Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Gusti Muhammad Taslim
P27220019271
MENGETAHUI
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37
minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk.,
2010). Bayi berat lahir rendah disebabkan karena kurangnya asupan gizi pada janin dan
perlu penanganan serius karena organ tubuh yang terbentuk belum sempurna (Depkes,
2015). Berkaitan dengan hal tersebut, bayi dapat dikelompokkan berdasarkan berat
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir -- < 2500 gram.
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), yaitu berat lahir 1000- < 1500 gram.
c. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), yaitu berat lahir < 1000 gram.
a. Prematuritas Muri, yaitu bayi pada kehamilan <37 minggu dengan berat badan
sesuai.
b. Small for date atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang berat
c. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR), yaitu bayi yang lahir dengan
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan
BB tidak sesuai dengan tuanya masa kehamilan. Atau bayi dengan gejala
1) Janin dapat cukup bulan, kurang atau lebih bulan tetapi BB <2500 gram.
3) Bayi Perempuan bila cukup bulan Labira Mayora menutupi Labiya Minora
2. Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010).
a. Faktor ibu
1) Penyakit
2) Ibu
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
c. Faktor plasenta
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan
3. Manifestasi klinik
4. Komplikasi
Menurut (Potter, 2005) komplikasi pada masa awal bayi berat lahir rendah antara
lain yaitu :
a. Hipotermia.
b. Hipoglikemia.
b. Hiperbilirubinemia.
d. Paten suktus arteriosus (Kelainan jantung bawaan yang biasanya dialami oleh
bayi prematur).
e. Infeksi.
f. Perdarahan intraventrikuler.
g. Apnea of prematuruty.
h. Anemia
a. Gangguan perkembangan.
b. Gangguan pertumbuhan.
d. Gangguan pendengaran.
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi
karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan
tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan
bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.
Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
prematur. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-paru pada dasarnyakecil
berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya sindrom gawat napas sering merupakan
penyebab umum kematian. Masalah besar lainnya pada bayi premature adalah pencernaan
dan absorpsi makanan yang inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system
pencernaan dan absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi lemak juga sangat buruk
sehingga bayi premature harus menjalani diet rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi
premature memiliki kesulitan dalam absorpsi kalsium yang tidak lazim dan oleh karena
itu dapat mengalami rikets yang berat sebelum kesulitan tersebut dikenali. Imaturitas
organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat pada bayi premature meliputi
system imun yang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena
rendahnya kadar IgG gamma globulin, serta bayi premature relatif belum sanggup
membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum
baik sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi, system integumen dimana
jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system termoregulasi dimana bayi
premature belum mampu mempertahankan suhu tubuh yang normal akibat penguapan
yang bertambah karena kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan
Pathway
Faktor Pencetus
BBLR
Kerusakan sel
Ketidakefektifan pola
hipotermi nafas
Penurunan BB/kematian
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
6. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dilakukan
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi, Bayi prematur akan cepat kehilangan panas
badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum
luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator
ditaruh botol yang berisi air panas atau menggunakan metode kangguru yaitu
perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI , Alat pencernaan bayi premature masih belum
protein 3 sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga
lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih
lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan
c. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang paling dahulu
diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan
lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 5 cc/ kg/ BB/ hari.
d. Pencegahan Infeksi , Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya
tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat
nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai
4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias
warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini
penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus
h. Hipoglikemi, Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat
badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan
B. Asuhan Keperawatan
a. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan terganggu
b. Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi kedinginan atau suhu tubuh
rendah
c. Riwayat penyakit sekarang
Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 36 minnggu ,berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3
menunjukkan kegawatan yang parah, 4 sampai 6 kegawatan sedang, dan 7-10 normal
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB Paru,
tumor kandungan, kista, hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi
kurang atau lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium, produksi
urin rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit, kemudian menurun sampai 120-
140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit, kemudian menurun sampai 40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
1) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata
120 sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi
sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
2) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot
aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan
pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah
stridor, wheezing atau ronkhi.
3) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah,
kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan
bau), BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refleks
menelan dan mengisap yang lemah.
4) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah,
warna, berat jenis, dan PH).
5) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro,
menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi,
ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago
telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.
6) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
7) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi,
pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
8) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram,
panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang
dari 30cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus,
lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol,
sedangkan pada laki-laki skrotum belum berkembang, tidak
menggantung dan testis belum turun., nilai APGAR pada menit 1 dan ke
5, kulitkeriput.
3) Pengkajian Reflek Bayi
1) Reflek moro (kaget)
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba
digerakkan.
2) Reflek rooting (mencari)
Bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi.
3) Refleks sucking (isap)
Terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir, yang disertai refleks
menelan.
4) Reflek Swallowing
Terjadi apabila bayi menelan Air susu ibu.
5) Refleks Tonikneck
Terjadi apabila kepala bayi kita angkat dan mendapat tahanan pada kepala
bayinya.
6) Refleks Plantar
Terjadi apabila tangan kita dapat di genggam oleh tangan bayi
7) Refleks Babinsky
Terjadi apabila telapak kaki bayi kita sentuh dan akan terjadi kerutan pada
telapak kaki bayinya itu menandakan turgor kulit bayi negative / jelek ,
sebaliknya apabila tidak ada kerutan pada telapak kaki bayinya berarti
turgor kaki bayi negative /baik .
8) Reflek Walking
Terjadi apabila bayinya kita angkat akan terjadi reaksi pada kakinya
seperti berjalan.
4) Pengkajian APGAR
a) Penilaian APGAR Score
Penilaian APGAR score ini biasanya dilakukan sebanyak 2 kali. Yaitu 5
menit pertama bayi baru lahir dan 5 menit kedua atau 10 menit pertama
bayi baru lahir. Secara garis besar, penilaian APGAR score ini dapat
disimpulkan seperti berikut ini.
b) Appearance atau warna kulit:
Nilai APGAR 0 jika kulit bayi biru pucat atau sianosis
Nilai APGAR 1 jika tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerah
merahan sedangkan ekstremitas ( tangan dan kaki) berwarna biru pucat.
Nilai APGAR 2jika seluruh tubuh bayi berwarna merah muda atau
kemerahan
c) Pulse atau denyut jantung:
Nilai APGAR 0 jika bunyi denyut jantung tidak ada atau tidak terdengar
Nilai APGAR 1 jika bunyi denyut jantung lemah dan kurang dari 100
x/menit
Nilai APGAR 2 jika denyut jantung bayi kuat dan lebih dari 100 x/menit
Gremace atau kepekaan reflek bayi
Nilai APGAR 0 jika bayi tidak berespon saat di beri stimulasi
Nilai APGAR 1 jika bayi meringis, merintih atau menangis lemah saat di
beri stimulasi
Nilai APGAR 2 jika bayi menangis kuat saat bayi diberi stimulasi
d) Activity atau tonus otot
Nilai APGAR 0 jika tidak ada gerakan
Nilai APGAR 1 jika gerakan bayi lemah dan sedikit
Nilai APGAR 2 jika gerakan bayi kuat
e) Respiration atau pernafasan
Nilai APGAR 0 jika tidak ada pernafasan
Nilai APGAR 1 jika pernafasan bayi lemah dan tidak teratur
Nilai APGAR 2 jika pernafasan bayi baik dan teratur
2. Diagnosa Keperawatan
ketidakseimbangan metabolik.
b. Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak
tubuh subkutan.
Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan - Observasi pola Nafas.
berhubungan dengan maturitas keperawatan selama 3x24 jam - Observasi frekuensi dan bunyi
pusat pernafasan, keterbatasan diharapkan status pernafasan pasien nafas
teratasi dengan kriteria:
perkembangan otot, penurunan - Observasi adanya sianosis.
- RR 30-60 x/mnt
energi/kelelahan, - Monitor dengan teliti hasil
- Spo2 diatas 93%
ketidakseimbangan metabolik. pemeriksaan gas darah.
- Sianosis (-)
- Tempatkan kepala pada posisi
- Sesak (-)
hiperekstensi.
- Ronchi (-)
- Beri O2 sesuai program dokter
- Whezing (-)
- Observasi respon bayi terhadap
ventilator dan terapi O2.
- Atur ventilasi ruangan tempat
perawatan klien.
- Kolaborasi dengan tenaga medis
lainnya
Hipotermi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan - Observasi tanda-tanda vital.
kontrol suhu yang imatur dan keperawatan selama 3x24 jam - Tempatkan bayi pada
penurunan lemak tubuh diharapkan termoregulasi: baru incubator.
lahir pasien teratasi dengan kriteria
subkutan. - Awasi dan atur control
hasil:
- Kulit hangat temperature dalam
- Sianosis (-) incubator sesuai kebutuhan.
- Ekstremitas hangat - Monitor tanda-tanda
- Suhu dalam rentang Hipertermi.
normal 36-37C - Hindari bayi dari pengaruh
yang dapat menurunkan
suhu tubuh.
- Ganti pakaian setiap basah
- Observasi adanya sianosis.
Ketidakefektifan nutrisi : kurang Setelah dilakukan tindakan Monitor BB klien
dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 Pasang selang OGT
kebutuhan nutrisi terpenuhi ,
berhubungan dengan Kaji kemampuan reflek hisap
dengan kriteria hasil :
prematuritas, ketidakmampuan
- BB seimbang 2500-3500 gram Monitor asupan intake dan
mengabsorbsi nutrisi - Reflek hisap kuat output cairan
Intake ASI adekuat Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk pemberian nutrisi
Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan - Kaji tanda-tanda infeksi.
dengan pertahanan imunologis keperawatan selama 3x24 jam - Isolasi bayi dengan bayi lain.
yang kurang diharapkan keparahan infeksi:baru - Cuci tangan sebelum dan
lahir pasien teratasi dengan kriteria:
sesudah kontak dengan bayi.
- Suhu dalam rentang normal
- Gunakan masker setiap kontak
36-37C
dengan bayi.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Cegah kontak dengan orang
(kemerahan/nanah) pada
yang terinfeksi.
umbilikus
- Pastikan semua perawatan yang
- Leukosit 5.000-10.000
kontak dengan bayi dalam
keadaan bersih/steril.
- Kolaborasi dengan dokter.
- Berikan antibiotic sesuai
program.
Daftar Pustaka
Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.
Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta :
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan