Anda di halaman 1dari 22

ANALISA HUBUNG SINGKAT

 Deskripsi Rangkaian

Pada rangkaian tenaga listrik ini terdapat 1 power grid 150 kV dengan data
sebagai berikut :

Power Connected %Positive Seq. Impedance %Zero Seq. Impedance


Rating Grounding
Grid Bus 100MVA Base 100MVA Base

ID ID MVAsc kV X/R R X Type X/R R0 X0

PLN Bus1 6577.534 150 7.108 0.21181 1.5055 Wye - Solid 3.971 0.64381 2.5568

Total Power Grid (=1) 6577.534 MVA

Tabel Data Sesuai ETAP

Power Connected %Positive Seq. Impedance %Zero Seq. Impedance


Rating Grounding
Grid Bus 100MVA Base 100MVA Base

ID ID MVAsc kV X/R R X Type X/R R0 X0

PLN Bus1 6577.534 150 7.108 0.21181 1.5055 Wye - Solid 3.971 0.64381 2.5568

 Data Jaringan Penyulang KDS-01


Data mengenai jaringan penyulang KDS-01 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel Data Jaringan Penyulang KDS-01

Gardu Induk (GI) GI Kudus


Trafo GI Trafo II
ST (Daya Trafo GI) 60 MVA
UNT (Ratio Trafo GI) 150/20 kV
IN (Arus Nominal Trafo GI) 1732 Ampere
ZT (Impedansi Trafo GI) 13%
Panjang Jaringan Utama 6,4 kms
Jenis Penghantar (JTM) AAAC
Luas Penampang Penghantar (JTM) 240 mm2
Impedansi Urutan Positif dan Negatif Penghantar (JTM) 0,1344 + j 0,3158 Ω/km
Impedansi Urutan Nol Penghantar (JTM) 0,3631 + j 1,6180 Ω/km
Sistem Pentanahan Langsung

 Perhitungan Impedansi Jaringan


Tabel Data Arus Hubung Singkat Jawa-Bali Semester I Tahun 2018

Gardu Induk Kudus


Region Jateng & DIY
Tegangan 150 kV
Arus Hubung Singkat 3 Fasa 25,317 kA

Pada saluran distribusi primer, tegangan diturunkan oleh trafo distribusi dari 150
kV menjadi 20 kV, dan selanjutnya pada saluran distribusi sekunder/pada
pelanggan tegangan rendah, tegangan diturunkan oleh trafo tiang dari 20 kV
menjadi 380/220 V. Pada rangkaian tenaga listrik ini terdapat 12 bus yang
terhubung pada 1 sumber. Pada saluran distribusi 20 kV. nilai impedansi saluran
penyulang KDS-01 dapat didasarkan dengan menggunakan data pada tabel 4.1.
Untuk penghantar fasa pada penyulang KDS-01 menggunakan penghantar AAAC
240 mm2, besar impedansi urutan positif dan negatifnya adalah (0,1344 + j0,3158)
Ω/km. Sedangkan besarnya impedansi urutan nol penghantar AAAC 240 mm2
adalah (0,3930 + j0,9435) Ω/km.

 Analisa Hubung Singkat

Pada analisa hubung singkat ini, pada jaringan utama dilakukan uji coba
hubung singkat pada tiap-tiap tiang utama yaitu tiang-tiang yang memiliki
diameter penghantar 240 mm2. Berikut tabel hasil uji coba hubung singkatnya :

 Untuk uji coba hubung singkat pertama 10 % dilakukan pada


busbar 3 dengan panjang jaringan 0.64 kms.
 Untuk uji coba hubung singkat sebesar 20 % dilakukan pada
busbar 4 dengan panjang jaringan 1.28 kms.
 Untuk uji coba hubung singkat sebesar 30 % dilakukan pada
busbar 5 dengan panjang jaringan 1.92 kms.
 Untuk uji coba hubung singkat sebesar 40 % dilakukan pada
busbar 6 dengan panjang jaringan 2.56 kms.
 Untuk uji coba hubung singkat sebesar 50 % dilakukan pada
busbar 7 dengan panjang jaringan 3.2 kms.
 Untuk uji coba hubung singkat sebesar 60 % dilakukan pada
busbar 8 dengan panjang jaringan 3.84 kms.
 Untuk uji coba hubung singkat sebesar 70 % dilakukan pada
busbar 9 dengan panjang jaringan 4.48 kms.
 Untuk uji coba hubung singkat sebesar 80 % dilakukan pada
busbar 10 dengan panjang jaringan 5.12 kms.
 Untuk uji coba hubung singkat sebesar 90 % dilakukan pada
busbar 11 dengan panjang jaringan 5.76 kms.
 Untuk uji coba hubung singkat sebesar 100% dilakukan pada
busbar 12 dengan panjang jaringan 6.4 kms.

 Data Tabel

Tabel Hubung Singkat Maximum

HUBUNG SINGKAT MAXIMUM


3 PHASE L-G L-L L-L-G
NO LOKASI
Real Img Mag Real Img Mag Real Img Mag Real Img Mag

-
1. 10% 1.020
10.127
10.178 0.950 -8.016 8.072 8.770 0.884 8.814 -9.201 2.432 9.517

2. 20% 1.274 -8.485 8.580 0.945 -5.925 6.000 7.348 1.103 7.430 -7.723 1.173 7.811

3. 30% 1.357 -7.279 7.405 0.863 -4.692 4.771 6.304 1.175 6.413 5.988 2.906 6.656

4. 40% 1.363 -6.363 6.507 0.777 -3.881 3.958 5.510 1.181 5.635 5.239 2.577 5.839

5. 50% 1.334 -5.645 5.801 0.701 -3.308 3.382 4.889 1.155 5.024 4.653 2.325 5.201

6. 60% 1.289 -5.070 5.231 0.636 -2.882 2.952 4.391 1.116 4.530 4.182 2.122 4.690

7. 70% 1.237 -4.599 4.762 0.580 -2.553 2.619 3.983 1.071 4.124 3.796 1.954 4.269

8. 80% 1.184 -4.207 4.370 0.533 -2.292 2.353 3.643 1.025 3.784 3.474 1.812 3.918

9. 90% 1.132 -3.875 4.037 0.493 -2.079 2.136 3.356 0.980 3.496 3.202 1.689 3.620

10. 100% 1.082 -3.591 3.751 0.458 -1.902 1.956 3.110 0.937 3.248 2.968 1.582 3.364

Tabel Hubung Singkat 1,5 – 4 Cycle

HUBUNG SINGKAT 1,5 – 4 CYCLE


NO LOKASI
3 PHASE L-G L-L L-L-G
Real Img Mag Real Img Mag Real Img Mag Real Img Mag

- -
1. 10% 1.020
10.127
10.178 0.950
8.016
8.072 8.770 0.884 8.814 -9.201 2.432 9.517

2. 20% 1.274 -8.485 8.580 0.945 -5.925 6.000 7.348 1.103 7.430 -7.723 1.173 7.811

3. 30% 1.357 -7.279 7.405 0.863 -4.692 4.771 6.304 1.175 6.413 5.988 2.906 6.656

4. 40% 1.363 -6.363 6.507 0.777 -3.881 3.958 5.510 1.181 5.635 5.239 2.577 5.839

5. 50% 1.334 -5.645 5.801 0.701 -3.308 3.382 4.889 1.155 5.024 4.653 2.325 5.201

6. 60% 1.289 -5.070 5.231 0.636 -2.882 2.952 4.391 1.116 4.530 4.182 2.122 4.690

7. 70% 1.237 -4.599 4.762 0.580 -2.553 2.619 3.983 1.071 4.124 3.796 1.954 4.269

8. 80% 1.184 -4.207 4.370 0.533 -2.292 2.353 3.643 1.025 3.784 3.474 1.812 3.918

9. 90% 1.132 -3.875 4.037 0.493 -2.079 2.136 3.356 0.980 3.496 3.202 1.689 3.620

10. 100% 1.082 -3.591 3.751 0.458 -1.902 1.956 3.110 0.937 3.248 2.968 1.582 3.364

Tabel Hubung Singkat Minimum

HUBUNG SINGKAT MINIMUM


3 PHASE L-G L-L L-L-G
NO LOKASI
Ma
Real Img Mag Real Img Real Img Mag Real Img Mag
g
-
1. 10% 1.020
10.127
10.178 0.950 -8.016 8.072 8.770 0.884 8.814 -9.201 2.432 9.517

2. 20% 1.274 -8.485 8.580 0.945 -5.925 6.000 7.348 1.103 7.430 -7.723 1.173 7.811

3. 30% 1.357 -7.279 7.405 0.863 -4.692 4.771 6.304 1.175 6.413 5.988 2.906 6.656

4. 40% 1.363 -6.363 6.507 0.777 -3.881 3.958 5.510 1.181 5.635 5.239 2.577 5.839

5. 50% 1.334 -5.645 5.801 0.701 -3.308 3.382 4.889 1.155 5.024 4.653 2.325 5.201

6. 60% 1.289 -5.070 5.231 0.636 -2.882 2.952 4.391 1.116 4.530 4.182 2.122 4.690

7. 70% 1.237 -4.599 4.762 0.580 -2.553 2.619 3.983 1.071 4.124 3.796 1.954 4.269

8. 80% 1.184 -4.207 4.370 0.533 -2.292 2.353 3.643 1.025 3.784 3.474 1.812 3.918

9. 90% 1.132 -3.875 4.037 0.493 -2.079 2.136 3.356 0.980 3.496 3.202 1.689 3.620

10. 100% 1.082 -3.591 3.751 0.458 -1.902 1.956 3.110 0.937 3.248 2.968 1.582 3.364

 Grafik Hubung Singkat


3 Phase Fault
Bus 3

15.000

10.000

5.000

0.000
1 2 3 4 5 6
-5.000

-10.000

-15.000

Series1 Series2

LIne to Ground Fault
Bus 3

10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
-2.000 1 2 3 4
-4.000
-6.000
-8.000
-10.000

Line to Line Fault


Bus 3

9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
1 2 3 4 5
Line to Line to Ground
Bus 3

10.000

5.000

0.000
1 2 3 4 5

-5.000

-10.000

Grafik SC
Bus 3
15.000

10.000

5.000

0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-5.000

-10.000

-15.000

Series1 Series2 Series3 Series4

3 Phase Fault
Bus 4

10.000

5.000

0.000
1 2 3 4 5 6

-5.000

-10.000

Series1 Series2
Line to Ground Fault
Bus 4

6.000

4.000

2.000

0.000
1 2 3 4
-2.000

-4.000

-6.000

Line to Line Fault


Bus 4

8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
1 2 3 4 5

Line to Line to Gound


Bus 4

8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
1 2 3 4 5
-2.000
-4.000
-6.000
-8.000
Grafik SC
Bus 4
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

-5

-10

Series1 Series2 Series3 Series4

3 Phase Fault
Bus 5

8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
-2.000 1 2 3 4 5 6
-4.000
-6.000
-8.000

Series1 Series2

Line to Ground Fault


Bus 5

6.000

4.000

2.000

0.000
1 2 3 4
-2.000

-4.000

-6.000
Line to LIne Fault
Bus 5

7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
1 2 3 4 5

Line to Line to Ground


Bus 5

7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
1 2 3 4 5

Grafik SC
Bus 5
8
6
4
2
0
-2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

-4
-6
-8

Series1 Series2 Series3 Series4


3 Phase Fault
Bus 6

8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
-2.000 1 2 3 4 5 6
-4.000
-6.000
-8.000

Series1 Series2

Line to Ground Fault


Bus 6

4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
1 2 3 4
-1.000
-2.000
-3.000
-4.000

Line to Line Fault


Bus 6

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 3 4 5
Line to Line to Ground
Bus 6

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 3 4 5

Grafik SC
Bus 6
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
-2.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

-4.000
-6.000
-8.000

Series1 Series2 Series3 Series4 Series5

3 Phase Fault
Bus 7

6.000

4.000

2.000

0.000
1 2 3 4 5 6
-2.000

-4.000

-6.000

Series1 Series2
Line to Ground Fault
Bus 7

4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
1 2 3 4
-1.000
-2.000
-3.000
-4.000

Line to Line Fault


Bus 7

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 3 4 5

Line to Line to Ground


Bus 7

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 3 4 5
Grafik SC
Bus 7
6.000

4.000

2.000

0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-2.000

-4.000

-6.000

Series1 Series2 Series3 Series4

3 Phase Fault
Bus 8

6.000

4.000

2.000

0.000
1 2 3 4 5 6
-2.000

-4.000

-6.000

Series1 Series2

Line to Ground Fault


Bus 8

3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 3 4
-1.000

-2.000

-3.000
Line to Line Fault
Bus 8

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 3 4 5

Line to Line to Ground


Bus 8

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 3 4 5

Grafik SC
Bus 8
6.000

4.000

2.000

0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-2.000

-4.000

-6.000

Series1 Series2 Series3 Series4


3 Phase Fault
Bus 9

6.000

4.000

2.000

0.000
1 2 3 4 5 6
-2.000

-4.000

-6.000

Series1 Series2

Line to Ground Fault


Bus 9

3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 3 4
-1.000

-2.000

-3.000

Line to Line Fault


Bus 9

4.500
4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5
Line to Line to Ground
Bus 9

4.500
4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5

Grafik SC
Bus 9
6.000

4.000

2.000

0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-2.000

-4.000

-6.000

Series1 Series2 Series3 Series4

3 Phase Fault
Bus 10

6.000

4.000

2.000

0.000
1 2 3 4 5 6
-2.000

-4.000

-6.000

Series1 Series2
Line to Ground Fault
Bus 10

3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 3 4
-1.000

-2.000

-3.000

Line to Line Fault


Bus 10

4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5

Line to Line to Ground


Bus 10

4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5
Grafik SC
Bus 10
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
-1.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-2.000
-3.000
-4.000
-5.000

Series1 Series2 Series3 Series4

3 Phase Fault
Bus 11

5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
-1.000 1 2 3 4 5 6
-2.000
-3.000
-4.000

Series1 Series2

Line to Ground Fault


Bus 11

2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
-0.500 1 2 3 4
-1.000
-1.500
-2.000
-2.500
Line to Line Fault
Bus 11

3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5

Line to Line to Ground


Bus 11

4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5

Grafik SC
Bus 11
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
-1.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-2.000
-3.000
-4.000

Series1 Series2 Series3 Series4


3 Phase Fault
Bus 12

4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
-1.000 1 2 3 4 5 6
-2.000
-3.000
-4.000

Series1 Series2

Line to Ground fault


Bus 12

2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4
-0.500
-1.000
-1.500
-2.000

Line to Line Fault


Bus 12

3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5
Line to Line to Ground
Bus 12

3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5

Grafik SC
Bus 12
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
-1.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

-2.000
-3.000
-4.000

Series1 Series2 Series3 Series4

Dari data yang diperoleh di atas, diketahui bahwa arus hubung singkat
untuk ½ cycle, 1,5 – 4 cycle, dan 30 cycle bernilai sama. Hal ini disebabkan
karena pada sistem distribusi tersebut tidak terdapat beban-beban seperti mesin
induksi, condenser, motor sinkron, dan lain-lain yang menyebabkan perubahan
impedansi saat terjadi hubung singkat.

Semakin jauh jarak bus / tiang dari power grid, maka nilai arus gangguan
hubung singkat semakin berkurang. Hal ini disebabkan tiang pertama menerima
arus langsung dari sumber power grid sehingga nilai arusnya sangat besar,
kemudian tiang pertama ini menyalurkannya ke daerah bebannya serta
menyalurkannya ke tiang kedua. Karena sebagian arus disalurkan ke daerah beban
tiang pertama, maka arus yang disalurkan ke tiang kedua nilainya akan berkurang.
Begitu juga tiang-tiang berikutnya, nilai arus yang disalurkan akan semakin
berkurang hingga pada tiang terakhir / terjauh akan mendapatkan nilai arus yang
paling rendah karena arus dari sumber telah disalurkan ke masing-masing beban
pada tiang-tiang sebelumnya. Hal ini yang mengakibatkan nilai arus gangguan
hubung singkat pada tiang pertaman nilainya lebih tinggi daripada tiang-tiang
berikutnya dan nilai arus hubung singkat terkecil akan dimiliki oleh tiang terakhir
/ terjauh dari power grid yaitu tiang terakhir. Sehingga dari data tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa nilai arus hubung singkat terbesar dimiliki oleh bus / tiang
yang terdekat dari power grid dan nilai arus hubung singkat terkecil dimiliki oleh
bus / tiang yang terjauh dari power grid.

Anda mungkin juga menyukai