Lesi Ulseratif PDF
Lesi Ulseratif PDF
LESI ULSERATIF
Definisi Ulkus : hilangnya lapisan epitel karena suatu sebab (bedakan dengan erosi !).
Ulkus dapat terjadi karena pecahnya suatu vesikel maupun bulla.
Walaupun ulkus oral mempunyai penampakan klinis yang mirip namun mereka mempunyai
etiologi yang berlainan yaitu dari reaksi reaktif dapat menjadi neoplastik.
1. Reactive lesions
2. Bacterial conditions :
a. Syphilis
b. Gonorrhoe
c. Tuberculosis (TB)
d. Leprosy
e. Actinomycosis
f. Noma
1. Fungal diseases :
g. Deep fungal diseases
h. Sporotrichosis
i. Phycomycosis
1. Conditions associated with immunologic dysfunctions
j. Aphthous ulcer
k. Behcet's syndrome
l. Reiter's syndrome
m. Erythema multiforme
n. Lupus erythematosus (LE)
o. Drug reactions
p. Contact allergy
q. Wegener's gianulomatosis
r. Midline granuloma
s. Chronic granulomatous disease
t. Cyclic neutropenia
1. Neoplasms :
u. Squamous Cell Carcinoma
(SCC)
v. Carcinoma of the maxillary sinus
1. Reactive lesions
Etiologi (E) : trauma, khemis, heat burns, radiasi
Histopatologis (H) :
Pada kondisi akut , epitel permukaan hilang dan diganti oleh jaringan fibrin yang
mengandung neutrofil, degenerating cells dan debris
Kondisi kronis ditandai dengan adanya jaringan granulasi dan scar, eosinofil dan
bertambahnya infiltrasi fagosit
Diagnosis (Dx) :
Kondisi akut atau kronis didasarkan pada gambaran klinis dan riwayat serta etiologi
Diagnosis Diferensial (DD) : proses infeksi (sifilis, TB, jamur) atau keganasan. Perlu
observasi 2 minggu, bila tak ada perubahan atau tak lebih parah maka dilakukan biopsy
Terapi (Tx) :
Observasi
Bila sakit : dilakukan terapi simtomatik dengan tetracycline-nystatindiphenhydramine
hydrochloride rinse atau topical corticosteroid
2. Bacterial conditions :
a. Syphilis
Penyakit ini muncul sejak jaman Christopher Columbus.
E : Treponema pallidum
Patogenesis (P) via :
- kontak seksual
- transfusi darah
- inokulasi transplacental
GK:
primary syphilis (chancre) : single, indurasi, ulkus tak sakit, sembuh spontan
4 — 6 minggu, lokasi di genital, bibir, oral, kadang di jari-jari, terjadi regional
limfadenopati
b. Gonorrhea
E : Neisseria gonorrhoeae
P : sexual contact
Inkubasi : < 7 hari
GK:
lesi genital (jarang termanifestasi dalam rongga mulut)
lesi : eritema, multiple ulkus, sakit
simtom : stomatitis (kadang tidak ada)
bila telah kena faring —> terjadi cervical limfadenopati
DD : multiple ulcers conditions, erythema conditions
Dx : tergantung pada hasil :
staining gram
kultur Thayer-Martin medium
immunofluorecent (IF)
Tx : Penicillin-G, Spectinomycin + Cephalosporin, Oral tetracycline
e. Actinomycosis
E : Actinomyces israelii
P : - jarang timbul karena penularan
- infeksi terjadi setelah trauma, surgery, infeksi sebelumnya
GK : Lokasi terutama di thoraks, abdomen, head dan neck ; di mandibula menyerupai
infeksi piogenik, di maksila tampak sebagai osteomyelitis (sulphur granules)
Gambaran rontgent : berupa daerah radiolusen dengan Batas tak jelas dan irregular
H : formasi abses di tengah (sulphur granules)
3. Fungal diseases
a. Deep Fungal Diseases
E:
Histoplasma capsulatum Histoplasmosis
Coccidioides immitis Coccidioidomycosis
Blastomyces dermatidis Blastomycosis
Cryptococcus neoformans Cryptococcosis
P : inhalasi spora dengan paru-paru sebagai lokasi awal lesi menyebar ke organ-
organ lain
GK : mirip dengan TB ; pada Coccidio ada erithema multiforme di kulit ; lesi oral berupa
ulkus ; untuk blastomycosis ada lesi purulen
H : granulomatous, makrofag, multinuclear giant cells, pseudoepitheliomatous
hyperplasia (pada blastomycosis)
DD : - ulkus kronik : SCC, trauma kronis, oral TB, primary syphilis
- cervicofacial actinomycosis (untuk blastomycosis)
Dx : ditegakkan dengan kultur dan pemeriksaan mikroskopis
Tx : Amphotericin B ditambah atau diganti dengan Ketoconazole/Fluconazole
Jika perlu : dilakukan surgical resection/incision atau drainase untuk
meningkatkan efek obat pada infeksi paru yang nekrotik
c. Phycomycosis / Mucormycosis
(Opportunistic Fungal Infections)
E : Mucor dan Rhizopus atau yang lain
Terutama terjadi pada :
Ketoacidotic diabetics (poor)
Immunosuppressed transplants patients
Malignancy lanjut
Pasien yang mendapat Tx steroids atau radiasi
Pasien dengan immunodepressed
Rute infeksi : melalui gastrointestinal tract dan respiratory tract GK:
Regio yang terlibat : kepala dan leher (nasal cavity, paranasal sinuses,
orofaring)
Sakit, bengkak mendahului ulkus
Terjadi nekrosis jaringan --> perforasi palatum
Komplikasi orbital dan otak
Terjadi invasi jamur menyebar mll. hematogenous, menyebabkan thrombosis
atau infarct
H:
Terjadi infiltrasi sel-sel inflamasi akut/kronis
Dengan staining H&E terlihat fungus pada area yang nekrosis
Fungus terdapat pada dinding arteri yang nekrose dan ditemukan thrombus
(bukti khas)
Fungus tampak besar, terwarnai pucat, tidak ada septa hyphae dan
bercabang ke sudut kanan
DD :
Gambaran klinis :
Minor AU :
Paling sering terjadi, lesi single, kadang multiple, sakit, bentuk oval, diameter
< 0,5 cm, lesi tertutup oleh suatu membran fibrin berwarna kuning dan
dikelilingi dengan halo eritematous, durasi sakit : 7 — 10 hari, tanpa
didahului vesikel, sembuh tanpa scar, rekurensi : mingguan sampai tahunan,
lokasi : pada mukosa oral yang bergerak.
Major AU
Dulu disebut periadenitis mucosa necrotica recurrens (PMNR) atau Sutton's
disease. Merupakan jenis AU yang paling parah lesinya.
Diameter lesi : > 0,5 cm, terasa lebih sakit, durasi : 6 mingguan, kadang
terbentuk crateriform, sembuh dengan scar, bila satu lesi sembuh dapat
muncul lesi lain, bila terlalu lama dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum karena kesukaran makan dan stress psikis, lokasi : pada mukosa oral
yang bergerak, lesi tanpa didahului vesikel
Herpetiform aphthous ulcers
Lesi berupa ulkus-ulkus kecil bergerombol, lokasi : mukosa bergerak,
palatum keras dan gusi, terasa sakit sekali, durasi : 1 — 2 minggu, lesi tanpa
didahului oleh vesikel, BUKAN disebabkan oleh virus (BEDAKAN dengan
herpetic infection !)
Histopatologis :
Untuk melacak etiologi dan patogenesis lebih mudah terlihat pada awal penyakit.
Pada daerah submukosa dan perivascular ditemukan sel-sel mononuclear
(limfosit dan monosit) tu limfosit T4, semakin lama lesi berkembang akan
ditemukan limfosit T8. Pada dasar ulkus ditemukan makrofag dan sel mast.
b. Behcet's syndrome
Merupakan multisystem disease yang melibatkan organ-organ gastrointestinal,
cardiovascular, ocular, CNS, articular, pulmonary, dermis yang disertai dengan
serious recurrent oral aphthae minor.
E : Penyebab tak jelas diketahui, diduga berhubungan dengan :
-> immunodysfunction
-> predisposisi genetic dengan ditemukannya HLA-B51
-> indirect evidence : viral etiology GK :
Lesi melibatkan :
kavitas oral berupa oral aphthae minor
mata : uveitis, conjunctivitis, retinitis
genital : ulcerative, pain, discomfort, sekitar anus
recurrent arthritis pada pergelangan, ankle dan lutut
CNS : sakit kepala
Keterlibatan CVS karena vasculitis dan thrombosis
Pustular erythema nodusum-like-lesion
Relapsing polychondritis —> MAGIC (mouth and genital ulcers with inflamed
cartilage)
H : pada lesi ulseratif ditemukan limfosit T, pada dinding arteri ditemukan infiltrasi
neutrofil. Hasil pemeriksaan imunologis adanya Ig dan Complement pada
dinding pembuluh darah
Dx : didasarkan pada tanda/gejala klinis, dilakukan biopsy dan lab test (non spesifik)
Tx : steroid sistemik, immunosuppressive drugs (chlorambucil, azathioprine, sebagai
pengganti ataupun kombinasi dengan steroid), dapsone, cyclosporine dan
interferon
Etiologi
KSS disebabkan oleh multifaktor, antara lain :
a. Tembakau, yaitu pada pemakai :
Smokeless tobacco. Ing
Dihirup (snuffing. Ing)
Dikunyah (chewing. Ing)
Biasanya mempengaruhi mukosa bukal dan gusi
Merokok sigaret (cerutu) dengan pipa
Lokasi KSS : Bibir Bawah
Merokok cara ini beresiko kanker oral lebib besar dibanding merokok hanya
dengan cerutu
Perokok cerutu
Reserve Smoking. Ing
Api ditaruh dalam mulut, bare dipakai untuk menyulut rokok
Cam merokok terbalik ini menyebabkan luka di palatum dan jaringan lingual.
Pelaku : Penduduk di India (adat)
: Penduduk di beberapa negara di Amerika Selatan.
Catatan
Sering kasus-kasus kanker oral tidak hanya disebabkan oleh tembakau itu sendiri tapi
juga oleh asap yang dihasilkan oleh pembakaran tembakau tersebut. Kemampuan kadar
karsinogeniknya tergantung dari faktor dosis dan waktu. Semakin besar dosis dan semakin
lama waktu terpapar asap, semakin besar resiko kanker yang dihadapi.
Pemakai tembakau tidak hanya berhadapan langsung dengan resiko kanker oral tapi
juga dengan peningkatan tekanan darah, ketergantungan fisiologis, dan penyakit periodontal
(pada pemakaian smokeless tobacco)
d. Problem nutrisi
Salah satu gejala dari sindrom Plummer-Vinson adalah pertumbuhan KSS. Sindrom ini
sering diasosiasikan dengan defisiensi besi.
e. Sinar ultra-violet
Menyebabkan : Karsinoma sel basal kulit
Histopatologi
Karsinoma Sel Skuamosa Oral
Tingkat diferensiasi set lesi) moderat-baik
Ada keratinisasi sel individual dan ditemukan mutiara keratin (keratin pearls)
Mengadakan invasi ke jaringan di bawahnya
Tampak serupa sarang-sarang set hiperkromati (small nests of hyperchromalic
cells. Ing)
Hiperkromatik pewarnaan lebih kuat (tua)
Ditemukan mitosis & berbagai macam bentuk inti sel
Pleomorphism = : Bentuk yang beraneka ragam
Sarang-sarang sel (dari jaringan tumor yang menginvasi) dikelilingi oleh sejumlah
besar limfosit, set plasma dan makrofag
Gambaran Klinis
Gambaran klinis untuk masing-masing jenis kasus karsinoma sel skuamosa rongga mulut :
Insidensi
15-20% dari kasus kanker intra oral
Predileksi
Laki-laki usia lanjut
Terutama jika ia juga alkoholik dan perokok
Gambaran Klinis
Tidak sakit
Ulkus tidak sembuh-sembuh dan indurasi
Universitas Gadjah Mada 18
Tampak adanya bercak putih atau merah
Infitrasi ke jaringan lunak dasar mulut, yang menyebabkan penurunan
mobilitas lidah
Metastasis ke Inn. submandibular jarang terjadi
Faktor-faktor yang dipakai untuk menentukan cara terapi yang dipakai antara lain :
Lokasi lesi
Tipe histologis lesi
Fasilitas perawatan
Pola rujukan
Kemampuan/keahlian terapis
KSS umumnya resisten terhadap kemoterapi. Kemoterapi digunakan hanya
sebagai terapi tambahan pada kasus lanjut.
Karsinoma Verukosa
- Sel-sel epitel terdiferensiasi sangat baik
Karena terdiferensiasi sangat baik, karsinoma ini malah lebih terlihat sebagai sel-sel
yang hiperplastik dari pada sel yang neoplastik
- Ada daerah luas yang menjorok ke dalam (seperri tertekan : legok)
- Daerah ini dikelilingi oleh limfosit, sel plasma dan makrofag
Diagnosa Banding
Jika tampak sebagai ulkus kronis yang tak sembuh-sembuh
Pertimbangkan kemungkinan penyebab kondisi ulseratif selain KSS
Bisa merupakan lesi tuberkulosis, sifilis, infeksi jamur (deep fungal infection.
Ing), trauma kronis.
- Sangat sukar membedakan manifestasi kanker oral dengan lesi-lesi yang
disebabkan karena penyakit yang disebutkan di atas secara klinis, maka
SEMUA ulkus kronis yang belum terdiagnosa SEBAIKNYA diasumsikan
infeksius sampai biopsi membuktikan sebaliknya.
- Trauma kronis bisa tampak serupa dengan KSS
Pada palatum dan jaringan sekitarnya pertimbangkan juga kemungkinan
midline granuloma dan necrotiing sialometaplasia
Diagnosa
Ditetapkan dengan anamnesa lengkap dan teliti serta biopsi.
Terapi
1. Tindakan bedah
Lesi yang kecil bisa dirawat dengan tindakan bedah, dan terapi radiasi hanya
dilakukan sebagai back up jika ada kemungkinan kambuh.
2. Radiasi
Terapi radiasi tidak bisa dilakukan untuk lesi yang relatif kecil.
3. Tindakan bedah dan radiasi Dilakukan pada lesi-lesi yang
besar. Diseksi leher profilaktif atau radiasi dilakukan untuk
mencegah.
KARSINOMA SINUS MAKSILARIS
Etiologi
Tidak diketahui
Tapi faktor predisposisinya antara lain :
- Sinusitis kronis
- Fistula oro-antraI
Predileksi
Laki-laki (lebih banyak) berusia 40 tahun ke atas.
Gambaran Klinis
Ada riwayat sinusitis