Secara tertulis menempatkan semua syarat keselamatan yang diwajibkan, sehelai undang-undang
ini (UU 1 tahun 1970) dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
Memasang semua gambar keselamatan erja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca di tempat kerja
menyediakan semua alat pelindung diri yang diwajibkan secara cuma-cuma pada tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki
tempat kerja tersebut disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut ahli
keselamatan kerja
Kecelakaan kerja : adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan,
gangguan dari pekerjaan yang berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang dan pencemaran
lingkungan
Permen No 02 tahun 1980, Pasal 2 ayat (1) : pemeriksaan kesehatan sebelum kerja agar tenaga
kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginynya, tidak mempunyai
penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga
kerja lain dapat terjamin
Permen No 02 tahun 1980, Pasal 3 ayat (1) : pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk
mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta
memiliki kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan
Permen No 02 tahun 1980, Pasal 3 ayat (1) : pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk
menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-
golongan tenaga kerja tertentu
4. SEBUTKAN TUGAS, KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI
K3 UMUM!
Tugas Ahli k3 umum : Membantu pimpinan perusahaan atau pengurus menyelenggarakan dan
meningkatkan usaha keselamatan dan kesehatan kerja, membantu pengawasan ditaatinya
ketentuan-ketentuan perundang-undangan bidang k3
Kewajiban Ahli k3 umum :
a) Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan k3 sesuai dengan bidang yan
ditentukan dalam keputusan penunjuknya.
b) Memberikan laporan kepada menteri tenaga kerja atau pejabat yang ditunjuk mengenai
hasil pelaksanaan tugas
Wewenang AK3 Umum
a) Memasuki tempat kerja sesuai keputusan penunjukan
b) Meminta keterangan dan/atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat k3 di tempat
kerja dengan keputusan penunjukkannya
c) Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan memberikan persyaratan
serta pembinaan k3 yang meliputi
1. Keadaan dan fasilitas kerja
2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lain
3. Penanganan bahan-bahan
4. Proses produksi
5. Sifat pekerjaan
6. Lingkungan kerja
Landasan hukum P2K3 Per No. 04/MEN/1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukkan AK3
Fungsi P2K3
a) Menghimpun dan mengolah data tentang K3 di tempat kerja
b) Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja mengenai berbagai
faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya
kebakaran dan peledakan serta cara penanggulangannya
c) Membantu menunjukkan APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan
d) Menjelaskan cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya
e) Membantu pengurus dalam mengevaluasi cara kerja, lingkungan kerja, penyebab
timbulnya kecelakaan kerja
f) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja dan mengembangkan pelayanan
kesehatan tenaga kerja
g) Membantu pimpinan perusahaan dalam menyusun kebijaksanaan manajemen dan
pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, kesehatan kerja,
ergonomi dan gizi kerja
6. BAGAIMANA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA SESUAI DENGAN PERATURAN
TERKAIT?
Landasan hukum objek pengawasan lingkungan kerja : Permen No 07 tahun 1964 tentang syarat
kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja pasal 2.
Setiap bangunan perusahaan harus memenuhi syarat-syarat untuk:
a) Menghindarkan kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan
b) Menghindarkan kemungkinan bahaya keracunan, penularan atau timbulnya penyakit
c) Memajukan kebersihan dan ketertiban
d) Mendapatkan penerangan yang cukup dan memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan
e) Mendapat suhu yang layak dan peredaran udara yang cukup
f) Menghindarkan gangguan debu, gas, uap dan bauan yang tidak menyenangkan
Landasan hukum pengawasan lingkungan kerja
a) UU No 1 tahun 1970 : Kesehatan kerja, pasal 2, pasal 3 ayat (1), pasal 5, pasal 8, pasal 9,
pasal 14
b) UU No 3 tahun 1969 : Persetujuan konversi ILO No 120 Hygiene dalam perniagaan dan
kantor-kantor, pasal 7
c) PP No 7 tahun 1973 : Pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan gangguan pestisida
d) PP Perburuhan No 7 tahun 1964 : Syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam
tempat kerja
e) Permenaker No 3 tahun 1985 : K3 pemakaian asbes
f) Permenaker No 3 tahun 1986 : Syarat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
mengelola pestisida
g) Kepmenaker No 187 tahun 1999 : Pengendalian bahan kimia berbahaya
Objek pengawasan lingkungan kerja :
a) Faktor – faktor bahaya lingkungan kerja
b) Hygiene perusahaan
c) Pengendalian bahaya besar
d) Pestisida
e) Bahan kimia berbahaya
f) Sanitasi lingkungan
g) Alat Pelindung Diri (APD)
h) Limbah industri
Bahan kimia berbahaya menurut Kepmenaker 187/MEN/1999 Pasal 1 : Bahan kimia berbahaya
adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan fisika
dan/atau toksikologi berbahay terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat bahay : daya racun, cara bahan kimia masuk dalam
tubuh, konsentrasi, macam dana lama paparan bahan kimia, efek kombinasi bahan kimia,
kerentanan calin korban paparan bahan kimia.
Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi bahan besar (kepmenaker no 187 tahun 1999
pasal 16)
a) Memperkejakan petugas K3 kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem
kerja noshift sekurang-kurangnya 2 orang dan apabila diperkerjakan dengan sistem shift
sekurang-kurangnya 5 orang
b) Memperkerjakan ahli K3 kimia sekurang-kurangnya 1 orang
c) Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar
d) Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia, proses dan
modifikasi instalasi yang digunakan
e) Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja sekurang-
kurangnya 6 bulan sekali
f) Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja sekurang-
kurangnya 2 tahun sekali
g) Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali
Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi bahan menengah (kepmenaker no 187 tahun
1999 pasal 17)
a) Memperkejakan petugas K3 kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem
kerja noshift sekurang-kurangnya 1 orang dan apabila diperkerjakan dengan sistem shift
sekurang-kurangnya 3 orang
b) Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya menengah
c) Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia, proses dan
modifikasi instalasi yang digunakan
d) Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja sekurang-
kurangnya 1 bulan sekali
e) Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja sekurang-
kurangnya 3 tahun sekali
f) Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali
Pasal 2 :
(1) Pengurus/pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
(2) Meliputi :
a) Pengendalian setiap bentuk energy
b) Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi
c) Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas
d) Pembentukkan unit penanggulangan kebakaran secara berkala
e) Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala
f) Memiliki buku rencan penanggulangan keadaan darurat kebakaran
Jika APA telah berakhir masa pakainya, segera hubungi bagian purchasing agar menghubungi
suplier untuk pengisian kembali APAR. Selain itu jangan lupa dilakukan pemeriksaan jangka 6
bulan dan 12 bulan. Pengisian tabung APAR harus diiisi kembali dengan cara sebagai berikut :
a) Untuk asam soda, bahan kimia harus diisi setiap setahun sekali
b) Untuk jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus diisi setiap 2 tahun sekali
c) Untuk jenis tabung gas hidrokarbon berhalogen, tabung diisi setiap 3 tahun sekali
d) Jenis-jenis lainnya diisi setiap 5 tahun sekali
Pengawasan instalasi penyalur petir diatur dalam Permenaker No 2 tahun 1989. Instalasi
penyalur petir berdasarkan pasal 2, harus direncanakan, dibuat, dipasang dan dipelihara sesuai
dengan ketentuan dalam Permen dan/atau standar. Persyaratan yang harus diikuti antara lain:
a) Kemampuan perlindungan secara teknis
b) Ketahanan mekanis
c) Ketahanan terhadap korosi
a) Mekanik :
bagian yang bergerak
suhu tinggi
peledakan
kebisingan
debu
gas buang
benda tajam
b) Pesawat uap :
listrik
kebisingan
suhu tinggi
getaran
terjatuhnya benda
peledakan
c) Bejana tekan :
peledakan
suhu tinggi
gas buang
terkena cairan dingin yang menghasilkan luka bakar
ruang lingkup pengawasan bejana tekan sesuai permenakertrans No Per 01/MEN/1982 tentang
bejana tekan:
perencanaan
pembuatan, perakitan, pemasangan
pengangkutanperedaran/perdagangan
pemakaian/penggunaan
pemeliharaan/perbaikan
penyimpanan
pemusnahan
20. JELASKAN DASAR HUKUM DAN TUJUAN DARI
PELAKSANAAN SISTEM MENAJEMEN K3 PADA SETIAP
TEMPATA KERJA
Hirarki pengendalian
1) Eliminasi : Menghilangkan sumber bahaya dari tempat kerja
2) Substitusi : Mengganti alat/bahan yang memiliki potensi bahaya tinggi dengan yang
potensi bahaya yang lebih rendah
3) Engineering control : Melakukan rekayasa teknis untuk mengurangi potensi bahaya
4) Administrasi Control : Melakukan kontrol secara sistematis terhadap hal-hal yang ada di
tempat kerja (orang, barang, prosedur kerja)
5) APD : Memberikan alat pelindung diri pada pekerja
SMK3 : Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif (PP No 50 tahun 2012)
Audit SMK3 : Pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang
telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan
dalam penerapan SMK3 diperusahaan