bagian, ialah bagian A1 dan A2. Bagian Al
dicampur dengan air (aquades) sampai rata dan bersifat encer.
Selanjutnya dengan kuas halus, adonan invesmen A, dioleskan pada
seluruh permukaan pola malam secara merata. Kemudian invesmen A2
yang kering ditaburkan diatas seluruh permukaan pola malam, yang telah
diolesi dengan invesmen A1 tadi, sehingga berbentuk seperti buah talok /
cherry. Pada invesmen B kering dicampur dengan air diaduk sarnpai
mendapatkan konsistensi yang baik dan lebih kental dan adonan
invesmen Al. Adonan B ini ditungakan ke dalam casting ring sampai
Universitas Gadjah Mada 8
penuh, yang sebelumnya pola malam sudah dimasukkan / diletakkan ke
dalam casting ring dan ditunggu sampai kering.
Pada double investing ini terdapat 3 lapisan, yaitu:
lapisan adonan invesmen yang encer
lapisan invesmen kening
lapisan adonan invesmen yang agak kental
Pada kedua cara tersebut diatas pencampuran antara puder invesmen
kering dan air dilakukan pada rubber bowl dan alat pengadukannya
spalula. Pengadukan dan penuangannya dalam casting ring dilakukan
dengan tangan. Pencampuran juga dapat dilakukan pada rubber bowl
khusus dan pengadukan dilakukan dengan alat yang disebut vacuum
mixer (pengadukan dengan hampa udara). Penuangan adonan invesmen
ke dalam casting ring dilakukan dengan tangan diatas alat yang disebut
vibrator (alat penggetar) agar gelembung - gelembung udara di dalam
adonan invesmen dapat keluar.
Liquit invesmen atau aquades adalah bahan pelarut / pencampur yang
berguna untuk membuat adonan invesmen. Liquit invesmen digunakan
apabila pada investing digunakan jenis bahan jenis invesmen berupa
phosphate / silicate bonded invesment materials dan liquit ini merupakan
satu paket dengan puder invesmennya.
Air / aquades digunakan apabila pada investing digunakan jenis bahan
invesmen berupa gypsum bonded invesment materials.
Pada investing ini dilakukan dengan alat khusus yang hampa udara. Di
fakultas kedokteran gigi tidak dilakukan karena tidak ada alatnya.
6. PICKLING